際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Askep gangguan pada cemas


                                            BAB I
                                         PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
          Sekarang ini banyak sekali permasalahan atau pun penyakit yang timbul karena di
   awali dengan kecemasan, mulai dari kecemasan tingkat rendah sampai kecemasan tingkat
   tinggi. Banyak orang-orang yang mendifinisikan tentang cemas, antara lain adalah Musfir
   Bin Said Az-Zahrani (2003) mendifinisikan kecemasan adalah kondisi kejiwaan yang penuh
   dengan kekhawatiran dan ketakutan akan apa yang mungkin terjadi, baik berkaitan dengan
   permasalahan yang terbatas maupun hal-hal yang aneh. Menurut Lazarus (1969) dalam
   Muhammad baitul alim (2011) kecemasan adalah suatu respon dari pengalaman yang dirasa
   tidak menyenangkan dan di ikuti perasaan gelisah, khawatir, dan takut. Menurut Lynn S.
   Bicley (2009) Kecemasan merupakan reaksi yang sering terjadi pada keadaan sakit,
   pengobatan, dan sistem perawatan kesehatan itu sendiri. Bagi sebagian pasien, kecemasan
   merupakan saringan terhadap semua persepsi dan reaksi mereka, bagi sebagian lainnya,
   kecemasan dapat menjadi bagian dari sakit yang dideritanya.
          Ada beberapa cara untuk menangani kecemasan, menurut Sylvia D. Elvira (2008 : 17)
   adalah sebagai berikut
           Penanganan tentang masalah kecemasan bisa dilakukan dengan cara psikoterapi,
   suatu pengobatan yang diberikan dengan cara berupa terapi relaksasi yang bermanfaat
   meredakan secara relative, namun itu dapat dicapai bagi yang telah berlatih setiap hari.
   Prinsipnya adalah melatih pernafasan (menarik pernafasan dalam dan lambat, lalu
   mengeluarkannya dengan lambat pula). Terapi kognitif perilaku dimana pasien diajak
   bersama-sama melakukan restrukturisasi kognitif, yaitu membentuk kembali pola perilaku
   dan pikiran yang irasional dan menggantinya dengan yang lebih rasional. Terapi psikoterapi
   dinamik dimana pasien diajak untuk lebih memahami diri dan kepribadiannya. Bukan untuk
   menghilangkan gejalanya saja.
          Kecemasan bisa terjadi karna berbagai hal, misalnya menurut Marilynn E. Doenges
   (1999 : 317) adalah sebagai berikut
            Diagnosa Medis : infeksi intracranial : meningitis, ensefalitis,abses otak.
            Diagnosa keperawatan : Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman
   kematian / perubahan dalam status kesehatan, pemisahan dari sistem pendukung. Ditandai
   dengan peningkatan ketegangan/keputusasaan, ketakutan/ketidakpastian hasil, berfokus pada
   diri sendiri, stimulasi simpatis, gelisah.
           Berdasarkan permasalahan diatas menurut kami dari kelompok 1 memilih untuk
   mengambil judul tentang Asuhan Keperawatan pada gangguan cemas adalah kami ingin
   membantu pasien bagaimana cara mengatasi cemas, karena cemas itu bisa diatasi.
Kecemasan merupakan suatu kondisi yang bisa saja dialami setiap orang dalam kehidupan
     sehari-hari. Cemas adalah suatu kondisi yang wajar namun apabila cemas itu berlangsung
     lama maka merupakan kondisi yang tidar wajar. Akibatnya seseorang tidak optimal lagi
     untuk menjalani aktivitas sehari-hari baik dalam fungsi social maupun pekerjaannya. Dengan
     mempelajari tanda dan gejala gangguan ini, diharapkan seseorang dapat mengantisipasi
     seandainya dikemudian hari mengalami kondisi cemas. Agar dapat secara lebih cepat mencari
     pertolongan medis dengan demikian fungsinya dalam kehidupan sehari-hari dapat pulih
     kembali.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
a.   Memberikan penanganan terhadap gejala dan tanda-tanda cemas
2. Tujuan khusus
a.   Diharapkan kepada perawat dapat melakukan pengkajian
b. Diharapkan kepada perawat dapat melakukan diagnosa
c.   Diharapkan kepada perawat dapat melakukan rencana tindakan
d. Diharapkan kepada perawat dapat menjalankan rencana tindakan yang telah di rencanakan
e.   Diharapkan kepada perawat dapat melakukan evaluasi.




