ºÝºÝߣshows by User: Ruziqna / http://www.slideshare.net/images/logo.gif ºÝºÝߣshows by User: Ruziqna / Sun, 16 Oct 2016 04:55:56 GMT ºÝºÝߣShare feed for ºÝºÝߣshows by User: Ruziqna Pengukuran Psikologi /slideshow/pengukuran-psikologi/67232972 asesmenminatbakat1-161016045556
tes minat, bakat, intelegensi]]>

tes minat, bakat, intelegensi]]>
Sun, 16 Oct 2016 04:55:56 GMT /slideshow/pengukuran-psikologi/67232972 Ruziqna@slideshare.net(Ruziqna) Pengukuran Psikologi Ruziqna tes minat, bakat, intelegensi <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/asesmenminatbakat1-161016045556-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> tes minat, bakat, intelegensi
Pengukuran Psikologi from Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
]]>
10701 5 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/asesmenminatbakat1-161016045556-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Metode Eksperimen dalam Psikologi /slideshow/metode-eksperimen-dalam-psikologi/66993144 eksperimen-161011065749
1. Definisi Psikologi Eksperimen Pendekatan penelitian eksperimen adalah sebuah desain penelitian kuantitatif untuk menemukan efek dari sebab yang diduga. Eksperimen dikembangkan untuk mempelajari fenomena dalam kerangka hubungan sebab-akibat. Dalam penelitian eksperimen perilaku individu diamati dengan cara manipulasi. Penelitian ini bersifat prediktif, yaitu meramalkan akibat dari suatu manipulasi terhadap variabel terikatnya. Menurut Zymney (dalam Susanti dan Fitriyani, 2015) bahwa penelitian eksperimen merupakan suatu observasi yang dibuat agar terjadi dalam suatu kondisi yang terkontrol ketat, dimana satu atau lebih faktor dimanipulasi serta divariasikan dan faktor lain dibuat konstan dengan tujuan kausalitas atau menggambarkan hubungan sebab akibat. Menurut Solso dan Mclin (2002) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian dengan memberikan suatu perlakuan langsung dengan manipulasi satu variabel untuk mempelajari sebab akibat (Susanti dan Fitriyani, 2015) ]]>

1. Definisi Psikologi Eksperimen Pendekatan penelitian eksperimen adalah sebuah desain penelitian kuantitatif untuk menemukan efek dari sebab yang diduga. Eksperimen dikembangkan untuk mempelajari fenomena dalam kerangka hubungan sebab-akibat. Dalam penelitian eksperimen perilaku individu diamati dengan cara manipulasi. Penelitian ini bersifat prediktif, yaitu meramalkan akibat dari suatu manipulasi terhadap variabel terikatnya. Menurut Zymney (dalam Susanti dan Fitriyani, 2015) bahwa penelitian eksperimen merupakan suatu observasi yang dibuat agar terjadi dalam suatu kondisi yang terkontrol ketat, dimana satu atau lebih faktor dimanipulasi serta divariasikan dan faktor lain dibuat konstan dengan tujuan kausalitas atau menggambarkan hubungan sebab akibat. Menurut Solso dan Mclin (2002) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian dengan memberikan suatu perlakuan langsung dengan manipulasi satu variabel untuk mempelajari sebab akibat (Susanti dan Fitriyani, 2015) ]]>
Tue, 11 Oct 2016 06:57:49 GMT /slideshow/metode-eksperimen-dalam-psikologi/66993144 Ruziqna@slideshare.net(Ruziqna) Metode Eksperimen dalam Psikologi Ruziqna 1. Definisi Psikologi Eksperimen Pendekatan penelitian eksperimen adalah sebuah desain penelitian kuantitatif untuk menemukan efek dari sebab yang diduga. Eksperimen dikembangkan untuk mempelajari fenomena dalam kerangka hubungan sebab-akibat. Dalam penelitian eksperimen perilaku individu diamati dengan cara manipulasi. Penelitian ini bersifat prediktif, yaitu meramalkan akibat dari suatu manipulasi terhadap variabel terikatnya. Menurut Zymney (dalam Susanti dan Fitriyani, 2015) bahwa penelitian eksperimen merupakan suatu observasi yang dibuat agar terjadi dalam suatu kondisi yang terkontrol ketat, dimana satu atau lebih faktor dimanipulasi serta divariasikan dan faktor lain dibuat konstan dengan tujuan kausalitas atau menggambarkan hubungan sebab akibat. Menurut Solso dan Mclin (2002) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian dengan memberikan suatu perlakuan langsung dengan manipulasi satu variabel untuk mempelajari sebab akibat (Susanti dan Fitriyani, 2015) <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/eksperimen-161011065749-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> 1. Definisi Psikologi Eksperimen Pendekatan penelitian eksperimen adalah sebuah desain penelitian kuantitatif untuk menemukan efek dari sebab yang diduga. Eksperimen dikembangkan untuk mempelajari fenomena dalam kerangka hubungan sebab-akibat. Dalam penelitian eksperimen perilaku individu diamati dengan cara manipulasi. Penelitian ini bersifat prediktif, yaitu meramalkan akibat dari suatu manipulasi terhadap variabel terikatnya. Menurut Zymney (dalam Susanti dan Fitriyani, 2015) bahwa penelitian eksperimen merupakan suatu observasi yang dibuat agar terjadi dalam suatu kondisi yang terkontrol ketat, dimana satu atau lebih faktor dimanipulasi serta divariasikan dan faktor lain dibuat konstan dengan tujuan kausalitas atau menggambarkan hubungan sebab akibat. Menurut Solso dan Mclin (2002) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian dengan memberikan suatu perlakuan langsung dengan manipulasi satu variabel untuk mempelajari sebab akibat (Susanti dan Fitriyani, 2015)
