際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
KTSP   ( SMA) SISTEM PENILAIAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PRINSIP  PENILAIAN Valid Obyektif Adil Terbuka  Bermakna Mendidik Menyeluruh Berkesinambungan Keeping track , Melacak kemajuan peserta didik Checking up , Mengecek ketercapaian kemampuan. Finding out , Mendeteksi kesalahan Summing up , Menyimpulkan Assessment Purposes
PENGERTIAN-PENGERTIAN Pengukuran  adalah kegiatan yang sistematik untuk menentukan angka pada objek atau gejala Pengujian  terdiri dari sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban benar atau salah Penilaian  adalah penafsiran hasil pengukuran dan penentuan pencapaian hasil belajar Evaluasi  adalah penentuan nilai suatu program dan penentuan pencapaian tujuan suatu program SISTEM PENILAIAN Sistem Penilaian mencakup jenis ujian, bentuk soal, dan pelaksanaannya, pengelolaan & pelaporan hasil ujian. Jenis Ujian adalah berbagai tagihan, seperti ulangan atau tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik.
TUJUAN  PENILAIAN Menilai kemampuan individual melalui tagihan dan tugas tertentu Menentukan kebutuhan pembelajaran Membantu dan mendorong peserta didik Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik Menentukan strategi pembelajaran Akuntabilitas lembaga Meningkatkan kualitas pendidikan
ACUAN PENILAIAN KRITERIA Prinsipnya semua peserta didik memiliki kemampuan yang sama dan bisa belajar apa saja, hanya waktu yang diperlukan untuk mencapai kemampuan tertentu berbeda. Kriteria ketuntasan harus ditentukan terlebih dahulu. Hasil penilaian : Lulus dan Tidak Lulus INDIKATOR Karakteristik, ciri-ciri, tanda-tanda, perbuatan, atau respon yang harus dapat dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik, untuk menunjukkan bahwa peserta didik ybs. telah mencapai KD tertentu.
PENYUSUNAN INDIKATOR Dikembangkan dari KD; Menggunakan kata kerja operasional dengan tingkat berpikir menengah dan tinggi; Tiap KD dijabarkan menjadi 3 (tiga) atau lebih indikator oleh guru, yang menjadi acuan/panduan/konstruk bagi guru dalam membuat indikator penilaian. Untuk non-tes, dibuat dulu ciri-ciri (indikator) yang dijabarkan dari aspek yang akan diukur, misalnya minat, motivasi belajar, disiplin, kerjasama, dsb. Dalam 1 semester, bisa dilakukan beberapa jenis ujian sesuai rancangan guru, yang harus diinformasikan kepada peserta didik. Materi ujian tengah semester dan akhir semester terdiri atas beberapa KD yang memiliki kesamaan karakteristik.
PRINSIP-PRINSIP PENILAIAN HASIL BELAJAR BERBASIS KOMPETENSI Belajar tuntas ( mastery learning ), peserta didik  tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar, dan hasil yang baik. ( John B. Carrol, A Model of School Learning ) Jika peserta didik dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuannya untuk beberapa mata pelajaran, dan diajar sesuai dengan karakteristik mereka, maka sebagian besar dari mereka akan mencapai ketuntasan.
BELAJAR TUNTAS Prinsip belajar tuntas untuk pencapaian kompetensi sangat efektif untuk meningkatkan kinerja akademik  (John B. Carrol James Block and Benjamin Bloom)    Jika peserta didik dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuannya untuk beberapa mata pelajaran dan diajarkan sesuai dengan karakteristik mereka, maka sebagian besar dari mereka akan mencapai ketuntasan.  ( John B. Carrol, A Model of School Learning) Guru harus mempertimbangkan antara waktu yang diperlukan (berdasarkan karakteristik peserta didik) dan waktu yang tersedia (di bawah kontrol guru)  (John B. Carrol)
JH. Block, B. Bloom:  Peserta didik yang belajar lambat perlu waktu lebih lama untuk materi yang sama, mereka dapat berhasil jika kompetensi awal mereka terdiagnosis secara benar dan mereka diajar dengan metode dan materi yang berurutan, mulai dari tingkat kompetensi awal mereka  Perhatian harus difokuskan pada pengajaran unit-unit terkecil, dan tes menggunakan acuan kriteria guna menentukan apakah peserta didik telah memiliki keterampilan yang dipersyaratkan pada setiap tingkatan keberhasilan belajarnya.  Tidak ada ukuran penentu 80%, yang penting bukan nilai pasti skor kelulusan, melainkan level minimal yang harus dimiliki dan diperlukan oleh peserta didik. BELAJAR TUNTAS , Lanjutan..
