1. Askep gangguan pada cemas
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekarang ini banyak sekali permasalahan atau pun penyakit yang timbul karena di
awali dengan kecemasan, mulai dari kecemasan tingkat rendah sampai kecemasan tingkat
tinggi. Banyak orang-orang yang mendifinisikan tentang cemas, antara lain adalah Musfir
Bin Said Az-Zahrani (2003) mendifinisikan kecemasan adalah kondisi kejiwaan yang penuh
dengan kekhawatiran dan ketakutan akan apa yang mungkin terjadi, baik berkaitan dengan
permasalahan yang terbatas maupun hal-hal yang aneh. Menurut Lazarus (1969) dalam
Muhammad baitul alim (2011) kecemasan adalah suatu respon dari pengalaman yang dirasa
tidak menyenangkan dan di ikuti perasaan gelisah, khawatir, dan takut. Menurut Lynn S.
Bicley (2009) Kecemasan merupakan reaksi yang sering terjadi pada keadaan sakit,
pengobatan, dan sistem perawatan kesehatan itu sendiri. Bagi sebagian pasien, kecemasan
merupakan saringan terhadap semua persepsi dan reaksi mereka, bagi sebagian lainnya,
kecemasan dapat menjadi bagian dari sakit yang dideritanya.
Ada beberapa cara untuk menangani kecemasan, menurut Sylvia D. Elvira (2008 : 17)
adalah sebagai berikut
Penanganan tentang masalah kecemasan bisa dilakukan dengan cara psikoterapi,
suatu pengobatan yang diberikan dengan cara berupa terapi relaksasi yang bermanfaat
meredakan secara relative, namun itu dapat dicapai bagi yang telah berlatih setiap hari.
Prinsipnya adalah melatih pernafasan (menarik pernafasan dalam dan lambat, lalu
mengeluarkannya dengan lambat pula). Terapi kognitif perilaku dimana pasien diajak
bersama-sama melakukan restrukturisasi kognitif, yaitu membentuk kembali pola perilaku
dan pikiran yang irasional dan menggantinya dengan yang lebih rasional. Terapi psikoterapi
dinamik dimana pasien diajak untuk lebih memahami diri dan kepribadiannya. Bukan untuk
menghilangkan gejalanya saja.
Kecemasan bisa terjadi karna berbagai hal, misalnya menurut Marilynn E. Doenges
(1999 : 317) adalah sebagai berikut
Diagnosa Medis : infeksi intracranial : meningitis, ensefalitis,abses otak.
Diagnosa keperawatan : Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman
kematian / perubahan dalam status kesehatan, pemisahan dari sistem pendukung. Ditandai
dengan peningkatan ketegangan/keputusasaan, ketakutan/ketidakpastian hasil, berfokus pada
diri sendiri, stimulasi simpatis, gelisah.
Berdasarkan permasalahan diatas menurut kami dari kelompok 1 memilih untuk
mengambil judul tentang Asuhan Keperawatan pada gangguan cemas adalah kami ingin
membantu pasien bagaimana cara mengatasi cemas, karena cemas itu bisa diatasi.
2. Kecemasan merupakan suatu kondisi yang bisa saja dialami setiap orang dalam kehidupan
sehari-hari. Cemas adalah suatu kondisi yang wajar namun apabila cemas itu berlangsung
lama maka merupakan kondisi yang tidar wajar. Akibatnya seseorang tidak optimal lagi
untuk menjalani aktivitas sehari-hari baik dalam fungsi social maupun pekerjaannya. Dengan
mempelajari tanda dan gejala gangguan ini, diharapkan seseorang dapat mengantisipasi
seandainya dikemudian hari mengalami kondisi cemas. Agar dapat secara lebih cepat mencari
pertolongan medis dengan demikian fungsinya dalam kehidupan sehari-hari dapat pulih
kembali.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
a. Memberikan penanganan terhadap gejala dan tanda-tanda cemas
2. Tujuan khusus
a. Diharapkan kepada perawat dapat melakukan pengkajian
b. Diharapkan kepada perawat dapat melakukan diagnosa
c. Diharapkan kepada perawat dapat melakukan rencana tindakan
d. Diharapkan kepada perawat dapat menjalankan rencana tindakan yang telah di rencanakan
e. Diharapkan kepada perawat dapat melakukan evaluasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kecemasan
Lazarus (1969) dalam Muhammad baitul alim (2011) mendifinisikan Kecemasan
adalah suatu respon dari pengalaman yang dirasa tidak menyenangkan dan di ikuti perasaan
gelisah, khawatir, dan takut. Kecemasan merupakan aspek subjektif dari emosi seseorang
karena melibatkan faktor perasaan yang tidak menyenangkan yang sifatnya subjektif dan
timbul karena menghadapi tegangan, ancaman kegagalan, perasaan tidak aman dan konflik
dan biasanya individu tidak menyadari dengan jelas apa yang menyebabkan ia mengalami
kecemasan.
