�ݺ�ߣshows by User: yusrintosepu

�ݺ�ߣshows by User: yusrintosepu / http://www.slideshare.net/images/logo.gif �ݺ�ߣshows by User: yusrintosepu / Wed, 22 Jul 2020 18:12:56 GMT �ݺ�ߣShare feed for �ݺ�ߣshows by User: yusrintosepu Hukum Pareto Yang Dapat Diterapkan Dalam Kegiatan Pendidikan dan Pembelajaran /slideshow/hukum-pareto-yang-dapat-diterapkan-dalam-kegiatan-pendidikan-dan-pembelajaran/237155508 hukumparetoyangdapatditerapkandalamkegiatanpendidikandanpembelajaran-200722181256
Prinsip Pareto (The Pareto principle) menyatakan bahwa untuk banyak kejadian, sekitar 80% daripada efeknya disebabkan oleh 20% dari penyebabnya. Sebagai ilustrasi, bahwa 80% dari kesuksesan yang telah atau akan Anda peroleh merupakan hasil dari 20% usaha Anda selama ini. Artinya adalah hanya ada 20% dari tindakan dan pemikiran dalam hidup kita yang harus lebih dimaksimalkan untuk mendapatkan 80% keberhasilan.]]>
Prinsip Pareto (The Pareto principle) menyatakan bahwa untuk banyak kejadian, sekitar 80% daripada efeknya disebabkan oleh 20% dari penyebabnya. Sebagai ilustrasi, bahwa 80% dari kesuksesan yang telah atau akan Anda peroleh merupakan hasil dari 20% usaha Anda selama ini. Artinya adalah hanya ada 20% dari tindakan dan pemikiran dalam hidup kita yang harus lebih dimaksimalkan untuk mendapatkan 80% keberhasilan.]]> Wed, 22 Jul 2020 18:12:56 GMT /slideshow/hukum-pareto-yang-dapat-diterapkan-dalam-kegiatan-pendidikan-dan-pembelajaran/237155508 yusrintosepu@slideshare.net(yusrintosepu) Hukum Pareto Yang Dapat Diterapkan Dalam Kegiatan Pendidikan dan Pembelajaran yusrintosepu Prinsip Pareto (The Pareto principle) menyatakan bahwa untuk banyak kejadian, sekitar 80% daripada efeknya disebabkan oleh 20% dari penyebabnya. Sebagai ilustrasi, bahwa 80% dari kesuksesan yang telah atau akan Anda peroleh merupakan hasil dari 20% usaha Anda selama ini. Artinya adalah hanya ada 20% dari tindakan dan pemikiran dalam hidup kita yang harus lebih dimaksimalkan untuk mendapatkan 80% keberhasilan. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/hukumparetoyangdapatditerapkandalamkegiatanpendidikandanpembelajaran-200722181256-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds" /> Prinsip Pareto (The Pareto principle) menyatakan bahwa untuk banyak kejadian, sekitar 80% daripada efeknya disebabkan oleh 20% dari penyebabnya. Sebagai ilustrasi, bahwa 80% dari kesuksesan yang telah atau akan Anda peroleh merupakan hasil dari 20% usaha Anda selama ini. Artinya adalah hanya ada 20% dari tindakan dan pemikiran dalam hidup kita yang harus lebih dimaksimalkan untuk mendapatkan 80% keberhasilan.

Hukum Pareto Yang Dapat Diterapkan Dalam Kegiatan Pendidikan dan Pembelajaran from LSP3I

]]> 1084 0 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/hukumparetoyangdapatditerapkandalamkegiatanpendidikandanpembelajaran-200722181256-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post

http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted

0 Perubahan substansi pendidikan dan elemen pendidikan essensial zaman now /slideshow/perubahan-substansi-pendidikan-dan-elemen-pendidikan-essensial-zaman-now/236245176 perubahansubstansipendidikandanelemenpendidikanessensialzamannow-200626072208
Perkembangan pendidikan tinggi dewasa ini, tentunya ada perubahan mendasar, unik dan menarik di kaji. Tiga perubahan mendasar, yaitu: 1. Pergeseran Orientasi 2. Industrialisasi Institusi Pendidikan 3. Degradasi Tenaga Pendidik Elemen Pendidikan Essensial Zaman Now adalah prinsip pendidikan seumur hidup (life long education). Peserta didik harus dibekali dengan dua macam kemampuan. Di satu sisi harus memiliki kelenturan untuk menyesuaikan diri dengan angin perubahan. Di sisi lain harus memiliki akar yang kuat agar tidak mudah roboh diterjang angin. Dua kemampuan tersebut terdiri dari empat elemen penting yaitu, Ilmu Pengetahuan, karakter, kesenian/budaya, spiritual/keagamaan, dan kreativitas.]]>
Perkembangan pendidikan tinggi dewasa ini, tentunya ada perubahan mendasar, unik dan menarik di kaji. Tiga perubahan mendasar, yaitu: 1. Pergeseran Orientasi 2. Industrialisasi Institusi Pendidikan 3. Degradasi Tenaga Pendidik Elemen Pendidikan Essensial Zaman Now adalah prinsip pendidikan seumur hidup (life long education). Peserta didik harus dibekali dengan dua macam kemampuan. Di satu sisi harus memiliki kelenturan untuk menyesuaikan diri dengan angin perubahan. Di sisi lain harus memiliki akar yang kuat agar tidak mudah roboh diterjang angin. Dua kemampuan tersebut terdiri dari empat elemen penting yaitu, Ilmu Pengetahuan, karakter, kesenian/budaya, spiritual/keagamaan, dan kreativitas.]]> Fri, 26 Jun 2020 07:22:08 GMT /slideshow/perubahan-substansi-pendidikan-dan-elemen-pendidikan-essensial-zaman-now/236245176 yusrintosepu@slideshare.net(yusrintosepu) Perubahan substansi pendidikan dan elemen pendidikan essensial zaman now yusrintosepu Perkembangan pendidikan tinggi dewasa ini, tentunya ada perubahan mendasar, unik dan menarik di kaji. Tiga perubahan mendasar, yaitu: 1. Pergeseran Orientasi 2. Industrialisasi Institusi Pendidikan 3. Degradasi Tenaga Pendidik Elemen Pendidikan Essensial Zaman Now adalah prinsip pendidikan seumur hidup (life long education). Peserta didik harus dibekali dengan dua macam kemampuan. Di satu sisi harus memiliki kelenturan untuk menyesuaikan diri dengan angin perubahan. Di sisi lain harus memiliki akar yang kuat agar tidak mudah roboh diterjang angin. Dua kemampuan tersebut terdiri dari empat elemen penting yaitu, Ilmu Pengetahuan, karakter, kesenian/budaya, spiritual/keagamaan, dan kreativitas. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/perubahansubstansipendidikandanelemenpendidikanessensialzamannow-200626072208-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds" /> Perkembangan pendidikan tinggi dewasa ini, tentunya ada perubahan mendasar, unik dan menarik di kaji. Tiga perubahan mendasar, yaitu: 1. Pergeseran Orientasi 2. Industrialisasi Institusi Pendidikan 3. Degradasi Tenaga Pendidik Elemen Pendidikan Essensial Zaman Now adalah prinsip pendidikan seumur hidup (life long education). Peserta didik harus dibekali dengan dua macam kemampuan. Di satu sisi harus memiliki kelenturan untuk menyesuaikan diri dengan angin perubahan. Di sisi lain harus memiliki akar yang kuat agar tidak mudah roboh diterjang angin. Dua kemampuan tersebut terdiri dari empat elemen penting yaitu, Ilmu Pengetahuan, karakter, kesenian/budaya, spiritual/keagamaan, dan kreativitas.

Perubahan substansi pendidikan dan elemen pendidikan essensial zaman now from LSP3I

]]> 470 0 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/perubahansubstansipendidikandanelemenpendidikanessensialzamannow-200626072208-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post

http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted

0 Menyoal transformasi pendidikan tinggi di era 4.0 /slideshow/menyoal-transformasi-pendidikan-tinggi-di-era-40/236164502 menyoaltransformasipendidikantinggidiera4-200624190635
Hakekatnya proses pendidikan merupakan proses pemberdayaan seseorang untuk membentuk kepribadian dan menciptakan integritas dirinya sendiri. Melalui aktivitas pendidikan itulah seseorang diharapkan dapat memperoleh kemampuan yang dibutuhkan dirinya sendiri maupun oleh masyarakat, dan negara sehingga mampu memberikan kontribusi nyata sesuai dengan kapasitas kompetensinya. Kompetensi individual sebagai hasil belajar, diharapkan mampu menjadi modal dasar berkontribusi di masyarakat untuk melakukan perubahan yang tentu saja ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu pendidikan kita memerlukan orientasi dan arah yang jelas sesuai dengan cita-cita dan tujuan negara. Itu sebabnya dalam implementasinya pendidikan seharusnya tidak sekedar mendidik seseorang dari sisi intelektualnya, akan tetapi juga kepribadian, etika, dan estetika dari dalam potensi diri isi Pembelajar. Dengan bekal keseimbangan pribadi seperti itulah, peserta didik kita, diharapkan mampu menjadi agen perubahan (agent of change). Namun sayangnya arah pendidikan saat ini terlihat kehilangan arah dari cita-cita para pendahulu. Pendidikan dewasa ini seperti menjadi komoditas dan dagangan saja. Institusi pendidikan (kampus) yang berorientasi pada selera pasar tak ubahnya seperti menjadi pabrik pencetak mesin mesin manusia siap kerja namun miskin inovasi. Pendidikan kita yang hanya berorientasi pada hasil (yang dijawantahkan dengan nilai tertulis) tanpa memperhatikan prosesnya menjadikan hasil anak didik menjadi insan-insan yang hanya berorientasi pada hasil dan uang saja. Jika menyimak secara seksama kebijakan Kemendikbud terkait kampus merdeka berpotensi membuat pendidikan tinggi kita tak menentu arah. Berangkat dari konsep lama link and match, kebijakan ini bakal membuat kampus semakin terjebak menjadi pabrik pencetak tenaga kerja untuk berbagai ragam industri.]]>
Hakekatnya proses pendidikan merupakan proses pemberdayaan seseorang untuk membentuk kepribadian dan menciptakan integritas dirinya sendiri. Melalui aktivitas pendidikan itulah seseorang diharapkan dapat memperoleh kemampuan yang dibutuhkan dirinya sendiri maupun oleh masyarakat, dan negara sehingga mampu memberikan kontribusi nyata sesuai dengan kapasitas kompetensinya. Kompetensi individual sebagai hasil belajar, diharapkan mampu menjadi modal dasar berkontribusi di masyarakat untuk melakukan perubahan yang tentu saja ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu pendidikan kita memerlukan orientasi dan arah yang jelas sesuai dengan cita-cita dan tujuan negara. Itu sebabnya dalam implementasinya pendidikan seharusnya tidak sekedar mendidik seseorang dari sisi intelektualnya, akan tetapi juga kepribadian, etika, dan estetika dari dalam potensi diri isi Pembelajar. Dengan bekal keseimbangan pribadi seperti itulah, peserta didik kita, diharapkan mampu menjadi agen perubahan (agent of change). Namun sayangnya arah pendidikan saat ini terlihat kehilangan arah dari cita-cita para pendahulu. Pendidikan dewasa ini seperti menjadi komoditas dan dagangan saja. Institusi pendidikan (kampus) yang berorientasi pada selera pasar tak ubahnya seperti menjadi pabrik pencetak mesin mesin manusia siap kerja namun miskin inovasi. Pendidikan kita yang hanya berorientasi pada hasil (yang dijawantahkan dengan nilai tertulis) tanpa memperhatikan prosesnya menjadikan hasil anak didik menjadi insan-insan yang hanya berorientasi pada hasil dan uang saja. Jika menyimak secara seksama kebijakan Kemendikbud terkait kampus merdeka berpotensi membuat pendidikan tinggi kita tak menentu arah. Berangkat dari konsep lama link and match, kebijakan ini bakal membuat kampus semakin terjebak menjadi pabrik pencetak tenaga kerja untuk berbagai ragam industri.]]> Wed, 24 Jun 2020 19:06:35 GMT /slideshow/menyoal-transformasi-pendidikan-tinggi-di-era-40/236164502 yusrintosepu@slideshare.net(yusrintosepu) Menyoal transformasi pendidikan tinggi di era 4.0 yusrintosepu Hakekatnya proses pendidikan merupakan proses pemberdayaan seseorang untuk membentuk kepribadian dan menciptakan integritas dirinya sendiri. Melalui aktivitas pendidikan itulah seseorang diharapkan dapat memperoleh kemampuan yang dibutuhkan dirinya sendiri maupun oleh masyarakat, dan negara sehingga mampu memberikan kontribusi nyata sesuai dengan kapasitas kompetensinya. Kompetensi individual sebagai hasil belajar, diharapkan mampu menjadi modal dasar berkontribusi di masyarakat untuk melakukan perubahan yang tentu saja ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu pendidikan kita memerlukan orientasi dan arah yang jelas sesuai dengan cita-cita dan tujuan negara. Itu sebabnya dalam implementasinya pendidikan seharusnya tidak sekedar mendidik seseorang dari sisi intelektualnya, akan tetapi juga kepribadian, etika, dan estetika dari dalam potensi diri isi Pembelajar. Dengan bekal keseimbangan pribadi seperti itulah, peserta didik kita, diharapkan mampu menjadi agen perubahan (agent of change). Namun sayangnya arah pendidikan saat ini terlihat kehilangan arah dari cita-cita para pendahulu. Pendidikan dewasa ini seperti menjadi komoditas dan dagangan saja. Institusi pendidikan (kampus) yang berorientasi pada selera pasar tak ubahnya seperti menjadi pabrik pencetak mesin mesin manusia siap kerja namun miskin inovasi. Pendidikan kita yang hanya berorientasi pada hasil (yang dijawantahkan dengan nilai tertulis) tanpa memperhatikan prosesnya menjadikan hasil anak didik menjadi insan-insan yang hanya berorientasi pada hasil dan uang saja. Jika menyimak secara seksama kebijakan Kemendikbud terkait kampus merdeka berpotensi membuat pendidikan tinggi kita tak menentu arah. Berangkat dari konsep lama link and match, kebijakan ini bakal membuat kampus semakin terjebak menjadi pabrik pencetak tenaga kerja untuk berbagai ragam industri. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/menyoaltransformasipendidikantinggidiera4-200624190635-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds" /> Hakekatnya proses pendidikan merupakan proses pemberdayaan seseorang untuk membentuk kepribadian dan menciptakan integritas dirinya sendiri. Melalui aktivitas pendidikan itulah seseorang diharapkan dapat memperoleh kemampuan yang dibutuhkan dirinya sendiri maupun oleh masyarakat, dan negara sehingga mampu memberikan kontribusi nyata sesuai dengan kapasitas kompetensinya. Kompetensi individual sebagai hasil belajar, diharapkan mampu menjadi modal dasar berkontribusi di masyarakat untuk melakukan perubahan yang tentu saja ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu pendidikan kita memerlukan orientasi dan arah yang jelas sesuai dengan cita-cita dan tujuan negara. Itu sebabnya dalam implementasinya pendidikan seharusnya tidak sekedar mendidik seseorang dari sisi intelektualnya, akan tetapi juga kepribadian, etika, dan estetika dari dalam potensi diri isi Pembelajar. Dengan bekal keseimbangan pribadi seperti itulah, peserta didik kita, diharapkan mampu menjadi agen perubahan (agent of change). Namun sayangnya arah pendidikan saat ini terlihat kehilangan arah dari cita-cita para pendahulu. Pendidikan dewasa ini seperti menjadi komoditas dan dagangan saja. Institusi pendidikan (kampus) yang berorientasi pada selera pasar tak ubahnya seperti menjadi pabrik pencetak mesin mesin manusia siap kerja namun miskin inovasi. Pendidikan kita yang hanya berorientasi pada hasil (yang dijawantahkan dengan nilai tertulis) tanpa memperhatikan prosesnya menjadikan hasil anak didik menjadi insan-insan yang hanya berorientasi pada hasil dan uang saja. Jika menyimak secara seksama kebijakan Kemendikbud terkait kampus merdeka berpotensi membuat pendidikan tinggi kita tak menentu arah. Berangkat dari konsep lama link and match, kebijakan ini bakal membuat kampus semakin terjebak menjadi pabrik pencetak tenaga kerja untuk berbagai ragam industri.

