Ekstraksi herba Putri Malu (Mimosa pudica L.) dilakukan menggunakan metode ekstraksi dingin berupa maserasi dengan pelarut metanol selama 3 hari. Tujuan ekstraksi ini adalah untuk memperoleh ekstrak dari herba tersebut.
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANsrinova uli
油
BAB 1 PENDAHULUAN memberikan tujuan percobaan untuk membantu mahasiswa mempelajari prinsip farmakologi secara praktis dan menghargai peran hewan percobaan. Dokumen ini juga menjelaskan tentang penanganan hewan percobaan seperti mencit dan tikus serta cara-cara pemberian obat secara oral, subkutan, intravena, intramuscular, dan intraperitoneal.
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK irmalawai
油
Diuretik adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran urin atau kemih (diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal. Obat-obat lainnya yang menstimulasi diuresis dengan mempengaruhi ginjal secara tak langsung tidak termasuk dalam definisi ini, misalnya zat yang memperkuat kontraksi jantung (digoksin, teofilin), memperbesar volume darah (dekstran) atau merintangi sekresi hormon antidiuretik ADH (air, alkohol) .
Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yangdipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam dan luar tubuh guna mencegah, meringankan, dan menyembuhkan penyakit
Emulsi adalah salah satu bentuk sediaan farmasi yang terdiri atas dua fase yang tidak dapat bercampur secara spontan, yaitu fase minyak dan air. Emulsi dapat dibentuk dengan bantuan zat pengemulsi untuk membentuk sediaan homogen. Dokumen ini menjelaskan tentang definisi, kelebihan dan kekurangan, teori pembentukan, jenis, komponen penting, dan cara pembuatan emulsi yang baik.
Laporan ini membahas pembuatan unguentum asam salisilat dengan bahan asam salisilat dan vaselinum flavum. Dilakukan evaluasi homogenitas, daya lekat, daya sebar, dan kemampuan proteksi. Hasilnya menunjukkan tidak homogen, daya lekat 1,3 detik, daya sebar semakin besar dengan tambahan beban, dan kemampuan proteksi 42 detik.
Laporan ini membahas tiga percobaan yaitu uji safonifikasi, ketidakjenuhan lemak, dan kelarutan lemak untuk mengetahui sifat-sifat lemak. Hasilnya menunjukkan minyak jelantah dan margarin 'Filma' menghasilkan lebih banyak busa dalam uji safonifikasi dan mengandung asam lemak tidak jenuh."
1) Dokumen tersebut membahas tentang uji karbohidrat, termasuk definisi karbohidrat, jenis-jenis karbohidrat, dan beberapa uji untuk mengidentifikasi karbohidrat seperti uji Molish, uji iodin, uji Benedict, dan uji Seliwanoff.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis sediaan obat luar yang umum, yaitu salep, krim, pasta, dan jelly. Jenis-jenis tersebut memiliki komposisi dan sifat yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan penggunaannya sebagai obat luar.
Laporan praktikum biokimia ini membahas percobaan lipid yang meliputi uji kelarutan lipid, pembentukan emulsi, sifat asam dan basa minyak, hidrolisis minyak oleh alkali, uji kolesterol, dan bentuk kristal kolesterol. Lipid merupakan senyawa heterogen yang terdiri atas trigliserida, fosfolipida, dan sterol yang memainkan peran penting dalam tubuh."
Laporan praktikum kimia ini membahas tentang sifat fisik dan kimia dari beberapa alkohol seperti titik didih, bau, kelarutan, dan kecepatan reaksi dengan asam klorida dan senyawa dikromat. Berdasarkan hasil percobaan, diketahui bahwa struktur molekul dan jumlah atom karbon mempengaruhi titik didih alkohol, sedangkan kedudukan gugus hidroksil mempengaruhi kecepatan reaksinya.
Laporan ini membahas tentang pembuatan gel piroksikam, termasuk tujuan praktikum, dasar teori tentang anatomi dan fisiologi kulit, absorpsi perkutan, definisi gel dan piroksikam, evaluasi produk referensi Feldene Gel, Scandene Gel dan Pirofel Gel, serta pemilihan bahan aktif.
Uji Phenylhidrazine digunakan untuk menguji adanya gula aldosa atau ketosa dalam bahan pangan dengan memanaskan sampel dan larutan Phenylhidrazine yang menghasilkan osazon berwarna kuning jingga. Hasil uji menunjukkan sampel Roma Kelapa Sandwich mengandung gula aldosa/ketosa sedangkan Gulaku dan Aquadest tidak mengandung gula tersebut.