Metode Eksperimen dalam Psikologi from Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
]]>
16163 6 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/eksperimen-161011065749-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
SOMATOFORM DISORDER /slideshow/somatoform-disorder-61820674/61820674 abnormal-160509144443
Psikologi Abnormal gangguan somatoform gangguan psikofisiologis]]>

Psikologi Abnormal gangguan somatoform gangguan psikofisiologis]]>
Mon, 09 May 2016 14:44:43 GMT /slideshow/somatoform-disorder-61820674/61820674 Ruziqna@slideshare.net(Ruziqna) SOMATOFORM DISORDER Ruziqna Psikologi Abnormal gangguan somatoform gangguan psikofisiologis <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/abnormal-160509144443-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> Psikologi Abnormal gangguan somatoform gangguan psikofisiologis
SOMATOFORM DISORDER from Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
]]>
3879 4 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/abnormal-160509144443-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds presentation Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Pengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa Keagamaan /slideshow/pengaruh-pendidikan-terhadap-jiwa-keagamaan/59857940 pengaruhpendidikanterhadapjiwakeagamaan-160322033701
Pendidikan Keluarga Gilbert Highest menyatakan bahwa kebiasaan yang dimiliki anak-anak sebagian besar terbentuk oleh pendidikan keluarga. Sejak dari bangun tidur hingga ke saat akan tidur kembali, anak-anak menerima pengaruh dan pendidikan dari keluarga. Hal ini mengandung pengertian, bahwa dalam usia bayi sampai usia sekolah keluarga mempunyai peran yang dominan dalam menumbuh kembangkan rasa keagamaan dalam seorang anak. Menurut Walter Houston Clark, perkembangan bayi tak mungkin berlangsung secara normal tanpa adanya intervensi dari luar, walaupun secara alami ia memiliki potensi bawaan. Pendapat ini menunjukkan bahwa tanpa bimbingan dan pengawasan yang teratur, bayi akan kehilangan kemampuan berkembang secara normal, walaupun ia memiliki potensi untuk bertumbuh dan berkembang serta potensi-potensi lainnya. ]]>

Pendidikan Keluarga Gilbert Highest menyatakan bahwa kebiasaan yang dimiliki anak-anak sebagian besar terbentuk oleh pendidikan keluarga. Sejak dari bangun tidur hingga ke saat akan tidur kembali, anak-anak menerima pengaruh dan pendidikan dari keluarga. Hal ini mengandung pengertian, bahwa dalam usia bayi sampai usia sekolah keluarga mempunyai peran yang dominan dalam menumbuh kembangkan rasa keagamaan dalam seorang anak. Menurut Walter Houston Clark, perkembangan bayi tak mungkin berlangsung secara normal tanpa adanya intervensi dari luar, walaupun secara alami ia memiliki potensi bawaan. Pendapat ini menunjukkan bahwa tanpa bimbingan dan pengawasan yang teratur, bayi akan kehilangan kemampuan berkembang secara normal, walaupun ia memiliki potensi untuk bertumbuh dan berkembang serta potensi-potensi lainnya. ]]>
Tue, 22 Mar 2016 03:37:01 GMT /slideshow/pengaruh-pendidikan-terhadap-jiwa-keagamaan/59857940 Ruziqna@slideshare.net(Ruziqna) Pengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa Keagamaan Ruziqna Pendidikan Keluarga Gilbert Highest menyatakan bahwa kebiasaan yang dimiliki anak-anak sebagian besar terbentuk oleh pendidikan keluarga. Sejak dari bangun tidur hingga ke saat akan tidur kembali, anak-anak menerima pengaruh dan pendidikan dari keluarga. Hal ini mengandung pengertian, bahwa dalam usia bayi sampai usia sekolah keluarga mempunyai peran yang dominan dalam menumbuh kembangkan rasa keagamaan dalam seorang anak. Menurut Walter Houston Clark, perkembangan bayi tak mungkin berlangsung secara normal tanpa adanya intervensi dari luar, walaupun secara alami ia memiliki potensi bawaan. Pendapat ini menunjukkan bahwa tanpa bimbingan dan pengawasan yang teratur, bayi akan kehilangan kemampuan berkembang secara normal, walaupun ia memiliki potensi untuk bertumbuh dan berkembang serta potensi-potensi lainnya. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/pengaruhpendidikanterhadapjiwakeagamaan-160322033701-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> Pendidikan Keluarga Gilbert Highest menyatakan bahwa kebiasaan yang dimiliki anak-anak sebagian besar terbentuk oleh pendidikan keluarga. Sejak dari bangun tidur hingga ke saat akan tidur kembali, anak-anak menerima pengaruh dan pendidikan dari keluarga. Hal ini mengandung pengertian, bahwa dalam usia bayi sampai usia sekolah keluarga mempunyai peran yang dominan dalam menumbuh kembangkan rasa keagamaan dalam seorang anak. Menurut Walter Houston Clark, perkembangan bayi tak mungkin berlangsung secara normal tanpa adanya intervensi dari luar, walaupun secara alami ia memiliki potensi bawaan. Pendapat ini menunjukkan bahwa tanpa bimbingan dan pengawasan yang teratur, bayi akan kehilangan kemampuan berkembang secara normal, walaupun ia memiliki potensi untuk bertumbuh dan berkembang serta potensi-potensi lainnya.
Pengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa Keagamaan from Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
]]>
4494 4 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/pengaruhpendidikanterhadapjiwakeagamaan-160322033701-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds presentation Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Emosi, hawa nafsu, syahwat /slideshow/emosi-hawa-nafsu-syahwat/59592881 emosihawanafsusyahwat-160315164334
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Tiap ahli psikologi memberikan batasan yang berbeda tentang belajar dan terdapat keragaman dalam hal menjelaskan atau mendefinisikan belajar itu sendiri. Belajar merupakan hal yang paling penting sekali dalam kehidupan manusia. Dengan belajar manusia akan mengalami proses ke arah yang lebih baik lagi. Dalam kaitannya dengan belajar ini, banyak sekali para ahli psikologi yang membahas tentang belajar. Tanpa teori pembelajaran tidak akan ada kerangka konseptual yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan pembelajaran. Dalam perkembangannya, terdapat banyak teori-teori yang berkembang dari tokoh-tokoh psikologi. Dalam makalah ini akan dibahas teori pembelajaran pemprosesan informasi dan kognitif, serta teori sosial kognitif. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana penjelasan teori pembelajaran pemprosesan informasi dan kognitif ? 2. Bagaimana penjelasan teori pembelajaran sosial kognitif ? 1.3 TUJUAN Dengan adanya makalah pendekatan belajar pemprosesan informasi dan sosial kognitif ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca berkaitan dengan teori belajar. Emosi adalah luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat atau keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis seperti kegembiaraan, keharuan, kecintaan, dan keberanian yang bersifat subjektif (KBBI) ]]>

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Tiap ahli psikologi memberikan batasan yang berbeda tentang belajar dan terdapat keragaman dalam hal menjelaskan atau mendefinisikan belajar itu sendiri. Belajar merupakan hal yang paling penting sekali dalam kehidupan manusia. Dengan belajar manusia akan mengalami proses ke arah yang lebih baik lagi. Dalam kaitannya dengan belajar ini, banyak sekali para ahli psikologi yang membahas tentang belajar. Tanpa teori pembelajaran tidak akan ada kerangka konseptual yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan pembelajaran. Dalam perkembangannya, terdapat banyak teori-teori yang berkembang dari tokoh-tokoh psikologi. Dalam makalah ini akan dibahas teori pembelajaran pemprosesan informasi dan kognitif, serta teori sosial kognitif. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana penjelasan teori pembelajaran pemprosesan informasi dan kognitif ? 2. Bagaimana penjelasan teori pembelajaran sosial kognitif ? 1.3 TUJUAN Dengan adanya makalah pendekatan belajar pemprosesan informasi dan sosial kognitif ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca berkaitan dengan teori belajar. Emosi adalah luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat atau keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis seperti kegembiaraan, keharuan, kecintaan, dan keberanian yang bersifat subjektif (KBBI) ]]>
Tue, 15 Mar 2016 16:43:34 GMT /slideshow/emosi-hawa-nafsu-syahwat/59592881 Ruziqna@slideshare.net(Ruziqna) Emosi, hawa nafsu, syahwat Ruziqna BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Tiap ahli psikologi memberikan batasan yang berbeda tentang belajar dan terdapat keragaman dalam hal menjelaskan atau mendefinisikan belajar itu sendiri. Belajar merupakan hal yang paling penting sekali dalam kehidupan manusia. Dengan belajar manusia akan mengalami proses ke arah yang lebih baik lagi. Dalam kaitannya dengan belajar ini, banyak sekali para ahli psikologi yang membahas tentang belajar. Tanpa teori pembelajaran tidak akan ada kerangka konseptual yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan pembelajaran. Dalam perkembangannya, terdapat banyak teori-teori yang berkembang dari tokoh-tokoh psikologi. Dalam makalah ini akan dibahas teori pembelajaran pemprosesan informasi dan kognitif, serta teori sosial kognitif. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana penjelasan teori pembelajaran pemprosesan informasi dan kognitif ? 2. Bagaimana penjelasan teori pembelajaran sosial kognitif ? 1.3 TUJUAN Dengan adanya makalah pendekatan belajar pemprosesan informasi dan sosial kognitif ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca berkaitan dengan teori belajar. Emosi adalah luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat atau keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis seperti kegembiaraan, keharuan, kecintaan, dan keberanian yang bersifat subjektif (KBBI) <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/emosihawanafsusyahwat-160315164334-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Tiap ahli psikologi memberikan batasan yang berbeda tentang belajar dan terdapat keragaman dalam hal menjelaskan atau mendefinisikan belajar itu sendiri. Belajar merupakan hal yang paling penting sekali dalam kehidupan manusia. Dengan belajar manusia akan mengalami proses ke arah yang lebih baik lagi. Dalam kaitannya dengan belajar ini, banyak sekali para ahli psikologi yang membahas tentang belajar. Tanpa teori pembelajaran tidak akan ada kerangka konseptual yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan pembelajaran. Dalam perkembangannya, terdapat banyak teori-teori yang berkembang dari tokoh-tokoh psikologi. Dalam makalah ini akan dibahas teori pembelajaran pemprosesan informasi dan kognitif, serta teori sosial kognitif. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana penjelasan teori pembelajaran pemprosesan informasi dan kognitif ? 2. Bagaimana penjelasan teori pembelajaran sosial kognitif ? 1.3 TUJUAN Dengan adanya makalah pendekatan belajar pemprosesan informasi dan sosial kognitif ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca berkaitan dengan teori belajar. Emosi adalah luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat atau keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis seperti kegembiaraan, keharuan, kecintaan, dan keberanian yang bersifat subjektif (KBBI)
