Dokumen tersebut membahas tentang:
1. Perilaku menyimpang dan pengendalian sosial dalam masyarakat
2. Berbagai teori tentang perilaku menyimpang seperti teori differential association, labeling, psikologi, anomi, dan fungsi
3. Sebab-sebab, bentuk, dan pengendalian perilaku menyimpang dalam masyarakat
1 of 7
More Related Content
Sosiologi
1. Materi: Perilaku Menyimpang dan Pengendalian
SKL 3
Mengidentifikasi berbagai perilaku menyimpang dan pengendalian sosial dalam masyarakat
Materi
Perilaku meyimpang
Pengendalian sosial
Ringkasan
A. Perilaku menyimpang
Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku
dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu
untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang tersebut. Perilaku menyimpang ditentukan
batasannya oleh norma-norma kemasyarakatan yang berlaku dalam suatu budaya sehingga
pengertian perilaku menyimpang berbeda-beda di setiap masyarakat.
Ada dua proses pembentukan perilaku menyimpang yaitu:
1. Penyimpangan sebagai hasil sosialisasi dari nilai-nilai subkebudayaan menyimpang
Perilaku menyimpang bersumber pada pergaulan yang berbeda. Pergaulan dengan kawan yang
kurang baik mengakibatkan perilaku menyimpang
2. Penyimpangan dari sosialisasi yang tidak sempurna
Proses ini terjadi karena nilai dan norma yang dipelajari kurang dapat dipahami dalam proses
sosialisasi sehingga orang tidak mempertimbangkan resiko dan melakukan penyimpangan
B. Bentuk-Bentuk Penyimpangan
Perilaku menyimpang dibedakan menjadi dua yaitu:
1. perilaku menyimpang primer, bersifat sementara dan masyarakat masih bisa menerima
2. perilaku menyimpang sekunder, secara khas dilakukan secara terus-menerus sehingga menjadi
dominan dalam kehidupan pelaku dan dikenal umum oleh masyarakat
Robert M.Z Lawang mengemukakan macam penyimpangan yaitu:
1. Perilaku menyimpang yang dianggap sebagai kejahatan atau kriminal
2. Penyimpangan seksual
3. Penyimpangan dalam bentuk gaya hidup, misalnya penjudi, pemabok
4. Penyimpangan dalam bentuk konsumsi yang berlebih, misalnya alkoholisme
Light, Keller dan Calhoun membedakan tipe kejahatan menjadi:
1. Kejahatan tanpa korban, misalnya konsumsi narkoba
2. Kejahatan terorganisir, misalnya perdagangan perempuan, sindikat, mafia peradilan
3. Kejahatan kerah putih, yaitu kejahatan yang dilakuakn oleh orang yang memiliki kedudukan
dan pengetahuan tinggi, misalnya penghindaran pajak, penggelapan uang perusahaan, korupsi
4. Kejahatan koorporat, yaitu kejahatan yang dilakukan atas nama perusahaan yang bertujuan
menaikkan keuntungan atau menekan kerugian, misalnya pembuangan limbah di laut, kejahatan
terhadap konsumen
Berdasarkan banyaknya pelaku penyimpangan dibedakan menjadi:
1. penyimpangan individual
2. penyimpangan kelompok
3. penyimpangan campuran
2. C. Teori-teori Perilaku Menyimpang
Teori Differential Association (kelompok yang berbeda) oleh Edward H. Sutherland
Sutherland memandang bahwa perilaku menyimpang bersumber dari pergaulan yang berbeda,
artinya seorang individu mempelajari perilaku menyimpang dari interaksinya dengan seorang
individu yang berbeda latar belakang asal, kelompok dan budaya. Misalnya seseorang yang ingin
berprofesi sebagai perampok maka ia mempelajari (berinteraksi) cara-cara merampok dengan
teman-temannya yang terlebih dahulu jadi perampok
Teori Labelling dari Edwin M. Lemert
Menurut teori ini seseorang menjadi menyimpang karena proses labelling berupa julukan, cap
atau etiket yang ditujukan pada seseorang oleh masyarakat. Mula-mula sifat penyimpangannya
primer, tetapi adanya julukan membuat pelaku mengidentifikasi dirinya sesuai dengan julukan
tersebut.