Emulsi terdiri dari dua cairan yang tidak dapat bercampur (biasanya minyak dan air), dengan salah satu cairan terdispersi sebagai tetesan kecil (d = 0,1-100 mm) berbentuk bola di cairan lainnya. Emulsi adalah sistem yang tidak stabil secara termodinamika. Ada dua jenis emulsi, yaitu emulsi minyak dalam air (o/w) dan emulsi air dalam minyak (w/o). Emulsi
Laporan ini membahas pembuatan unguentum asam salisilat dengan bahan asam salisilat dan vaselinum flavum. Dilakukan evaluasi homogenitas, daya lekat, daya sebar, dan kemampuan proteksi. Hasilnya menunjukkan tidak homogen, daya lekat 1,3 detik, daya sebar semakin besar dengan tambahan beban, dan kemampuan proteksi 42 detik.
Laporan ini membahas tiga percobaan yaitu uji safonifikasi, ketidakjenuhan lemak, dan kelarutan lemak untuk mengetahui sifat-sifat lemak. Hasilnya menunjukkan minyak jelantah dan margarin 'Filma' menghasilkan lebih banyak busa dalam uji safonifikasi dan mengandung asam lemak tidak jenuh."
1) Dokumen tersebut membahas tentang uji karbohidrat, termasuk definisi karbohidrat, jenis-jenis karbohidrat, dan beberapa uji untuk mengidentifikasi karbohidrat seperti uji Molish, uji iodin, uji Benedict, dan uji Seliwanoff.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis sediaan obat luar yang umum, yaitu salep, krim, pasta, dan jelly. Jenis-jenis tersebut memiliki komposisi dan sifat yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan penggunaannya sebagai obat luar.
Laporan praktikum biokimia ini membahas percobaan lipid yang meliputi uji kelarutan lipid, pembentukan emulsi, sifat asam dan basa minyak, hidrolisis minyak oleh alkali, uji kolesterol, dan bentuk kristal kolesterol. Lipid merupakan senyawa heterogen yang terdiri atas trigliserida, fosfolipida, dan sterol yang memainkan peran penting dalam tubuh."
Laporan praktikum kimia ini membahas tentang sifat fisik dan kimia dari beberapa alkohol seperti titik didih, bau, kelarutan, dan kecepatan reaksi dengan asam klorida dan senyawa dikromat. Berdasarkan hasil percobaan, diketahui bahwa struktur molekul dan jumlah atom karbon mempengaruhi titik didih alkohol, sedangkan kedudukan gugus hidroksil mempengaruhi kecepatan reaksinya.
Laporan ini membahas tentang pembuatan gel piroksikam, termasuk tujuan praktikum, dasar teori tentang anatomi dan fisiologi kulit, absorpsi perkutan, definisi gel dan piroksikam, evaluasi produk referensi Feldene Gel, Scandene Gel dan Pirofel Gel, serta pemilihan bahan aktif.
Uji Phenylhidrazine digunakan untuk menguji adanya gula aldosa atau ketosa dalam bahan pangan dengan memanaskan sampel dan larutan Phenylhidrazine yang menghasilkan osazon berwarna kuning jingga. Hasil uji menunjukkan sampel Roma Kelapa Sandwich mengandung gula aldosa/ketosa sedangkan Gulaku dan Aquadest tidak mengandung gula tersebut.
Emulsi terdiri dari dua cairan yang tidak dapat bercampur (biasanya minyak dan air), dengan salah satu cairan terdispersi sebagai tetesan kecil (d = 0,1-100 mm) berbentuk bola di cairan lainnya. Emulsi adalah sistem yang tidak stabil secara termodinamika. Ada dua jenis emulsi, yaitu emulsi minyak dalam air (o/w) dan emulsi air dalam minyak (w/o). Emulsi
Emulsi adalah sediaan farmasi yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat yang terdispersi dalam cairan pembawa. Emulsi dibedakan menjadi emulsi tipe O/W dan W/O, bergantung pada fase kontinu apakah air atau minyak. Emulgator diperlukan untuk menstabilkan emulsi dengan membentuk lapisan film antara fase dispers dan kontinu.
Dokumen tersebut membahas tentang kimia farmasi, farmakope Indonesia IV, dan kriteria mutu krim. Secara ringkas, dokumen menjelaskan definisi krim sebagai sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung satu atau lebih bahan obat dalam bahan dasar yang mengandung air tidak kurang dari 60%. Dokumen juga menjelaskan proses pembuatan, pengemasan, stabilitas, dan evaluasi mutu krim.
Emulsi adalah sediaan yang mengandung dua fase yang tidak bercampur, dimana salah satu fase terdispersi dalam fase lainnya dengan bantuan bahan pengemulsi. Stabilitas emulsi dipengaruhi oleh ukuran partikel, konsentrasi fase dalam, dan viskositas fase luar. Emulsi dibuat dengan mencampurkan bahan obat, bahan pengemulsi, dan pembawa secara hati-hati.
