際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
SISTEM RESPIRASI

Disusun oleh
Kelompok 3:
Bella Aprilni Kriwangko
Muhammad Emill
Raka Vargorio
Sundun Sada Maripi
Wirayuda

Kelas XI IPA 1
2013/2014
SISTEM RESPIRASI
LKS
BIO

TUJUAN:
Percobaan 1 (Respirasi Serangga)

1. Mempelajari pernapasan hewan
2. Melihat faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kebutuhan
oksigen pada hewan pada saat pernapasan.

Percobaan 2 (Frekuensi Paru-paru)

Mengetahui pengaruh aktivitas terhadap laju pernapasan

Percobaan 3 (Kapasitas vital paru-paru)
1. Mengetahui da menghitung kapasitas vital paru-paru
2. Membedakan kapasitas vital paru-paru laki-laki dan
perempuan

DASAR TEORI
Respirasi adalah seluruh proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa
organik sehingga menghasilkan energi dan sisa berupa CO2 dan H2O. Pertukaran gas O2 dan
gas CO2 berlangsung melalui proses difusi yang berlangsung di alat pernafasan. Alat-alat
pernafasan dapat berupa paru-paru, insang, trakea maupun bentuk lain yang dapat
melangsungkan pertukaran gas O2 dan CO2.
Alat pernafasan serangga berupa sistem trakea yang berfungsi untuk mengangkut dan
mengedarkan O2ke seluruh tubuh serta mengeluarkan CO2. Trakea memanjang dan
bercabang-cabang menjadi saluran kecil yang menyebar ke seluruh jaringan tubuh. Jadi
dalam sistem ini tidak membutuhkan bantuan sistem transportasi darah. Udara masuk dan
keluar melalui stigma, yaitu lubang kecil yang terdapat di kanan-kiri tubuh serangga
(spirakel). Selanjutnya udara masuk ke pembuluh trakea yang memanjang dan sebagian ke
kantung hawa. Terjadinya pertukaran gas sisa terjadi karena kontraksi otot-otot tubuh yang
bergerak secara teratur.
mekanisme pernapasan Manusia dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada
dan pernapasan perut :
A.
Pernapasan Dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut. Fase inspirasi : Fase ini berupa
berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya
tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara
luar yang kaya oksigen masuk. Fase ekspirasi : Fase ini merupakan fase relaksasi atau
kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang
rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga
dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang
kaya karbon dioksida keluar.
B.
Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas otototot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada. Mekanisme pernapasan
perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni sebagai berikut. Fase Inspirasi : Pada fase
ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar, akibatnya rongga dada
membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk. Fase Ekspirasi : Fase
ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma (kembali ke posisi semula,
mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar,
akibatnya udara keluar dari paru-paru.
Volume Udara Pernafasan
Dalam keadaan normal, volume udara paru-paru manusia mencapai 4500 cc. Udara ini
dikenal sebagai kapasitas total udara pernapasan manusia. Walaupun demikian, kapasitas
vital udara yang digunakan dalam proses bernapas mencapai 3500 cc, yang 1000 cc
merupakan sisa udara yang tidak dapat digunakan tetapi senantiasa mengisi bagian paru- paru
sebagai residu atau udara sisa. Kapasitas vital adalah jumlah udara maksimun yang dapat
dikeluarkan seseorang setelah mengisi paru-parunya secara maksimum. Dalam keadaaan
normal, kegiatan inspirasi dan ekpirasi atau menghirup dan menghembuskan udara dalam
bernapas hanya menggunakan sekitar 500 cc volume udara pernapasan (kapasitas tidal = 賊
500cc). Kapasitas tidal adalah jumlah udara yang keluar masuk paru-paru pada pernapasan
normal. Dalam keadaan luar biasa, inspirasi maupun ekspirasi dalam menggunakan sekitar
1500 cc udara pernapasan (expiratory reserve volume = inspiratory reserve volume = 1500
cc).
Jalur pernapasan manusia :
Hidung  Tekak  Laring  Trakea  Bronkus  Bronkiolus  Alveolus
 Paru-paru
Jalannya Udara Pernapasan :
Udara masuk melalui lubang hidung  melewati nasofaring  melewati oralfarink 
melewati glotis  masuk ke trakea  masuk ke percabangan trakea (bronkus)  masuk ke
percabangan bronkus (bronkeolus)  udara berakhir pada ujung bronchus berupa
gelembung yang disebut alveolus

