Kelompok adalah kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan bersama. Dinamika kelompok adalah kekuatan yang saling mempengaruhi hubungan timbal balik kelompok dengan interaksi antara anggota kelompok."
4. Pengantar
Grup dan tim ini merupakan bagian dari organisasi. Karena
organisasi terdiri dari sekumpulan orang, terdapat sistem, dan
teknologi, dimana di dalamnya 3 hal tersbut saling berinteraksi,
kemudian semua hal tersebut diikat oleh values (nilai) dan
mencapai tujuan.
Tim Kerja (Work Team) merupakan kumpulan dari dua orang
atau lebih yang saling berinteraksi satu sama lain dan berbagi
beberapa tujuan/tugas yang saling terkait. Dalam hal ini berarti
Tim kerja memiliki 2 karakteristik yaitu interaksi dan saling
keterkaitan. Misalnya, fakultas dalam departmen universitas
dikatakan sebagai tim kerja.
Karena anggota fakultas saling berinteraksi satu dengan yang
lain dari waktu ke waktu, dan mereka memiliki tujuan yang
sama yaitu melibatkan pendidikan mahasiswa. Namun,
mahasiswa di fakultas tersebut tidak bisa dikatakan Tim kerja
walaupun mereka saling berinteraksi di kampus, tetapi dari
semua mahasiswa di fakultas memiiki tujuan yang tidak saling
terkait.
Tim kerja kumpulan orang yang bekerja bersama, tetapi tidak
dapat bekerja, setidaknya tidak efektif tanpa anggota lain dari
tim (Spector, 2012).
Grup kerja. Grup kerja (Work Group) merupakan kumpulan
orang yang bekerja bersama, tetapi dapat bekerja tanpa salah
satu anggota dari kelompok yang tidak ada. Misalnya,
mahasiswa yang membuat grup untuk mengerjakan tugas
kelompok, walaupun ada satu anggota kelompok tersebut tidak
hadir namun pekerjaan mereka masih tetap dapat dilakukan.
Jadi, dapat dikatakan semua tim merupakan grup, tetapi tidak
semua grup merupakan tim.
5. Kelompok dan Tim
Group (kelompok) berbeda
dengan team (tim). Tim
merupakan bagian dari
kelompok, tim dibangun untuk
kebermanfaatan (simbiosis)
pada interaksi antar anggota
(Robbins & Judge, 2015).
Kelompok Tim
Tujuan Berbagi informasi Kinerja kolektif
Sinergi
Netral (kadang kala
negatif)
Positif
Akuntabilitas Individual Individual dan mutual
Keterampilan Acak dan bervariasi Saling melengkapi
6. 4 karakteristik
Kelompok Kerja
1. Norms, yaitu mengatur hubungan antara individu di dalam kelompok tertentu, dan faktanya
mereka diarahkan untuk terbiasa pada sejumlah masalah dari bagaimana mereka
menyelesaikan masalah dan kecepatan dalam menyelesaikan masalah tersebut (Blau, 1995).
2. Cohesiveness, kekompakan yang mungkin terjadi karena adanya perjanjian yang ditepati oleh
antar anggota dalam kelompok yang berhubungan dengan nilai-nilai dan keyakinan tertentu.
3. Cohesiveness dan productivity, hubungan diantara kekompakan dan produktivitas semakin
kompak suatu grup maka tingkan produktivitasnya akan semakin tinggi. Dan tingkat ke
produktivitasanya dalam rapat akan semakin baik, itu penting untuk mencapai tujuan grup
untuk menyesuaikan terhadap tujuan atau goals dari organisasi.
4. Communication and interaction, yaitu dalam sebuah kelompok kerja akan tetap terjadi
komunikasi atau mereka dalam anggota yang sama tetap berinteraksi. Dari komunikasi akan
menimbulkan saling keterbukaan satu sama yang lain.
(McKenna, 2012)
7. 3 Karakteristik
Tim Kerja :
1. Tindakan dari setiap individu harus saling terkait dan
dikoordinasikan
2. Setiap anggota harus memiliki peran tertentu Yaitu masing-
masing anggota memahami perannya masing-masing,
bertanggung jawab atas wewenang yang telah diberikan
3. Harus memiliki tujuan/tugas umum dan bersifat objektif
Yaitu setiap tujuan atau sasaran yang ingin dicapai jelas dan
mudah dipahami oleh setiap anggotanya
(Spector. E. P, 2012)
8. Kelompok (Group)
Kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau lebih
yang saling mempengaruhi, berinteraksi, dan bergantung,
yang datang bersama-sama untuk mencapai tujuan atau
sasaran tertentu (Robbins & Judge, 2015).
