際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
TEORI
1. KUNDRAT
2. REDI SOLIHAT
3. SRI WAHYUNI
4. GIA ASFIATULLOH
5. EKO SEJATI
NPM. 15.1.0.13.0.043
NPM. 15.1.0.13.0.035
NPM. 15.1.0.13.0.027
NPM. 15.1.0.13.0.045
NPM. 15.1.0.13.0.030
KELOMPOK 6
POKOK BAHASAN
1. Pengertian Teori
2. Macam-macam Teori
3. Fungsi-fungsi Teori
4. Pengujian Hipotesis
5. Metode Ilmiah
1. Pengertian Teori
Theory is a set of interrelated construct
(conceps), definitions, and propositions that
present a systematic view of phenomena by
specifying relations among variables, with
purpose of explaining and predicitng the
phenomena
Kerlinger (1978) dalam Sugiyono (2011:52).
Teori merupakan alur logika atau penalaran,
yang merupakan seperangkat konsep, definisi
dan proposisi yang disusun secara sistematis.
Setiap tindakan yang berkaitan dengan
penelitian selalu menggunakan teori. Dalam
penerapannya sebuah teori disesuaikan
dengan tingkatannya.
Lanjutan .......
Menurut Numan (2003) dalam Sugiyono (2011:56)
tingkatan teori dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu,
1. Teori tingkat mikro (micro level theory)
2. Teori tingkat meso (meso level theory)
3. Teori tingkat makro (macro level theory)
Lanjutan .......
1. Teori tingkat mikro (micro level theory) yaitu, teori yang
dalam penjelasannya terbatas pada peristiwa skala kecil, baik
dari sisi waktu, ruang lingkup maupun jumlah.
2. Teori tingkat meso (meso level theory) yaitu, teori yang
dalam penjelasannya menghubungkan antara teori tingkat
mikro (micro level theory) dan teori tingkat makro (macro
level theory). Contohnya, teori organisasi, gerakan sosial atau
komunitas.
Lanjutan .......
3. Teori tingkat makro (macro level theory) yaitu, teori
yang mejelaskan obyek yang lebih luas. Contohnya, lembaga
sosial, sistem budaya dan masyarakat secara keseluruhan.
Dalam kaitannya dengan penyusunan karya ilmiah, selain teori
memiliki tingkatan, teori juga memiliki beberapa fokus dalam
fungsinya untuk menjelaskan berbagai fakta dari peristiwa atau
fenomena tertentu.
Lanjutan .......
Fokus Teori menurut Sugiyono dalam Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D (2011:56) dibedakan
menjadi 3 (tiga), yaitu :
1. teori subtantif, merupakan pengembangan dari hal-
hal yang bersifat khusus, seperti aksi mogok,
kenakalan remaja, perceraian atau pertentangan
golongan;
Lanjutan .......
2. teori formal yaitu konsep global di dalam ilmu umum,
seperti penyimpangan-penyimpangan dalam bidang
sosial dan kekuasaan;
3. teori pertengahan (antara) yaitu teori yang sedikit
lebih abstrak dan bentuknya formal, dan biasanya
digunakan dalam ilmu sosiologi.
Lanjutan .......
Teori yang digunakan dalam perumusan hipotesis yang
akan diuji melalui pengumpulan data, adalah teori
subtantif. Hal ini karena, teori subtantif lebih fokus
berlaku untuk obyek yang akan diteliti.
Lanjutan .......
Deskripsi teori dalam sebuah penelitian merupakan uraian sistematis tentang
teori (dan bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil penelitian
yang relevan dengan vriabel yang diteliti. Jumlah kelompok teori yang akan
dikemukakan atau dideskripsikan tergantung pada luasnya permasalahan, dan
secara teknis tergantung pada jumlah variabel yang akan diteliti. Teori-teori yang
dideskripsikan dalam penelitian dapat digunakan sebagai indikator, apakah
peneliti menguasai teori dan konteks yang diteliti atau tidak. Variabel-variabel
yang tidak dapat dijelaskan dengan baik, mengindikasikan bahwa peneliti tidak
menguasai teori dan konteks yang diteliti.