Emosi, hawa nafsu, syahwat from Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
]]>
6577 4 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/emosihawanafsusyahwat-160315164334-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds presentation 000000 http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Pendekatan Kognitif Sosial Untuk Pembelajaran /slideshow/pendekatan-kognitif-sosial-untuk-pembelajaran/59592570 pendekatankognitifsosialuntukpembelajaran-160315163717
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Tiap ahli psikologi memberikan batasan yang berbeda tentang belajar dan terdapat keragaman dalam hal menjelaskan atau mendefinisikan belajar itu sendiri. Belajar merupakan hal yang paling penting sekali dalam kehidupan manusia. Dengan belajar manusia akan mengalami proses ke arah yang lebih baik lagi. Dalam kaitannya dengan belajar ini, banyak sekali para ahli psikologi yang membahas tentang belajar. Tanpa teori pembelajaran tidak akan ada kerangka konseptual yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan pembelajaran. Dalam perkembangannya, terdapat banyak teori-teori yang berkembang dari tokoh-tokoh psikologi. Dalam makalah ini akan dibahas teori pembelajaran pemprosesan informasi dan kognitif, serta teori sosial kognitif. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana penjelasan teori pembelajaran pemprosesan informasi dan kognitif ? 2. Bagaimana penjelasan teori pembelajaran sosial kognitif ? 1.3 TUJUAN Dengan adanya makalah pendekatan belajar pemprosesan informasi dan sosial kognitif ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca berkaitan dengan teori belajar. ]]>

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Tiap ahli psikologi memberikan batasan yang berbeda tentang belajar dan terdapat keragaman dalam hal menjelaskan atau mendefinisikan belajar itu sendiri. Belajar merupakan hal yang paling penting sekali dalam kehidupan manusia. Dengan belajar manusia akan mengalami proses ke arah yang lebih baik lagi. Dalam kaitannya dengan belajar ini, banyak sekali para ahli psikologi yang membahas tentang belajar. Tanpa teori pembelajaran tidak akan ada kerangka konseptual yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan pembelajaran. Dalam perkembangannya, terdapat banyak teori-teori yang berkembang dari tokoh-tokoh psikologi. Dalam makalah ini akan dibahas teori pembelajaran pemprosesan informasi dan kognitif, serta teori sosial kognitif. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana penjelasan teori pembelajaran pemprosesan informasi dan kognitif ? 2. Bagaimana penjelasan teori pembelajaran sosial kognitif ? 1.3 TUJUAN Dengan adanya makalah pendekatan belajar pemprosesan informasi dan sosial kognitif ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca berkaitan dengan teori belajar. ]]>
Tue, 15 Mar 2016 16:37:17 GMT /slideshow/pendekatan-kognitif-sosial-untuk-pembelajaran/59592570 Ruziqna@slideshare.net(Ruziqna) Pendekatan Kognitif Sosial Untuk Pembelajaran Ruziqna BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Tiap ahli psikologi memberikan batasan yang berbeda tentang belajar dan terdapat keragaman dalam hal menjelaskan atau mendefinisikan belajar itu sendiri. Belajar merupakan hal yang paling penting sekali dalam kehidupan manusia. Dengan belajar manusia akan mengalami proses ke arah yang lebih baik lagi. Dalam kaitannya dengan belajar ini, banyak sekali para ahli psikologi yang membahas tentang belajar. Tanpa teori pembelajaran tidak akan ada kerangka konseptual yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan pembelajaran. Dalam perkembangannya, terdapat banyak teori-teori yang berkembang dari tokoh-tokoh psikologi. Dalam makalah ini akan dibahas teori pembelajaran pemprosesan informasi dan kognitif, serta teori sosial kognitif. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana penjelasan teori pembelajaran pemprosesan informasi dan kognitif ? 2. Bagaimana penjelasan teori pembelajaran sosial kognitif ? 1.3 TUJUAN Dengan adanya makalah pendekatan belajar pemprosesan informasi dan sosial kognitif ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca berkaitan dengan teori belajar. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/pendekatankognitifsosialuntukpembelajaran-160315163717-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Tiap ahli psikologi memberikan batasan yang berbeda tentang belajar dan terdapat keragaman dalam hal menjelaskan atau mendefinisikan belajar itu sendiri. Belajar merupakan hal yang paling penting sekali dalam kehidupan manusia. Dengan belajar manusia akan mengalami proses ke arah yang lebih baik lagi. Dalam kaitannya dengan belajar ini, banyak sekali para ahli psikologi yang membahas tentang belajar. Tanpa teori pembelajaran tidak akan ada kerangka konseptual yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan pembelajaran. Dalam perkembangannya, terdapat banyak teori-teori yang berkembang dari tokoh-tokoh psikologi. Dalam makalah ini akan dibahas teori pembelajaran pemprosesan informasi dan kognitif, serta teori sosial kognitif. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana penjelasan teori pembelajaran pemprosesan informasi dan kognitif ? 2. Bagaimana penjelasan teori pembelajaran sosial kognitif ? 1.3 TUJUAN Dengan adanya makalah pendekatan belajar pemprosesan informasi dan sosial kognitif ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca berkaitan dengan teori belajar.
Pendekatan Kognitif Sosial Untuk Pembelajaran from Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
]]>