Menyoal transformasi pendidikan tinggi di era 4.0 from LSP3I

]]> 211 0 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/menyoaltransformasipendidikantinggidiera4-200624190635-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post

http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted

0 Membangun relevansi dunia pendidikan dan dunia kerja /slideshow/membangun-relevansi-dunia-pendidikan-dan-dunia-kerja/236107673 membangunrelevansiduniapendidikandanduniakerja-200623194744
Salah satu masalah penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM) adalah keterkaitan antara dunia pendidikan dan dunia kerja. Dunia pendidikan belum mampu menjembatani kebutuhan dunia kerja terkini secara komprehensif. Hal ini pula menjadi penyebab terjadi pengangguran intelektual. Sejauh mana keterkaitan pendidikan dengan dunia kerja? Untuk menjawab pertanyaan ini, ada 2 hal yang menjadi tantangan perguruan tinggi sekarang ini dalam hubungannya dengan dunia kerja, adalah Kurikulum dan Pendekatan Pengajaran.]]>
Salah satu masalah penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM) adalah keterkaitan antara dunia pendidikan dan dunia kerja. Dunia pendidikan belum mampu menjembatani kebutuhan dunia kerja terkini secara komprehensif. Hal ini pula menjadi penyebab terjadi pengangguran intelektual. Sejauh mana keterkaitan pendidikan dengan dunia kerja? Untuk menjawab pertanyaan ini, ada 2 hal yang menjadi tantangan perguruan tinggi sekarang ini dalam hubungannya dengan dunia kerja, adalah Kurikulum dan Pendekatan Pengajaran.]]> Tue, 23 Jun 2020 19:47:44 GMT /slideshow/membangun-relevansi-dunia-pendidikan-dan-dunia-kerja/236107673 yusrintosepu@slideshare.net(yusrintosepu) Membangun relevansi dunia pendidikan dan dunia kerja yusrintosepu Salah satu masalah penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM) adalah keterkaitan antara dunia pendidikan dan dunia kerja. Dunia pendidikan belum mampu menjembatani kebutuhan dunia kerja terkini secara komprehensif. Hal ini pula menjadi penyebab terjadi pengangguran intelektual. Sejauh mana keterkaitan pendidikan dengan dunia kerja? Untuk menjawab pertanyaan ini, ada 2 hal yang menjadi tantangan perguruan tinggi sekarang ini dalam hubungannya dengan dunia kerja, adalah Kurikulum dan Pendekatan Pengajaran. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/membangunrelevansiduniapendidikandanduniakerja-200623194744-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds" /> Salah satu masalah penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM) adalah keterkaitan antara dunia pendidikan dan dunia kerja. Dunia pendidikan belum mampu menjembatani kebutuhan dunia kerja terkini secara komprehensif. Hal ini pula menjadi penyebab terjadi pengangguran intelektual. Sejauh mana keterkaitan pendidikan dengan dunia kerja? Untuk menjawab pertanyaan ini, ada 2 hal yang menjadi tantangan perguruan tinggi sekarang ini dalam hubungannya dengan dunia kerja, adalah Kurikulum dan Pendekatan Pengajaran.

Membangun relevansi dunia pendidikan dan dunia kerja from LSP3I

]]> 352 0 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/membangunrelevansiduniapendidikandanduniakerja-200623194744-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post