Teori Psikologi dari Sigmud Freud
Perilaku menyimpang terjadi karena id tidak bisa dikendalikan oleh ego yang seharusnya
dominan maupun superego yang tidak aktif. Id adalah bagian diri yang tidak sadar atau naluri,
ego adalah bagian diri yang bersifat sadar dan rasional. Superego adalah bagian diri yang telah
menyerap nilai dan norma dan berfungsi sebagai suara hati
Teori K. Merton
Perilaku menyimpang timbul karena anomi yaitu adanya ketidakharmonisan antara tujuan
budaya dengan cara-cara yang dipakai untuk mencapai tujuan budaya tersebut. Menurut K
Merton terdapat lima cara pencapaian tujuan budaya dari cara yang wajar sampai dengan yang
menyimpang.
Tipologi adaptasi individu dari K Merton
No Cara-cara Adaptasi Tujuan Budaya Cara-cra yang Melembaga
1.
2
3
4
5 Konformitas
Inovasi
Ritualisme
Retrealisme (pengunduran diri)
Rebellion (pemberontakan) +
+
-
-
+ +
-
+
-
+
Keterangan:
3. + : menunjukan sikap menerima
- : sikap menolak
+ : penolakan terhadap nilai-nilai yang berlaku dan berupaya mengganti dengan nilai-nilai baru
Teori Fungsi dari Emile Durkheim
Menyatakan bahwa tercapainya kesadaran moral dari semua anggota masyarakat karena faktor
keturunan, perbedaan lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Artinya kejahatan itu selalu ada,
sebab orang yang berwatak jahat pun akan selalu ada. Bahkan Durkheim berpangan bahwa
kejahatan itu perlu agar moralitas dan hukum dapat berkembang secara normal
D. Sebab-sebab Perilaku Menyimpang
1. sikap mental yang tidak sehat
2. keluarga yang broken home
3. pelampiasan rasa kecewa
4. pengaruh lingkungan dan media massa
5. dorongan kebutuhan ekonomi
6. keinginan untuk dipuji atau gaya-gayaan
7. proses belajar yang menyimpang
8. ketidaksanggupan menyerap norma budaya
9. adanya ikatan sosial yang berlebihan
10. akibat proses sosialisasi nilai-nilai subkebudayaan menyimpang
11. akibat kegagalan dalam proses sosialisasi
Media pembentukan perilaku menyimpang dapat diperoleh melalui keluarga, lingkungan tempat
tinggal, kelompok bermain dan media massa
E. Pengendalian Sosial
Pengendalian Sosial (social control) adalah segenap cara dan proses pengawasan yang
direncanakan atau tidak direncanakan, yang bertujuan untuk mengajak, mendidik, atau bahkan
memaksa warga masyarakat agar mematuhi norma dan nilai yang berlaku
F. Sifat-sifat Pengendalian Sosial
Dilihat dari waktu pelaksanaannya
1. prevantif (pencegahan)
2. represif (memperbaiki)
3. dan gabungan
Dilihat dari jumlah cakupan yang terlibat
1. pengawasan dari individu terhadap individu lain
2. pengawasan dari individu terhadap kelompok
3. pengawasan dari kelompok terhadap kelompok
4. pengawasan dari kelompok terhadap individu
Dilihat dari aspek pelaksanaannya
1. Persuasif (tanpa kekerasan)
2. Coersif (paksaan)
3. Kompulsif, yaitu menciptakan suatu situasi yang dapat mengubah sikap atau perilaku yang
negatif dan seseorang terpaksa taat dari situasi yang sengaja diciptakan pengendali
4. Pervasi yaitu nilai dan norma disampaikan atau dimasukkan secara berulang-ulang dan terus
4. menerus dengan harapan akan melekat dalam jiwa seseorang sehingga akan terbentuk sikap yang
diharapkan
G. Bentuk-bentuk pengendalian sosial
1. cemooh 6. pendidikan
2. desas desus 7. agama
3. ostrasisme (pengucilan) 8. intimidasi
4. fraundulens (pihak ketiga) 9. kekerasan fisik
5. teguran 10. hukuman
H. Fungsi Pengendalian Sosial
1. Mempertebal keyakinan masyarakat tentang kebaikan norma
2. Memberikan imbalan kepada warga yang mentaati norma
3. Mengembangkan rasa malu
4. Mengembangkan rasa takut
5. Menciptakan sistem hukum
Pengendalian sosial dapat dilaksanakan melalui
1. Sosialisasi
Sosialisai dilakukan agar anggota masyarakat bertingkah laku seperti yang diharapkan tanpa
melalui jalur formal dan informal
2. Tekanan Sosial
Tekanan Sosial perlu dilakukan agar masyarakat sada dan mau menyesuaikan diri dengan aturan
kelompok. Masyarakat dapat memberikan sanksi terhadap individu yang melanggar aturan
