ºÝºÝߣshows by User: MujiyantoSStPiMSi / http://www.slideshare.net/images/logo.gif ºÝºÝߣshows by User: MujiyantoSStPiMSi / Tue, 12 May 2015 12:06:25 GMT ºÝºÝߣShare feed for ºÝºÝߣshows by User: MujiyantoSStPiMSi Sebuah pegangan seorang penyelam /slideshow/sebuah-pegangan-seorang-penyelam/48044746 sebuahpeganganseorangpenyelam-150512120625-lva1-app6892
Secara fisiologi penyelaman, manusia tidak diciptakan untuk beradaptasi dengan lingkungan bawah perairan baik perairan tawar maupun laut, tetapi manusia dapat menciptakan suatu alat untuk beradptasi dengan lingkungan perairan. Alat tersebut dinamakan SCUBA (Self Contained Underwater Breathing Apparatus). Peralatan Scuba merupakan peralatan penyelaman yang disempurnakan oleh Yves Couteau dan Emile Gagnan pada tahun 1943, dan sampai sekarang masih dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan baik berupa tingkat keselamatan dan berbagai aksesoris pendukung lainnya. Perkembangan penyelaman Scuba di Indonesia sampai saat sekarang boleh dikatakan sangat mengembirakan, terutama untuk penyelaman olah raga dan wisata bahari. Akan tetapi penyelaman di bidang lainnya, seperti halnya penyelaman komersial dan penyelaman ilmiah masih sangat terbatas. Dan tak jarang pekerjaan dan proyek-proyek bawah air di Indonesia masih didominasi oleh penyelam-penyelam asing. Manfaat lain penyelaman scuba adalah, seseorang penyelam dapat mengembangkan ilmu-ilmu kelautan sesuai dengan bidangnya seperti halnya dalam bidang arsitektur atau teknik sispil, dia dapat mengembangkan untuk membuat konstruksi-konstruksi atau penambangan lepas pantai(off shore). Dibidang kedokteran seorang penyelam dapat mengembagkan Hyperbarik (fisika dan fisiologi penyelaman, serta medical aspek). Sedangkan untuk masyarakat ilmiah, penyelam dapat melakukan kegiatan penelitian-penelitian yang dilakukan dapat mengembangkan dan mengungkapkan potensi sumberdaya hayati laut yang terdapat dalam suatu perairan, terutama ilmu biologi, geologi, arkeologi dan kelautan lainnya. Sebagian ahli penyelaman mengatakan bahwa penyelaman Scuba merupakan salah satu aktivitas atau olah raga yang beresiko tinggi baik bagi kesehatan maupun bagi keselamatan pribadi pelakunya. Tentunya bila kegiatan tersebut tidak dilakukan melalui prosedur yang benar. Karena itu pendidikan dan pelatihan penyelaman Scuba harus dikelola sebagai suatu kegiatan belajar-mengajar dengan sistem yang jelas dengan program-programnya, terukur dan terorganisir pelaksanaannya. Dengan demikian akan dimungkinkan diadakannya monitoring, evaluasi guna mencapai hasil yang optimal. Scientific Diving Club bertujuan untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang memiliki kemampuan lebih dengan mengorientasikan kegiatannya pada selam ilmiah yang mendukung, memperlancar dan menerapkan selam ilmiah secara bertanggung jawab.]]>

Secara fisiologi penyelaman, manusia tidak diciptakan untuk beradaptasi dengan lingkungan bawah perairan baik perairan tawar maupun laut, tetapi manusia dapat menciptakan suatu alat untuk beradptasi dengan lingkungan perairan. Alat tersebut dinamakan SCUBA (Self Contained Underwater Breathing Apparatus). Peralatan Scuba merupakan peralatan penyelaman yang disempurnakan oleh Yves Couteau dan Emile Gagnan pada tahun 1943, dan sampai sekarang masih dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan baik berupa tingkat keselamatan dan berbagai aksesoris pendukung lainnya. Perkembangan penyelaman Scuba di Indonesia sampai saat sekarang boleh dikatakan sangat mengembirakan, terutama untuk penyelaman olah raga dan wisata bahari. Akan tetapi penyelaman di bidang lainnya, seperti halnya penyelaman komersial dan penyelaman ilmiah masih sangat terbatas. Dan tak jarang pekerjaan dan proyek-proyek bawah air di Indonesia masih didominasi oleh penyelam-penyelam asing. Manfaat lain penyelaman scuba adalah, seseorang penyelam dapat mengembangkan ilmu-ilmu kelautan sesuai dengan bidangnya seperti halnya dalam bidang arsitektur atau teknik sispil, dia dapat mengembangkan untuk membuat konstruksi-konstruksi atau penambangan lepas pantai(off shore). Dibidang kedokteran seorang penyelam dapat mengembagkan Hyperbarik (fisika dan fisiologi penyelaman, serta medical aspek). Sedangkan untuk masyarakat ilmiah, penyelam dapat melakukan kegiatan penelitian-penelitian yang dilakukan dapat mengembangkan dan mengungkapkan potensi sumberdaya hayati laut yang terdapat dalam suatu perairan, terutama ilmu biologi, geologi, arkeologi dan kelautan lainnya. Sebagian ahli penyelaman mengatakan bahwa penyelaman Scuba merupakan salah satu aktivitas atau olah raga yang beresiko tinggi baik bagi kesehatan maupun bagi keselamatan pribadi pelakunya. Tentunya bila kegiatan tersebut tidak dilakukan melalui prosedur yang benar. Karena itu pendidikan dan pelatihan penyelaman Scuba harus dikelola sebagai suatu kegiatan belajar-mengajar dengan sistem yang jelas dengan program-programnya, terukur dan terorganisir pelaksanaannya. Dengan demikian akan dimungkinkan diadakannya monitoring, evaluasi guna mencapai hasil yang optimal. Scientific Diving Club bertujuan untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang memiliki kemampuan lebih dengan mengorientasikan kegiatannya pada selam ilmiah yang mendukung, memperlancar dan menerapkan selam ilmiah secara bertanggung jawab.]]>
Tue, 12 May 2015 12:06:25 GMT /slideshow/sebuah-pegangan-seorang-penyelam/48044746 MujiyantoSStPiMSi@slideshare.net(MujiyantoSStPiMSi) Sebuah pegangan seorang penyelam MujiyantoSStPiMSi Secara fisiologi penyelaman, manusia tidak diciptakan untuk beradaptasi dengan lingkungan bawah perairan baik perairan tawar maupun laut, tetapi manusia dapat menciptakan suatu alat untuk beradptasi dengan lingkungan perairan. Alat tersebut dinamakan SCUBA (Self Contained Underwater Breathing Apparatus). Peralatan Scuba merupakan peralatan penyelaman yang disempurnakan oleh Yves Couteau dan Emile Gagnan pada tahun 1943, dan sampai sekarang masih dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan baik berupa tingkat keselamatan dan berbagai aksesoris pendukung lainnya. Perkembangan penyelaman Scuba di Indonesia sampai saat sekarang boleh dikatakan sangat mengembirakan, terutama untuk penyelaman olah raga dan wisata bahari. Akan tetapi penyelaman di bidang lainnya, seperti halnya penyelaman komersial dan penyelaman ilmiah masih sangat terbatas. Dan tak jarang pekerjaan dan proyek-proyek bawah air di Indonesia masih didominasi oleh penyelam-penyelam asing. Manfaat lain penyelaman scuba adalah, seseorang penyelam dapat mengembangkan ilmu-ilmu kelautan sesuai dengan bidangnya seperti halnya dalam bidang arsitektur atau teknik sispil, dia dapat mengembangkan untuk membuat konstruksi-konstruksi atau penambangan lepas pantai(off shore). Dibidang kedokteran seorang penyelam dapat mengembagkan Hyperbarik (fisika dan fisiologi penyelaman, serta medical aspek). Sedangkan untuk masyarakat ilmiah, penyelam dapat melakukan kegiatan penelitian-penelitian yang dilakukan dapat mengembangkan dan mengungkapkan potensi sumberdaya hayati laut yang terdapat dalam suatu perairan, terutama ilmu biologi, geologi, arkeologi dan kelautan lainnya. Sebagian ahli penyelaman mengatakan bahwa penyelaman Scuba merupakan salah satu aktivitas atau olah raga yang beresiko tinggi baik bagi kesehatan maupun bagi keselamatan pribadi pelakunya. Tentunya bila kegiatan tersebut tidak dilakukan melalui prosedur yang benar. Karena itu pendidikan dan pelatihan penyelaman Scuba harus dikelola sebagai suatu kegiatan belajar-mengajar dengan sistem yang jelas dengan program-programnya, terukur dan terorganisir pelaksanaannya. Dengan demikian akan dimungkinkan diadakannya monitoring, evaluasi guna mencapai hasil yang optimal. Scientific Diving Club bertujuan untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang memiliki kemampuan lebih dengan mengorientasikan kegiatannya pada selam ilmiah yang mendukung, memperlancar dan menerapkan selam ilmiah secara bertanggung jawab. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/sebuahpeganganseorangpenyelam-150512120625-lva1-app6892-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> Secara fisiologi penyelaman, manusia tidak diciptakan untuk beradaptasi dengan lingkungan bawah perairan baik perairan tawar maupun laut, tetapi manusia dapat menciptakan suatu alat untuk beradptasi dengan lingkungan perairan. Alat tersebut dinamakan SCUBA (Self Contained Underwater Breathing Apparatus). Peralatan Scuba merupakan peralatan penyelaman yang disempurnakan oleh Yves Couteau dan Emile Gagnan pada tahun 1943, dan sampai sekarang masih dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan baik berupa tingkat keselamatan dan berbagai aksesoris pendukung lainnya. Perkembangan penyelaman Scuba di Indonesia sampai saat sekarang boleh dikatakan sangat mengembirakan, terutama untuk penyelaman olah raga dan wisata bahari. Akan tetapi penyelaman di bidang lainnya, seperti halnya penyelaman komersial dan penyelaman ilmiah masih sangat terbatas. Dan tak jarang pekerjaan dan proyek-proyek bawah air di Indonesia masih didominasi oleh penyelam-penyelam asing. Manfaat lain penyelaman scuba adalah, seseorang penyelam dapat mengembangkan ilmu-ilmu kelautan sesuai dengan bidangnya seperti halnya dalam bidang arsitektur atau teknik sispil, dia dapat mengembangkan untuk membuat konstruksi-konstruksi atau penambangan lepas pantai(off shore). Dibidang kedokteran seorang penyelam dapat mengembagkan Hyperbarik (fisika dan fisiologi penyelaman, serta medical aspek). Sedangkan untuk masyarakat ilmiah, penyelam dapat melakukan kegiatan penelitian-penelitian yang dilakukan dapat mengembangkan dan mengungkapkan potensi sumberdaya hayati laut yang terdapat dalam suatu perairan, terutama ilmu biologi, geologi, arkeologi dan kelautan lainnya. Sebagian ahli penyelaman mengatakan bahwa penyelaman Scuba merupakan salah satu aktivitas atau olah raga yang beresiko tinggi baik bagi kesehatan maupun bagi keselamatan pribadi pelakunya. Tentunya bila kegiatan tersebut tidak dilakukan melalui prosedur yang benar. Karena itu pendidikan dan pelatihan penyelaman Scuba harus dikelola sebagai suatu kegiatan belajar-mengajar dengan sistem yang jelas dengan program-programnya, terukur dan terorganisir pelaksanaannya. Dengan demikian akan dimungkinkan diadakannya monitoring, evaluasi guna mencapai hasil yang optimal. Scientific Diving Club bertujuan untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang memiliki kemampuan lebih dengan mengorientasikan kegiatannya pada selam ilmiah yang mendukung, memperlancar dan menerapkan selam ilmiah secara bertanggung jawab.
Sebuah pegangan seorang penyelam from Mujiyanto -
]]>
452 2 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/sebuahpeganganseorangpenyelam-150512120625-lva1-app6892-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian marine and coastal resources) /slideshow/marine-and-coastal-protected-areas-mcpas-a-chance-to-save-indonesian-marine-and-coastal-resources/47978856 marineandcoastalprotectedareasmcpasachancetosaveindonesianmarineandcoastalresources-150511035632-lva1-app6891
Perikanan dan usaha dalam bidang ekonomi telah dilaksanakan dan terintegrasi pada sumber daya pantai dan laut. Usaha-usaha seperti itu dapat berakibat pada kondisi kehidupan masyarakat pantai, keanekaragaman hayati, dan beberapa fungsi ekosistem di laut. Strategi konservasi terhadap sumber daya di dalam laut saat ini sedang dibutuhkan. Salah satu strategi yang ditawarkan adalah menetapkan Marine Coastal Protected Areas (MCPAs). MCPAs dapat dibentuk dengan mengikuti beberapa pertimbangan, sebagai contoh: persetujuan dari masyarakat dan para pemanfaat sumberdaya lain (stakeholders), yang secara langsung atau secara tidak langsung menggunakan wilayah pantai, kondisi dan kepekaan beberapa jenis terhadap adanya perubahan-perubahan lingkungan, dan yang paling penting adalah usaha untuk memonitor dan mengevaluasi perlindungan laut, melaksanakan program secara terus menerus. Strategi melalui manajemen MCPAs diharapkan bisa untuk menyelamatkan dan melindungi ketersediaan sumber daya pantai dan laut, khususnya pada sektor perikanan, dengan memerhatikan rendahnya ekonomi nelayan tradisional di Indonesia.]]>