http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted

0 Pentingnya perubahan pendidikan di era pengetahuan /slideshow/pentingnya-perubahan-pendidikan-di-era-pengetahuan/236107606 pentingnyaperubahanpendidikandierapengetahuan-200623194552
Para peramal masa depan (futurist) mengatakan bahwa abad 21 disebut abad pengetahuan, karena pengetahuan telah menjadi landasan utama segala aspek kehidupan (Trilling dan Hood, 1999). Perubahan-perubahan yang terjadi selain karena perkembangan teknologi yang sangat pesat, juga diakibatkan oleh pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa dalam ilmu pengetahuan, psikologi, dan transformasi nilai-nilai budaya. Era pengetahuan menyebabkan terjadinya perubahan cara pandang manusia terhadap manusia, cara pandang manusia terhadap masalah-masalah sosial dan alam, cara pandang manusia terhadap dunia pendidikan atau perubahan peran orang tua/guru/dosen dalam dunia pendidikan, serta perubahan pola hubungan antar mereka. Era pengetahuan telah menimbulkan perubahan yang signifikan pada tatanan lapangan kerja maupun dunia pendidikan. Era pengetahuan telah memaksa kita untuk menyesuaikan sejumlah aturan main, cara kerja, perilaku dan bahkan telah menjungkirbalikkan paradigma yang dianggap benar pada zaman sebelumnya. Hal yang paling sesat terjadi apabila saat kini kita masih menggunakan cara lama di era yang sudah berubah. Perusahaan-perusahaan bisnis yang tercatat sebagai perusahaan kelas dunia ternyata separuhnya telah lenyap dalam tempo 10 tahun, karena mereka tidak mampu mengikuti tuntutan perubahan zaman. Era pengetahuan telah melahirkan tatanan kehidupan baru, yang memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan era manual atau era mesin industri. Pengetahuan telah menjadi modal virtual (human capital) yang sangat menentukan perkembangan serta sekaligus kemajuan peradaban di jaman ini. Dampak yang ditimbulkan dari perubahan tersebut sangat luar biasa, antara lain diperlihatkan melalui sejumlah fenomena seperti :  Mengalirnya beragam sumber daya fisik maupun non-fisik (data, informasi, dan pengetahuan) dari satu tempat ke tempat lainnya secara bebas dan terbuka. Ini telah merubah total lingkup dunia bisnis dan dunia usaha yang selama ini terlihat mapan.  Meningkatnya kolaborasi dan kerjasama antar negara dalam proses penciptaan produk dan/atau jasa yang berdaya saing tinggi secara langsung maupun tidak langsung telah menggeser kekuatan ekonomi dunia dari "barat" menuju "timur" dari "utara" ke "selatan"  Menguatnya tekanan negara-negara maju terhadap negara berkembang untuk secara total segera menerapkan agenda globalisasi yang memaksa setiap negara untuk menyerahkan nasibnya pada mekanisme ekonomi pasar bebas dan terbuka yang belum tentu mendatangkan keuntungan bagi seluruh pihak yang terlibat.]]>
Para peramal masa depan (futurist) mengatakan bahwa abad 21 disebut abad pengetahuan, karena pengetahuan telah menjadi landasan utama segala aspek kehidupan (Trilling dan Hood, 1999). Perubahan-perubahan yang terjadi selain karena perkembangan teknologi yang sangat pesat, juga diakibatkan oleh pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa dalam ilmu pengetahuan, psikologi, dan transformasi nilai-nilai budaya. Era pengetahuan menyebabkan terjadinya perubahan cara pandang manusia terhadap manusia, cara pandang manusia terhadap masalah-masalah sosial dan alam, cara pandang manusia terhadap dunia pendidikan atau perubahan peran orang tua/guru/dosen dalam dunia pendidikan, serta perubahan pola hubungan antar mereka. Era pengetahuan telah menimbulkan perubahan yang signifikan pada tatanan lapangan kerja maupun dunia pendidikan. Era pengetahuan telah memaksa kita untuk menyesuaikan sejumlah aturan main, cara kerja, perilaku dan bahkan telah menjungkirbalikkan paradigma yang dianggap benar pada zaman sebelumnya. Hal yang paling sesat terjadi apabila saat kini kita masih menggunakan cara lama di era yang sudah berubah. Perusahaan-perusahaan bisnis yang tercatat sebagai perusahaan kelas dunia ternyata separuhnya telah lenyap dalam tempo 10 tahun, karena mereka tidak mampu mengikuti tuntutan perubahan zaman. Era pengetahuan telah melahirkan tatanan kehidupan baru, yang memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan era manual atau era mesin industri. Pengetahuan telah menjadi modal virtual (human capital) yang sangat menentukan perkembangan serta sekaligus kemajuan peradaban di jaman ini. Dampak yang ditimbulkan dari perubahan tersebut sangat luar biasa, antara lain diperlihatkan melalui sejumlah fenomena seperti :  Mengalirnya beragam sumber daya fisik maupun non-fisik (data, informasi, dan pengetahuan) dari satu tempat ke tempat lainnya secara bebas dan terbuka. Ini telah merubah total lingkup dunia bisnis dan dunia usaha yang selama ini terlihat mapan.  Meningkatnya kolaborasi dan kerjasama antar negara dalam proses penciptaan produk dan/atau jasa yang berdaya saing tinggi secara langsung maupun tidak langsung telah menggeser kekuatan ekonomi dunia dari "barat" menuju "timur" dari "utara" ke "selatan"  Menguatnya tekanan negara-negara maju terhadap negara berkembang untuk secara total segera menerapkan agenda globalisasi yang memaksa setiap negara untuk menyerahkan nasibnya pada mekanisme ekonomi pasar bebas dan terbuka yang belum tentu mendatangkan keuntungan bagi seluruh pihak yang terlibat.]]> Tue, 23 Jun 2020 19:45:52 GMT /slideshow/pentingnya-perubahan-pendidikan-di-era-pengetahuan/236107606 yusrintosepu@slideshare.net(yusrintosepu) Pentingnya perubahan pendidikan di era pengetahuan yusrintosepu Para peramal masa depan (futurist) mengatakan bahwa abad 21 disebut abad pengetahuan, karena pengetahuan telah menjadi landasan utama segala aspek kehidupan (Trilling dan Hood, 1999). Perubahan-perubahan yang terjadi selain karena perkembangan teknologi yang sangat pesat, juga diakibatkan oleh pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa dalam ilmu pengetahuan, psikologi, dan transformasi nilai-nilai budaya. Era pengetahuan menyebabkan terjadinya perubahan cara pandang manusia terhadap manusia, cara pandang manusia terhadap masalah-masalah sosial dan alam, cara pandang manusia terhadap dunia pendidikan atau perubahan peran orang tua/guru/dosen dalam dunia pendidikan, serta perubahan pola hubungan antar mereka. Era pengetahuan telah menimbulkan perubahan yang signifikan pada tatanan lapangan kerja maupun dunia pendidikan. Era pengetahuan telah memaksa kita untuk menyesuaikan sejumlah aturan main, cara kerja, perilaku dan bahkan telah menjungkirbalikkan paradigma yang dianggap benar pada zaman sebelumnya. Hal yang paling sesat terjadi apabila saat kini kita masih menggunakan cara lama di era yang sudah berubah. Perusahaan-perusahaan bisnis yang tercatat sebagai perusahaan kelas dunia ternyata separuhnya telah lenyap dalam tempo 10 tahun, karena mereka tidak mampu mengikuti tuntutan perubahan zaman. Era pengetahuan telah melahirkan tatanan kehidupan baru, yang memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan era manual atau era mesin industri. Pengetahuan telah menjadi modal virtual (human capital) yang sangat menentukan perkembangan serta sekaligus kemajuan peradaban di jaman ini. Dampak yang ditimbulkan dari perubahan tersebut sangat luar biasa, antara lain diperlihatkan melalui sejumlah fenomena seperti :  Mengalirnya beragam sumber daya fisik maupun non-fisik (data, informasi, dan pengetahuan) dari satu tempat ke tempat lainnya secara bebas dan terbuka. Ini telah merubah total lingkup dunia bisnis dan dunia usaha yang selama ini terlihat mapan.  Meningkatnya kolaborasi dan kerjasama antar negara dalam proses penciptaan produk dan/atau jasa yang berdaya saing tinggi secara langsung maupun tidak langsung telah menggeser kekuatan ekonomi dunia dari "barat" menuju "timur" dari "utara" ke "selatan"  Menguatnya tekanan negara-negara maju terhadap negara berkembang untuk secara total segera menerapkan agenda globalisasi yang memaksa setiap negara untuk menyerahkan nasibnya pada mekanisme ekonomi pasar bebas dan terbuka yang belum tentu mendatangkan keuntungan bagi seluruh pihak yang terlibat. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/pentingnyaperubahanpendidikandierapengetahuan-200623194552-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds" /> Para peramal masa depan (futurist) mengatakan bahwa abad 21 disebut abad pengetahuan, karena pengetahuan telah menjadi landasan utama segala aspek kehidupan (Trilling dan Hood, 1999). Perubahan-perubahan yang terjadi selain karena perkembangan teknologi yang sangat pesat, juga diakibatkan oleh pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa dalam ilmu pengetahuan, psikologi, dan transformasi nilai-nilai budaya. Era pengetahuan menyebabkan terjadinya perubahan cara pandang manusia terhadap manusia, cara pandang manusia terhadap masalah-masalah sosial dan alam, cara pandang manusia terhadap dunia pendidikan atau perubahan peran orang tua/guru/dosen dalam dunia pendidikan, serta perubahan pola hubungan antar mereka. Era pengetahuan telah menimbulkan perubahan yang signifikan pada tatanan lapangan kerja maupun dunia pendidikan. Era pengetahuan telah memaksa kita untuk menyesuaikan sejumlah aturan main, cara kerja, perilaku dan bahkan telah menjungkirbalikkan paradigma yang dianggap benar pada zaman sebelumnya. Hal yang paling sesat terjadi apabila saat kini kita masih menggunakan cara lama di era yang sudah berubah. Perusahaan-perusahaan bisnis yang tercatat sebagai perusahaan kelas dunia ternyata separuhnya telah lenyap dalam tempo 10 tahun, karena mereka tidak mampu mengikuti tuntutan perubahan zaman. Era pengetahuan telah melahirkan tatanan kehidupan baru, yang memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan era manual atau era mesin industri. Pengetahuan telah menjadi modal virtual (human capital) yang sangat menentukan perkembangan serta sekaligus kemajuan peradaban di jaman ini. Dampak yang ditimbulkan dari perubahan tersebut sangat luar biasa, antara lain diperlihatkan melalui sejumlah fenomena seperti :  Mengalirnya beragam sumber daya fisik maupun non-fisik (data, informasi, dan pengetahuan) dari satu tempat ke tempat lainnya secara bebas dan terbuka. Ini telah merubah total lingkup dunia bisnis dan dunia usaha yang selama ini terlihat mapan.  Meningkatnya kolaborasi dan kerjasama antar negara dalam proses penciptaan produk dan/atau jasa yang berdaya saing tinggi secara langsung maupun tidak langsung telah menggeser kekuatan ekonomi dunia dari "barat" menuju "timur" dari "utara" ke "selatan"  Menguatnya tekanan negara-negara maju terhadap negara berkembang untuk secara total segera menerapkan agenda globalisasi yang memaksa setiap negara untuk menyerahkan nasibnya pada mekanisme ekonomi pasar bebas dan terbuka yang belum tentu mendatangkan keuntungan bagi seluruh pihak yang terlibat.

Pentingnya perubahan pendidikan di era pengetahuan from LSP3I

]]> 177 0 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/pentingnyaperubahanpendidikandierapengetahuan-200623194552-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post

http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted

0 Covid19 dan Media /slideshow/covid19-dan-media/236107435 covid19danmedia-200623194110
Begitu banyak pemberitaan mengenai wabah virus corona yang menghiasi media cetak dan elektronik setiap hari. Namun, pemberitaan itu justru tidak banyak memberi edukasi dan pencerahan bagaimana membangun kesadaran publik menghadapi virus corona. Justru, membuat situasi malah bikin makin panik. Hal ini tentunya menimbulkan sindrom berlebihan di tengah geliat usaha pemerintah dan masyarakat melawan Covid-19. Belum lagi munculnya informasi-informasi bohong atau berita hoaks yang menyebar melalui media sosial, tentunya dapat menimbulkan kepanikan dalam masyarakat, yang dapat berdampak pada menurunnya kualitas kesehatan masyarakat.]]>
Begitu banyak pemberitaan mengenai wabah virus corona yang menghiasi media cetak dan elektronik setiap hari. Namun, pemberitaan itu justru tidak banyak memberi edukasi dan pencerahan bagaimana membangun kesadaran publik menghadapi virus corona. Justru, membuat situasi malah bikin makin panik. Hal ini tentunya menimbulkan sindrom berlebihan di tengah geliat usaha pemerintah dan masyarakat melawan Covid-19. Belum lagi munculnya informasi-informasi bohong atau berita hoaks yang menyebar melalui media sosial, tentunya dapat menimbulkan kepanikan dalam masyarakat, yang dapat berdampak pada menurunnya kualitas kesehatan masyarakat.]]> Tue, 23 Jun 2020 19:41:10 GMT /slideshow/covid19-dan-media/236107435 yusrintosepu@slideshare.net(yusrintosepu) Covid19 dan Media yusrintosepu Begitu banyak pemberitaan mengenai wabah virus corona yang menghiasi media cetak dan elektronik setiap hari. Namun, pemberitaan itu justru tidak banyak memberi edukasi dan pencerahan bagaimana membangun kesadaran publik menghadapi virus corona. Justru, membuat situasi malah bikin makin panik. Hal ini tentunya menimbulkan sindrom berlebihan di tengah geliat usaha pemerintah dan masyarakat melawan Covid-19. Belum lagi munculnya informasi-informasi bohong atau berita hoaks yang menyebar melalui media sosial, tentunya dapat menimbulkan kepanikan dalam masyarakat, yang dapat berdampak pada menurunnya kualitas kesehatan masyarakat. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/covid19danmedia-200623194110-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds" /> Begitu banyak pemberitaan mengenai wabah virus corona yang menghiasi media cetak dan elektronik setiap hari. Namun, pemberitaan itu justru tidak banyak memberi edukasi dan pencerahan bagaimana membangun kesadaran publik menghadapi virus corona. Justru, membuat situasi malah bikin makin panik. Hal ini tentunya menimbulkan sindrom berlebihan di tengah geliat usaha pemerintah dan masyarakat melawan Covid-19. Belum lagi munculnya informasi-informasi bohong atau berita hoaks yang menyebar melalui media sosial, tentunya dapat menimbulkan kepanikan dalam masyarakat, yang dapat berdampak pada menurunnya kualitas kesehatan masyarakat.

Covid19 dan Media from LSP3I

]]> 103 0 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/covid19danmedia-200623194110-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post