                                             BAB II
                                        PEMBAHASAN
A. Kecemasan
            Lazarus (1969) dalam Muhammad baitul alim (2011) mendifinisikan Kecemasan
     adalah suatu respon dari pengalaman yang dirasa tidak menyenangkan dan di ikuti perasaan
     gelisah, khawatir, dan takut. Kecemasan merupakan aspek subjektif dari emosi seseorang
     karena melibatkan faktor perasaan yang tidak menyenangkan yang sifatnya subjektif dan
     timbul karena menghadapi tegangan, ancaman kegagalan, perasaan tidak aman dan konflik
     dan biasanya individu tidak menyadari dengan jelas apa yang menyebabkan ia mengalami
     kecemasan.
            Menurut Lynn S.Bickley (2009) Kecemasan merupakan reaksi yang sering terjadi
     pada keadaan sakit, pengobatan, dan sistem perawatan kesehatan itu sendiri. Bagi sebagian
pasien, kecemasan merupakan saringan terhadap semua persepsi dan reaksi mereka, bagi
     sebagian lainnya, kecemasan dapat menjadi bagian dari sakit yang dideritanya.
              Pasien-pasien yang cemas mungkin duduk dengan gelisah dan memperhatikan jari-
     jari tangan atau pakaiannya. Mungkin sering menghela napas, menjilat bibir yang kering,
     mengeluarkan peluh yang berlebihan atau benar-benar tampak gemetaran.
B. Tanda dan Gejala kecemasan
              Timbul secara mendadak, dalam bentuk berdebar-debar misalnya jantung dan nadi
     menjadi lebih cepat berdetaknya, nyeri pada dada, pusing, keringat yang berlebihan,
     pernafasan menjadi lebih cepat dan pendek, rasa seperti tercekik. Gejala lainnya takut
     kehilangan kendali dan takut pada kematian (Sylvia D. Elvira 2008 : 7)
C. Penyebab kecemasan
              Menurut Sylvia D. Elvira (2008 : 11) adalah sebagai berikut
            Ada beberapa faktor penyebab gangguan cemas yaitu faktor oerganibiologi, faktor
     psikoedukatif. Faktor organobiologo adalah terdapat ketidakseimbangan zat kimia dalam otak
     yang disebut neurotransmitter disebabkan karena kurangnya oksigen. Faktor psikoedukatif
     adalah faktor-faktor psikologi yang berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian
     seseorang, baik hal yang menyenangkan, menentramkan, menyedihkan.




D. Mengatasi Kecemasan
              Melihat berbagai macam jenis kecemasan dan penyebabnya menimbulkan perasaan
     cemas tersendiri, apakah kecemasan dapat diatasi ? Ternyata dapat, yakni:
1.   Mengembangkan Kepercayaan Diri. Tuhan di waktu menciptakan manusia, Ia berfirman
     bahwa kita diciptakan mempunyai kemampuan ilahi yang diberikan-Nya kepada kita. Itulah
     yang boleh kita sebut sebagai potensi diri manusia.
2.   Meninggalkan Hal yang Duniawi, kecemasan karena kebutuhan yang biasanya menyita
     hidup.
3.   Mempercayakan Diri kepada Allah. Hal terpenting dalam menghadapi kecemasan adalah
     mempercayakan diri kepada Allah. Memang, seseorang dapat percaya kepada Allah setelah ia
     mengalami bagaimana Allah bekerja dalam hidupnya. Oleh karena itu, kepercayaan
     merupakan proses yang mungkin membutuhkan waktu yang tidak pendek. Tapi,satu hal yang
     mutlak adalah mengenal Allah dengan benar.


E. Pembagiam Kecemasan
Menurut James P.Chaplin (2002 : 32) Kecemasan (Anxiety) terbagi 7 macam, yaitu :
1.   Anxiety equivalent adalah suatu reaksi simpatetik yang kuat, seperti detak   jantung yang
     cepat menggantikan kecemasan yang tidak disadari.
2.   Anxiety fixation adalah mempertahakan atau memindahkan reaksi kecemasan masa atau
     tingkat lebih dini dari perkembangan ke taraf yang lebih lanjut.
3.    Anxiety hysteria adalah neurosa dengan karakteristik ketakutan gejala konversia
     (pengubahan, penukaran) atau dengan perwujudan konflik berupa gangguan penyakit
     somatis.
4.   Anxiety neurosa adalah ketakutan yang tidak bias diidentifikasikan dengan suatu sebab
     khusus, dan dalam banyak peristiwa merembes ke wilayah terutama kehidupan seseorang.
5.    Anxiety objek adalah penggantian atau pemindahan ketakutan pada suatu objek yang
     mewakili pribadi yang dahulunya menyebabkan timbulnya rasa ketakutan tersebut.
6.    Anxiety reaction adalah pola reaksi yang kompleks ditandai oleh perasaan-perasaan
     kecemasan yang kuat dan disertai gejala somatic, seperti berdebarnya jantung, rasa tercekik,
     sesak didada, gemetaran, pingsan.
7.   Anxiety tolerance adalah tingkat kecemasan yang masih dapat ditanggung seseorang tanpa
     menimbulkan gangguan psikologis serius atau tanpa mengakibatkan ketidakmampuan
     menyesuaikan diri.


