1. BAB II
LANDASAN TEORI
II.1. Pengertian Akuntansi
Menurut beberapa pakar, pengertian akuntansi banyak macamnya, diantara
pengertiannya adalah sebagai berikut:
Menurut Jumingan ( 2006 ) mendefinisikan akuntansi sebagai kegiatan
mencatat, menganalisis, menyajikan, dan menafsirkan data keuangan dari
lembaga perusahaan dan lembaga lainnya dimana aktivitasnya berhubungan
dengan produksi dan pertukaran barang atau jasa ( h.1).
Niswonger, Warren, Reeve, Fess yang diterjemahkan oleh Sirait, A dan
Gunawan, H ( 1999 ) mendefinisikan akuntansi sebagai system informasi
yangmemberikan laporan kepada pihak-pihak berkepentingan mengenai kegiatan
ekonomi dan kondisi perusahaan( h.6).
Horngern, Harrison, Robinson yang diterjemahkan oleh Secokusumo (
1997 ) mendefinisikan akuntansi sebagai suatu sistem yang mengukur aktivitas-
aktivitas bisnis, memproses informasi tersebut kedalam bentuk laporan-laporan,
dan mengkomunikasikannya kepada para pengambil keputusan( h.3)
Munawir, S ( 2004 ) menyatakan bahwa akuntansi adalah seni dari pada
pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari pada peristiwa-peritiwa dan
kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat keuangan dengan cara
yang setepat-tepatnya dan dengan penunjuk atau dengan dinyatakan dengan
uang, serta penafsiran terhadap hal-hal yang timbul daripadanya( h.5).
6
2. Jadi akuntansi adalah sistem akuntansi dari kegiatan mencatat,
menganalisis, menyajikan dan menafsirkan data keuangan yang mengukur
aktivitas-aktivitas bisnis dari peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang
setidak-tidaknya sebagian bersifat keuangan.
II.2. Prinsip-prinsip dan konsep-konsep akuntansi
1 Menurut Jumingan prinsip-prinsip dan konsep-konsep akuntansi terdiri
dari:
Konsep Kesatuan Usaha ( business entity ).
Konsep yang menyatakan bahwa pencatatan kegiatan perusahaan
harus dipisahkan dari kegiatan pemiliknya atau rumah tangga
pemiliknya. Konsep ini penting untuk perusahaan perseorangan atau
persekutuan dimana pemilik umumnya berperan serta aktif dalam
perusahaannya.
Konsep Kelangsungan Hidup ( going concern ).
Perusahaan tidak didirikan untuk sementara waktu, tetapi diharapkan
berjalan terus sepanjang waktu. Karena asas bahwa perusahaan itu
hidup sepanjang waktu akan mempengaruhi metode penilaian.Aktiva
yang dimiliki perusahaan akan dinilai berdasarkan harga
perolehannya, sedang harga pasar atau harga penggantian dianggap
tidak relevan.
Konsep Satuan Pengukuran ( unit of measurement ).
Kegiatan mencatat, menggolongkan, meringkaskan, menyajikan
transaksi perusahaan dan hasil-hasilnya, dalam akuntansi digunakan
7
3. satuan pengukuran uang (rupiah). Kesatuan pengukuran ini akan
mempermudah bila akan menghubungkan peristiwa yang lalu,
sekarang dan yang akan datang. Penggunaan satuan yang bersifat
nonmoneter untuk laporan akuntansi tertentu tidak bertentangan
dengan konsep ini.
Konsep Harga Pokok ( cost ).
Data akuntansi dicatat menurut harga perolehannya pada waktu
peristiwa itu terjadi dan tetap tinggal dalam catatan atau laporan
akuntansi karena merupakan pendekatan yang paling objektif. Harga
perolehan aktiva meliputi semua pengeluaran yang terjadi pada
waktu aktiva itu dibeli (atau dibangun sendiri seperti pada bangunan)
sampai aktiva itu ditempatkan dalam posisi dan kondisi dapat
digunakan. Harga perolehan ini diukur berdasarkan sejumlah uang
kas atau equivalen kas untuk aktiva yang diperoleh tanpa transfer
uang.
Konsep Realisasi ( realization ).
Penghasilan direalisir apabila penjualan telah dilakukan atau jasa
telah diberikan. Ketika terjadi penjualan atau pertukaran yang telah
disepakati antara perusahaan dengan pihak-pihak diluar perusahaan
maka terealisasilah penghasilan.
Konsep Nilai Uang Stabil ( Stable Rupiah ).
Fluktuasi nilai uang dianggap tidak ada pengaruhnya terhadap jumlah
yang ditunjukkan dalam laporan kondisi keuangan dalam perusahaan.