Frekuensi pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut.
Umur
Bayi dan balita memiliki frekuensi bernapas lebih banyak dibanding orang dewasa. Hal itu
disebabkan volume paru paru yang relatif kecil dan sel-sel tubuh sedang berkembang
sehingga membutuhkan banyak oksigen. Orang tua juga memiliki frekuensi napas lebih
banyak karena kontraksi otototot dada dan diafragma tidak sebaik saat masih muda, sehingga
udara pernapasan lebih sedikit.
Jenis Kelamin
Frekuensi pernapasan wanita pada umumnya lebih banyak daripada laki-laki. Hal ini
disebabkan wanita pada umumnya memiliki volume paru-paru lebih kecil dari lakilaki
sehingga frekuensi bernapasnya lebih banyak.
Suhu Tubuh
Semakin tinggi suhu tubuh, semakin cepat frekuensi pernapasannya. Hal ini berhubungan erat
dengan peningkatan proses metabolisme tubuh.
Posisi Tubuh
Posisi tubuh sangat berpengaruh terhadap frekuensi pernapasan. Pada tubuh yang berdiri,
otot-otot kaki akan berkontraksi sehingga diperlukan tenaga untuk menjaga tubuh tetap tegak
berdiri. Untuk itu diperlukan banyak O2 dan diproduksi banyak CO2. Pada posisi tubuh
berdiri, frekuensi pernapasannya meningkat. Pada posisi duduk atau tiduran, beban berat
tubuh disangga oleh sebagian besar bagian tubuh sehingga terjadi penyebaran beban. Hal ini
mengakibatkan jumlah energi yang diperlukan untuk menyangga tubuh tidak terlalu besar
sehingga
frekuensi
pernapasannya
juga
rendah.
Kegiatan Tubuh
Orang yang banyak melakukan kegiatan memerlukan lebih banyak energi dibandingkan
dengan orang yang tidak melakukan kegiatan (santai/tidur). Tubuh memerlukan lebih banyak
oksigen untuk oksidasi biologi dan lebih banyak memproduksi zat sisa. Tubuh perlu
meningkatkan frekuensi pernapasan agar dapat menyediakan oksigen yang lebih banyak.
Gerakan pernapasan diatur oleh pusat pernapasan yang ada di otak dan disebut medula
oblongata. Kita menahan napas sementara waktu, tetapi bila kadar karbon dioksida dalam
darah naik akan timbul rangsangan untuk menghirup udara pernapasan dalam-dalam. Ketika
darah melalui alveolus, kandungan karbon dioksidanya sama dengan di alveolus.
Darah kemudian mencapai medula oblongata yang mengandung selsel yang sangat peka
terhadap konsentrasi karbon dioksida dalam darah. Jika kandungan karbon dioksida ini naik
di atas normal, medula oblongata menanggapinya dengan meningkatkan banyaknya impuls
saraf dan laju impuls saraf yang mengontrol aksi otot-otot pernapasan (otot diafragma dan
otot interkosta). Akibatnya ialah peningkatan pertukaran udara dalam paru-paru yang
mengembalikan konsentrasi karbon dioksida dalam alveolus dengan cepat dan kemudian
mengembalikan konsentrasi karbon dioksida darah ke konsentrasi normal
ALAT & BAHAN:
- Timbangan
- Eosin
- Vaselin
- Alat tulis
- Jerigen 5 liter

- 2 ekor jangkrik
- Kapas
- Pipet tetes
- Stopwatch
- Selang plastik diameter 2 cm

- Kristal KOH/Ba(OH)2
- Tissue
- Respirometer
- Kertas/alat tulis
- Baskom

PROSEDUR KERJA:
PERCOBAAN 1
1. Bungkuslah Kristal NaOH/KOH dengan kapas, lalu masukkan dalam tabung
respirometer.
2. Masukkan jangkrik/belalang yang telah ditimbang beratnya ke dalam botol
respirometer, kemudian tutup dengan pipa berskala.
3. Oleskan vaselin/plastisin pada celah penutup tabung.
4. Tutup ujung pipa berskala dengan jari kurang lebih satu menit, kemudian
lepaskan dan masukkan setetes eosin dengan menggunakan pipet/syiring.
5. Amati dan catat perubahan kedudukan eosin pada pipa berskala setiap 2 menit
selama 10 menit.
6. Lakukan percobaan yang sama (langkah 1 sampai dengan 5) menggunakan
jangkrik lain dengan ukurang yang berbeda.

PERCOBAAN 2
1. Siapkan probandus, alat dan bahan yang akan anda gunakan pada percobaan ini.
2. Biarkan probandus duduk dalam keadaan tenang selama 2 menit, untuk
memastikan anda dalam keadaan rileks.
3. Hitunglah laju pernapasan anda dalam 1 menit. Catat hasilnya dalam tabel
pengamatanmu.
4. Tunggu 1 menit, kemudian hitunglah laju pernapasan anda kembali. Catat
hasilnya dalam tabel pengamatanmu.
5. Sekarang lakukan beberapa aktivitas, misalnya dari ditempat atau scot jump,
selama 2 menit.
6. Setelah itu duduk dan segera hitung kembali laju pernapasanmu pada menit
berikutnya selama 1 menit. Catat hasilnya dalam tabel pengamatanmu.
7. Catatlah laju pernapasanmu permenit pada setiap menitnya berikutnya hingga
laju pernapasan anda mendekati jumlah sebelum melakukan aktivitas.

