1. DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINYAK DAN GAS BUMI
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINYAK DAN GAS BUMI
OIL TRAP
DISIAPKAN UNTUK PELATIHAN
FIELD DEVELOPMENT TRAINING (FDT) - CPI
CEPU - OKTOBER 2009
2. MATERI
PENDAHULUAN
TEORI TERJADINYA MINYAK BUMI
SIFAT SIFAT HIDROKARBON
BATUAN INDUK & BATUAN
RESERVOIR
PENJEBAKAN & AKUMULASI
3. PENDAHULUAN
GEOLOGI MINYAK BUMI ADALAH PENERAPAN ILMU
GEOLOGI DALAM MENCARI JEBAKAN MIGAS
MINYAK PERTAMA KALI DITEMUKAN DI TIMUR TENGAH
TEPAT NYA DI DAERAH MESOPOTAMIA
MINYAK DAN GAS BUMI SECARA TEKNIS DISEBUT JUGA
HIDROKARBON
MINYAK DAN GAS BUMI ADALAH BAHAN BAKAR HABIS
PAKAI
INDONESIA MEMILIKI 60 CEKUNGAN
4. CADANGAN GAS BUMI INDONESIA
(STATUS : 1 JANUARI 2005)
NAD
NATUNA
4,488
1,266 53,610 KALIMANTAN TIMUR
SUMATERA UTARA
48,151
SUMATERA TENGAH 7,754 KALIMANTAN TENGAH PAPUA
SULAWESI TENGAH
583
4,132 24,223
MALUKU
SUMATERA SELATAN 24,625 68
12
KALIMANTAN SELATAN
JAWA BARAT
431
JAWA TENGAH
6,039
SULAWESI SELATAN
10,408
TERBUKTI = 97,256.18 BSCF
POTENSIAL = 88,541.69 BSCF
CADANGAN GAS BUMI (BSCF)
TOTAL = 185,797.87 BSCF
5. CADANGAN MINYAK BUMI INDONESIA
(STATUS : 1 JANUARI 2005)
NAD
120.1 NATUNA
400.1
121.5
SUMATERA UTARA KALIMANTAN TIMUR
816.5
PAPUA
SUMATERA TENGAH 4270,8
SULAWESI TENGAH 145.3
69.1
MALUKU
SUMATERA SELATAN 950.8 62.8
99
KALIMANTAN SELATAN
JAWA BARAT 15.3
685.9 JAWA TENGAH SULAWESI SELATAN
869.7
TERBUKTI = 4,187.47 MMSTB
CADANGAN MINYAK BUMI (MMSTB) POTENSIAL = 4,439.48 MMSTB
TOTAL = 8,626.96 MMSTB
6. INDONESIA TERTIARY BASIN MAP
Status : July, 2003
North Sumatra W Natuna E Natuna
Tarakan
Sibolga
N Sulawesi
Central Sumatra
N Halmahera
Ketungau E Halmahera
Melawi
Kutei Gorontalo S Obi S Halmahera
Salawati Biak Waropen
Banggai Sula S Obi
Lariang
South Sumatera Pembuangan S Sula Jayapura
Asem-Asem Kepala Burung Bintuni Waipoga
Salabangka Buru
W
Bengkulu S Seram
Biliton Manui
Buru W Weber
Sunda S. Makasar Bone Akimeugah
Pati Buton
NE Jawa Sea Weber
NW Jawa Spermonde
Aru
N.E. Jawa Wetar Tanimbar Sahul
Flores
0 250 500 South Jawa
Kilometers Timor
Lombok-Bali Sawu
Production field
Development Basin field
Exploration field
Not Developed
7. TEORI TERJADINYA
MINYAK DAN GAS BUMI
DUA TEORI TERBENTUKNYA MINYAK DAN GAS BUMI :
1. TEORI ANORGANIK :
A. TEORI ALKALI PANAS DENGAN CO2
B. TEORI KARBIDA PANAS DAN AIR
C. TEORI EMANASI VULKANIK
D. HIPOTESA KIMIA
E. HIPOTESA ASAL KOSMIK
2. TEORI ORGANIK :
A. MINYAK BUMI MENGANDUNG ZAT PORFIRIN YAITU ZAT YG MENYERUPAI
HAEMOGLOBIN YANG TERDAPAT DI DALAM DARAH.