http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted

0 Konsep Pendidikan Holistik /slideshow/konsep-pendidikan-holistik-220668971/220668971 konseppendidikanholistik-200116090010
Pendidikan holistik merupakan suatu filsafat pendidikan yang berangkat dari pemikiran bahwa pada dasarnya seorang individu dapat menemukan identitas, makna dan tujuan hidup melalui hubungannya dengan masyarakat, lingkungan alam, dan nilai-nilai spiritual. Secara historis, pendidikan holistik sebetulnya bukan hal yang baru. Tujuan pendidikan holistik adalah membantu mengembangkan potensi individu dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan menggairahkan, demoktaris dan humanis melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui pendidikan holistik, peserta didik diharapkan dapat menjadi dirinya sendiri (learning to be). Dalam arti dapat memperoleh kebebasan psikologis, mengambil keputusan yang baik, belajar melalui cara yang sesuai dengan dirinya, memperoleh kecakapan sosial, serta dapat mengembangkan karakter dan emosionalnya (Basil Bernstein). Pendidikan holistik memperhatikan kebutuhan dan potensi yang dimiliki peserta didik, baik dalam aspek intelektual, emosional, emosional, fisik, artistik, kreatif, dan spritual. Proses pembelajaran menjadi tanggung jawab personal sekaligus juga menjadi tanggung jawab kolektif, oleh karena itu strategi pembelajaran lebih diarahkan pada bagaimana mengajar dan bagaimana orang belajar. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi pembelajaran holistik, diantaranya: (1) menggunakan pendekatan pembelajaran transformatif; (2) prosedur pembelajaran yang fleksibel; (3) pemecahan masalah melalui lintas disiplin ilmu, (4) pembelajaran yang bermakna, dan (5) pembelajaran melibatkan komunitas di mana individu berada. Dalam pendidikan holistik, peran dan otoritas dosen untuk memimpin dan mengontrol kegiatan pembelajaran hanya sedikit dan dosen lebih banyak berperan sebagai sahabat, mentor, dan fasilitator. Peran dosen seperti seorang teman dalam perjalanan yang telah berpengalaman dan menyenangkan. Kampus sebagaimana Sekolah hendaknya menjadi tempat peserta didik dan dosen bekerja guna mencapai tujuan yang saling menguntungkan. Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting, perbedaan individu dihargai dan kerjasama (kolaborasi) lebih utama dari pada kompetisi. ]]>
Pendidikan holistik merupakan suatu filsafat pendidikan yang berangkat dari pemikiran bahwa pada dasarnya seorang individu dapat menemukan identitas, makna dan tujuan hidup melalui hubungannya dengan masyarakat, lingkungan alam, dan nilai-nilai spiritual. Secara historis, pendidikan holistik sebetulnya bukan hal yang baru. Tujuan pendidikan holistik adalah membantu mengembangkan potensi individu dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan menggairahkan, demoktaris dan humanis melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui pendidikan holistik, peserta didik diharapkan dapat menjadi dirinya sendiri (learning to be). Dalam arti dapat memperoleh kebebasan psikologis, mengambil keputusan yang baik, belajar melalui cara yang sesuai dengan dirinya, memperoleh kecakapan sosial, serta dapat mengembangkan karakter dan emosionalnya (Basil Bernstein). Pendidikan holistik memperhatikan kebutuhan dan potensi yang dimiliki peserta didik, baik dalam aspek intelektual, emosional, emosional, fisik, artistik, kreatif, dan spritual. Proses pembelajaran menjadi tanggung jawab personal sekaligus juga menjadi tanggung jawab kolektif, oleh karena itu strategi pembelajaran lebih diarahkan pada bagaimana mengajar dan bagaimana orang belajar. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi pembelajaran holistik, diantaranya: (1) menggunakan pendekatan pembelajaran transformatif; (2) prosedur pembelajaran yang fleksibel; (3) pemecahan masalah melalui lintas disiplin ilmu, (4) pembelajaran yang bermakna, dan (5) pembelajaran melibatkan komunitas di mana individu berada. Dalam pendidikan holistik, peran dan otoritas dosen untuk memimpin dan mengontrol kegiatan pembelajaran hanya sedikit dan dosen lebih banyak berperan sebagai sahabat, mentor, dan fasilitator. Peran dosen seperti seorang teman dalam perjalanan yang telah berpengalaman dan menyenangkan. Kampus sebagaimana Sekolah hendaknya menjadi tempat peserta didik dan dosen bekerja guna mencapai tujuan yang saling menguntungkan. Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting, perbedaan individu dihargai dan kerjasama (kolaborasi) lebih utama dari pada kompetisi. ]]> Thu, 16 Jan 2020 09:00:10 GMT /slideshow/konsep-pendidikan-holistik-220668971/220668971 yusrintosepu@slideshare.net(yusrintosepu) Konsep Pendidikan Holistik yusrintosepu Pendidikan holistik merupakan suatu filsafat pendidikan yang berangkat dari pemikiran bahwa pada dasarnya seorang individu dapat menemukan identitas, makna dan tujuan hidup melalui hubungannya dengan masyarakat, lingkungan alam, dan nilai-nilai spiritual. Secara historis, pendidikan holistik sebetulnya bukan hal yang baru. Tujuan pendidikan holistik adalah membantu mengembangkan potensi individu dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan menggairahkan, demoktaris dan humanis melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui pendidikan holistik, peserta didik diharapkan dapat menjadi dirinya sendiri (learning to be). Dalam arti dapat memperoleh kebebasan psikologis, mengambil keputusan yang baik, belajar melalui cara yang sesuai dengan dirinya, memperoleh kecakapan sosial, serta dapat mengembangkan karakter dan emosionalnya (Basil Bernstein). Pendidikan holistik memperhatikan kebutuhan dan potensi yang dimiliki peserta didik, baik dalam aspek intelektual, emosional, emosional, fisik, artistik, kreatif, dan spritual. Proses pembelajaran menjadi tanggung jawab personal sekaligus juga menjadi tanggung jawab kolektif, oleh karena itu strategi pembelajaran lebih diarahkan pada bagaimana mengajar dan bagaimana orang belajar. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi pembelajaran holistik, diantaranya: (1) menggunakan pendekatan pembelajaran transformatif; (2) prosedur pembelajaran yang fleksibel; (3) pemecahan masalah melalui lintas disiplin ilmu, (4) pembelajaran yang bermakna, dan (5) pembelajaran melibatkan komunitas di mana individu berada. Dalam pendidikan holistik, peran dan otoritas dosen untuk memimpin dan mengontrol kegiatan pembelajaran hanya sedikit dan dosen lebih banyak berperan sebagai sahabat, mentor, dan fasilitator. Peran dosen seperti seorang teman dalam perjalanan yang telah berpengalaman dan menyenangkan. Kampus sebagaimana Sekolah hendaknya menjadi tempat peserta didik dan dosen bekerja guna mencapai tujuan yang saling menguntungkan. Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting, perbedaan individu dihargai dan kerjasama (kolaborasi) lebih utama dari pada kompetisi. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/konseppendidikanholistik-200116090010-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds" /> Pendidikan holistik merupakan suatu filsafat pendidikan yang berangkat dari pemikiran bahwa pada dasarnya seorang individu dapat menemukan identitas, makna dan tujuan hidup melalui hubungannya dengan masyarakat, lingkungan alam, dan nilai-nilai spiritual. Secara historis, pendidikan holistik sebetulnya bukan hal yang baru. Tujuan pendidikan holistik adalah membantu mengembangkan potensi individu dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan menggairahkan, demoktaris dan humanis melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui pendidikan holistik, peserta didik diharapkan dapat menjadi dirinya sendiri (learning to be). Dalam arti dapat memperoleh kebebasan psikologis, mengambil keputusan yang baik, belajar melalui cara yang sesuai dengan dirinya, memperoleh kecakapan sosial, serta dapat mengembangkan karakter dan emosionalnya (Basil Bernstein). Pendidikan holistik memperhatikan kebutuhan dan potensi yang dimiliki peserta didik, baik dalam aspek intelektual, emosional, emosional, fisik, artistik, kreatif, dan spritual. Proses pembelajaran menjadi tanggung jawab personal sekaligus juga menjadi tanggung jawab kolektif, oleh karena itu strategi pembelajaran lebih diarahkan pada bagaimana mengajar dan bagaimana orang belajar. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi pembelajaran holistik, diantaranya: (1) menggunakan pendekatan pembelajaran transformatif; (2) prosedur pembelajaran yang fleksibel; (3) pemecahan masalah melalui lintas disiplin ilmu, (4) pembelajaran yang bermakna, dan (5) pembelajaran melibatkan komunitas di mana individu berada. Dalam pendidikan holistik, peran dan otoritas dosen untuk memimpin dan mengontrol kegiatan pembelajaran hanya sedikit dan dosen lebih banyak berperan sebagai sahabat, mentor, dan fasilitator. Peran dosen seperti seorang teman dalam perjalanan yang telah berpengalaman dan menyenangkan. Kampus sebagaimana Sekolah hendaknya menjadi tempat peserta didik dan dosen bekerja guna mencapai tujuan yang saling menguntungkan. Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting, perbedaan individu dihargai dan kerjasama (kolaborasi) lebih utama dari pada kompetisi.

Konsep Pendidikan Holistik from LSP3I

]]> 29637 0 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/konseppendidikanholistik-200116090010-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post

http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted

0 Metode pendidikan baru dalam beradaptasi dengan revolusi industri 4.0 /slideshow/metode-pendidikan-baru-dalam-beradaptasi-dengan-revolusi-industri-40-127676053/127676053 metodependidikanbarudalamberadaptasidenganrevolusiindustri4-190110061609
"Revolusi Industri 4.0 itu hanya istilah semata, yang sesungguhnya adalah tradisi berpikir manusia yang mengikuti garis linier hubungan antara pengetahuan, sains, dan teknologi yang pengaruhnya pada perubahan alam dan perubahan perilaku manusia sungguh sangat luar biasa karena terciptanya peralatan-peralatan yang digunakan untuk memudahkan manusia melakukan kegiatan-kegiatan yang sulit dan rumit."- Berbagai upaya pemerintah dan perguruan tinggi kita dalam menyambut penetrasi Revolusi Industri 4.0, yang kedatangannya diharapkan tidak sekadar disambut oleh euforia yang melenakan, tetapi merangsang kesadaran bahwa kesiapaan bangsa ini untuk menceburkan diri pada arus revolusi tersebut harus disertai dengan 'pemberian bekal' yang mumpuni agar menghindarkan diri terseret arus globalisasi yang menenggelamkan. Banyak analisa menyatakan bahwa keunggulan kompetitif (competitive adventage) sebuah bangsa di era Revolusi Industri 4.0 ini sesungguhnya mengejawantah pada kemampuan mengintegrasikan beragam sumber daya yang dimiliki agar memiliki konektivitas pada penguasaan teknologi, komunikasi, dan big data untuk menghasilkan 'smart product' dan 'smart services', dan tidak sekadar pada produktivitas kerja yang berskala besar semata. Tantangan Utama Revolusi Industri 4.0 adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang dapat mengelaborasi ilmu pengetahuan, keterampilan hidup, dan penguasaan terhadap teknologi informasi.]]>
"Revolusi Industri 4.0 itu hanya istilah semata, yang sesungguhnya adalah tradisi berpikir manusia yang mengikuti garis linier hubungan antara pengetahuan, sains, dan teknologi yang pengaruhnya pada perubahan alam dan perubahan perilaku manusia sungguh sangat luar biasa karena terciptanya peralatan-peralatan yang digunakan untuk memudahkan manusia melakukan kegiatan-kegiatan yang sulit dan rumit."- Berbagai upaya pemerintah dan perguruan tinggi kita dalam menyambut penetrasi Revolusi Industri 4.0, yang kedatangannya diharapkan tidak sekadar disambut oleh euforia yang melenakan, tetapi merangsang kesadaran bahwa kesiapaan bangsa ini untuk menceburkan diri pada arus revolusi tersebut harus disertai dengan 'pemberian bekal' yang mumpuni agar menghindarkan diri terseret arus globalisasi yang menenggelamkan. Banyak analisa menyatakan bahwa keunggulan kompetitif (competitive adventage) sebuah bangsa di era Revolusi Industri 4.0 ini sesungguhnya mengejawantah pada kemampuan mengintegrasikan beragam sumber daya yang dimiliki agar memiliki konektivitas pada penguasaan teknologi, komunikasi, dan big data untuk menghasilkan 'smart product' dan 'smart services', dan tidak sekadar pada produktivitas kerja yang berskala besar semata. Tantangan Utama Revolusi Industri 4.0 adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang dapat mengelaborasi ilmu pengetahuan, keterampilan hidup, dan penguasaan terhadap teknologi informasi.]]> Thu, 10 Jan 2019 06:16:09 GMT /slideshow/metode-pendidikan-baru-dalam-beradaptasi-dengan-revolusi-industri-40-127676053/127676053 yusrintosepu@slideshare.net(yusrintosepu) Metode pendidikan baru dalam beradaptasi dengan revolusi industri 4.0 yusrintosepu "Revolusi Industri 4.0 itu hanya istilah semata, yang sesungguhnya adalah tradisi berpikir manusia yang mengikuti garis linier hubungan antara pengetahuan, sains, dan teknologi yang pengaruhnya pada perubahan alam dan perubahan perilaku manusia sungguh sangat luar biasa karena terciptanya peralatan-peralatan yang digunakan untuk memudahkan manusia melakukan kegiatan-kegiatan yang sulit dan rumit."- Berbagai upaya pemerintah dan perguruan tinggi kita dalam menyambut penetrasi Revolusi Industri 4.0, yang kedatangannya diharapkan tidak sekadar disambut oleh euforia yang melenakan, tetapi merangsang kesadaran bahwa kesiapaan bangsa ini untuk menceburkan diri pada arus revolusi tersebut harus disertai dengan 'pemberian bekal' yang mumpuni agar menghindarkan diri terseret arus globalisasi yang menenggelamkan. Banyak analisa menyatakan bahwa keunggulan kompetitif (competitive adventage) sebuah bangsa di era Revolusi Industri 4.0 ini sesungguhnya mengejawantah pada kemampuan mengintegrasikan beragam sumber daya yang dimiliki agar memiliki konektivitas pada penguasaan teknologi, komunikasi, dan big data untuk menghasilkan 'smart product' dan 'smart services', dan tidak sekadar pada produktivitas kerja yang berskala besar semata. Tantangan Utama Revolusi Industri 4.0 adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang dapat mengelaborasi ilmu pengetahuan, keterampilan hidup, dan penguasaan terhadap teknologi informasi. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/metodependidikanbarudalamberadaptasidenganrevolusiindustri4-190110061609-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds" /> "Revolusi Industri 4.0 itu hanya istilah semata, yang sesungguhnya adalah tradisi berpikir manusia yang mengikuti garis linier hubungan antara pengetahuan, sains, dan teknologi yang pengaruhnya pada perubahan alam dan perubahan perilaku manusia sungguh sangat luar biasa karena terciptanya peralatan-peralatan yang digunakan untuk memudahkan manusia melakukan kegiatan-kegiatan yang sulit dan rumit."- Berbagai upaya pemerintah dan perguruan tinggi kita dalam menyambut penetrasi Revolusi Industri 4.0, yang kedatangannya diharapkan tidak sekadar disambut oleh euforia yang melenakan, tetapi merangsang kesadaran bahwa kesiapaan bangsa ini untuk menceburkan diri pada arus revolusi tersebut harus disertai dengan 'pemberian bekal' yang mumpuni agar menghindarkan diri terseret arus globalisasi yang menenggelamkan. Banyak analisa menyatakan bahwa keunggulan kompetitif (competitive adventage) sebuah bangsa di era Revolusi Industri 4.0 ini sesungguhnya mengejawantah pada kemampuan mengintegrasikan beragam sumber daya yang dimiliki agar memiliki konektivitas pada penguasaan teknologi, komunikasi, dan big data untuk menghasilkan 'smart product' dan 'smart services', dan tidak sekadar pada produktivitas kerja yang berskala besar semata. Tantangan Utama Revolusi Industri 4.0 adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang dapat mengelaborasi ilmu pengetahuan, keterampilan hidup, dan penguasaan terhadap teknologi informasi.