Jenis Jenis Kelompok :
1. Formal dan Informal
2. Primal dan Skunder
3. Co-Acting
4. Counteracting
5. Reference
9. Jenis-jenis Kelompok :
Formal dan informal
Kelompok formal merupakan suatu
kelompok yang ditetapkan dan
didefinisikan oleh struktur organisasi
(Robbins & Judge, 2015). Kelompok
formal diberi batasan oleh struktur
organisasi, yang berisi rincian tugas-
tugas pekerjaan dan tanggung jawab
tertentu, yang pelaksanaannya akan
menuju ke tercapainya sasaran dan
misi keseluruhan organisasinya
(Munandar, 2001).
Kelompok informal merupakan
suatu kelompok yang tidak
ditetapkan strukturnya secara
formal atau tidak ditetapkan secara
organisasional. Misalnya kelompok
yang terlihat sebagai tanggapan atas
kebutuhan untuk kontak sosial
(Robbins & Judge, 2015).
10. Jenis-jenis Kelompok :
Primer dan sekunder
Kelompok primer lingkupnya lebih
sempit, kontak atau interaksi langsung
antar anggotanya (face to face)sangat
sering terjadi, dan hubungan antar
anggota kelompok lebih dekat dan
cenderung lebih intim (McKenna,
2012). Contohnya adalah kelompok
keluarga dan kelompok olahraga.
Kelompok sekunder lingkupnya lebih
luas dan bersifat impersonal, namun
tetap mengikat dan saling
mempengaruhi (McKenna,
2012). Contohnya adalah sebuah
perusahaan, sebuah rumah sakit, dan
sebuah sekolah.
11. Jenis - Jenis Kelompok : Interacting
Yaitu para anggotanya saling
ketergantungan atau mereka
harus mengerjakan dan
menyusun bersama agar
penyelesaian tugas kelompok
tersebut terselesaikan
dengan baik. Dapat dikatakan
pada kelompok interaksi ini
memerlukan kooperasi dan
koordinasi yang baik.
Kelompok ini lah yang paling
mudah membangun kerja
sama dan intense interaksi
yang sangat tinggi.
Contohnya, tim voli, tim
sepak bola
12. Jenis-jenis Kelompok : Co-Acting
Kelompok co-acting terdiri dari
individu-individu yang memiliki
tugas dan tanggung jawab yang
bisa sama atau pun berbeda dan
melakukannya secara independen.
Yaitu para anggotanya saling
bekerja sama dalam
melaksanakan tugas, namun
setiap anggotanya dapat
melaksanakan tugasnya secara
mandiri dan tidak ketergantungan.
Jadi, setiap anggotanya memiliki
tugas dan tanggung jawab masing-
masing yang dapat dikerjakan
tanpa harus saling
ketergantungan. Hubungan
ketergantungan akan terlihat dari
kelancaran masing-masing
anggota menjalankan tugasnya.
Contohnya, kelompok pramuniaga
13. Jenis-jenis Kelompok : Counteracting
Kelompok counteracting dapat
disebut sebagai kelompok bersaing,
dimana setiap anggotanya bersaing
untuk mendapatkan suatu
keuntungan atau tujuan tertentu.
Yaitu para anggotanya saling
bekerja sama untuk tujuan
perundingan dan memufakatkan
sasaran dan tuntutan yang
bertentangan. Kelompok ini belum
memiliki sasaran yang akan dicapai
dengan jelas, tujuan dari kelompok
ini adalah dapat menyelesaikan
konflik dan kesepakatan tertentu.
Jadi, pada kelompok ini dalam
pelaksanaanya belum terlalu jelas
dan rinci. Contohnya, panitia
perjanjian kerja bersama (PKB).
14. Jenis-jenis Kelompok :
Reference
Kelompok reference
memiliki daya tarik tertentu
dan hasilnya para individu
tertarik untuk masuk ke
dalam kelompok tersebut,
atau hanya ingin sekedar
mengindentifikasi.