Nilai uang dianggap stabil. Untuk kepentingan pemberian informasi
8
4. kepada manajemen, investor, dan pihak lainnya, perubahan tingkat
harga cukup ditempatkan sebagai suplemen ( catatan dibawah
laporan keuangan ).
Konsep Periode Waktu ( time period )
Karena aktivitas perusahaan berjalan sepanjang waktu
(berkesinambungan), maka proses penyajian perlu dipecah dalam
periode tertentu. Jangka waktu satu tahun pada umumnya merupakan
periode akuntansi yang lazim. Untuk keperluan tertentu dapat juga
digunakan periode kurang dari satu tahun seperti periode semester,
tiga bulan atau satu bulan.
Konsep Objektivitas ( objective evidence ).
Untuk keperluan catatan akuntansi perlu dukungan bukti-bukti
transaksi yang bersifat objektif atau dapat diuji kebenarannya.Perlu
diingat bahwa laporan keuangan itu merupakan pencerminan dari
kombinasi fakta-fakta yang telah dicatat dan pertimbangan pribadi.
Konsep Keterbukaan ( disclosure ).
Hasil penting dari sistem akuntansi adalah laporan keuangan yang
disusun berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan digolongkan.
Semua fakta perlu diungkapkan secara terbuka agar laporan
keuangan sedapat mungkin bersifat informatif dan memberi arti bagi
pihak-pihak yang berkepentingan. Pengungkapan fakta-fakta
dilakukan guna menghindari adanya laporan keuangan yang
menyesatkan. Disamping laporan utama kadang-kadang perlu adanya
9
5. catatan kaki yang memberi deskripsi lebih jauh sehubungan dengan
laporan keuangan itu.
Konsep Konsistensi ( consistency ).
Didalam akuntansi terdapat beberapa metode yang dapat
dipergunakan. Akuntansi harus memilih satu metode yang paling
sesuai dengan kebutuhan. Sekali satu metode telah dipilih secara
konsisten harus dipertahankan terus dari periode ke periode. Dengan
demikian laporan keuangan dapat diperbandingkan diantar interval
waktu tertentu. Ini tidak berarti bahwa akuntan mengabaikan sama
sekali kemungkinan adanya perubahan. Apabila terjadi perubahan ke
metode lain, catatan kaki harus dibuat, dimana ditunjukkan pengaruh
jumlah rupiah akibat adanya perubahan itu.
Konsep Konservatisme ( conservatism ).
Konservatisme umumnya diartikan mencatat aktiva milik perusahaan
dengan harga yang lebih rendah daripada harga perolehannya atau
mencatat utang perusahaan lebih tinggi. Selain itu konservatisme
juga diberi makna, yaitu apabila akuntan mengikuti prinsip mengakui
kemungkinan rugi yang akan terjadi, tetapi tidak mengantisipasikan
laba yang belum direalisasikan.
Konsep perbandingan hasil ongkos ( matching of revenue and cost ).
Bagi manajemen dan pihak lain yang berkepentingan, besarnya
pendapatan bersih merupakan gambaran yang menarik. Pendapatan
bersih ini diperoleh dengan membandingkan antara penghasilan
dengan pengeluaran dalam periode waktu tertentu. Dalam akuntansi
10
6. perbandingan antara revenue dengan cost tidak selalu dapat
dilaksanakan dengan tepat karena digunakannya accrual basis dalam
perhitungan laba rugi. Pendapatan bersih yang diperoleh tidak identik
dengan uang tunai. Cash basis biasanya hanya digunakan dalam
perusahaan-perusahaan kecil. Adanya konsep, periode waktu dan
accrual basis, pengeluaran dibedakan menjadi pengeluaran modal dan
pengeluaran penghasilan, demikian juga penerimaan dibedakan
menjadi penerimaan modal dan penerimaan penghasilan. Dalam
praktiknya pembedaan itu kadamg-kadng sulit dilakukan. Ditambah
adanya konsep kemungkinan rugi yang akan terjadi, tetapi tidak
mengantisipasikan laba yang belum direalisasikan, mungkin dapat
menghasilkan laporan laba rugi yang bersifat menyesatkan.
2. Sedangkan menurut Horngern et al. Yang diterjemahkan oleh Secokusumo
konsep-konsep dan prinsip akuntansi adalah sebagai berikut :
Konsep entitas.
Suatu entitas akuntansi adalah suatu organisasi atau suatu bagian dari
organisasi yang terpisah dari organisasi-organisasi lain dan individu-
individu lain yang merupakan suatu unit ekonomi yang terpisah. Dari
sudut pandang akuntansi, setiap entitas harus membuat suatu garis
batas yang jelas disekelilingnya, agar tidak mencampuradukkan
kejadian-kejadian yang dialaminya dengan yang dialami oleh entitas-
entitas lainnya.