kelompok
I. Peranan Pranata Sosial paksaan.
Usaha penanaman pengetian tentang nilai dan norma kepada anggota masyarakat diberikan
dalam Pengendalian Sosial :
1. Polisi
Polisi merupakan salah satu pranata sosial yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban
2. Pengadilan
Unsur pengadilan terdiri dari hakim, jaksa, panitera, pengacara dan polisi
Unsur-unsur tersebut bertugas menyelenggarakan pengadilan terhadap individu yang melanggara
norma hukum yang berlaku
3. Adat
Adat merupakan tata kelakuan yang kuat sehingga merupakan hukum non formal bagi
masyarakat. Ketika terjadi pelanggaran terhadap adat maka masyarakat akan memberikan
cemooh, gunjingan hingga pengucilan
4. Tokoh Masyarakat
Tokoh masyarakat adalah seseorang yang dianggap mempunyai kelebihan tertentu dan menjadi
penuntun di masyarakat sekitarnya
5. Sekolah
Sekolah merupakan cara pengendalian yang efektif karena merupakan media sosialisasi yaitu
wadah pembelajaran siswa dalam bertingkahlaku. Di sekekolah siswa dapat melakukan
pembiasaan dan tersistimatis. Adapun pelaksanaannya juga terprogram menurut kurikulum
tertentu
5. 6. Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pengendalian secara non formal dan keluarga juga merupakan
media sosialisasi. Dalam keluarga orang tua mengendalikan perilaku anak-anaknya agar sesuai
dengan nilai dan norma yang berlaku dengan cara mendidik, mensosialisasi, menasehati,
menegur dan bahkan menghukum agar anak kembali mematuhi nilai dan norma yang berlaku
SOAL UJIAN NASIONAL
1. Seorang polisi menilang seorang pengendara motor karena tidak memakai helm dengan
maksud untuk menciptakan keteraturan sosial di masyarakat. Hal tersebut merupakan salah satu
bentuk dari....
a. ketertiban sosial
b. pengendalian sosial
c. perilaku menyimpang
d. sosialisasi norma
e. hukuman sosial
Jawab : B
Pengendalian Sosial (social control) adalah segenap cara dan proses pengawasan yang
direncanakan atau tidak direncanakan, yang bertujuan untuk mengajak, mendidik, atau bahkan
memaksa warga masyarakat agar mematuhi norma dan nilai yang berlaku.
Dengan demikian tujuan pengendalian sosial adalah
1. agar masyarakat mau mematuhi norma-norma sosial yang berlaku, baik dengan kesadaran
sendiri maupun karena paksaan
2. agar dapat mewujudkan keserasian dan ketentraman dalam masyarakat
3. bagi yang melakukan penyimpangan diusahakan agar kembali mematuhi norma-norma yang
berlaku
2. Rudi yang bolos sekolah satu kali dicap pembolos oleh gurunya. Julukan sebagai pembolos
dari gurunya juga diikuti oleh teman-temannya. Karena perlakuan dari guru dan teman-temannya
yang mencap Rudi sebagai pembolos, maka ia kemudian mengulang perbuatannya secara terus-
menerus. Terjadinya perilaku menyimpang tersebut sesuai dengan teori ....
