際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
  BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINYAK DAN GAS BUMI
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINYAK DAN GAS BUMI




                OIL TRAP


             DISIAPKAN UNTUK PELATIHAN
        FIELD DEVELOPMENT TRAINING (FDT) - CPI
                 CEPU - OKTOBER 2009
MATERI


 PENDAHULUAN
 TEORI TERJADINYA MINYAK BUMI
 SIFAT SIFAT HIDROKARBON
 BATUAN INDUK & BATUAN
  RESERVOIR
 PENJEBAKAN & AKUMULASI
PENDAHULUAN


 GEOLOGI MINYAK BUMI ADALAH PENERAPAN ILMU
   GEOLOGI DALAM MENCARI JEBAKAN MIGAS
 MINYAK PERTAMA KALI DITEMUKAN DI TIMUR TENGAH
   TEPAT NYA DI DAERAH MESOPOTAMIA
 MINYAK DAN GAS BUMI SECARA TEKNIS DISEBUT JUGA
   HIDROKARBON
 MINYAK DAN GAS BUMI ADALAH BAHAN BAKAR HABIS
   PAKAI
 INDONESIA MEMILIKI 60 CEKUNGAN
CADANGAN GAS BUMI INDONESIA
                                       (STATUS : 1 JANUARI 2005)



      NAD
                              NATUNA
     4,488

             1,266                53,610                   KALIMANTAN TIMUR
SUMATERA UTARA
                                                            48,151

 SUMATERA TENGAH 7,754                 KALIMANTAN TENGAH                                     PAPUA
                                                                SULAWESI TENGAH
                                                583
                                                                       4,132                 24,223
                                                                                   MALUKU
     SUMATERA SELATAN    24,625                       68
                                                                                    12
                                                 KALIMANTAN SELATAN

                                   JAWA BARAT
                                                                     431
                                                  JAWA TENGAH
                                    6,039
                                                                SULAWESI SELATAN
                                                 10,408




                                                                               TERBUKTI =      97,256.18 BSCF
                                                                               POTENSIAL =     88,541.69 BSCF
             CADANGAN GAS BUMI (BSCF)
                                                                               TOTAL        = 185,797.87 BSCF
CADANGAN MINYAK BUMI INDONESIA
                                            (STATUS : 1 JANUARI 2005)



       NAD

       120.1                        NATUNA

                                    400.1
               121.5
SUMATERA UTARA                                                  KALIMANTAN TIMUR

                                                                 816.5

                                                                                                   PAPUA
   SUMATERA TENGAH     4270,8
                                                                    SULAWESI TENGAH                145.3
                                                                           69.1
                                                                                       MALUKU
      SUMATERA SELATAN      950.8                        62.8
                                                                                        99
                                                KALIMANTAN SELATAN

                                     JAWA BARAT                          15.3

                                       685.9      JAWA TENGAH      SULAWESI SELATAN
                                                     869.7




                                                                                      TERBUKTI    = 4,187.47 MMSTB
             CADANGAN MINYAK BUMI (MMSTB)                                             POTENSIAL   = 4,439.48 MMSTB
                                                                                      TOTAL       = 8,626.96 MMSTB
INDONESIA TERTIARY BASIN MAP
                                          Status : July, 2003




    North Sumatra                               W Natuna    E Natuna

                                                                                                               Tarakan
    Sibolga
                                                                                                                                          N Sulawesi
                     Central Sumatra
                                                                                                                                                                     N Halmahera
                                                                                Ketungau                                                                                  E Halmahera
                                                                               Melawi
                                                                                                       Kutei                          Gorontalo                   S Obi S Halmahera
                                                                                                                                                                                      Salawati                  Biak Waropen
                                                                                                                                       Banggai            Sula           S Obi
                                                                                                                     Lariang
                               South Sumatera                                    Pembuangan                                                     S Sula                                                                     Jayapura
                                                                                               Asem-Asem                                                                         Kepala Burung   Bintuni   Waipoga
                                                                                                                                         Salabangka Buru
                                                                                                                                                  W
                         Bengkulu                                                                                                                                           S Seram
                                                                     Biliton                                                           Manui
                                                                                                                                                        Buru                W Weber
                                                  Sunda                                                    S. Makasar          Bone                                                                          Akimeugah
                                                                                   Pati                                                     Buton
                                                                                     NE Jawa Sea                                                                                      Weber
                                                           NW Jawa                                                Spermonde
                                                                                                                                                                                                 Aru
                                                                                           N.E. Jawa                                              Wetar                             Tanimbar                     Sahul
                                                                                                                          Flores
0             250     500                                     South Jawa
        Kilometers                                                                                                                                        Timor
                                                                                                   Lombok-Bali                     Sawu