Lanjutan .......
Menurut Mundiri (2008;198) dalam Logika mengemukakan
jenis-jenis teori yang dibedakan menjadi dua yaitu teori
umum dan teori khusus. Teori umum adalah suatu
pernyataan apabila ia benar maka ia benar secara
universal. Teori ini berlaku bagi semua waktu, semua
tempat dan semua keadaan serta semua permasalan dalam
kelas yang dinyatakannya.
2. Macam-macam Teori
Teori umum adalah suatu pernyataan, apabila ia benar
maka ia benar secara universal. Teori ini berlaku bagi
semua waktu, semua tempat dan semua keadaan serta
semua permasalan dalam kelas yang dinyatakannya.
Lanjutan .......
Generalisasi adalah teori yang bersifat menjelaskan,
demikian juga sebuah penjelasan (explanation) manakala ia
berlaku bagi semua peristiwa, keadaan, waktu dan tempat
sesuai permasalahan yang diterangkannya.
Contoh teori umum : bertambahnya permintaan akan
menaikan harga barang.
Lanjutan .......
Sedangkan teori khusus adalah teori yang berkaitan dengan
fakta-fakta partikular tertentu. Teori ini berusaha untuk
menjelaskan fakta-fakta dalam hubungan yang satu dengan
yang lain. Teori ini harus sesuai dengan fakta yang
diketahuinya, dan harus dapat mengidentifikasikan
beberapa fakta yang selama ini belum diketahui.
Lanjutan .......
Contoh teori khusus : bila seorang dokter setelah
memeriksa tubuh seorang pasien dan menetapkan bahwa
pasiennya menderita sakit ini, maka obatnya harus dengan
cara begini, maka dokter tersebut membuat teori khusus
karena ruang lingkupnya hanya untuk masalah yang
spesifik.
Lanjutan .......
Menurut Sugiyono dalam Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D (2011:54) menjelaskan bahwa fungsi
teori secara umum dibagi menjadi tiga yaitu untuk
menjelaskan (explanation), meramalkan (prediction) dan
pengendalian (control) suatu gejala atau fenomen.
3. Fungsi-fungsi Teori
Mengapa kalau besi terkena panas memuai?, pertanyaan ini dapat
dijawab dengan teori yang berfungsi menjelaskan. Jika besi
dipanaskan sampai 75属C berapa pemuaiannya?, pertanyaan ini
dapat dijawab dengan teori yang berfungsi meramalkan.
Selanjutnya berapa jarak sambungan rel kereta api yang paling
sesuai dengan kondisi iklim Indonesia sehingga kereta api jalannya
tidak terganggu karena sambungan rel?, maka pertanyaan ini dapat
dijawab dengan teori yang berfungsi mengendalikan.
Lanjutan .......
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap
masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan
kebenarannya. Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban
sementara terhadap masalah yang akan diteliti. Hipotesis menjadi
teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan
hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti
dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu
gejala.
4. Pengujian Hipotesis
Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang
telah teruji kebenarannya disebut teori. Contoh: Apabila terlihat
awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat saja
menyimpulkan (menduga-duga) berdasarkan pengalamannya
bahwa (karena langit mendung, maka...) sebentar lagi hujan akan
turun. Apabila ternyata beberapa saat kemudia hujan benar turun,
maka dugaan terbukti benar. Secara ilmiah, dugaan ini disebut
hipotesis. Namun apabila ternyata tidak turun hujan, maka
hipotesisnya dinyatakan keliru.
Lanjutan .......
Oleh karena dimungkinkan adanya beberapa hipotesis
terhadap suatu peristiwa yang sama, maka sudah barang
tentu akan ada hipotesis yang lebih baik. Mundiri dalam
Logika (2008;201-202) menjelaskan ukuran-ukuran yang
dapat digunakan untuk menilai suatu hipotesis. Beberapa
ukuran tersebut adalah sebagai berikut.
