ݺߣ

ݺߣShare a Scribd company logo
email : akhlis.mufid@gmail.com
twitter : @akhlismufid
facebook : Akhlis Mufid Auliya

RISE OF HUMANITY

THE ONLY PHARAOH

Mengenal Satu-satunya Firaun Monotheistik: Amenhothep IV
dakwahaddict.blogspot.com

Bila kita mendengar nama firaun, seringkali imajinasi kita seketika terbang pada firaun
bernama Ramses II yang disebut dalam al-Quran yang pernah berseteru dengan nabi Musa
as dan menjadi salah satu manusia pembangkang
Namun, tahukah kita bahwa pada suatu masa pernah ada seorang firaun di Mesir yang
menganut agama monoteisme?
Siapakah Firaun Itu?
Firaun-firaun Mesir pada umumnya bersifat brutal, menindas, suka berperang dan orangorang yang bengis. Secara umum menereka mengadopsi agama politheisme Mesir dan
mendewa-dewakan diri mereka sendiri melalui agama ini.
Namun terdapat seorang Firaun dalam sejarah Mesir yang sangat-sangat berbeda dengan
yang lainnya. Firaun ini mempertahankan kepercayan terhadap sang pencipta Yang
Tunggal dan karenanya ia mendapakan perlawanan yang sangat kuat dari para pendeta
Amon, yang mereka itu mendapatkan keuntungan dari agama politheisme dan dengan
beberapa prajurit yang membantu mereka, sehingga akhirnya Firaun itu terbunuh. Firaun ini
adalah Amenhotep IV yang mulai berkuasa di abad XIV SM.
Bagaimana Kisah Perjuangannya?
Ketika Firaun Amenhotep IV dinobatkan sebagai raja pada 1375 SM, ia menjumpai
kekolotan (konservatisme) dan tradisionalisme yang telah berlangsung selama berabadabad, sehingga susunan masyarakat dalam hubungannya dengan istana kerajaan terus
berlanjut tanpa adanya perubahan. Masyarakat menutup pintu rapat-rapat terhadap
peristiwa dari luar dan kemajuan agama. Konservatisme yang sangat keras ini juga
dikatakan oleh para pengembara Yunani kuno sebagai diakibatkan oleh kondisi geografis
alam Mesir seperti disebutkan diatas.

RISE OF HUMANITY: THE ONLY PHARAOH

Mengenal Satu-satunya Firaun Monotheistik: Amenhothep IV

1
RISE OF HUMANITY: THE ONLY PHARAOH

Mengenal Satu-satunya Firaun Monotheistik: Amenhothep IV
Sesuai dengan ketentuan Fir'aun, agama resmi menuntut kepercayaan yang tidak terbatas
dalam segala hal yang lama dan tradisional. Namun Amenhotep IV tidak menyetujui agama
resmi tersebut. Ahli sejarah Ernst Gombrich menulis :
Amenhotep IV melakukan banyak perubahan terhadap banyak kebiasaan yang disucikan
oleh tradisi tua dan tidak ingin untuk melakukan penyembahan terhadap tuhan yang
berbentuk dalam berbagai simbol yang aneh dari kaumnya. Baginya hanya satu Tuhan yang
perkasa yaitu Aton, yang disembahnya dan yang diejawantahkannya dalam bentuk matahari
Ia menyebut dirinya setelah tuhannya, sebagai Akhenaton, dan ia memindahkan istananya
menjauh dari jangkauan para pendeta dari tuhan-tuhan yang lain ke suatu tempat yang
sekarang disebut dengan El-Amarna .

Setelah kematian ayahnya, Amenhotep IV muda mendapatkan tekanan yang hebat.
Tekanan ini disebabkan oleh kenyataan bahwa ia membangun sebuah agama yang
berdasarkan paham monotheisme dengan mengubah agama tradisional politheisme Mesir
dan memcoba untuk melakukan perubahan-perubabahan yang radikal dalam berbagai
bidang. Namun para pemimpin Thebes tidak memperbolehkannya untuk menyampaikan
pesan dari agama ini. Amenhotep IV dan orang-orangnya kemudian berpindah dari kota
Thebes dan bermukim di Tell-El-Amarna. Disini mereka membangun sebuah kota baru
yang modern yang dinamakan "Akh-et-aton". Amenhotep IV mengubah namanya yang
berarti "kesenangan/kesayangan dari sang Amon" menjadi Akh-en-aton yang berarti
"Tunduk kepada sang Aton". Amon adalah nama yang diberikan untuk patung (totem) yang
terbesar dalam kepercayaan politheisme bangsa Mesir. Menururt Amenhotep IV, Aton
adalah "pencipta dari surga dan dunia", penyamaan nama sebutannya untuk Allah.
Bagaimana Ia Wafat?
Merasa terganggu dengan perkembangannya, maka para pendeta Amon ingin merenggut
kekuatan Akhenaton dengan menciptakan krisis ekonomu di negaranya. Akhenaton
akhirnya terbunuh dengan cara diracun oleh para komplotan yang ingnin
menghancurkannya. Para Firaun berikutnya merasa khawatir dan merekapun tenggelam
dalam pelukan pengaruh para pendeta tersebut.
Setelah Akhenaton, muncullah Firaun yang berkuasa dengan kekuatan militer. Hal ini
sekali lagi mengakibatkan tradisi lama politheisme menjadi berkembang luas dan adanya
usaha untuk kembali ke masa lalu. Beberapa abad kemudian, Ramses II yang berkuasa
paling lama dalam sejarah Mesir diangkat menjadi raja. Menurut banyak ahli sejarah,
Ramses II adalah Fir'aun yang menyiksa Bani Israel dan berperang terhadap Nabi Musa .