PERCOBAAN 3
1. Pasang perangkat percobaan seperti gambar di bawah ini!

2. Beri tanda pada jerigen setiap 500 ml dengan mengisi aiar menggunakan gelas
ukur.
3. Isi penuh jerigen dengan air.
4. Tiup pipa atau selang dengan cara hirup napas sekuat-kuatnya dan hembuskan
sekencang-kencangnya (cat: hanya sekali hembusan).
5. Ukur volume udara yang terisi pada gelas erlemeyer.
6. Ulangi sebanyak 3 kali.
7. Catat hasil pengamatanma pada tabel hasil pengamatan!
TABEL HASIL PENGAMATAN
PERCOBAAN 1
 Kedudukan eosin
Skala kedudukan hewan
No

Berat tubuh hewan

1

2

3

4

5

1

0,82 gram

0,8

1,5

2,0

2,5

2,9

2

0,80 gram

1,5

2,5

3,3

3,9

4,3

 Volume Oksigen
Skala kedudukan hewan

Volume
(ml)

No

Berat tubuh hewan

1

2

3

4

5

1

0,82 gram

0,8

0,7

0,5

0,5

0,4

2,9

2

0,80 gram

1,5

1,0

0,8

0,6

0,4

4,3

PERCOBAAN 2
Contoh tabel pengamatan
Nama: Bella Kriwangko
Waktu
Jumlah Napas
permenit
Menit pertama
20
Menit kedua
40
Menit ketiga
25
Menit keempat
21
Menit kelima
18
Menit keenam
18
Nama: Wirayuda
Waktu
Menit pertama
Menit kedua
Menit ketiga
Menit keempat
Menit kelima
Menit keenam

Jumlah Napas
permenit
22
30
31
18
18
17

Nama: Sundun Sada Maripi
Waktu
Jumlah napas
permenit
Menit pertama
26
Menit kedua
39
Menit ketiga
35
30
28
27
Nama: Muh. Emill
Waktu
Menit pertama
Menit kedua
Menit ketiga
Menit keempat
Menit kelima
Menit keenam

Jumlah napas
permenit
25
37
32
23
20
22
PERCOBAAN 3
No
1
2
3
4
5

Nama
Bella Kriwangko
Sundun Sada Maripi
Raka Vargorio
Muh. Emill
WiraYuda

1
1L
2L
1,5 L
2L
1,5 L

Percobaan Kapasitas
2
3
1L
1L
1,5 L
2L
2,25 L
2,75 L
2,5 L
3L
1,5 L
2L

Rata-rata
1L
1,83 L
2,16 L
2,5 L
1,67 L

PERTANYAAN:

PERCOBAAN 1
1. Apa yang menyebabkan terjadinya pergerakan pada eosin?
2. Apa fungsi penambahan NaOH/ KOH pada perangkat sederhana tersebut?
3. Apakah kaitan antara jenis serangga dengan kecepatan respirasi?
4. Rumuskanlah kesimpulanmu tentang percobaan ini!
PERCOBAAN 2
1.
2.
3.
4.
5.

Mengapa laju pernapasan anda meningkat begitu cepat selama beraktifitas?
Mengapa laju pernapasan anda tidak kembali normal begitu anda selesai
beraktifitas?
Hitung berapa menit waktu yang diperlukan agar laju pernapasan dapat kembali
normal setelah mulai beraktifitas?
Bandingkan hasil setiap siswa dengan hasil rata-rata kelas. Apakah siswa yang bugar
secara teratur berolahraga memiliki hasil diatas atua di bawah rata-rata?
Rumuskanlah kesimpulanmu tentang percobaan ini!

PERCOBAAN 3
1. Menurut pendapatmu, apakah kapasitas vital paru-parumu termasuk kategori ideal?
2. Menurut pendapatmu, apakah kapasitas vital paru-parumu termasuk kategori ideal?
3. Menurut pendapatmu apakah kapasitas vital paru-paru seseorang dapat meningkat
dengan latihan atau olahraga secara teratur? Jelaskan pendapatmu!
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi kapasitas vital paru-paru seseorang?
5. Rumuskanlah Kesimpulanmu tentang percobaan ini!
JAWABAN