     Production field
     Development Basin field
     Exploration field
     Not Developed
TEORI TERJADINYA
              MINYAK DAN GAS BUMI

DUA TEORI TERBENTUKNYA MINYAK DAN GAS BUMI :

1. TEORI ANORGANIK :
     A.   TEORI ALKALI PANAS DENGAN CO2
     B.   TEORI KARBIDA PANAS DAN AIR
     C.   TEORI EMANASI VULKANIK
     D.   HIPOTESA KIMIA
     E.   HIPOTESA ASAL KOSMIK

2. TEORI ORGANIK :
     A.   MINYAK BUMI MENGANDUNG ZAT PORFIRIN YAITU ZAT YG MENYERUPAI
          HAEMOGLOBIN YANG TERDAPAT DI DALAM DARAH.
     B.   MINYAK BUMI DAPAT MEMUTAR BIDANG POLARISASI, KARENA ADANYA ZAT
          LEMAK / KELESTEROL
     C.   SUSUNAN HIDROKARBON MAYORITAS UNSUR H & C
     D.   BANYAK DIJUMPAI PADA BATUAN SEDIMEN KAYA ORGANIK
TEORI ALKALI PANAS DENGAN CO2




Logam alkali (dalam contoh ini Ca) didalam
bumi yang bertemperatur tinggi bereaksi
dengan CO2 dan air dapat membentuk C6 H6
(benzene).
      Ca + H2O            H2 + Ca O
      5 Ca + 2 CO2        Ca C2 + 4 Ca O
      Ca C2 + H2O         C 2 H2 + Ca O
      3 C2 H2              C6 H6 (benzene)
TEORI KABIDA PANAS DENGAN AIR



Didalam kerak bumi terdapat senyawa
senyawa karbida, seperti karbida besi.
  Karbida besi tersebut akan bereaksi
dengan air sehingga akan membentuk
 senyawa hidrokarbon (Gas Asetelin).
TEORI EMANASI VULKANIK




    TEORI INI BERMULA DARI GUNUNG LUMPUR
(MUD VULKANO) YANG SERING DITEMUI DI LAPANGAN
MINYAK / DIJUMPAINYA MINYAK PADA BATUAN BEKU
      SEBAGAI CONTOH ADALAH DI MEXICO
HIPOTESA KIMIA




DI KERAK BUMI TERDAPAT AIR, GRAFIT DAN
  SULFIDA BESI (PENGHANTAR LISTRIK).
 AKIBAT DARI REAKSI, H TERLEPAS DARI

AIR + GRAFIT TERBENTUK HIDROKARBON
HIPOTESA ASAL KOSMIK



HIPOTESA INI DASARNYA SPEKULASI, BAHWA
DALAM ATSMOSFIR PLANET TERDAPAT
HIDROKARBON TERUTAMA METHAN, JUGA
DENGAN DIKETEMUKANNYA HIDROKARBON
PADA BENDA BENDA METEORIT.
TEORI ORGANIK


 MINYAK BUMI MENGANDUNG ZAT PORFIRIN YAITU ZAT YANG
  MENYERUPAI HAEMOGLOBIN YANG TERDAPAT DIDALAM
  DARAH.

 MINYAK BUMI MEMUTAR BIDANG POLARISASI, KARENA ADANYA
  ZAT KOLESTEROL/LEMAK

 SUSUNAN HIDROKARBON TERDIRI ATAS MAYORITAS UNSUR H
  DAN C YANG JUGA BANYAK DIJUMPAI PADA ZAT ORGANIK YANG
  TERDIRI DARI C,H, DAN O

 BANYAK DIJUMPAINYA HIDROKARBON/MINYAK BUMI PADA
  BATUAN SEDIMEN YANG KAYA AKAN ZAT ORGANIK.
SYARAT TERBENTUKNYA MINYAK BUMI