B. MINYAK BUMI DAPAT MEMUTAR BIDANG POLARISASI, KARENA ADANYA ZAT
LEMAK / KELESTEROL
C. SUSUNAN HIDROKARBON MAYORITAS UNSUR H & C
D. BANYAK DIJUMPAI PADA BATUAN SEDIMEN KAYA ORGANIK
8. TEORI ALKALI PANAS DENGAN CO2
Logam alkali (dalam contoh ini Ca) didalam
bumi yang bertemperatur tinggi bereaksi
dengan CO2 dan air dapat membentuk C6 H6
(benzene).
Ca + H2O H2 + Ca O
5 Ca + 2 CO2 Ca C2 + 4 Ca O
Ca C2 + H2O C 2 H2 + Ca O
3 C2 H2 C6 H6 (benzene)
9. TEORI KABIDA PANAS DENGAN AIR
Didalam kerak bumi terdapat senyawa
senyawa karbida, seperti karbida besi.
Karbida besi tersebut akan bereaksi
dengan air sehingga akan membentuk
senyawa hidrokarbon (Gas Asetelin).
10. TEORI EMANASI VULKANIK
TEORI INI BERMULA DARI GUNUNG LUMPUR
(MUD VULKANO) YANG SERING DITEMUI DI LAPANGAN
MINYAK / DIJUMPAINYA MINYAK PADA BATUAN BEKU
SEBAGAI CONTOH ADALAH DI MEXICO
11. HIPOTESA KIMIA
DI KERAK BUMI TERDAPAT AIR, GRAFIT DAN
SULFIDA BESI (PENGHANTAR LISTRIK).
AKIBAT DARI REAKSI, H TERLEPAS DARI
AIR + GRAFIT TERBENTUK HIDROKARBON
12. HIPOTESA ASAL KOSMIK
HIPOTESA INI DASARNYA SPEKULASI, BAHWA
DALAM ATSMOSFIR PLANET TERDAPAT
HIDROKARBON TERUTAMA METHAN, JUGA
DENGAN DIKETEMUKANNYA HIDROKARBON
PADA BENDA BENDA METEORIT.
13. TEORI ORGANIK
MINYAK BUMI MENGANDUNG ZAT PORFIRIN YAITU ZAT YANG
MENYERUPAI HAEMOGLOBIN YANG TERDAPAT DIDALAM
DARAH.
MINYAK BUMI MEMUTAR BIDANG POLARISASI, KARENA ADANYA
ZAT KOLESTEROL/LEMAK
SUSUNAN HIDROKARBON TERDIRI ATAS MAYORITAS UNSUR H
DAN C YANG JUGA BANYAK DIJUMPAI PADA ZAT ORGANIK YANG
TERDIRI DARI C,H, DAN O
BANYAK DIJUMPAINYA HIDROKARBON/MINYAK BUMI PADA
BATUAN SEDIMEN YANG KAYA AKAN ZAT ORGANIK.
14. SYARAT TERBENTUKNYA MINYAK BUMI
SUPPLY ZAT ORGANIK YANG MELIMPAH
PROSES SEDIMENTASI CEPAT
KONDISI LINGKUNGAN REDUKSI, SEHINGGA
KEHADIRAN O 2 PRAKTIS TIDAK ADA
ENDAPAN KLATIS HALUS
DIDAPAT REAGEN/BAKTERI YG MENYEBABKAN
BAHAN ORGANIK BERUBAH MENJADI HC
16. SIFAT KIMIA MINYAK BUMI
SECARA KIMIA KOMPOSISI MINYAK DAN GAS BUMI
DIDOMINASI OLEH UNSUR H DAN C
SENYAWA LAINNYA YANG TIDAK DOMINAN SEPERTI
NITROGEN, SULFUR, OKSIGEN SERTA SENYAWA
LOGAM LAIINYA.
18. SIFAT FISIK MINYAK BUMI
BERAT JENIS (SPECIFIC GRAFITY)
STANDARD DUNIA MENGGUNAKAN 0 API
141,5
0
API = - 131,5
BJ
19. VISCOSITAS (KEKENTALAN)
MENENTUKAN KEMAMPUAN MINYAK UNTUK DAPAT MENGALIR
SIFAT INI MENENTUKAN JUMLAH ATAU PRODUKSI MIGAS BUMI
GAS YANG TERLARUT DLM MINYAK DAPAT MENURUNKAN VISKOSITAS
WARNA
SEBETULNYA SENYAWA HC TIDAK BERWARNA, KARENA ADANYA CAMPURAN
SENYAWA LAIN SEHINGGA MEMPENGARUHI WARNA DARI MINYAK. MINYAK YANG
MEMPUNYAI SG BESAR UMUMNYA BERWARNA HIJAU KEHITAMAN, SEDANGKAN
MINYAK RINGAN BERWARNA COKLAT KEHITAMAN.