PERCOBAAN 1

1. Hewan bernapas mengambil gas O2 pada respirometer, selain mengambil gas,
serangga tersebut juga mengeluarkan gas CO2. Gas CO2 ini akan diserap oleh
senyawa KOH yang menyebabkan terjadinya penurunan tekanan gas. Ketika
ada cairan yang diteteskan di ujung respirometer maka cairan tersebut akan
terisap/tertarik ke arah serangga.
2. Sebagai indikator oksigen yang dihirup oleh organisme percobaan (belalang)
pada respirometer. Saat belalang menghirup oksigen maka terjadi penurunan
tekanan gas dalam respirometer sehingga eosin bergerak masuk ke arah
respirometer dan juga untuk mengikat CO2 agar tidak menganggu jalannya
kegiatan respirasi.
3. Ada. Beberapa jenis serangga itu memiliki berat tubuh, aktivitas serangga,
umur, jenis kelamin yang berbeda beda. Itulah yang dapat mempengaruhi
kecepatan respirasi
4. Berdasarkan hasil pengamatan dapat ditarik kesimpulan bahwa KOH/NaOH
berfungsi sebagai indikator oksigen yang dihirup oleh serangga dan sebagai
pengikat CO2. Selain itu terdapat hubungan antara aktifitas serangga dengan
kecepatan respirasinya, walaupun berat badan serangga 1 lebih besar tetapi
serangga 2 memiliki kecepatan respirasi yang lebih cepat. (Tapi pada umumnya
serangga dengan berat tubuh yang lebih besar memiliki kecepatan respirasi
yang lebih besar). Jenis serangga juga berpengaruh pada kecepatan respirasi,
karena tidak semua ukuran dan aktivitas serangga itu sama, contohnya saja
kecepatan respirasi belalang lebih cepat dari jangkrik.

PERCOBAAN 2
1. Laju pernapasan meningkat cepat selama beraktifitas karena saat beraktivitas maka
aktivitas metabolisme dalam tubuh meningkat sehingga harus bernapas lebih cepat
untuk memenuhi kebutuhan oksigen Semakin banyaknya organ tubuh yang digunakan

untuk bekerja dan kerja organ tersebut semakin berat, maka semaking tinggi pula
energi yang dibutuhkan sehingga irama pernapasan dan laju metabolisme semakin
cepat.
2. Laju pernapasan tidak bisa langsung kembali normal begitu saja selesai melakukan
aktifitas karena jantung membutuhkan jeda waktu untuk kembali normal. Karena
sangatlah tidak mungkin apabila jantung yang awalnya bedetak dengan cepat dan
ketika intensitas bergerak kembali normal, jantung langsung kembali normal juga,
oleh karena itu sehabis olahraga, jantung sangat memerlukan relaksasi. Semuanya itu
membutuhkan proses, termasuk jantung untuk kembali normal lagi.
3. Waktu yang diperlukan agar dapat laju pernapasan dapat kembali normal adalah
kurang lebih 3 menit.
4. Siswa yang rajin beraktivitas dan berolahraga memiliki hasil diatas rata rata
sedangkan untuk yang kurang berolahraga memiliki hasil dibawah rata-rata.
5. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
frekuensi pernapasan manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu
aktivitas yang sedang dilakukan. Ketika sedang duduk kita melakukan pernapasan
biasa (pernapasan tidal) dimana kita tidak perlu mempercepat atau memperlambat
frekuensi pernapasan karena kebutuhan oksigen masih tercukupi. Lain halnya ketika
kita sedang berjalan atau berlari. Ketika sedang berjalan atau berlari aktivitas
metabolisme dalam tubuh meningkat karena untuk menghasilkan energi, kebutuhan
akan oksigen juga meningkat sehingga frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan
ketika duduk.
PERCOBAAN 3
1. Kapasitas vital paru-paru adalah kemampuan maksimal paru-paru dalam menampung
udara pernapasan. Karena pada umumnya kapasitas paru-paru yang normal adalah 賊5
L , maka:
Bella
Sundun
Raka
Emill
Yuda

: tidak ideal
: tidak ideal
: tidak ideal
: ideal
: tidak ideal

2. Jawabannya sama dengan nomor 1.
3. Iya, dengan olahraga teratur, kita akan terbiasa menggunakan pernapasan perut
berbeda dengan pernapasan dada yang sering kita lakukan. Pernapasan perut akan
membuat kita mengambil gas O2 lebih banyak daripada pernapasan dada. Sehingga
bisa menaikkan kapasitas vital paru-paru.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas vital seseorang, yaitu :
Usia : Balita memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan manula.
Semakin bertambah usia, intensitas pernapasan akan semakin menurun
Jenis kelamin : Laki-laki memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan
perempuan
Suhu tubuh : Semakin tinggi suhu tubuh (demam) maka frekuensi pernapasan akan
semakin cepat
Posisi tubuh : Frekuensi pernapasan meningkat saat berjalan atau berlari
dibandingkan posisi diam. frekuensi pernapasan posisi berdiri lebih cepat
dibandingkan posisi duduk. Frekuensi pernapasan posisi tidur terlentar lebih cepat
dibandingkan posisi tengkurap.
Aktivitas : Semakin tinggi aktivitas, maka frekuensi pernapasan akan semakin cepat
5. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa kapasitas
vita paru-paru masing masing orang itu berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya: Usia, Jenis kelamin, Suhu tubuh, Posisi tubuh, Aktivitas. Tetapi
kapasitas paru paru kita dapat ditingkatkan melalui olahraga yang teratur yang dapat
membuat kita terbiasa menggunakan pernapasan perut, yang dimana pernapasan perut
dapat membuat kita menghirup gas O2 lebih banyak.
Perhitungan Respirasi Serangga
Rata-rata konsumsi O2 permenit =