Prinsip keandalan.
11
7. Data yang dapat diandalkan adalah data yang dapat dibuktikan atau
ditelusuri kebenarannya, dan dapat dikonfirmasikan oleh setiap
pengamat yang independen.
Prinsip biaya.
Prinsip biaya menyatakan bahwa aktiva dan jasa yang diperoleh
harus dicatat menurut harga aktualnya walaupun sipembeli yakin
bahwa harga yang dibayarkan itu didapatkan dengan tawar menawar,
tetapi barang tersebut harus dicatat dengan harga yang benar-benar
dibayarkan pada saat pembeliannya atau terjadinya transaksi.
Konsep kesinambungan.
Konsep kesinambungan menyatakan bahwa suatu entitas akan terus
melakukan usahanya untuk masa yang tidak dapat ditetapkan atau
diramalkan dimasa depan.
Konsep satuan moneter stabil.
Konsep satuan moneter stabil ini adalah sebagai dasar untuk
mengabaikan adanya efek dari inflasi didalam catatan akuntansi.
Jadi secara umum prinsip-prinsip dan konsep-konsep akuntansi adalah:
1. Konsep entitas dimana kegiatan perusahaan terpisah dari organisasi-
organisasi lainnya yang berupa garis batas yang jelas disekelilingnya.
2. Prinsip keandalan merupakan data yang dapat didukung dengan bukti-bukti
dan dapat diuji kebenarannya.
3. Prinsip biaya dimana aktiva dan jasa dicatat berdasarkan harga aktualnya.
4. Prinsip kesinambungan, dimana suatu entitas dianggap menjalankan
usahanya terus menerus.
12
8. 5. Konsep satuan moneter stabil, dimana nilai uang dianggap stabil dan
mengabaikan efek dari inflasi
II.3. Para Pemakai Informasi Akuntansi.
Para pemakai informasi akuntansi menurut Horngern et al. yang
diterjemahkan oleh Secokusumo adalah:
1. Individu.
Dalam hal ini individu yang memerlukan informasi akuntansi dalam
kegiatan sehari-hari misalnya dalam mengatur rekening bank,
mengevaluasi prospek pekerjaan, melakukan evaluasi untuk investasi.
2. Kalangan Bisnis.
Seperti para manajer karena mereka memerlukan informasi akuntansi untuk
mengambil keputusan untuk menetapkan tujuan organisasi, mengevaluasi
kemajuan perusahaan, dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan.
3. Investor dan kreditor.
Para investor dan kreditor memerlukan informasi akuntansi untuk
memutuskan apakah membantu usaha baru, untuk mengevaluasi
kemungkinan hasil investasi yang akan diterima oleh mereka.
4. Badan-badan pemerintah.
Pemerintah memerlukan informasi akuntansi untuk membuat peraturan-
perturan yang akan diterapkan pada suatu perusahaan.
5. Instansi Perpajakan.
Instansi perpajakan menggunakan informasi akuntansi untuk menentukan
besarnya pajak yang akan dipungut pada suatu badan usaha.
13
9. 6. Akuntansi Nirlaba.
Informasi akuntansi bagi organisasi nirlaba digunakan untuk membuat
suatu anggaran pembayaran gaji, pembayaran sewa, dan semacamnya.
7. Para Pemakai Lainnya.
Yang dimaksud para pemakai lainnya seperti para konsumen dan
masyarakat luas yang ingin mengetahui jumlah pendapatan dari suatu
perusahaan tertentu, untuk menentukan upah buruh dan para pekerja.
II.4. Pengertian dan Sifat Laporan Keuangan
II.4.1. Pengertian laporan keuangan.
Pengertian laporan keuangan terdiri dari beberapa definisi antara lain
definisi tersebut adalah:
Jumingan (2006) mengatakan bahwa laporan keuangan adalah hasil
refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan(h.4).
Menurut Myer dalam bukunya Financial Statement Analysis ( dikutip oleh
Munawir, 2004) menyebutkan bahwa laporan keuangan adalah dua daftar yang
disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan (h.5).
Jadi laporan keuangan adalah hasil refleksi dari sekian banyak transaksi
yang berupa dua daftar yang disusun oleh akuntan dan berupa neraca dan laporan
rugi laba serta segala keterangan-keterangan lain.
II.4.2. Sifat Laporan Keuangan
Laporan keuangan bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu
laporan kemajuan yang terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu
kombinasi menurut Munawir dari :
14
10. 1. Fakta yang dicatat.