BELAJAR TUNTAS,  Lanjutan .. Nitko, (1996  P. 291) : Peserta didik harus mencapai skor 80-90% sebelum beralih pada modul/topik berikutnya. Guru dapat menentukan skor/batas lulus untuk setiap target belajar. Patokan yang digunakan 80 % atau yang mendekati.
PENENTUAN KETUNTASAN Nilai Ketuntasan Ideal = 100 Guru dan sekolah dapat menetapkan nilai Ketuntasan Minimum secara bertahap dan terencana agar memperoleh nilai ideal.  Nilai ketuntasan minimum per-mata pelajaran ditetapkan berdasarkan tingkat kesulitan dan kedalaman kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik (setiap mata pelajaran dapat berbeda batas min. nilai ketuntasannya). Akan tetapi, idealnya penentuan ketuntasan diberikan untuk setiap indikator. Peserta didik yang belum tuntas harus mengikuti program remedial.
SISTEM  PENILAIAN BERKELANJUTAN Menilai semua Kompetensi Dasar  Penilaian dapat dilakukan pada satu atau lebih Kompetensi Dasar  Hasil penilaian dianalisis dan ditindaklanjuti melalui program remedial atau program pengayaan. Penilaian mencakup aspek kognitif, psikomotor, dan afektif. Aspek afektif diukur melalui pengamatan dan kuesioner
PENILAIAN BERKELANJUTAN Penilaian dapat dilakukan beberapa kali sampai peserta didik mencapai  tingkat  ketuntasan yang ditetapkan. Materi penilaian dapat terdiri dari satu atau sejumlah Kompetensi Dasar. Nilai akhir semester merupakan nilai kumulatif dari keseluruhan nilai perolehan, selama satu semester yang terkait.
PROGRAM REMEDIAL Pemberian Tugas Pembelajaran Ulang  Belajar Mandiri  Belajar Kelompok dgn. Bimbingan Alumni atau tutor sebaya  dan lain-lain, yang semuanya diakhiri dengan ujian .
PROGRAM PENGAYAAN Penguatan pada KD tertentu dengan memberi tugas membaca, tutor sebaya, diskusi, mengerjakan soal yang hasilnya dinilai dan direkam, namun tidak mempengaruhi nilai raport namun tetap diungkapkan dalam keterangan profil hasil belajar peserta didik.
ASPEK YANG DIUKUR DALAM PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI Aspek Kognitif (6 Tingkat Kognitif Berfikir) Afektif Aspek Psikomotor
A. ASPEK KOGNITIF (6 Tingkat Kognitif Berfikir)   >>TAXONOMY COGNITIVE BLOOM  (Bloom, Englehart, Furst, Hill, Krathwohl 56) Pengetahuan ( Knowledge ),  Kemampuan mengingat (misalnya: nama ibu kota, rumus). Pemahaman ( Comprehension ),  Kemampuan memahami (misalnya: menyimpulkan suatu paragraf). Aplikasi ( Application ),  Kemampuan Penerapan (Misalnya: menggunakan suatu informasi/ pengetahuan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah).  Analisis ( Analysis ),  Kemampuan menganalisis suatu informasi yang luas menjadi bagian-bagian kecil (Misalnya: menganalisis bentuk, jenis atau arti suatu puisi). Sintesis ( Synthesis ),  Kemampuan menggabungkan beberapa informasi menjadi suatu kesimpulan (misalnya: memformulasikan hasil penelitian di laboratorium). Evaluasi ( Evaluation ),  Kemampuan mempertimbangkan mana yang baik dan mana yang buruk dan memutuskan untuk mengambil tindakan tertentu. Untuk penyusunan soal, sesuai dengan indikator yang telah disusun dalam silabus, hendaknya memiliki tingkat berpikir menengah sampai tinggi.