 SUPPLY ZAT ORGANIK YANG MELIMPAH

 PROSES SEDIMENTASI CEPAT

 KONDISI LINGKUNGAN REDUKSI, SEHINGGA
  KEHADIRAN O 2 PRAKTIS TIDAK ADA

 ENDAPAN KLATIS HALUS

 DIDAPAT REAGEN/BAKTERI YG MENYEBABKAN
  BAHAN ORGANIK BERUBAH MENJADI HC
SIFAT HIDROCARBON

 SIFAT SIFAT HC DIBEDAKAN MENJADI 2 MACAM

 1. SIFAT KIMIA

 2. SIFAT FISIK
SIFAT KIMIA MINYAK BUMI


 SECARA KIMIA KOMPOSISI MINYAK DAN GAS BUMI
  DIDOMINASI OLEH UNSUR H DAN C

 SENYAWA LAINNYA YANG TIDAK DOMINAN SEPERTI
  NITROGEN, SULFUR, OKSIGEN SERTA SENYAWA
  LOGAM LAIINYA.
CHEMICAL COMPOSITION OF TYPICAL
PETROLEUM

 ELEMENT   CRUDE OIL     ASPHAL      NATURAL GAS
                                      % WEIGHT
           % WEIGHT      % WEIGHT
CARBON     82.2  87.1    80 - 85      65 - 80

HYDROGEN   11.7  14.7    8.5 - 11      1 - 25

SULFUR      0.1  5.5      2-8       TRACE  0.2

NITROGEN    0.1  1.5      0-2         1  15

OXYGEN      0.1  4.5       ---          ---
SIFAT FISIK MINYAK BUMI


 BERAT JENIS (SPECIFIC GRAFITY)

 STANDARD DUNIA MENGGUNAKAN 0 API

              141,5
 0
     API =            - 131,5
                BJ
 VISCOSITAS (KEKENTALAN)
  MENENTUKAN KEMAMPUAN MINYAK UNTUK DAPAT MENGALIR
  SIFAT INI MENENTUKAN JUMLAH ATAU PRODUKSI MIGAS BUMI
  GAS YANG TERLARUT DLM MINYAK DAPAT MENURUNKAN VISKOSITAS

 WARNA
  SEBETULNYA SENYAWA HC TIDAK BERWARNA, KARENA ADANYA CAMPURAN
  SENYAWA LAIN SEHINGGA MEMPENGARUHI WARNA DARI MINYAK. MINYAK YANG
  MEMPUNYAI SG BESAR UMUMNYA BERWARNA HIJAU KEHITAMAN, SEDANGKAN
  MINYAK RINGAN BERWARNA COKLAT KEHITAMAN.

 BAU
  MINYAK DAN GAS BUMI ADA YANG BERBAU SEDAP DAN ADA YANG TIDAK.
  ADANYA BELERANG ATAU NITROGEN MEMBERI BAU TIDAK SEDAP. KATA
  AROMATIK DIAMBIL DARI AROMA YANG ARTINYA BAU BAUAN YANG SEDAP
BATUAN
 INDUK
 UMUMNYA BERWARNA GELAP, MERUPAKAN KLASTIK HALUS
  DAN KAYA AKAN ZAT ORGANIK.

 KWALIFIKASI BATUAN INDUK
    Khalifeh & Louis (1935)
     Memperbandingkan Carbon (C) atom ganjil dan Carbon (C) atom
     Genap mendekati 1 (satu), maka merupakan source rock yang
     baik, dan sebaliknya apabila perbandingannya jauh dari 1(satu)
     maka bukan merupakan source rock yang baik.
    Phillipi (1957)
     Batuan mengandung 50 ppm HC pribumi, potensi jelek
     Batuan mengandung 5000 ppm HC pribumi potensi baik
 LEMIGAS DIDASARKAN PADA KANDUNGAN TOC
  (TOTAL ORGANIC CONTENT)


  DENGAN KWALIFIKASI SEBAGAI BERIKUT :
  TOC < 0.5 %     : BUKAN BATUAN INDUK
  TOC 0.5  1 %   : KWALITAS RENDAH
  TOC 1  2 %     : KWALITAS BAIK
  TOC 2  4 %     : SANGAT POTENSIAL
  TOC > 4 %       : ISTIMEWA
CONTOH BATUAN SEDIMEN &
TOC
   NAMA BATUAN   KOMPOSISI TOC (%)
 BATU PASIR            0.09
 BATU NAPAL            0,12
 BATU LEMPUNG           2,5
 HITAM
MIGRASI
DIBEDAKAN MENJADI 2 MACAM
 MIGRASI PRIMER
 PERPINDAHAN HC DARI BATUAN INDUK KE BATUAN
 RESERVOIR
 MIGRASI SKUNDER
 PERPINDAHAN HC DARI RESERVOIR KE
 PERANGKAP/AKUMULASI.
Oil tr
BATUAN RESERVOIR
 BATUAN YANG MEMPUNYAI KEMAMPUAN MENAMPUNG DAN
  MENYIMPAN FLUIDA