Perikanan dan usaha dalam bidang ekonomi telah dilaksanakan dan terintegrasi pada sumber daya pantai dan laut. Usaha-usaha seperti itu dapat berakibat pada kondisi kehidupan masyarakat pantai, keanekaragaman hayati, dan beberapa fungsi ekosistem di laut. Strategi konservasi terhadap sumber daya di dalam laut saat ini sedang dibutuhkan. Salah satu strategi yang ditawarkan adalah menetapkan Marine Coastal Protected Areas (MCPAs). MCPAs dapat dibentuk dengan mengikuti beberapa pertimbangan, sebagai contoh: persetujuan dari masyarakat dan para pemanfaat sumberdaya lain (stakeholders), yang secara langsung atau secara tidak langsung menggunakan wilayah pantai, kondisi dan kepekaan beberapa jenis terhadap adanya perubahan-perubahan lingkungan, dan yang paling penting adalah usaha untuk memonitor dan mengevaluasi perlindungan laut, melaksanakan program secara terus menerus. Strategi melalui manajemen MCPAs diharapkan bisa untuk menyelamatkan dan melindungi ketersediaan sumber daya pantai dan laut, khususnya pada sektor perikanan, dengan memerhatikan rendahnya ekonomi nelayan tradisional di Indonesia.]]>
Mon, 11 May 2015 03:56:32 GMT /slideshow/marine-and-coastal-protected-areas-mcpas-a-chance-to-save-indonesian-marine-and-coastal-resources/47978856 MujiyantoSStPiMSi@slideshare.net(MujiyantoSStPiMSi) Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian marine and coastal resources) MujiyantoSStPiMSi Perikanan dan usaha dalam bidang ekonomi telah dilaksanakan dan terintegrasi pada sumber daya pantai dan laut. Usaha-usaha seperti itu dapat berakibat pada kondisi kehidupan masyarakat pantai, keanekaragaman hayati, dan beberapa fungsi ekosistem di laut. Strategi konservasi terhadap sumber daya di dalam laut saat ini sedang dibutuhkan. Salah satu strategi yang ditawarkan adalah menetapkan Marine Coastal Protected Areas (MCPAs). MCPAs dapat dibentuk dengan mengikuti beberapa pertimbangan, sebagai contoh: persetujuan dari masyarakat dan para pemanfaat sumberdaya lain (stakeholders), yang secara langsung atau secara tidak langsung menggunakan wilayah pantai, kondisi dan kepekaan beberapa jenis terhadap adanya perubahan-perubahan lingkungan, dan yang paling penting adalah usaha untuk memonitor dan mengevaluasi perlindungan laut, melaksanakan program secara terus menerus. Strategi melalui manajemen MCPAs diharapkan bisa untuk menyelamatkan dan melindungi ketersediaan sumber daya pantai dan laut, khususnya pada sektor perikanan, dengan memerhatikan rendahnya ekonomi nelayan tradisional di Indonesia. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/marineandcoastalprotectedareasmcpasachancetosaveindonesianmarineandcoastalresources-150511035632-lva1-app6891-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> Perikanan dan usaha dalam bidang ekonomi telah dilaksanakan dan terintegrasi pada sumber daya pantai dan laut. Usaha-usaha seperti itu dapat berakibat pada kondisi kehidupan masyarakat pantai, keanekaragaman hayati, dan beberapa fungsi ekosistem di laut. Strategi konservasi terhadap sumber daya di dalam laut saat ini sedang dibutuhkan. Salah satu strategi yang ditawarkan adalah menetapkan Marine Coastal Protected Areas (MCPAs). MCPAs dapat dibentuk dengan mengikuti beberapa pertimbangan, sebagai contoh: persetujuan dari masyarakat dan para pemanfaat sumberdaya lain (stakeholders), yang secara langsung atau secara tidak langsung menggunakan wilayah pantai, kondisi dan kepekaan beberapa jenis terhadap adanya perubahan-perubahan lingkungan, dan yang paling penting adalah usaha untuk memonitor dan mengevaluasi perlindungan laut, melaksanakan program secara terus menerus. Strategi melalui manajemen MCPAs diharapkan bisa untuk menyelamatkan dan melindungi ketersediaan sumber daya pantai dan laut, khususnya pada sektor perikanan, dengan memerhatikan rendahnya ekonomi nelayan tradisional di Indonesia.
Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian marine and coastal resources) from Mujiyanto -
]]>
492 2 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/marineandcoastalprotectedareasmcpasachancetosaveindonesianmarineandcoastalresources-150511035632-lva1-app6891-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Pentingnya Amdal Pesisir Dalam Perspektif Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Studi kasus : Eksploitasi Sumberdaya Minyak) /slideshow/pentingnya-amdal-pesisir-studi-kasus-eksploitasi-sumberdaya-minyak/47978495 pentingnyaamdalpesisirstudikasuseksploitasisumberdayaminyak-150511033519-lva1-app6891
Karakteristik minyak mentah mempunyai perbedaan sesuai dengan sumbernya. Dimana minyak olahan berbeda karakteristik sesuai proses pengolahan, dan apabila tumpah pada ekosistem maka kelakuan fisik kimia minyak bersifat site-specific. Kekhususan tempat tersebut menentukan pendekatan pengendalian resiko pencemaran dan pilihan teknologi remediasi (melokalisasi dan mengambil semaksimal mungkin tumpahan minyak dari laut). Permasalahan pencemaran dan kerusakan lingkungan pesisir dan laut merupakan isu yang penting untuk ditangani mengingat besarnya ketergantungan terhadap sumber daya pesisir dan laut serta luasnya dampak yang diakibatkan pencemaran tersebut. Untuk itu perlu dilakukan langah-langkah pencegahan dan penanggulangan terhadap berbagai kegiatan yang dapat memacu terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan laut. Terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan perairan adalah pembungan limbah yang tidak terolah sempurna atau bahkan tidak diolah sama sekali ke perairan. Pemerintah bIndonesia harus mampu untuk mengupayakan terciptanya sistem struktur hukum dan peraturan perundangan yang yang transparan, sehingga dalam pemanfaatan sumberdaya alam harus dilakukan dengan bijaksana dan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang.]]>

Karakteristik minyak mentah mempunyai perbedaan sesuai dengan sumbernya. Dimana minyak olahan berbeda karakteristik sesuai proses pengolahan, dan apabila tumpah pada ekosistem maka kelakuan fisik kimia minyak bersifat site-specific. Kekhususan tempat tersebut menentukan pendekatan pengendalian resiko pencemaran dan pilihan teknologi remediasi (melokalisasi dan mengambil semaksimal mungkin tumpahan minyak dari laut). Permasalahan pencemaran dan kerusakan lingkungan pesisir dan laut merupakan isu yang penting untuk ditangani mengingat besarnya ketergantungan terhadap sumber daya pesisir dan laut serta luasnya dampak yang diakibatkan pencemaran tersebut. Untuk itu perlu dilakukan langah-langkah pencegahan dan penanggulangan terhadap berbagai kegiatan yang dapat memacu terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan laut. Terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan perairan adalah pembungan limbah yang tidak terolah sempurna atau bahkan tidak diolah sama sekali ke perairan. Pemerintah bIndonesia harus mampu untuk mengupayakan terciptanya sistem struktur hukum dan peraturan perundangan yang yang transparan, sehingga dalam pemanfaatan sumberdaya alam harus dilakukan dengan bijaksana dan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang.]]>
Mon, 11 May 2015 03:35:19 GMT /slideshow/pentingnya-amdal-pesisir-studi-kasus-eksploitasi-sumberdaya-minyak/47978495 MujiyantoSStPiMSi@slideshare.net(MujiyantoSStPiMSi) Pentingnya Amdal Pesisir Dalam Perspektif Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Studi kasus : Eksploitasi Sumberdaya Minyak) MujiyantoSStPiMSi Karakteristik minyak mentah mempunyai perbedaan sesuai dengan sumbernya. Dimana minyak olahan berbeda karakteristik sesuai proses pengolahan, dan apabila tumpah pada ekosistem maka kelakuan fisik kimia minyak bersifat site-specific. Kekhususan tempat tersebut menentukan pendekatan pengendalian resiko pencemaran dan pilihan teknologi remediasi (melokalisasi dan mengambil semaksimal mungkin tumpahan minyak dari laut). Permasalahan pencemaran dan kerusakan lingkungan pesisir dan laut merupakan isu yang penting untuk ditangani mengingat besarnya ketergantungan terhadap sumber daya pesisir dan laut serta luasnya dampak yang diakibatkan pencemaran tersebut. Untuk itu perlu dilakukan langah-langkah pencegahan dan penanggulangan terhadap berbagai kegiatan yang dapat memacu terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan laut. Terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan perairan adalah pembungan limbah yang tidak terolah sempurna atau bahkan tidak diolah sama sekali ke perairan. Pemerintah bIndonesia harus mampu untuk mengupayakan terciptanya sistem struktur hukum dan peraturan perundangan yang yang transparan, sehingga dalam pemanfaatan sumberdaya alam harus dilakukan dengan bijaksana dan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/pentingnyaamdalpesisirstudikasuseksploitasisumberdayaminyak-150511033519-lva1-app6891-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> Karakteristik minyak mentah mempunyai perbedaan sesuai dengan sumbernya. Dimana minyak olahan berbeda karakteristik sesuai proses pengolahan, dan apabila tumpah pada ekosistem maka kelakuan fisik kimia minyak bersifat site-specific. Kekhususan tempat tersebut menentukan pendekatan pengendalian resiko pencemaran dan pilihan teknologi remediasi (melokalisasi dan mengambil semaksimal mungkin tumpahan minyak dari laut). Permasalahan pencemaran dan kerusakan lingkungan pesisir dan laut merupakan isu yang penting untuk ditangani mengingat besarnya ketergantungan terhadap sumber daya pesisir dan laut serta luasnya dampak yang diakibatkan pencemaran tersebut. Untuk itu perlu dilakukan langah-langkah pencegahan dan penanggulangan terhadap berbagai kegiatan yang dapat memacu terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan laut. Terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan perairan adalah pembungan limbah yang tidak terolah sempurna atau bahkan tidak diolah sama sekali ke perairan. Pemerintah bIndonesia harus mampu untuk mengupayakan terciptanya sistem struktur hukum dan peraturan perundangan yang yang transparan, sehingga dalam pemanfaatan sumberdaya alam harus dilakukan dengan bijaksana dan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang.
Pentingnya Amdal Pesisir Dalam Perspektif Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Studi kasus : Eksploitasi Sumberdaya Minyak) from Mujiyanto -
]]>
3804 1 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/pentingnyaamdalpesisirstudikasuseksploitasisumberdayaminyak-150511033519-lva1-app6891-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya (Studi Kasus : Pulau Rakit dan Pulau Ganteng di Perairan Teluk Saleh, NTB) /slideshow/kondisi-ekosistem-terumbu-karang-serta-strategi-pengelolaannya-studi-kasus-perairan-teluk-saleh/47978028 kondisiekosistemterumbukarangsertastrategipengelolaannyastudikasusperairanteluksaleh-150511031428-lva1-app6892
Penelitian dilakukan di perairan Pulau Rakit dan Pulau Ganteng di perairan Teluk Saleh Nusa Tenggara Barat pada tahun 2005 dengan waktu pelaksanaan pada bulan Mei dan Oktber 2005. Berdasarkan informasi dari nelayan, terumbu karang di perairan Teluk Saleh, Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah mengalami banyak kerusakan, terutama pada perairan yang dangkal yaitu pada kedalaman kurang dari 15 meter. Pengamatan dan perhitungan persentase penutupan karang dilakukan dengan menggunakan metode Line Intercef Transect (LIT). Kerusakan terumbu karang tersebut akibat dari kegiatan penangkapan ikan dengan cara-cara penangkapan yang tidak ramah lingkungan. Kondisi terumbu karang hidup pada kategori sedang, penutupan karang dalam kategori karang rusak. Adapun Strategi pengelolaan terumbu karang berdasarkan permasalah yang ditemukan di lokasi, secara garis besarnya adalah dengan memberdayakan masyarakat pesisir yang secara langsung bergantung pada pengelolaan terumbu karang, mengurangi laju degradasi kondisi terumbu karang yang ada pada saat ini serta mengelola terumbu karang berdasarkan karakteristik ekosistem, potensi, pemanfaatan dan status hukumnya.]]>

Penelitian dilakukan di perairan Pulau Rakit dan Pulau Ganteng di perairan Teluk Saleh Nusa Tenggara Barat pada tahun 2005 dengan waktu pelaksanaan pada bulan Mei dan Oktber 2005. Berdasarkan informasi dari nelayan, terumbu karang di perairan Teluk Saleh, Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah mengalami banyak kerusakan, terutama pada perairan yang dangkal yaitu pada kedalaman kurang dari 15 meter. Pengamatan dan perhitungan persentase penutupan karang dilakukan dengan menggunakan metode Line Intercef Transect (LIT). Kerusakan terumbu karang tersebut akibat dari kegiatan penangkapan ikan dengan cara-cara penangkapan yang tidak ramah lingkungan. Kondisi terumbu karang hidup pada kategori sedang, penutupan karang dalam kategori karang rusak. Adapun Strategi pengelolaan terumbu karang berdasarkan permasalah yang ditemukan di lokasi, secara garis besarnya adalah dengan memberdayakan masyarakat pesisir yang secara langsung bergantung pada pengelolaan terumbu karang, mengurangi laju degradasi kondisi terumbu karang yang ada pada saat ini serta mengelola terumbu karang berdasarkan karakteristik ekosistem, potensi, pemanfaatan dan status hukumnya.]]>
Mon, 11 May 2015 03:14:28 GMT /slideshow/kondisi-ekosistem-terumbu-karang-serta-strategi-pengelolaannya-studi-kasus-perairan-teluk-saleh/47978028 MujiyantoSStPiMSi@slideshare.net(MujiyantoSStPiMSi) Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya (Studi Kasus : Pulau Rakit dan Pulau Ganteng di Perairan Teluk Saleh, NTB) MujiyantoSStPiMSi Penelitian dilakukan di perairan Pulau Rakit dan Pulau Ganteng di perairan Teluk Saleh Nusa Tenggara Barat pada tahun 2005 dengan waktu pelaksanaan pada bulan Mei dan Oktber 2005. Berdasarkan informasi dari nelayan, terumbu karang di perairan Teluk Saleh, Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah mengalami banyak kerusakan, terutama pada perairan yang dangkal yaitu pada kedalaman kurang dari 15 meter. Pengamatan dan perhitungan persentase penutupan karang dilakukan dengan menggunakan metode Line Intercef Transect (LIT). Kerusakan terumbu karang tersebut akibat dari kegiatan penangkapan ikan dengan cara-cara penangkapan yang tidak ramah lingkungan. Kondisi terumbu karang hidup pada kategori sedang, penutupan karang dalam kategori karang rusak. Adapun Strategi pengelolaan terumbu karang berdasarkan permasalah yang ditemukan di lokasi, secara garis besarnya adalah dengan memberdayakan masyarakat pesisir yang secara langsung bergantung pada pengelolaan terumbu karang, mengurangi laju degradasi kondisi terumbu karang yang ada pada saat ini serta mengelola terumbu karang berdasarkan karakteristik ekosistem, potensi, pemanfaatan dan status hukumnya. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/kondisiekosistemterumbukarangsertastrategipengelolaannyastudikasusperairanteluksaleh-150511031428-lva1-app6892-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> Penelitian dilakukan di perairan Pulau Rakit dan Pulau Ganteng di perairan Teluk Saleh Nusa Tenggara Barat pada tahun 2005 dengan waktu pelaksanaan pada bulan Mei dan Oktber 2005. Berdasarkan informasi dari nelayan, terumbu karang di perairan Teluk Saleh, Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah mengalami banyak kerusakan, terutama pada perairan yang dangkal yaitu pada kedalaman kurang dari 15 meter. Pengamatan dan perhitungan persentase penutupan karang dilakukan dengan menggunakan metode Line Intercef Transect (LIT). Kerusakan terumbu karang tersebut akibat dari kegiatan penangkapan ikan dengan cara-cara penangkapan yang tidak ramah lingkungan. Kondisi terumbu karang hidup pada kategori sedang, penutupan karang dalam kategori karang rusak. Adapun Strategi pengelolaan terumbu karang berdasarkan permasalah yang ditemukan di lokasi, secara garis besarnya adalah dengan memberdayakan masyarakat pesisir yang secara langsung bergantung pada pengelolaan terumbu karang, mengurangi laju degradasi kondisi terumbu karang yang ada pada saat ini serta mengelola terumbu karang berdasarkan karakteristik ekosistem, potensi, pemanfaatan dan status hukumnya.
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya (Studi Kasus : Pulau Rakit dan Pulau Ganteng di Perairan Teluk Saleh, NTB) from Mujiyanto -
]]>
2254 4 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/kondisiekosistemterumbukarangsertastrategipengelolaannyastudikasusperairanteluksaleh-150511031428-lva1-app6892-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya /slideshow/versi-power-point-kondisi-ekosistem-terumbu-karang-serta-strategi-pengelolaannya/47977123 versipowerpointkondisiekosistemterumbukarangsertastrategipengelolaannya-150511022850-lva1-app6892
Penelitian dilakukan di perairan Pulau Rakit dan Pulau Ganteng di perairan Teluk Saleh Nusa Tenggara Barat pada tahun 2005 dengan waktu pelaksanaan pada bulan Mei dan Oktber 2005. Berdasarkan informasi dari nelayan, terumbu karang di perairan Teluk Saleh, Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah mengalami banyak kerusakan, terutama pada perairan yang dangkal yaitu pada kedalaman kurang dari 15 meter. Pengamatan dan perhitungan persentase penutupan karang dilakukan dengan menggunakan metode Line Intercef Transect (LIT). Kerusakan terumbu karang tersebut akibat dari kegiatan penangkapan ikan dengan cara-cara penangkapan yang tidak ramah lingkungan. Kondisi terumbu karang hidup pada kategori sedang, penutupan karang dalam kategori karang rusak. Adapun Strategi pengelolaan terumbu karang berdasarkan permasalah yang ditemukan di lokasi, secara garis besarnya adalah dengan memberdayakan masyarakat pesisir yang secara langsung bergantung pada pengelolaan terumbu karang, mengurangi laju degradasi kondisi terumbu karang yang ada pada saat ini serta mengelola terumbu karang berdasarkan karakteristik ekosistem, potensi, pemanfaatan dan status hukumnya.]]>