Dokumen tersebut membahas tentang emulsi, termasuk definisi, jenis, komponen penyusun, proses pembuatan, uji stabilitas, dan evaluasi mutu emulsi. Faktor-faktor seperti konsentrasi, suhu, waktu dan kecepatan pencampuran dapat mempengaruhi stabilitas emulsi. Sistem HLB digunakan untuk mengklasifikasikan surfaktan berdasarkan sifat hidrofilik dan lipofiliknya.
Dokumen tersebut membahas tentang emulsi farmasi. Emulsi didefinisikan sebagai sistem dua fase dimana salah satu cairan terdispersi dalam cairan lainnya dalam bentuk butiran kecil yang distabilkan oleh zat pengemulsi. Jenis emulsi meliputi oral, topikal, dan injeksi. Komponen utama emulsi adalah fase dispersi, fase pendispersi, dan emulgator. Metode pembuatan emulsi meliputi metode gom basah
Dokumen tersebut merangkum studi pustaka tentang formulasi krim kloramfenikol dan hidrokortison asetat, mencakup definisi krim, jenis krim, persyaratan krim sebagai obat luar, metode pembuatan dan pembentukan krim, penyimpanan krim, serta monografi zat aktif dan zat tambahan yang digunakan.
1. Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung air minimal 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Terdapat dua tipe krim yaitu emulsi minyak dalam air dan dispersi mikrokristal asam lemak dalam air.
2. Krim digunakan untuk memberikan efek pelembab atau emolien pada kulit serta sebagai pembawa zat obat. Jenis emulsi yang digunakan tergantung pada sifat z
Makalah ini membahas tentang emulsi, sistem koloid dimana fase cair terdispersi dalam fase cair lainnya. Emulsi membutuhkan zat pengemulsi untuk mencegah pemisahan fase. Terdapat dua jenis emulsi, yaitu emulsi minyak dalam air dan emulsi air dalam minyak. Faktor yang mempengaruhi kestabilan emulsi antara lain tegangan permukaan, kekuatan lapisan antarmuka, dan viskositas.
Jaringan penyokong terdiri atas jaringan tulang dan jaringan transportasi. Jaringan tulang terbagi menjadi tulang sejati dan tulang rawan, masing-masing memiliki struktur dan fungsi yang berbeda dalam memberikan sokongan dan proteksi. Jaringan transportasi meliputi jaringan darah dan limfa, dimana jaringan darah mengangkut zat makanan dan oksigen serta limbfa membantu pertukaran zat antara darah dan jaringan.
Ada empat jaringan utama pada hewan yaitu epitel, ikat, otot, dan saraf. Jaringan epitel menutup dan melapisi permukaan organ tubuh serta memiliki fungsi khusus seperti absorpsi, sekresi, sensoris, dan kontraktil. Jaringan ikat mengikat berbagai jaringan dan organ tubuh untuk menopang dan melindungi. Jaringan otot berperan untuk gerak dan lokomosi. Jaringan saraf bertugas merespons rangsangan.
This document lists 5 students' names and ages along with a class designation. The students are Eri Krismiyaningsih (11), Ferdiastama Nurrohman (12), Mutiarafah (21), Riva Fausta Titania (27), and Syaifulloh Ibnu Mukmin (28) who are all in class XI MIA 9.
Laporan praktikum fisika ini membahas tentang elastisitas benda padat dengan menggunakan pegas. Tujuan praktikum adalah mengetahui pengaruh gaya terhadap panjang, tegangan, dan regangan pegas serta menentukan nilai modulus elastisitasnya. Pegas digantungkan dan diberi beban berat bervariasi, kemudian diukur panjangnya. Dari hasil percobaan diperoleh kesimpulan bahwa semakin besar gaya, semakin besar p
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang beberapa konsep dasar geometri bidang meliputi titik, garis, sudut, bidang, dan simetri. Di antaranya dijelaskan bahwa titik adalah bentuk terkecil dalam geometri, garis terbentuk dari dua titik, sedangkan sudut dihasilkan oleh pertemuan dua garis. Dokumen juga menjelaskan berbagai jenis simetri pada bangun datar seperti simetri putar, lipat, dan sum
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang dalil intercept (intersep) yang menyatakan bahwa rasio antara panjang ruas garis yang dipotong oleh dua garis yang berpotongan akan sama bila dua atau lebih garis itu sejajar. Definisi dalil ini kemudian dijelaskan dengan contoh gambar dan penjabaran matematis.
Dokumen ini membahas dalil bahwa garis yang menghubungkan titik tengah dua sisi segitiga akan sejajar dengan sisi ketiga dan panjangnya setengah dari panjang sisi ketiga. Bukti ini menggunakan sifat-sifat segitiga yang kongruen dan jajargenjang untuk membuktikan dalil tersebut. Contoh soal juga diberikan beserta penyelesaiannya untuk memperjelas dalil tersebut.