 SYARAT SYARATNYA
     Mempunyai rongga (pori-pori)
     Mempunyai kelulusan (permeable)
     Mempunyai penutup (cap rock)
     Mempunyai perangkap/jebakan, sehingga minyak tidak lari

                           Keterangan :
                              Abu Abu : Butiran/Fragmen
                              Hijau   : Air
                              Hitam    : Minyak
 POROSITAS
 Perbandingan rongga dalam batuan terhadap
 volume batuan tersebut. Porositas dapat
 dirumuskan sebagai berikut :

                   Volume pori pori
 Porositas () =                    x 100 %
                   Volume Bulk Batuan
CARA MENENTUKAN BESARAN
POROSITAS :

    DI LABORATORIUM
    PERKIRAAN SECARA
     MIKROSKOPIS
    SONIC LOG, DENSITY LOG DAN
     NEUTRON LOG
TINGKATAN POROSITAS SEMI
KUANTITATIF :

  05%       : DAPAT DIABAIKAN
  5  10 %   : BURUK / POOR
  10  15 % : CUKUP / MEDIUM
  15  20 % : BAIK / GOOD
    > 20 %   : SANGAT BAIK / VERY GOOD
PERMIABILITAS
Adalah kemampuan batuan tersebut untuk membiarkan
fluida mengalir, melalui pori pori yang saling berhubungan
tampa menyebabkan kerusakan atau membawa partikel
media yang dilaluinya

SKALA KUANTITATIF PERMIABILITAS :
 < 5 mD          : Tight/Ketat
 5  10 mD       : Fair/Cukup
 10  100 mD     : Good/Baik
 100  1000 m D : Very good / Baik sekali.
Batuan berfungsi sebagai reservoir :

                       oBatu pasir Kwarsa ( 90 % Min. Kw)
 Batu Pasir           oBatu Pasir Greywake ( Min. Kw &
                      Felspart)
                       oBatu Pasir Arkose ( Min. Plg, H, Mica )

                            oTerumbu (Reef)
 Batu Gamping
                            o Gamping Klastik
FAKTOR FAKTOR RESERVOIR MEMPUNYAI
NILAI EKONOMIS :


     Tebal Lapisan Reservoir
     Penyebaran Batuan Reservoir
     Porositas dan Permiabilitas Efektif
     Tutupan ( Clousure)
GAS, MINYAK DAN AIR DALAM RESERVOIR :
                                GAS




                                        OIL


                                        WATER
JEBAKAN/PERANGKA
P
TEMPAT TERTUTUP, DALAM ARTI DIBATASI
OLEH   PENGHALANG    YANG  MEMAKSA
GERAKAN HIDROKARBON TERHENTI DAN
KEMUDIAN TERKUMPUL (AKUMULASI)



   DIBEDAKAN MENJADI BEBERAPA MACAM :
     PERANGKAP STRUKTUR
     PERANGKAP STRATIGRAFI
     PERANGKAP KOMBINASI
PERANGKAP STRUKTUR
PERANGKAP STRUKTUR
PERANGKAP STRUKTUR




