Dokumen tersebut membahas tentang prosedur akuntansi aktiva tetap pada PT Coca Cola Amatil Indonesia Semarang. Dibahas mengenai pengertian, karakteristik, dan transaksi yang terkait dengan aktiva tetap seperti penentuan harga perolehan, biaya selama pemakaian, penyusutan, dan pelapasan."
1 of 20
Downloaded 60 times
More Related Content
Pembenahan aktiva teta pcoca cola
1. PROSEDUR PERLAKUAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP
PADA PT COCA COLA AMATIL INDONESIA SEMARANG
Oleh:
AGUSTINUS ZULIYANTO
NIM : 232008158
PROPOSAL MAGANG
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2012
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Seiring dengan jalannya kemajuan ekonomi yang semakin maju
mempengaruhi kelancaran usaha pada setiap perusahaan, baik dalam perusahaan
swasta maupun perusahaan pemerintah. Masalah yang dihadapi perusahaan
semakin sulit terutama dalam penyajian laporan keuangan. Dalam mencapai
tujuannya, perusahaan selalu menghadapi masalah-masalah baik itu dari dalam
maupun dari luar perusahaan. Setiap organisasi memiliki sasaran yang akan
dicapai, baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, yaitu
memperoleh laba dan menaikan nilai perusahaan. Perusahaan tidak akan dapat
melakukan proses produksinya tanpa adanya aktiva (aset) yang menunjang
kelancaran operasional perusahaan.
Hampir setiap perusahaan, baik yang bergerak dalam bidang jasa, dagang,
maupun industri pasti memiliki aktiva tetap yang digunakan dalam menjalankan
operasional perusahaan setiap harinya. Aktiva tetap merupakan harta perusahaan
yang masa penggunaannya lebih dari satu periode akuntansi.
Setiap perusahaan mempunyai aktiva yang mendukung dalam kegiatan
usahanya. Aktiva adalah sumber penghasil pendapatan. Secara lebih spesifik,
aktiva adalah manfaat ekonomi mendatang yang dapat dikendalikan oleh suatu
entitas sebagai hasil transaksi masa lalu. Aktiva suatu perusahaan dibagi dalam
dua golongan yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap. Aktiva lancar merupakan
sumber daya yang bentuknya mendekati kas, menentukan urutan pengungkapan
aktiva lancar dalam neraca. Kas dilaporkan dalam urutan pertama karena
kesiapannya untuk menjadi alat pembayaran atas kewajiban perusahaan yang telah
jatuh tempo.
Aktiva tetap dibagi menjadi aktiva tetap berwujud dan tidak berwujud.
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam
3. kegiatan usaha perusahaan, dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun,
aktiva tetap berupa tanah, bangunan, peralatan, dan sebagainya. Aktiva ini
berfungsi untuk mendukung menjalankan usahanya, yaitu kegiatan yang
dilakukan perusahaan dalam rangka memperoleh dana. Aktiva tetap memiliki
peranan penting dalam menyediakan informasi yang bermanfaat bagi kreditor dan
investor. Aktiva memiliki tiga karakteristik utama yaitu, memiliki manfaat
ekonomi dimasa mendatang, dikuasai oleh suatu unit usaha, hasil dari transaksi
masa lalu. Aktiva tetap lazimnya dicatat sebesar harga perolehannya.
Ciri-ciri aktiva tetap berwujud:
1. Berwujud fisik artinya aktiva-aktiva tersebut dapat dilihat dan dapat
dipegang atau diraba, karena bentuk fisiknya ada.
2. Dibeli untuk dipakai bukan untuk dijual kembali. Artinya aktiva tetap
yang dibeli oleh perusahaan dimaksudkan untuk kegiatan operasi
perusahaan dan bukan untuk diperjual belikan. Dipakai dalam kegiatan
untuk menghasilkan barang dan jasa.
3. Mempunyai masa manfaat atau umur ekonomis lebih dari satu tahun.
Artinya aktiva-aktiva itu dapat digunakan untuk jangka waktu yang
panjang.