Berarti laporan keuangan dibuat atas dasar fakta dari catatan akuntansi.
Catatan akuntansi ini bersifat historis sehingga untuk menilai keadaan
laporan keuangan suatu perusahaan tidak hanya menilai dari keadaan
terakhir saja, tetapi dari keadaan tahun-tahun sebelumnya.
2. Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan dalam akuntansi.
Berarti data yang dicatat didasarkan pada prosedur maupun anggapan-
anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim.
3. Pendapat pribadi.
Berarti bahwa penggunaan dari laporan keuangan tergantung dari
perusahaan atau manajemen perusahaan yang bersangkutan.
II.5 Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan
II..5.1 Neraca
II.5.1.1. Pengertian Neraca.
Neraca memiliki beberapa pengertian antara lain adalah sebagai berikut:
Menurut Munawir (2004) mendefinisikan, neraca adalah laporan yang
sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu
saat tertentu(h.13).
Menurut Jumingan (2006) menyebutkan bahwa neraca adalah suatu
laporan sistematis tentang aktiva, utang, dan modal sendiri dari suatu perusahaan
pada tanggal tertentu(h.13)
Kieso, Weygant, Warffield dalam bukunya Akuntansi Intermediate yang
diterjemahkan oleh Salim, E (2002) menyebutkan bahwa neraca adalah laporan
15
11. posisi keuangan yang melaporkan aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemegang
saham perusahaan bisnis pada suatu tanggal tertentu(h.216).
Jadi neraca adalah laporan posisi keuangan yang berisi aktiva, kewajiban
dan ekuitas pemegang saham pada suatu saat tertentu.
II. 5. 1. 2. Unsur-Unsur Neraca
1. Aktiva.
Aktiva menurut Kieso et al. Dalam bukunya Akuntansi Intemediate
yang diterjemahkan oleh Salim, E (2002) menyebutkan bahwa manfaat
ekonomi yang mungkin diperoleh di masa depan, atau dikendalikan oleh
entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau kejadian di masa
lalu(h.219).
Jadi aktiva adalah manfaat ekonomi yang mungkin diperoleh dimasa
depan sebagai hasil transaksi atau kejadian dimasa lalu. Aktiva
dikelompokkan menjadi beberapa bagian yaitu:
a. Aktiva Lancar.
Aktiva lancar menurut Kieso et al. Dalam bukunya Akuntansi
Intemediate yang diterjemahkan oleh Salim, E (2002) menyebutkan
bahwa kas dan aktiva lainnya yang diharapkan dapat dikonversi
menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi dalam satu tahun atau dalm satu
siklus operasi, tergantung mana yang paling lama(h.220).
Aktiva lancar menurut Munawir (2004) adalah uang kas dan aktiva
lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan
16
12. menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam periode
berikutnya(h.14)
Jadi aktiva lancar adalah kas dan aktiva lainnya yang diharapkan
untuk dicairkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam
satu siklus operasi.
b. Aktiva tidak lancar
Aktiva tidak lancar menurut Munawir (2004) adalah aktiva yang
mempunyai umur kegunaan relatif permanen atau jangka
panjang(h.16).
Jadi aktiva tidak lancar adalah harta kekayaan perusahaan yang
mempunyai umur lebih dari 1 tahun.
Aktiva tidak lancar terdiri dari :
1. Investasi jangka panjang.
Jika perusahaan kekayaan yang besar menurut Munawir
(melebihi yang dibutuhkan) maka perusahaan dapat
menanamkan modalnya dalm investasi jangka panjang.
Yang termasuk investasi jangka panjang adalah:
Saham dan obligasi.
Harta kekayaan yang tidak digunakan dalam operasi
perusahaan.
Dana yang diperuntukkan bagi tujuan khusus selain
pembayaran utang jangka pendek.
2. Aktiva tetap.
17
13. Aktiva tetap adalah harta kekayaan yang fisiknya nampak yang
bersifat relatif permanen, digunakan dalam operasi reguler lebih
dari satu tahun, dibeli dengan tujuan untuk tidak dijual kembali.
3. Aktiva tetap tidak berwujud.
Aktiva tetap tidak berwujud menurut Munawir (2004) adalah
kekayaan perusahaan yang secara fisik tidak nampak, tetapi
merupakan suatu hak yang mempunyai nilai dan dimiliki oleh
perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan(h17).
Aktiva tetap tidak berwujud menurut Jumingan (2006) adalah
aktiva yang berupa hak-hak yang dimiliki perusahaan(h23).
