Dokumen tersebut membahas berbagai upaya inovasi pendidikan di Indonesia, seperti Proyek Perintis Sekolah Pembangunan, Kurikulum 1975, Proyek Pamong, SMP Terbuka, pengajaran dengan sistem modul, dan pembaharuan sistem pendidikan tenaga kependidikan. Tujuan dari berbagai upaya tersebut adalah meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan serta memperluas akses masyarakat terhadap pendidikan.
3. Materi Pembelajaran
1) Pengertian inovasi pendidikan.
2) Masalah-masalah yang menuntut diadakan
inovasi.
3) Berbagai upaya inovasi pendidikan.
4. Pengertian Inovasi
Berikut ini adalah pengertian inovasi dari berbagai
sumber:
Secara etimologi
Inovasi berasal dari kata Latin innovation
yang berarti pembaharuan atau perubahan. Kata
kerjanya innovo yang artinya memperbaharui dan
mengubah. Inovasi adalah suatu perubahan yang
baru yang menuju ke arah perbaikan, yang lain
atau berbeda dari yang ada sebelumnya, yang
dilakukan dengan sengaja atau berencana (tidak
secara kebetulan saja).
5. Dalam istilah perubahan dan pembaharuan
terdapat perbedaan dan persamaannya.
Perbedaannya : kalau pada pembaharuan ada
unsur kesengajaan.
Persamaannya : yakni sama-sama memiliki
unsur baru atau yang lain dari yang
sebelumnya.
Kata baru dapat juga diartikan apa saja yang
baru dipahami diterima, atau dilaksanakan oleh
si penerima inovasi, meskipun bukan baru lagi
bagi orang lain.
6. Inovasi dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan
saja, dan dimana saja. Inovasi dapat menjadi
positif atau negatif.
Inovasi positif didefinisikan sebagai proses
membuat perubahan terhadap sesuatu yang
telah mapan dengan memperkenalkan sesuatu
yang baru yang meberikan nilai tambah bagi
pelanggan.
Inovasi negatif menyebabkan pelanggan
enggan untuk memakai produk tersebut karena
tidak memiliki nilai tambah, merusak cita rasa
dan kepercayaan pelanggan hilang.
7. Pengertian Inovasi Pendidikan
Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa inovasi
pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan
atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan.
Jadi inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang,
metode, yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang
baru bagi seorang atau sekelompok orang (masyarakat),
baik berupa hasil inversi (penemuan baru) atau
discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan
untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk
memecahkan masalah pendidikan.
8. Masalah-masalah yang Menuntut
Diadakan Inovasi
Inovasi dilakukan ketika ditenggarai adanya
masalah. Masalah-masalah yang menuntut
diadakannya inovasi pendidikan di Indonesia,
yaitu:
Perkembangan ilmu pengetahuan menghasilkan
kemajuan teknologi yang mempengaruhi
kehidupan sosial, ekonomi, politik, pendidikan,
dan kebudayaan bangsa Indonesia.
Laju eksplosi penduduk yang cukup pesat, yang
menyebabkan daya tampung, ruang dan fasilitas
pendidikan yang sangat tidak seimbang.
9. Melonjaknya aspirasi masyarakat untuk
mendapatkan pendidikan yang lebih baik,
sedangkan kesempatan sangat terbatas.
Mutu pendidikan yang dirasakan makin menurun.
Keterbatasan dana.
Belum berkembangnya alat organisasi yang
efektif, serta belum tumbuhnya suasana yang
subur dalam masyarakat.
Kurang ada relevansi antara program pendidikan
dan kebutuhan masyarakat yang sedang
membangun.
10. Berbagai Upaya Inovasi Pendidikan
Proyek Perintis Sekolah Pembangunan
Kurikulum 1975
Proyek Pamong
SMP Terbuka
Pengajaran dengan Sistem Modul
Pembaharuan Sistem Pendidikan Tenaga
Kependidikan
11. Proyek Perintis Sekolah
Pembangunan
Ada delapan IKIP yang ditugaskan untuk
menyelenggarakan Proyek Perintisan Sekolah
Pembangunan (PPSP), yaitu: IKIP Padang,
IKIP Jakarta, IKIP Bandung, IKIP Semarang,
IKIP Yogyakarta, IKIP Surabaya, IKIP
Malang, dan IKIP Ujung Padang.
12. Ciri-ciri
Adanya integrasi antara sekolah dan masyarakat.
Sekolah menghasilkan tenaga terdidik sehingga dapat
merupakan tenaga kerja yang produktif.
Sekolah menghasilkan manusia terdidik dengan
pengertian kesadaran ekologi, baik lingkungan sosial,
fisik, maupun biologis.
Sekolah menyelenggarakan pendidikan yang
menyenangkan.
Sekolah meningkatkan keseimbangan fisik, emosional
intelektual, cultural, dan spiritual, serta keseluruhan
pembangunan masyarakat.
Sekolah memberikan sumbangan bagi ketahanan nasional
dan ikut serta dalam pembangunan masyarakat.