Ciri-ciri aktiva berwujud:
1. Tanah (Land),
2. Pengembangan tanah (Land improvement), misalnya biaya yang
dikeluarkan untuk membuat jalan kaki disekeliling gedung, membuat
peralatan parkir,
3. Bangunan dan perbaikan gedung,
4. Mesin-mesin (machinery),
4. 5. Peralatan (Equipment),
6. Kendaraan-kendaraan.
Aktiva tetap yang telah digunakan tentu memiliki batas waktu tertentu
untuk beroperasi, serta memerlukan perbaikan-perbaikan yang kadang kala juga
membutuhkan dana yang tidak sedikit, disamping itu biaya-biaya pemeliharaan
rutin agar dapat menunjang operasi perusahaan yang berkesinambungan. Sebagai
contoh kendaraan bermotor yang sering dipakai secara terus menerus pasti
membutuhan reparasi seperti ban yang habis, rem akan aus, juga pada mesin
membutuhkan oli yang baik.
B. Sejarah Singkat Coca-Cola
Rasa menyegarkan Coca-Cola pertama kali diperkenalkan pada tanggal 8
Mei 1886 oleh John Styth Pemberton, seorang ahli farmasi dari Atlanta, Georgia,
Amerika Serikat. Dialah yang pertama kali mencampur sirup karamel yang
kemudian dikenal sebagai Coca-Cola. Frank M. Robinson, sahabat sekaligus
akuntan John, menyarankan nama Coca-Cola karena berpendapat bahwa dua
huruf C akan tampak menonjol untuk periklanan. Kemudian, ia menciptakan
nama dengan huruf-huruf miring mengalir, Spencer, dan lahirlah logo paling
terkenal di dunia.
Dr. Pemberton menjual ciptaannya dengan harga 5 sen per gelas di
apotiknya dan mempromosikan produknya dengan membagi ribuan kupon yang
dapat ditukarkan untuk mencicipi satu minuman cuma-cuma. Pada tahun tersebut
ia menghabiskan US$46 untuk biaya periklanan. Pada tahun 1892, Pemberton
menjual hak cipta Coca-Cola ke Asa G. Chandler yang kemudian mendirikan
perusahaan Coca-Cola pada 1892.
Chandler piawai dalam menciptakan perhatian konsumen dengan cara
membuat berbagai macam benda-benda cinderamata berlogo Coca-Cola. Benda-
benda tersebut kemudian dibagi-bagi di lokasi-lokasi penjualan penting yang
berkesinambungan. Gaya periklanan yang inovatif, seperti desain warna warni
5. untuk bus, lampu gantung hias dari kaca, serta serangkaian cinderamata seperti
kipas, tanggalan dan jam dipakai untuk memasyarakatan nama Coca- Cola dan
mendorong penjualan. Upaya mengiklankan merek Coca-Cola ini pada mulanya
tidak mendorong penggunaan kata Coke, bahkan konsumen dianjurkan untuk
membeli Coca-Cola dengan kata-kata berikut: "Mintalah Coca-Cola sesuai
namanya secara lengkap, nama sebutan hanya akan mendorong penggantian
produk dengan kata lain". Tetapi konsumen tetap saja menghendaki Coke, dan
akhirnya pada tahun 1941, perusahaan mengikuti selera popular pasar. Tahun itu
juga, nama dagang Coke memperoleh pengakuan periklanan yang sama dengan
Coca-Cola, dan pada tahun 1945, Coke resmi menjadi merek dagang terdaftar.
Coca-Cola Amatil Indonesia merupakan salah satu produsen dan distributor
minuman ringan terkemuka di Indonesia. Kami memproduksi dan
mendistribusikan produk-produk berlisensi dari The Coca-Cola Company.
Perusahaan kami memproduksi dan mendistribusikan produk Coca-Cola ke lebih
dari 400.000 outlet melalui lebih dari 120 pusat penjualan.