Daftar nama siswa kelas X MIPA 9 yang terdiri dari 6 orang. Dokumen ini membahas tentang konsep-konsep geometri dasar seperti segmen garis, sifat kongruen segmen garis, perpanjangan garis, dan titik tengah segmen garis.
Danantara: Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...Dadang Solihin
油
Keberadaan Danantara: Pesimis atau Optimis?
Pendekatan terbaik adalah realistis dengan kecenderungan optimis.
Jika Danantara memiliki perencanaan yang matang, dukungan kebijakan yang kuat, dan mampu beradaptasi dengan tantangan yang ada, maka peluang keberhasilannya besar.
Namun, jika implementasinya tidak disertai dengan strategi mitigasi risiko yang baik, maka pesimisme terhadap dampaknya juga cukup beralasan.
Pada akhirnya, kunci suksesnya adalah bagaimana Danantara bisa dikelola secara efektif, inklusif, dan berkelanjutan, sehingga dampak positifnya lebih dominan dibandingkan risikonya.
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah TelstraDadang Solihin
油
Banyak pertanyaan tentang bagaimana nasib Jakarta setelah tidak menjadi Ibu Kota Negara lagi. Sebagian besar masyarakat berkomentar bahwa Jakarta akan menjadi pusat bisnis. Jakarta diproyeksikan akan menjadi pusat ekonomi nasional pasca pemindahan ibu kota negara. Tentunya hal ini akan membuat Jakarta tetap akan menjadi magnet bagi investor, masyarakat ataupun pemerintah. Kawasan penyangga Jakarta seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi diproyeksikan akan menjadi kawasan aglomerasi dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup besar.
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information SystemsAinul Yaqin
油
File ini adalah lembar kerja mahasiswa untuk mata kuliah Applied Artificial Intelligence in Information Systems. Tujuan pembelajarannya mencakup pemahaman tentang Decision Support Systems (DSS), Business Intelligence (BI), proses pengambilan keputusan, analisis bisnis, manajemen kinerja bisnis, kolaborasi, manajemen pengetahuan, serta teknologi canggih dan tren terkini dalam sistem informasi.
Lembar kerja ini terdiri dari 14 bab yang mencakup berbagai topik, yaitu:
Decision Support and Business Intelligence
Decision Making, Systems, Modeling, and Support
Decision Support Systems Concepts, Methodologies, and Technologies
Modeling and Analysis
Data Mining for Business Intelligence
Artificial Neural Networks for Data Mining
Text and Web Mining
Data Warehousing
Business Performance Management
Collaborative Computer-Supported Technologies and Group Support Systems
Knowledge Management
Artificial Intelligence and Expert Systems
Advanced Intelligent Systems
Management Support Systems Emerging Trends and Impacts
Setiap babnya memiliki format yang sama, yaitu tujuan pembelajaran, pengantar materi, kegiatan belajar (pemahaman konsep, tugas, diskusi kelompok), penilaian, dan refleksi. Kegiatan belajar sangat bervariasi, mulai dari menjawab pertanyaan, menggambar diagram, analisis kasus, melakukan eksperimen menggunakan tools tertentu, hingga diskusi kelompok dan presentasi.
Referensi utama yang digunakan dalam mata kuliah ini adalah buku Decision Support and Business Intelligence Systems oleh Turban, E., Sharda, R., & Delen, D.
Lembar kerja ini memberikan kerangka kerja yang komprehensif bagi mahasiswa untuk memahami dan menerapkan konsep-konsep penting dalam kecerdasan buatan terapan pada sistem informasi, melalui kombinasi pembelajaran teoretis dan tugas-tugas praktis.
PPT ini dipresentasikan dalam acara Seminar dan油Knowledge Sharing Kepustakawanan yang diselenggarakan oleh Forum Perpusdokinfo LPNK Ristek. Tanggal 28 November 2017
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Murad Maulana
油
PPT ini dipresentasikan dalam acara Diseminasi repositori perpustakaan BAPETEN yang diselenggarakan oleh Kepala Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi
Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir (P2STPIBN) pada tanggal 25 Februari 2025
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Murad Maulana
油
Lotion Pegagan
1. LAPORAN PENGAMATAN
PEMBUATAN LOTION EKSTRAK PEGAGAN
(Centela asiatica)
Oleh:
Eri Krismiyaningsih
11
X MIPA 9
SMA NEGERI 1 KLATEN
TAHUN AJARAN 2013/2014
2. I.
Tujuan
1. Untuk mengetahui kandungan dalam daun pegagan.
2. Untuk mengetahui khasiat lotion dengan ekstrak pegagan.
3. Untuk Mengetahui cara pembuatan lotion dengan ekstrak pegagan.
4. Untuk mengetahui bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan lotion.
II.