Kelompok ini dapat
mempengaruhi siapa saja
yang tertarik tanpa harus
masuk atau menjadi
anggota dalam kelompok
tersebut.
15. Tim
Tim (Team) dapat digambarkan sebagai sekumpulan
orang dalam jumlah kecil dengan kemampuan yang
dapat saling melengkapi satu sama lain dan memiliki
tujuan, performance goals, dan pendekatan yang
mengharuskan mereka untuk bertanggung jawab
(Moorhead & Griffin, 2010).
16. Jenis Jenis Tim
Tim pemecahan permasalahan (problem solving team),
contohnya tim yang terdiri atas 5 hingga 12 karyawan dari
departemen yang sama bertemu selama beberapa jam setiap
minggu untuk membahas cara-cara meningkatkan kualitas,
efisiensi, dan lingkungan kerja.
Tim kerja yang dikelola sendiri (self-managed work team),
contohnya tim yang terdiri dari 10 hingga 15 orang yang
memerlukan tanggung jawab dari supervisor mereka
sebelumnya.
Tim fungsional silang (cross-functional teams), contohnya
para karyawan dari tingkatan (hierarki) yang kira-kira sama,
tetapi dari area kerja yang berbeda, yang datang bersama-
sama untuk menyelesaikan suatu tugas.
Tim virtual (virtual team), yaitu tim yang menggunakan
teknologi computer untuk mengikat bersama-sama secara
fisik yang para anggotanya tersebar agar mencapai tujuan
umum.
Sistem multitim (multiteam system), yaitu suatu
pengumpulan dua atau lebih tim yang saling bergantung
untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Sistem multitim juga
dapat didefinisikan sebagai suatu tim yang terdiri dari banyak
tim.
17. Proses Tim
Rencana dan tujuan umum, Tim-tim yang efektif mulai
dengan menganalisis misi dari tim, mengembangkan
tujuan-tujuan untuk mencapai misi tersebut, dan
menciptakan strategi-strategi untuk mencapai tujuan.
Tujuan yang spesifik, Tim yang berhasil akan
menerjemahkan tujuan umum mereka ke dalam tujuan
kinerja yang spesifik, dapat diukur, dan realistis.
Keberhasilan tim, Tim yang telah berhasil akan
meningkatkan keyakinan mereka mengenai
keberhasilan pada masa mendatang, yang pada
gilirannya akan memotivasi mereka untuk bekerja lebih
keras.
Mental model, Pengetahuan dan keyakinan para
anggota tim mengenai bagaimana pekerjaan dapat
diselesaikan oleh tim.
Level konflik, Bagaimana anggota tim menemukan
jalan keluar atas konflik yang terjadi.
Kemalasan sosial, Tim yang efektif dapat melemahkan
kecenderungan kemalasan sosial dengan membuat
para anggota bertanggung jawab bersama-sama untuk
mencapai tujuan tim.
20. Proses terjadinya Grup dan Tim
1. Forming, yaitu dimana kelompok/tim mulai
terbentuk. Kondisi yang terjadi adalah
ketidakpastian diantara anggota lainnya,
setiap anggota masih bertanya-tanya
mengapa dibentuk sebuah kelompok/tim
2. Storming, yaitu masing-masing anggota
dalam kelompok/tim ini berusaha untuk
menyesuaikan dengan kondisi, nilai-nilai,
sistem-sistem, dan kepercayaan. Namun,
pada tahap ini bisa terjadi dua kemungkinan
yaitu perpecahan atau penyatuan
3. Norming, yaitu konflik mulai reda, berusaha
untuk membuat visi dan misi yang sama dan
bersifat objektif. Pada tahap ini kelompok/tim
semakin kohesif
4. Performing, yaitu setiap anggota mulai
menyesuaikan diri dengan visi dan misi yang
dibuat oleh kelompok. Setiap anggota dapat
menyelesaikan masalah sendiri dan kembali
pada tujuan awal yang disepakati sebelumnya
5. Adjoining, yaitu pada tahap ini bagi
kelompok/tim yang merasa puas akan
bahagia atas prestasinya namun cenderung
akan lupa dengan tujuan awalnya dan tidak
mempertahankannya.
Tuckman (2000)
22. Dynamics is facts or
concepts which refer to
conditions of change,
expecially to forces
23.