Penelitian dilakukan di perairan Pulau Rakit dan Pulau Ganteng di perairan Teluk Saleh Nusa Tenggara Barat pada tahun 2005 dengan waktu pelaksanaan pada bulan Mei dan Oktber 2005. Berdasarkan informasi dari nelayan, terumbu karang di perairan Teluk Saleh, Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah mengalami banyak kerusakan, terutama pada perairan yang dangkal yaitu pada kedalaman kurang dari 15 meter. Pengamatan dan perhitungan persentase penutupan karang dilakukan dengan menggunakan metode Line Intercef Transect (LIT). Kerusakan terumbu karang tersebut akibat dari kegiatan penangkapan ikan dengan cara-cara penangkapan yang tidak ramah lingkungan. Kondisi terumbu karang hidup pada kategori sedang, penutupan karang dalam kategori karang rusak. Adapun Strategi pengelolaan terumbu karang berdasarkan permasalah yang ditemukan di lokasi, secara garis besarnya adalah dengan memberdayakan masyarakat pesisir yang secara langsung bergantung pada pengelolaan terumbu karang, mengurangi laju degradasi kondisi terumbu karang yang ada pada saat ini serta mengelola terumbu karang berdasarkan karakteristik ekosistem, potensi, pemanfaatan dan status hukumnya.]]>
Mon, 11 May 2015 02:28:50 GMT /slideshow/versi-power-point-kondisi-ekosistem-terumbu-karang-serta-strategi-pengelolaannya/47977123 MujiyantoSStPiMSi@slideshare.net(MujiyantoSStPiMSi) Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya MujiyantoSStPiMSi Penelitian dilakukan di perairan Pulau Rakit dan Pulau Ganteng di perairan Teluk Saleh Nusa Tenggara Barat pada tahun 2005 dengan waktu pelaksanaan pada bulan Mei dan Oktber 2005. Berdasarkan informasi dari nelayan, terumbu karang di perairan Teluk Saleh, Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah mengalami banyak kerusakan, terutama pada perairan yang dangkal yaitu pada kedalaman kurang dari 15 meter. Pengamatan dan perhitungan persentase penutupan karang dilakukan dengan menggunakan metode Line Intercef Transect (LIT). Kerusakan terumbu karang tersebut akibat dari kegiatan penangkapan ikan dengan cara-cara penangkapan yang tidak ramah lingkungan. Kondisi terumbu karang hidup pada kategori sedang, penutupan karang dalam kategori karang rusak. Adapun Strategi pengelolaan terumbu karang berdasarkan permasalah yang ditemukan di lokasi, secara garis besarnya adalah dengan memberdayakan masyarakat pesisir yang secara langsung bergantung pada pengelolaan terumbu karang, mengurangi laju degradasi kondisi terumbu karang yang ada pada saat ini serta mengelola terumbu karang berdasarkan karakteristik ekosistem, potensi, pemanfaatan dan status hukumnya. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/versipowerpointkondisiekosistemterumbukarangsertastrategipengelolaannya-150511022850-lva1-app6892-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> Penelitian dilakukan di perairan Pulau Rakit dan Pulau Ganteng di perairan Teluk Saleh Nusa Tenggara Barat pada tahun 2005 dengan waktu pelaksanaan pada bulan Mei dan Oktber 2005. Berdasarkan informasi dari nelayan, terumbu karang di perairan Teluk Saleh, Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah mengalami banyak kerusakan, terutama pada perairan yang dangkal yaitu pada kedalaman kurang dari 15 meter. Pengamatan dan perhitungan persentase penutupan karang dilakukan dengan menggunakan metode Line Intercef Transect (LIT). Kerusakan terumbu karang tersebut akibat dari kegiatan penangkapan ikan dengan cara-cara penangkapan yang tidak ramah lingkungan. Kondisi terumbu karang hidup pada kategori sedang, penutupan karang dalam kategori karang rusak. Adapun Strategi pengelolaan terumbu karang berdasarkan permasalah yang ditemukan di lokasi, secara garis besarnya adalah dengan memberdayakan masyarakat pesisir yang secara langsung bergantung pada pengelolaan terumbu karang, mengurangi laju degradasi kondisi terumbu karang yang ada pada saat ini serta mengelola terumbu karang berdasarkan karakteristik ekosistem, potensi, pemanfaatan dan status hukumnya.
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya from Mujiyanto -
]]>
3795 1 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/versipowerpointkondisiekosistemterumbukarangsertastrategipengelolaannya-150511022850-lva1-app6892-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds presentation Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di teluk saleh kabupaten sumbawa besar, ntb /slideshow/status-usaha-perikanan-tangkap-di-calon-zona-rehabilitasi-terumbu-karang-di-teluk-saleh-kabupaten-sumbawa-besar-ntb/47976707 statususahaperikanantangkapdicalonzonarehabilitasiterumbukarangditeluksalehkabupatensumbawabesarntb-150511020446-lva1-app6891
Kawasan konservasi laut merupakan areal laut yamg sangat luas yang dikelola dengan sistem zonasi, adapun zonasi tersebut antara lain zona pemanfaatan tradisional sumberdaya alam hayati secara lestari, zona pemanfaatan komersial terbatas, zona perlindungan ketat habitat dan zona pengembangan kepariwisataan. Tujuan dari makalah ini adalah mengidentifikasi status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi habitat terumbu karang yang merupakan bagian dari zona pemanfaatan zona pemanfaatan tradisional sumberdaya alam hayati secara lestari di Pulau Rakit dan Pulau Ganteng, Teluk Saleh Kabupaten Subawa Besar. Dengan menggunakan pendekatan survei sosial. Rensponden diambil dari secara purposive sampling dengan jumlah 10 % n+1 dari data total populasi. Alat analisis yang digunakan meliputi alat analisis keuntungan, perimbangan manfaat dan biaya (revenue cost ratio), dan produktifitas kerja. Nilai CPUE masing-masing alat tangkap dominan adalah pancing (650 kg/unit/trip), bubu (1,24 kg/unit/trip), jaring tarik (75 kg/unit/trip), bagan perahu (650 kg/unit/trip), dan rawai (10 kg/unit/trip). Hasil analisis usaha menunjukkan bahwa usaha penangkapan ikan di lokasi penelitian cukup menguntungkan, dimana alat tangkap rawai dasar memiliki tingkat keuntungan yang paling tinggi. Sedangkan alat tangkap bagan perahu merupakan alat tangkap yang memiliki produktifitas kerja paling tinggi.]]>

Kawasan konservasi laut merupakan areal laut yamg sangat luas yang dikelola dengan sistem zonasi, adapun zonasi tersebut antara lain zona pemanfaatan tradisional sumberdaya alam hayati secara lestari, zona pemanfaatan komersial terbatas, zona perlindungan ketat habitat dan zona pengembangan kepariwisataan. Tujuan dari makalah ini adalah mengidentifikasi status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi habitat terumbu karang yang merupakan bagian dari zona pemanfaatan zona pemanfaatan tradisional sumberdaya alam hayati secara lestari di Pulau Rakit dan Pulau Ganteng, Teluk Saleh Kabupaten Subawa Besar. Dengan menggunakan pendekatan survei sosial. Rensponden diambil dari secara purposive sampling dengan jumlah 10 % n+1 dari data total populasi. Alat analisis yang digunakan meliputi alat analisis keuntungan, perimbangan manfaat dan biaya (revenue cost ratio), dan produktifitas kerja. Nilai CPUE masing-masing alat tangkap dominan adalah pancing (650 kg/unit/trip), bubu (1,24 kg/unit/trip), jaring tarik (75 kg/unit/trip), bagan perahu (650 kg/unit/trip), dan rawai (10 kg/unit/trip). Hasil analisis usaha menunjukkan bahwa usaha penangkapan ikan di lokasi penelitian cukup menguntungkan, dimana alat tangkap rawai dasar memiliki tingkat keuntungan yang paling tinggi. Sedangkan alat tangkap bagan perahu merupakan alat tangkap yang memiliki produktifitas kerja paling tinggi.]]>
Mon, 11 May 2015 02:04:46 GMT /slideshow/status-usaha-perikanan-tangkap-di-calon-zona-rehabilitasi-terumbu-karang-di-teluk-saleh-kabupaten-sumbawa-besar-ntb/47976707 MujiyantoSStPiMSi@slideshare.net(MujiyantoSStPiMSi) Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di teluk saleh kabupaten sumbawa besar, ntb MujiyantoSStPiMSi Kawasan konservasi laut merupakan areal laut yamg sangat luas yang dikelola dengan sistem zonasi, adapun zonasi tersebut antara lain zona pemanfaatan tradisional sumberdaya alam hayati secara lestari, zona pemanfaatan komersial terbatas, zona perlindungan ketat habitat dan zona pengembangan kepariwisataan. Tujuan dari makalah ini adalah mengidentifikasi status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi habitat terumbu karang yang merupakan bagian dari zona pemanfaatan zona pemanfaatan tradisional sumberdaya alam hayati secara lestari di Pulau Rakit dan Pulau Ganteng, Teluk Saleh Kabupaten Subawa Besar. Dengan menggunakan pendekatan survei sosial. Rensponden diambil dari secara purposive sampling dengan jumlah 10 % n+1 dari data total populasi. Alat analisis yang digunakan meliputi alat analisis keuntungan, perimbangan manfaat dan biaya (revenue cost ratio), dan produktifitas kerja. Nilai CPUE masing-masing alat tangkap dominan adalah pancing (650 kg/unit/trip), bubu (1,24 kg/unit/trip), jaring tarik (75 kg/unit/trip), bagan perahu (650 kg/unit/trip), dan rawai (10 kg/unit/trip). Hasil analisis usaha menunjukkan bahwa usaha penangkapan ikan di lokasi penelitian cukup menguntungkan, dimana alat tangkap rawai dasar memiliki tingkat keuntungan yang paling tinggi. Sedangkan alat tangkap bagan perahu merupakan alat tangkap yang memiliki produktifitas kerja paling tinggi. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/statususahaperikanantangkapdicalonzonarehabilitasiterumbukarangditeluksalehkabupatensumbawabesarntb-150511020446-lva1-app6891-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> Kawasan konservasi laut merupakan areal laut yamg sangat luas yang dikelola dengan sistem zonasi, adapun zonasi tersebut antara lain zona pemanfaatan tradisional sumberdaya alam hayati secara lestari, zona pemanfaatan komersial terbatas, zona perlindungan ketat habitat dan zona pengembangan kepariwisataan. Tujuan dari makalah ini adalah mengidentifikasi status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi habitat terumbu karang yang merupakan bagian dari zona pemanfaatan zona pemanfaatan tradisional sumberdaya alam hayati secara lestari di Pulau Rakit dan Pulau Ganteng, Teluk Saleh Kabupaten Subawa Besar. Dengan menggunakan pendekatan survei sosial. Rensponden diambil dari secara purposive sampling dengan jumlah 10 % n+1 dari data total populasi. Alat analisis yang digunakan meliputi alat analisis keuntungan, perimbangan manfaat dan biaya (revenue cost ratio), dan produktifitas kerja. Nilai CPUE masing-masing alat tangkap dominan adalah pancing (650 kg/unit/trip), bubu (1,24 kg/unit/trip), jaring tarik (75 kg/unit/trip), bagan perahu (650 kg/unit/trip), dan rawai (10 kg/unit/trip). Hasil analisis usaha menunjukkan bahwa usaha penangkapan ikan di lokasi penelitian cukup menguntungkan, dimana alat tangkap rawai dasar memiliki tingkat keuntungan yang paling tinggi. Sedangkan alat tangkap bagan perahu merupakan alat tangkap yang memiliki produktifitas kerja paling tinggi.
Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di teluk saleh kabupaten sumbawa besar, ntb from Mujiyanto -
]]>
1104 1 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/statususahaperikanantangkapdicalonzonarehabilitasiterumbukarangditeluksalehkabupatensumbawabesarntb-150511020446-lva1-app6891-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di perairan laut jawa /slideshow/analisis-bio-ekonomi-dan-strategi-pengelolaan-sumberdaya-ikan-pelagis-di-perairan-laut-jawa/47976437 analisisbio-ekonomidanstrategipengelolaansumberdayaikanpelagisdiperairanlautjawa-150511015016-lva1-app6892
Hasil analisis produksi biologis sumberdaya ikan pelagis di perairan laut jawa periode tahun 1976-1983 didapatkan nilai MSY sebesar 101.194 ton/tahun. Hasil analisis bio-ekonomi dalam pemanfaatan suberdaya ikan pelagis di perairan Laut Jawa didapatkan nilai MEY sebesar 91.924 kg/tahun, dengan jumlah hasil tangkapan per satuan upaya menggunakan alat tangkap purse seine sebesar 24,23 ton/kapal/tahun. Batas Maximum Economic Yield sebesar 91.923 ton/tahun dengan jumlah unit alat tangkap efisien guna mendapatkan keuntungan yang sesuai sebesar 2.915 unit. Alat tangkap purse siene merupakan alat tangkap pilihan untuk menangkapan sumberdaya ikan pelagis di perairan Laut Jawa. Tindakan dalam pertimbangan dalam pemilihan suatu teknologi yang tepat untuk diterapkan di dalam pengembangan perikanan sangat diperlukan. Pertimbangan-pertimbangan yang akan digunakan dalam pemilihan teknologi dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan (TPIRL), teknologi penangkapan ikan secara teknis, ekonomis, mutu dan pemasaran menguntungkan serta kegiatan penangkapan ikan yang berkelanjutan.]]>