=

Laju konsumsi O2 = 0,29
0,82
0,16
= 0,43
0,80
0,16

2,9
= 0,29 ml/menit (belalang I)
10 menit
4,3
= 0,43 ml/menit (belalang II)
10 menit

= 2,21 ml/gram/jam (belalang I)

= 3,35 ml/gram/jam (belalang II)

More Related Content

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM RESPIRASI

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SISTEM RESPIRASI Disusun oleh Kelompok 3: Bella Aprilni Kriwangko Muhammad Emill Raka Vargorio Sundun Sada Maripi Wirayuda Kelas XI IPA 1 2013/2014
  • 2. SISTEM RESPIRASI LKS BIO TUJUAN: Percobaan 1 (Respirasi Serangga) 1. Mempelajari pernapasan hewan 2. Melihat faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kebutuhan oksigen pada hewan pada saat pernapasan. Percobaan 2 (Frekuensi Paru-paru) Mengetahui pengaruh aktivitas terhadap laju pernapasan Percobaan 3 (Kapasitas vital paru-paru) 1. Mengetahui da menghitung kapasitas vital paru-paru 2. Membedakan kapasitas vital paru-paru laki-laki dan perempuan DASAR TEORI Respirasi adalah seluruh proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik sehingga menghasilkan energi dan sisa berupa CO2 dan H2O. Pertukaran gas O2 dan gas CO2 berlangsung melalui proses difusi yang berlangsung di alat pernafasan. Alat-alat pernafasan dapat berupa paru-paru, insang, trakea maupun bentuk lain yang dapat melangsungkan pertukaran gas O2 dan CO2. Alat pernafasan serangga berupa sistem trakea yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan O2ke seluruh tubuh serta mengeluarkan CO2. Trakea memanjang dan bercabang-cabang menjadi saluran kecil yang menyebar ke seluruh jaringan tubuh. Jadi dalam sistem ini tidak membutuhkan bantuan sistem transportasi darah. Udara masuk dan keluar melalui stigma, yaitu lubang kecil yang terdapat di kanan-kiri tubuh serangga (spirakel). Selanjutnya udara masuk ke pembuluh trakea yang memanjang dan sebagian ke kantung hawa. Terjadinya pertukaran gas sisa terjadi karena kontraksi otot-otot tubuh yang bergerak secara teratur. mekanisme pernapasan Manusia dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut : A. Pernapasan Dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut. Fase inspirasi : Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk. Fase ekspirasi : Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar. B. Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas otototot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada. Mekanisme pernapasan
  • 3. perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni sebagai berikut. Fase Inspirasi : Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk. Fase Ekspirasi : Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma (kembali ke posisi semula, mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru. Volume Udara Pernafasan Dalam keadaan normal, volume udara paru-paru manusia mencapai 4500 cc. Udara ini dikenal sebagai kapasitas total udara pernapasan manusia. Walaupun demikian, kapasitas vital udara yang digunakan dalam proses bernapas mencapai 3500 cc, yang 1000 cc merupakan sisa udara yang tidak dapat digunakan tetapi senantiasa mengisi bagian paru- paru sebagai residu atau udara sisa. Kapasitas vital adalah jumlah udara maksimun yang dapat dikeluarkan seseorang setelah mengisi paru-parunya secara maksimum. Dalam keadaaan normal, kegiatan inspirasi dan ekpirasi atau menghirup dan menghembuskan udara dalam bernapas hanya menggunakan sekitar 500 cc volume udara pernapasan (kapasitas tidal = 賊 500cc). Kapasitas tidal adalah jumlah udara yang keluar masuk paru-paru pada pernapasan normal. Dalam keadaan luar biasa, inspirasi maupun ekspirasi dalam menggunakan sekitar 1500 cc udara pernapasan (expiratory reserve volume = inspiratory reserve volume = 1500 cc). Jalur pernapasan manusia : Hidung Tekak Laring Trakea Bronkus Bronkiolus Alveolus Paru-paru Jalannya Udara Pernapasan : Udara masuk melalui lubang hidung melewati nasofaring melewati oralfarink melewati glotis masuk ke trakea masuk ke percabangan trakea (bronkus) masuk ke percabangan bronkus (bronkeolus) udara berakhir pada ujung bronchus berupa gelembung yang disebut alveolus Frekuensi pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut. Umur