Metode pendidikan baru dalam beradaptasi dengan revolusi industri 4.0 from LSP3I

]]> 3943 3 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/metodependidikanbarudalamberadaptasidenganrevolusiindustri4-190110061609-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post

http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted

0 Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0 /slideshow/skill-yang-harus-dimiliki-lulusan-perguruan-tinggi-di-era-industri-40/127675920 skillyangharusdimilikisarjanadieraindustri4-190110061207
Era revolusi industri 4.0 membuka kesempatan bagi sumber daya manusia (SDM) di berbagai bidang untuk memiliki keahlian yang sesuai dengan perkembangan teknologi terkini. Untuk itu, diperlukan kesiapan pelaksanaan program pendidikan dan pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan (up-skilling) atau pembaruan keterampilan (reskilling) para peserta didik berdasarkan kebutuhan dunia kerja saat ini. Perguruan tinggi, sudah menyadari pentingnya pendidikan soft skill untuk para mahasiswanya. Perguruan tinggi saat ini tak hanya membekali anak didiknya dengan ilmu pengetahuan dan hard skill, tetapi juga mulai melakukan pengembangan soft skill. Perguruan tinggi harus secara konsisten mendidik dan mempersiapkan anak didik mereka agar kelak dapat beradaptasi dengan dunia kerja dewasa ini melalui penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran yang menyelarasakan kebutuhan hardskill dan softskill kekinian, yang menjadi tuntutan dalam era revolusi industri 4.0.]]>
Era revolusi industri 4.0 membuka kesempatan bagi sumber daya manusia (SDM) di berbagai bidang untuk memiliki keahlian yang sesuai dengan perkembangan teknologi terkini. Untuk itu, diperlukan kesiapan pelaksanaan program pendidikan dan pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan (up-skilling) atau pembaruan keterampilan (reskilling) para peserta didik berdasarkan kebutuhan dunia kerja saat ini. Perguruan tinggi, sudah menyadari pentingnya pendidikan soft skill untuk para mahasiswanya. Perguruan tinggi saat ini tak hanya membekali anak didiknya dengan ilmu pengetahuan dan hard skill, tetapi juga mulai melakukan pengembangan soft skill. Perguruan tinggi harus secara konsisten mendidik dan mempersiapkan anak didik mereka agar kelak dapat beradaptasi dengan dunia kerja dewasa ini melalui penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran yang menyelarasakan kebutuhan hardskill dan softskill kekinian, yang menjadi tuntutan dalam era revolusi industri 4.0.]]> Thu, 10 Jan 2019 06:12:07 GMT /slideshow/skill-yang-harus-dimiliki-lulusan-perguruan-tinggi-di-era-industri-40/127675920 yusrintosepu@slideshare.net(yusrintosepu) Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0 yusrintosepu Era revolusi industri 4.0 membuka kesempatan bagi sumber daya manusia (SDM) di berbagai bidang untuk memiliki keahlian yang sesuai dengan perkembangan teknologi terkini. Untuk itu, diperlukan kesiapan pelaksanaan program pendidikan dan pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan (up-skilling) atau pembaruan keterampilan (reskilling) para peserta didik berdasarkan kebutuhan dunia kerja saat ini. Perguruan tinggi, sudah menyadari pentingnya pendidikan soft skill untuk para mahasiswanya. Perguruan tinggi saat ini tak hanya membekali anak didiknya dengan ilmu pengetahuan dan hard skill, tetapi juga mulai melakukan pengembangan soft skill. Perguruan tinggi harus secara konsisten mendidik dan mempersiapkan anak didik mereka agar kelak dapat beradaptasi dengan dunia kerja dewasa ini melalui penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran yang menyelarasakan kebutuhan hardskill dan softskill kekinian, yang menjadi tuntutan dalam era revolusi industri 4.0. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/skillyangharusdimilikisarjanadieraindustri4-190110061207-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds" /> Era revolusi industri 4.0 membuka kesempatan bagi sumber daya manusia (SDM) di berbagai bidang untuk memiliki keahlian yang sesuai dengan perkembangan teknologi terkini. Untuk itu, diperlukan kesiapan pelaksanaan program pendidikan dan pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan (up-skilling) atau pembaruan keterampilan (reskilling) para peserta didik berdasarkan kebutuhan dunia kerja saat ini. Perguruan tinggi, sudah menyadari pentingnya pendidikan soft skill untuk para mahasiswanya. Perguruan tinggi saat ini tak hanya membekali anak didiknya dengan ilmu pengetahuan dan hard skill, tetapi juga mulai melakukan pengembangan soft skill. Perguruan tinggi harus secara konsisten mendidik dan mempersiapkan anak didik mereka agar kelak dapat beradaptasi dengan dunia kerja dewasa ini melalui penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran yang menyelarasakan kebutuhan hardskill dan softskill kekinian, yang menjadi tuntutan dalam era revolusi industri 4.0.

Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0 from LSP3I

]]> 1202 2 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/skillyangharusdimilikisarjanadieraindustri4-190110061207-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post

http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted

0 Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kini /slideshow/mengenal-metode-dan-teknik-mengajar-dosen-masa-kini/125605336 mengenalmetodedanteknikmengajardosenmasakini-181211132949
Di era pendidikan 4.0 ini, PT menghadapi tantangan yang besar. Untuk itu, diperlukan adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran dalam rangka menghasilkan lulusan yang bermutu. Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran di PT, dituntut adanya peningkatan kompetensi dan profesionalisme dosen. Profesionalisme mengisyaratkan empat kompetensi yang harus dimiliki dosen, khususnya kompetensi dosen yang terkait dengan tugas utamanya sebagai pengajar sekaligus pendidik, yaitu kompetensi bidang studi, kompetensi pemahaman tentang peserta didik, kompetensi pembelajaran yang mendidik, dan kompetensi pengembangan kepribadian dan keprofesionalan.]]>
Di era pendidikan 4.0 ini, PT menghadapi tantangan yang besar. Untuk itu, diperlukan adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran dalam rangka menghasilkan lulusan yang bermutu. Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran di PT, dituntut adanya peningkatan kompetensi dan profesionalisme dosen. Profesionalisme mengisyaratkan empat kompetensi yang harus dimiliki dosen, khususnya kompetensi dosen yang terkait dengan tugas utamanya sebagai pengajar sekaligus pendidik, yaitu kompetensi bidang studi, kompetensi pemahaman tentang peserta didik, kompetensi pembelajaran yang mendidik, dan kompetensi pengembangan kepribadian dan keprofesionalan.]]> Tue, 11 Dec 2018 13:29:48 GMT /slideshow/mengenal-metode-dan-teknik-mengajar-dosen-masa-kini/125605336 yusrintosepu@slideshare.net(yusrintosepu) Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kini yusrintosepu Di era pendidikan 4.0 ini, PT menghadapi tantangan yang besar. Untuk itu, diperlukan adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran dalam rangka menghasilkan lulusan yang bermutu. Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran di PT, dituntut adanya peningkatan kompetensi dan profesionalisme dosen. Profesionalisme mengisyaratkan empat kompetensi yang harus dimiliki dosen, khususnya kompetensi dosen yang terkait dengan tugas utamanya sebagai pengajar sekaligus pendidik, yaitu kompetensi bidang studi, kompetensi pemahaman tentang peserta didik, kompetensi pembelajaran yang mendidik, dan kompetensi pengembangan kepribadian dan keprofesionalan. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/mengenalmetodedanteknikmengajardosenmasakini-181211132949-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds" /> Di era pendidikan 4.0 ini, PT menghadapi tantangan yang besar. Untuk itu, diperlukan adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran dalam rangka menghasilkan lulusan yang bermutu. Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran di PT, dituntut adanya peningkatan kompetensi dan profesionalisme dosen. Profesionalisme mengisyaratkan empat kompetensi yang harus dimiliki dosen, khususnya kompetensi dosen yang terkait dengan tugas utamanya sebagai pengajar sekaligus pendidik, yaitu kompetensi bidang studi, kompetensi pemahaman tentang peserta didik, kompetensi pembelajaran yang mendidik, dan kompetensi pengembangan kepribadian dan keprofesionalan.

Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kini from LSP3I

]]> 4705 3 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/mengenalmetodedanteknikmengajardosenmasakini-181211132949-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post

http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted

0 Strategi perguruan tinggi untuk menarik minat mahasiswa baru /slideshow/strategi-perguruan-tinggi-untuk-menarik-minat-mahasiswa-baru/125032058 strategiperguruantinggiuntukmenarikminatmahasiswabaru-181205114109
Kegiatan pemasaran perguruan tinggi tentu berbeda dengan organisasi bisnis. Perbedaan tersebut tentu disebabkan oleh tujuan, skala, dan pelanggan yang berbeda. Perguruan tinggi, tentu bukan organisasi bisnis yang kadang lebih permisif dalam banyak hal, sehingga ada batasan-batasan bagi perguruan tinggi dalam melakukan kegiatan pemasaran. Boleh di bilang pemasaran perguruan tinggi lebih sebagai pemasaran kehumasan. SEhingga perguruan tinggi lebih banyak mengandalkan pemasaran yang porsi kehumasannya lebih besar. Sedangkan periklanan, promosi penjualan, dan penjualan peribadi, akan lebih kecil.]]>
Kegiatan pemasaran perguruan tinggi tentu berbeda dengan organisasi bisnis. Perbedaan tersebut tentu disebabkan oleh tujuan, skala, dan pelanggan yang berbeda. Perguruan tinggi, tentu bukan organisasi bisnis yang kadang lebih permisif dalam banyak hal, sehingga ada batasan-batasan bagi perguruan tinggi dalam melakukan kegiatan pemasaran. Boleh di bilang pemasaran perguruan tinggi lebih sebagai pemasaran kehumasan. SEhingga perguruan tinggi lebih banyak mengandalkan pemasaran yang porsi kehumasannya lebih besar. Sedangkan periklanan, promosi penjualan, dan penjualan peribadi, akan lebih kecil.]]> Wed, 05 Dec 2018 11:41:09 GMT /slideshow/strategi-perguruan-tinggi-untuk-menarik-minat-mahasiswa-baru/125032058 yusrintosepu@slideshare.net(yusrintosepu) Strategi perguruan tinggi untuk menarik minat mahasiswa baru yusrintosepu Kegiatan pemasaran perguruan tinggi tentu berbeda dengan organisasi bisnis. Perbedaan tersebut tentu disebabkan oleh tujuan, skala, dan pelanggan yang berbeda. Perguruan tinggi, tentu bukan organisasi bisnis yang kadang lebih permisif dalam banyak hal, sehingga ada batasan-batasan bagi perguruan tinggi dalam melakukan kegiatan pemasaran. Boleh di bilang pemasaran perguruan tinggi lebih sebagai pemasaran kehumasan. SEhingga perguruan tinggi lebih banyak mengandalkan pemasaran yang porsi kehumasannya lebih besar. Sedangkan periklanan, promosi penjualan, dan penjualan peribadi, akan lebih kecil. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/strategiperguruantinggiuntukmenarikminatmahasiswabaru-181205114109-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds" /> Kegiatan pemasaran perguruan tinggi tentu berbeda dengan organisasi bisnis. Perbedaan tersebut tentu disebabkan oleh tujuan, skala, dan pelanggan yang berbeda. Perguruan tinggi, tentu bukan organisasi bisnis yang kadang lebih permisif dalam banyak hal, sehingga ada batasan-batasan bagi perguruan tinggi dalam melakukan kegiatan pemasaran. Boleh di bilang pemasaran perguruan tinggi lebih sebagai pemasaran kehumasan. SEhingga perguruan tinggi lebih banyak mengandalkan pemasaran yang porsi kehumasannya lebih besar. Sedangkan periklanan, promosi penjualan, dan penjualan peribadi, akan lebih kecil.