PERANGKAP STRATIGRAFI
PERANGKAP STRUKTUR & STRATIGRAFI
BEBERAPA MACAM TIPE PERANGKAP MIGAS
Oil tr

More Related Content

Oil tr

  • 1. DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINYAK DAN GAS BUMI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINYAK DAN GAS BUMI OIL TRAP DISIAPKAN UNTUK PELATIHAN FIELD DEVELOPMENT TRAINING (FDT) - CPI CEPU - OKTOBER 2009
  • 2. MATERI PENDAHULUAN TEORI TERJADINYA MINYAK BUMI SIFAT SIFAT HIDROKARBON BATUAN INDUK & BATUAN RESERVOIR PENJEBAKAN & AKUMULASI
  • 3. PENDAHULUAN GEOLOGI MINYAK BUMI ADALAH PENERAPAN ILMU GEOLOGI DALAM MENCARI JEBAKAN MIGAS MINYAK PERTAMA KALI DITEMUKAN DI TIMUR TENGAH TEPAT NYA DI DAERAH MESOPOTAMIA MINYAK DAN GAS BUMI SECARA TEKNIS DISEBUT JUGA HIDROKARBON MINYAK DAN GAS BUMI ADALAH BAHAN BAKAR HABIS PAKAI INDONESIA MEMILIKI 60 CEKUNGAN
  • 4. CADANGAN GAS BUMI INDONESIA (STATUS : 1 JANUARI 2005) NAD NATUNA 4,488 1,266 53,610 KALIMANTAN TIMUR SUMATERA UTARA 48,151 SUMATERA TENGAH 7,754 KALIMANTAN TENGAH PAPUA SULAWESI TENGAH 583 4,132 24,223 MALUKU SUMATERA SELATAN 24,625 68 12 KALIMANTAN SELATAN JAWA BARAT 431 JAWA TENGAH 6,039 SULAWESI SELATAN 10,408 TERBUKTI = 97,256.18 BSCF POTENSIAL = 88,541.69 BSCF CADANGAN GAS BUMI (BSCF) TOTAL = 185,797.87 BSCF
  • 5. CADANGAN MINYAK BUMI INDONESIA (STATUS : 1 JANUARI 2005) NAD 120.1 NATUNA 400.1 121.5 SUMATERA UTARA KALIMANTAN TIMUR 816.5 PAPUA SUMATERA TENGAH 4270,8 SULAWESI TENGAH 145.3 69.1 MALUKU SUMATERA SELATAN 950.8 62.8 99 KALIMANTAN SELATAN JAWA BARAT 15.3 685.9 JAWA TENGAH SULAWESI SELATAN 869.7 TERBUKTI = 4,187.47 MMSTB CADANGAN MINYAK BUMI (MMSTB) POTENSIAL = 4,439.48 MMSTB TOTAL = 8,626.96 MMSTB
  • 6. INDONESIA TERTIARY BASIN MAP Status : July, 2003 North Sumatra W Natuna E Natuna Tarakan Sibolga N Sulawesi Central Sumatra N Halmahera Ketungau E Halmahera Melawi Kutei Gorontalo S Obi S Halmahera Salawati Biak Waropen Banggai Sula S Obi Lariang South Sumatera Pembuangan S Sula Jayapura Asem-Asem Kepala Burung Bintuni Waipoga Salabangka Buru W Bengkulu S Seram Biliton Manui Buru W Weber Sunda S. Makasar Bone Akimeugah Pati Buton NE Jawa Sea Weber NW Jawa Spermonde Aru N.E. Jawa Wetar Tanimbar Sahul Flores 0 250 500 South Jawa Kilometers Timor Lombok-Bali Sawu Production field Development Basin field Exploration field Not Developed
  • 7. TEORI TERJADINYA MINYAK DAN GAS BUMI DUA TEORI TERBENTUKNYA MINYAK DAN GAS BUMI : 1. TEORI ANORGANIK : A. TEORI ALKALI PANAS DENGAN CO2 B. TEORI KARBIDA PANAS DAN AIR C. TEORI EMANASI VULKANIK D. HIPOTESA KIMIA E. HIPOTESA ASAL KOSMIK 2. TEORI ORGANIK : A. MINYAK BUMI MENGANDUNG ZAT PORFIRIN YAITU ZAT YG MENYERUPAI HAEMOGLOBIN YANG TERDAPAT DI DALAM DARAH. B. MINYAK BUMI DAPAT MEMUTAR BIDANG POLARISASI, KARENA ADANYA ZAT LEMAK / KELESTEROL C. SUSUNAN HIDROKARBON MAYORITAS UNSUR H & C D. BANYAK DIJUMPAI PADA BATUAN SEDIMEN KAYA ORGANIK