17593 8 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/pendekatankognitifsosialuntukpembelajaran-160315163717-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Tugas Psikologi Kelompok Kohesivitas dan Identitas Sosial /slideshow/tugas-psikologi-kelompok-kohesivitas-dan-identitas-sosial/55565324 tugaspsikologikelompok-151127040213-lva1-app6892
2.2 Identitas Sosial 1. Definisi Teori social identity (identitas sosial) dipelopori oleh Henri Tajfel pada tahun 1957 dalam upaya menjelaskan prasangka, diskriminasi, perubahan sosial dan konflik antar kelompok. Menurut Tajfel (1982), social identity (identitas sosial) adalah bagian dari konsep diri seseorang yang berasal dari pengetahuan mereka tentang keanggotaan dalam suatu kelompok sosial bersamaan dengan signifikansi nilai dan emosional dari keanggotaan tersebut. Social identity berkaitan dengan keterlibatan, rasa peduli dan juga rasa bangga dari keanggotaan dalam suatu kelompok tertentu. Hogg dan Abram (1990) menjelaskan social identity sebagai rasa keterkaitan, peduli, bangga dapat berasal dari pengetahuan seseorang dalam berbagai kategori keanggotaan sosial dengan anggota yang lain, bahkan tanpa perlu memiliki hubungan personal yang dekat, mengetahui atau memiliki berbagai minat. Menurut William James (dalam Walgito, 2002), social identity lebih diartikan sebagai diri pribadi dalam interaksi sosial, dimana diri adalah segala sesuatu yang dapat dikatakan orang tentang dirinya sendiri, bukan hanya tentang tubuh dan keadaan fisiknya sendiri saja, melainkan juga tentang anak–istrinya, rumahnya, pekerjaannya, nenek moyangnya, teman–temannya, milikinya, uangnya dan lain–lain. Sementara Fiske dan Taylor (1991) menekankan nilai positif atau negatif dari keanggotaan seseorang dalam kelompok tertentu. Untuk menjelaskan identitas sosial, terdapat konsep penting yang berkaitan, yaitu kategori sosial. Turner (dalam Tajfel, 1982) dan Ellemers dkk., (2002) mengungkapkan kategori sosial sebagai pembagian individu berdasarkan ras, kelas, pekerjaan, jenis kelamin, agama, dan lain-lain. Kategori sosial berkaitan dengan kelompok sosial yang diartikan sebagai dua orang atau lebih yang mempersepsikan diri atau menganggap diri mereka sebagai bagian satu kategori sosial yang sama. Seorang individu pada saat yang sama merupakan anggota dari berbagai kategori dan kelompok sosial (Hogg dan Abrams, 1990). Kategorisasi adalah suatu proses kognitif untuk mengklasifikasikan objek-objek dan peristiwa ke dalam kategori-kategori tertentu yang bermakna (Turner dan Giles, 1985; Branscombe dkk., 1993). Pada umumnya, individu-individu membagi dunia sosial ke dalam dua kategori yang berbeda yakni kita dan mereka. Kita adalah ingroup, sedangkan mereka adalah outgroup. Berdasarkan uraian beberapa tokoh mengenai pengertian social identity, maka dapat disimpulkan bahwa social identity adalah bagian dari konsep diri seseorang yang berasal dari pengetahuan atas keanggotaannya dalam suatu kelompok sosial tertentu, yang di dalamnya disertai dengan nilai-nilai, emosi, tingkat keterlibatan, rasa peduli dan juga rasa bangga terhadap keanggotaannya dalam kelompok tersebut. ]]>

2.2 Identitas Sosial 1. Definisi Teori social identity (identitas sosial) dipelopori oleh Henri Tajfel pada tahun 1957 dalam upaya menjelaskan prasangka, diskriminasi, perubahan sosial dan konflik antar kelompok. Menurut Tajfel (1982), social identity (identitas sosial) adalah bagian dari konsep diri seseorang yang berasal dari pengetahuan mereka tentang keanggotaan dalam suatu kelompok sosial bersamaan dengan signifikansi nilai dan emosional dari keanggotaan tersebut. Social identity berkaitan dengan keterlibatan, rasa peduli dan juga rasa bangga dari keanggotaan dalam suatu kelompok tertentu. Hogg dan Abram (1990) menjelaskan social identity sebagai rasa keterkaitan, peduli, bangga dapat berasal dari pengetahuan seseorang dalam berbagai kategori keanggotaan sosial dengan anggota yang lain, bahkan tanpa perlu memiliki hubungan personal yang dekat, mengetahui atau memiliki berbagai minat. Menurut William James (dalam Walgito, 2002), social identity lebih diartikan sebagai diri pribadi dalam interaksi sosial, dimana diri adalah segala sesuatu yang dapat dikatakan orang tentang dirinya sendiri, bukan hanya tentang tubuh dan keadaan fisiknya sendiri saja, melainkan juga tentang anak–istrinya, rumahnya, pekerjaannya, nenek moyangnya, teman–temannya, milikinya, uangnya dan lain–lain. Sementara Fiske dan Taylor (1991) menekankan nilai positif atau negatif dari keanggotaan seseorang dalam kelompok tertentu. Untuk menjelaskan identitas sosial, terdapat konsep penting yang berkaitan, yaitu kategori sosial. Turner (dalam Tajfel, 1982) dan Ellemers dkk., (2002) mengungkapkan kategori sosial sebagai pembagian individu berdasarkan ras, kelas, pekerjaan, jenis kelamin, agama, dan lain-lain. Kategori sosial berkaitan dengan kelompok sosial yang diartikan sebagai dua orang atau lebih yang mempersepsikan diri atau menganggap diri mereka sebagai bagian satu kategori sosial yang sama. Seorang individu pada saat yang sama merupakan anggota dari berbagai kategori dan kelompok sosial (Hogg dan Abrams, 1990). Kategorisasi adalah suatu proses kognitif untuk mengklasifikasikan objek-objek dan peristiwa ke dalam kategori-kategori tertentu yang bermakna (Turner dan Giles, 1985; Branscombe dkk., 1993). Pada umumnya, individu-individu membagi dunia sosial ke dalam dua kategori yang berbeda yakni kita dan mereka. Kita adalah ingroup, sedangkan mereka adalah outgroup. Berdasarkan uraian beberapa tokoh mengenai pengertian social identity, maka dapat disimpulkan bahwa social identity adalah bagian dari konsep diri seseorang yang berasal dari pengetahuan atas keanggotaannya dalam suatu kelompok sosial tertentu, yang di dalamnya disertai dengan nilai-nilai, emosi, tingkat keterlibatan, rasa peduli dan juga rasa bangga terhadap keanggotaannya dalam kelompok tersebut. ]]>