BAU
MINYAK DAN GAS BUMI ADA YANG BERBAU SEDAP DAN ADA YANG TIDAK.
ADANYA BELERANG ATAU NITROGEN MEMBERI BAU TIDAK SEDAP. KATA
AROMATIK DIAMBIL DARI AROMA YANG ARTINYA BAU BAUAN YANG SEDAP
20. BATUAN
INDUK
UMUMNYA BERWARNA GELAP, MERUPAKAN KLASTIK HALUS
DAN KAYA AKAN ZAT ORGANIK.
KWALIFIKASI BATUAN INDUK
Khalifeh & Louis (1935)
Memperbandingkan Carbon (C) atom ganjil dan Carbon (C) atom
Genap mendekati 1 (satu), maka merupakan source rock yang
baik, dan sebaliknya apabila perbandingannya jauh dari 1(satu)
maka bukan merupakan source rock yang baik.
Phillipi (1957)
Batuan mengandung 50 ppm HC pribumi, potensi jelek
Batuan mengandung 5000 ppm HC pribumi potensi baik
21. LEMIGAS DIDASARKAN PADA KANDUNGAN TOC
(TOTAL ORGANIC CONTENT)
DENGAN KWALIFIKASI SEBAGAI BERIKUT :
TOC < 0.5 % : BUKAN BATUAN INDUK
TOC 0.5 1 % : KWALITAS RENDAH
TOC 1 2 % : KWALITAS BAIK
TOC 2 4 % : SANGAT POTENSIAL
TOC > 4 % : ISTIMEWA
22. CONTOH BATUAN SEDIMEN &
TOC
NAMA BATUAN KOMPOSISI TOC (%)
BATU PASIR 0.09
BATU NAPAL 0,12
BATU LEMPUNG 2,5
HITAM
24. MIGRASI SKUNDER
PERPINDAHAN HC DARI RESERVOIR KE
PERANGKAP/AKUMULASI.
26. BATUAN RESERVOIR
BATUAN YANG MEMPUNYAI KEMAMPUAN MENAMPUNG DAN
MENYIMPAN FLUIDA
SYARAT SYARATNYA
Mempunyai rongga (pori-pori)
Mempunyai kelulusan (permeable)
Mempunyai penutup (cap rock)
Mempunyai perangkap/jebakan, sehingga minyak tidak lari
Keterangan :
Abu Abu : Butiran/Fragmen
Hijau : Air
Hitam : Minyak
27. POROSITAS
Perbandingan rongga dalam batuan terhadap
volume batuan tersebut. Porositas dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Volume pori pori
Porositas () = x 100 %
Volume Bulk Batuan
29. TINGKATAN POROSITAS SEMI
KUANTITATIF :
05% : DAPAT DIABAIKAN
5 10 % : BURUK / POOR
10 15 % : CUKUP / MEDIUM
15 20 % : BAIK / GOOD
> 20 % : SANGAT BAIK / VERY GOOD
30. PERMIABILITAS
Adalah kemampuan batuan tersebut untuk membiarkan
fluida mengalir, melalui pori pori yang saling berhubungan
tampa menyebabkan kerusakan atau membawa partikel
media yang dilaluinya
SKALA KUANTITATIF PERMIABILITAS :
< 5 mD : Tight/Ketat
5 10 mD : Fair/Cukup
10 100 mD : Good/Baik
100 1000 m D : Very good / Baik sekali.