Hasil analisis produksi biologis sumberdaya ikan pelagis di perairan laut jawa periode tahun 1976-1983 didapatkan nilai MSY sebesar 101.194 ton/tahun. Hasil analisis bio-ekonomi dalam pemanfaatan suberdaya ikan pelagis di perairan Laut Jawa didapatkan nilai MEY sebesar 91.924 kg/tahun, dengan jumlah hasil tangkapan per satuan upaya menggunakan alat tangkap purse seine sebesar 24,23 ton/kapal/tahun. Batas Maximum Economic Yield sebesar 91.923 ton/tahun dengan jumlah unit alat tangkap efisien guna mendapatkan keuntungan yang sesuai sebesar 2.915 unit. Alat tangkap purse siene merupakan alat tangkap pilihan untuk menangkapan sumberdaya ikan pelagis di perairan Laut Jawa. Tindakan dalam pertimbangan dalam pemilihan suatu teknologi yang tepat untuk diterapkan di dalam pengembangan perikanan sangat diperlukan. Pertimbangan-pertimbangan yang akan digunakan dalam pemilihan teknologi dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan (TPIRL), teknologi penangkapan ikan secara teknis, ekonomis, mutu dan pemasaran menguntungkan serta kegiatan penangkapan ikan yang berkelanjutan.]]>
Mon, 11 May 2015 01:50:16 GMT /slideshow/analisis-bio-ekonomi-dan-strategi-pengelolaan-sumberdaya-ikan-pelagis-di-perairan-laut-jawa/47976437 MujiyantoSStPiMSi@slideshare.net(MujiyantoSStPiMSi) Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di perairan laut jawa MujiyantoSStPiMSi Hasil analisis produksi biologis sumberdaya ikan pelagis di perairan laut jawa periode tahun 1976-1983 didapatkan nilai MSY sebesar 101.194 ton/tahun. Hasil analisis bio-ekonomi dalam pemanfaatan suberdaya ikan pelagis di perairan Laut Jawa didapatkan nilai MEY sebesar 91.924 kg/tahun, dengan jumlah hasil tangkapan per satuan upaya menggunakan alat tangkap purse seine sebesar 24,23 ton/kapal/tahun. Batas Maximum Economic Yield sebesar 91.923 ton/tahun dengan jumlah unit alat tangkap efisien guna mendapatkan keuntungan yang sesuai sebesar 2.915 unit. Alat tangkap purse siene merupakan alat tangkap pilihan untuk menangkapan sumberdaya ikan pelagis di perairan Laut Jawa. Tindakan dalam pertimbangan dalam pemilihan suatu teknologi yang tepat untuk diterapkan di dalam pengembangan perikanan sangat diperlukan. Pertimbangan-pertimbangan yang akan digunakan dalam pemilihan teknologi dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan (TPIRL), teknologi penangkapan ikan secara teknis, ekonomis, mutu dan pemasaran menguntungkan serta kegiatan penangkapan ikan yang berkelanjutan. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/analisisbio-ekonomidanstrategipengelolaansumberdayaikanpelagisdiperairanlautjawa-150511015016-lva1-app6892-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> Hasil analisis produksi biologis sumberdaya ikan pelagis di perairan laut jawa periode tahun 1976-1983 didapatkan nilai MSY sebesar 101.194 ton/tahun. Hasil analisis bio-ekonomi dalam pemanfaatan suberdaya ikan pelagis di perairan Laut Jawa didapatkan nilai MEY sebesar 91.924 kg/tahun, dengan jumlah hasil tangkapan per satuan upaya menggunakan alat tangkap purse seine sebesar 24,23 ton/kapal/tahun. Batas Maximum Economic Yield sebesar 91.923 ton/tahun dengan jumlah unit alat tangkap efisien guna mendapatkan keuntungan yang sesuai sebesar 2.915 unit. Alat tangkap purse siene merupakan alat tangkap pilihan untuk menangkapan sumberdaya ikan pelagis di perairan Laut Jawa. Tindakan dalam pertimbangan dalam pemilihan suatu teknologi yang tepat untuk diterapkan di dalam pengembangan perikanan sangat diperlukan. Pertimbangan-pertimbangan yang akan digunakan dalam pemilihan teknologi dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan (TPIRL), teknologi penangkapan ikan secara teknis, ekonomis, mutu dan pemasaran menguntungkan serta kegiatan penangkapan ikan yang berkelanjutan.
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di perairan laut jawa from Mujiyanto -
]]>
4230 2 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/analisisbio-ekonomidanstrategipengelolaansumberdayaikanpelagisdiperairanlautjawa-150511015016-lva1-app6892-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Panduan praktis penerapan analisis komponen utama atau principal componen analysis /slideshow/panduan-praktis-penerapan-analisis-komponen-utama-atau-principal-componen-analysis/47975900 panduanpraktispenerapananalisiskomponenutamaatauprincipalcomponenanalysis-150511011914-lva1-app6892
PCA pada dasarnya bertujuan untuk menyederhanakan variabel yang diamati dengan cara menyusutkan (mereduksi) dimensinya. PCA dilakukan dengan cara menghilangkan korelasi diantara variabel bebas melalui transformasi variabel bebas asal ke variabel baru yang tidak berkorelasi sama sekali atau yang biasa disebut dengan principal component. Setelah beberapa komponen hasil PCA yang bebas multikolinearitas diperoleh, maka komponen-komponen tersebut menjadi variabel bebas baru yang akan diregresikan atau dianalisa pengaruhnya terhadap variabel tak bebas (Y) dengan menggunakan analisis regresi. Principal Component Analysis (PCA) dapat mengatasi masalah pelanggaran asumsi klasik multikolinearitas tanpa perlu membuang variabel bebas yang berkolinear tinggi. Sehingga setelah diperoleh variabel bebas baru dari hasil reduksi, dapat meramalkan pengaruh dari variabel bebas (contoh : pendapatan) terhadap variabel tak bebas (contoh : konsumsi) melalui analisis regresi linier. Dengan metode PCA, kita akan mendapatkan variabel bebas baru yang tidak berkorelasi, bebas satu sama lainnya, lebih sedikit jumlahnya daripada variabel asli, akan tetapi bisa menyerap sebagian besar informasi yang terkandung dalam variabel asli atau yang bisa memberikan kontribusi terhadap varian seluruh variabel.]]>

PCA pada dasarnya bertujuan untuk menyederhanakan variabel yang diamati dengan cara menyusutkan (mereduksi) dimensinya. PCA dilakukan dengan cara menghilangkan korelasi diantara variabel bebas melalui transformasi variabel bebas asal ke variabel baru yang tidak berkorelasi sama sekali atau yang biasa disebut dengan principal component. Setelah beberapa komponen hasil PCA yang bebas multikolinearitas diperoleh, maka komponen-komponen tersebut menjadi variabel bebas baru yang akan diregresikan atau dianalisa pengaruhnya terhadap variabel tak bebas (Y) dengan menggunakan analisis regresi. Principal Component Analysis (PCA) dapat mengatasi masalah pelanggaran asumsi klasik multikolinearitas tanpa perlu membuang variabel bebas yang berkolinear tinggi. Sehingga setelah diperoleh variabel bebas baru dari hasil reduksi, dapat meramalkan pengaruh dari variabel bebas (contoh : pendapatan) terhadap variabel tak bebas (contoh : konsumsi) melalui analisis regresi linier. Dengan metode PCA, kita akan mendapatkan variabel bebas baru yang tidak berkorelasi, bebas satu sama lainnya, lebih sedikit jumlahnya daripada variabel asli, akan tetapi bisa menyerap sebagian besar informasi yang terkandung dalam variabel asli atau yang bisa memberikan kontribusi terhadap varian seluruh variabel.]]>
Mon, 11 May 2015 01:19:14 GMT /slideshow/panduan-praktis-penerapan-analisis-komponen-utama-atau-principal-componen-analysis/47975900 MujiyantoSStPiMSi@slideshare.net(MujiyantoSStPiMSi) Panduan praktis penerapan analisis komponen utama atau principal componen analysis MujiyantoSStPiMSi PCA pada dasarnya bertujuan untuk menyederhanakan variabel yang diamati dengan cara menyusutkan (mereduksi) dimensinya. PCA dilakukan dengan cara menghilangkan korelasi diantara variabel bebas melalui transformasi variabel bebas asal ke variabel baru yang tidak berkorelasi sama sekali atau yang biasa disebut dengan principal component. Setelah beberapa komponen hasil PCA yang bebas multikolinearitas diperoleh, maka komponen-komponen tersebut menjadi variabel bebas baru yang akan diregresikan atau dianalisa pengaruhnya terhadap variabel tak bebas (Y) dengan menggunakan analisis regresi. Principal Component Analysis (PCA) dapat mengatasi masalah pelanggaran asumsi klasik multikolinearitas tanpa perlu membuang variabel bebas yang berkolinear tinggi. Sehingga setelah diperoleh variabel bebas baru dari hasil reduksi, dapat meramalkan pengaruh dari variabel bebas (contoh : pendapatan) terhadap variabel tak bebas (contoh : konsumsi) melalui analisis regresi linier. Dengan metode PCA, kita akan mendapatkan variabel bebas baru yang tidak berkorelasi, bebas satu sama lainnya, lebih sedikit jumlahnya daripada variabel asli, akan tetapi bisa menyerap sebagian besar informasi yang terkandung dalam variabel asli atau yang bisa memberikan kontribusi terhadap varian seluruh variabel. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/panduanpraktispenerapananalisiskomponenutamaatauprincipalcomponenanalysis-150511011914-lva1-app6892-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> PCA pada dasarnya bertujuan untuk menyederhanakan variabel yang diamati dengan cara menyusutkan (mereduksi) dimensinya. PCA dilakukan dengan cara menghilangkan korelasi diantara variabel bebas melalui transformasi variabel bebas asal ke variabel baru yang tidak berkorelasi sama sekali atau yang biasa disebut dengan principal component. Setelah beberapa komponen hasil PCA yang bebas multikolinearitas diperoleh, maka komponen-komponen tersebut menjadi variabel bebas baru yang akan diregresikan atau dianalisa pengaruhnya terhadap variabel tak bebas (Y) dengan menggunakan analisis regresi. Principal Component Analysis (PCA) dapat mengatasi masalah pelanggaran asumsi klasik multikolinearitas tanpa perlu membuang variabel bebas yang berkolinear tinggi. Sehingga setelah diperoleh variabel bebas baru dari hasil reduksi, dapat meramalkan pengaruh dari variabel bebas (contoh : pendapatan) terhadap variabel tak bebas (contoh : konsumsi) melalui analisis regresi linier. Dengan metode PCA, kita akan mendapatkan variabel bebas baru yang tidak berkorelasi, bebas satu sama lainnya, lebih sedikit jumlahnya daripada variabel asli, akan tetapi bisa menyerap sebagian besar informasi yang terkandung dalam variabel asli atau yang bisa memberikan kontribusi terhadap varian seluruh variabel.
Panduan praktis penerapan analisis komponen utama atau principal componen analysis from Mujiyanto -
]]>
9456 1 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/panduanpraktispenerapananalisiskomponenutamaatauprincipalcomponenanalysis-150511011914-lva1-app6892-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds presentation Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Panduan praktif belajar statistik korelasi regresi linear_microsoft excel dan manual /slideshow/panduan-praktif-belajar-statistik-korelasi-regresi-linearmicrosoft-excel-dan-manual/47320378 panduanpraktifbelajarstatistikkorelasiregresilinearmicrosoftexceldanmanual-150423024657-conversion-gate02
Statistik merupakan salah satu mata kuliah yang bagi sebagian mahasiswa sesuatu yang menakutkan. Don't worry. Statistik itu mudah kok.]]>

Statistik merupakan salah satu mata kuliah yang bagi sebagian mahasiswa sesuatu yang menakutkan. Don't worry. Statistik itu mudah kok.]]>
Thu, 23 Apr 2015 02:46:57 GMT /slideshow/panduan-praktif-belajar-statistik-korelasi-regresi-linearmicrosoft-excel-dan-manual/47320378 MujiyantoSStPiMSi@slideshare.net(MujiyantoSStPiMSi) Panduan praktif belajar statistik korelasi regresi linear_microsoft excel dan manual MujiyantoSStPiMSi Statistik merupakan salah satu mata kuliah yang bagi sebagian mahasiswa sesuatu yang menakutkan. Don't worry. Statistik itu mudah kok. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/panduanpraktifbelajarstatistikkorelasiregresilinearmicrosoftexceldanmanual-150423024657-conversion-gate02-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> Statistik merupakan salah satu mata kuliah yang bagi sebagian mahasiswa sesuatu yang menakutkan. Don&#39;t worry. Statistik itu mudah kok.
Panduan praktif belajar statistik korelasi regresi linear_microsoft excel dan manual from Mujiyanto -
]]>
252 4 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/panduanpraktifbelajarstatistikkorelasiregresilinearmicrosoftexceldanmanual-150423024657-conversion-gate02-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds presentation Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Panduan praktis analisis korrelasi dan regresi linear dengan spss 17 /slideshow/panduan-praktis-analisis-korrelasi-dan-regresi-linear-dengan-spss-17/47320201 panduanpraktisanalisiskorrelasidanregresilineardenganspss17-150423024115-conversion-gate02
panduan praktis belajar statistik dengan soft ware SPSS 17. Don't worry, statistik itu mudah kok]]>

panduan praktis belajar statistik dengan soft ware SPSS 17. Don't worry, statistik itu mudah kok]]>
Thu, 23 Apr 2015 02:41:15 GMT /slideshow/panduan-praktis-analisis-korrelasi-dan-regresi-linear-dengan-spss-17/47320201 MujiyantoSStPiMSi@slideshare.net(MujiyantoSStPiMSi) Panduan praktis analisis korrelasi dan regresi linear dengan spss 17 MujiyantoSStPiMSi panduan praktis belajar statistik dengan soft ware SPSS 17. Don't worry, statistik itu mudah kok <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/panduanpraktisanalisiskorrelasidanregresilineardenganspss17-150423024115-conversion-gate02-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> panduan praktis belajar statistik dengan soft ware SPSS 17. Don&#39;t worry, statistik itu mudah kok
Panduan praktis analisis korrelasi dan regresi linear dengan spss 17 from Mujiyanto -
]]>
369 2 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/panduanpraktisanalisiskorrelasidanregresilineardenganspss17-150423024115-conversion-gate02-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds presentation Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Manual analisis regresi spss 15 /slideshow/manual-analisis-regresi-spss-15/47320125 manualanalisisregresispss15-150423023823-conversion-gate01
Belajar analisis regresi dan korelasi dengan menggunakan soft ware SPSS 15 Diperlukan ketelitian dalam memasukkan data yang akan dianalisis. Don't worry, statistik itu mudah kok.]]>

Belajar analisis regresi dan korelasi dengan menggunakan soft ware SPSS 15 Diperlukan ketelitian dalam memasukkan data yang akan dianalisis. Don't worry, statistik itu mudah kok.]]>
Thu, 23 Apr 2015 02:38:23 GMT /slideshow/manual-analisis-regresi-spss-15/47320125 MujiyantoSStPiMSi@slideshare.net(MujiyantoSStPiMSi) Manual analisis regresi spss 15 MujiyantoSStPiMSi Belajar analisis regresi dan korelasi dengan menggunakan soft ware SPSS 15 Diperlukan ketelitian dalam memasukkan data yang akan dianalisis. Don't worry, statistik itu mudah kok. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/manualanalisisregresispss15-150423023823-conversion-gate01-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> Belajar analisis regresi dan korelasi dengan menggunakan soft ware SPSS 15 Diperlukan ketelitian dalam memasukkan data yang akan dianalisis. Don&#39;t worry, statistik itu mudah kok.
Manual analisis regresi spss 15 from Mujiyanto -
]]>
287 3 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/manualanalisisregresispss15-150423023823-conversion-gate01-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds presentation Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Struktur komunitas polychaeta pada ekosistem padang lamun pulau parang karimunjawa /slideshow/struktur-komunitas-polychaeta-pada-ekosistem-padang-lamun-pulau-parang-karimunjawa/47269000 strukturkomunitaspolychaetapadaekosistempadanglamunpulauparangkarimunjawa-150421221442-conversion-gate02
Taman Nasional Karimunjawa tersusun atas 3 komponen ekosistem utama, yaitu; ekosistem terumbu karang, lamun dan mangrove. Ketiganya merupakan habitat bagi berbagai jenis organisme, sebagai tempat untuk mencari makan (feeding ground), tempat pembesaran (nursery ground), ataupun tempat memijah (spawning ground). Di antara ketiga ekosistem tersebut, padang lamun merupakan ekosistem yang memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup biota-biota laut. Cacing laut (kelas Polychaeta) merupakan salah satu biota yang berasosiasi dengan padang lamun. Polychaeta berperan penting sebagai makanan hewan perairan dasar seperti ikan dan udang, pemakan hasil dekomposisi serasah lamun, pemakan bangkai, atau sebagai pemakan bahan organik partikulat, dan sangat baik sebagai indikator perairan karena memiliki jenis dan cara hidup yang sangat beragam. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Desember 2012 hingga Juni 2013 pada 3 lokasi di Pulau Parang (P. Kembar, Batu Merah, dan P. Kumbang). Metode yang digunakan dalam pengamatan lamun adalah metode visual menggunakan transek kuadran 1x1 m, sedangkan pengambilan sampel Polychaeta dilakukan menggunakan PVC corer (d = 6 cm, t = 50 cm). Sampel yang diperoleh disaring menggunakan saringan berukuran 0,5 mm kemudian dimasukkan ke dalam botol sampel dan diberi formalin (10%) yang dicampur dengan Rose Bengal (1 gram/20 liter) untuk memberikan warna pada sitoplasma sehingga memudahkan pemilahan di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 30 jenis Polychaeta dari 15 famili dan 967 individu. Indeks Keanekaragaman (H') termasuk dalam kategori sedang dengan kisaran 2.22 – 2.86. Indeks Keseragaman (E) berkisar antara 0.69 – 0.88,yang termasuk kategori sedang dan tinggi. Sedangkan Indeks Dominansi (C) berkisar antara 0.08 – 0.15 yang menunjukkan bahwa komunitas Polychaeta pada ekosistem padang lamun Pulau Parang cenderung stabil, dan tidak ada jenis yang mendominasi.]]>