Strategi perguruan tinggi untuk menarik minat mahasiswa baru from LSP3I

]]> 4569 2 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/strategiperguruantinggiuntukmenarikminatmahasiswabaru-181205114109-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post

http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted

0 Sentuhan bisnis di intitusi pendidikan /slideshow/sentuhan-bisnis-di-intitusi-pendidikan/125031943 sentuhanbisnisdiintitusipendidikan-181205113911
Perguruan tinggi sebagai organisasi non profit, seperti juga halnya organisasi bisnis juga mengharapkan keuntungan dalam melakukan kegiatannya. Tujuannya agar perguruan tinggi tinggi dapat memelihara dirinya secara ekonomi, disamping dengan begitu, cita-cita mulia perguruan tinggi yang mendidik anak bangsa menjadi insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif bisa tetap dipegang, dan tentu saja diraih. ]]>
Perguruan tinggi sebagai organisasi non profit, seperti juga halnya organisasi bisnis juga mengharapkan keuntungan dalam melakukan kegiatannya. Tujuannya agar perguruan tinggi tinggi dapat memelihara dirinya secara ekonomi, disamping dengan begitu, cita-cita mulia perguruan tinggi yang mendidik anak bangsa menjadi insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif bisa tetap dipegang, dan tentu saja diraih. ]]> Wed, 05 Dec 2018 11:39:11 GMT /slideshow/sentuhan-bisnis-di-intitusi-pendidikan/125031943 yusrintosepu@slideshare.net(yusrintosepu) Sentuhan bisnis di intitusi pendidikan yusrintosepu Perguruan tinggi sebagai organisasi non profit, seperti juga halnya organisasi bisnis juga mengharapkan keuntungan dalam melakukan kegiatannya. Tujuannya agar perguruan tinggi tinggi dapat memelihara dirinya secara ekonomi, disamping dengan begitu, cita-cita mulia perguruan tinggi yang mendidik anak bangsa menjadi insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif bisa tetap dipegang, dan tentu saja diraih. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/sentuhanbisnisdiintitusipendidikan-181205113911-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds" /> Perguruan tinggi sebagai organisasi non profit, seperti juga halnya organisasi bisnis juga mengharapkan keuntungan dalam melakukan kegiatannya. Tujuannya agar perguruan tinggi tinggi dapat memelihara dirinya secara ekonomi, disamping dengan begitu, cita-cita mulia perguruan tinggi yang mendidik anak bangsa menjadi insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif bisa tetap dipegang, dan tentu saja diraih.

Sentuhan bisnis di intitusi pendidikan from LSP3I

]]> 90 1 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/sentuhanbisnisdiintitusipendidikan-181205113911-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post

http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted

0 Menelisik Sisi Lain Disruptif /slideshow/menelisik-sisi-lain-disruptif/124037368 menelisiksisilaindisruptif-181126120849
Era kini bernama disrupsi, yang sering diposisikan sebagai suatu masalah, di lain sisi sebagai tantangan dan sekaligus solusi dalam peradaban kehidupan kekinian. Terminologi “disruptif” yang menjadi kata sifat dari era atau jaman memiliki makna konotasi negatif karena merupakan sebuah perubahan kemapanan. Disrupsi yang secara literal diterjemahkan sebagai “kekacauan” memiliki derivasi makna yang tidak lepas dari daya ledakan perubahan yang mengganggu kematangan modernisasi. Ia juga membuat kekisruhan baru melalui pola-pola menyeluruh dari aspek semua kehidupan]]>
Era kini bernama disrupsi, yang sering diposisikan sebagai suatu masalah, di lain sisi sebagai tantangan dan sekaligus solusi dalam peradaban kehidupan kekinian. Terminologi “disruptif” yang menjadi kata sifat dari era atau jaman memiliki makna konotasi negatif karena merupakan sebuah perubahan kemapanan. Disrupsi yang secara literal diterjemahkan sebagai “kekacauan” memiliki derivasi makna yang tidak lepas dari daya ledakan perubahan yang mengganggu kematangan modernisasi. Ia juga membuat kekisruhan baru melalui pola-pola menyeluruh dari aspek semua kehidupan]]> Mon, 26 Nov 2018 12:08:49 GMT /slideshow/menelisik-sisi-lain-disruptif/124037368 yusrintosepu@slideshare.net(yusrintosepu) Menelisik Sisi Lain Disruptif yusrintosepu Era kini bernama disrupsi, yang sering diposisikan sebagai suatu masalah, di lain sisi sebagai tantangan dan sekaligus solusi dalam peradaban kehidupan kekinian. Terminologi “disruptif” yang menjadi kata sifat dari era atau jaman memiliki makna konotasi negatif karena merupakan sebuah perubahan kemapanan. Disrupsi yang secara literal diterjemahkan sebagai “kekacauan” memiliki derivasi makna yang tidak lepas dari daya ledakan perubahan yang mengganggu kematangan modernisasi. Ia juga membuat kekisruhan baru melalui pola-pola menyeluruh dari aspek semua kehidupan <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/menelisiksisilaindisruptif-181126120849-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds" /> Era kini bernama disrupsi, yang sering diposisikan sebagai suatu masalah, di lain sisi sebagai tantangan dan sekaligus solusi dalam peradaban kehidupan kekinian. Terminologi “disruptif” yang menjadi kata sifat dari era atau jaman memiliki makna konotasi negatif karena merupakan sebuah perubahan kemapanan. Disrupsi yang secara literal diterjemahkan sebagai “kekacauan” memiliki derivasi makna yang tidak lepas dari daya ledakan perubahan yang mengganggu kematangan modernisasi. Ia juga membuat kekisruhan baru melalui pola-pola menyeluruh dari aspek semua kehidupan

Menelisik Sisi Lain Disruptif from LSP3I

]]> 933 1 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/menelisiksisilaindisruptif-181126120849-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post

http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted

0 Realitas Objektif versus Realitas Media /slideshow/realitas-objektif-versus-realitas-media/123861617 realitasobjektifversusrealitasmedia-181124123937
Sejak terbukanya kebebasan informasi dan teknologi media, pertumbuhan media massa dan media baru mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Media komunikasi yang telah bermetamorfosis menjadi media digital itu perkembangannya semakin beragam, lebih gampangnya direpresentasikan oleh pertumbuhan smartphone dan sejenisnya. Dewasa ini penetrasi berbagai jenis media tersebut telah merambah ke berbagai kalangan dan komunitas di masyarakat, tanpa membedakan strata sosial dan ekonomi. Seiring dengan berkembangnya teknologi komunikasi tentu ada beberapa konsekuensi, baik yang berkonotasi positif maupun negatif, dalam konteks ini dapat dianalogikan bahwa media masa telah mengambil bagian dari peran-peran tertentu di masyarakat. Media massa telah mempengaruhi pola pikir dan realitas kehidupan dengan ragam cara. Realitas atau kenyataan, dalam bahasa sehari-hari berarti "hal yang nyata; yang benar-benar ada". Dalam pengertiannya yang sempit dalam filsafat barat, ada tingkat-tingkat dalam sifat dan konsep tentang realitas. Tulisan ini membahas pentingnya memahami realitas objektif dan realitas media agar kita tidak terasing dan tersesatkan dengan berita media massa yang semakin masif dan menghegemoni masyarakat kekinian.]]>
Sejak terbukanya kebebasan informasi dan teknologi media, pertumbuhan media massa dan media baru mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Media komunikasi yang telah bermetamorfosis menjadi media digital itu perkembangannya semakin beragam, lebih gampangnya direpresentasikan oleh pertumbuhan smartphone dan sejenisnya. Dewasa ini penetrasi berbagai jenis media tersebut telah merambah ke berbagai kalangan dan komunitas di masyarakat, tanpa membedakan strata sosial dan ekonomi. Seiring dengan berkembangnya teknologi komunikasi tentu ada beberapa konsekuensi, baik yang berkonotasi positif maupun negatif, dalam konteks ini dapat dianalogikan bahwa media masa telah mengambil bagian dari peran-peran tertentu di masyarakat. Media massa telah mempengaruhi pola pikir dan realitas kehidupan dengan ragam cara. Realitas atau kenyataan, dalam bahasa sehari-hari berarti "hal yang nyata; yang benar-benar ada". Dalam pengertiannya yang sempit dalam filsafat barat, ada tingkat-tingkat dalam sifat dan konsep tentang realitas. Tulisan ini membahas pentingnya memahami realitas objektif dan realitas media agar kita tidak terasing dan tersesatkan dengan berita media massa yang semakin masif dan menghegemoni masyarakat kekinian.]]> Sat, 24 Nov 2018 12:39:37 GMT /slideshow/realitas-objektif-versus-realitas-media/123861617 yusrintosepu@slideshare.net(yusrintosepu) Realitas Objektif versus Realitas Media yusrintosepu Sejak terbukanya kebebasan informasi dan teknologi media, pertumbuhan media massa dan media baru mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Media komunikasi yang telah bermetamorfosis menjadi media digital itu perkembangannya semakin beragam, lebih gampangnya direpresentasikan oleh pertumbuhan smartphone dan sejenisnya. Dewasa ini penetrasi berbagai jenis media tersebut telah merambah ke berbagai kalangan dan komunitas di masyarakat, tanpa membedakan strata sosial dan ekonomi. Seiring dengan berkembangnya teknologi komunikasi tentu ada beberapa konsekuensi, baik yang berkonotasi positif maupun negatif, dalam konteks ini dapat dianalogikan bahwa media masa telah mengambil bagian dari peran-peran tertentu di masyarakat. Media massa telah mempengaruhi pola pikir dan realitas kehidupan dengan ragam cara. Realitas atau kenyataan, dalam bahasa sehari-hari berarti "hal yang nyata; yang benar-benar ada". Dalam pengertiannya yang sempit dalam filsafat barat, ada tingkat-tingkat dalam sifat dan konsep tentang realitas. Tulisan ini membahas pentingnya memahami realitas objektif dan realitas media agar kita tidak terasing dan tersesatkan dengan berita media massa yang semakin masif dan menghegemoni masyarakat kekinian. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/realitasobjektifversusrealitasmedia-181124123937-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds" /> Sejak terbukanya kebebasan informasi dan teknologi media, pertumbuhan media massa dan media baru mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Media komunikasi yang telah bermetamorfosis menjadi media digital itu perkembangannya semakin beragam, lebih gampangnya direpresentasikan oleh pertumbuhan smartphone dan sejenisnya. Dewasa ini penetrasi berbagai jenis media tersebut telah merambah ke berbagai kalangan dan komunitas di masyarakat, tanpa membedakan strata sosial dan ekonomi. Seiring dengan berkembangnya teknologi komunikasi tentu ada beberapa konsekuensi, baik yang berkonotasi positif maupun negatif, dalam konteks ini dapat dianalogikan bahwa media masa telah mengambil bagian dari peran-peran tertentu di masyarakat. Media massa telah mempengaruhi pola pikir dan realitas kehidupan dengan ragam cara. Realitas atau kenyataan, dalam bahasa sehari-hari berarti "hal yang nyata; yang benar-benar ada". Dalam pengertiannya yang sempit dalam filsafat barat, ada tingkat-tingkat dalam sifat dan konsep tentang realitas. Tulisan ini membahas pentingnya memahami realitas objektif dan realitas media agar kita tidak terasing dan tersesatkan dengan berita media massa yang semakin masif dan menghegemoni masyarakat kekinian.