  • 8. TEORI ALKALI PANAS DENGAN CO2 Logam alkali (dalam contoh ini Ca) didalam bumi yang bertemperatur tinggi bereaksi dengan CO2 dan air dapat membentuk C6 H6 (benzene). Ca + H2O H2 + Ca O 5 Ca + 2 CO2 Ca C2 + 4 Ca O Ca C2 + H2O C 2 H2 + Ca O 3 C2 H2 C6 H6 (benzene)
  • 9. TEORI KABIDA PANAS DENGAN AIR Didalam kerak bumi terdapat senyawa senyawa karbida, seperti karbida besi. Karbida besi tersebut akan bereaksi dengan air sehingga akan membentuk senyawa hidrokarbon (Gas Asetelin).
  • 10. TEORI EMANASI VULKANIK TEORI INI BERMULA DARI GUNUNG LUMPUR (MUD VULKANO) YANG SERING DITEMUI DI LAPANGAN MINYAK / DIJUMPAINYA MINYAK PADA BATUAN BEKU SEBAGAI CONTOH ADALAH DI MEXICO
  • 11. HIPOTESA KIMIA DI KERAK BUMI TERDAPAT AIR, GRAFIT DAN SULFIDA BESI (PENGHANTAR LISTRIK). AKIBAT DARI REAKSI, H TERLEPAS DARI AIR + GRAFIT TERBENTUK HIDROKARBON
  • 12. HIPOTESA ASAL KOSMIK HIPOTESA INI DASARNYA SPEKULASI, BAHWA DALAM ATSMOSFIR PLANET TERDAPAT HIDROKARBON TERUTAMA METHAN, JUGA DENGAN DIKETEMUKANNYA HIDROKARBON PADA BENDA BENDA METEORIT.
  • 13. TEORI ORGANIK MINYAK BUMI MENGANDUNG ZAT PORFIRIN YAITU ZAT YANG MENYERUPAI HAEMOGLOBIN YANG TERDAPAT DIDALAM DARAH. MINYAK BUMI MEMUTAR BIDANG POLARISASI, KARENA ADANYA ZAT KOLESTEROL/LEMAK SUSUNAN HIDROKARBON TERDIRI ATAS MAYORITAS UNSUR H DAN C YANG JUGA BANYAK DIJUMPAI PADA ZAT ORGANIK YANG TERDIRI DARI C,H, DAN O BANYAK DIJUMPAINYA HIDROKARBON/MINYAK BUMI PADA BATUAN SEDIMEN YANG KAYA AKAN ZAT ORGANIK.
  • 14. SYARAT TERBENTUKNYA MINYAK BUMI SUPPLY ZAT ORGANIK YANG MELIMPAH PROSES SEDIMENTASI CEPAT KONDISI LINGKUNGAN REDUKSI, SEHINGGA KEHADIRAN O 2 PRAKTIS TIDAK ADA ENDAPAN KLATIS HALUS DIDAPAT REAGEN/BAKTERI YG MENYEBABKAN BAHAN ORGANIK BERUBAH MENJADI HC
  • 15. SIFAT HIDROCARBON SIFAT SIFAT HC DIBEDAKAN MENJADI 2 MACAM 1. SIFAT KIMIA 2. SIFAT FISIK
  • 16. SIFAT KIMIA MINYAK BUMI SECARA KIMIA KOMPOSISI MINYAK DAN GAS BUMI DIDOMINASI OLEH UNSUR H DAN C SENYAWA LAINNYA YANG TIDAK DOMINAN SEPERTI NITROGEN, SULFUR, OKSIGEN SERTA SENYAWA LOGAM LAIINYA.
  • 17. CHEMICAL COMPOSITION OF TYPICAL PETROLEUM ELEMENT CRUDE OIL ASPHAL NATURAL GAS % WEIGHT % WEIGHT % WEIGHT CARBON 82.2 87.1 80 - 85 65 - 80 HYDROGEN 11.7 14.7 8.5 - 11 1 - 25 SULFUR 0.1 5.5 2-8 TRACE 0.2 NITROGEN 0.1 1.5 0-2 1 15 OXYGEN 0.1 4.5 --- ---
  • 18. SIFAT FISIK MINYAK BUMI BERAT JENIS (SPECIFIC GRAFITY) STANDARD DUNIA MENGGUNAKAN 0 API 141,5 0 API = - 131,5 BJ
  • 19. VISCOSITAS (KEKENTALAN) MENENTUKAN KEMAMPUAN MINYAK UNTUK DAPAT MENGALIR SIFAT INI MENENTUKAN JUMLAH ATAU PRODUKSI MIGAS BUMI GAS YANG TERLARUT DLM MINYAK DAPAT MENURUNKAN VISKOSITAS WARNA SEBETULNYA SENYAWA HC TIDAK BERWARNA, KARENA ADANYA CAMPURAN SENYAWA LAIN SEHINGGA MEMPENGARUHI WARNA DARI MINYAK. MINYAK YANG MEMPUNYAI SG BESAR UMUMNYA BERWARNA HIJAU KEHITAMAN, SEDANGKAN MINYAK RINGAN BERWARNA COKLAT KEHITAMAN. BAU MINYAK DAN GAS BUMI ADA YANG BERBAU SEDAP DAN ADA YANG TIDAK. ADANYA BELERANG ATAU NITROGEN MEMBERI BAU TIDAK SEDAP. KATA AROMATIK DIAMBIL DARI AROMA YANG ARTINYA BAU BAUAN YANG SEDAP
