1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jamur tiram putih (Pluerotus ostreatus) biasa disebut dengan jamur kayu.
Jamur tersebut memiliki kandungan gizi yang relatif tinggi. Dari hasil penelitian,
rata-rata jamur mengandung 19-35 persen protein. Dibanding beras (7,38 persen)
dan gandum (13,2 persen), ia berkadar protein lebih tinggi. Asam amino esensial
yang terdapat pada jamur, sekitar ada sembilan jenis dari 20 asam amino yang
dikenal. Yang istimewa 72 persen lemaknya tidak jenuh, jamur juga mengandung
berbagai jenis vitamin, antara lain B1 (thiamine), B2 (riboflavine), niasin dan
biotin. Selain elemen mikro, jamur juga mengandung berbagai jenis sumber
mineral yang baik, karena banyak memiliki mineral seperti kalium (K), fosfor (P),
natrium (Na), kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Selain itu juga jamur tiram
yang banyak dikenal oleh petani jamur Indonesia secara umum antara lain : Jamur
tiram putih (Pleurotus ostreatus), jenis ini memiliki tangkai bercabang.
Kandungan gizi jamur tiram putih memiliki komposisi yaitu: protein 27%,
lemak 1,6%, karbohidrat 58%, serat 11,5%, abu 9,3%, kalori 265 kal. Menurut
Suriawira (1986), jamur tiram putih termasuk jenis jamur serbaguna. Selain dapat
dikonsumsi dalam bentuk masakan, jamur tiram putih juga dapat dikonsumsi
dalam keadaan mentah dan segar, baik dalam campuran salad maupun lalapan.
2. 2
Disebut jamur tiram putih karena jamur ini memang berwarna putih,
tudungnya bulat 3-15 cm. Dewasa ini jamur telah menjadi kebutuhan dan bagian
hidup manusia. Hal ini disebabkan karena jamur dapat diolah lebih lanjut menjadi
bahan panganan untuk bisa di konsumsi, inilah yang menyebabkan jamur sebagai
bahan pangan alternatif yang disukai (preferency) oleh semua lapisan masyarakat
(Dwidjoseputro, D. 1978).
Ampas tebu merupakan hasil buangan limbah industri terutama industri
penggilingan tebu yang dapat digunakan sebagai bahan bakar atau briket. Limbah
ini termasuk jenis limbah padat pertanian.
Ampas tebu dapat diperoleh dari pabrik industri PG Gondang Baru dan
sampai saat ini penggunaannya masih sangat kurang optimal. Oleh karena itu,
sistem budi daya jamur tiram putih dengan media ampas tebu sangat membantu
pengusaha industri PG Gondang Baru dalam mengatasi limbah yang dihasilkan.
Salah satu cara dengan mengolah tanah kompos dari sampah termasuk juga ampas
tebu. Karena ampas tebu mengandung banyak nutrisi.
Selama proses fermentasi, bahan organik karbohidrat dan mineral dapat
diambil dalam jumlah besar. Begitu terjadi proses bio-enjenering, fermentasi pada
ampas tebu, dengan cepat kandungan senyawa organiknya segera akan tersedia
dan dapat digunakan jamur untuk pertumbuhannya. Ampas tebu lebih mudah
didapat khususnya bagi petani bila dibandingkan dengan serbuk gergaji yang
memiliki nilai nominal relatif tinggi, mudah dicampur dengan bahan-bahan lain
pelengkap nutrisi, serta mudah dibentuk dan dikondisikan.
3. 3
Menurut Gender (1978) bahwa ampas tebu banyak mengandung kadar
selulosa yang cukup tinggi (47%), hemiselulosa (29%), dan abu (1,7%) sehingga
materi-materi ini digunakan sebagai media tanam pengganti serbuk gergaji untuk
tanaman Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus).
Pada penelitian ini penulis mencoba penggunaan media ampas tebu dengan
menambahkan variasi bekatul maupun kapur serta mengubah bentuk fisik
(ukuran) dari ampas tebu sebagai metode untuk mendapatkan kualitas dari jamur
tiram putih setelah melihat komposisi penyusun dan aplikasinya sebagai media
yang berpengaruh optimal pada budidaya jamur tiram putih. Di harapkan dengan
cara ini dapat diperoleh bibit yang lebih banyak dalam waktu yang relatif singkat
dan memiliki sifat fisiologis dan morfologis yang sama dengan induknya serta
terjadi peningkatan kualitas.
1.2. Perumusan Masalah
1. Apakah ampas tebu dapat digunakan sebagai media pengganti serbuk
gergaji.
2. Bagaimanakah pertumbuhan jamur tiram putih pada medium ampas
tebu dengan Bagaimanakah pertumbuhan jamur tiram putih pada
medium ampas tebu dengan penambahan berbagai nutrisi bekatul dan
kapur.
3. Berapa besar konsentrasi ampas tebu pada media yang paling baik
untuk pertumbuhan miselium jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus).
4. 4
1.3. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui potensi ampas tebu sebagai alternatif media pertumbuhan
jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus).
2. Mengetahui perlakuan yang paling baik pada media untuk
pertumbuhan jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus).
1.4. Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi khususnya para petani jamur, bahwa ampas
tebu dapat digunakan sebagai media pertumbuhan jamur tiram putih.
2. Memberikan pengetahuan bagi masyarakat akan kegunaan ampas tebu
untuk pembudidayaan jamur.
3. Memberikan pengetahuan untuk kalangan akademik akan kegunaan
ampas tebu sekaligus sebagai pustaka dan acuan penelitian selanjutnya.