                                               BAB III
                                 ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
            Pengkajian dituju pada fungsi fisiologi dan perubahab prilaku melalui gejala atau
     mekanisme koping sebagai pertahanan terhadap kecemasan. Kaji faktor predisposisi, faktor
     predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang menyebabkan timbulnya
     kecemasan seperti :
1. Peristiwa traumatik yang dapat memicu terjadinya kecemasan dengan krisis yang dialami
     individu baik krisis perkembangan atau situasional.
2. Konflik emosional yang dialami individu dan tidak dapat terselesaikan dengan baik.
3. Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu berpikir secara realita
     sehinggan menimbulkan kecemasan.
4.    Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil keputusan yang
     berdampak terhadap ego.
5.    Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan ancaman terhadap
     integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri individual. Pola mekanisme koping
     keluarga atau pola keluarga menangani stres akan mempengaruhi individu dalam respon
     terhadap konflik yang dialami karena pola mekanisme koping individu banyak dipelajari
     dalam keluarga.
6. Riwayat angguan cemas dalam keluarga akan mempengaruhi respon individu dalam respon
     terhadap konflik dan mengatasi kecemasan.
B. Diagnosa Keperawatan
          No                  Sign/symptom                       Etiologi             Diagnosa
           1     peningkatan ketegangan/keputusasaan,     krisis situasi, ancaman     Ansietas
                 ketakutan/ketidakpastian hasil,          kematian / perubahan
                 berfokus pada diri sendiri,                   dalam status

                 stimulasi simpatis, gelisah.             kesehatan, pemisahan
                                                          dari sistem pendukung


C. Perencanaan
1. Bantu klien berfokus pada pernafasan lambat dan melatihnya pernapasan secara ritmik.
2. Bantu klien mempertahankan kebiasaan makan teratur dan seimbang.
3.   Identifikasi gejala awal dan ajarkan klien melakukan prilaku distraksi seperti : berbiacara
     kepada orang lain, dan melibatkannya dalam melakukan aktifikasi fisik.
4.   Bantu klien melakukan bicara pada diri sendiri positif yang direncanakan sebelumnya dan
     telah terlatih.
5. Libatkan klien dalam mempelajari cara mengurangi stressor dan situasi yang menimbulkan
     ansietas.
D. Intervensi / Tindakan
1.    Perawat mengajarkan dan membantu klien agar bisa melakukan pernafasan lambat dan
     secara ritmik .
2. Perawat selalu mengingangatkan dan memberi makan klien secara teratur.
3.   Pearawat mengajak klien saling berkomunikasi dan mengajarkan pasien berolahraga agar
     lebih rileks.
4. Perawat memberikan motivasi kepada klien.
5.    Perawat menjelaskan kepada klien cara mengurangi stressor dan situasi yang dapat
     menyebabkan cemas.
E. Evaluasi
   Evaluasiterhadapkecemasandapat di lihatdaripasien yang
   selalukhawatirdengankematian.Kecemasanitu pula dapatdiartikansebagaireaksi yang
   timbulkarenaancaman yang
   tidakmenentu.Pencegahandarikecemasanitudapatdilakukandengancaraperawatmemberikandoronganke
   padapasienuntukmengembangkankepercayaandiri, sertaseringmendekatkandirikepada Allah.