Dinamika berarti adanya
interaksi dan interdependensi
antara anggota kelompok yang
satu dengan anggota kelompok
secara keseluruhan.
Fred R. Kerlinger, 1964. Foundations of behavioral research. New York: Holt
Rinehart and Winston.page. 20-35
25. DINAMIKAKELOMPOK
kekuatan yang saling
mempengaruhi hubungan timbal
balik kelompok dengan interaksi
yang terjadi antara anggota
kelompok dengan pemimpin yang
diberi pengaruh kuat pada
perkembangan kelompok
27. Konformisme, tanpa sadar mereka telah mengikuti pola-
pola perilaku tertentu
#1 Gejala yang timbul saat proses Kelompok
28. #2 Gejala yang timbul saat proses Kelompok
Kelekatan (cohesiveness), menerima kesepakatan dan mau bekerja sama
dalam mencapai sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya.
29. #3 Gejala yang timbul saat proses Kelompok
Sinergi, pengambilan keputusan, keputusan yang diambil kelompok merupakan keputusan yang
lebih baik dari keputusan individu.
30. #4 Gejala yang timbul saat proses Kelompok
Groupthink, merupakan kondisi dimana keputusan yang diambil oleh kelompok
dari berbagai sumbangan setiap anggotanya dengan cara memaksa untuk
menyetujui pada pandangan yang mayoritas (dalam Munandar, 2001).
31. Polarisasi kelompok (Group Polarization), Yaitu menurut Fincham dan Rhodes (dalam
Munandar, 2001), kemungkinan terjadinya polarisasi kelompok apabila :
diffusion of responsibility
social comparison process
Persuasive
#5 Gejala yang timbul saat proses Kelompok
32. Faktor yang menetukan derajat
Kohesifitas
Lamanya waktu berada bersama
dalam kelompok, semakin lama
bersama makin lekat kelompoknya
Parahnya masa awal, semakin sulit
individu memasuki kelompok
kerja, makin lekat kelompoknya
Besarnya kelompok, semakin
besar kelompoknya, semakin
rendah kelekatannya
Ancaman dari luar, semakin besar
ancaman dari musuh makin tinggi
kelekatannya
Keberhasilan di masa lalu
揃
(Robbins, 2014)
33. #1 Membangun Tim yang Efektif
Rancangan Pekerjaan, Tim yang efektif akan saling bekerja sama dalam
mencapai tujuan, namun juga tetap memberikan kebebasan/peluang untuk
setiap individunya menggunakan keterampilan dan bakat mereka
34. #2
Membangun
Tim yang
Efektif
Komposisi
memerlukan orang-orang dengan keahlian teknis, keterampilan
pemecahan masalah, dan kemampuan pengambilan keputusan agar
tim dapat bekerja secara efektif.
kepribadian yaitu kepribadian memiliki pengaruh yang signifikan
dan perbedaan
Sesuai talent.
Ukuran tim yaitu tim yang efektif
Fleksibiltas anggota yaitu tim yang efektif akan saling membantu
dan peduli.
Kelebihan kesukaan anggota yaitu kelebihan-sukaan individu harus
dipertimbangkan
36. #4 Membangun Tim yang Efektif
Proses, Dalam proses terdapat tujuan bersama dan tujuan yang spesifik,
kehebatan tim yaitu tim yang efektif harus mempunyai kepercayaan diri,
tingkat konflik yang akan memperkecil kemungkinan terjadinya groupthink,
dan kemalasan sosial.
50. Solusi dalam Tim Efektif
Menurut Hackman dalam tim yang efektif
terdiri dari 6 solusi, yaitu:
1. Berfikir dengan jernih dalam mengambil
tindakan untuk mengerjakan tugas yang
akan diselesaikan, komposisi dari tim
disesuaikan dengan norma dalam grup.
2. Memastikan otoritas tetap memiliki batas.
3. Mengeluarkan instruksi dan arahan yang
jelas tetapi tetap menjaga implikasi
motivasi dari tindakan tersebut.
4. Mengakui pentingnya motivasi intrinsik.
5. Membuat konteks organisasi yang
mendukung, contohnya pemilihan dari
anggota tim.
6. Memberikan pelatihan dan pembinaan
dalam proses kerja sama tim.
(Mckenna, 2012)