Lanjutan .......
1. Relevansi. Hipotesis, diajukan untuk menerangkan fakta yang
dihadapi. Oleh karena itu, hipotesis harus relevan dengan fakta yang
akan dijelaskan. Hipotesis yang diajukan harus dapat membuat
kesimpulan deduktif dari fakta-fakta yang menjadi permasalahan.
Hipotesis yang tidak relevan dengan faktanya akan gagal berfungsi
sebagai interpretator fakta-fakta.
Lanjutan .......
2. Mampu untuk diuji. Ciri utama yang membedakan hipotesis
ilmiah dengan hipotesis non ilmiah adalah kemampuannya untuk
diuji dengan fakta-fakta inderawi atau perhitungan logis. Suatu
hipotesis harus mampu untuk diuji dengan observasi atau penelitian
untuk membuktikan benar atau tidaknya. Akan tetapi tidak semua
hipotesis harus dengan observasi seperti halnya kita melihat kursi
dan meja.
Lanjutan .......
Contohnya, untuk membuktikan bahwa bumi itu bulat dapat
dilakukan observasi tidak langsung dengan melihatnya melalu mata
kepala bahwa bumi itu bulat, akan tetapi dapat dibuktikan dengan
melihat kapal yang datang ke pantai akan terlebih dahulu kelihatan
tiang atau cerobong asapnya, hal ini dapat dijadikan bukti bahwa
bumi itu bulat. Kemampuan diuji disini adalah bahwa hipotesis itu
harus da hubungannya dengan data empirik dari fakta yang akan
diterangkannya.
Lanjutan .......
3. Bersesuaian dengan hipotesis yang telah diterima sebagai
pengetahuan yang benar. Suatu hipotesis dapat diterima, apabila ia
koheren dengan hipotesis yang lebih dahullu dinyatakan dan
disusun secara logis diterima oleh manusia, serta dihargai sebagai
suatu yang bernilai tinggi. Sebuah hipotesis tidak akan bertahan jika
ia tidak cocok dengan pengetahuan manusia yang meyakinkan.
Lanjutan .......
4. Mempunyai daya ramal. Hipotesis yang baik tidak hanya
mendeskripsikan fakta-fakta, tetapi interprestasi yang
dibuatnya mampu untuk menjelaskan fakta-fakta sejenis
yang tidak diketahui atau belum diselidiki.
Lanjutan .......
5. Sederhana. Dalam fakta yang sama dimungkinkan
adanya dua hipotesis yang sama memenuhi empat syarat
yang pertama, jadi sama-sama baiknya. Akan tetapi jika
dalam pengujiannya, hipotesis yang pertama lebih rumit
dari yang kedua, maka hipotesis yang kedua lebih baik
karena lebih sederhana.
Lanjutan .......
Contoh, hipotesis Ptolomeus dan hipotesis Copernicus tentang pusat
jagad raya. Menurut Ptolomeus, bumi adalah pusat jagad raya, matahari
dan benda-benda langit lainnya beredar mengelilinginya, menurut
orbitnya masing-masing, hipotesis ini membutuhkan penjelasan geometri
yang sangat rumit. Sedangkan menurut Copernicus, matahari adalah
pusat jagad raya, bumi dan benda-benda langit lainnya beredar
mengelilingi menurut orbitnya masing-masing. Hipotesis ini, tidak
membutuhkan pejelasan geometri yang terlalu sulit, sebagaimana
diketahu hipotesis ini diterima oleh para astronom-astronom modern.
Lanjutan .......
Metode ilmiah adalah cara atau metode untuk mendapatkan
pengetahuan dengan cara ilmiah. Pengetahuan yang diperoleh dengan
cara ilmiah adalah pengetahuan ilmia atau secara pendek disebut ilmu.