Sejarah PT Coca Cola Amatil Indonesia
Coca-Cola Amatil Indonesia merupakan nama dagang yang terdiri dari
perusahaan-perusahaan patungan (joint venture) antara perusahaan-perusahaan
lokal yang dimiliki oleh pengusaha-pengusaha independen dan Coca-Cola Amatil
Limited, yang merupakan salah satu produsen dan distributor terbesar produk-
produk Coca-Cola di dunia. Coca-Cola Amatil pertama kali berinvestasi di
Indonesia pada tahun 1992. Mitra usaha Coca-Cola saat ini merupakan pengusaha
Indonesia yang juga adalah mitra usaha saat perusahaan ini memulai kegiatan
usahanya di Indonesia. Produksi pertama Coca-Cola di Indonesia dimulai pada
tahun 1932 di satu pabrik yang berlokasi di Jakarta. Produksi tahunan pada saat
tersebut hanya sekitar 10.000 krat. Saat itu perusahaan baru memperkerjakan 25
karyawan dan mengoperasikan tiga buah kendaraan truk distribusi. Sejak saat itu
hingga tahun 1980-an, berdiri 11 perusahaan independen di seluruh Indonesia
guna memproduksi dan mendistribusikan produk-produk The Coca-Cola
6. Company. Pada awal tahun 1990-an, beberapa diantara perusahaan-perusahaan
tersebut mulai bergabung menjadi satu.
C. Manfaat dan tujuan magang
Adapun manfaat dan tujuan dari magang adalah sebagai berikut :
1) Pemagang dapat menerapkan ilmu dan mengetahui masalah masalah yang
ada dalam dunia kerja secara nyata dan juga dapat beradaptasi didalam
lingkungan kerja agar pemagang dapat bersosialisasi dengan mudah
dilingkungan yang baru.
2) Manfaat yang didapat oleh perusahaan adalah pengalaman pemagang
dalam dunia perkuliahan dan dunia kerja pasti berbeda sehingga dapat
terjadi tukar menukar pikiran antara perusahaan dan pemagang. Dan
biasanya dengan adanya pemagang dapat lebih meringankan pekerjaan
perusahaan.
3) Tujuan kegiatan magang ini adalah untuk memahami dan praktik langsung
ke dunia yang nyata proses akuntansi PT. PT. Coca Cola Amatil Semarang
Indonesia dan pemagang mendapatkan ilmu dan pengalaman kerja yang
tidak didapatkan dalam proses perkuliahan.
4) Mengetahui perlakuan akuntansi dalam dunia kerja yang selama ini telah
diberlakukan pada PT. Coca Cola Amatil Semarang Indonesia.
7. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Aktiva tetap
Aktiva tetap merupakan sebagian dari aktiva perusahaan yang digunakan
perusahaan dalam kegiatan operasionalnya sehari-hari.
Menurut PSAK No. 16, aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh
dalam keadaan siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang dalam
operasi perusahaan, tidak dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Misalnya gedung yang digunakan
sebagai tempat melaksanakan kegiatan perusahaan (pabrik, kantor dan
sebagainya), mesin-mesin yang digunakan untuk berproduksi dan melaksanakan
kegiatan perusahaan tertentu dan aktiva lainnya yang sejenis.
Definisi aktiva tetap yang diberikan oleh Carl S. Warren, James M. Reeve,
Philip E. Fess Aktiva tetap sebagai aktiva jangka panjang atau aktiva yang
relative permanen, yang dapat disebut juga dengan aktiva berwujud (tangible
assets) .
B. Karakteritik aset tetap
Aktiva tetap mempunyai karakteristik sebagai berikut :
Digunakan dalam kegiatan normal perusahaan artinya tetap dimiliki untuk
digunakan dalam proses operasi perusahaan bukan untuk dijual kembali atau
investasi. Mempunyai nilai yang cukup material, artinya nilai atau harga aktiva
tersebut cukup tinggi. Selain itu juga aktiva memiliki wujud fisik.
Karakteristik aset tetap menurut IAI, PSAK (2007) adalah sebagai berikut :
8. 1. Besar kemungkinan manfaat ekonomis dimasa depan berkenan dengan
aset tersebut akan mengalir ke entitas,
2. Biaya perolehan aset tetap dapat diukur secara handal.
C. Transaksi aktiva tetap
Transaksi- transaksi yang menyangkut aktiva tetap biasanya melipti jumlah
yang besar karena harga aktiva tetap umumnya relatif mahal. Oleh sebab itu
transaksi-transaksi aktiva tetap harus dicatat dengan teliti, kesalahan dalam
pencatatan aktiva tetap akan mempunyai akibat terhadap nilai kewajaran
keuangan.