Taman Nasional Karimunjawa tersusun atas 3 komponen ekosistem utama, yaitu; ekosistem terumbu karang, lamun dan mangrove. Ketiganya merupakan habitat bagi berbagai jenis organisme, sebagai tempat untuk mencari makan (feeding ground), tempat pembesaran (nursery ground), ataupun tempat memijah (spawning ground). Di antara ketiga ekosistem tersebut, padang lamun merupakan ekosistem yang memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup biota-biota laut. Cacing laut (kelas Polychaeta) merupakan salah satu biota yang berasosiasi dengan padang lamun. Polychaeta berperan penting sebagai makanan hewan perairan dasar seperti ikan dan udang, pemakan hasil dekomposisi serasah lamun, pemakan bangkai, atau sebagai pemakan bahan organik partikulat, dan sangat baik sebagai indikator perairan karena memiliki jenis dan cara hidup yang sangat beragam. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Desember 2012 hingga Juni 2013 pada 3 lokasi di Pulau Parang (P. Kembar, Batu Merah, dan P. Kumbang). Metode yang digunakan dalam pengamatan lamun adalah metode visual menggunakan transek kuadran 1x1 m, sedangkan pengambilan sampel Polychaeta dilakukan menggunakan PVC corer (d = 6 cm, t = 50 cm). Sampel yang diperoleh disaring menggunakan saringan berukuran 0,5 mm kemudian dimasukkan ke dalam botol sampel dan diberi formalin (10%) yang dicampur dengan Rose Bengal (1 gram/20 liter) untuk memberikan warna pada sitoplasma sehingga memudahkan pemilahan di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 30 jenis Polychaeta dari 15 famili dan 967 individu. Indeks Keanekaragaman (H') termasuk dalam kategori sedang dengan kisaran 2.22 – 2.86. Indeks Keseragaman (E) berkisar antara 0.69 – 0.88,yang termasuk kategori sedang dan tinggi. Sedangkan Indeks Dominansi (C) berkisar antara 0.08 – 0.15 yang menunjukkan bahwa komunitas Polychaeta pada ekosistem padang lamun Pulau Parang cenderung stabil, dan tidak ada jenis yang mendominasi.]]>
Tue, 21 Apr 2015 22:14:42 GMT /slideshow/struktur-komunitas-polychaeta-pada-ekosistem-padang-lamun-pulau-parang-karimunjawa/47269000 MujiyantoSStPiMSi@slideshare.net(MujiyantoSStPiMSi) Struktur komunitas polychaeta pada ekosistem padang lamun pulau parang karimunjawa MujiyantoSStPiMSi Taman Nasional Karimunjawa tersusun atas 3 komponen ekosistem utama, yaitu; ekosistem terumbu karang, lamun dan mangrove. Ketiganya merupakan habitat bagi berbagai jenis organisme, sebagai tempat untuk mencari makan (feeding ground), tempat pembesaran (nursery ground), ataupun tempat memijah (spawning ground). Di antara ketiga ekosistem tersebut, padang lamun merupakan ekosistem yang memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup biota-biota laut. Cacing laut (kelas Polychaeta) merupakan salah satu biota yang berasosiasi dengan padang lamun. Polychaeta berperan penting sebagai makanan hewan perairan dasar seperti ikan dan udang, pemakan hasil dekomposisi serasah lamun, pemakan bangkai, atau sebagai pemakan bahan organik partikulat, dan sangat baik sebagai indikator perairan karena memiliki jenis dan cara hidup yang sangat beragam. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Desember 2012 hingga Juni 2013 pada 3 lokasi di Pulau Parang (P. Kembar, Batu Merah, dan P. Kumbang). Metode yang digunakan dalam pengamatan lamun adalah metode visual menggunakan transek kuadran 1x1 m, sedangkan pengambilan sampel Polychaeta dilakukan menggunakan PVC corer (d = 6 cm, t = 50 cm). Sampel yang diperoleh disaring menggunakan saringan berukuran 0,5 mm kemudian dimasukkan ke dalam botol sampel dan diberi formalin (10%) yang dicampur dengan Rose Bengal (1 gram/20 liter) untuk memberikan warna pada sitoplasma sehingga memudahkan pemilahan di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 30 jenis Polychaeta dari 15 famili dan 967 individu. Indeks Keanekaragaman (H') termasuk dalam kategori sedang dengan kisaran 2.22 – 2.86. Indeks Keseragaman (E) berkisar antara 0.69 – 0.88,yang termasuk kategori sedang dan tinggi. Sedangkan Indeks Dominansi (C) berkisar antara 0.08 – 0.15 yang menunjukkan bahwa komunitas Polychaeta pada ekosistem padang lamun Pulau Parang cenderung stabil, dan tidak ada jenis yang mendominasi. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/strukturkomunitaspolychaetapadaekosistempadanglamunpulauparangkarimunjawa-150421221442-conversion-gate02-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> Taman Nasional Karimunjawa tersusun atas 3 komponen ekosistem utama, yaitu; ekosistem terumbu karang, lamun dan mangrove. Ketiganya merupakan habitat bagi berbagai jenis organisme, sebagai tempat untuk mencari makan (feeding ground), tempat pembesaran (nursery ground), ataupun tempat memijah (spawning ground). Di antara ketiga ekosistem tersebut, padang lamun merupakan ekosistem yang memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup biota-biota laut. Cacing laut (kelas Polychaeta) merupakan salah satu biota yang berasosiasi dengan padang lamun. Polychaeta berperan penting sebagai makanan hewan perairan dasar seperti ikan dan udang, pemakan hasil dekomposisi serasah lamun, pemakan bangkai, atau sebagai pemakan bahan organik partikulat, dan sangat baik sebagai indikator perairan karena memiliki jenis dan cara hidup yang sangat beragam. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Desember 2012 hingga Juni 2013 pada 3 lokasi di Pulau Parang (P. Kembar, Batu Merah, dan P. Kumbang). Metode yang digunakan dalam pengamatan lamun adalah metode visual menggunakan transek kuadran 1x1 m, sedangkan pengambilan sampel Polychaeta dilakukan menggunakan PVC corer (d = 6 cm, t = 50 cm). Sampel yang diperoleh disaring menggunakan saringan berukuran 0,5 mm kemudian dimasukkan ke dalam botol sampel dan diberi formalin (10%) yang dicampur dengan Rose Bengal (1 gram/20 liter) untuk memberikan warna pada sitoplasma sehingga memudahkan pemilahan di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 30 jenis Polychaeta dari 15 famili dan 967 individu. Indeks Keanekaragaman (H&#39;) termasuk dalam kategori sedang dengan kisaran 2.22 – 2.86. Indeks Keseragaman (E) berkisar antara 0.69 – 0.88,yang termasuk kategori sedang dan tinggi. Sedangkan Indeks Dominansi (C) berkisar antara 0.08 – 0.15 yang menunjukkan bahwa komunitas Polychaeta pada ekosistem padang lamun Pulau Parang cenderung stabil, dan tidak ada jenis yang mendominasi.
Struktur komunitas polychaeta pada ekosistem padang lamun pulau parang karimunjawa from Mujiyanto -
]]>
866 1 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/strukturkomunitaspolychaetapadaekosistempadanglamunpulauparangkarimunjawa-150421221442-conversion-gate02-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Struktur komunitas juvenil ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan pulau parang, karimunjawa /slideshow/struktur-komunitas-juvenil-ikan-pada-ekosistem-padang-lamun-di-kawasan-perairan-pulau-parang-karimunjawa/47268934 strukturkomunitasjuvenilikanpadaekosistempadanglamundikawasanperairanpulauparangkarimunjawa-150421221218-conversion-gate01
Ekosistem lamun sangat berperan dalam kelangsungan hidup juvenil ikan, dimana padang lamun sebagai daerah asuhan (nursery ground) merupakan tempat yang tepat bagi biota-biota laut yang masih muda atau masih dalam tahap juvenil untuk bertahan hidup. Kelimpahan dan struktur komunitas juvenile ikan pada ekosistem lamun dapat berubah-ubah menurut waktu, dan dipengaruhi juga oleh beberapa faktor lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur komunitas juvenil ikan di padang lamun pada kawasan perairan Pulau Parang, Kepulauan Karimunjawa. Penelitian dilakukan pada bulan Juni, September dan Desember 2012 (Musim Timur, Peralihan dan Barat). Pengambilan sampel juvenil ikan diambil dengan small beam trawl di lima stasiun penelitian dengan menggunakan metode purposive sampling method. Selanjutnya pengambilan sampel lamun menggunakan metode transek kuadran 1x1 meter. Hasil penelitian menunjukan bahwa juvenil ikan di padang lamun dalam 3 kali sampling berhasil didapat 683 individu, terdiri dari 16 famili dengan 42 spesiesi. Indeks keanekaragaman berkisar antara 0,25-4,74 dimana indeks keanekaragaman tertinggi pada stasiun Pulau Kembar sbesar 4,74 dengan 15 spesies. Hal ini juga didukung oleh persentase penutupan lamun tertinggi di stasiun Pulau Kembar sebesar 99,80 %.]]>

Ekosistem lamun sangat berperan dalam kelangsungan hidup juvenil ikan, dimana padang lamun sebagai daerah asuhan (nursery ground) merupakan tempat yang tepat bagi biota-biota laut yang masih muda atau masih dalam tahap juvenil untuk bertahan hidup. Kelimpahan dan struktur komunitas juvenile ikan pada ekosistem lamun dapat berubah-ubah menurut waktu, dan dipengaruhi juga oleh beberapa faktor lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur komunitas juvenil ikan di padang lamun pada kawasan perairan Pulau Parang, Kepulauan Karimunjawa. Penelitian dilakukan pada bulan Juni, September dan Desember 2012 (Musim Timur, Peralihan dan Barat). Pengambilan sampel juvenil ikan diambil dengan small beam trawl di lima stasiun penelitian dengan menggunakan metode purposive sampling method. Selanjutnya pengambilan sampel lamun menggunakan metode transek kuadran 1x1 meter. Hasil penelitian menunjukan bahwa juvenil ikan di padang lamun dalam 3 kali sampling berhasil didapat 683 individu, terdiri dari 16 famili dengan 42 spesiesi. Indeks keanekaragaman berkisar antara 0,25-4,74 dimana indeks keanekaragaman tertinggi pada stasiun Pulau Kembar sbesar 4,74 dengan 15 spesies. Hal ini juga didukung oleh persentase penutupan lamun tertinggi di stasiun Pulau Kembar sebesar 99,80 %.]]>
Tue, 21 Apr 2015 22:12:18 GMT /slideshow/struktur-komunitas-juvenil-ikan-pada-ekosistem-padang-lamun-di-kawasan-perairan-pulau-parang-karimunjawa/47268934 MujiyantoSStPiMSi@slideshare.net(MujiyantoSStPiMSi) Struktur komunitas juvenil ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan pulau parang, karimunjawa MujiyantoSStPiMSi Ekosistem lamun sangat berperan dalam kelangsungan hidup juvenil ikan, dimana padang lamun sebagai daerah asuhan (nursery ground) merupakan tempat yang tepat bagi biota-biota laut yang masih muda atau masih dalam tahap juvenil untuk bertahan hidup. Kelimpahan dan struktur komunitas juvenile ikan pada ekosistem lamun dapat berubah-ubah menurut waktu, dan dipengaruhi juga oleh beberapa faktor lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur komunitas juvenil ikan di padang lamun pada kawasan perairan Pulau Parang, Kepulauan Karimunjawa. Penelitian dilakukan pada bulan Juni, September dan Desember 2012 (Musim Timur, Peralihan dan Barat). Pengambilan sampel juvenil ikan diambil dengan small beam trawl di lima stasiun penelitian dengan menggunakan metode purposive sampling method. Selanjutnya pengambilan sampel lamun menggunakan metode transek kuadran 1x1 meter. Hasil penelitian menunjukan bahwa juvenil ikan di padang lamun dalam 3 kali sampling berhasil didapat 683 individu, terdiri dari 16 famili dengan 42 spesiesi. Indeks keanekaragaman berkisar antara 0,25-4,74 dimana indeks keanekaragaman tertinggi pada stasiun Pulau Kembar sbesar 4,74 dengan 15 spesies. Hal ini juga didukung oleh persentase penutupan lamun tertinggi di stasiun Pulau Kembar sebesar 99,80 %. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/strukturkomunitasjuvenilikanpadaekosistempadanglamundikawasanperairanpulauparangkarimunjawa-150421221218-conversion-gate01-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> Ekosistem lamun sangat berperan dalam kelangsungan hidup juvenil ikan, dimana padang lamun sebagai daerah asuhan (nursery ground) merupakan tempat yang tepat bagi biota-biota laut yang masih muda atau masih dalam tahap juvenil untuk bertahan hidup. Kelimpahan dan struktur komunitas juvenile ikan pada ekosistem lamun dapat berubah-ubah menurut waktu, dan dipengaruhi juga oleh beberapa faktor lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur komunitas juvenil ikan di padang lamun pada kawasan perairan Pulau Parang, Kepulauan Karimunjawa. Penelitian dilakukan pada bulan Juni, September dan Desember 2012 (Musim Timur, Peralihan dan Barat). Pengambilan sampel juvenil ikan diambil dengan small beam trawl di lima stasiun penelitian dengan menggunakan metode purposive sampling method. Selanjutnya pengambilan sampel lamun menggunakan metode transek kuadran 1x1 meter. Hasil penelitian menunjukan bahwa juvenil ikan di padang lamun dalam 3 kali sampling berhasil didapat 683 individu, terdiri dari 16 famili dengan 42 spesiesi. Indeks keanekaragaman berkisar antara 0,25-4,74 dimana indeks keanekaragaman tertinggi pada stasiun Pulau Kembar sbesar 4,74 dengan 15 spesies. Hal ini juga didukung oleh persentase penutupan lamun tertinggi di stasiun Pulau Kembar sebesar 99,80 %.
Struktur komunitas juvenil ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan pulau parang, karimunjawa from Mujiyanto -
]]>
739 2 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/strukturkomunitasjuvenilikanpadaekosistempadanglamundikawasanperairanpulauparangkarimunjawa-150421221218-conversion-gate01-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang, kepulauan karimunjawa /slideshow/struktur-komunitas-gastropoda-pada-ekosistem-mangrove-di-kawasan-desa-parang-kepulauan-karimunjawa/47268904 strukturkomunitasgastropodapadaekosistemmangrovedikawasandesaparangkepulauankarimunjawa-150421221104-conversion-gate01
Gastropoda adalah salah satu kelas moluska yang sangat mudah ditemukan di ekosistem mangrove. Di ekosistem ini, gastropoda berperan dalam membantu proses dekomposisi serasah. Informasi tentang struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di Kawasan Desa Parang belum ada, sehingga perlu adanya kajian tentang struktur komunitas gastropoda di kawasan tersebut sebagai acuan untuk pengelolaan. Pada bulan Juni-Desember 2012 telah dilakukan penelitian tentang struktur komunitas gastropoda di Kawasan Desa Parang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di ekosistem mangrove Kawasan Desa Parang ditemukan 29 jenis dari 16 famili gastropoda. Kelimpahan rata-rata gastropoda berkisar antara 2,10–18,85 ind/m 2 . Indeks keanekaragaman berkisar antara 0,35–1,45 yang termasuk dalam kategori rendah sampai sedang. Nilai Indeks Keseragaman masuk dalam kategori rendah sampai tinggi dengan nilai berkisar antara 0,12–0,62 dan kisaran Indeks Dominasi antara 0,50–0,84 masuk dalam kategori terdapat spesies yang mendominasi. Littoraria scabra adalah jenis gastropoda yang mendominasi di ekosistem mangrove Kawasan Desa Parang.]]>