Fri, 27 Nov 2015 04:02:13 GMT /slideshow/tugas-psikologi-kelompok-kohesivitas-dan-identitas-sosial/55565324 Ruziqna@slideshare.net(Ruziqna) Tugas Psikologi Kelompok Kohesivitas dan Identitas Sosial Ruziqna 2.2 Identitas Sosial 1. Definisi Teori social identity (identitas sosial) dipelopori oleh Henri Tajfel pada tahun 1957 dalam upaya menjelaskan prasangka, diskriminasi, perubahan sosial dan konflik antar kelompok. Menurut Tajfel (1982), social identity (identitas sosial) adalah bagian dari konsep diri seseorang yang berasal dari pengetahuan mereka tentang keanggotaan dalam suatu kelompok sosial bersamaan dengan signifikansi nilai dan emosional dari keanggotaan tersebut. Social identity berkaitan dengan keterlibatan, rasa peduli dan juga rasa bangga dari keanggotaan dalam suatu kelompok tertentu. Hogg dan Abram (1990) menjelaskan social identity sebagai rasa keterkaitan, peduli, bangga dapat berasal dari pengetahuan seseorang dalam berbagai kategori keanggotaan sosial dengan anggota yang lain, bahkan tanpa perlu memiliki hubungan personal yang dekat, mengetahui atau memiliki berbagai minat. Menurut William James (dalam Walgito, 2002), social identity lebih diartikan sebagai diri pribadi dalam interaksi sosial, dimana diri adalah segala sesuatu yang dapat dikatakan orang tentang dirinya sendiri, bukan hanya tentang tubuh dan keadaan fisiknya sendiri saja, melainkan juga tentang anak–istrinya, rumahnya, pekerjaannya, nenek moyangnya, teman–temannya, milikinya, uangnya dan lain–lain. Sementara Fiske dan Taylor (1991) menekankan nilai positif atau negatif dari keanggotaan seseorang dalam kelompok tertentu. Untuk menjelaskan identitas sosial, terdapat konsep penting yang berkaitan, yaitu kategori sosial. Turner (dalam Tajfel, 1982) dan Ellemers dkk., (2002) mengungkapkan kategori sosial sebagai pembagian individu berdasarkan ras, kelas, pekerjaan, jenis kelamin, agama, dan lain-lain. Kategori sosial berkaitan dengan kelompok sosial yang diartikan sebagai dua orang atau lebih yang mempersepsikan diri atau menganggap diri mereka sebagai bagian satu kategori sosial yang sama. Seorang individu pada saat yang sama merupakan anggota dari berbagai kategori dan kelompok sosial (Hogg dan Abrams, 1990). Kategorisasi adalah suatu proses kognitif untuk mengklasifikasikan objek-objek dan peristiwa ke dalam kategori-kategori tertentu yang bermakna (Turner dan Giles, 1985; Branscombe dkk., 1993). Pada umumnya, individu-individu membagi dunia sosial ke dalam dua kategori yang berbeda yakni kita dan mereka. Kita adalah ingroup, sedangkan mereka adalah outgroup. Berdasarkan uraian beberapa tokoh mengenai pengertian social identity, maka dapat disimpulkan bahwa social identity adalah bagian dari konsep diri seseorang yang berasal dari pengetahuan atas keanggotaannya dalam suatu kelompok sosial tertentu, yang di dalamnya disertai dengan nilai-nilai, emosi, tingkat keterlibatan, rasa peduli dan juga rasa bangga terhadap keanggotaannya dalam kelompok tersebut. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/tugaspsikologikelompok-151127040213-lva1-app6892-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> 2.2 Identitas Sosial 1. Definisi Teori social identity (identitas sosial) dipelopori oleh Henri Tajfel pada tahun 1957 dalam upaya menjelaskan prasangka, diskriminasi, perubahan sosial dan konflik antar kelompok. Menurut Tajfel (1982), social identity (identitas sosial) adalah bagian dari konsep diri seseorang yang berasal dari pengetahuan mereka tentang keanggotaan dalam suatu kelompok sosial bersamaan dengan signifikansi nilai dan emosional dari keanggotaan tersebut. Social identity berkaitan dengan keterlibatan, rasa peduli dan juga rasa bangga dari keanggotaan dalam suatu kelompok tertentu. Hogg dan Abram (1990) menjelaskan social identity sebagai rasa keterkaitan, peduli, bangga dapat berasal dari pengetahuan seseorang dalam berbagai kategori keanggotaan sosial dengan anggota yang lain, bahkan tanpa perlu memiliki hubungan personal yang dekat, mengetahui atau memiliki berbagai minat. Menurut William James (dalam Walgito, 2002), social identity lebih diartikan sebagai diri pribadi dalam interaksi sosial, dimana diri adalah segala sesuatu yang dapat dikatakan orang tentang dirinya sendiri, bukan hanya tentang tubuh dan keadaan fisiknya sendiri saja, melainkan juga tentang anak–istrinya, rumahnya, pekerjaannya, nenek moyangnya, teman–temannya, milikinya, uangnya dan lain–lain. Sementara Fiske dan Taylor (1991) menekankan nilai positif atau negatif dari keanggotaan seseorang dalam kelompok tertentu. Untuk menjelaskan identitas sosial, terdapat konsep penting yang berkaitan, yaitu kategori sosial. Turner (dalam Tajfel, 1982) dan Ellemers dkk., (2002) mengungkapkan kategori sosial sebagai pembagian individu berdasarkan ras, kelas, pekerjaan, jenis kelamin, agama, dan lain-lain. Kategori sosial berkaitan dengan kelompok sosial yang diartikan sebagai dua orang atau lebih yang mempersepsikan diri atau menganggap diri mereka sebagai bagian satu kategori sosial yang sama. Seorang individu pada saat yang sama merupakan anggota dari berbagai kategori dan kelompok sosial (Hogg dan Abrams, 1990). Kategorisasi adalah suatu proses kognitif untuk mengklasifikasikan objek-objek dan peristiwa ke dalam kategori-kategori tertentu yang bermakna (Turner dan Giles, 1985; Branscombe dkk., 1993). Pada umumnya, individu-individu membagi dunia sosial ke dalam dua kategori yang berbeda yakni kita dan mereka. Kita adalah ingroup, sedangkan mereka adalah outgroup. Berdasarkan uraian beberapa tokoh mengenai pengertian social identity, maka dapat disimpulkan bahwa social identity adalah bagian dari konsep diri seseorang yang berasal dari pengetahuan atas keanggotaannya dalam suatu kelompok sosial tertentu, yang di dalamnya disertai dengan nilai-nilai, emosi, tingkat keterlibatan, rasa peduli dan juga rasa bangga terhadap keanggotaannya dalam kelompok tersebut.