a. labeling
b. perilaku
c. anomi
d. fungsi
e. konflik
Jawab: A
Teori labeling dipelopori oleh Edwin M. Lemert yang menyatakan bahwa seseorang yang
melakukan penyimpangan pada tahap awal (primer) lalu oleh masyarakat sudah diberi cap
sebagai penyimpang maka orang tersebut terdorong untuk melakukan penyimpangan sekunder
(tahap lanjut) dengan alasan terlanjur kepalang basah
3. Jenis pengendalian sosial yang menekankan pada tindakan atau ancaman dengan
menggunakan kekuatan fisik antara lain....
a. hukuman
6. b. desas-desus
c. pelatihan
d. pendidikan
e. teguran
Jawab: A
Hukuman adalah jenis pengendalian yang menggunakan fisik. Hukuman yang mungkin
diterapkan apabila seseorang tidak berhasil menyesuaikan diri
4. Remaja yang sedang mengalami stress berat berupaya untuk menghilangkan kekalutannya
dengan mengkonsumsi narkoba. Penyimpangan yang dilakukan remaja tersebut dapat diancam
dengan sanksi berat karena termasuk penyimpangan....
a. primer
b. sekunder
c. positif
d. negatif
e. gaya hidup
Jawab: B
Penyimpangan sekunder adalah perbuatan yang dilakukan secara khas dengan memperlihatkan
perilaku menyimpang dengan ciri-ciri:
a. gaya hidupnya didominasi oleh perilaku menyimpang
b. masyarakat tidak bisa mentolerir perilaku menyimpang tersebut.
5. Seorang anak mengalami keterbatasan komunikasi dengan kedua orang tuanya. Setiap hari,
ibu dan ayah anak ini sangat sibuk karena harus mengurus perusahaannya. Keterbatasan
perhatian dan komunikasi dengan orang tuanya membuat anak ini tidak dapat memahami nilai-
nilai dan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat, sehingga anak tersebut berbeda atau
menyimpang dari kebiasaan masyarakat.
Proses pembentukan perilaku menyimpang anak tersebut terjadi karena....
a. asosiasi diferensiasl
b. sosialisasi yang tidak sempurna
c. pemberian label/cap sebagai penyimpang
d. sosialisasi dengan subkultur menyimpang
e. gangguan mental atau jiwa individu
Jawab: B
Sosialisasi yang tidak sempurna adalah ketidakmampuan individu menyerap nilai dan norma
yang diajarkan. Proses sosialisasi bisa dianggap tidak berhasil jika individu tersebut tidak
berhasil mendalami norma-norma dalam masyarakat. Keluarga adalah lembaga yang paling
bertanggungjawab atas penanaman norma-norma masyarakat dalam diri anggota keluarga.
Ketika keluarga tidak berhasil mendidik anggotanya, maka yang terjadi adalah penyimpangan
perilaku
6. Seorang ibu menasehati putranya untuk berhati-hati dalam memilih teman bergaulnya agar
tidak terjerumus ke hal-hal yang negatif. Contoh tersebut merupakan bentuk pengendalian sosial
yang bersifat....
a. represif
b. kuratif
7. c. preventif
d. persuasif
e. korektif
Jawab: C
Pengendalian sosial secara preventif adalah usaha yang dilakukan sebelum terjadinya
pelanggaran. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya perilaku menyimpang
7. Setiap malam Ani selalu keluar, maka ia pun kemudian digosipkan sebagai wanita nakal.
Mendengar dirinya digosipkan sebagai wanita nakal, maka ia pun tidak suka lagi keluar malam.
Dari kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa gosip dapat berfungsi sebagai alat....
a. pelapisan sosial
b. diferensiasi sosial
c. pengendalian sosial
d. perubahan sosial
e. sosialisasi efektif
Jawab: C
Bentuk pengendalian sosial desas-desus adalah berita yang menyebar secara cepat dan tidak
berdasarkan kenyataan. Biasanya setelah mendapat gosip individu tersebut akan merasa malu
dan bersalah sehingga akan lebih berhati-hati dalam bertindak