Secara garis besar masalah-masalh akuntansi aktiva tetap dapat
digolongkan menjadi 4 besar, yaitu :
Penentuan harga pokok perolehan aktiva tetap
Biaya selama aktiva tetap dipakai
Beban depresiasi atau penyusutan aktiva tetap
Pelapasan aktiva tetap
1. Penentuan harga pokok perolehan aktiva tetap
Aktiva tetap yang dimiliki perusahaan dapat diperoleh dengan
berbagai cara, dimana masing-masing cara dapat menimbulkan masalah
akuntansi yang berbeda-beda, terutama yang berhubungan dengan
penilaian harga perolehan dari aset tetap tersebut.
Aktiva tetap dapat diperoleh dengan cara:
a. Dibeli secara tunai
9. Bila suatu aktiva tetap dibeli secara tunai, maka nilai aktiva tersebut
dicatat sebesar jumlah uang yang dibayarkan dan jika ada potongan maka
harga harus dikurangi dari nilai costnya.
b. Dibeli secara kredit
Bila penawarannya tetap dibeli secara kredit maka aktiva tersebut
dicatat sebesar harga tunainya, sedangkan bunga yang dibayar dari sisa
cicilan tidak menambah nilai aktiva yang dibeli melainkan dicatat dalam
interest expense.
c. Diperoleh dengan membuat sendiri
Suatu perusahaan sering membangun sendiri aktiva yang
dibutuhkannya. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu : menekan
biaya, memanfaatkan fasilitas yang tidak terpakai, dan keinginan untuk
mendapatkan mutu yang terbaik.
Bila suatu aktiva dibuat sendiri, maka nilai aktiva tesebut dicatat
sebesar biaya yang sebenarnya dikeluarkan, jika biaya yang dikeluarkan
lebih besar dari harga pasar aktiva yang sejenis maka selisihnya dianggap
sebagai suatu pemborosan atau kerugian.
d. Diperoleh dari sumbangan
Bila suatu aktiva tetap diperoleh dari sumbangan, maka aktiva tetap
tersebut dicatat sebesar FMV (Fair Market Value) ditempat diterimanya
aktiva tersebut, jika terdapat tambahan biaya sampai aktiva dalam keadaan
siap pakai, maka biaya-biaya yang dikeluarkan tersebut dan ditanggung
oleh perusahaan dicatat untuk menambah nilai aktiva itu.
e. Aktiva tetap diperoleh dari tukar tambah
Bila aktiva tersebut diperoleh dengan cara ditukar dengan aktiva lain,
aktiva yang baru hendaknya dicatat dengan nilai pasar aktiva yang
diberikan, atau nilai pasar dari aktiva yang diterima bila nilai pasarnya
10. lebih jelas buktinya. Bila aktiva yang telah pernah dipergunakan
ditukarkan dengan aktiva yang baru, nilai pasar aktiva yang baru sering
lebih jelas buktinya dari pada nilai pasar aktiva lama, karenanya digunakan
untuk menilai pertukaran tersebut. perolehan aktiva tetap secara tukar
tambah ini dipakai oleh perusahaan.
2. Beban depresiasi atau penyusutan aktiva tetap
Pengertian penyusutan menurut Ikatan Akuntan Indonesia yaitu
alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur
manfaaatnya(IAI, 2007).
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia pengertian masa manfaat adalah
suatu periode dimana aset diharapkan akan digunakan untuk entitas atau
jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari aset
tersebut oleh entitas. (IAI, 2007).
Metode depresiasi dilakukan pada aktiva tetap karena aktiva tetap yang
dipakai akan mengalami keausan teknis, keausan ekonomis sehingga nilainya
makin lama makin berkurang. Pengurangan ini disebut depresiasi. Depresiasi
aktiva tetap selalu dicatat setiap akhir desember.
Faktor-faktor yang mempengaruhi depresiasi dapat dikelompokkan
menjadi 2 yaitu :
a) Faktor fisik
Faktor fisik yang mengurangi fungsi aktiva adalah karena dipakai,
aus atau karena umur yang sudah tua dan kerusakan kerusakan.
b) Faktor fungsional
Faktor fungsional yang membatasi aktiva tetap antara lain,
ketidakmampuan aktiva memenuhi kebutuhan produksi sehingga perlu
diganti dan jasa yang dihasilkan, atau karena adanya kemajuan
11. teknologi aktiva tersebut tidak ekonomis lagi jika masih tetap dipakai
dalam operasi perusahaan.
Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan
besarnya beban depresiasi setiap periode :
Harga perolehan (Cost) yaitu uang yang dikeluarkan atau hutang
yang timbul dan biaya-biaya yang terjadi dalam memperoleh aktiva
dan menempatkannya agar dapat digunakan.
Nilai residu (nilai sisa) yaitu jumlah yang diterima bila aktiva
tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi, dikurangi dengan biaya-
biaya yang terjadi pada saat menjualnya.
Taksiran umur kegunaan (umur ekonomis). Merupakan taksiran
umur kegunaan suatu aktiva yang dipengaruhi oleh cara-cara
pemeliharaan aktiva tersebut. Taksiran ini biasanya dinyatakan
dalam satuan periode waktu, satuan hasil produksi, atau jam
kerjanya.
Metode depresiasi yang dapat digunakan dalam menentukan beban
penyusutan aktiva tetap :
Metode garis lurus (Straight line methode)
Menurut Zaki Baridwan (2004:308) menjelaskan bahwa dalam
metode garis lurus ini, beban penyusutan tiap periode jumlahnya sama.
Beban penyusutan setiap periode didapat dengan mengurangkan
taksiran nilai sisa/residu dari harga perolehan aset dan kemudian dibagi
dengan masa manfaat aset yang disusutkan.
Metode jam kerja (service hours methode)
12. Menurut Zaki Baridwan (2004:309) metode jam jasa ini didasarkan
pada anggapan bahwa aset (terutama mesin-mesin) akan lebih cepat
rusak bila digunakan sepenuhnya (full time) dibandingkan dengan
penggunaan yang tidak sepenuhnya (part time). Dalam Metode ini
beban penyusutan dihitung dengan dasar satuan jam jasa. Beban
penyusutan periodik besarnya akan sangat tergantung pada jam jasa
yang terpakai (digunakan).
Metode hasil produksi (productive charge methode)
Menurut Henry Simamora (2000:308) berpendapat bahwa metode
satuan produksi mengalokasikan penyusutan ke periode-periode waktu
berdasarkan keluaran aset. Metode ini menghasilkan beban penyusutan
berbeda-beda selama masa pemakaian aset. Dalam penerapan metode
ini, masa manfaat aset dinyatakan dari segi satuan kapasitas produktif,
seperti jam mesin ataupun kilometer.
Metode jumlah angka tahun
Metode ini mengalokasikan penyusutan dengan mengalikan harga
perolehan aset yang tersusutkan (harga perolehan nilai residu) dengan
tarif penyusutan. Tarif penyusutan yang dipakai dalam metode ini
jumlahnya akan semakin kecil tiap tahunnya. Pembilang yang menurun
setiap tahun, adalah jumlah tahun sisa manfaat aset pada awal tahun
berjalan. Penyebut yang besarnya selalu sama, adalah jumlah tahun
yang menunjukkan masa manfaat aset. Sebagai contoh untuk aset yang
mempunyai masa manfaat 4 tahun, maka penyebutnya setiap tahun
ditentukan dengan cara menambahkan angka 4 + 3 + 2 + 1 sehingga
diperoleh jumlah 10. Karena pembilangnya yang menurun setiap tahun,
adalah deret angka tahun yang menurun (4,3,2,1) maka pecahannya
adalah 4/10 untuk tahun pertama, 3/10 untuk tahun kedua, 2/10 untuk
tahun ketiga dan 1/10 untuk tahun keempat.
13. Metode Saldo Menurun (Double-Declining-Balance Method)
Dalam metode ini, beban penyusutan tiap tahunnya menurun.
Untuk dapat menghitung beban penyusutan yang selalu menurun, dasar
yang digunakan adalah persentase penyusutan dengan cara garis lurus.
Persentase ini dikalikan dua dan setiap tahunnya dikalikan pada nilai
buku aset tetap. Metode ini tidak memperhitungkan nilai residu.
Menurut Henry Simamora (2000:310) terdapat dua hal penting
menyangkut metode saldo menurun ini, yaitu:
1) Metode ini merupakan satu-satunya metode penyusutan yang
tidak memperhitungkan nilai residu pada saat menghitung penyusutan
periodik; dan
2) Tarif penyusutan diterapkan terhadap nilai buku yang tersisa
dalam setiap periodenya.