Realitas Objektif versus Realitas Media from LSP3I

]]> 1643 1 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/realitasobjektifversusrealitasmedia-181124123937-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post

http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted

0 Pendidikan harus Menyenangkan /slideshow/pendidikan-harus-menyenangkan/123768833 pendidikanharusmenyenangkan-181123070832
Belajar lagi, belajar lagi ........bosan ahh.......!", gerutu sebagian mahasiswa saat disuruh belajar atau mengerjakan tugas kuliah. Biasanya mereka juga tidak langsung menurut bila disuruh, tapi berusaha menghindar dengan berbagai alasan. Tony Buzan melakukan survai. Tiga puluh tahun lamanya ia melakukan penelitian yang berkaitan dengan asosiasi seseorang terhadap kata "belajar". Waktu ditanyakan kepada responden kesan apa yang muncul dalam pikiran mereka saat mendengar kata "pendidikan" atau "belajar", jawabannya adalah "membosankan", "ujian", "tugas", "buang-buang waktu", "hukuman", tidak relevan", "tahanan", "benci dan takut". Dapat disimpulkan bahwa belajar dan kuliah bukanlah hal yang menyenangkan bagi sebagian mahasiswa kita. Sebenarnya apa yang terjadi dengan mereka? Apakah karena belajar telah menjadi semacam pemaksaan dan beban sehingga keasyikan mereka menguasai keterampilan menjadi hilang? ]]>
Belajar lagi, belajar lagi ........bosan ahh.......!", gerutu sebagian mahasiswa saat disuruh belajar atau mengerjakan tugas kuliah. Biasanya mereka juga tidak langsung menurut bila disuruh, tapi berusaha menghindar dengan berbagai alasan. Tony Buzan melakukan survai. Tiga puluh tahun lamanya ia melakukan penelitian yang berkaitan dengan asosiasi seseorang terhadap kata "belajar". Waktu ditanyakan kepada responden kesan apa yang muncul dalam pikiran mereka saat mendengar kata "pendidikan" atau "belajar", jawabannya adalah "membosankan", "ujian", "tugas", "buang-buang waktu", "hukuman", tidak relevan", "tahanan", "benci dan takut". Dapat disimpulkan bahwa belajar dan kuliah bukanlah hal yang menyenangkan bagi sebagian mahasiswa kita. Sebenarnya apa yang terjadi dengan mereka? Apakah karena belajar telah menjadi semacam pemaksaan dan beban sehingga keasyikan mereka menguasai keterampilan menjadi hilang? ]]> Fri, 23 Nov 2018 07:08:31 GMT /slideshow/pendidikan-harus-menyenangkan/123768833 yusrintosepu@slideshare.net(yusrintosepu) Pendidikan harus Menyenangkan yusrintosepu Belajar lagi, belajar lagi ........bosan ahh.......!", gerutu sebagian mahasiswa saat disuruh belajar atau mengerjakan tugas kuliah. Biasanya mereka juga tidak langsung menurut bila disuruh, tapi berusaha menghindar dengan berbagai alasan. Tony Buzan melakukan survai. Tiga puluh tahun lamanya ia melakukan penelitian yang berkaitan dengan asosiasi seseorang terhadap kata "belajar". Waktu ditanyakan kepada responden kesan apa yang muncul dalam pikiran mereka saat mendengar kata "pendidikan" atau "belajar", jawabannya adalah "membosankan", "ujian", "tugas", "buang-buang waktu", "hukuman", tidak relevan", "tahanan", "benci dan takut". Dapat disimpulkan bahwa belajar dan kuliah bukanlah hal yang menyenangkan bagi sebagian mahasiswa kita. Sebenarnya apa yang terjadi dengan mereka? Apakah karena belajar telah menjadi semacam pemaksaan dan beban sehingga keasyikan mereka menguasai keterampilan menjadi hilang? <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/pendidikanharusmenyenangkan-181123070832-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds" /> Belajar lagi, belajar lagi ........bosan ahh.......!", gerutu sebagian mahasiswa saat disuruh belajar atau mengerjakan tugas kuliah. Biasanya mereka juga tidak langsung menurut bila disuruh, tapi berusaha menghindar dengan berbagai alasan. Tony Buzan melakukan survai. Tiga puluh tahun lamanya ia melakukan penelitian yang berkaitan dengan asosiasi seseorang terhadap kata "belajar". Waktu ditanyakan kepada responden kesan apa yang muncul dalam pikiran mereka saat mendengar kata "pendidikan" atau "belajar", jawabannya adalah "membosankan", "ujian", "tugas", "buang-buang waktu", "hukuman", tidak relevan", "tahanan", "benci dan takut". Dapat disimpulkan bahwa belajar dan kuliah bukanlah hal yang menyenangkan bagi sebagian mahasiswa kita. Sebenarnya apa yang terjadi dengan mereka? Apakah karena belajar telah menjadi semacam pemaksaan dan beban sehingga keasyikan mereka menguasai keterampilan menjadi hilang?

Pendidikan harus Menyenangkan from LSP3I

]]> 90 2 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/pendidikanharusmenyenangkan-181123070832-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post

http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted

0 Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi kreatif /slideshow/menggagas-perguruan-tinggi-alternatif-berbasis-entrepreneurship-dan-ekonomi-kreatif/123577595 menggagasperguruantinggialternatifberbasisentrepreneurshipdanekonomikreatif-181121053705
Pertumbuhan makro ekonomi yang cukup kuat selama lebih dari satu dekade ini secara berlahan telah mampu menurunkan angka pengangguran di Indonesia. Namun, dengan kira-kira dua juta penduduk Indonesia yang tiap tahunnya terjun ke dunia kerja, adalah tantangan yang sangat besar buat pemerintah Indonesia untuk menstimulasi penciptaan lahan kerja baru supaya pasar kerja dapat menyerap para pencari kerja yang tiap tahunnya terus bertambah; pengangguran muda (kebanyakan adalah mereka yang baru lulus kuliah) adalah salah satu kekhawatiran utama dan butuh adanya tindakan yang cepat. Negara ini juga memiliki populasi penduduk yang muda karena sekitar setengah dari total penduduk Indonesia berumur di bawah 30 tahun. Jika kedua faktor tersebut digabungkan, indikasinya Indonesia adalah negara yang memiliki kekuatan tenaga kerja yang besar, yang akan berkembang menjadi lebih besar lagi ke depan, maka menekankan pentingnya penciptaan lapangan kerja dalam perekonomian terbesar di Asia Tenggara.]]>
Pertumbuhan makro ekonomi yang cukup kuat selama lebih dari satu dekade ini secara berlahan telah mampu menurunkan angka pengangguran di Indonesia. Namun, dengan kira-kira dua juta penduduk Indonesia yang tiap tahunnya terjun ke dunia kerja, adalah tantangan yang sangat besar buat pemerintah Indonesia untuk menstimulasi penciptaan lahan kerja baru supaya pasar kerja dapat menyerap para pencari kerja yang tiap tahunnya terus bertambah; pengangguran muda (kebanyakan adalah mereka yang baru lulus kuliah) adalah salah satu kekhawatiran utama dan butuh adanya tindakan yang cepat. Negara ini juga memiliki populasi penduduk yang muda karena sekitar setengah dari total penduduk Indonesia berumur di bawah 30 tahun. Jika kedua faktor tersebut digabungkan, indikasinya Indonesia adalah negara yang memiliki kekuatan tenaga kerja yang besar, yang akan berkembang menjadi lebih besar lagi ke depan, maka menekankan pentingnya penciptaan lapangan kerja dalam perekonomian terbesar di Asia Tenggara.]]> Wed, 21 Nov 2018 05:37:05 GMT /slideshow/menggagas-perguruan-tinggi-alternatif-berbasis-entrepreneurship-dan-ekonomi-kreatif/123577595 yusrintosepu@slideshare.net(yusrintosepu) Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi kreatif yusrintosepu Pertumbuhan makro ekonomi yang cukup kuat selama lebih dari satu dekade ini secara berlahan telah mampu menurunkan angka pengangguran di Indonesia. Namun, dengan kira-kira dua juta penduduk Indonesia yang tiap tahunnya terjun ke dunia kerja, adalah tantangan yang sangat besar buat pemerintah Indonesia untuk menstimulasi penciptaan lahan kerja baru supaya pasar kerja dapat menyerap para pencari kerja yang tiap tahunnya terus bertambah; pengangguran muda (kebanyakan adalah mereka yang baru lulus kuliah) adalah salah satu kekhawatiran utama dan butuh adanya tindakan yang cepat. Negara ini juga memiliki populasi penduduk yang muda karena sekitar setengah dari total penduduk Indonesia berumur di bawah 30 tahun. Jika kedua faktor tersebut digabungkan, indikasinya Indonesia adalah negara yang memiliki kekuatan tenaga kerja yang besar, yang akan berkembang menjadi lebih besar lagi ke depan, maka menekankan pentingnya penciptaan lapangan kerja dalam perekonomian terbesar di Asia Tenggara. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/menggagasperguruantinggialternatifberbasisentrepreneurshipdanekonomikreatif-181121053705-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds" /> Pertumbuhan makro ekonomi yang cukup kuat selama lebih dari satu dekade ini secara berlahan telah mampu menurunkan angka pengangguran di Indonesia. Namun, dengan kira-kira dua juta penduduk Indonesia yang tiap tahunnya terjun ke dunia kerja, adalah tantangan yang sangat besar buat pemerintah Indonesia untuk menstimulasi penciptaan lahan kerja baru supaya pasar kerja dapat menyerap para pencari kerja yang tiap tahunnya terus bertambah; pengangguran muda (kebanyakan adalah mereka yang baru lulus kuliah) adalah salah satu kekhawatiran utama dan butuh adanya tindakan yang cepat. Negara ini juga memiliki populasi penduduk yang muda karena sekitar setengah dari total penduduk Indonesia berumur di bawah 30 tahun. Jika kedua faktor tersebut digabungkan, indikasinya Indonesia adalah negara yang memiliki kekuatan tenaga kerja yang besar, yang akan berkembang menjadi lebih besar lagi ke depan, maka menekankan pentingnya penciptaan lapangan kerja dalam perekonomian terbesar di Asia Tenggara.

Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi kreatif from LSP3I

]]> 752 2 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/menggagasperguruantinggialternatifberbasisentrepreneurshipdanekonomikreatif-181121053705-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post

http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted

0 Teknik Presentasi dalam proses pembelajaran /slideshow/teknik-presentasi-dalam-proses-pembelajaran/123452178 teknikpresentasidalamprosespembelajaran-181119193652
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang dapat mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri. Dosen perlu memilih pendekatan/metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan tujuan mata kuliah. Salah satu metode yang efektif digunakan dalam pembelajaran adalah metode presentasi dan penjelasan. Metode presentasi dan penjelasan dimaksudkan untuk membantu peserta didik mengembangkan pengetahuan deklaratif baru. Ada dua hasil belajar utama yang inggin dicapai melalui metode presentasi dan penjelasan yaitu membantu peserta didik mengembangkan struktur konseptual dan mengembangkan kebiasaan mendengarkan dan berpikir. Perlu dicatat bahwa metode presentasi dan penjelasan sangat tidak efektif digunakan untuk mengembangkan pengetahuan prosedural, berpikir tingkat tinggi, dan kemampuan pemecahan masalah.]]>
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang dapat mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri. Dosen perlu memilih pendekatan/metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan tujuan mata kuliah. Salah satu metode yang efektif digunakan dalam pembelajaran adalah metode presentasi dan penjelasan. Metode presentasi dan penjelasan dimaksudkan untuk membantu peserta didik mengembangkan pengetahuan deklaratif baru. Ada dua hasil belajar utama yang inggin dicapai melalui metode presentasi dan penjelasan yaitu membantu peserta didik mengembangkan struktur konseptual dan mengembangkan kebiasaan mendengarkan dan berpikir. Perlu dicatat bahwa metode presentasi dan penjelasan sangat tidak efektif digunakan untuk mengembangkan pengetahuan prosedural, berpikir tingkat tinggi, dan kemampuan pemecahan masalah.]]> Mon, 19 Nov 2018 19:36:52 GMT /slideshow/teknik-presentasi-dalam-proses-pembelajaran/123452178 yusrintosepu@slideshare.net(yusrintosepu) Teknik Presentasi dalam proses pembelajaran yusrintosepu Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang dapat mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri. Dosen perlu memilih pendekatan/metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan tujuan mata kuliah. Salah satu metode yang efektif digunakan dalam pembelajaran adalah metode presentasi dan penjelasan. Metode presentasi dan penjelasan dimaksudkan untuk membantu peserta didik mengembangkan pengetahuan deklaratif baru. Ada dua hasil belajar utama yang inggin dicapai melalui metode presentasi dan penjelasan yaitu membantu peserta didik mengembangkan struktur konseptual dan mengembangkan kebiasaan mendengarkan dan berpikir. Perlu dicatat bahwa metode presentasi dan penjelasan sangat tidak efektif digunakan untuk mengembangkan pengetahuan prosedural, berpikir tingkat tinggi, dan kemampuan pemecahan masalah. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/teknikpresentasidalamprosespembelajaran-181119193652-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds" /> Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang dapat mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri. Dosen perlu memilih pendekatan/metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan tujuan mata kuliah. Salah satu metode yang efektif digunakan dalam pembelajaran adalah metode presentasi dan penjelasan. Metode presentasi dan penjelasan dimaksudkan untuk membantu peserta didik mengembangkan pengetahuan deklaratif baru. Ada dua hasil belajar utama yang inggin dicapai melalui metode presentasi dan penjelasan yaitu membantu peserta didik mengembangkan struktur konseptual dan mengembangkan kebiasaan mendengarkan dan berpikir. Perlu dicatat bahwa metode presentasi dan penjelasan sangat tidak efektif digunakan untuk mengembangkan pengetahuan prosedural, berpikir tingkat tinggi, dan kemampuan pemecahan masalah.