Dalam proses untuk menemukan pengetahuan baru, ada beberapa
langkah yang harus dilkukan yang kesemuanya merupakan satu kesatuan
sistem atau saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya.
Mundiri dalam Logika (2011:204) menjelaskan langkah-langkah untuk
menemukan pengetahuan baru yang diantaranya sebagai berikut.
5. Metode Ilmiah
1. Penemuan atau Penentuan masalah.
Pada tahap ini, kita secara sadar mengetahui masalah yang akan
ditelaah dengan ruang lingkup dan batas-batasnya. Apabila kita
dihadapkan pada penyakit yang mengganas, maka permasalahannya
kita adapi adalah masalah penyakit dan pengobatannya. Penyakit
apa yang sedang dihadapi juga supaya dibatasi apakah tentang
penyakit kulit, penyakit dalam atau demam berdarah. Jadi masalah
yang sedang dihadapi jelas, bukan masalah ekonomi atau politik
serta seni, tetapi masalah pengobatan tentang penyakit kulit.
Lanjutan .......
2. Perumusan masalah.
Tahap ini menjelaskan tentang bagaimana mendeskripsikan masalah yang
dihadapi dengan lebih lebih jelas. Yang harus dilakukan adalah identifikasi
semua faktor-faktor yang terlibat dalam masalah yang dihadapi. Faktor yang
telah diidentifikasi akan membentuk kerangka masalah berupa gejala yang
sedang dihadapi. Dalam masalah yang sedang dihadapi beraneka ragam
faktor akan saling berkaitan. Jika penyakit kulit adalah masalah yang sedang
kita hadapi, maka kitannya dengan kebersihan badan penderitanya, jenis
makanan yang dimakan dan lingkungan sekitarnya. Hubungan antara fakor-
faktor inilah yang akan membentuk kerangka masalah.
Lanjutan .......
3. Pengujian hipotesis.
Pada tahap ini kita berusaha memberikan penjelasan sementara mengenai
hubungan sebab akibat dari faktor-faktor yang membentuk kerangka
masalah yang sedang dihadapi. Hipotesis ini disusun berdasarkan penalaran
induktif. Dalam hal oenyakit kulit, maka hipotesisnya berisi penjelasan
tentang argumentasi yang menyatakan hubungan antara faktor kebersihan,
jenis makanan yang dipilih dan lingkungan sekitarnya dengan penyakit kulit.
Bagaimana hubungan kebersihan dengan penyakit kulit, bagaimana
hubungan jenis makanan yang dipilih dengan penyakit kulit serta bagaimana
hubungannya penyakit kulit dengan lingkungan sekitar.
Lanjutan .......
4. Deduksi dan hipotesis.
Tahap ini merupakan langkah perantara untuk pengujian hipotesis
yang kita ajukan. Deduksi hipotesis merupakan identifikasi fakta-
fakta apa saja yang dapat kita lihat dalam hubungannya dengan
hipotesis yang diajukan. Jika terbukti bahwa penyakit kulit ada
hubungannya dengan daya tahan tubuh dan daya tahan tubuh ada
kaitannya dengan jenis makakan yang dipilih, maka secara dedkusi
dapat disimpulkan bahwa penyakit kulit ada hubungannya dengan
jenis makanan yang dipilih.
Lanjutan .......
5. Pembuktian hipotesis.
Pada tahap ini kita mengumpulkan fakta-fakta untuk membuktikan hipotesis
yang telah diajukan. Jika fakta-fakta itu memang ada, maka hipotesis yang
diajukan benar dan sebaliknya jika fakta-fakta tidak ada, maka hipotesis yang
diajukan akan gagal. Jika dalam kenyataan empiris terbukti bahwa orang yang
memilih makanan tertentu tidak terkena penyakit kulit sedangkan yang tidak
makan makanan tertentu terkena penyakit kulit sedangkan faktor-faktor lain
sama, maka hipotesis kita tentang penyakit kulit jenis ini disebabkan oleh
karena orang tidak memilih makanan jenis yang dapat menangkal tadi,
adalah terbukti (benar).