Bayi dan balita memiliki frekuensi bernapas lebih banyak dibanding orang dewasa. Hal itu disebabkan volume paru paru yang relatif kecil dan sel-sel tubuh sedang berkembang sehingga membutuhkan banyak oksigen. Orang tua juga memiliki frekuensi napas lebih banyak karena kontraksi otototot dada dan diafragma tidak sebaik saat masih muda, sehingga udara pernapasan lebih sedikit. Jenis Kelamin Frekuensi pernapasan wanita pada umumnya lebih banyak daripada laki-laki. Hal ini disebabkan wanita pada umumnya memiliki volume paru-paru lebih kecil dari lakilaki sehingga frekuensi bernapasnya lebih banyak. Suhu Tubuh Semakin tinggi suhu tubuh, semakin cepat frekuensi pernapasannya. Hal ini berhubungan erat dengan peningkatan proses metabolisme tubuh. Posisi Tubuh
  • 4. Posisi tubuh sangat berpengaruh terhadap frekuensi pernapasan. Pada tubuh yang berdiri, otot-otot kaki akan berkontraksi sehingga diperlukan tenaga untuk menjaga tubuh tetap tegak berdiri. Untuk itu diperlukan banyak O2 dan diproduksi banyak CO2. Pada posisi tubuh berdiri, frekuensi pernapasannya meningkat. Pada posisi duduk atau tiduran, beban berat tubuh disangga oleh sebagian besar bagian tubuh sehingga terjadi penyebaran beban. Hal ini mengakibatkan jumlah energi yang diperlukan untuk menyangga tubuh tidak terlalu besar sehingga frekuensi pernapasannya juga rendah. Kegiatan Tubuh Orang yang banyak melakukan kegiatan memerlukan lebih banyak energi dibandingkan dengan orang yang tidak melakukan kegiatan (santai/tidur). Tubuh memerlukan lebih banyak oksigen untuk oksidasi biologi dan lebih banyak memproduksi zat sisa. Tubuh perlu meningkatkan frekuensi pernapasan agar dapat menyediakan oksigen yang lebih banyak. Gerakan pernapasan diatur oleh pusat pernapasan yang ada di otak dan disebut medula oblongata. Kita menahan napas sementara waktu, tetapi bila kadar karbon dioksida dalam darah naik akan timbul rangsangan untuk menghirup udara pernapasan dalam-dalam. Ketika darah melalui alveolus, kandungan karbon dioksidanya sama dengan di alveolus. Darah kemudian mencapai medula oblongata yang mengandung selsel yang sangat peka terhadap konsentrasi karbon dioksida dalam darah. Jika kandungan karbon dioksida ini naik di atas normal, medula oblongata menanggapinya dengan meningkatkan banyaknya impuls saraf dan laju impuls saraf yang mengontrol aksi otot-otot pernapasan (otot diafragma dan otot interkosta). Akibatnya ialah peningkatan pertukaran udara dalam paru-paru yang mengembalikan konsentrasi karbon dioksida dalam alveolus dengan cepat dan kemudian mengembalikan konsentrasi karbon dioksida darah ke konsentrasi normal ALAT & BAHAN: - Timbangan - Eosin - Vaselin - Alat tulis - Jerigen 5 liter - 2 ekor jangkrik - Kapas - Pipet tetes - Stopwatch - Selang plastik diameter 2 cm - Kristal KOH/Ba(OH)2 - Tissue - Respirometer - Kertas/alat tulis - Baskom PROSEDUR KERJA: PERCOBAAN 1 1. Bungkuslah Kristal NaOH/KOH dengan kapas, lalu masukkan dalam tabung respirometer. 2. Masukkan jangkrik/belalang yang telah ditimbang beratnya ke dalam botol respirometer, kemudian tutup dengan pipa berskala. 3. Oleskan vaselin/plastisin pada celah penutup tabung. 4. Tutup ujung pipa berskala dengan jari kurang lebih satu menit, kemudian lepaskan dan masukkan setetes eosin dengan menggunakan pipet/syiring. 5. Amati dan catat perubahan kedudukan eosin pada pipa berskala setiap 2 menit selama 10 menit.
  • 5. 6. Lakukan percobaan yang sama (langkah 1 sampai dengan 5) menggunakan jangkrik lain dengan ukurang yang berbeda. PERCOBAAN 2 1. Siapkan probandus, alat dan bahan yang akan anda gunakan pada percobaan ini. 2. Biarkan probandus duduk dalam keadaan tenang selama 2 menit, untuk memastikan anda dalam keadaan rileks. 3. Hitunglah laju pernapasan anda dalam 1 menit. Catat hasilnya dalam tabel pengamatanmu. 4. Tunggu 1 menit, kemudian hitunglah laju pernapasan anda kembali. Catat hasilnya dalam tabel pengamatanmu. 5. Sekarang lakukan beberapa aktivitas, misalnya dari ditempat atau scot jump, selama 2 menit. 6. Setelah itu duduk dan segera hitung kembali laju pernapasanmu pada menit berikutnya selama 1 menit. Catat hasilnya dalam tabel pengamatanmu. 7. Catatlah laju pernapasanmu permenit pada setiap menitnya berikutnya hingga laju pernapasan anda mendekati jumlah sebelum melakukan aktivitas. PERCOBAAN 3 1. Pasang perangkat percobaan seperti gambar di bawah ini! 2. Beri tanda pada jerigen setiap 500 ml dengan mengisi aiar menggunakan gelas ukur. 3. Isi penuh jerigen dengan air. 4. Tiup pipa atau selang dengan cara hirup napas sekuat-kuatnya dan hembuskan sekencang-kencangnya (cat: hanya sekali hembusan). 5. Ukur volume udara yang terisi pada gelas erlemeyer. 6. Ulangi sebanyak 3 kali. 7. Catat hasil pengamatanma pada tabel hasil pengamatan!