31. Batuan berfungsi sebagai reservoir :
oBatu pasir Kwarsa ( 90 % Min. Kw)
Batu Pasir oBatu Pasir Greywake ( Min. Kw &
Felspart)
oBatu Pasir Arkose ( Min. Plg, H, Mica )
oTerumbu (Reef)
Batu Gamping
o Gamping Klastik
32. FAKTOR FAKTOR RESERVOIR MEMPUNYAI
NILAI EKONOMIS :
Tebal Lapisan Reservoir
Penyebaran Batuan Reservoir
Porositas dan Permiabilitas Efektif
Tutupan ( Clousure)
34. JEBAKAN/PERANGKA
P
TEMPAT TERTUTUP, DALAM ARTI DIBATASI
OLEH PENGHALANG YANG MEMAKSA
GERAKAN HIDROKARBON TERHENTI DAN
KEMUDIAN TERKUMPUL (AKUMULASI)
DIBEDAKAN MENJADI BEBERAPA MACAM :
PERANGKAP STRUKTUR
PERANGKAP STRATIGRAFI
PERANGKAP KOMBINASI
AND THIS SLIDE SHOWS THE GAS RESERVES IN INDONESIA. THE TOTAL PROVEN AND POTENTIAL RESERVE IS AROUND 186 TCF. THE BIGGEST GAS RESERVE COME FROM NATUNA (53.6 TCF, HAS HIGH VOLUMES OF ASSOCIATED CO2 GAS), FOLLOWED BY EAST KALIMANTAN (48.2 TCF), SOUTH SUMATRA (24.6 TCF), AND IRIAN JAYA/ PAPUA (24.2 TCF). THIS FIGURE SHOWS INDONESIA GAS RESERVE, COMPARE TO THE AREA OF THE POPULATIONS DENSE, JAVA HAS LIMITED GAS RESERVE. THESE RESERVE ARE PROJECTED TO BE UTILIZED FOR MORE THAN 63 YEARS. GENERALLY SPEAKING THAT INDONESIAS NATURAL GAS RESERVE EXCEED THE DOMESTIC DEMAND.
LADIES AND GENTLEMEN, THIS IS THE LAST STATUS ON INDONESIAN OIL RESERVE. TOTAL PROVEN AND POTENTIAL OIL RESERVE TODAY IS AROUND 8.6 BILLION BARRELS OIL. THE BIGGEST OIL RESERVE OF INDONESIA COME FROM CENTRAL SUMATRA (4.2 BILLION BARRELS), FOLLOWED BY SOUTH SUMATRA (950 MILLION BARRELS), EAST JAVA (870 MILLION BARRELS) AND EAST KALIMANTAN (816 MILLION BARRELS). (STATUS: JANUARY 1, 2005)
AND THIS SLIDE SHOWS THE GAS RESERVES IN INDONESIA. THE TOTAL PROVEN AND POTENTIAL RESERVE IS AROUND 186 TCF. THE BIGGEST GAS RESERVE COME FROM NATUNA (53.6 TCF, HAS HIGH VOLUMES OF ASSOCIATED CO2 GAS), FOLLOWED BY EAST KALIMANTAN (48.2 TCF), SOUTH SUMATRA (24.6 TCF), AND IRIAN JAYA/ PAPUA (24.2 TCF). THIS FIGURE SHOWS INDONESIA GAS RESERVE, COMPARE TO THE AREA OF THE POPULATIONS DENSE, JAVA HAS LIMITED GAS RESERVE. THESE RESERVE ARE PROJECTED TO BE UTILIZED FOR MORE THAN 63 YEARS. GENERALLY SPEAKING THAT INDONESIAS NATURAL GAS RESERVE EXCEED THE DOMESTIC DEMAND.
THIS SLIDE SHOWS THE GRAPH OF THE INDONESIAN OIL AND GAS CONDENSATE PRODUCTION DURING YEAR 2000 UP TO 2005. FROM THE GRAPH WE CAN SEE THAT, FROM YEAR 2000 TO YEAR 2005 THE OIL AND CONDENSATE PRODUCTION DECLINES CONSIDERABLY AROUND 25% WITHIN THE PAST SIX YEARS. THE DECLINE ENCOURAGE THE GOVERNMENT TO PURSUE SOME EFFORTS SUCH AS OPENING NEW ACREAGE TO INCREASE EXPLORATION, CONSERVE ENERGY AND ENERGY DIVERSIFICATION.
THIS SLIDE SHOWS ABOUT THE GAS PRODUCTION AND UTILIZATION IN INDONESIA FROM YEAR 2000 TO 2005. FROM THIS FIGURE WE CAN SEE THAT THE ARE NO SIGNIFICANT CHANGES IN GAS PRODUCTION. FOR THE PAST SIX YEARS, INDONESIA PRODUCES GAS IN AN AVERAGE OF AROUND 8 BSCFD. WITH THE HIGHEST PRODUCTION IN 2003 WHICH IS AROUD 8.6 BSCFD AND THE LOWEST PRODUCTION 2001 WHICH IS AROUND 7.6 BSCFD. INDONESIAS HIGHEST GAS UTILIZATION IS IN 2003 WHICH IS AROUND 8.2 BSCFD AND THE LOWEST UTILIZATION IS IN 2001 WHICH IS AROUND 7.1 BSCFD