Dasar Teori
Pembuatan preparat ini untuk mendapatkan efek emolien atau pelembut
jaringan dari preparat tersebut dan keadaan permukaan kulit. Karena emulsi
yang dipakai pada kulit sebagai obat luar bisa dibuat sebagai emulsi m/a (
minyak dalam air ) atau emulsi a/m ( air dalam minyak ), tergantung pada
berbagai faktor seperti sifat zat terapeutik yang akan dimasukan ke dalam
emulsi.
Zat obat yang akan mengiritasi kulit umumnya kurang mengiritasi jika
ada dalam fase luar yang mengalami kontak langsung dengan kulit. Tentu saja
dapat bercampurnya dan kelarutan dalam air dan dalam minyak dari zat obat
yang digunakan dalam preparat yang di emulsikan menentukan banyaknya
pelarut yang harus ada dan sifatnya yang meramalkan fase emulsi yang
dihasilkan .
Pada kulit yang tidak luka, suatu emulsi air dalam minyak biasanya
dapat dipakai lebih rata karena kulit diselaputi oleh suatu lapisan tipis dari
sabun dan permukaan ini lebih mudah dibasahi oleh minyak daripada oleh air.
Suatu emulsi air dalam minyak juga lebih lembut ke kulit, karena ia mencegah
mengeringnya kulit dan tidak mudah hilang bila kena air. Sebaliknya jika
diinginkan preparat yang mudah dihilangkan dari kulit dengan air, harus
dipilih suatu emulsi minyak dalam air, harus dipilih suatu emulsi minyak
dalam air. Seperti untuk absorpsi, abnsorpsi melalui kulit ( absorpsi perkutan )
bisa ditambah dengan mengurangi ukuran partikel dari fase dalam.
Daun pegagan digunakan sebagai ekstrak dalam pembuatan lotion ini
dikarenakan daun pegagan memiliki banyak khasiat bagi tubuh khususnya
3. kulit. Seperti untuk menyembuhkan luka dan menghilangkan keloid pada
kulit.
III.
Alat dan Bahan
Alat:
1. Mortir stamper
2. Cawan
3. Beaker glass
4. Corong
5. Pipet
6. Botol Kemasan
Bahan:
Fase Air:
Fase Minyak:
1. Gliserin
2g
1. Parafin lig
1g
2. Prop glikol
3g
2. Cetil alkohol 0.5g
3. Trietanolamin 1,25g
4. Nipagin
0,1g
4. Lanolin
1g
5. Air pegagan
IV.
3. Asam stearat 5g
1%
5. Nipasol
0.1g
Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menimbang bahan yang digunakan
3. Memanaskan fase minyak dalam cawan penguap pada suhu 70 C
4. 4. Memanaskan fase air dalam cawan penguap atau beaker glass pada suhu
70 C
5. Memanaskan mortir stamper dengan alkohol
5. 6. Memasukkan campuran fase minyak dan fase air dalam mortir panas tadi
7. Mengaduk pelan-pelan sampai dingin atau cairan menjadi kental
8. Menuangkan campuran yang telah menjadi lotion ke dalam botol
menggunakan corong.
V.
Hasil Pengamatan
1. Ketika fase air dan fase minyak yang telah dipanaskan dituang ke dalam
mortir panas, fase air yang berwarna kecoklatan dan fase minyak yang
berwarna kuning ketika dicampur warna dari campuran tersebut berwarna
putih susu.
6. 2. Kemudian setelah campuran tersebut diaduk perlahan dan konstan, terjadi
perubahan kekentalan campuran dari kental menjadi encer setelah
mendingin.
VI.
Pembahasan
1. Pengertian Emulsi
a. Alexander : Emulsi adalah suatu dispersi yang sangat halus dari suatu
cairan ke dalam suatu cairan yang lain
b. Clayton
: Emulsi adalah suatu sistem yang terdiri dari 2 fase cair,
yang satu terdispersi dalam yang lain sebagai globul (butir-butir kecil)
2. Pengertian Emulsi dalam Bidang Farmasi
Emulsi merupakan Campuran homogen 2 cairan yang dalam
keadaan normal tidak dapat bercampur (fase air dan fase minyak) dengan
pertolongan suatu bahan penolong yang disebut emulgator.