Mencakup penilaian a.l. : Sikap, Tingkah Laku, Minat, Emosi dan Motivasi, Kerjasama, Koordinasi  dari setiap peserta didik.  Dilakukan melalui pengamatan dan interaksi langsung secara terus menerus. Pada umumnya dilakukan secara non-ujian (misalnya; untuk mengetahui siapa peserta didik yang bisa dipercaya, siapa peserta didik yang disiplin, siapa yang berminat ke jurusan Ilmu Sosial atau Ilmu Alam dll)  Setiap informasi yang diperoleh dikumpulkan dan disimpan sebagai referensi dalam penilaian berikutnya. Penilaian afektif dibagi atas penilaian afektif secara umum (budi pekerti) dan penilaian afektif per matapelajaran. B. AFEKTIF
C. ASPEK PSIKOMOTOR Tidak semua mata pelajaran dapat dinilai aspek psikomotornya (disesuaikan dengan tuntutan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik) Digunakan untuk pembelajaran yang banyak memerlukan praktik: Pendidikan Agama, Pendidikan Seni, Pendidikan Jasmani, Praktik IPA dan Bahasa.
CAKUPAN PENILAIAN Aspek penilaian afektif terdiri dari: Menerima  (receiving)  termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, respon, kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar Menanggapi  (responding):  reaksi yang diberikan: ketepatan reaksi, perasaan kepuasan dll Menilai  (evaluating):  kesadaran menerima norma, sistem nilai dll Mengorganisasi  (organization):  pengembangan norma dan nilai dalam organisasi sistem nilai Membentuk watak  (Characterization):  sistem nilai yang terbentuk mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah laku. Aspek Psikomotorik terdiri dari: Meniru  (perception) Menyusun  (manipulating) Melakukan dengan prosedur  (precision) Melakukan dengan baik dan tepat  (articulation) Melakukan tindakan secara alami  (naturalization)
Penilaian terhadap proses dan hasil belajar peserta didik harus mencakup aspek-aspek kecakapan hidup ( life skill )
KESADARAN DIRI Kesadaran diri  sebagai hamba Tuhan, makhluk sosial dan makhluk lingkungan Kesadaran akan potensi diri dan dorongan utk mengembangkannya KECAKAPAN BERPIKIR & BERNALAR Memecahkan masalah secara arif dan kreatif Menggali informasi Mengolah informasi & mengambil keputusan dgn cerdas KECAKAPAN AKADEMIK Mengidentifikasi variabel & hubungan satu dgn lainnya Merumuskan hipotesis Merancang & melaksanakan penelitian Aspek Kecakapan Hidup  (life skill)
KECAKAPAN KOMUNIKASI KECAKAPAN BEKERJASAMA Kecakapan mendengarkan Kecakapan berbicara Kecakapan membaca Kecakapan sebagai teman kerja yang menyenangkan Kecakapan sebagai pimpinan yang berempati Kecakapan menuliskan pendapat/gagasan KECAKAPAN VOKASIONAL Vokasional dasar Vokasional khusus Aspek Kecakapan Hidup (life skill)
PENILAIAN Tingkat kemampuan yang dituntut dari peserta didik setelah ia mempelajari kompetensi dasar tertentu yang ditunjukkan dengan berbagai perilaku hasil belajar. Penilaian dari hasil belajar peserta didik dapat diperoleh melalui berbagai cara atau jenis.
JENIS PENILAIAN KUIS, isian atau jawaban singkat yg menanyakan hal-hal prinsip. PERTANYAAN LISAN, mengukur pemahaman terhadap konsep, prinsip, atau teorema. ULANGAN HARIAN, dilakukan secara periodik pada akhir pembelajaran KD tertentu. ULANGAN TENGAH SEMESTER DAN AKHIR SEMESTER, dilakukan dengan menggabungkan beberapa KD dalam satu waktu.
Lanjutan  jenis penilaian TUGAS INDIVIDU , diberikan dalam waktu-waktu dan kebutuhan tertentu dalam berbagai bentuk (klipping, paper, dsb.) TUGAS KELOMPOK , digunakan untuk menilai kompetensi kerja kelompok. RESPONSI atau UJIAN PRAKTIK , digunakan pada MP tertentu yg membutuhkan praktikum, baik pra (untuk mengetahui kesiapan) maupun pasca (untuk mengetahui pencapaian KD tertentu. LAPORAN KERJA PRAKTIK , dilakukan pada MP yang membutuhkan praktikum dengan mengamati suatu gejala dan dilaporkan.
PENILAIAN PORTOFOLIO   Penilaian dengan metode pengumpulan informasi atau data secara sistematik, atas hasil pekerjaan seseorang  (Popham,1994). Salah satu metode penilaian berkesinambungan yang memiliki hasil penilaian dengan akurasi yang tinggi.  Kumpulan hasil belajar / karya peserta didik (hasil-hasil tes, tugas perorangan, praktikum) yang dinilai proses kemajuannya baik secara analitik, holistik atau kombinasi keduanya. Berfungsi sebagai alat untuk mengetahui kemajuan ( progress ) tentang kompetensi yang telah dicapai dan mendiagnosis  kesulitan belajar dll.(bagi guru, peserta didik dan orang tua).