Gastropoda adalah salah satu kelas moluska yang sangat mudah ditemukan di ekosistem mangrove. Di ekosistem ini, gastropoda berperan dalam membantu proses dekomposisi serasah. Informasi tentang struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di Kawasan Desa Parang belum ada, sehingga perlu adanya kajian tentang struktur komunitas gastropoda di kawasan tersebut sebagai acuan untuk pengelolaan. Pada bulan Juni-Desember 2012 telah dilakukan penelitian tentang struktur komunitas gastropoda di Kawasan Desa Parang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di ekosistem mangrove Kawasan Desa Parang ditemukan 29 jenis dari 16 famili gastropoda. Kelimpahan rata-rata gastropoda berkisar antara 2,10–18,85 ind/m 2 . Indeks keanekaragaman berkisar antara 0,35–1,45 yang termasuk dalam kategori rendah sampai sedang. Nilai Indeks Keseragaman masuk dalam kategori rendah sampai tinggi dengan nilai berkisar antara 0,12–0,62 dan kisaran Indeks Dominasi antara 0,50–0,84 masuk dalam kategori terdapat spesies yang mendominasi. Littoraria scabra adalah jenis gastropoda yang mendominasi di ekosistem mangrove Kawasan Desa Parang.]]>
Tue, 21 Apr 2015 22:11:04 GMT /slideshow/struktur-komunitas-gastropoda-pada-ekosistem-mangrove-di-kawasan-desa-parang-kepulauan-karimunjawa/47268904 MujiyantoSStPiMSi@slideshare.net(MujiyantoSStPiMSi) Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang, kepulauan karimunjawa MujiyantoSStPiMSi Gastropoda adalah salah satu kelas moluska yang sangat mudah ditemukan di ekosistem mangrove. Di ekosistem ini, gastropoda berperan dalam membantu proses dekomposisi serasah. Informasi tentang struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di Kawasan Desa Parang belum ada, sehingga perlu adanya kajian tentang struktur komunitas gastropoda di kawasan tersebut sebagai acuan untuk pengelolaan. Pada bulan Juni-Desember 2012 telah dilakukan penelitian tentang struktur komunitas gastropoda di Kawasan Desa Parang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di ekosistem mangrove Kawasan Desa Parang ditemukan 29 jenis dari 16 famili gastropoda. Kelimpahan rata-rata gastropoda berkisar antara 2,10–18,85 ind/m 2 . Indeks keanekaragaman berkisar antara 0,35–1,45 yang termasuk dalam kategori rendah sampai sedang. Nilai Indeks Keseragaman masuk dalam kategori rendah sampai tinggi dengan nilai berkisar antara 0,12–0,62 dan kisaran Indeks Dominasi antara 0,50–0,84 masuk dalam kategori terdapat spesies yang mendominasi. Littoraria scabra adalah jenis gastropoda yang mendominasi di ekosistem mangrove Kawasan Desa Parang. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/strukturkomunitasgastropodapadaekosistemmangrovedikawasandesaparangkepulauankarimunjawa-150421221104-conversion-gate01-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> Gastropoda adalah salah satu kelas moluska yang sangat mudah ditemukan di ekosistem mangrove. Di ekosistem ini, gastropoda berperan dalam membantu proses dekomposisi serasah. Informasi tentang struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di Kawasan Desa Parang belum ada, sehingga perlu adanya kajian tentang struktur komunitas gastropoda di kawasan tersebut sebagai acuan untuk pengelolaan. Pada bulan Juni-Desember 2012 telah dilakukan penelitian tentang struktur komunitas gastropoda di Kawasan Desa Parang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di ekosistem mangrove Kawasan Desa Parang ditemukan 29 jenis dari 16 famili gastropoda. Kelimpahan rata-rata gastropoda berkisar antara 2,10–18,85 ind/m 2 . Indeks keanekaragaman berkisar antara 0,35–1,45 yang termasuk dalam kategori rendah sampai sedang. Nilai Indeks Keseragaman masuk dalam kategori rendah sampai tinggi dengan nilai berkisar antara 0,12–0,62 dan kisaran Indeks Dominasi antara 0,50–0,84 masuk dalam kategori terdapat spesies yang mendominasi. Littoraria scabra adalah jenis gastropoda yang mendominasi di ekosistem mangrove Kawasan Desa Parang.
Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang, kepulauan karimunjawa from Mujiyanto -
]]>
1682 1 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/strukturkomunitasgastropodapadaekosistemmangrovedikawasandesaparangkepulauankarimunjawa-150421221104-conversion-gate01-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Populasi ikan karang dan biota penempel di sekitar tkb perairan p. kotok kecil dan p. harapan, kepulauan seribu /slideshow/populasi-ikan-karang-dan-biota-penempel-di-sekitar-tkb-perairan-p-kotok-kecil-dan-p-harapan-kepulauan-seribu/47268827 populasiikankarangdanbiotapenempeldisekitartkbperairanp-150421220803-conversion-gate02
Tutupan karang hidup yang ada di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta sangat rendah. Salah satu upaya yang dilakukan dalam pemulihan ekosistem terumbu karang tersebut adalah rekayasa habitat terumbu buatan di perairan sekitar Pulau Kotok Kecil dan Pulau Harapan. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi ikan karang dan biota penempel pada terumbu buatan sebagai indikator awal pemulihan ekosistem terumbu karang di perairan P. Kotok Kecil dan P. Harapan. Pengamatan dilakukan pada empat unit terumbu buatan yang diletakkan di dasar perairan pada kedalaman 8 – 13 m. Modul terumbu buatan terbuat dari bahan beton berkerangka besi, berbentuk kubus berongga yang tersusun dalam formasi piramida. Sebuah unit terumbu buatan tersusun dari 70 buah modul yang diikat antar satu dengan yang lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan ikan di sekitar terumbu buatan bertambah dibandingkan jumlah ikan sebelum ada unit terumbu buatan. Kelimpahan ikan berkisar 307 – 818 individu per unit terumbu buatan. Hasil sensus visual menunjukkan adanya ikan hias seperti Neopomacentrus sp]]>

Tutupan karang hidup yang ada di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta sangat rendah. Salah satu upaya yang dilakukan dalam pemulihan ekosistem terumbu karang tersebut adalah rekayasa habitat terumbu buatan di perairan sekitar Pulau Kotok Kecil dan Pulau Harapan. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi ikan karang dan biota penempel pada terumbu buatan sebagai indikator awal pemulihan ekosistem terumbu karang di perairan P. Kotok Kecil dan P. Harapan. Pengamatan dilakukan pada empat unit terumbu buatan yang diletakkan di dasar perairan pada kedalaman 8 – 13 m. Modul terumbu buatan terbuat dari bahan beton berkerangka besi, berbentuk kubus berongga yang tersusun dalam formasi piramida. Sebuah unit terumbu buatan tersusun dari 70 buah modul yang diikat antar satu dengan yang lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan ikan di sekitar terumbu buatan bertambah dibandingkan jumlah ikan sebelum ada unit terumbu buatan. Kelimpahan ikan berkisar 307 – 818 individu per unit terumbu buatan. Hasil sensus visual menunjukkan adanya ikan hias seperti Neopomacentrus sp]]>
Tue, 21 Apr 2015 22:08:03 GMT /slideshow/populasi-ikan-karang-dan-biota-penempel-di-sekitar-tkb-perairan-p-kotok-kecil-dan-p-harapan-kepulauan-seribu/47268827 MujiyantoSStPiMSi@slideshare.net(MujiyantoSStPiMSi) Populasi ikan karang dan biota penempel di sekitar tkb perairan p. kotok kecil dan p. harapan, kepulauan seribu MujiyantoSStPiMSi Tutupan karang hidup yang ada di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta sangat rendah. Salah satu upaya yang dilakukan dalam pemulihan ekosistem terumbu karang tersebut adalah rekayasa habitat terumbu buatan di perairan sekitar Pulau Kotok Kecil dan Pulau Harapan. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi ikan karang dan biota penempel pada terumbu buatan sebagai indikator awal pemulihan ekosistem terumbu karang di perairan P. Kotok Kecil dan P. Harapan. Pengamatan dilakukan pada empat unit terumbu buatan yang diletakkan di dasar perairan pada kedalaman 8 – 13 m. Modul terumbu buatan terbuat dari bahan beton berkerangka besi, berbentuk kubus berongga yang tersusun dalam formasi piramida. Sebuah unit terumbu buatan tersusun dari 70 buah modul yang diikat antar satu dengan yang lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan ikan di sekitar terumbu buatan bertambah dibandingkan jumlah ikan sebelum ada unit terumbu buatan. Kelimpahan ikan berkisar 307 – 818 individu per unit terumbu buatan. Hasil sensus visual menunjukkan adanya ikan hias seperti Neopomacentrus sp <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/populasiikankarangdanbiotapenempeldisekitartkbperairanp-150421220803-conversion-gate02-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> Tutupan karang hidup yang ada di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta sangat rendah. Salah satu upaya yang dilakukan dalam pemulihan ekosistem terumbu karang tersebut adalah rekayasa habitat terumbu buatan di perairan sekitar Pulau Kotok Kecil dan Pulau Harapan. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi ikan karang dan biota penempel pada terumbu buatan sebagai indikator awal pemulihan ekosistem terumbu karang di perairan P. Kotok Kecil dan P. Harapan. Pengamatan dilakukan pada empat unit terumbu buatan yang diletakkan di dasar perairan pada kedalaman 8 – 13 m. Modul terumbu buatan terbuat dari bahan beton berkerangka besi, berbentuk kubus berongga yang tersusun dalam formasi piramida. Sebuah unit terumbu buatan tersusun dari 70 buah modul yang diikat antar satu dengan yang lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan ikan di sekitar terumbu buatan bertambah dibandingkan jumlah ikan sebelum ada unit terumbu buatan. Kelimpahan ikan berkisar 307 – 818 individu per unit terumbu buatan. Hasil sensus visual menunjukkan adanya ikan hias seperti Neopomacentrus sp
Populasi ikan karang dan biota penempel di sekitar tkb perairan p. kotok kecil dan p. harapan, kepulauan seribu from Mujiyanto -
]]>
205 1 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/populasiikankarangdanbiotapenempeldisekitartkbperairanp-150421220803-conversion-gate02-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Peremajaan ikan yang terlepas dari budidaya ikan dalam kja waduk ir h djuanda jatiluhur /slideshow/peremajaan-ikan-yang-terlepas-dari-budidaya-ikan-dalam-kja-waduk-ir-h-djuanda-jatiluhur/47268784 peremajaanikanyangterlepasdaribudidayaikandalamkjawadukirhdjuandajatiluhur-150421220641-conversion-gate02
Perkembangan budidaya ikan dalam keramba jaring apung (KJA) di Waduk Ir. H. Djuanda berkembang sangat pesat, yaitu pada tahun 1991 sejumlah 502 unit KJA, tahun 1999 berkembang menjadi 2.195 unit, dan tahun 2005 telah mencapai 4.577 unit KJA, sedangkan jumlah unit KJA yang diijinkan berdasarkan SK Bupati Purwakarta Nomor 06/2000 tahun 2000 adalah 2.100 unit. Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi besarnya peremajaan ikan yang terlepas dari kegiatan budidaya ikan dalam KJA di Waduk Ir. H. Djuanda. Penelitian ini dilakukan setiap bulan selama tahun 2006, dan pengamatan dilakukan dengan du acara, yaitu: (1) pengamatan langsung melalui identifikasi jenis ikan dan (2) pengukuran panjang total benih ikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peremajaan ikan mas yang terlepas dari sistem budidaya ikan dalam KJA rata-rata mencapai 4,9 % dan ikan nila rata-rata mencapai 2,4%. Bersama dengan benih ikan yang tidak dikehendaki maksimum sebanyak 10,4 % (untuk benih yang berasal dari daerah Sukabumi), dan 13,5% (untuk benih ikan yang berasal dari daerah Subang.]]>