Jadi aktiva tetap tidak berwujud adalah hak kekayaan
perusahaan yang secara fisik tidak nampak.
4. Beban yang ditangguhkan.
Beban yang ditangguhkan menurut Munawir (2004) adalah
biaya yang memiliki manfaat jangka panjang atau suatu
pengeluaran yang akan dibebankan juga pada periode
berikutnya. Contoh beban yang ditangguhkan adalah biaya
pemasaran, Diskonto obligasi, Biaya pembukaan perusahaan
dan lain lain.
Beban yang ditangguhkan menurut Jumingan (2006) adalah
biaya yang mempunyai manfaat jangka panjang, dimana
pembebanannya sebagai biaya usaha berlangsung untuk
beberapa tahun atau periode(h.25).
18
14. Jadi beban yang ditangguhakan adalah biaya yang memiliki
manfaat jangka panjang untuk beberapa tahun.
5. Aktiva tidak lancar lain-lain.
Aktiva lain-lain menurut Munawir (2004) merupakan kekayaan
perusahaan yang tidak dapat atau belum dapat dimasukkan
dalam klasifikasi-klasifikasi sebelumnya seperti uang kas pada
bank tertutup( h.18).
Aktiva tidak lancar lainnya menurut Jumingan (2006) adalah
harta kekayaan perusahaan yang tidak termasuk pada
kelompok-kelompok aktiva tersebut sebelumnya(h.29).
6. Biaya organisasi.
Biaya organisasi menurut Jumingan (2006) adalah biaya-biaya
yang terjadi dalam mendirikan perusahaan seperti izin, pajak,
ongkos cetak saham dan formulir(h.24).
2. Hutang
Pengertian hutang menurut para penulis buku ada bermacam-macam.
Diantara pengertian hutang tersebut adalahsebagai berikut:
Hutang menurut Munawir (2004) merupakan Semua kewajiban
perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi untuk membayar
sejumlah uang atau menyerahkan barang atau jasa pada tanggal tertantu,
dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang
berasal dari kreditor(h.18).
19
15. Hutang menurut Jumingan (2006) merupakan kewajiban perusahaan
kepada pihak lain untuk membayar sejumlah uang atau menyerahkan
barang atau jasa pada tanggal tertentu(h.25).
Hutang menurut Kieso et al. Dalam bukunya Akuntansi Intemediate
yang diterjemahkan oleh Salim, E (2002) menyebutkan bahwa
pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan yang
berasal dari kewajiban berjalan entitas tertentu untuk mentransfer aktiva
atau menyediakan jasa kepada entitas lainnya di masa depan sebagai hasil
dari transaksi atau kejadian masa lalu(h.219)
Jadi hutang adalah semua kewajiban perusahan berupa pengorbanan
manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa depan untuk membayar
sejumlah uang atau jasa dimasa depan sebagai hasil dari transaksi kejadian
masa lalu.
Hutang terbagi menjadi dua yaitu hutang jangka pendek ( hutang
lancar ) dan hutang jangka panjang ( hutang tidak lancar ).
a. Hutang jangka pendek
Menurut beberapa penulis buku definisi hutang jangka pendek
ada berbagai macam. Diantara definisi tersebut adalah sebagai
berikut:
Menurut Munawir (2004) hutang jangka pendek adalah
kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau
pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek dengan
menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan(h.18).
20
16. Menurut Jumingan (2006) hutang jangka pendek adalah
kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam
jangka waktu yang normal, umumnya satu tahun atau kurang
semenjak neraca disusun, atau hutang yang jatuh temponya masuk
siklus akuntansi yang sedang berjalan(h.25).
Hutang jangka pendek menurut Kieso et al. Dalam bukunya
Akuntansi Intemediate yang diterjemahkan oleh Salim, E (2002)
menyebutkan bahwa kewajiban yang diperkirakan secara memadai
akan dilikuidasi melalui penggunaan aktiva lancar atau penciptaan
kewajiban lancar lainnya(h.226).
Jadi hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan
perusahaan yang diperkirakan memadai melalui penggunaan aktiva
lancar dalam jangka waktu satu tahun.
b. Hutang jangka panjang.
Menurut beberapa penulis buku, hutang jangka panjang
memiliki banyak pengertiannya. Diantara pengertian itu adalah:
Hutang jangka panjang menurut Jumingan (2006) adalah
kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam
jangka waktu melebihi satu tahun(h.26).
Hutang jangka panjang menurut Munawir (2004) adalah
kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya masih
jangka panjang(h.19).