                                     DAFTAR PUSTAKA
   Az-Zahrani, Musfir Bin Said. (2005). Konseling Terapi. Jakarta : Gema Insani Press.
   Bickley, Lynn S. (2009). Buku Ajar Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan Bates. Jakarta :
   EGC
   Chaplin, James P. (2002) Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada
   Elvira, Sylvia D.(2008) Gangguan Panic. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
   Doenges, Marilynn E. (1999) Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
   Susabda, Yakub B. tanpa tahun. Pastoral Konseling. Malang : Penerbit Gandum Mas
   BaitulAlim, Muhammad. (2011). DefinisiKecemasan, ApaituKecemasan
   ?.http://www.psikologizone.com/definisi-kecemasan-apa-itu-kecemasan/065111040.
   Dipeerolehpadatanggal 12 Desember 2011. Pukul 12.30 WIB

More Related Content

Askep gangguan pada cemas

  • 1. Askep gangguan pada cemas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini banyak sekali permasalahan atau pun penyakit yang timbul karena di awali dengan kecemasan, mulai dari kecemasan tingkat rendah sampai kecemasan tingkat tinggi. Banyak orang-orang yang mendifinisikan tentang cemas, antara lain adalah Musfir Bin Said Az-Zahrani (2003) mendifinisikan kecemasan adalah kondisi kejiwaan yang penuh dengan kekhawatiran dan ketakutan akan apa yang mungkin terjadi, baik berkaitan dengan permasalahan yang terbatas maupun hal-hal yang aneh. Menurut Lazarus (1969) dalam Muhammad baitul alim (2011) kecemasan adalah suatu respon dari pengalaman yang dirasa tidak menyenangkan dan di ikuti perasaan gelisah, khawatir, dan takut. Menurut Lynn S. Bicley (2009) Kecemasan merupakan reaksi yang sering terjadi pada keadaan sakit, pengobatan, dan sistem perawatan kesehatan itu sendiri. Bagi sebagian pasien, kecemasan merupakan saringan terhadap semua persepsi dan reaksi mereka, bagi sebagian lainnya, kecemasan dapat menjadi bagian dari sakit yang dideritanya. Ada beberapa cara untuk menangani kecemasan, menurut Sylvia D. Elvira (2008 : 17) adalah sebagai berikut Penanganan tentang masalah kecemasan bisa dilakukan dengan cara psikoterapi, suatu pengobatan yang diberikan dengan cara berupa terapi relaksasi yang bermanfaat meredakan secara relative, namun itu dapat dicapai bagi yang telah berlatih setiap hari. Prinsipnya adalah melatih pernafasan (menarik pernafasan dalam dan lambat, lalu mengeluarkannya dengan lambat pula). Terapi kognitif perilaku dimana pasien diajak bersama-sama melakukan restrukturisasi kognitif, yaitu membentuk kembali pola perilaku dan pikiran yang irasional dan menggantinya dengan yang lebih rasional. Terapi psikoterapi dinamik dimana pasien diajak untuk lebih memahami diri dan kepribadiannya. Bukan untuk menghilangkan gejalanya saja. Kecemasan bisa terjadi karna berbagai hal, misalnya menurut Marilynn E. Doenges (1999 : 317) adalah sebagai berikut Diagnosa Medis : infeksi intracranial : meningitis, ensefalitis,abses otak. Diagnosa keperawatan : Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian / perubahan dalam status kesehatan, pemisahan dari sistem pendukung. Ditandai dengan peningkatan ketegangan/keputusasaan, ketakutan/ketidakpastian hasil, berfokus pada diri sendiri, stimulasi simpatis, gelisah. Berdasarkan permasalahan diatas menurut kami dari kelompok 1 memilih untuk mengambil judul tentang Asuhan Keperawatan pada gangguan cemas adalah kami ingin membantu pasien bagaimana cara mengatasi cemas, karena cemas itu bisa diatasi.
  • 2. Kecemasan merupakan suatu kondisi yang bisa saja dialami setiap orang dalam kehidupan sehari-hari. Cemas adalah suatu kondisi yang wajar namun apabila cemas itu berlangsung lama maka merupakan kondisi yang tidar wajar. Akibatnya seseorang tidak optimal lagi untuk menjalani aktivitas sehari-hari baik dalam fungsi social maupun pekerjaannya. Dengan mempelajari tanda dan gejala gangguan ini, diharapkan seseorang dapat mengantisipasi seandainya dikemudian hari mengalami kondisi cemas. Agar dapat secara lebih cepat mencari pertolongan medis dengan demikian fungsinya dalam kehidupan sehari-hari dapat pulih kembali. B. Tujuan 