  • 6. TABEL HASIL PENGAMATAN PERCOBAAN 1 Kedudukan eosin Skala kedudukan hewan No Berat tubuh hewan 1 2 3 4 5 1 0,82 gram 0,8 1,5 2,0 2,5 2,9 2 0,80 gram 1,5 2,5 3,3 3,9 4,3 Volume Oksigen Skala kedudukan hewan Volume (ml) No Berat tubuh hewan 1 2 3 4 5 1 0,82 gram 0,8 0,7 0,5 0,5 0,4 2,9 2 0,80 gram 1,5 1,0 0,8 0,6 0,4 4,3 PERCOBAAN 2 Contoh tabel pengamatan Nama: Bella Kriwangko Waktu Jumlah Napas permenit Menit pertama 20 Menit kedua 40 Menit ketiga 25 Menit keempat 21 Menit kelima 18 Menit keenam 18 Nama: Wirayuda Waktu Menit pertama Menit kedua Menit ketiga Menit keempat Menit kelima Menit keenam Jumlah Napas permenit 22 30 31 18 18 17 Nama: Sundun Sada Maripi Waktu Jumlah napas permenit Menit pertama 26 Menit kedua 39 Menit ketiga 35 30 28 27 Nama: Muh. Emill Waktu Menit pertama Menit kedua Menit ketiga Menit keempat Menit kelima Menit keenam Jumlah napas permenit 25 37 32 23 20 22
  • 7. PERCOBAAN 3 No 1 2 3 4 5 Nama Bella Kriwangko Sundun Sada Maripi Raka Vargorio Muh. Emill WiraYuda 1 1L 2L 1,5 L 2L 1,5 L Percobaan Kapasitas 2 3 1L 1L 1,5 L 2L 2,25 L 2,75 L 2,5 L 3L 1,5 L 2L Rata-rata 1L 1,83 L 2,16 L 2,5 L 1,67 L PERTANYAAN: PERCOBAAN 1 1. Apa yang menyebabkan terjadinya pergerakan pada eosin? 2. Apa fungsi penambahan NaOH/ KOH pada perangkat sederhana tersebut? 3. Apakah kaitan antara jenis serangga dengan kecepatan respirasi? 4. Rumuskanlah kesimpulanmu tentang percobaan ini! PERCOBAAN 2 1. 2. 3. 4. 5. Mengapa laju pernapasan anda meningkat begitu cepat selama beraktifitas? Mengapa laju pernapasan anda tidak kembali normal begitu anda selesai beraktifitas? Hitung berapa menit waktu yang diperlukan agar laju pernapasan dapat kembali normal setelah mulai beraktifitas? Bandingkan hasil setiap siswa dengan hasil rata-rata kelas. Apakah siswa yang bugar secara teratur berolahraga memiliki hasil diatas atua di bawah rata-rata? Rumuskanlah kesimpulanmu tentang percobaan ini! PERCOBAAN 3 1. Menurut pendapatmu, apakah kapasitas vital paru-parumu termasuk kategori ideal? 2. Menurut pendapatmu, apakah kapasitas vital paru-parumu termasuk kategori ideal? 3. Menurut pendapatmu apakah kapasitas vital paru-paru seseorang dapat meningkat dengan latihan atau olahraga secara teratur? Jelaskan pendapatmu! 4. Faktor apa saja yang mempengaruhi kapasitas vital paru-paru seseorang? 5. Rumuskanlah Kesimpulanmu tentang percobaan ini!
  • 8. JAWABAN PERCOBAAN 1 1. Hewan bernapas mengambil gas O2 pada respirometer, selain mengambil gas, serangga tersebut juga mengeluarkan gas CO2. Gas CO2 ini akan diserap oleh senyawa KOH yang menyebabkan terjadinya penurunan tekanan gas. Ketika ada cairan yang diteteskan di ujung respirometer maka cairan tersebut akan terisap/tertarik ke arah serangga. 2. Sebagai indikator oksigen yang dihirup oleh organisme percobaan (belalang) pada respirometer. Saat belalang menghirup oksigen maka terjadi penurunan tekanan gas dalam respirometer sehingga eosin bergerak masuk ke arah respirometer dan juga untuk mengikat CO2 agar tidak menganggu jalannya kegiatan respirasi. 