2

More Related Content

RISE OF HUMANITY: The Only Pharaoh

  • 1. email : akhlis.mufid@gmail.com twitter : @akhlismufid facebook : Akhlis Mufid Auliya RISE OF HUMANITY THE ONLY PHARAOH Mengenal Satu-satunya Firaun Monotheistik: Amenhothep IV dakwahaddict.blogspot.com Bila kita mendengar nama firaun, seringkali imajinasi kita seketika terbang pada firaun bernama Ramses II yang disebut dalam al-Quran yang pernah berseteru dengan nabi Musa as dan menjadi salah satu manusia pembangkang Namun, tahukah kita bahwa pada suatu masa pernah ada seorang firaun di Mesir yang menganut agama monoteisme? Siapakah Firaun Itu? Firaun-firaun Mesir pada umumnya bersifat brutal, menindas, suka berperang dan orangorang yang bengis. Secara umum menereka mengadopsi agama politheisme Mesir dan mendewa-dewakan diri mereka sendiri melalui agama ini. Namun terdapat seorang Firaun dalam sejarah Mesir yang sangat-sangat berbeda dengan yang lainnya. Firaun ini mempertahankan kepercayan terhadap sang pencipta Yang Tunggal dan karenanya ia mendapakan perlawanan yang sangat kuat dari para pendeta Amon, yang mereka itu mendapatkan keuntungan dari agama politheisme dan dengan beberapa prajurit yang membantu mereka, sehingga akhirnya Firaun itu terbunuh. Firaun ini adalah Amenhotep IV yang mulai berkuasa di abad XIV SM. Bagaimana Kisah Perjuangannya? Ketika Firaun Amenhotep IV dinobatkan sebagai raja pada 1375 SM, ia menjumpai kekolotan (konservatisme) dan tradisionalisme yang telah berlangsung selama berabadabad, sehingga susunan masyarakat dalam hubungannya dengan istana kerajaan terus berlanjut tanpa adanya perubahan. Masyarakat menutup pintu rapat-rapat terhadap peristiwa dari luar dan kemajuan agama. Konservatisme yang sangat keras ini juga dikatakan oleh para pengembara Yunani kuno sebagai diakibatkan oleh kondisi geografis alam Mesir seperti disebutkan diatas. RISE OF HUMANITY: THE ONLY PHARAOH Mengenal Satu-satunya Firaun Monotheistik: Amenhothep IV 1
  • 2. RISE OF HUMANITY: THE ONLY PHARAOH Mengenal Satu-satunya Firaun Monotheistik: Amenhothep IV Sesuai dengan ketentuan Fir'aun, agama resmi menuntut kepercayaan yang tidak terbatas dalam segala hal yang lama dan tradisional. Namun Amenhotep IV tidak menyetujui agama resmi tersebut. Ahli sejarah Ernst Gombrich menulis : Amenhotep IV melakukan banyak perubahan terhadap banyak kebiasaan yang disucikan oleh tradisi tua dan tidak ingin untuk melakukan penyembahan terhadap tuhan yang berbentuk dalam berbagai simbol yang aneh dari kaumnya. Baginya hanya satu Tuhan yang perkasa yaitu Aton, yang disembahnya dan yang diejawantahkannya dalam bentuk matahari Ia menyebut dirinya setelah tuhannya, sebagai Akhenaton, dan ia memindahkan istananya menjauh dari jangkauan para pendeta dari tuhan-tuhan yang lain ke suatu tempat yang sekarang disebut dengan El-Amarna . Setelah kematian ayahnya, Amenhotep IV muda mendapatkan tekanan yang hebat. Tekanan ini disebabkan oleh kenyataan bahwa ia membangun sebuah agama yang berdasarkan paham monotheisme dengan mengubah agama tradisional politheisme Mesir dan memcoba untuk melakukan perubahan-perubabahan yang radikal dalam berbagai bidang. Namun para pemimpin Thebes tidak memperbolehkannya untuk menyampaikan pesan dari agama ini. Amenhotep IV dan orang-orangnya kemudian berpindah dari kota Thebes dan bermukim di Tell-El-Amarna. Disini mereka membangun sebuah kota baru yang modern yang dinamakan "Akh-et-aton". Amenhotep IV mengubah namanya yang berarti "kesenangan/kesayangan dari sang Amon" menjadi Akh-en-aton yang berarti "Tunduk kepada sang Aton". Amon adalah nama yang diberikan untuk patung (totem) yang terbesar dalam kepercayaan politheisme bangsa Mesir. Menururt Amenhotep IV, Aton adalah "pencipta dari surga dan dunia", penyamaan nama sebutannya untuk Allah. Bagaimana Ia Wafat? Merasa terganggu dengan perkembangannya, maka para pendeta Amon ingin merenggut kekuatan Akhenaton dengan menciptakan krisis ekonomu di negaranya. Akhenaton akhirnya terbunuh dengan cara diracun oleh para komplotan yang ingnin menghancurkannya. Para Firaun berikutnya merasa khawatir dan merekapun tenggelam dalam pelukan pengaruh para pendeta tersebut. Setelah Akhenaton, muncullah Firaun yang berkuasa dengan kekuatan militer. Hal ini sekali lagi mengakibatkan tradisi lama politheisme menjadi berkembang luas dan adanya usaha untuk kembali ke masa lalu. Beberapa abad kemudian, Ramses II yang berkuasa paling lama dalam sejarah Mesir diangkat menjadi raja. Menurut banyak ahli sejarah, Ramses II adalah Fir'aun yang menyiksa Bani Israel dan berperang terhadap Nabi Musa . 2