1. Tujuan umum a. Memberikan penanganan terhadap gejala dan tanda-tanda cemas 2. Tujuan khusus a. Diharapkan kepada perawat dapat melakukan pengkajian b. Diharapkan kepada perawat dapat melakukan diagnosa c. Diharapkan kepada perawat dapat melakukan rencana tindakan d. Diharapkan kepada perawat dapat menjalankan rencana tindakan yang telah di rencanakan e. Diharapkan kepada perawat dapat melakukan evaluasi. BAB II PEMBAHASAN A. Kecemasan Lazarus (1969) dalam Muhammad baitul alim (2011) mendifinisikan Kecemasan adalah suatu respon dari pengalaman yang dirasa tidak menyenangkan dan di ikuti perasaan gelisah, khawatir, dan takut. Kecemasan merupakan aspek subjektif dari emosi seseorang karena melibatkan faktor perasaan yang tidak menyenangkan yang sifatnya subjektif dan timbul karena menghadapi tegangan, ancaman kegagalan, perasaan tidak aman dan konflik dan biasanya individu tidak menyadari dengan jelas apa yang menyebabkan ia mengalami kecemasan. Menurut Lynn S.Bickley (2009) Kecemasan merupakan reaksi yang sering terjadi pada keadaan sakit, pengobatan, dan sistem perawatan kesehatan itu sendiri. Bagi sebagian
  • 3. pasien, kecemasan merupakan saringan terhadap semua persepsi dan reaksi mereka, bagi sebagian lainnya, kecemasan dapat menjadi bagian dari sakit yang dideritanya. Pasien-pasien yang cemas mungkin duduk dengan gelisah dan memperhatikan jari- jari tangan atau pakaiannya. Mungkin sering menghela napas, menjilat bibir yang kering, mengeluarkan peluh yang berlebihan atau benar-benar tampak gemetaran. B. Tanda dan Gejala kecemasan Timbul secara mendadak, dalam bentuk berdebar-debar misalnya jantung dan nadi menjadi lebih cepat berdetaknya, nyeri pada dada, pusing, keringat yang berlebihan, pernafasan menjadi lebih cepat dan pendek, rasa seperti tercekik. Gejala lainnya takut kehilangan kendali dan takut pada kematian (Sylvia D. Elvira 2008 : 7) C. Penyebab kecemasan Menurut Sylvia D. Elvira (2008 : 11) adalah sebagai berikut Ada beberapa faktor penyebab gangguan cemas yaitu faktor oerganibiologi, faktor psikoedukatif. Faktor organobiologo adalah terdapat ketidakseimbangan zat kimia dalam otak yang disebut neurotransmitter disebabkan karena kurangnya oksigen. Faktor psikoedukatif adalah faktor-faktor psikologi yang berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian seseorang, baik hal yang menyenangkan, menentramkan, menyedihkan. D. Mengatasi Kecemasan Melihat berbagai macam jenis kecemasan dan penyebabnya menimbulkan perasaan cemas tersendiri, apakah kecemasan dapat diatasi ? Ternyata dapat, yakni: 1. Mengembangkan Kepercayaan Diri. Tuhan di waktu menciptakan manusia, Ia berfirman bahwa kita diciptakan mempunyai kemampuan ilahi yang diberikan-Nya kepada kita. Itulah yang boleh kita sebut sebagai potensi diri manusia. 2. Meninggalkan Hal yang Duniawi, kecemasan karena kebutuhan yang biasanya menyita hidup. 3. Mempercayakan Diri kepada Allah. Hal terpenting dalam menghadapi kecemasan adalah mempercayakan diri kepada Allah. Memang, seseorang dapat percaya kepada Allah setelah ia mengalami bagaimana Allah bekerja dalam hidupnya. Oleh karena itu, kepercayaan merupakan proses yang mungkin membutuhkan waktu yang tidak pendek. Tapi,satu hal yang mutlak adalah mengenal Allah dengan benar. E. Pembagiam Kecemasan
  • 4. Menurut James P.Chaplin (2002 : 32) Kecemasan (Anxiety) terbagi 7 macam, yaitu : 1. Anxiety equivalent adalah suatu reaksi simpatetik yang kuat, seperti detak jantung yang cepat menggantikan kecemasan yang tidak disadari. 2. Anxiety fixation adalah mempertahakan atau memindahkan reaksi kecemasan masa atau tingkat lebih dini dari perkembangan ke taraf yang lebih lanjut. 3. Anxiety hysteria adalah neurosa dengan karakteristik ketakutan gejala konversia (pengubahan, penukaran) atau dengan perwujudan konflik berupa gangguan penyakit somatis. 4. Anxiety neurosa adalah ketakutan yang tidak bias diidentifikasikan dengan suatu sebab khusus, dan dalam banyak peristiwa merembes ke wilayah terutama kehidupan seseorang. 