Lanjutan .......
6. Penerimaan hipotesis menjadi teori ilmiah
Hipotesis yang telah terbukti kebenarannya diterima sebagai
pengetahuan baru dan dianggap sebagai bagian dari ilmu. Hipotesis
sekarang dianggap sebagai teori ilmiah, yaitu sebagai suatu pejelasan
teoritis yang dapat diertanggungjawabkan mengenai suatu gejala
tertentu. Hipotesis bahwa pemilihan makanan mempengaruhi
terserangnya penyakit kulit menjadi penjelasan yang dapat
dipertanggungjawabkan dalam hubungannya dengan penyakit kulit.
Lanjutan .......
Teori yang telah kita terima dapat kita gunakan untuk penelaahan
selanjutnya, yaitu sebagai dasar berpikir (premis) dalalm usaha kita
menjelaskan berbagai gejala lainnya. Demikian selanjutnya, maka
proses kegiatan ilmiah mulai lagi melalaui tahapan yang telah
disebut dan setelah ditemukan teori baru lagi maka, maka teori bau
ini menjadi dasar bagi pengembangan ilmu selanjutnya, demikian
seterusnya, perkembangan ilmu pengetahuan itu berproses dari
teori ke teori. Jadi teori itu merupakan sumber bagi kerangka
penalaran dalam penyusunan hipotesis.
Lanjutan .......
Untuk dapat dinyatakan sebagai ilmu, suatu pengetahuan
harus dapat ditelaah dengan menggunakan landasan ilmu
pengetahuan yang terdiri dari aspek ontologis,
epistemologis dan aksiologis. Ontologi merupakan ilmu
yang mempelajari tentang hakikat sesuatu yang berwujud
(yang ada) dengan berdasarkan logika.
Lanjutan .......
Dengan menggunakan landasan ontologi, dapat membicarakan tentang
objek atau hakikat yang ditelaah oleh suatu ilmu. Landasan
epistemologi pada dasarnya merupakan suatu upaya rasional untuk
menimbang dan menentukan nilai kognitif pengalaman manusia dalam
interaksinya dengan diri sendiri, lingkungan sosial dan alam sekitarnya.
maka epistemologi adalah suatu disiplin ilmu yang bersifat evaluatif,
normatif dan kritis. Sedangkan aksiologi adalah cabang filsafat yang
mempelajari tentang nilai secara umum. Sebagai landasan ilmu,
aksiologi mempertanyakan untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu
itu dipergunakan serta kaitannya dengan kaidah-kaidah moral.
Lanjutan .......
KESIMPULAN
Secara umum, teori mengandung tiga hal. Pertama, teori adalah
serangkaian proposisi antar konsep-konsep yang saling
berhubungan. Kedua, teori menerangkan secara sistematis suatu
fenomena alamiah atau fenomena sosial dengan cara menentukan
hubungan-hubungan antar konsep. Dan ketiga, teori menerangkan
fenomena tertentu dengan cara menentukan konsep mana yang
berhubungan dengan konsep lainnya dan bagaimana bentuk
hubungannya.
Teori pada umumnya dirumuskan dalam bentuk kalimat proposisi, yaitu
kalimat yang diformulasikan dalam bentuk pernyataan logis yang
menjelaskan hubungn antar konsep, dengan kata lain konsep tersebut
harus memiliki dasar teori dan didukung fakta empiris. Selanjutnya
untuk mengetahui pengertian teori, penting untuk mengetahui sifat
hakekat teori itu pada umumnya. Dalam pandangan teori ilmiah, ilmu
pengetahuan terdiri dari teori yang berarti fakta dari ilmu pengetahuan
itu sendiri. Dalam pendangan realistis, teori adalah suatu uraian yang
terstruktur dan menunjukkan gejala yang tampak
Lanjutan .......