PENILAIAN PORTOFOLIO   lanjutan  Sangat efektif untuk proses perbaikan dan penyempurnaan kegiatan pembelajaran dan dapat memberikan umpan balik Dalam praktiknya guru dapat mengembangkan berbagai cara sesuai dengan kreatifitas masing-masing. Jenis penilaian portofolio dapat diterapkan di antaranya pada kemampuan menulis (bahasa) dan melukis (seni) Contoh: portofolio menulis, dipakai untuk mengukur kemampuan khusus menulis yang menilai proses kemajuannya dan mendiagnosis bidang-bidang yang memerlukan peningkatan.
PENILAIAN PORTOFOLIO   lanjutan  Evaluasi produk portofolio berdasarkan penskoran holistik, analitik atau kombinasi keduanya. Penskoran holistik berdasarkan keseluruhan impresi dari produk bukan hanya sekedar pertimbangan unsur-unsur individu. Keputusan global dibuat dengan menggunakan skor numerik untuk setiap produk. Penskoran analitik memerlukan keputusan untuk setiap ka-rakteristik yang berbeda dari suatu produk.  Sebagai contoh: penilaian kemampuan menulis seperti organisasi, vocabulary, gaya, ide-ide, dan mekanik dinilai terpisah.
PENYIAPAN PERANGKAT PENILAIAN Sebelum masa semester 1, guru/kelompok MGMP sekolah menyusun silabus dan sistem penilaian untuk kurun waktu 1 semester atau 2 semester (1 thn). Setiap indikator pada masing-masing KD, minimal dibuatkan 3 (tiga) bentuk/jenis soal. >>> 1 soal ujian harian, 1 ujian susulan, dan 1 soal remedial.  Ditentukan jadwal ujian harian, tengah semester, akhir semester dan remedial, minimal untuk 1 semester. Pada awal semester, guru menjelaskan SK dan KD yang harus dicapai oleh peserta didik, berikut sistem penilaian yang akan diterapkan.
Lanjutan penyiapan perangkat penilaian Pelaksanaan ujian dilakukan dengan penjadwalan yang matang untuk menghindari beban ujian yang berlebihan pada hari yang sama. >>> Perlu koordinasi antar guru matapelajaran, jadwal ujian diinformasikan kepada orangtua dan peserta didik. Setiap hasil ujian ditelaah oleh guru melalui MGMP, dan direkam secara berkelanjutan untuk mengetahui tingkat pencapaian SK/KD. Hasil setiap ujian dilaporkan secara komprehensif kepada orangtua, baik KD yang telah maupun yang belum dicapai.
PENYIAPAN BAHAN PENILAIAN  Jenis Penilaian Penilaian Proses: a.  Tes   Tes Tertulis (kognitif) Tes Lisan (kognitif, psikomotor dan affektif : wawancara, kuis Tes Perbuatan (Psikomotor, kognitif): Demonstrasi, Eksperimen b.  Non Tes Penilaian Produk: Laporan Hasil Karya Individu Kelompok
BENTUK PENILAIAN Tes Lisan - Pedoman Wawancara Tes Perbuatan  Daftar Cek,  Lembar Pengamatan Produk - Daftar Cek/Pedoman Penskoran Tes Tertulis - Obyektif : Pilihan ganda, Menjodohkan, Benar Salah - Non Obyektif : Kuis/Jawaban Singkat, uraian Non Tes - Angket, Kuesioner, Check-list, Inventori, Skala Sikap, dan pengamatan.
