3. Etiologi ADHD
Faktor genetik
Berubahnya fungsi dan anatomi
otak
Ibu yang merokok, penggunaan
obat-obatan dan zat beracun
lainnya
Anak-anak yang terkena racun
lingkungan
4. Manifestasi Klinis
Untuk dapat disebut memiliki
gangguan hiperaktif, harus ada
tiga gejala utama yang nampak
dalam perilaku seorang anak,
yaitu inatensi, hiperaktif, dan
impulsif
5. Manifestasi Klinis
Inatensi atau pemusatan perhatian yang
kurang dapat dilihat dari kegagalan
seorang anak dalam memberikan
perhatian secara utuh terhadap sesuatu
Gejala hiperaktif dapat dilihat dari
perilaku anak yang tidak bisa diam
Gejala impulsif ditandai dengan
kesulitan anak untuk menunda respon
6. Identifikasi ADHD
E. Gejala-gejala tidak
B. Beberapa gejala terjadi selama
D. Harus ada
hiperaktivitas berlakunya PDD,
gangguan yang
impulsifitas atau skizofrenia, atau
C. Ada suatu secara klinis,
A2. Hiperaktivitas kurang perhatian gangguan psikotik
A I . Kurang Perhatian gangguan di dua atau signifikan di dalam
Impulsifitas yang menyebabkan lainnya, dan tidak
lebih seting/situasi. fungsi sosial,
gangguan muncul dijelaskan dengan
akademik, atau
sebelum anak lebih baik oleh
pekerjaan.
berusia 7 tahun. gangguan mental
lainnya.
7. Prosedur Identifikasi
Perspektif orang tua Perspetif anak Perspektif sekolah
wawancara yang teliti Wawancara diskusi dengan orang tua
lembar cek perilaku anak Pemeriksaan IQ observasi ruang kelas
(Conners Rating Scale) Tes prestasi formulir penilaian guru
pertanyaan situasi rumah Kajian tentang keadaan atau Conners Rating Scale
formulir riwayat sekolah Rating Scale perilaku
perkembangan Observasi interaksi orang dengan instrumen
survei penyesuaian tua dan anak Kendall-Wilcox
perkawinan menggunakan
instrumen temuan dari
Locke-Wallace
8. PENDEKATAN
1. Teori conditioning. Menurut teori ini proses belajar
merupakan suatu bentuk perubahan tingkah laku
yang dapat diamati dan terjadi melalui hubungan
rangsang jawaban menurut prinsip-prinsip
mekanistik
2. Teori belajar kognitif. Menurut teori ini belajar
merupakan proses pencapaian atas perubahan
pemahaman, pandangan, harapan atau pola pikir
3. Teori Social Learning. Menurut teori ini anak dapat
belajar melalui pengamatan atau melalui orang lain
9. DIAGNOSA ADHD
Bila didapatkan seorang anak dengan usia
6 hingga 12 tahun yang menunjukkan
tanda-tanda hiperaktif dengan prestasi
akademik yang rendah dan kelainan
perilaku, hendaknya dilakukan evaluasi
awal kemungkinan. Untuk mendiagnosis
ADHD digunakan kriteria DSM IV yang juga
digunakan, harus terdapat 3 gejala :
Hiperaktif, masalah perhatian dan masalah
konduksi.
10. KASUS ADHD
Ilustrasi : Kasus Bona
Bona adalah anak laki-laki berusia 5 tahun dan bersekolah di sebuah TK
ternama di Yogya. Penampilan fisiknya gemuk dan tinggi, jauh lebih besar
dibandingkan teman-teman seusianya. Ayah ibunya bekerja sebagai
karyawan swasta yang bekerja sepanjang hari sehingga Bona lebih banyak
diasuh pembantunya. Bona dibawa ke sebuah biro konsultasi psikologi
oleh ibunya karena adanya keluhan yang disampaikan pembantu, para
tetangga, dan terutama guru-guru di sekolahnya. Pembantu rumah
tangga di keluarga tersebut sering sekali berganti karena kebanyakan dari
mereka tidak tahan dengan perilaku Bona yang selalu berlarian tanpa
henti, membuat berantakan seluruh mainan tanpa menggunakannya
untuk bermain (hanya dilempar-lempar kemana saja), sering memukul
dan menendang tanpa alasan bahkan terkadang saat memegang benda
juga digunakan untuk melempar atau memukul, makan sambil berlarian
dan berantakan seluruh makanannya, tidak memperhatikan jika
diberitahu sesuatu, suka berteriak-teriak kasar, dan membanting benda-
benda terutama jika permintaannya tidak segera dipenuhi.