13. Tujuan
Mengembangkan satu sistem pendidikan dasar
dan menengah (Surat Keputusan Menteri 0141
tahun 1974), yaitu:
Efektif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat
dan individu yang diwujudkan melalui program
pendidikan yang sesuai.
Merupakan dasar bagi pendidikan seumur hidup.
Efisiensi dan realistis, sesuai dengan tingkat
kemampuan pembiayaan oleh keluarga,
masyarakat, dan pemerintah.
14. Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 disetujui oleh Mendiknas
dilaksanakan bertahap mulai tahun pelajaran
1976 dengan catatan bahwa bagi sekolahsekolah yang menurut kepala perwakilan telah
mampu, diperkenankan melaksanakannya
mulai tahun 1975.
15. Ciri-ciri
Menganut pendekatan yang berorientasi pada
tujuan.
Menganut pendekatan yang integratif.
Pendidikan moral Pancasila juga dibebankan
kepada bidang pelajaran ilmu pengetahuan
sosial.
Menekankan pada efisiensi dan efektivitas
penggunaan dana, daya, dan waktu yang
tersedia.
16. Mengharuskan guru untuk menggunakan
teknik penyusunan program pengajaran yang
dikenal dengan Prosedur Pengembangan
Sistem Intruksional (PPSI).
Organisasi pelajaran meliputi bidang-bidang
studi: agama, bahasa, matematika, ilmu
pengetahuan sosial, kesenian, olahraga dan
kesehatan, ketrampilan, di samping moral
Pancasila, yang tujuannya untuk mencapai
sinkronisasi dan integrasi pelajaran-pelajaran
yang sekelompok.
17. Pendekatan dalam strategi pembelajaran
memandang situasi belajar-mengajar sebagai
suatu sistem yang meliputi komponenkomponen tujuan pembelajaran, bahan
pembelajaran, alat pembelajaran, alat evaluasi,
dan metode pembelajaran.
Sistem evaluasi, dilakukan penilaian muridmurid pada setiap akhir satuan pembelajaran
terkecil dan memperhitungkan nilai-nilai yang
dicapai murid-murid pada setiap akhir satuan
pembelajaran.
18. Tujuan
Tujuan umum ialah tujuan pendidikan nasional.
Tujuan institusional ialah tujuan untuk setiap
lembaga tingkatan pendidikan, seperti tujuan SD,
SMP, dan SMA.
Tujuan kurikuler ialah tujuan untuk setiap bidang
studi seperti tujuan mata pelajaran bahasa
Indonesia, PMP, PSPB, dan IPA.
Tujuan instruksional ialah tujuan setiap pokok
bahasan (satuan bahasan), sebagai contoh pada
bidang studi ketrampilan, murid dapat
menjelaskan cara mengolah tanah.
19. Proyek Pamong
Proyek pamong diadakan dengan latar belakang
bahwa hampir separo dari jumlah anak-anak di Asia
Tenggara tidak dapat menyelesaikan pendidikannya
di sekolah dasar. Langkah yang diambil untuk
mengatasi persoalan tersebut mungkin dengan cara
memperbanyak gedung sekolah yang bisa berarti
memperluas cara mengajar tradisional. Apabila
langkah ini diambil, tentu akan memperlukan biaya
yang tidak sedikit dan tidak akan mampu dipikul
oleh negara-negara di Asia Tenggara. Untuk itu
diajukanlah beberapa solusi berikut untuk
pemecahannya.
20.
Untuk itu diajukanlah beberapa solusi
berikut untuk pemecahannya:
Melipatkan dua atau tiga penggunaan gedung
sekolah.
Melipatkan besarnya kelas.
Mengurangi waktu belajar siswa.
Para siswa hanya belajar setengah waktu
sekolah.
Meningkatkan perbandingan guru dan siswa.
21. Ciri-ciri
Mempunyai unsur-unsur pokok dari sistem
penyampaian pendidikan, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Modul.
Learning centre (Pusat pendidikan).
Bimbingan oleh para siswa lebih besar.
Pengawasan orang tua.
Self base instruction.
Anggota masyarakat.
22. Tujuan
Membantu anak-anak yang tidak sepenuhnya dapat
mengikuti pendidikan sekolah atau membantu siswa
yang drop-out.
Membantu anak-anak yang tidak mau terikat oleh
tempat dan waktu dalam belajar, oleh karena dapat
belajar sambil mengembala ternak, waktu istirahat, dll.
Mengurangi penggunaan tenaga guru sehingga resio
guru terhadap murid terhadap menjadi 1:200. Pada SD
biasa 1:40 atau 1:50.
Dengan meningkatkan pemerataan kesempatan belajar,
dengan pembiayaan yang sedikit dapat ditampung
sebanyak mungkin siswa.
23. SMP Terbuka
Latar Belakang :
Kekurangan fasilitas pendidikan dan tempat
belajar.
Tenaga pendidikan yang tidak cukup.
Memperluas kesempatan belajar dalam rangka
pemerataan pendidikan.
Menanggulangi anak terlantar yang tidak
diterima di SMP Negeri.