Teknik Presentasi dalam proses pembelajaran from LSP3I

]]> 4215 2 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/teknikpresentasidalamprosespembelajaran-181119193652-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post

http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted

0 Dosen, mahasiswa dan pembelajaran kekinian /slideshow/dosen-mahasiswa-dan-pembelajaran-kekinian/122370068 dosenmahasiswadanpembelajarankekinian-181108043704
Seiring perkembangan di era digital, teknologi semakin canggih, dengan mudahnya informasi diakses. Jika dulu informasi didapatkan dari media konvensional seperti koran dan televisi, kini masyarakat bisa mengaksesnya hanya dari genggaman tangan dengan menggunakan perangkat smartphone. Informasi tersebut tentunya tak hanya hiburan, tapi juga ilmu yang berguna untuk pendidikan. Peserta didik bisa belajar IPTEKS dengan cara yang lebih menyenangkan dan interaktif lewat teknologi. Tak lagi hanya duduk menyimak dosen yang mengajar di depan kelas. Inilah menjadi tantangan pendidikan kita kekinian, bagaimana proses pembelajaran yang seharusnya di dalam dunia pendidikan di era digital saat ini berbenah. Proses pembelajaran yang konvensional atau tradisional di diubah. Pendidikan konvensional yang lebih menekankan kepada mengingat, menghapalkan, memperoleh informasi hanya dari satu arah atau mengaplikasikan prosedur sederhana yang membuat peserta didik tidak mahir dalam berpikir kritis terhadap permasalahan yang dihadapi. ]]>
Seiring perkembangan di era digital, teknologi semakin canggih, dengan mudahnya informasi diakses. Jika dulu informasi didapatkan dari media konvensional seperti koran dan televisi, kini masyarakat bisa mengaksesnya hanya dari genggaman tangan dengan menggunakan perangkat smartphone. Informasi tersebut tentunya tak hanya hiburan, tapi juga ilmu yang berguna untuk pendidikan. Peserta didik bisa belajar IPTEKS dengan cara yang lebih menyenangkan dan interaktif lewat teknologi. Tak lagi hanya duduk menyimak dosen yang mengajar di depan kelas. Inilah menjadi tantangan pendidikan kita kekinian, bagaimana proses pembelajaran yang seharusnya di dalam dunia pendidikan di era digital saat ini berbenah. Proses pembelajaran yang konvensional atau tradisional di diubah. Pendidikan konvensional yang lebih menekankan kepada mengingat, menghapalkan, memperoleh informasi hanya dari satu arah atau mengaplikasikan prosedur sederhana yang membuat peserta didik tidak mahir dalam berpikir kritis terhadap permasalahan yang dihadapi. ]]> Thu, 08 Nov 2018 04:37:04 GMT /slideshow/dosen-mahasiswa-dan-pembelajaran-kekinian/122370068 yusrintosepu@slideshare.net(yusrintosepu) Dosen, mahasiswa dan pembelajaran kekinian yusrintosepu Seiring perkembangan di era digital, teknologi semakin canggih, dengan mudahnya informasi diakses. Jika dulu informasi didapatkan dari media konvensional seperti koran dan televisi, kini masyarakat bisa mengaksesnya hanya dari genggaman tangan dengan menggunakan perangkat smartphone. Informasi tersebut tentunya tak hanya hiburan, tapi juga ilmu yang berguna untuk pendidikan. Peserta didik bisa belajar IPTEKS dengan cara yang lebih menyenangkan dan interaktif lewat teknologi. Tak lagi hanya duduk menyimak dosen yang mengajar di depan kelas. Inilah menjadi tantangan pendidikan kita kekinian, bagaimana proses pembelajaran yang seharusnya di dalam dunia pendidikan di era digital saat ini berbenah. Proses pembelajaran yang konvensional atau tradisional di diubah. Pendidikan konvensional yang lebih menekankan kepada mengingat, menghapalkan, memperoleh informasi hanya dari satu arah atau mengaplikasikan prosedur sederhana yang membuat peserta didik tidak mahir dalam berpikir kritis terhadap permasalahan yang dihadapi. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/dosenmahasiswadanpembelajarankekinian-181108043704-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds" /> Seiring perkembangan di era digital, teknologi semakin canggih, dengan mudahnya informasi diakses. Jika dulu informasi didapatkan dari media konvensional seperti koran dan televisi, kini masyarakat bisa mengaksesnya hanya dari genggaman tangan dengan menggunakan perangkat smartphone. Informasi tersebut tentunya tak hanya hiburan, tapi juga ilmu yang berguna untuk pendidikan. Peserta didik bisa belajar IPTEKS dengan cara yang lebih menyenangkan dan interaktif lewat teknologi. Tak lagi hanya duduk menyimak dosen yang mengajar di depan kelas. Inilah menjadi tantangan pendidikan kita kekinian, bagaimana proses pembelajaran yang seharusnya di dalam dunia pendidikan di era digital saat ini berbenah. Proses pembelajaran yang konvensional atau tradisional di diubah. Pendidikan konvensional yang lebih menekankan kepada mengingat, menghapalkan, memperoleh informasi hanya dari satu arah atau mengaplikasikan prosedur sederhana yang membuat peserta didik tidak mahir dalam berpikir kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.

Dosen, mahasiswa dan pembelajaran kekinian from LSP3I

]]> 9916 2 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/dosenmahasiswadanpembelajarankekinian-181108043704-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post

http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted

0 Pendidikan Instan : Telisik Sisi Lain Praktek Pendidikan Kekinian /yusrintosepu/pendidikan-instan-telisik-sisi-lain-praktek-pendidikan-kekinian pendidikaninstan-menelisiksisilainpraktekpendidikankekinian-181031212943
Pendidikan adalah kehidupan dan jantung peradaban sebuah bangsa karena Pendidikan adalah satu-satunya yang dapat melahirkan negara bermartabat. Jika sistem dan praketk pendidikan berjalan tidak sebagaimana mestinya, maka maka output dari pendidikan itu sendiri tidak akan menghasilkan dampak yang baik justru akan menghancurkan peradaban kehidupan itu sendiri.]]>
Pendidikan adalah kehidupan dan jantung peradaban sebuah bangsa karena Pendidikan adalah satu-satunya yang dapat melahirkan negara bermartabat. Jika sistem dan praketk pendidikan berjalan tidak sebagaimana mestinya, maka maka output dari pendidikan itu sendiri tidak akan menghasilkan dampak yang baik justru akan menghancurkan peradaban kehidupan itu sendiri.]]> Wed, 31 Oct 2018 21:29:43 GMT /yusrintosepu/pendidikan-instan-telisik-sisi-lain-praktek-pendidikan-kekinian yusrintosepu@slideshare.net(yusrintosepu) Pendidikan Instan : Telisik Sisi Lain Praktek Pendidikan Kekinian yusrintosepu Pendidikan adalah kehidupan dan jantung peradaban sebuah bangsa karena Pendidikan adalah satu-satunya yang dapat melahirkan negara bermartabat. Jika sistem dan praketk pendidikan berjalan tidak sebagaimana mestinya, maka maka output dari pendidikan itu sendiri tidak akan menghasilkan dampak yang baik justru akan menghancurkan peradaban kehidupan itu sendiri. <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/pendidikaninstan-menelisiksisilainpraktekpendidikankekinian-181031212943-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds" /> Pendidikan adalah kehidupan dan jantung peradaban sebuah bangsa karena Pendidikan adalah satu-satunya yang dapat melahirkan negara bermartabat. Jika sistem dan praketk pendidikan berjalan tidak sebagaimana mestinya, maka maka output dari pendidikan itu sendiri tidak akan menghasilkan dampak yang baik justru akan menghancurkan peradaban kehidupan itu sendiri.

Pendidikan Instan : Telisik Sisi Lain Praktek Pendidikan Kekinian from LSP3I

]]> 584 2 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/pendidikaninstan-menelisiksisilainpraktekpendidikankekinian-181031212943-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds document Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post

http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted

0 Sistem penjaminan mutu internal PT 2018 /slideshow/sistem-penjaminan-mutu-internal-pt-2018-121226206/121226206 sistempenjaminanmutuinternalpt2018-181030183919
Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pendidikan Akademik – Pendidikan Vokasi – Pendidikan Profesi KemenristekDikti RI 2018]]>
Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pendidikan Akademik – Pendidikan Vokasi – Pendidikan Profesi KemenristekDikti RI 2018]]> Tue, 30 Oct 2018 18:39:19 GMT /slideshow/sistem-penjaminan-mutu-internal-pt-2018-121226206/121226206 yusrintosepu@slideshare.net(yusrintosepu) Sistem penjaminan mutu internal PT 2018 yusrintosepu Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pendidikan Akademik – Pendidikan Vokasi – Pendidikan Profesi KemenristekDikti RI 2018 <img style="border:1px solid #C3E6D8;float:right;" alt="" src="https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/sistempenjaminanmutuinternalpt2018-181030183919-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds" /> Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pendidikan Akademik – Pendidikan Vokasi – Pendidikan Profesi KemenristekDikti RI 2018

Sistem penjaminan mutu internal PT 2018 from LSP3I

]]> 467 1 https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/sistempenjaminanmutuinternalpt2018-181030183919-thumbnail.jpg?width=120&height=120&fit=bounds presentation Black http://activitystrea.ms/schema/1.0/post

http://activitystrea.ms/schema/1.0/posted

0 https://cdn.slidesharecdn.com/profile-photo-yusrintosepu-48x48.jpg?cb=1610737868 Lembaga Studi Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan Tinggi Indonesia yusrintosepu.wixsite.com/lsptigairegvsulawesi%2520yusrintosepu.wixsite.com/lsp3i https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/hukumparetoyangdapatditerapkandalamkegiatanpendidikandanpembelajaran-200722181256-thumbnail.jpg?width=320&height=320&fit=bounds slideshow/hukum-pareto-yang-dapat-diterapkan-dalam-kegiatan-pendidikan-dan-pembelajaran/237155508 Hukum Pareto Yang Dapa... https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/perubahansubstansipendidikandanelemenpendidikanessensialzamannow-200626072208-thumbnail.jpg?width=320&height=320&fit=bounds slideshow/perubahan-substansi-pendidikan-dan-elemen-pendidikan-essensial-zaman-now/236245176 Perubahan substansi pe... https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/menyoaltransformasipendidikantinggidiera4-200624190635-thumbnail.jpg?width=320&height=320&fit=bounds slideshow/menyoal-transformasi-pendidikan-tinggi-di-era-40/236164502 Menyoal transformasi p...