CONTOH PENILAIAN BERKELANJUTAN SK : 1. Berkreasi seni rupa  Latihan Gambar 7 7 Pengt, Unsur, Teknik Menggambar Alam 1.2. Latihan Gambar 7 7 6 5 Pengt, Unsur, Teknik Menggambar obyek Benda 1.1 NA (Batas Ketuntasan ditetapkan guru ) UJI 3 (Remedial) UJI 2 (Remedial) UJI 1 MP KD NO
Selesai

More Related Content

Sistem Penilaian Ktsp Sma

  • 1. KTSP ( SMA) SISTEM PENILAIAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
  • 2. PRINSIP PENILAIAN Valid Obyektif Adil Terbuka Bermakna Mendidik Menyeluruh Berkesinambungan Keeping track , Melacak kemajuan peserta didik Checking up , Mengecek ketercapaian kemampuan. Finding out , Mendeteksi kesalahan Summing up , Menyimpulkan Assessment Purposes
  • 3. PENGERTIAN-PENGERTIAN Pengukuran adalah kegiatan yang sistematik untuk menentukan angka pada objek atau gejala Pengujian terdiri dari sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban benar atau salah Penilaian adalah penafsiran hasil pengukuran dan penentuan pencapaian hasil belajar Evaluasi adalah penentuan nilai suatu program dan penentuan pencapaian tujuan suatu program SISTEM PENILAIAN Sistem Penilaian mencakup jenis ujian, bentuk soal, dan pelaksanaannya, pengelolaan & pelaporan hasil ujian. Jenis Ujian adalah berbagai tagihan, seperti ulangan atau tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik.
  • 4. TUJUAN PENILAIAN Menilai kemampuan individual melalui tagihan dan tugas tertentu Menentukan kebutuhan pembelajaran Membantu dan mendorong peserta didik Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik Menentukan strategi pembelajaran Akuntabilitas lembaga Meningkatkan kualitas pendidikan
  • 5. ACUAN PENILAIAN KRITERIA Prinsipnya semua peserta didik memiliki kemampuan yang sama dan bisa belajar apa saja, hanya waktu yang diperlukan untuk mencapai kemampuan tertentu berbeda. Kriteria ketuntasan harus ditentukan terlebih dahulu. Hasil penilaian : Lulus dan Tidak Lulus INDIKATOR Karakteristik, ciri-ciri, tanda-tanda, perbuatan, atau respon yang harus dapat dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik, untuk menunjukkan bahwa peserta didik ybs. telah mencapai KD tertentu.
  • 6. PENYUSUNAN INDIKATOR Dikembangkan dari KD; Menggunakan kata kerja operasional dengan tingkat berpikir menengah dan tinggi; Tiap KD dijabarkan menjadi 3 (tiga) atau lebih indikator oleh guru, yang menjadi acuan/panduan/konstruk bagi guru dalam membuat indikator penilaian. Untuk non-tes, dibuat dulu ciri-ciri (indikator) yang dijabarkan dari aspek yang akan diukur, misalnya minat, motivasi belajar, disiplin, kerjasama, dsb. Dalam 1 semester, bisa dilakukan beberapa jenis ujian sesuai rancangan guru, yang harus diinformasikan kepada peserta didik. Materi ujian tengah semester dan akhir semester terdiri atas beberapa KD yang memiliki kesamaan karakteristik.
  • 7. PRINSIP-PRINSIP PENILAIAN HASIL BELAJAR BERBASIS KOMPETENSI Belajar tuntas ( mastery learning ), peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar, dan hasil yang baik. ( John B. Carrol, A Model of School Learning ) Jika peserta didik dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuannya untuk beberapa mata pelajaran, dan diajar sesuai dengan karakteristik mereka, maka sebagian besar dari mereka akan mencapai ketuntasan.
  • 8. BELAJAR TUNTAS Prinsip belajar tuntas untuk pencapaian kompetensi sangat efektif untuk meningkatkan kinerja akademik (John B. Carrol James Block and Benjamin Bloom) Jika peserta didik dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuannya untuk beberapa mata pelajaran dan diajarkan sesuai dengan karakteristik mereka, maka sebagian besar dari mereka akan mencapai ketuntasan. ( John B. Carrol, A Model of School Learning) Guru harus mempertimbangkan antara waktu yang diperlukan (berdasarkan karakteristik peserta didik) dan waktu yang tersedia (di bawah kontrol guru) (John B. Carrol)
  • 9. JH. Block, B. Bloom: Peserta didik yang belajar lambat perlu waktu lebih lama untuk materi yang sama, mereka dapat berhasil jika kompetensi awal mereka terdiagnosis secara benar dan mereka diajar dengan metode dan materi yang berurutan, mulai dari tingkat kompetensi awal mereka Perhatian harus difokuskan pada pengajaran unit-unit terkecil, dan tes menggunakan acuan kriteria guna menentukan apakah peserta didik telah memiliki keterampilan yang dipersyaratkan pada setiap tingkatan keberhasilan belajarnya. Tidak ada ukuran penentu 80%, yang penting bukan nilai pasti skor kelulusan, melainkan level minimal yang harus dimiliki dan diperlukan oleh peserta didik. BELAJAR TUNTAS , Lanjutan..