3. Tipe-Tipe Emulsi
a. Tipe Oil in Water (Minyak dalam air)
Emulsi jenis ini, terdiri dari fase dalam berupa tetesan
minyak yang terdispersi dan fase luar berupa air. Untuk membuat
emulsi jenis ini, maka pemilihan emulgator dengan nilai HLB
hidrofilik sangat penting untuk dipertimbangkan. Untuk membuat
emulsi jenis o/w pilihlah emulgator dengan rentang nilai HLB 818. Contoh emulgator yang memiliki nilai HLB dalam rentang ini
adalah gelatin, Gom, Tween, dan tragakan. (Ansel,2005). Jika jenis
emulsi ini diuji dengan daya hantar laistrik, maka akan
memberikan nilai pada multitester, sebab fase luarnya terdiri dari
air.
Dimana, air memiliki kemampuan dalam menghantarkan
listrik. Emulsi jenis ini banyak diaplikasikan dalam pembuatan
7. sediaan parentral, oral, dan topikal seperti lotion, krim, salep, dan
gel. Jenis emulsi o/w mudah dicuci dan tidak terasa lengket saat
digunakan di kulit sehingga memberikan kesan ringan.
Fenomena ini banyak dimanfaatkan untuk pembuatan sediaan
kosmetik. Namun, karena sifatnya yang mudah tercuci, emulsi
jenis ini tidak bertahan lama di kulit, sehingga jika diformulasikan
untuk tujuan terapi, lama kontak sediaan dengan kulit relatif lebih
singkat daripada emulsi w/o. Akibatnya, obat tidak lama berkontak
dengan kulit dan efektivitasnya menjadi lebih kecil.
Contoh:
Susu
Santan
Lateks
Lotion
Mayonaise
Salad dressing
Es krim
Cat
b. Tipe Water in Oil (Air dalam minyak)
Jika pada emulsi tipe o/w fase terdispersinya adalah minyak,
maka pada jenis emulsi w/o fase terdispersinya adalah air dan
minyak sebagai fase kontinu. Pada dasarnya, jika air dicampurkan
dengan minyak, maka akan terjadi pemisahan antara keduanya.
Lalu bagaimana mungkin minyak dan air bisa berada dalam suatu
campuran yang tampak homogen??? Ada beberapa teori yang
dapat menjelaskan hal ini. Yaitu teori tegangan-permukaan,
oriented wedge theory, dan teori lapisan antarmuka. Teori2 ini
akan saya bahas dalam tulisan lain.
Selanjutnya, air didispersikan menjadi tetesan2 kecil di
dalam fase kontinu berupa minyak. Sehingga jadilah tetesan air
dalam minyak. Untuk membuat emulsi tipe ini, maka pilihlah jenis
8. emulgator yang bersifat lipofilik dengan nilai HLB 3-8. Contoh
emulgator dengan nilai HLB dalam rentang ini adalah propilen
glikol monostearat, etilan glikol distearat, dan sorbitan monooleat.
Emulsi jenis ini bersifat lipofilik atau larut dalam lemak.
Sehingga, tidak mudah tercuci. Untuk preparat kosmetik, emulsi
jenis ini jarang dipilih karena akan memberikan rasa berat bagi
pemakainya. Namun untuk tujuan terapi, emulsi jenis ini lebih baik
daripada jenis emulsi o/w. (Paye et al, 2001) Sebab, jika sediaan
tidak mudah tercuci, artinya waktu kontak sediaan dengan kulit
akan relatif lebih lama. Sehingga diharapkan waktu kontak obat
juga akan lebih lama. Maka untuk terapi, hal ini akan lebih efektif.
Jika diuji dengan alat uji konduktivitas listrik, maka emulsi jenis
ini tidak memberikan nilai pada multimeter sebab minyak -sebagai
fase luar- bukanlah zat yang bersifat menghantarkan listrik.
Contoh:
Mentega
Margarin
Shortening
Lipstik
Cream
Coklat batangan
Selai kacang
Sabun padat
Semir
Dalam pembuatan lotion ini, tipe emulsi yang digunakan adalah tipe Oil in
Water atau minyak dalam air.
4. Teknik Membedakan Tipe Emulsi
a. Penampakan visual
- Emulsi o/w biasanya berwarna putih dan agak creamy
9. - Emulsi w/o bewarna lebih gelap dan menunjukkan tekstur minyak
b. Metode Dilusi
- Meneteskan emulsi dalam permukaan air dan minyak
- Emulsi o/w jika penyebarannya sempurna
- Emulsi w/o jika tidak terjadi perubahan dan
tetesan
emulsi
tadi
mengapung di permukaan air
c. Metode Pewarnaan
Dapat digunakan dua jenis zat warna berdasarkan sifat kelarutannya
yakni yang larut dalam air dan yang larut dalam minyak jika yang
digunakan zat warna yang larut dalam air.