Secara umum teori dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu teori umum dan teori
khusus. Teori umum adalah suatu pernyataan apabila ia benar maka ia benar
secara universal. Teori ini berlaku bagi semua waktu, semua tempat dan
semua keadaan serta semua permasalan dalam kelas yang dinyatakannya.
Sedangkan teori khusus adalah teori yang berkaitan dengan fakta-fakta
partikular tertentu. Teori ini berusaha untuk menjelaskan fakta-fakta dalam
hubungan yang satu dengan yang lain. Teori ini harus sesuai dengan fakta
yang diketahuinya, dan harus dapat mengidentifikasikan beberapa fakta
yang selama ini belum diketahui.
Lanjutan .......
Fungsi teori secara umum dibagi menjadi tiga yaitu untuk
menjelaskan (explanation), meramalkan (prediction) dan
pengendalian (control) suatu gejala atau fenomen.
Lanjutan .......
Hipotesis dapat diuji dengan dua cara, yaitu mencocokkan
dengan fakta, atau dengan mempelajari konsistensi logis. Dalam
menguji hipotesis dengan mencocokkan fakta, maka diperlukan
percobaan-percobaan untuk memperoleh data, yang kemudian
dinilai untuk mengetahui apakah hipotesis tersebut cocok
dengan fakta atau tidak. Jika hipotesis diuji dengan konsistensi
logis, maka peneliti harus memilih suatu desain dimana
argumentasi logika dapat diunakan, untuk menerima atau
menolak hipotesis.
Lanjutan .......
Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses
keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara
sistematis berdasarkan bukti fisis. Peneliti melakukan
observasi serta membentuk hipotesis dalam usahanya
untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat
berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan
eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali,
hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Lanjutan .......
Pengetahuan dapat dikatakan ilmiah bila memenuhi 4 (empat)
syarat berikut.
1. Metodik
2. Objektif
3. Sistematik
4. Berlaku Umum
Dan dalam metode ilmiah terdapat 4 (empat) langkah-langkah
operasional yaitu, perumusan masalah, penyusunan hipotesis,
pengujian hipotesis, penaraikan kesimpulan.
Lanjutan .......
Lanjutan .......
Alur lahirnya sebuah teori
Sumber : Handout Mata Kuliah Pengantar Ilmu Politik, Riyadi, Drs
Demikian yang dapat kami sampaikan, mohon maaf apabila
banyak kesalahan dalam penyusunan kalimat ataupun dari
segi tata bahasa. Sebagai bahan pengembangan dan
penyempurnaan, masukan, saran serta kritik yang bermanfaat
akan sangat berguna bagi kami.
DEMIKIAN DARI KELOMPOK 6
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

More Related Content

Teori

  • 1. TEORI 1. KUNDRAT 2. REDI SOLIHAT 3. SRI WAHYUNI 4. GIA ASFIATULLOH 5. EKO SEJATI NPM. 15.1.0.13.0.043 NPM. 15.1.0.13.0.035 NPM. 15.1.0.13.0.027 NPM. 15.1.0.13.0.045 NPM. 15.1.0.13.0.030 KELOMPOK 6
  • 2. POKOK BAHASAN 1. Pengertian Teori 2. Macam-macam Teori 3. Fungsi-fungsi Teori 4. Pengujian Hipotesis 5. Metode Ilmiah
  • 3. 1. Pengertian Teori Theory is a set of interrelated construct (conceps), definitions, and propositions that present a systematic view of phenomena by specifying relations among variables, with purpose of explaining and predicitng the phenomena Kerlinger (1978) dalam Sugiyono (2011:52).
  • 4. Teori merupakan alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang disusun secara sistematis. Setiap tindakan yang berkaitan dengan penelitian selalu menggunakan teori. Dalam penerapannya sebuah teori disesuaikan dengan tingkatannya. Lanjutan .......
  • 5. Menurut Numan (2003) dalam Sugiyono (2011:56) tingkatan teori dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu, 1. Teori tingkat mikro (micro level theory) 2. Teori tingkat meso (meso level theory) 3. Teori tingkat makro (macro level theory) Lanjutan .......