  • 10. BELAJAR TUNTAS, Lanjutan .. Nitko, (1996 P. 291) : Peserta didik harus mencapai skor 80-90% sebelum beralih pada modul/topik berikutnya. Guru dapat menentukan skor/batas lulus untuk setiap target belajar. Patokan yang digunakan 80 % atau yang mendekati.
  • 11. PENENTUAN KETUNTASAN Nilai Ketuntasan Ideal = 100 Guru dan sekolah dapat menetapkan nilai Ketuntasan Minimum secara bertahap dan terencana agar memperoleh nilai ideal. Nilai ketuntasan minimum per-mata pelajaran ditetapkan berdasarkan tingkat kesulitan dan kedalaman kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik (setiap mata pelajaran dapat berbeda batas min. nilai ketuntasannya). Akan tetapi, idealnya penentuan ketuntasan diberikan untuk setiap indikator. Peserta didik yang belum tuntas harus mengikuti program remedial.
  • 12. SISTEM PENILAIAN BERKELANJUTAN Menilai semua Kompetensi Dasar Penilaian dapat dilakukan pada satu atau lebih Kompetensi Dasar Hasil penilaian dianalisis dan ditindaklanjuti melalui program remedial atau program pengayaan. Penilaian mencakup aspek kognitif, psikomotor, dan afektif. Aspek afektif diukur melalui pengamatan dan kuesioner
  • 13. PENILAIAN BERKELANJUTAN Penilaian dapat dilakukan beberapa kali sampai peserta didik mencapai tingkat ketuntasan yang ditetapkan. Materi penilaian dapat terdiri dari satu atau sejumlah Kompetensi Dasar. Nilai akhir semester merupakan nilai kumulatif dari keseluruhan nilai perolehan, selama satu semester yang terkait.
  • 14. PROGRAM REMEDIAL Pemberian Tugas Pembelajaran Ulang Belajar Mandiri Belajar Kelompok dgn. Bimbingan Alumni atau tutor sebaya dan lain-lain, yang semuanya diakhiri dengan ujian .
  • 15. PROGRAM PENGAYAAN Penguatan pada KD tertentu dengan memberi tugas membaca, tutor sebaya, diskusi, mengerjakan soal yang hasilnya dinilai dan direkam, namun tidak mempengaruhi nilai raport namun tetap diungkapkan dalam keterangan profil hasil belajar peserta didik.
  • 16. ASPEK YANG DIUKUR DALAM PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI Aspek Kognitif (6 Tingkat Kognitif Berfikir) Afektif Aspek Psikomotor
  • 17. A. ASPEK KOGNITIF (6 Tingkat Kognitif Berfikir) >>TAXONOMY COGNITIVE BLOOM (Bloom, Englehart, Furst, Hill, Krathwohl 56) Pengetahuan ( Knowledge ), Kemampuan mengingat (misalnya: nama ibu kota, rumus). Pemahaman ( Comprehension ), Kemampuan memahami (misalnya: menyimpulkan suatu paragraf). Aplikasi ( Application ), Kemampuan Penerapan (Misalnya: menggunakan suatu informasi/ pengetahuan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah). Analisis ( Analysis ), Kemampuan menganalisis suatu informasi yang luas menjadi bagian-bagian kecil (Misalnya: menganalisis bentuk, jenis atau arti suatu puisi). Sintesis ( Synthesis ), Kemampuan menggabungkan beberapa informasi menjadi suatu kesimpulan (misalnya: memformulasikan hasil penelitian di laboratorium). Evaluasi ( Evaluation ), Kemampuan mempertimbangkan mana yang baik dan mana yang buruk dan memutuskan untuk mengambil tindakan tertentu. Untuk penyusunan soal, sesuai dengan indikator yang telah disusun dalam silabus, hendaknya memiliki tingkat berpikir menengah sampai tinggi.