24. Ciri-ciri
Terbuka bagi siswa tanpa pembatasan umur dan
tanpa syarat-syarat akademis yang ketat.
Terbuka dalam memilih program belajar untuk
mencapai ijazah formal, atau memenuhi
kebutuhan-kebutuhan jangka pendek yang bersifat
praktis, insidental dan perorangan.
Terbuka dalam proses belajar mengajar tidak
selalu diselenggarakan di ruang kelas secara tatap
muka, melainkan dapat juga melalui media,
seperti radio, media cetak, kaset, slide, model, dan
gambar-gambar.
25. Terbuka dalam keluar-masuk sekolah sesuai
dengan waktu yang tersedia oleh siswa.
Terbuka dalam mengelola sekolah. Sekolah
dikelola oleh pegawai negeri, dan orang-orang
lain yang diperlukan partisipasinya, seperti
warga dan pimpinan masyarakat, orang tua
siswa dan pamong pemerintah setempat.
26. Tujuan
Menjadi warga negara yang baik sebagai manusia
yang utuh, sehat dan kuat, lahir dan batin.
Menguasai hasil pendidikan umum yang
merupakan kelanjutan dari pendidikan di sekolah
dasar.
Memiliki bekal untuk melanjutkan pelajarannya
ke sekolah lanjutan atas dan untuk terjun ke
masyarakat.
Meningkatkan disiplin siswa.
Menilai kemajuan siswa dan memantapkan hasil
pelajaran dengan media.
27. Pengajaran dengan Sistem
Modul
Sistem modul banyak digunakan karena
lebih efektif, seperti dalam pengajaran jarak
jauh, perkuliahan tutorial, sekolah-sekolah
untuk pimpinan instansi tertentu, dsb. Jadi,
pemakaiannya sangat meluas.
28. Ciri-ciri
Siswa mendapatkan kesempatan lebih banyak
untuk belajar sendiri, membaca uraian dan
petunjuk di dalam lembaran kegiatan siswa,
menjawab pertanyaan-pertanyaan atau
melaksanakan tugas-tugas yang harus
diselesaikan dan mengecek apakah penyelesaian
setiap tugas benar atau tidak.
Guru mengorganisasi dan mengatur proses
belajar, meliputi: menyiapkan situasi belajar yang
sesuai, membantu para siswa yang mengalami
kesulitan di dalam memahami isi modul atau
melaksanakan tugas dan melaksanakan penilaian
terhadap setiap siswa.
29. Tujuan
Tujuan pendidikan dan pengajaran dapat
dicapai secara efektif dan efisien.
Menjadi siswa aktif dalam belajar.
Siswa dapat bekerja sendiri, baik dibantu oleh
guru maupun tidak.
Siswa dapat mengikuti pelajaran (program
pendidikan) sesuai dengan kemampuan
masing-masing.
Siswa dapat mengetahui hasil pelajaran secara
berkelanjutan.
30. Pembaharuan Sistem Pendidikan
Tenaga Kependidikan
Dalam Repelita III di bidang Kependidikan (Pendidikan dan
Keguruan) dikembangkan sistem pendidikan tenaga
kependidikan (SPTK), yang berdasar pada kebijaksanaan
dasar pengembangan pendidikan tinggi (KDPPT), yang
dikukuhkan dengan Keputusan Menteri P dan K No.
0140/U/1975 dan Kerangka Pengembangan Pendidikan
Tinggi tahun 1976.
Berdasarkan ketiga dokumen itu dirumuskan pokok-pokok
pikiran pengembangan pendidikan tenaga kependidikan
dalam pola pengembangan sistem tenaga kependidikan (PP
SPTK) tahun 1980. Pembaruan sistem pendidikan tenaga
kependidikan yang dilaksanakan meliputi pembaruan
institusional, restrukturalisasi sistem pengajaran, sehingga
lulusannya memenuhi persyaratan kualifikatif, kuantitatif,
dan relevansi.
31. Ciri-ciri
Adanya perencanaan dan pengembangan
terpadu. Perencanaan terpadu memerlukan
adanya kerja sama yang baik antara semua unit
dan departemen yang ada kaitannya dengan
masalah pembaruan ini.
Jadi, LPTK dalam membuat perencanaan
terpadu harus menggunakan pendekatan
profesional (mampu mengembangkan tiga
aspek kompetensi pada setiap tenaga
kependidikan, yaitu kompetensi pribadi,
profesi, dan kompetensi kemasyarakatan).
32. Tujuan
Pengadaan tenaga kerja kependidikan dalam
jumlah dan kualifikasi yang tepat.
Maksudnya, tenaga kerja kependidikan
profesional, yaitu tenaga yang cukup, bekerja
dalam bidangnya, dan mampu pula
mengembangkan dunia pendidikan.
Pengembangan dan pembaharuan ilmu
kependidikan. Bertujuan agar mampu menjawab
tantangan pembangunan yang kian meningkat
terhadap bidang kependidikan itu.
Artinya, profesionalisasi penanganan bidang