5. Anxiety objek adalah penggantian atau pemindahan ketakutan pada suatu objek yang mewakili pribadi yang dahulunya menyebabkan timbulnya rasa ketakutan tersebut. 6. Anxiety reaction adalah pola reaksi yang kompleks ditandai oleh perasaan-perasaan kecemasan yang kuat dan disertai gejala somatic, seperti berdebarnya jantung, rasa tercekik, sesak didada, gemetaran, pingsan. 7. Anxiety tolerance adalah tingkat kecemasan yang masih dapat ditanggung seseorang tanpa menimbulkan gangguan psikologis serius atau tanpa mengakibatkan ketidakmampuan menyesuaikan diri. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian Pengkajian dituju pada fungsi fisiologi dan perubahab prilaku melalui gejala atau mekanisme koping sebagai pertahanan terhadap kecemasan. Kaji faktor predisposisi, faktor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang menyebabkan timbulnya kecemasan seperti : 1. Peristiwa traumatik yang dapat memicu terjadinya kecemasan dengan krisis yang dialami individu baik krisis perkembangan atau situasional. 2. Konflik emosional yang dialami individu dan tidak dapat terselesaikan dengan baik. 3. Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu berpikir secara realita sehinggan menimbulkan kecemasan. 4. Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil keputusan yang berdampak terhadap ego.
  • 5. 5. Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan ancaman terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri individual. Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani stres akan mempengaruhi individu dalam respon terhadap konflik yang dialami karena pola mekanisme koping individu banyak dipelajari dalam keluarga. 6. Riwayat angguan cemas dalam keluarga akan mempengaruhi respon individu dalam respon terhadap konflik dan mengatasi kecemasan. B. Diagnosa Keperawatan No Sign/symptom Etiologi Diagnosa 1 peningkatan ketegangan/keputusasaan, krisis situasi, ancaman Ansietas ketakutan/ketidakpastian hasil, kematian / perubahan berfokus pada diri sendiri, dalam status stimulasi simpatis, gelisah. kesehatan, pemisahan dari sistem pendukung C. Perencanaan 1. Bantu klien berfokus pada pernafasan lambat dan melatihnya pernapasan secara ritmik. 2. Bantu klien mempertahankan kebiasaan makan teratur dan seimbang. 3. Identifikasi gejala awal dan ajarkan klien melakukan prilaku distraksi seperti : berbiacara kepada orang lain, dan melibatkannya dalam melakukan aktifikasi fisik. 4. Bantu klien melakukan bicara pada diri sendiri positif yang direncanakan sebelumnya dan telah terlatih. 5. Libatkan klien dalam mempelajari cara mengurangi stressor dan situasi yang menimbulkan ansietas. D. Intervensi / Tindakan 1. Perawat mengajarkan dan membantu klien agar bisa melakukan pernafasan lambat dan secara ritmik . 2. Perawat selalu mengingangatkan dan memberi makan klien secara teratur. 3. Pearawat mengajak klien saling berkomunikasi dan mengajarkan pasien berolahraga agar lebih rileks. 4. Perawat memberikan motivasi kepada klien. 5. Perawat menjelaskan kepada klien cara mengurangi stressor dan situasi yang dapat menyebabkan cemas.
  • 6. E. Evaluasi Evaluasiterhadapkecemasandapat di lihatdaripasien yang selalukhawatirdengankematian.Kecemasanitu pula dapatdiartikansebagaireaksi yang timbulkarenaancaman yang tidakmenentu.Pencegahandarikecemasanitudapatdilakukandengancaraperawatmemberikandoronganke padapasienuntukmengembangkankepercayaandiri, sertaseringmendekatkandirikepada Allah. DAFTAR PUSTAKA Az-Zahrani, Musfir Bin Said. (2005). Konseling Terapi. Jakarta : Gema Insani Press. Bickley, Lynn S. (2009). Buku Ajar Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan Bates. Jakarta : EGC Chaplin, James P. (2002) Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada Elvira, Sylvia D.(2008) Gangguan Panic. Jakarta : Balai Penerbit FKUI Doenges, Marilynn E. (1999) Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC Susabda, Yakub B. tanpa tahun. Pastoral Konseling. Malang : Penerbit Gandum Mas BaitulAlim, Muhammad. (2011). DefinisiKecemasan, ApaituKecemasan ?.http://www.psikologizone.com/definisi-kecemasan-apa-itu-kecemasan/065111040. Dipeerolehpadatanggal 12 Desember 2011. Pukul 12.30 WIB