11. KASUS ADHD
Orang tua Bona sering merasa tidak nyaman dan serba
salah dengan tetangga karena hampir setiap hari ada saja
tetangga yang mengadu tentang perilaku Bona kepada
anak-anak mereka. Perilaku Bona yang merebut mainan
temannya hingga rusak, Bona yang memukul temannya
hingga benjol, Bona yang melempar-lempar batu
mengenai kaca tetangga, sampai Bona yang memanjat
pagar tetangga dan merusakkan tanaman hias mereka,
dan masih banyak lagi yang lainnya.
12. Sementara itu guru di sekolah juga sering sekali menyampaikan
keluhan tentang perilaku Bona di sekolah, bahkan Bona
beberapa kali diantarkan pulang guru sebelum waktunya. Di
sekolah, Bona terlihat kesulitan mengikuti proses belajar karena
dia selalu saja berlari dan sulit sekali diminta duduk di
kursinya. Guru dan teman-teman lain merasa terganggu karena
setiap kali Bona diminta duduk, beberapa detik kemudian sudah
berlari-lari lagi keliling ruang kelas sambil mengganggu
temannya atau sampai keluar kelas. Ketika teman-temannya
belajar mewarnai atau menggambar maka Bona akan
meninggalkan kertas gambarnya dalam keadaan kosong atau
dengan sedikit coretan yang terlihat asal-asalan.
13. Bona juga sulit sekali diminta melakukan sesuatu oleh gurunya
karena setiap kali gurunya berbicara, Bona tidak tahan
mendengarkannya sampai selesai. Juga ketika guru mengajukan
pertanyaan, terkadang Bona berteriak menjawab meski
pertanyaan belum selesai, dan akhirnya jawabannya pun tidak
tepat. Beberapa waktu terakhir bahkan gurunya secara implisit
menyatakan bahwa Bona sebaiknya di pindah ke sekolah lain yang
dapat menanganinya dengan lebih baik karena guru-guru di
sekolahnya yang sekarang sudah kewalahan. Orang tuanya
bingung sekali dengan kondisi ini sehingga merasa perlu minta
bantuan tenaga terapis anak untuk membantu. Mengingat bahwa
Bona adalah anak tunggal dan efek dari perilakunya sudah
dipandang meresahkan maka ibunya berniat cuti selama beberapa
bulan dari pekerjaannya untuk mengatasi masalah anaknya ini.
14. Proses Tata Laksana Perilaku Bagi
Bona
Target Perilaku
1. Mampu membereskan mainan dan barang-
barang milik Bona sendiri.
2. Mendengarkan orang lain bicara sampai
selesai.
3. Mengerjakan aktivitas sampai selesai.
15. Rencana Waktu
Waktu yang direncanakan adalah 6
bulan, mengingat bahwa selama waktu
itu ibunya akan cuti dari kantor dan
dapat secara penuh terlibat dalam
program ini untuk terus berada di
samping Bona. Waktu 6 bulan ini akan
dibagi dalam beberapa tahap untuk
memudahkan proses monitoring dan
evaluasi.
16. Pelaksana Program
Program ini dilaksanakan oleh
Ibu Bona sebagai manajer
program dibantu oleh seluruh
anggota keluarga dengan
didampingi terapis anak
sebagai pemandu program
dan nara sumber proses
17. Program yang Direncanakan
1. Membereskan mainan dan barang milik
Bona sendiri.
2. Mendengarkan orang lain bicara sampai
selesai.
3. Mengerjakan aktivitas sampai selesai.
18. Evaluasi Program
Program bagi Bona ini akan selalu
dievaluasi dan dimonitor menggunakan
lembar evaluasi dan lembar monitoring
yang dibuat saat perencanaan program
(contoh lembar evaluasi dan lembar
monitoring terlampir). Evaluasi dan
monitoring dilakukan ibu Bona sebagai
manajer program dan secara berkala akan
didiskusikan bersama terapis untuk
melihat efektivitas dan kemajuan program
19. TERAPI BACK IN CONTROL (BIC)
Program terapi Back in Control dikembangkan oleh Gregory
Bodenhamer. Program ini berbasis kepada sistem yang berdasar
pada aturan, jadi tidak tergantung pada keinginan anak untuk
patuh.
Dalam program ini, tugas orang tua adalah:
1. Orang tua mendefinisikan aturan secara jelas dan tepat (kita
perjelas apa yang kita mau, tidak kurang tidak lebih). Kita buat
aturan sejelas mungkin sehingga pengasuh pun dapat
mendukung pelaksanaannya tanpa banyak penyimpangan.
2. Jalankan aturan tersebut dengan ketat.
3. Jangan memberi imbalan atau hukuman pada sebuah aturan.
Jalankan saja.
4. Jangan pernah berdebat dengan anak tentang sebuah aturan.
Gunakan kata-kata kunci yang tidak akan diperdebatkan, misalnya
kamu harus.meskipun..