Hutang jangka panjang menurut Kieso et al. Dalam bukunya
Akuntansi Intemediate yang diterjemahkan oleh Salim, E (2002)
21
17. menyebutkan bahwa kewajiban yang diperkirakan secara memadai
tidak akan dilikuidasi dalam siklus operasi yang normal, melainkan
akan dibayar pada suatu tanggal diluar waktu itu(h.227).
Jadi hutang jangka panjang adalah kewajiban yang secara
memadai tidak akan dilikuidasi dalam siklus operasi normal yaitu
lebih dari satu tahun.
3. Modal
Modal menurut beberapa penulis buku memiliki banyak pengertian.
Diantara pengertian itu adalah:
Modal menurut Munawir (2004) adalah hak atau bagian yang
dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal,
surplus dan laba yang ditahan(h.19).
Modal sendiri menurut Jumingan (2006) adalah dana yang
bersumber dari pemilik perusahaan(h.27).
Modal menurut Kieso et al. Dalam bukunya Akuntansi Intemediate
yang diterjemahkan oleh Salim, E (2002) menyebutkan bahwa
kepentingan residu dalam aktiva sebuah entitas setelah dikurangi dengan
kewajiban-kewajibannya(h.220).
Jadi modal sendiri adalah dana yang berasal dari pemilik perusahaan
yang ditunjukkan dalam pos modal, surplus dan laba ditahan yang
merupakan pengurangan dari aktiva dengan kewajiban.
22
18. II. 5. 1. 3. Keterbatasan-keterbatasan neraca
Menurut Kieso et al. Dalam bukunya Akuntansi Intemediate yang
diterjemahkan oleh Salim, E (2002) menyebutkan bahwa keterbatasan-
keterbatasan neraca adaah :
1. Memiliki reliabilitas yang lebih tinggi dan nilai wajar yang relevan tidak
dilaporkan.
2. Pertimbangan dan estimasi harus digunakan untuk menentukan berbagai
pos yang dilaporkan dalam neraca.
3. Neraca perlu mengabaikan banyak pos yang merupakan nilai keuangan
bagi perusahaan tetapi tidak bisa dicatat secara objektif.
II. 5. 2 Laporan Laba Rugi
Unsur-unsur laporan laba rugi menurut Jumingan (2006) adalah :
1. Penghasilan utama.
Penghasilan utama dari berbagai jenis perusahaan berupa hasil penjualan
barang atau jasa kepada pelanggan, pembeli, penyewa, dan pemakai jasa
lainnya.
2. Harga pokok penjualan
Harga pokok penjualan adalah harga pokok barang dagangan yang dibeli
yang kemudian berhasil dijual.
3. Biaya usaha
Biaya usaha timbul sehubungan dengan penjualan atau pemasaran barang
atau jasa dan penyelenggaraan fungsi administrasi dan umum dari
perusahaan yang bersangkutan.
23
19. 4. Penghasilan dan biaya non operating
Penghasilan dan biaya non operating merupakan penghasilan yang
diperoleh dan biaya yang dikeluarkan yang tidak ada hubungannya dengan
usaha pokok perusahaan.
5. Pos-pos insidentil
Pos-pos insidentil adalah laba atau rugi dari transaksi-transaksi yang jarang
dilakukan atau transaksi yang bersifat insindentil.
II. 5. 3 Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas berguna untuk mengetahui besarnya perubahan
modal sendiri selama suatu periode akuntansi.
Format Laporan Perubahan Ekuitas.
PT Telekomunikasi Tbk
Laporan Perubahan Ekuitas
Untuk Tahun xxx
Modal sendiri, 1 Jan xxx xxx
Ditambah:
Investasitambahan xxx
Pendapatan netto untuk tahun xxx xxx xxx
xxx
Dikurangi : Pemakaian
Prive ( xxx )
Modal sendiri : 31 Des xxx xxx
II. 5. 4. Laporan Arus Kas
Menurut Kieso et al. Yang diterjemahkan oleh Wibowo, H dan .
Hermawan, A.A:
24
20. 1. Laporan arus kas adalah laporan yang menggambarkan penerimaan kas,
pembayaran kas, dan perubahan bersih kas dari kegiatan operasi, investasi,
serta pembiayaan perusahaan selama suatu periode, dalam bentuk yang
dapat merekonsiliasi saldo kas awal dan akhir.
2. Manfaat laporan arus kas adalah dapat membantu investor, kreditor dan
pihak lainnya dalam menilai hal-hal:
Kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas masa depan.
Kemampuan entitas untuk membayar deviden dan memenuhi
kewajibannya.
Penyebab perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari
kegiatan operasi.
Transaksi investasi dan pembiayaan yang melibatkan kas dan non kas
selama suatu periode.