Perkembangan budidaya ikan dalam keramba jaring apung (KJA) di Waduk Ir. H. Djuanda berkembang sangat pesat, yaitu pada tahun 1991 sejumlah 502 unit KJA, tahun 1999 berkembang menjadi 2.195 unit, dan tahun 2005 telah mencapai 4.577 unit KJA, sedangkan jumlah unit KJA yang diijinkan berdasarkan SK Bupati Purwakarta Nomor 06/2000 tahun 2000 adalah 2.100 unit. Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi besarnya peremajaan ikan yang terlepas dari kegiatan budidaya ikan dalam KJA di Waduk Ir. H. Djuanda. Penelitian ini dilakukan setiap bulan selama tahun 2006, dan pengamatan dilakukan dengan du acara, yaitu: (1) pengamatan langsung melalui identifikasi jenis ikan dan (2) pengukuran panjang total benih ikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peremajaan ikan mas yang terlepas dari sistem budidaya ikan dalam KJA rata-rata mencapai 4,9 % dan ikan nila rata-rata mencapai 2,4%. Bersama dengan benih ikan yang tidak dikehendaki maksimum sebanyak 10,4 % (untuk benih yang berasal dari daerah Sukabumi), dan 13,5% (untuk benih ikan yang berasal dari daerah Subang.]]>
Tue, 21 Apr 2015 22:06:41 GMT /slideshow/peremajaan-ikan-yang-terlepas-dari-budidaya-ikan-dalam-kja-waduk-ir-h-djuanda-jatiluhur/47268784 MujiyantoSStPiMSi@slideshare.net(MujiyantoSStPiMSi) Peremajaan ikan yang terlepas dari budidaya ikan dalam kja waduk ir h djuanda jatiluhur MujiyantoSStPiMSi Perkembangan budidaya ikan dalam keramba jaring apung (KJA) di Waduk Ir. H. Djuanda berkembang sangat pesat, yaitu pada tahun 1991 sejumlah 502 unit KJA, tahun 1999 berkembang menjadi 2.195 unit, dan tahun 2005 telah mencapai 4.577 unit KJA, sedangkan jumlah unit KJA yang diijinkan berdasarkan SK Bupati Purwakarta Nomor 06/2000 tahun 2000 adalah 2.100 unit. Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi besarnya peremajaan ikan yang terlepas dari kegiatan budidaya ikan dalam KJA di Waduk Ir. H. Djuanda. Penelitian ini dilakukan setiap bulan selama tahun 2006, dan pengamatan dilakukan dengan du acara, yaitu: (1) pengamatan langsung melalui identifikasi jenis ikan dan (2) pengukuran panjang total benih ikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peremajaan ikan mas yang terlepas dari sistem budidaya ikan dalam KJA rata-rata mencapai 4,9 % dan ikan nila rata-rata mencapai 2,4%. Bersama dengan benih ikan yang tidak dikehendaki maksimum sebanyak 10,4 % (untuk benih yang berasal dari daerah Sukabumi), dan 13,5% (untuk benih ikan yang berasal dari daerah Subang. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/peremajaanikanyangterlepasdaribudidayaikandalamkjawadukirhdjuandajatiluhur-150421220641-conversion-gate02-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> Perkembangan budidaya ikan dalam keramba jaring apung (KJA) di Waduk Ir. H. Djuanda berkembang sangat pesat, yaitu pada tahun 1991 sejumlah 502 unit KJA, tahun 1999 berkembang menjadi 2.195 unit, dan tahun 2005 telah mencapai 4.577 unit KJA, sedangkan jumlah unit KJA yang diijinkan berdasarkan SK Bupati Purwakarta Nomor 06/2000 tahun 2000 adalah 2.100 unit. Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi besarnya peremajaan ikan yang terlepas dari kegiatan budidaya ikan dalam KJA di Waduk Ir. H. Djuanda. Penelitian ini dilakukan setiap bulan selama tahun 2006, dan pengamatan dilakukan dengan du acara, yaitu: (1) pengamatan langsung melalui identifikasi jenis ikan dan (2) pengukuran panjang total benih ikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peremajaan ikan mas yang terlepas dari sistem budidaya ikan dalam KJA rata-rata mencapai 4,9 % dan ikan nila rata-rata mencapai 2,4%. Bersama dengan benih ikan yang tidak dikehendaki maksimum sebanyak 10,4 % (untuk benih yang berasal dari daerah Sukabumi), dan 13,5% (untuk benih ikan yang berasal dari daerah Subang.
Peremajaan ikan yang terlepas dari budidaya ikan dalam kja waduk ir h djuanda jatiluhur from Mujiyanto -
]]>
396 1 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/peremajaanikanyangterlepasdaribudidayaikandalamkjawadukirhdjuandajatiluhur-150421220641-conversion-gate02-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Komposisi telur dan larva ikan pelagis pada perairan terumbu karang kawasan barat kepulauan karimunjawa, jepara /slideshow/komposisi-telur-dan-larva-ikan-pelagis-pada-perairan-terumbu-karang-kawasan-barat-kepulauan-karimunjawa-jepara/47268740 komposisitelurdanlarvaikanpelagispadaperairanterumbukarangkawasanbaratkepulauankarimunjawajepara-150421220448-conversion-gate01
Kawasan barat kepulauan karimunjawa memiliki ekosistem terumbu karang dalam kondisi baik. Hal ini menjadikan kawasan tersebut memiliki potensi besar dalam bidang sumberdaya perikanan. Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem yang berfungsi sebagai tempat mencari makan, tempat pembiakan dan pembesaran bagi berbagai macam organisme perairan terutama ikan. Ikan-ikan akan merasa nyaman berada di ekosistem terumbu karang disebabkan tersedianya makanan dalam jumlah yang banyak dan adanya perlindungan dari pemangsa sehingga ikan dapat berkembang biak dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi dan kelimpahan telur serta larva ikan di perairan terumbu karang kawasan barat Kepulauan Karimunjawa Kabupaten Jepara. Pengumpulan data dilakukan pada Bulan Juni, September dan Desember 2012 dengan menyisir kolom perairan terumbu karang menggunakan larvanet mesh size 500µ yang ditarik kapal dengan kecepatan 2 knot selama 10 menit sejajar garis pantai. Hasil tangkapan selama penelitian didominasi oleh telur ikan 26856 butir (96,43%) sementara larva ikan yang tertangkap sebanyak 981 individu (3,57%) yang terdiri dari larva ikan non-ekonomis sebanyak 636 individu dari 18 famili (2,34%) dan larva ikan ekonomis sebanyak 287 individu (1,02%). Bulan September merupakan bulan puncak pemijahan dengan angka kelimpahan telur ikan berkisar 830 – 13326 ind/1000m3 dan kelimpahan larva ikan berkisar antara 14 – 366 ind/1000 m3]]>

Kawasan barat kepulauan karimunjawa memiliki ekosistem terumbu karang dalam kondisi baik. Hal ini menjadikan kawasan tersebut memiliki potensi besar dalam bidang sumberdaya perikanan. Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem yang berfungsi sebagai tempat mencari makan, tempat pembiakan dan pembesaran bagi berbagai macam organisme perairan terutama ikan. Ikan-ikan akan merasa nyaman berada di ekosistem terumbu karang disebabkan tersedianya makanan dalam jumlah yang banyak dan adanya perlindungan dari pemangsa sehingga ikan dapat berkembang biak dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi dan kelimpahan telur serta larva ikan di perairan terumbu karang kawasan barat Kepulauan Karimunjawa Kabupaten Jepara. Pengumpulan data dilakukan pada Bulan Juni, September dan Desember 2012 dengan menyisir kolom perairan terumbu karang menggunakan larvanet mesh size 500µ yang ditarik kapal dengan kecepatan 2 knot selama 10 menit sejajar garis pantai. Hasil tangkapan selama penelitian didominasi oleh telur ikan 26856 butir (96,43%) sementara larva ikan yang tertangkap sebanyak 981 individu (3,57%) yang terdiri dari larva ikan non-ekonomis sebanyak 636 individu dari 18 famili (2,34%) dan larva ikan ekonomis sebanyak 287 individu (1,02%). Bulan September merupakan bulan puncak pemijahan dengan angka kelimpahan telur ikan berkisar 830 – 13326 ind/1000m3 dan kelimpahan larva ikan berkisar antara 14 – 366 ind/1000 m3]]>
Tue, 21 Apr 2015 22:04:48 GMT /slideshow/komposisi-telur-dan-larva-ikan-pelagis-pada-perairan-terumbu-karang-kawasan-barat-kepulauan-karimunjawa-jepara/47268740 MujiyantoSStPiMSi@slideshare.net(MujiyantoSStPiMSi) Komposisi telur dan larva ikan pelagis pada perairan terumbu karang kawasan barat kepulauan karimunjawa, jepara MujiyantoSStPiMSi Kawasan barat kepulauan karimunjawa memiliki ekosistem terumbu karang dalam kondisi baik. Hal ini menjadikan kawasan tersebut memiliki potensi besar dalam bidang sumberdaya perikanan. Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem yang berfungsi sebagai tempat mencari makan, tempat pembiakan dan pembesaran bagi berbagai macam organisme perairan terutama ikan. Ikan-ikan akan merasa nyaman berada di ekosistem terumbu karang disebabkan tersedianya makanan dalam jumlah yang banyak dan adanya perlindungan dari pemangsa sehingga ikan dapat berkembang biak dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi dan kelimpahan telur serta larva ikan di perairan terumbu karang kawasan barat Kepulauan Karimunjawa Kabupaten Jepara. Pengumpulan data dilakukan pada Bulan Juni, September dan Desember 2012 dengan menyisir kolom perairan terumbu karang menggunakan larvanet mesh size 500µ yang ditarik kapal dengan kecepatan 2 knot selama 10 menit sejajar garis pantai. Hasil tangkapan selama penelitian didominasi oleh telur ikan 26856 butir (96,43%) sementara larva ikan yang tertangkap sebanyak 981 individu (3,57%) yang terdiri dari larva ikan non-ekonomis sebanyak 636 individu dari 18 famili (2,34%) dan larva ikan ekonomis sebanyak 287 individu (1,02%). Bulan September merupakan bulan puncak pemijahan dengan angka kelimpahan telur ikan berkisar 830 – 13326 ind/1000m3 dan kelimpahan larva ikan berkisar antara 14 – 366 ind/1000 m3 <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/komposisitelurdanlarvaikanpelagispadaperairanterumbukarangkawasanbaratkepulauankarimunjawajepara-150421220448-conversion-gate01-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> Kawasan barat kepulauan karimunjawa memiliki ekosistem terumbu karang dalam kondisi baik. Hal ini menjadikan kawasan tersebut memiliki potensi besar dalam bidang sumberdaya perikanan. Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem yang berfungsi sebagai tempat mencari makan, tempat pembiakan dan pembesaran bagi berbagai macam organisme perairan terutama ikan. Ikan-ikan akan merasa nyaman berada di ekosistem terumbu karang disebabkan tersedianya makanan dalam jumlah yang banyak dan adanya perlindungan dari pemangsa sehingga ikan dapat berkembang biak dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi dan kelimpahan telur serta larva ikan di perairan terumbu karang kawasan barat Kepulauan Karimunjawa Kabupaten Jepara. Pengumpulan data dilakukan pada Bulan Juni, September dan Desember 2012 dengan menyisir kolom perairan terumbu karang menggunakan larvanet mesh size 500µ yang ditarik kapal dengan kecepatan 2 knot selama 10 menit sejajar garis pantai. Hasil tangkapan selama penelitian didominasi oleh telur ikan 26856 butir (96,43%) sementara larva ikan yang tertangkap sebanyak 981 individu (3,57%) yang terdiri dari larva ikan non-ekonomis sebanyak 636 individu dari 18 famili (2,34%) dan larva ikan ekonomis sebanyak 287 individu (1,02%). Bulan September merupakan bulan puncak pemijahan dengan angka kelimpahan telur ikan berkisar 830 – 13326 ind/1000m3 dan kelimpahan larva ikan berkisar antara 14 – 366 ind/1000 m3
Komposisi telur dan larva ikan pelagis pada perairan terumbu karang kawasan barat kepulauan karimunjawa, jepara from Mujiyanto -
]]>
1131 1 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/komposisitelurdanlarvaikanpelagispadaperairanterumbukarangkawasanbaratkepulauankarimunjawajepara-150421220448-conversion-gate01-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Keberadaan ikan napoleon (cheilinus undulatus) di perairan kepulauan sembilan sinjai sulawesi selatan /slideshow/keberadaan-ikan-napoleon-cheilinus-undulatus-di-perairan-kepulauan-sembilan-sinjai-sulawesi-selatan/47268704 keberadaanikannapoleoncheilinusundulatusdiperairankepulauansembilansinjaisulawesiselatan-150421220324-conversion-gate01
Ikan napoleon (Cheilinus undulatus) merupakan salah satu jenis ikan yang dilindungi dan termasuk kedalam spesies terancampunah (endangered species). Perairan Kepulauan Sembilan merupakan salah satu perairan yang memiliki kondisi terumbu karang yang cukup baik dan disekitarnya terdapat jarring apung tempat pembesaran dan penampungan ikan napoleon hasil tangkapan nelayan disekitar Kepulauan Sembilan. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan keberadaan ikan napoleon di Perairan Kepulauan Sembilan. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2013, dengan menggunakan metode survey lapangan. Penentuan lokasi penelitian sesuai dengan tempat nelayan melakukan penangkapan ikan napoleon yaitu daerah Marempu, Latoiya, Bungimpare dan Makodang yang berada di sekitar Pulau Sembilan. Luasan terumbu karang disekitar lokasi penelitian dihitung berdasarkan hasil interpretasi citra satellite Landsat 8 OLI yang diakuisisi pada bulan April 2013. Hasil sensus visual di wilayah Marempu dengan luas sapuan area 1,7 ha diperoleh kepadatan ikan napoleon 6,3 individu/ha dengan kondisi terumbu karang berdasarkan persen tutupan karang hidup berkisar antara 15-60%. Di sekitar lokasi Bungimpare dengan luas sapuan 0,9 ha diperoleh kepadatan ikan napoleon 5,5 individu/ha dengan luas tutupan karang hidup 30-60%. Wilayah Makodang dengan luas sapuan 1,3 ha diperoleh kepadatan ikan napoleon 0,8 individu/ha dengan luas tutupan karang hidup 60%. Sementara itu hasil sensus visual di wilayah Latoiya tidak ditemukan ikan napoleon.]]>

