Kesultanan Mataram Islam bermula di Kotagede, Yogyakarta dan memerintah wilayah Jawa Tengah, Timur, dan Barat. Kerajaan ini didirikan Panembahan Senopati dan memuncak di bawah Sultan Agung. Namun kekuasaannya mulai melemah di bawah Sunan Amangkurat I akibat campur tangan VOC sehingga akhirnya runtuh setelah jatuhnya Istana Mataram di Plered pada masa Amangkurat II.
2. Letak Geografis
Mataram Islam bermula di suatu sudut kota
Yogyakarta yang kini bernama Kotagede, kerajaan ini
awalnya adalah suatu kadipaten dibawah kekuasaan
Pajang .
Wilayah kerajaan Mataram Islam meliputi daerah
Jawa Tengah, Jawa Timur, dan sebagian Jawa Barat.
4. Raja Yang Memerintah
Panembahan Senopati
Panembahan Seda Krapyak
Sultan Agung Hanyokrokusumo
Sunan Amangkurat I
Sultan Amangkurat II
5. Panembahan Senopati
Nama aslinya adalah
Sutawijaya.
Pendiri Kesultanan Mataram
yang memerintah sebagai raja
pertama pada tahun 15871601.
Bergelar Panembahan
Senopati ing Alaga Sayidin
Panatagama Khalifatullah
Tanah Jawa.
6. Panembahan Seda Krapyak
Nama aslinya adalah Raden Mas Jolang.
Raja kedua Kesultanan Mataram yang memerintah
pada tahun 1601-1613.
Bergelar anumerta Panembahan Seda ing
Krapyak, atau cukup Panembahan Seda
Krapyak, yang bermakna "Baginda yang wafat di
Krapyak".
Raja terbesar Mataram yang juga pahlawan nasional
Indonesia.
7. Sultan Agung Hanyokrokusumo
Nama aslinya adalah Raden Rangsang
atau Raden Mas Jatmika.
Sultan ke-tiga Kesultanan Mataram
yang memerintah pada tahun 16131645.
Di bawah
kepemimpinannya, Mataram
berkembang menjadi kerajaan
terbesar di Jawa dan Nusantara pada
saat itu.
Atas jasa-jasanya sebagai pejuang dan
budayawan, Sultan Agung telah
ditetapkan menjadi pahlawan
nasional Indonesia berdasarkan S.K.
Presiden No. 106/TK/1975 tanggal 3
November 1975.
8. Sunan Amangkurat I
Nama aslinya Raden Sayidin.
Raja Kesultanan Mataram yang
memerintah tahun 1646-1677.
Bergelar anumerta Sunan
Tegalwangi atau Sunan
Tegalarum. Juga nama lainnya
ialah Sunan Getek, karena ia
terluka saat menumpas
pemberontakan Mas Alit
adiknya sendiri.
9. Raja Amangkurat II
Nama aslinya ialah Raden Mas Rahmat, putra
Amangkurat I raja Mataram yang lahir dari Ratu Kulon
putri Pangeran Pekik dari Surabaya.
Ia merupakan raja Jawa pertama yang memakai
pakaian dinas ala Eropa sehingga rakyat memanggilnya
dengan sebutan Sunan Amral, yaitu ejaan Jawa untuk
Admiral.
Pendiri sekaligus raja pertama Kasunanan Kartasura
sebagai kelanjutan Kesultanan Mataram, yang
memerintah tahun 1677-1703.
10. Peninggalan Sejarah
Makam raja pertama mataram islam, Panembahan
Senopati.
Watu Gilang yang dipercaya merupakan batu
singgasana Panembahan Senopati.
Watu Gatheng.
Watu Genthong.
Masjid Kotagede
Reruntuhan Benteng yang dibangun oleh
Panembahan Senopati, dll.
11. Keruntuhan Mataram Islam
Pada masa pemerintahan Amangkurat I telah muncul tanda-
tanda melemahnya dominasi kekuasaan Mataram yang
mengalami puncak kejayaanya pada masa pemerintahaan
ayahnya, Sultan Agung. Tanda-tanda dari keruntuhan
Kesultanan Mataram anatara lain, kebijakan-kebijakan
Amangkurat I yang menimbulkan ketidakstabilan politik dalam
menjalankan roda pemerintahannya. Selain itu, Amangkurat I
terkenal lebih dekat kepada VOC, hal demikian berbeda ketika
masa pemerintahan ayahnya, Sultan Agung yang memusuhi
VOC. Kedekatan Amangkurat I dengan VOC menyebabkan
terjadinya intervensi VOC terhadap politik Kesultanan Mataram.
Hubungan diplomatik yang dibangun pada masa pemerintahan
Sultan Agung yaitu anatara Kesultanan Mataram dengan
Makasar juga terputus.
12. Jatuhnya Istana Mataram di Plered dikatakan sebagai akhir
dari Kesultanan Mataram, karena setelah itu Mataram
sudah tidak dalam kekuasaan yang sesungguhnya, yaitu
adanya intervensi perpolitikan oleh VOC. Kesultanan
Mataram setelah peristiwa jatuhnya istana Plered dianggap
sebagai akhir dari politik kekuasaan dari dinasti
Kesultanan Mataram dari masa pemerintahan Ki Agung
Pamanahan sampai Susuhunan Amangkurat I. Jadi dapat
dikatakan akhir kekuasaan Kesultanan Mataram yang
sesungguhnya ialah berakhirnya kekuasaan Amangkurat I
pada 28 Juni 1677 sehingga Kesultanan Mataram tidak
berdiri sebagai satu kesatuan wilayah kekuasaan yang
utuh. Meskipun selanjutnya masih terjadi pergantian
kepemimpinan dari Amangkurat II hingga perjanjian
Giyanti tahun 1755 sehingga Mataram terpecah menjadi
Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kesunan
Surakarta (Solo).