3. Klasifikasi Arus Kas
Laporan arus kas mengklasifikasikan penerimaan kas dan
pembayaran kas berdasarkan kegiatan operasi, investasi, dan pembiayaan.
Karakeristik dari setiap jenis kegiatan adalah sebagai berikut:
Kegiatan operasi melibatkan pengaruh kas dari transaksi yang
dilibatkan dalam penentuan laba bersih.
Kegiatan investasi umumnya melibatkan aktiva jangka panjang.
Kegiatan pembiayaan melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas
pemegang saham.
25
21. II. 6. Keterbatasan Laporan Keuangan.
Munawir (2004) menyebutkan beberapa keterbatasan laporan keuangan
sebagai berikut:
1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan
interim report dan bukan merupakan laporan yang final.
2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya
bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan
standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah.
3. Dapat membuat informasi yang keliru jika tidak membuat penyesuaian
terhadap perubahan tingkat harga.
4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-
faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang.
II. 7 Teknik Analisis Laporan Keuangan.
Menurut Munawir (2004) teknik analisa laporan keuangan adalah sebagai
berikut :
1. Analisa perbandingan laporan keuangan, adalah metode dan teknik analisa
dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau
lebih.
2. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang
dinyatakan dalam prosentase, adalah suatu metode atau teknik analisa
untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah
menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun.
26
22. 3. Laporan dengan prosentase per komponen adalah suatu metode analisa
untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap
total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan
komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah
penjualannya.
4. Analisa sumber dan penggunaan modal kerja, adalah suatu analisa untuk
mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk
mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.
5. Analisa dan penggunaan kas adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-
sebab berubahnya uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta
penggunaan uang kas selama periode tertentu.
6. Analisa rasio, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari
pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau
kombinasi dari kedua laporan tersebut.
7. Analisa perubahan laba kotor, adalah suatu analisa untuk mengetahui
sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode
yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang
dianggarkan untuk periode tersebut.
8. Analisa break even, adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat
penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan
tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh
keuntungan. Dengan analisa break even ini juga akan diketahui berbagai
tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.
27
23. II. 8 Metode Analisis
II. 8. 1 Analisis Horisontal.
Menurut Fess et al. Yang diterjemahkan oleh Sirait, A dan Gunawan, H
(1994) mendefinisikan, Analisis horisontal adalah analisis kenaikan dan
penurunan dalam pos-pos sepadan pada laporan keuangan komparatif(h.204).
Jadi analisis horisontal membandingkan pos-pos dari laporan keuangan
dengan membandingkan pos-pos dari tahun-tahun sebelum atau sesudahnya.
II. 8. 2 Analisis Vertikal.
Menurut Fess et al. yang diterjemahkan oleh Sirait, A dan Gunawan, H
(1994) mendefinisikan, Analisis vertikal adalah analisis presentase yang
digunakan untuk memperlihatkan hubungan antara bagian komponen dengan
totalnya dalam satu laporan(h.208).
Jadi komponen dari aktiva atau kewajiban dibandingkan dengan total
aktiva atau kewajiban dari laporan keuangan tersebut.
II. 9. Analisis Rasio Keuangan.
Mengacu pada Nusantara, P. A. W (2007) rasio keuangan menggambarkan
hubungan-hubungan antara jumlah-jumlah angka dalam suatu laporan keuangan.
Jadi, analisis rasio keuangan adalah suatu teknik analisis untuk mengetahui
hubungan dari pos-pos tertentu dalam laporan keuangan.
Menurut tujuan analisisnya, rasio keuangan dapat diklasifikasikan
menjadi:
28
24. 1. Rasio likuiditas, menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya yang akan segera jatuh tempo, terdiri
dari:
a. Current ratio (rasio lancar), dihitung sebagai berikut:
b. Acid-test ratio (rasio cepat), dihitung dengan cara berikut:
Acid-test ratio akan lebih berguna dibanding current ratio bagi kreditur
yang menginginkan pembayaran kembali dalam jangka waktu relatif lebih
cepat dari pinjaman jangka pendek lainnya. Karena, perhitungan acid-test
ratio tidak melibatkan akun inventories (kelompok current asset yang
paling tidak likuid).
2. Rasio solvabilitas, menunjukkan kemampuan keuangan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut
dilikuidasikan, terdiri dari:
a. Equity-to-total asset ratio, dapat dihitung dengan cara sebagai
berikut:
b. Equity-to-fixed asset ratio, dapat dihitung dengan cara sebagai
berikut:
29
25. c. Debt ratio, dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Debt ratio digunakan sebagai indikator kemampuan perusahaan untuk
membayar kembali seluruh kewajibannya.
d. Times interest earned, dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Times interest earned merupakan sebuah ukuran tentang posisi
kewajiban dalam kaitannya dengan kemampuan suatu perusahaan
untuk menghasilkan earnings.