  • 18. Mencakup penilaian a.l. : Sikap, Tingkah Laku, Minat, Emosi dan Motivasi, Kerjasama, Koordinasi dari setiap peserta didik. Dilakukan melalui pengamatan dan interaksi langsung secara terus menerus. Pada umumnya dilakukan secara non-ujian (misalnya; untuk mengetahui siapa peserta didik yang bisa dipercaya, siapa peserta didik yang disiplin, siapa yang berminat ke jurusan Ilmu Sosial atau Ilmu Alam dll) Setiap informasi yang diperoleh dikumpulkan dan disimpan sebagai referensi dalam penilaian berikutnya. Penilaian afektif dibagi atas penilaian afektif secara umum (budi pekerti) dan penilaian afektif per matapelajaran. B. AFEKTIF
  • 19. C. ASPEK PSIKOMOTOR Tidak semua mata pelajaran dapat dinilai aspek psikomotornya (disesuaikan dengan tuntutan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik) Digunakan untuk pembelajaran yang banyak memerlukan praktik: Pendidikan Agama, Pendidikan Seni, Pendidikan Jasmani, Praktik IPA dan Bahasa.
  • 20. CAKUPAN PENILAIAN Aspek penilaian afektif terdiri dari: Menerima (receiving) termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, respon, kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar Menanggapi (responding): reaksi yang diberikan: ketepatan reaksi, perasaan kepuasan dll Menilai (evaluating): kesadaran menerima norma, sistem nilai dll Mengorganisasi (organization): pengembangan norma dan nilai dalam organisasi sistem nilai Membentuk watak (Characterization): sistem nilai yang terbentuk mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah laku. Aspek Psikomotorik terdiri dari: Meniru (perception) Menyusun (manipulating) Melakukan dengan prosedur (precision) Melakukan dengan baik dan tepat (articulation) Melakukan tindakan secara alami (naturalization)
  • 21. Penilaian terhadap proses dan hasil belajar peserta didik harus mencakup aspek-aspek kecakapan hidup ( life skill )
  • 22. KESADARAN DIRI Kesadaran diri sebagai hamba Tuhan, makhluk sosial dan makhluk lingkungan Kesadaran akan potensi diri dan dorongan utk mengembangkannya KECAKAPAN BERPIKIR & BERNALAR Memecahkan masalah secara arif dan kreatif Menggali informasi Mengolah informasi & mengambil keputusan dgn cerdas KECAKAPAN AKADEMIK Mengidentifikasi variabel & hubungan satu dgn lainnya Merumuskan hipotesis Merancang & melaksanakan penelitian Aspek Kecakapan Hidup (life skill)
  • 23. KECAKAPAN KOMUNIKASI KECAKAPAN BEKERJASAMA Kecakapan mendengarkan Kecakapan berbicara Kecakapan membaca Kecakapan sebagai teman kerja yang menyenangkan Kecakapan sebagai pimpinan yang berempati Kecakapan menuliskan pendapat/gagasan KECAKAPAN VOKASIONAL Vokasional dasar Vokasional khusus Aspek Kecakapan Hidup (life skill)
  • 24. PENILAIAN Tingkat kemampuan yang dituntut dari peserta didik setelah ia mempelajari kompetensi dasar tertentu yang ditunjukkan dengan berbagai perilaku hasil belajar. Penilaian dari hasil belajar peserta didik dapat diperoleh melalui berbagai cara atau jenis.
  • 25. JENIS PENILAIAN KUIS, isian atau jawaban singkat yg menanyakan hal-hal prinsip. PERTANYAAN LISAN, mengukur pemahaman terhadap konsep, prinsip, atau teorema. ULANGAN HARIAN, dilakukan secara periodik pada akhir pembelajaran KD tertentu. ULANGAN TENGAH SEMESTER DAN AKHIR SEMESTER, dilakukan dengan menggabungkan beberapa KD dalam satu waktu.
  • 26. Lanjutan jenis penilaian TUGAS INDIVIDU , diberikan dalam waktu-waktu dan kebutuhan tertentu dalam berbagai bentuk (klipping, paper, dsb.) TUGAS KELOMPOK , digunakan untuk menilai kompetensi kerja kelompok. RESPONSI atau UJIAN PRAKTIK , digunakan pada MP tertentu yg membutuhkan praktikum, baik pra (untuk mengetahui kesiapan) maupun pasca (untuk mengetahui pencapaian KD tertentu. LAPORAN KERJA PRAKTIK , dilakukan pada MP yang membutuhkan praktikum dengan mengamati suatu gejala dan dilaporkan.