3. Pelepasan aktiva tetap
Aktiva tetap tidak boleh dihapus dari perkiraan dibuku besarnya hanya
karena telah disusutkan sepenuhnya selama taksiran umurnya. Apabila aktiva
tersebut masih tetap digunakan dalam perusahaan, maka harga perolehan dan
akumulasi penyusutan harus tetap tercatat di buku besar. Jika tidak demikian,
perkiraan aktiva tersebut tidak akan memberikan bukti pendukung bagi aktiva
yang sebenarnya masih tetap dipakai, dan dengan demikian fungsi
pengendalian dari buku besar tidak ada lagi. Di samping itu data mengenai
harga perolehan dan akumulasi mengenai aktiva tersebut sering kali
diperlukan dalam pelaporan untuk keperluan pajak pertambahan nilai dan
pajak penghasilan.
Cara pelepasan aktiva tetap dapat dilakukan cara dibuang, dijual, ditukar
dengan aktiva lain.
14. Dengan cara dibuang
Dibuang dalam hal ini telah dimaksudkan dinonaktifkan. hal ini
dikarenakan aktiva tetap tersebut sudah tidak fungsional lagi untuk
digunakan dalam menjalankan operasiona perusahaan serta sudah
tidak memiliki nilai residu atau nilai pasar.
Dengan cara dijual
Aktiva tetap yang sudah tidak produktif dapat dijual dengan cara
kredit maupun tunai. Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi
dapat dijual lagi dengan cara dilelang.
Dengan cara ditukar dengan aktiva lain
Dalam hal ini peralatan ditukar dengan peralatan yang baru yang
sama kegunaannya. Jika nilai tukar lebih besar daripada nilai buku,
maka diperoleh keuntungan. Sebaliknya jika nilai tukar lebih kecil
daripada nilai buku maka akan terjadi kerugian pada pertukaran
aktiva tersebut.
D. Pengeluaran aktiva tetap dalam masa pemakaian
Aktiva tetap yang digunakan dalam masa pemakaian selama umur
manfaatnya akan mengalami proses penuaan, kerusakan dan sebagainya yang
dapat menguturangi umur manfaatnya. Oleh sebab itu perlu dikeluarkan biaya-
biaya yang digunakan sebagai perawatan, perbaikan pergantian bagian-bagian
aktiva yang rusak, maupun biaya lain yang dapat menambah kegunaan aktiva.
Adapun biaya-biaya selama aktiva tetap dipakai :
a. Revenue expenditure
Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang masa
manfaatnya kurang dari satu tahun. Contoh biaya yang dikeluarkan untuk
mereparasi atau repai kendaraan.
15. b. Capital expenditure
Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang masa
manfaatnya lebih dari satu tahun:
Umur ekonomis aktiva tetap tersebut bertambah
Kapasitas aktiva bertambah
Kualitas aktiva bertambah
Misalnya :
Betterment (penggantian besar-besaran)
Replecement (penggantian sebagian)
Additions (penambahan-penambahan)
E. Dokumen-dokumen
Menurut Mulyadi (2001:602) Dokumen yang digunakan untuk merekam segala
sesuatu transaksi aset tetap yang merubah harga pokok dan akumulasi penyusutan
adalah :
1. Surat permintaan otorisasi investasi
Karna investasi dalam aset tetap biasanya meliputi jumlah rupiah yang
relatif besar dan mencangkup keterikatan dana dalam jangka waktu yang
relatif panjang, maka pengendalian aset tetap dilakuka melalui
perencanaan yang matang. Perencanaan pengeluaran investasi dalam aset
tetap dimulai dengan diajukannya usaha investasi kepada manajemen
puncak. Dokumen permintaan otorisasa investasi ini diisi oleh fungsi yang
mengusulkan perolehan aset tetap dan setelah diotorisasi oleh direktur
fungsi yang bersangkutan dimintakan persetujuan dari Direktur Utama.
16. 2. Surat Peermintaan Reparasi
Dokumen ini berfungsi sebagai perintah dilakukannya reparasi yang
merupakan pengeluaran modal
3. Surat Permintaan Transfer Aset Tetap
Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dan pemberian otorisasi
transfer aset tetap
4. Surat Permintaan Penghentian Aset Tetap
Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dan pemberian otorisasi
penghentian pemakaian aset tetap.