3. Rasio profitabilitas, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu, meliputi:
a. Operating profit margin dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Operating profit margin mengukur jumlah operating income yang
dapat dihasilkan oleh setiap rupiah sales. Operating income adalah
jumlah gross profit setelah dikurangi operating expenses. Jadi,
operating profit margin menunjukkan profitabilitas dari operasi
perusahaan tanpa mempertimbangkan pengaruh kebijakan financing
dan taxation yang diambil oleh perusahaan tersebut.
b. Net profit margin yang dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
30
26. Net profit margin mengukur jumlah net income yang dapat dihasilkan
oleh setiap rupiah sales. Net profit margin menunjukkan profitabilitas
dengan memperhatikan aktivitas operasi, aktivitas financing, dan
kebijakan perpajakan yang diterapkan oleh perusahaan.
c. Return on asset yang dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Return on asset menunjukkan tingkat keuntungan yang dihasilkan
dari penggunaan tiap rupiah aktiva.
d. Return on equity (ROE) yang dapat dihitung dengan cara sebagai
berikut:
ROE dapat diartikan sebagai jumlah bagian (persentase) pendapatan
bersih yang dapat diperoleh investor dengan menginvestasikan
uangnya pada perusahaan.
e. Earning per share yang dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Earning per share (EPS) menunjukkan keuntungan yang dihasilkan
oleh tiap lembar common share. EPS ini terutama digunakan oleh
calon stockholders untuk mempertimbangkan rencana investasi
mereka pada sebuah perusahaan.
4. Rasio aktivitas atau rasio efisiensi, mengukur seberapa efektif perusahaan
dalam menggunakan aktivanya, terdiri dari:
31
27. a. Asset turnover, perhitungannya adalah:
Asset turnover mengukur jumlah penjualan yang dapat dihasilkan
oleh setiap rupiah asset. Semakin tinggi angka asset turnover, maka
perusahaan tersebut semakin efisien dalam menggunakan aktivanya
untuk menghasilkan penjualan.
b. Accounts receivable turnover, dapat dihitung dengan cara berikut:
Accounts receivable turnover menunjukkan jumlah rata-rata
penjualan atau siklus penagihan yang dilakukan oleh perusahaan
dalam satu periode operasi. Average accounts receivable dapat
dihitung dengan menjumlahkan saldo awal dan saldo akhir accounts
receivable, kemudian membagi dua jumlah tersebut. Tujuan
penggunaan average accounts receivable dalam perhitungan accounts
receivable turnover adalah untuk membandingkan sales yang terjadi
sepanjang tahun dengan rata-rata receivables yang beredar selama
tahun tersebut.
c. Fixed asset turnover, perhitungannya adalah:
Fixed asset turnover menunjukkan seberapa efisien suatu aktiva tetap
digunakan oleh perusahaan dalam menghasilkan penjualan.
32
28. II. 10. Analisis Du Pont
Menurut Brigham dan Houston yang diterjemahkan oleh Suharto, D dan
Wibowo, H (2001) mendefinisikan, Bagan Du Pont adalah bagan yang
dirancang untuk menunjukan hubungan diantara pengembalian atas investasi,
perputaran aktiva, marjin laba dan leverage(h.94).
Menurut Brigham et al. yang diterjemahkan Suharto, D dan Wibowo, H
(2001) mendefinisikan, Persamaan Du Pont adalah rumus yang menunjukkan
bahwa tingkat pengembalian atas aktiva (Return on Asset / ROA) dapat diperoleh
dari perkalian marjin laba dengan perputaran total aktiva(h.94). Kegunaan dari
analisis Du Pont dapat dipakai untuk menganalisis cara memperbaiki kinerja
antara lain dengan menfokuskan pada sisi marjin laba, pengaruh kenaikan harga
jual, pengembangan produk baru atau pasar baru dengan marjin yang lebih
tinggi. Disamping itu juga dapat dianalisis berbagai pos beban sehingga dapat
dicari alternatif untuk menurunkan biaya, melakukan investigasi cara cara
mengurangi investasi dalam berbagai jenis aktiva.
Pengembalianatasekuitas
ROA dikalikan Aktiva/equitas
dengan
NetProfitMargin dikalikan Assetturnover
dengan
NetIncome dibagi Sales Sales dibagi TotalAsset
dengan
Sales Cost& Currentasset ditambah FixedAsset
Dikurang
Expense dengan
Gambar II.1. Bagan Du Pont
33