  • 27. PENILAIAN PORTOFOLIO Penilaian dengan metode pengumpulan informasi atau data secara sistematik, atas hasil pekerjaan seseorang (Popham,1994). Salah satu metode penilaian berkesinambungan yang memiliki hasil penilaian dengan akurasi yang tinggi. Kumpulan hasil belajar / karya peserta didik (hasil-hasil tes, tugas perorangan, praktikum) yang dinilai proses kemajuannya baik secara analitik, holistik atau kombinasi keduanya. Berfungsi sebagai alat untuk mengetahui kemajuan ( progress ) tentang kompetensi yang telah dicapai dan mendiagnosis kesulitan belajar dll.(bagi guru, peserta didik dan orang tua).
  • 28. PENILAIAN PORTOFOLIO lanjutan Sangat efektif untuk proses perbaikan dan penyempurnaan kegiatan pembelajaran dan dapat memberikan umpan balik Dalam praktiknya guru dapat mengembangkan berbagai cara sesuai dengan kreatifitas masing-masing. Jenis penilaian portofolio dapat diterapkan di antaranya pada kemampuan menulis (bahasa) dan melukis (seni) Contoh: portofolio menulis, dipakai untuk mengukur kemampuan khusus menulis yang menilai proses kemajuannya dan mendiagnosis bidang-bidang yang memerlukan peningkatan.
  • 29. PENILAIAN PORTOFOLIO lanjutan Evaluasi produk portofolio berdasarkan penskoran holistik, analitik atau kombinasi keduanya. Penskoran holistik berdasarkan keseluruhan impresi dari produk bukan hanya sekedar pertimbangan unsur-unsur individu. Keputusan global dibuat dengan menggunakan skor numerik untuk setiap produk. Penskoran analitik memerlukan keputusan untuk setiap ka-rakteristik yang berbeda dari suatu produk. Sebagai contoh: penilaian kemampuan menulis seperti organisasi, vocabulary, gaya, ide-ide, dan mekanik dinilai terpisah.
  • 30. PENYIAPAN PERANGKAT PENILAIAN Sebelum masa semester 1, guru/kelompok MGMP sekolah menyusun silabus dan sistem penilaian untuk kurun waktu 1 semester atau 2 semester (1 thn). Setiap indikator pada masing-masing KD, minimal dibuatkan 3 (tiga) bentuk/jenis soal. >>> 1 soal ujian harian, 1 ujian susulan, dan 1 soal remedial. Ditentukan jadwal ujian harian, tengah semester, akhir semester dan remedial, minimal untuk 1 semester. Pada awal semester, guru menjelaskan SK dan KD yang harus dicapai oleh peserta didik, berikut sistem penilaian yang akan diterapkan.
  • 31. Lanjutan penyiapan perangkat penilaian Pelaksanaan ujian dilakukan dengan penjadwalan yang matang untuk menghindari beban ujian yang berlebihan pada hari yang sama. >>> Perlu koordinasi antar guru matapelajaran, jadwal ujian diinformasikan kepada orangtua dan peserta didik. Setiap hasil ujian ditelaah oleh guru melalui MGMP, dan direkam secara berkelanjutan untuk mengetahui tingkat pencapaian SK/KD. Hasil setiap ujian dilaporkan secara komprehensif kepada orangtua, baik KD yang telah maupun yang belum dicapai.
  • 32. PENYIAPAN BAHAN PENILAIAN Jenis Penilaian Penilaian Proses: a. Tes Tes Tertulis (kognitif) Tes Lisan (kognitif, psikomotor dan affektif : wawancara, kuis Tes Perbuatan (Psikomotor, kognitif): Demonstrasi, Eksperimen b. Non Tes Penilaian Produk: Laporan Hasil Karya Individu Kelompok
  • 33. BENTUK PENILAIAN Tes Lisan - Pedoman Wawancara Tes Perbuatan Daftar Cek, Lembar Pengamatan Produk - Daftar Cek/Pedoman Penskoran Tes Tertulis - Obyektif : Pilihan ganda, Menjodohkan, Benar Salah - Non Obyektif : Kuis/Jawaban Singkat, uraian Non Tes - Angket, Kuesioner, Check-list, Inventori, Skala Sikap, dan pengamatan.
  • 34. CONTOH PENILAIAN BERKELANJUTAN SK : 1. Berkreasi seni rupa Latihan Gambar 7 7 Pengt, Unsur, Teknik Menggambar Alam 1.2. Latihan Gambar 7 7 6 5 Pengt, Unsur, Teknik Menggambar obyek Benda 1.1 NA (Batas Ketuntasan ditetapkan guru ) UJI 3 (Remedial) UJI 2 (Remedial) UJI 1 MP KD NO