Tugas Psikologi Kelompok Kohesivitas dan Identitas Sosial from Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
]]>
1779 4 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/tugaspsikologikelompok-151127040213-lva1-app6892-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Tugas biografi robert sesi woodworth /slideshow/tugas-biografi-robert-sesi-woodworth/54608596 tugasbiografirobertsesiwoodworth-151101052129-lva1-app6891
Biografi Robert S. Woodworth Penjelasan lengkap]]>

Biografi Robert S. Woodworth Penjelasan lengkap]]>
Sun, 01 Nov 2015 05:21:29 GMT /slideshow/tugas-biografi-robert-sesi-woodworth/54608596 Ruziqna@slideshare.net(Ruziqna) Tugas biografi robert sesi woodworth Ruziqna Biografi Robert S. Woodworth Penjelasan lengkap <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/tugasbiografirobertsesiwoodworth-151101052129-lva1-app6891-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> Biografi Robert S. Woodworth Penjelasan lengkap
Tugas biografi robert sesi woodworth from Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
]]>
1937 7 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/tugasbiografirobertsesiwoodworth-151101052129-lva1-app6891-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Hadist Riwayah dan Diroyah /slideshow/hadist-riwayah-dan-diroyah/54608532 tugashadist-151101051544-lva1-app6891
Hadist Riwayah dan Diroyah. Pengertian, jenis-jenis, penjelasan, dan contoh.]]>

Hadist Riwayah dan Diroyah. Pengertian, jenis-jenis, penjelasan, dan contoh.]]>
Sun, 01 Nov 2015 05:15:44 GMT /slideshow/hadist-riwayah-dan-diroyah/54608532 Ruziqna@slideshare.net(Ruziqna) Hadist Riwayah dan Diroyah Ruziqna Hadist Riwayah dan Diroyah. Pengertian, jenis-jenis, penjelasan, dan contoh. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/tugashadist-151101051544-lva1-app6891-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> Hadist Riwayah dan Diroyah. Pengertian, jenis-jenis, penjelasan, dan contoh.
Hadist Riwayah dan Diroyah from Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
]]>
62080 7 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/tugashadist-151101051544-lva1-app6891-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
Problematika Hubungan Antara Psikologi dengan Agama /slideshow/problematika-hubungan-antara-psikologi-dengan-agama/54608455 tugaspsikologiagama1-151101050323-lva1-app6891
1. Integrasi antara Psikologi dengan Agama 2. Bentuk Interaksi antara Psikologi dengan Agama 3. Alasan Psikologi mendekati Agama]]>

1. Integrasi antara Psikologi dengan Agama 2. Bentuk Interaksi antara Psikologi dengan Agama 3. Alasan Psikologi mendekati Agama]]>
Sun, 01 Nov 2015 05:03:23 GMT /slideshow/problematika-hubungan-antara-psikologi-dengan-agama/54608455 Ruziqna@slideshare.net(Ruziqna) Problematika Hubungan Antara Psikologi dengan Agama Ruziqna 1. Integrasi antara Psikologi dengan Agama 2. Bentuk Interaksi antara Psikologi dengan Agama 3. Alasan Psikologi mendekati Agama <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/tugaspsikologiagama1-151101050323-lva1-app6891-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> 1. Integrasi antara Psikologi dengan Agama 2. Bentuk Interaksi antara Psikologi dengan Agama 3. Alasan Psikologi mendekati Agama
Problematika Hubungan Antara Psikologi dengan Agama from Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
]]>
3310 4 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/tugaspsikologiagama1-151101050323-lva1-app6891-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds presentation Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK SISWA DAN PENERAPANNYA DALAM BIDANG PENDIDIKAN /Ruziqna/perkembangan-fisik-motorik-siswa-dan-penerapannya-dalam-bidang-pendidikan tugaspsipendidikan1-151101045803-lva1-app6891
Perkembangan Fisik dan Motorik siswa dalam bidang Pendidikan. Perkembangan Fisik anak Prasekolah (0-6 tahun) Tugas Perkembangan Belajar memakan makanan padat. Belajar berdiri dan berjalan. Belajar berbicara. Belajar mengendalikan pembuangan. Belajar membedakan jenis kelamin. Belajar mempersiapkan diri untuk membaca, menulis, dan berhitung. Belajar mengadakan hubungan emosional selain subjek lekatnya. Belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah, serta mengembangkan kata hati. B. Ciri-ciri Usia Prasekolah Sebutan dari orang tua : Usia sulit atau masalah Usia bermain Sebutan para pendidik : Usia prasekolah Sebutan para ahli psikologi : Usia psrakelompok Usia menjelajah Usia bertanya Usia meniru Usia kreatif C. Perkembangan Fisik Perubahan tubuh masa kanak-kanak awal saat usia prasekolah tumbuh lebih besar, Pada umumnya masa kanak-kanak awal, rata-rata anak bertambah tinggi 6,25 cm setiap tahun, dan bertambah berat 2,5 – 3,5 kg setiap tahun. Pertumbuhan otak mencapai 75% pada usia 5 tahun. Perbandingan tubuh sangat berubah dan penampilan bayi tidak nampak lagi. Gumpalan pada bagian-bagian tubuh berangsur berkurang tubuh cenderung berbentuk kerucut, dengan perut yang rata, dengan dada yang berbidang, dan bahu lebih luas dan lebih persegi. Lengan dan kaki lebih panjang dan lebih lurus, tangan dan kaki tumbuh lebih besar. Gigi mulai tanggal dan digantikan oleh gigi tetap. F. Penerapan dalam Bidang Pendidikan Motorik Halus : Melukis Bermain puzzle Bermain lego dan balok Motorik Kasar : Berlari Melompat Bermain jingkat Bermain bola dll]]>