  • 20. BATUAN INDUK UMUMNYA BERWARNA GELAP, MERUPAKAN KLASTIK HALUS DAN KAYA AKAN ZAT ORGANIK. KWALIFIKASI BATUAN INDUK Khalifeh & Louis (1935) Memperbandingkan Carbon (C) atom ganjil dan Carbon (C) atom Genap mendekati 1 (satu), maka merupakan source rock yang baik, dan sebaliknya apabila perbandingannya jauh dari 1(satu) maka bukan merupakan source rock yang baik. Phillipi (1957) Batuan mengandung 50 ppm HC pribumi, potensi jelek Batuan mengandung 5000 ppm HC pribumi potensi baik
  • 21. LEMIGAS DIDASARKAN PADA KANDUNGAN TOC (TOTAL ORGANIC CONTENT) DENGAN KWALIFIKASI SEBAGAI BERIKUT : TOC < 0.5 % : BUKAN BATUAN INDUK TOC 0.5 1 % : KWALITAS RENDAH TOC 1 2 % : KWALITAS BAIK TOC 2 4 % : SANGAT POTENSIAL TOC > 4 % : ISTIMEWA
  • 22. CONTOH BATUAN SEDIMEN & TOC NAMA BATUAN KOMPOSISI TOC (%) BATU PASIR 0.09 BATU NAPAL 0,12 BATU LEMPUNG 2,5 HITAM
  • 23. MIGRASI DIBEDAKAN MENJADI 2 MACAM MIGRASI PRIMER PERPINDAHAN HC DARI BATUAN INDUK KE BATUAN RESERVOIR
  • 24. MIGRASI SKUNDER PERPINDAHAN HC DARI RESERVOIR KE PERANGKAP/AKUMULASI.
  • 26. BATUAN RESERVOIR BATUAN YANG MEMPUNYAI KEMAMPUAN MENAMPUNG DAN MENYIMPAN FLUIDA SYARAT SYARATNYA Mempunyai rongga (pori-pori) Mempunyai kelulusan (permeable) Mempunyai penutup (cap rock) Mempunyai perangkap/jebakan, sehingga minyak tidak lari Keterangan : Abu Abu : Butiran/Fragmen Hijau : Air Hitam : Minyak
  • 27. POROSITAS Perbandingan rongga dalam batuan terhadap volume batuan tersebut. Porositas dapat dirumuskan sebagai berikut : Volume pori pori Porositas () = x 100 % Volume Bulk Batuan
  • 28. CARA MENENTUKAN BESARAN POROSITAS : DI LABORATORIUM PERKIRAAN SECARA MIKROSKOPIS SONIC LOG, DENSITY LOG DAN NEUTRON LOG
  • 29. TINGKATAN POROSITAS SEMI KUANTITATIF : 05% : DAPAT DIABAIKAN 5 10 % : BURUK / POOR 10 15 % : CUKUP / MEDIUM 15 20 % : BAIK / GOOD > 20 % : SANGAT BAIK / VERY GOOD
  • 30. PERMIABILITAS Adalah kemampuan batuan tersebut untuk membiarkan fluida mengalir, melalui pori pori yang saling berhubungan tampa menyebabkan kerusakan atau membawa partikel media yang dilaluinya SKALA KUANTITATIF PERMIABILITAS : < 5 mD : Tight/Ketat 5 10 mD : Fair/Cukup 10 100 mD : Good/Baik 100 1000 m D : Very good / Baik sekali.
  • 31. Batuan berfungsi sebagai reservoir : oBatu pasir Kwarsa ( 90 % Min. Kw) Batu Pasir oBatu Pasir Greywake ( Min. Kw & Felspart) oBatu Pasir Arkose ( Min. Plg, H, Mica ) oTerumbu (Reef) Batu Gamping o Gamping Klastik
  • 32. FAKTOR FAKTOR RESERVOIR MEMPUNYAI NILAI EKONOMIS : Tebal Lapisan Reservoir Penyebaran Batuan Reservoir Porositas dan Permiabilitas Efektif Tutupan ( Clousure)
  • 33. GAS, MINYAK DAN AIR DALAM RESERVOIR : GAS OIL WATER
  • 34. JEBAKAN/PERANGKA P TEMPAT TERTUTUP, DALAM ARTI DIBATASI OLEH PENGHALANG YANG MEMAKSA GERAKAN HIDROKARBON TERHENTI DAN KEMUDIAN TERKUMPUL (AKUMULASI) DIBEDAKAN MENJADI BEBERAPA MACAM : PERANGKAP STRUKTUR PERANGKAP STRATIGRAFI PERANGKAP KOMBINASI
  • 38. PERANGKAP STRUKTUR & STRATIGRAFI
  • 39. BEBERAPA MACAM TIPE PERANGKAP MIGAS