- Emulsi tipe o/w jika antara emulsi dan zat warna dapat tercampur
dengan merata
- Emulsi tipe w/o jika antara emulsi dan zat warna tidak dapat
tercampur rata
- Jika zat warna yang digunakan zat warna yang larut dalam minyak
- Emulsi yang dapat tercampur merata adalah
tipe w/o
- Emulsi yang tidak dapat tercampur merata adalah tipe o/w
d. Metode Penyerapan
Digunakan kertas filter yang berdasarkan sifat kapilaritas air yang
lebih tinggi daripada minyak, misal CoCl2
- Benda dengan permukaan licin dapat digunakan dengan mengamati
kecepatan alir emulsinya
- Jika tetesan emulsi ini tersebar berarti emulsi ini bertipe o/w dan jika
tidak tersebar merata berarti emulsinya bertipe w/o
e. Metode Konduktivitas
- Dengan menggunakan dasar bahwa air memiliki resistensi yang
rendah dan konduktivitas yang tinggi, sehinggga emulsi tipe o/w
menunjukkan nilai seperti di atas.
10. - Untuk emulsi tipe w/o maka akan menunjukkan nilai resistensi tinggi
dan konduktivitas yang lebih kecil.
f. Metode Flourensi Cahaya
- Metode ini berdasarkan sifat cairan dalam memfluoresensi cahaya.
- Minyak merupakan cairan yang mampu memfluoresensi cahaya lebih
baik dibandingkan dengan air sehingga emulsi w/o ditunjukkan
apabila cahaya yang dilalui pada emulsi dapat terflouresensi dengan
jelas.
- Kebalikannya, emulsi o/w jika cahaya tidak dapa terfluoresensi
dengan jelas
5. Alasan Penggunaan Emulsi
a. Untuk membuat formulasi tunggal yang komponen penyusunnya tidak
dapat bercampur, misal : pembuatan lotion atau cream
b. Untuk mengontrol flavour
c. Untuk mengatur kondisi fisik produk, seperti tekstur dan
tingkat
kekentalannya
d. Untuk menekan biaya produksi
e. Mengurangi resiko penggunaan bahan beracun, misalnya sebagai
bahan pencampur insektisida
6.
digunakan air
Fungsi Lotion
a. Menjaga Kelembaban Kulit
b. Mencegah Kulit Bersisik dan Kusam
c. Melembutkan Kulit dan Membuatnya Bersinar
d. Memberi Perlindungan Kulit
e. Aromanya Membuat Tenang
11. 7. Tanaman Pegagan
Pegagan merupakan tanaman herba tahunan yang tumbuh menjalar
dan berbunga sepanjang tahun. Tanaman akan tumbuh subur bila tanah
dan lingkungannya sesuai hingga dijadikan penutup tanah. Jenis pegagan
yang banyak dijumpai adalah pegagan merah dan pegagan hijau.
Pegagan merah dikenal juga dengan antanan kebun atau antanan batu
karena banyak ditemukan di daerah bebatuan, kering dan terbuka. Pegagan
merah tumbuh merambat dengan stolon (geragih) dan tidak mempunyai
batang, tetapi mempunyai rhizoma (rimpang pendek).
Sedangkan pegagan hijau sering banyak dijumpau di daerah
pesawahan dan disela-sela rumput. Tempat yang disukai oleh pegagan
hijau yaitu tempat agak lembap dan terbuka atau agak ternaungi. Selain
itu, tanaman yang mirip pegagan atau antanan ada empat jenis yaitu
antanan kembang, antanan beurit, antanan gunung dan antanan air.
8. Kandungan dalam Pegagan
Pegagan yang simplisianya dikenal dengan sebutan Centella herba
memiliki
kandungan
asiaticoside,
thankuniside,
isothankuniside,
madecassoside, brahmoside, brahmic acid, brahminoside, madasiatic
acid, meso-inositol, centelloside, carotenoids, hydrocotylin, vellarine,
tanin serta garam mineral seperti kalium, natrium, magnesium, kalsium
dan besi. Diduga glikosida triterpenoida yang disebut asiaticoside
merupakan antilepra dan penyembuh luka yang sangat luar biasa. Zat
vellarine yang ada memberikan rasa pahit.
9. Sifat Pegagan
a. Pegagan berasa manis
b. Bersifat mendinginkan
c. Memiliki fungsi membersihkan darah
d. Melancarkan peredaran darah
e. Peluruh kencing (diuretika)
12. f. Penurun panas (antipiretika)
g. Menghentikan pendarahan (haemostatika)
h. Meningkatkan syaraf memori
i. Anti bakteri, tonik, antispasma, antiinflamasi, hipotensif, insektisida,
antialergi dan stimulan
j. Saponin yang ada menghambat produksi jaringan bekas luka yang
berlebihan (menghambat terjadinya keloid).