3. Ada. Beberapa jenis serangga itu memiliki berat tubuh, aktivitas serangga, umur, jenis kelamin yang berbeda beda. Itulah yang dapat mempengaruhi kecepatan respirasi 4. Berdasarkan hasil pengamatan dapat ditarik kesimpulan bahwa KOH/NaOH berfungsi sebagai indikator oksigen yang dihirup oleh serangga dan sebagai pengikat CO2. Selain itu terdapat hubungan antara aktifitas serangga dengan kecepatan respirasinya, walaupun berat badan serangga 1 lebih besar tetapi serangga 2 memiliki kecepatan respirasi yang lebih cepat. (Tapi pada umumnya serangga dengan berat tubuh yang lebih besar memiliki kecepatan respirasi yang lebih besar). Jenis serangga juga berpengaruh pada kecepatan respirasi, karena tidak semua ukuran dan aktivitas serangga itu sama, contohnya saja kecepatan respirasi belalang lebih cepat dari jangkrik. PERCOBAAN 2 1. Laju pernapasan meningkat cepat selama beraktifitas karena saat beraktivitas maka aktivitas metabolisme dalam tubuh meningkat sehingga harus bernapas lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan oksigen Semakin banyaknya organ tubuh yang digunakan untuk bekerja dan kerja organ tersebut semakin berat, maka semaking tinggi pula energi yang dibutuhkan sehingga irama pernapasan dan laju metabolisme semakin cepat. 2. Laju pernapasan tidak bisa langsung kembali normal begitu saja selesai melakukan aktifitas karena jantung membutuhkan jeda waktu untuk kembali normal. Karena sangatlah tidak mungkin apabila jantung yang awalnya bedetak dengan cepat dan ketika intensitas bergerak kembali normal, jantung langsung kembali normal juga, oleh karena itu sehabis olahraga, jantung sangat memerlukan relaksasi. Semuanya itu membutuhkan proses, termasuk jantung untuk kembali normal lagi. 3. Waktu yang diperlukan agar dapat laju pernapasan dapat kembali normal adalah kurang lebih 3 menit.
  • 9. 4. Siswa yang rajin beraktivitas dan berolahraga memiliki hasil diatas rata rata sedangkan untuk yang kurang berolahraga memiliki hasil dibawah rata-rata. 5. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa frekuensi pernapasan manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu aktivitas yang sedang dilakukan. Ketika sedang duduk kita melakukan pernapasan biasa (pernapasan tidal) dimana kita tidak perlu mempercepat atau memperlambat frekuensi pernapasan karena kebutuhan oksigen masih tercukupi. Lain halnya ketika kita sedang berjalan atau berlari. Ketika sedang berjalan atau berlari aktivitas metabolisme dalam tubuh meningkat karena untuk menghasilkan energi, kebutuhan akan oksigen juga meningkat sehingga frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan ketika duduk. PERCOBAAN 3 1. Kapasitas vital paru-paru adalah kemampuan maksimal paru-paru dalam menampung udara pernapasan. Karena pada umumnya kapasitas paru-paru yang normal adalah 賊5 L , maka: Bella Sundun Raka Emill Yuda : tidak ideal : tidak ideal : tidak ideal : ideal : tidak ideal 2. Jawabannya sama dengan nomor 1. 3. Iya, dengan olahraga teratur, kita akan terbiasa menggunakan pernapasan perut berbeda dengan pernapasan dada yang sering kita lakukan. Pernapasan perut akan membuat kita mengambil gas O2 lebih banyak daripada pernapasan dada. Sehingga bisa menaikkan kapasitas vital paru-paru. 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas vital seseorang, yaitu : Usia : Balita memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan manula. Semakin bertambah usia, intensitas pernapasan akan semakin menurun Jenis kelamin : Laki-laki memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan perempuan Suhu tubuh : Semakin tinggi suhu tubuh (demam) maka frekuensi pernapasan akan semakin cepat Posisi tubuh : Frekuensi pernapasan meningkat saat berjalan atau berlari dibandingkan posisi diam. frekuensi pernapasan posisi berdiri lebih cepat dibandingkan posisi duduk. Frekuensi pernapasan posisi tidur terlentar lebih cepat dibandingkan posisi tengkurap. Aktivitas : Semakin tinggi aktivitas, maka frekuensi pernapasan akan semakin cepat 5. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa kapasitas vita paru-paru masing masing orang itu berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: Usia, Jenis kelamin, Suhu tubuh, Posisi tubuh, Aktivitas. Tetapi kapasitas paru paru kita dapat ditingkatkan melalui olahraga yang teratur yang dapat
  • 10. membuat kita terbiasa menggunakan pernapasan perut, yang dimana pernapasan perut dapat membuat kita menghirup gas O2 lebih banyak. Perhitungan Respirasi Serangga Rata-rata konsumsi O2 permenit = = Laju konsumsi O2 = 0,29 0,82 0,16 = 0,43 0,80 0,16 2,9 = 0,29 ml/menit (belalang I) 10 menit 4,3 = 0,43 ml/menit (belalang II) 10 menit = 2,21 ml/gram/jam (belalang I) = 3,35 ml/gram/jam (belalang II)