Ikan napoleon (Cheilinus undulatus) merupakan salah satu jenis ikan yang dilindungi dan termasuk kedalam spesies terancampunah (endangered species). Perairan Kepulauan Sembilan merupakan salah satu perairan yang memiliki kondisi terumbu karang yang cukup baik dan disekitarnya terdapat jarring apung tempat pembesaran dan penampungan ikan napoleon hasil tangkapan nelayan disekitar Kepulauan Sembilan. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan keberadaan ikan napoleon di Perairan Kepulauan Sembilan. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2013, dengan menggunakan metode survey lapangan. Penentuan lokasi penelitian sesuai dengan tempat nelayan melakukan penangkapan ikan napoleon yaitu daerah Marempu, Latoiya, Bungimpare dan Makodang yang berada di sekitar Pulau Sembilan. Luasan terumbu karang disekitar lokasi penelitian dihitung berdasarkan hasil interpretasi citra satellite Landsat 8 OLI yang diakuisisi pada bulan April 2013. Hasil sensus visual di wilayah Marempu dengan luas sapuan area 1,7 ha diperoleh kepadatan ikan napoleon 6,3 individu/ha dengan kondisi terumbu karang berdasarkan persen tutupan karang hidup berkisar antara 15-60%. Di sekitar lokasi Bungimpare dengan luas sapuan 0,9 ha diperoleh kepadatan ikan napoleon 5,5 individu/ha dengan luas tutupan karang hidup 30-60%. Wilayah Makodang dengan luas sapuan 1,3 ha diperoleh kepadatan ikan napoleon 0,8 individu/ha dengan luas tutupan karang hidup 60%. Sementara itu hasil sensus visual di wilayah Latoiya tidak ditemukan ikan napoleon.]]>
Tue, 21 Apr 2015 22:03:24 GMT /slideshow/keberadaan-ikan-napoleon-cheilinus-undulatus-di-perairan-kepulauan-sembilan-sinjai-sulawesi-selatan/47268704 MujiyantoSStPiMSi@slideshare.net(MujiyantoSStPiMSi) Keberadaan ikan napoleon (cheilinus undulatus) di perairan kepulauan sembilan sinjai sulawesi selatan MujiyantoSStPiMSi Ikan napoleon (Cheilinus undulatus) merupakan salah satu jenis ikan yang dilindungi dan termasuk kedalam spesies terancampunah (endangered species). Perairan Kepulauan Sembilan merupakan salah satu perairan yang memiliki kondisi terumbu karang yang cukup baik dan disekitarnya terdapat jarring apung tempat pembesaran dan penampungan ikan napoleon hasil tangkapan nelayan disekitar Kepulauan Sembilan. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan keberadaan ikan napoleon di Perairan Kepulauan Sembilan. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2013, dengan menggunakan metode survey lapangan. Penentuan lokasi penelitian sesuai dengan tempat nelayan melakukan penangkapan ikan napoleon yaitu daerah Marempu, Latoiya, Bungimpare dan Makodang yang berada di sekitar Pulau Sembilan. Luasan terumbu karang disekitar lokasi penelitian dihitung berdasarkan hasil interpretasi citra satellite Landsat 8 OLI yang diakuisisi pada bulan April 2013. Hasil sensus visual di wilayah Marempu dengan luas sapuan area 1,7 ha diperoleh kepadatan ikan napoleon 6,3 individu/ha dengan kondisi terumbu karang berdasarkan persen tutupan karang hidup berkisar antara 15-60%. Di sekitar lokasi Bungimpare dengan luas sapuan 0,9 ha diperoleh kepadatan ikan napoleon 5,5 individu/ha dengan luas tutupan karang hidup 30-60%. Wilayah Makodang dengan luas sapuan 1,3 ha diperoleh kepadatan ikan napoleon 0,8 individu/ha dengan luas tutupan karang hidup 60%. Sementara itu hasil sensus visual di wilayah Latoiya tidak ditemukan ikan napoleon. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/keberadaanikannapoleoncheilinusundulatusdiperairankepulauansembilansinjaisulawesiselatan-150421220324-conversion-gate01-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> Ikan napoleon (Cheilinus undulatus) merupakan salah satu jenis ikan yang dilindungi dan termasuk kedalam spesies terancampunah (endangered species). Perairan Kepulauan Sembilan merupakan salah satu perairan yang memiliki kondisi terumbu karang yang cukup baik dan disekitarnya terdapat jarring apung tempat pembesaran dan penampungan ikan napoleon hasil tangkapan nelayan disekitar Kepulauan Sembilan. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan keberadaan ikan napoleon di Perairan Kepulauan Sembilan. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2013, dengan menggunakan metode survey lapangan. Penentuan lokasi penelitian sesuai dengan tempat nelayan melakukan penangkapan ikan napoleon yaitu daerah Marempu, Latoiya, Bungimpare dan Makodang yang berada di sekitar Pulau Sembilan. Luasan terumbu karang disekitar lokasi penelitian dihitung berdasarkan hasil interpretasi citra satellite Landsat 8 OLI yang diakuisisi pada bulan April 2013. Hasil sensus visual di wilayah Marempu dengan luas sapuan area 1,7 ha diperoleh kepadatan ikan napoleon 6,3 individu/ha dengan kondisi terumbu karang berdasarkan persen tutupan karang hidup berkisar antara 15-60%. Di sekitar lokasi Bungimpare dengan luas sapuan 0,9 ha diperoleh kepadatan ikan napoleon 5,5 individu/ha dengan luas tutupan karang hidup 30-60%. Wilayah Makodang dengan luas sapuan 1,3 ha diperoleh kepadatan ikan napoleon 0,8 individu/ha dengan luas tutupan karang hidup 60%. Sementara itu hasil sensus visual di wilayah Latoiya tidak ditemukan ikan napoleon.
Keberadaan ikan napoleon (cheilinus undulatus) di perairan kepulauan sembilan sinjai sulawesi selatan from Mujiyanto -
]]>
605 1 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/keberadaanikannapoleoncheilinusundulatusdiperairankepulauansembilansinjaisulawesiselatan-150421220324-conversion-gate01-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Kajian struktur komunitas juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove bagian barat kepulauan karimunjawa kabupaten jepara /slideshow/kajian-struktur-komunitas-juvenil-ikan-di-perairan-ekosistem-mangrove-bagian-barat-kepulauan-karimunjawa-kabupaten-jepara/47268663 kajianstrukturkomunitasjuvenilikandiperairanekosistemmangrovebagianbaratkepulauankarimunjawakabupate-150421220202-conversion-gate01
Fungsi ekologis dari ekosistem mangrove yaitu sebagai tempat pemijahan (nursery ground), tempat mencari makan (feeding ground), dan tempat perlindungan (shelter) beberapa organisme perairan, rimata, serangga, burung, reptil dan amphibi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji struktur komunitas juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove bagian Barat Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara. Penelitian dilaksanakan selama bulan Juni hingga bulan Desember 2012, sampel diperoleh untuk mewakili sampel pada musim Timur, musim Peralihan Timur ke Barat dan pada musim Barat. Juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove, dikoleksi dengan jaring dengan ukuran mata jaring 500 µ, jarring lempar ukuran mata jaring 2 inchi, alat pancing serta serok (seser) ikan. Komposisi jenis mangrove yang ditemukan di ekosistem mangrove Pulau Parang terdiri dari Bruguiera cylindrica, Bruguiera gymnorrhiza, Ceriops tagal, Lumnitzera racemosa, Rhizophora mucronata, Scyphiphora hydrophyllacea, Sonneratia alba dan Xylocarpus moluccensis. Komposisi jenis juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove yang dikoleksi selama tiga musim berturut-turut berjumlah 14 jenis, yang tergolong ke dalam 11 famili dan 13 genus. Nilai indeks keanekaragaman jenis berkisar antara 0,056 – 1,557 pada kategori sedang, keseragaman juvenil ikan berkisar antara 0,035 – 0,926 berada dalam kondisi yang stabil dan dominansi berkisar antara 0,236 – 0,985 artinya terdapat beberapa jenis juvenil ikan yang mendominasi di stasiun penelitian.]]>

Fungsi ekologis dari ekosistem mangrove yaitu sebagai tempat pemijahan (nursery ground), tempat mencari makan (feeding ground), dan tempat perlindungan (shelter) beberapa organisme perairan, rimata, serangga, burung, reptil dan amphibi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji struktur komunitas juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove bagian Barat Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara. Penelitian dilaksanakan selama bulan Juni hingga bulan Desember 2012, sampel diperoleh untuk mewakili sampel pada musim Timur, musim Peralihan Timur ke Barat dan pada musim Barat. Juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove, dikoleksi dengan jaring dengan ukuran mata jaring 500 µ, jarring lempar ukuran mata jaring 2 inchi, alat pancing serta serok (seser) ikan. Komposisi jenis mangrove yang ditemukan di ekosistem mangrove Pulau Parang terdiri dari Bruguiera cylindrica, Bruguiera gymnorrhiza, Ceriops tagal, Lumnitzera racemosa, Rhizophora mucronata, Scyphiphora hydrophyllacea, Sonneratia alba dan Xylocarpus moluccensis. Komposisi jenis juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove yang dikoleksi selama tiga musim berturut-turut berjumlah 14 jenis, yang tergolong ke dalam 11 famili dan 13 genus. Nilai indeks keanekaragaman jenis berkisar antara 0,056 – 1,557 pada kategori sedang, keseragaman juvenil ikan berkisar antara 0,035 – 0,926 berada dalam kondisi yang stabil dan dominansi berkisar antara 0,236 – 0,985 artinya terdapat beberapa jenis juvenil ikan yang mendominasi di stasiun penelitian.]]>
Tue, 21 Apr 2015 22:02:02 GMT /slideshow/kajian-struktur-komunitas-juvenil-ikan-di-perairan-ekosistem-mangrove-bagian-barat-kepulauan-karimunjawa-kabupaten-jepara/47268663 MujiyantoSStPiMSi@slideshare.net(MujiyantoSStPiMSi) Kajian struktur komunitas juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove bagian barat kepulauan karimunjawa kabupaten jepara MujiyantoSStPiMSi Fungsi ekologis dari ekosistem mangrove yaitu sebagai tempat pemijahan (nursery ground), tempat mencari makan (feeding ground), dan tempat perlindungan (shelter) beberapa organisme perairan, rimata, serangga, burung, reptil dan amphibi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji struktur komunitas juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove bagian Barat Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara. Penelitian dilaksanakan selama bulan Juni hingga bulan Desember 2012, sampel diperoleh untuk mewakili sampel pada musim Timur, musim Peralihan Timur ke Barat dan pada musim Barat. Juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove, dikoleksi dengan jaring dengan ukuran mata jaring 500 µ, jarring lempar ukuran mata jaring 2 inchi, alat pancing serta serok (seser) ikan. Komposisi jenis mangrove yang ditemukan di ekosistem mangrove Pulau Parang terdiri dari Bruguiera cylindrica, Bruguiera gymnorrhiza, Ceriops tagal, Lumnitzera racemosa, Rhizophora mucronata, Scyphiphora hydrophyllacea, Sonneratia alba dan Xylocarpus moluccensis. Komposisi jenis juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove yang dikoleksi selama tiga musim berturut-turut berjumlah 14 jenis, yang tergolong ke dalam 11 famili dan 13 genus. Nilai indeks keanekaragaman jenis berkisar antara 0,056 – 1,557 pada kategori sedang, keseragaman juvenil ikan berkisar antara 0,035 – 0,926 berada dalam kondisi yang stabil dan dominansi berkisar antara 0,236 – 0,985 artinya terdapat beberapa jenis juvenil ikan yang mendominasi di stasiun penelitian. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/kajianstrukturkomunitasjuvenilikandiperairanekosistemmangrovebagianbaratkepulauankarimunjawakabupate-150421220202-conversion-gate01-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> Fungsi ekologis dari ekosistem mangrove yaitu sebagai tempat pemijahan (nursery ground), tempat mencari makan (feeding ground), dan tempat perlindungan (shelter) beberapa organisme perairan, rimata, serangga, burung, reptil dan amphibi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji struktur komunitas juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove bagian Barat Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara. Penelitian dilaksanakan selama bulan Juni hingga bulan Desember 2012, sampel diperoleh untuk mewakili sampel pada musim Timur, musim Peralihan Timur ke Barat dan pada musim Barat. Juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove, dikoleksi dengan jaring dengan ukuran mata jaring 500 µ, jarring lempar ukuran mata jaring 2 inchi, alat pancing serta serok (seser) ikan. Komposisi jenis mangrove yang ditemukan di ekosistem mangrove Pulau Parang terdiri dari Bruguiera cylindrica, Bruguiera gymnorrhiza, Ceriops tagal, Lumnitzera racemosa, Rhizophora mucronata, Scyphiphora hydrophyllacea, Sonneratia alba dan Xylocarpus moluccensis. Komposisi jenis juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove yang dikoleksi selama tiga musim berturut-turut berjumlah 14 jenis, yang tergolong ke dalam 11 famili dan 13 genus. Nilai indeks keanekaragaman jenis berkisar antara 0,056 – 1,557 pada kategori sedang, keseragaman juvenil ikan berkisar antara 0,035 – 0,926 berada dalam kondisi yang stabil dan dominansi berkisar antara 0,236 – 0,985 artinya terdapat beberapa jenis juvenil ikan yang mendominasi di stasiun penelitian.
Kajian struktur komunitas juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove bagian barat kepulauan karimunjawa kabupaten jepara from Mujiyanto -
]]>
3378 1 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/kajianstrukturkomunitasjuvenilikandiperairanekosistemmangrovebagianbaratkepulauankarimunjawakabupate-150421220202-conversion-gate01-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan pulau parang, karimunjawa /slideshow/kajian-populasi-echinodermata-pada-ekosistem-padang-lamun-di-kawasan-perairan-pulau-parang-karimunjawa/47268636 kajianpopulasiechinodermatapadaekosistempadanglamundikawasanperairanpulauparangkarimunjawa-150421220044-conversion-gate02
Echinodermata memiliki peran penting dalam ekologi laut yang hidup di dasar perairan yang berperan dalam menjaga tingkat kesuburan sedimen dan merupakan deposit feeder. Larva dan biota dewasa dari echinodermata juga merupakan bahan pasokan makanan bagi biota lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji populasi echinodermata di daerah perairan padang lamun pulau Parang, Karimunjawa dimana sampel diidentifikasi secara visual langsung dengan bantuan transek 5x5 meter menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Laganum laganum dan Holothuria atra merupakan spesies yang mendominasi di setiap stasiun pengamatan diduga karena cocok dengan kondisi lingkungan. Spesies yang ditemukan pada lokasi Pulau Kembar, Pulau Kumbang, Legon Boyo, Batu Merah cukup bervariasi dengan jumlah spesies tinggi, sedangkan pada Pulau Nyamuk hanya ditemukan sedikit.]]>

Echinodermata memiliki peran penting dalam ekologi laut yang hidup di dasar perairan yang berperan dalam menjaga tingkat kesuburan sedimen dan merupakan deposit feeder. Larva dan biota dewasa dari echinodermata juga merupakan bahan pasokan makanan bagi biota lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji populasi echinodermata di daerah perairan padang lamun pulau Parang, Karimunjawa dimana sampel diidentifikasi secara visual langsung dengan bantuan transek 5x5 meter menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Laganum laganum dan Holothuria atra merupakan spesies yang mendominasi di setiap stasiun pengamatan diduga karena cocok dengan kondisi lingkungan. Spesies yang ditemukan pada lokasi Pulau Kembar, Pulau Kumbang, Legon Boyo, Batu Merah cukup bervariasi dengan jumlah spesies tinggi, sedangkan pada Pulau Nyamuk hanya ditemukan sedikit.]]>
Tue, 21 Apr 2015 22:00:44 GMT /slideshow/kajian-populasi-echinodermata-pada-ekosistem-padang-lamun-di-kawasan-perairan-pulau-parang-karimunjawa/47268636 MujiyantoSStPiMSi@slideshare.net(MujiyantoSStPiMSi) Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan pulau parang, karimunjawa MujiyantoSStPiMSi Echinodermata memiliki peran penting dalam ekologi laut yang hidup di dasar perairan yang berperan dalam menjaga tingkat kesuburan sedimen dan merupakan deposit feeder. Larva dan biota dewasa dari echinodermata juga merupakan bahan pasokan makanan bagi biota lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji populasi echinodermata di daerah perairan padang lamun pulau Parang, Karimunjawa dimana sampel diidentifikasi secara visual langsung dengan bantuan transek 5x5 meter menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Laganum laganum dan Holothuria atra merupakan spesies yang mendominasi di setiap stasiun pengamatan diduga karena cocok dengan kondisi lingkungan. Spesies yang ditemukan pada lokasi Pulau Kembar, Pulau Kumbang, Legon Boyo, Batu Merah cukup bervariasi dengan jumlah spesies tinggi, sedangkan pada Pulau Nyamuk hanya ditemukan sedikit. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/kajianpopulasiechinodermatapadaekosistempadanglamundikawasanperairanpulauparangkarimunjawa-150421220044-conversion-gate02-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> Echinodermata memiliki peran penting dalam ekologi laut yang hidup di dasar perairan yang berperan dalam menjaga tingkat kesuburan sedimen dan merupakan deposit feeder. Larva dan biota dewasa dari echinodermata juga merupakan bahan pasokan makanan bagi biota lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji populasi echinodermata di daerah perairan padang lamun pulau Parang, Karimunjawa dimana sampel diidentifikasi secara visual langsung dengan bantuan transek 5x5 meter menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Laganum laganum dan Holothuria atra merupakan spesies yang mendominasi di setiap stasiun pengamatan diduga karena cocok dengan kondisi lingkungan. Spesies yang ditemukan pada lokasi Pulau Kembar, Pulau Kumbang, Legon Boyo, Batu Merah cukup bervariasi dengan jumlah spesies tinggi, sedangkan pada Pulau Nyamuk hanya ditemukan sedikit.
Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan pulau parang, karimunjawa from Mujiyanto -
]]>
1548 1 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/kajianpopulasiechinodermatapadaekosistempadanglamundikawasanperairanpulauparangkarimunjawa-150421220044-conversion-gate02-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
https://cdn.slidesharecdn.com/profile-photo-MujiyantoSStPiMSi-48x48.jpg?cb=1596518167 www.bp2ksi.litbang.kkp.go.id https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/sebuahpeganganseorangpenyelam-150512120625-lva1-app6892-thumbnail.jpg?width=320&height=320&fit=bounds slideshow/sebuah-pegangan-seorang-penyelam/48044746 Sebuah pegangan seoran... https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/marineandcoastalprotectedareasmcpasachancetosaveindonesianmarineandcoastalresources-150511035632-lva1-app6891-thumbnail.jpg?width=320&height=320&fit=bounds slideshow/marine-and-coastal-protected-areas-mcpas-a-chance-to-save-indonesian-marine-and-coastal-resources/47978856 Marine and Coastal Pro... https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/pentingnyaamdalpesisirstudikasuseksploitasisumberdayaminyak-150511033519-lva1-app6891-thumbnail.jpg?width=320&height=320&fit=bounds slideshow/pentingnya-amdal-pesisir-studi-kasus-eksploitasi-sumberdaya-minyak/47978495 Pentingnya Amdal Pesis...