5. Surat Perintah Kerja
Dokumen ini mempunyai 2 fungsi : sebagai perintah dilaksanakannya
pekerjaan tertentu mengenai aset tetap dan sebagai catatan yang dipakai
untuk mengumpulkan biaya pembuatan aset tetap. Dokumen ini digunakan
sebagai peerintah kerja pemasangan aset tetap yang dibeli, pembongkaran
aset tetap yang dihentikan pemakaiannya.
6. Surat Order Pembelian
Dokumen ini diterbitkan oleh fungsi pembelian yang merupakan surat
untuk mememesan aset tetap kepada pemasok. Untuk pembelian aser tetap
yang melibatkan jumlah investasi yang besar umumnya pemilihan
pemasok dilakukan melalui proses tender terbuka.
7. Laporan Penerimaan Barang
17. Dokumen ini diterbitkan oleh fungsi penerimaan setelah fungsi ini
melakukan pemeriksaan kuantitas, mutu, dan spesifikasi aset tetap yang
diterima dari pemasok.
8. Faktur dari Pemasok
Dokumen ini merupakan tagihan dari pemasok untuk aset tetap yang
dibeli.
9. Bukti Kas Keluar
Dokumen ini merupakan perintah pengeluaran kas yang dibuat oleh fungsi
akutansi setelah dokumen-dokumen di terima dan diperisa oleh bagian
masing-masing.
F. Manajemen aktiva tetap
Aktiva tetap menuntut optimum selama taksiran umur ekonomisnya. Perlu
dibentuk suatu fungsi yang memiliki tanggung jawab untuk mengatur
penggunaan, pemindahan, pemberian otorisasi penghentian pemakaian aktiva
tetap. Jika masing-masing fungsi memiliki wewenang untuk menggunakan,
memindahkan dan menghentikan pemakaian aktiva tetap tidak akan optimum,
karena aktiva tetap yang menganggur di suatu fungsi tidak dapat segera
dimanfaatkan oleh fungsi lain. Dalam struktur organisasi, fungsi yang
bertanggung jawab atas pengelolaan aktiva tetap berada dibagian aktiva tetap.
18. BAB III
TATA LAKSANA PELAKSANAAN
A. Waktu dan tempat
Pelaksanaan magang dilaksanakan selama 3 bulan pada bulan januari
sampai maret 2013. Perusahaan menempatkan pemagang di bagian akuntansi
umum perusahaan. PT. Coca-Cola Amatil Indonesia Semarang Alamat: Jl
Soekarno Hatta Km 30 Harjosari Bawen Kab. Semarang PO BOX 119 Ungaran
Nomor Telepon: 0298 523333 No Fax 0298 522303 Website: www.coca-
colaamatil.co.id.
19. B. Data dan informasi untuk laporan magang
Data dan informasi yang dibutuhkan selama melakukan kegiatan magang
pada PT. Coca-Cola Amatil Indonesia adalah :
Laporan keuangan PT. Coca-Cola Amatil Indonesia.
Data lain yang mendukung penulis dalan bekerja di perusahaan ini,
sehingga penulis dapat bekerja dengan baik.
Informasi tentang aset tetap pada PT. Coca-Cola Amatil Indonesia.
C. Table kegiatan selama kerja praktek.
No. KEGIATAN Januari Februari Maret
Minggu minggu minggu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengenalan lingkungan
perusahaan
2.
Perkenalan perusahaan
Memahami kegiatan yang
3. dilakukan bagian aset
tetap
4. Melakukan Magang
5. Mempelajari dan
melakukan observasi
Mempelajari progam
6. untuk aset tetap
Input transaksi yang
7. berhubungan dengan aset
tetap ke program
Memahami dan
8. mempelajari tentang
20. perolehan aset tetap
9 Memahami dan
mempelajari tentang
pemakaian aset tetap
10 Memahami dan
mempelajari tentang
transfer aset tetap
11 Memahami dan
mempelajari tentang
penarikan aset tetap.
12 Membuat laporan harian
magang yang akan
dikirimkan pada
pembimbing sebagai
evaluasi dan penilaian.
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntan Indonesia, 2007 Standar Akuntansi Keuangan, Edisi Revisi,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta
Warren, Carl S, James M, Reeve, Philip E. Fees, Pengantar Akuntansi, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta
www.coca-colaamatil.co.id