Menurut Lynn S.Bickley (2009) Kecemasan merupakan reaksi yang sering terjadi
pada keadaan sakit, pengobatan, dan sistem perawatan kesehatan itu sendiri. Bagi sebagian
3. pasien, kecemasan merupakan saringan terhadap semua persepsi dan reaksi mereka, bagi
sebagian lainnya, kecemasan dapat menjadi bagian dari sakit yang dideritanya.
Pasien-pasien yang cemas mungkin duduk dengan gelisah dan memperhatikan jari-
jari tangan atau pakaiannya. Mungkin sering menghela napas, menjilat bibir yang kering,
mengeluarkan peluh yang berlebihan atau benar-benar tampak gemetaran.
B. Tanda dan Gejala kecemasan
Timbul secara mendadak, dalam bentuk berdebar-debar misalnya jantung dan nadi
menjadi lebih cepat berdetaknya, nyeri pada dada, pusing, keringat yang berlebihan,
pernafasan menjadi lebih cepat dan pendek, rasa seperti tercekik. Gejala lainnya takut
kehilangan kendali dan takut pada kematian (Sylvia D. Elvira 2008 : 7)
C. Penyebab kecemasan
Menurut Sylvia D. Elvira (2008 : 11) adalah sebagai berikut
Ada beberapa faktor penyebab gangguan cemas yaitu faktor oerganibiologi, faktor
psikoedukatif. Faktor organobiologo adalah terdapat ketidakseimbangan zat kimia dalam otak
yang disebut neurotransmitter disebabkan karena kurangnya oksigen. Faktor psikoedukatif
adalah faktor-faktor psikologi yang berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian
seseorang, baik hal yang menyenangkan, menentramkan, menyedihkan.
D. Mengatasi Kecemasan
Melihat berbagai macam jenis kecemasan dan penyebabnya menimbulkan perasaan
cemas tersendiri, apakah kecemasan dapat diatasi ? Ternyata dapat, yakni:
1. Mengembangkan Kepercayaan Diri. Tuhan di waktu menciptakan manusia, Ia berfirman
bahwa kita diciptakan mempunyai kemampuan ilahi yang diberikan-Nya kepada kita. Itulah
yang boleh kita sebut sebagai potensi diri manusia.
2. Meninggalkan Hal yang Duniawi, kecemasan karena kebutuhan yang biasanya menyita
hidup.
3. Mempercayakan Diri kepada Allah. Hal terpenting dalam menghadapi kecemasan adalah
mempercayakan diri kepada Allah. Memang, seseorang dapat percaya kepada Allah setelah ia
mengalami bagaimana Allah bekerja dalam hidupnya. Oleh karena itu, kepercayaan
merupakan proses yang mungkin membutuhkan waktu yang tidak pendek. Tapi,satu hal yang
mutlak adalah mengenal Allah dengan benar.
E. Pembagiam Kecemasan
4. Menurut James P.Chaplin (2002 : 32) Kecemasan (Anxiety) terbagi 7 macam, yaitu :
1. Anxiety equivalent adalah suatu reaksi simpatetik yang kuat, seperti detak jantung yang
cepat menggantikan kecemasan yang tidak disadari.
2. Anxiety fixation adalah mempertahakan atau memindahkan reaksi kecemasan masa atau
tingkat lebih dini dari perkembangan ke taraf yang lebih lanjut.
3. Anxiety hysteria adalah neurosa dengan karakteristik ketakutan gejala konversia
(pengubahan, penukaran) atau dengan perwujudan konflik berupa gangguan penyakit
somatis.
4. Anxiety neurosa adalah ketakutan yang tidak bias diidentifikasikan dengan suatu sebab
khusus, dan dalam banyak peristiwa merembes ke wilayah terutama kehidupan seseorang.
5. Anxiety objek adalah penggantian atau pemindahan ketakutan pada suatu objek yang
mewakili pribadi yang dahulunya menyebabkan timbulnya rasa ketakutan tersebut.