Editor's Notes

  1. AND THIS SLIDE SHOWS THE GAS RESERVES IN INDONESIA. THE TOTAL PROVEN AND POTENTIAL RESERVE IS AROUND 186 TCF. THE BIGGEST GAS RESERVE COME FROM NATUNA (53.6 TCF, HAS HIGH VOLUMES OF ASSOCIATED CO2 GAS), FOLLOWED BY EAST KALIMANTAN (48.2 TCF), SOUTH SUMATRA (24.6 TCF), AND IRIAN JAYA/ PAPUA (24.2 TCF). THIS FIGURE SHOWS INDONESIA GAS RESERVE, COMPARE TO THE AREA OF THE POPULATIONS DENSE, JAVA HAS LIMITED GAS RESERVE. THESE RESERVE ARE PROJECTED TO BE UTILIZED FOR MORE THAN 63 YEARS. GENERALLY SPEAKING THAT INDONESIAS NATURAL GAS RESERVE EXCEED THE DOMESTIC DEMAND.
  2. LADIES AND GENTLEMEN, THIS IS THE LAST STATUS ON INDONESIAN OIL RESERVE. TOTAL PROVEN AND POTENTIAL OIL RESERVE TODAY IS AROUND 8.6 BILLION BARRELS OIL. THE BIGGEST OIL RESERVE OF INDONESIA COME FROM CENTRAL SUMATRA (4.2 BILLION BARRELS), FOLLOWED BY SOUTH SUMATRA (950 MILLION BARRELS), EAST JAVA (870 MILLION BARRELS) AND EAST KALIMANTAN (816 MILLION BARRELS). (STATUS: JANUARY 1, 2005)
  3. AND THIS SLIDE SHOWS THE GAS RESERVES IN INDONESIA. THE TOTAL PROVEN AND POTENTIAL RESERVE IS AROUND 186 TCF. THE BIGGEST GAS RESERVE COME FROM NATUNA (53.6 TCF, HAS HIGH VOLUMES OF ASSOCIATED CO2 GAS), FOLLOWED BY EAST KALIMANTAN (48.2 TCF), SOUTH SUMATRA (24.6 TCF), AND IRIAN JAYA/ PAPUA (24.2 TCF). THIS FIGURE SHOWS INDONESIA GAS RESERVE, COMPARE TO THE AREA OF THE POPULATIONS DENSE, JAVA HAS LIMITED GAS RESERVE. THESE RESERVE ARE PROJECTED TO BE UTILIZED FOR MORE THAN 63 YEARS. GENERALLY SPEAKING THAT INDONESIAS NATURAL GAS RESERVE EXCEED THE DOMESTIC DEMAND.
  4. THIS SLIDE SHOWS THE GRAPH OF THE INDONESIAN OIL AND GAS CONDENSATE PRODUCTION DURING YEAR 2000 UP TO 2005. FROM THE GRAPH WE CAN SEE THAT, FROM YEAR 2000 TO YEAR 2005 THE OIL AND CONDENSATE PRODUCTION DECLINES CONSIDERABLY AROUND 25% WITHIN THE PAST SIX YEARS. THE DECLINE ENCOURAGE THE GOVERNMENT TO PURSUE SOME EFFORTS SUCH AS OPENING NEW ACREAGE TO INCREASE EXPLORATION, CONSERVE ENERGY AND ENERGY DIVERSIFICATION.
  5. THIS SLIDE SHOWS ABOUT THE GAS PRODUCTION AND UTILIZATION IN INDONESIA FROM YEAR 2000 TO 2005. FROM THIS FIGURE WE CAN SEE THAT THE ARE NO SIGNIFICANT CHANGES IN GAS PRODUCTION. FOR THE PAST SIX YEARS, INDONESIA PRODUCES GAS IN AN AVERAGE OF AROUND 8 BSCFD. WITH THE HIGHEST PRODUCTION IN 2003 WHICH IS AROUD 8.6 BSCFD AND THE LOWEST PRODUCTION 2001 WHICH IS AROUND 7.6 BSCFD. INDONESIAS HIGHEST GAS UTILIZATION IS IN 2003 WHICH IS AROUND 8.2 BSCFD AND THE LOWEST UTILIZATION IS IN 2001 WHICH IS AROUND 7.1 BSCFD