Perkembangan Fisik dan Motorik siswa dalam bidang Pendidikan. Perkembangan Fisik anak Prasekolah (0-6 tahun) Tugas Perkembangan Belajar memakan makanan padat. Belajar berdiri dan berjalan. Belajar berbicara. Belajar mengendalikan pembuangan. Belajar membedakan jenis kelamin. Belajar mempersiapkan diri untuk membaca, menulis, dan berhitung. Belajar mengadakan hubungan emosional selain subjek lekatnya. Belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah, serta mengembangkan kata hati. B. Ciri-ciri Usia Prasekolah Sebutan dari orang tua : Usia sulit atau masalah Usia bermain Sebutan para pendidik : Usia prasekolah Sebutan para ahli psikologi : Usia psrakelompok Usia menjelajah Usia bertanya Usia meniru Usia kreatif C. Perkembangan Fisik Perubahan tubuh masa kanak-kanak awal saat usia prasekolah tumbuh lebih besar, Pada umumnya masa kanak-kanak awal, rata-rata anak bertambah tinggi 6,25 cm setiap tahun, dan bertambah berat 2,5 – 3,5 kg setiap tahun. Pertumbuhan otak mencapai 75% pada usia 5 tahun. Perbandingan tubuh sangat berubah dan penampilan bayi tidak nampak lagi. Gumpalan pada bagian-bagian tubuh berangsur berkurang tubuh cenderung berbentuk kerucut, dengan perut yang rata, dengan dada yang berbidang, dan bahu lebih luas dan lebih persegi. Lengan dan kaki lebih panjang dan lebih lurus, tangan dan kaki tumbuh lebih besar. Gigi mulai tanggal dan digantikan oleh gigi tetap. F. Penerapan dalam Bidang Pendidikan Motorik Halus : Melukis Bermain puzzle Bermain lego dan balok Motorik Kasar : Berlari Melompat Bermain jingkat Bermain bola dll]]>
Sun, 01 Nov 2015 04:58:03 GMT /Ruziqna/perkembangan-fisik-motorik-siswa-dan-penerapannya-dalam-bidang-pendidikan Ruziqna@slideshare.net(Ruziqna) PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK SISWA DAN PENERAPANNYA DALAM BIDANG PENDIDIKAN Ruziqna Perkembangan Fisik dan Motorik siswa dalam bidang Pendidikan. Perkembangan Fisik anak Prasekolah (0-6 tahun) Tugas Perkembangan Belajar memakan makanan padat. Belajar berdiri dan berjalan. Belajar berbicara. Belajar mengendalikan pembuangan. Belajar membedakan jenis kelamin. Belajar mempersiapkan diri untuk membaca, menulis, dan berhitung. Belajar mengadakan hubungan emosional selain subjek lekatnya. Belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah, serta mengembangkan kata hati. B. Ciri-ciri Usia Prasekolah Sebutan dari orang tua : Usia sulit atau masalah Usia bermain Sebutan para pendidik : Usia prasekolah Sebutan para ahli psikologi : Usia psrakelompok Usia menjelajah Usia bertanya Usia meniru Usia kreatif C. Perkembangan Fisik Perubahan tubuh masa kanak-kanak awal saat usia prasekolah tumbuh lebih besar, Pada umumnya masa kanak-kanak awal, rata-rata anak bertambah tinggi 6,25 cm setiap tahun, dan bertambah berat 2,5 – 3,5 kg setiap tahun. Pertumbuhan otak mencapai 75% pada usia 5 tahun. Perbandingan tubuh sangat berubah dan penampilan bayi tidak nampak lagi. Gumpalan pada bagian-bagian tubuh berangsur berkurang tubuh cenderung berbentuk kerucut, dengan perut yang rata, dengan dada yang berbidang, dan bahu lebih luas dan lebih persegi. Lengan dan kaki lebih panjang dan lebih lurus, tangan dan kaki tumbuh lebih besar. Gigi mulai tanggal dan digantikan oleh gigi tetap. � F. Penerapan dalam Bidang Pendidikan Motorik Halus : Melukis Bermain puzzle Bermain lego dan balok Motorik Kasar : Berlari Melompat Bermain jingkat Bermain bola dll <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/tugaspsipendidikan1-151101045803-lva1-app6891-thumbnail.jpg?width=120&amp;height=120&amp;fit=bounds" /><br> Perkembangan Fisik dan Motorik siswa dalam bidang Pendidikan. Perkembangan Fisik anak Prasekolah (0-6 tahun) Tugas Perkembangan Belajar memakan makanan padat. Belajar berdiri dan berjalan. Belajar berbicara. Belajar mengendalikan pembuangan. Belajar membedakan jenis kelamin. Belajar mempersiapkan diri untuk membaca, menulis, dan berhitung. Belajar mengadakan hubungan emosional selain subjek lekatnya. Belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah, serta mengembangkan kata hati. B. Ciri-ciri Usia Prasekolah Sebutan dari orang tua : Usia sulit atau masalah Usia bermain Sebutan para pendidik : Usia prasekolah Sebutan para ahli psikologi : Usia psrakelompok Usia menjelajah Usia bertanya Usia meniru Usia kreatif C. Perkembangan Fisik Perubahan tubuh masa kanak-kanak awal saat usia prasekolah tumbuh lebih besar, Pada umumnya masa kanak-kanak awal, rata-rata anak bertambah tinggi 6,25 cm setiap tahun, dan bertambah berat 2,5 – 3,5 kg setiap tahun. Pertumbuhan otak mencapai 75% pada usia 5 tahun. Perbandingan tubuh sangat berubah dan penampilan bayi tidak nampak lagi. Gumpalan pada bagian-bagian tubuh berangsur berkurang tubuh cenderung berbentuk kerucut, dengan perut yang rata, dengan dada yang berbidang, dan bahu lebih luas dan lebih persegi. Lengan dan kaki lebih panjang dan lebih lurus, tangan dan kaki tumbuh lebih besar. Gigi mulai tanggal dan digantikan oleh gigi tetap. � F. Penerapan dalam Bidang Pendidikan Motorik Halus : Melukis Bermain puzzle Bermain lego dan balok Motorik Kasar : Berlari Melompat Bermain jingkat Bermain bola dll
PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK SISWA DAN PENERAPANNYA DALAM BIDANG PENDIDIKAN from Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
]]>
7481 6 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/tugaspsipendidikan1-151101045803-lva1-app6891-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds presentation Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted 0
https://cdn.slidesharecdn.com/profile-photo-Ruziqna-48x48.jpg?cb=1523584747 I am a student of Psychology major. I am a muslim. Hope you enjoy my post. psikologidansains.blogspot.co.id https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/asesmenminatbakat1-161016045556-thumbnail.jpg?width=320&height=320&fit=bounds slideshow/pengukuran-psikologi/67232972 Pengukuran Psikologi https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/eksperimen-161011065749-thumbnail.jpg?width=320&height=320&fit=bounds slideshow/metode-eksperimen-dalam-psikologi/66993144 Metode Eksperimen dala... https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/abnormal-160509144443-thumbnail.jpg?width=320&height=320&fit=bounds slideshow/somatoform-disorder-61820674/61820674 SOMATOFORM DISORDER