6. Anxiety reaction adalah pola reaksi yang kompleks ditandai oleh perasaan-perasaan
kecemasan yang kuat dan disertai gejala somatic, seperti berdebarnya jantung, rasa tercekik,
sesak didada, gemetaran, pingsan.
7. Anxiety tolerance adalah tingkat kecemasan yang masih dapat ditanggung seseorang tanpa
menimbulkan gangguan psikologis serius atau tanpa mengakibatkan ketidakmampuan
menyesuaikan diri.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian dituju pada fungsi fisiologi dan perubahab prilaku melalui gejala atau
mekanisme koping sebagai pertahanan terhadap kecemasan. Kaji faktor predisposisi, faktor
predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang menyebabkan timbulnya
kecemasan seperti :
1. Peristiwa traumatik yang dapat memicu terjadinya kecemasan dengan krisis yang dialami
individu baik krisis perkembangan atau situasional.
2. Konflik emosional yang dialami individu dan tidak dapat terselesaikan dengan baik.
3. Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu berpikir secara realita
sehinggan menimbulkan kecemasan.
4. Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil keputusan yang
berdampak terhadap ego.
5. 5. Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan ancaman terhadap
integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri individual. Pola mekanisme koping
keluarga atau pola keluarga menangani stres akan mempengaruhi individu dalam respon
terhadap konflik yang dialami karena pola mekanisme koping individu banyak dipelajari
dalam keluarga.
6. Riwayat angguan cemas dalam keluarga akan mempengaruhi respon individu dalam respon
terhadap konflik dan mengatasi kecemasan.
B. Diagnosa Keperawatan
No Sign/symptom Etiologi Diagnosa
1 peningkatan ketegangan/keputusasaan, krisis situasi, ancaman Ansietas
ketakutan/ketidakpastian hasil, kematian / perubahan
berfokus pada diri sendiri, dalam status
stimulasi simpatis, gelisah. kesehatan, pemisahan
dari sistem pendukung
C. Perencanaan
1. Bantu klien berfokus pada pernafasan lambat dan melatihnya pernapasan secara ritmik.
2. Bantu klien mempertahankan kebiasaan makan teratur dan seimbang.
3. Identifikasi gejala awal dan ajarkan klien melakukan prilaku distraksi seperti : berbiacara
kepada orang lain, dan melibatkannya dalam melakukan aktifikasi fisik.
4. Bantu klien melakukan bicara pada diri sendiri positif yang direncanakan sebelumnya dan
telah terlatih.
5. Libatkan klien dalam mempelajari cara mengurangi stressor dan situasi yang menimbulkan
ansietas.
D. Intervensi / Tindakan
1. Perawat mengajarkan dan membantu klien agar bisa melakukan pernafasan lambat dan
secara ritmik .
2. Perawat selalu mengingangatkan dan memberi makan klien secara teratur.
3. Pearawat mengajak klien saling berkomunikasi dan mengajarkan pasien berolahraga agar
lebih rileks.
4. Perawat memberikan motivasi kepada klien.
5. Perawat menjelaskan kepada klien cara mengurangi stressor dan situasi yang dapat
menyebabkan cemas.
6. E. Evaluasi
Evaluasiterhadapkecemasandapat di lihatdaripasien yang
selalukhawatirdengankematian.Kecemasanitu pula dapatdiartikansebagaireaksi yang
timbulkarenaancaman yang
tidakmenentu.Pencegahandarikecemasanitudapatdilakukandengancaraperawatmemberikandoronganke
padapasienuntukmengembangkankepercayaandiri, sertaseringmendekatkandirikepada Allah.
DAFTAR PUSTAKA
Az-Zahrani, Musfir Bin Said. (2005). Konseling Terapi. Jakarta : Gema Insani Press.
Bickley, Lynn S. (2009). Buku Ajar Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan Bates. Jakarta :
EGC
Chaplin, James P. (2002) Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada
Elvira, Sylvia D.(2008) Gangguan Panic. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Doenges, Marilynn E. (1999) Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Susabda, Yakub B. tanpa tahun. Pastoral Konseling. Malang : Penerbit Gandum Mas
BaitulAlim, Muhammad. (2011). DefinisiKecemasan, ApaituKecemasan
?.http://www.psikologizone.com/definisi-kecemasan-apa-itu-kecemasan/065111040.
Dipeerolehpadatanggal 12 Desember 2011. Pukul 12.30 WIB