10. Khasiat Pegagan
a. Untuk obat luar sebagai anti keloid pada kulit.
b. Menyembuhkan luka
c. Penyakit kulit & kosmetika
Penggunaan
pegagan
sebagai
obat
terutama
untuk
menyembuhkan luka, meningkatkan pembentukan jaringan ikat baru,
dan mendukung kelenturan kulit. Dalam jaringan kapiler, pegagan
merangsang pembentukan kapiler baru. Kaemferol quercetin pada
pegagan menjaga ketahanan vena yang terletak tepat di bawah kulit.
Selain itu, pegagan berkhasiat anti-inflamasi dan antibiotik
untuk kulit. Asiaticoside pada pegagan mengurangi jaringan parut
yang berlebihan, mengurangi inflamasi selama pembentukan jaringan
parut, dan mengurangi kontraksi kulit, terutama setelah luka bakar.
Dengan karakteristik tersebut, pegagan dapat digunakan untuk
penyembuhan luka trauma, luka bakar, ulkus kaki, bisul, abses, kulit
yang rusak oleh efek radioterapi, varises, wasir, fisura anus, puting
retak, ulkus baring, gangren, memar dan keseleo. Pada tingkat yang
lebih rendah, pegagan juga digunakan untuk eksim, psoriasis,
ichtyasis, scleroderma, dermatitis popok, lesi kulit lepra, dan penyakit
rematik.
Sebagai kosmetik, pegagan ditambahkan pada krim masker
wajah untuk memperkuat kolagen dan kulit secara keseluruhan.
Pegagan juga dapat meringankan selulit/ stretch mark menghilangkan
13. bintik
penuaan
dan
mengurangi
keriput,
biasanya
dengan
menambahkan ekstrak tanaman ini ke krim atau salep perawatan kulit.
d. Gangguan sirkulasi darah
Untuk penggunaan internal, pegagan baik untuk merangsang
sirkulasi vena. Dengan merangsang pembentukan kolagen di sekitar
vena, pembuluh vena terlindungi oleh herbal ini. Kerapuhan kapiler
pun juga berkurang oleh flavonoid yang meningkatkan sirkulasi mikro
darah.
Dengan karakteristik ini, pegagan dapat digunakan sebagai obat
untuk varises, wasir, kaki mati rasa, edema di sekitar pergelangan
kaki, kesemutan, pencegahan ulkus pada pasien yang berbaring di
tempat tidur berkepanjangan, insufisiensi limfatik, limfedema,
mikroangiopati diabetes, dan degenerasi makula atau degenerasi
retina.
e. Tonikum otak
Sebagi tonikum untuk sel-sel otak dan saraf, pegagan dapat
digunakan untuk berbagai gangguan otak dengan mempromosikan
keseimbangan mental,
efek penenang dan
perangsang tidur.
Karakteristik ini membuat pegagan cocok untuk pengobatan pikun,
pelupa, penurunan kemampuan berkonsentrasi, kehilangan daya pikir,
kelelahan mental, kecemasan, stres, insomnia, penyakit saraf, dan
epilepsi.
f. Tonikum umum
Pegagan merupakan adaptogen, yaitu zat yang meningkatkan
kemampuan beradaptasi terhadap kondisi yang merugikan. Sebagai
tonikum umum untuk tubuh, pegagan merangsang kelenjar adrenal
dan hipofisis untuk peremajaan dan revitalisasi sel-sel. Pegagan juga
memiliki efek afrodisiak.
14. Dengan karakteristik ini, pegagan dapat digunakan untuk
mengobati kelelahan, kekurangan energi, kelesuan, penurunan
stamina, penurunan gairah seks, impotensi, dan masalah menstruasi.
g. Sifat obat lainnya
Dengan bekerja sebagai diuretik dan detoksifikasi, tanaman
dapat membantu melawan penyakit rematik. Efek antipiretiknya dapat
digunakan untuk menurunkan demam dan efek anti-inflamasinya
untuk meringankan sirosis hepatis dan penyakit kuning.
VII.
Kesimpulan
a. Pegagan merupakan tanaman herba tahunan yang tumbuh menjalar dan
berbunga sepanjang tahun
b. Pegagan memiliki kandungan yang dapat bermanfaat bagi kulit.
c. Pegagan memiliki sifat Saponin yang berfungsi untuk menghambat
produksi jaringan bekas luka yang berlebihan (menghambat terjadinya
keloid).
d. Lotion Pegagan memiliki beberapa manfaat, diantaranya:
- Untuk obat luar sebagai anti keloid pada kulit.
- Menyembuhkan luka
- Bahan kosmetika
- Menyembuhkan gangguan sirkulasi darah
- Menyembuhkan Tonikum otak
- Menyembuhkan Tonikum umum
- Bekerja sebagai diuretik dan detoksifikasi