  • 6. 1. Teori tingkat mikro (micro level theory) yaitu, teori yang dalam penjelasannya terbatas pada peristiwa skala kecil, baik dari sisi waktu, ruang lingkup maupun jumlah. 2. Teori tingkat meso (meso level theory) yaitu, teori yang dalam penjelasannya menghubungkan antara teori tingkat mikro (micro level theory) dan teori tingkat makro (macro level theory). Contohnya, teori organisasi, gerakan sosial atau komunitas. Lanjutan .......
  • 7. 3. Teori tingkat makro (macro level theory) yaitu, teori yang mejelaskan obyek yang lebih luas. Contohnya, lembaga sosial, sistem budaya dan masyarakat secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan penyusunan karya ilmiah, selain teori memiliki tingkatan, teori juga memiliki beberapa fokus dalam fungsinya untuk menjelaskan berbagai fakta dari peristiwa atau fenomena tertentu. Lanjutan .......
  • 8. Fokus Teori menurut Sugiyono dalam Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (2011:56) dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu : 1. teori subtantif, merupakan pengembangan dari hal- hal yang bersifat khusus, seperti aksi mogok, kenakalan remaja, perceraian atau pertentangan golongan; Lanjutan .......
  • 9. 2. teori formal yaitu konsep global di dalam ilmu umum, seperti penyimpangan-penyimpangan dalam bidang sosial dan kekuasaan; 3. teori pertengahan (antara) yaitu teori yang sedikit lebih abstrak dan bentuknya formal, dan biasanya digunakan dalam ilmu sosiologi. Lanjutan .......
  • 10. Teori yang digunakan dalam perumusan hipotesis yang akan diuji melalui pengumpulan data, adalah teori subtantif. Hal ini karena, teori subtantif lebih fokus berlaku untuk obyek yang akan diteliti. Lanjutan .......
  • 11. Deskripsi teori dalam sebuah penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (dan bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil penelitian yang relevan dengan vriabel yang diteliti. Jumlah kelompok teori yang akan dikemukakan atau dideskripsikan tergantung pada luasnya permasalahan, dan secara teknis tergantung pada jumlah variabel yang akan diteliti. Teori-teori yang dideskripsikan dalam penelitian dapat digunakan sebagai indikator, apakah peneliti menguasai teori dan konteks yang diteliti atau tidak. Variabel-variabel yang tidak dapat dijelaskan dengan baik, mengindikasikan bahwa peneliti tidak menguasai teori dan konteks yang diteliti. Lanjutan .......
  • 12. Menurut Mundiri (2008;198) dalam Logika mengemukakan jenis-jenis teori yang dibedakan menjadi dua yaitu teori umum dan teori khusus. Teori umum adalah suatu pernyataan apabila ia benar maka ia benar secara universal. Teori ini berlaku bagi semua waktu, semua tempat dan semua keadaan serta semua permasalan dalam kelas yang dinyatakannya. 2. Macam-macam Teori
  • 13. Teori umum adalah suatu pernyataan, apabila ia benar maka ia benar secara universal. Teori ini berlaku bagi semua waktu, semua tempat dan semua keadaan serta semua permasalan dalam kelas yang dinyatakannya. Lanjutan .......
  • 14. Generalisasi adalah teori yang bersifat menjelaskan, demikian juga sebuah penjelasan (explanation) manakala ia berlaku bagi semua peristiwa, keadaan, waktu dan tempat sesuai permasalahan yang diterangkannya. Contoh teori umum : bertambahnya permintaan akan menaikan harga barang. Lanjutan .......
  • 15. Sedangkan teori khusus adalah teori yang berkaitan dengan fakta-fakta partikular tertentu. Teori ini berusaha untuk menjelaskan fakta-fakta dalam hubungan yang satu dengan yang lain. Teori ini harus sesuai dengan fakta yang diketahuinya, dan harus dapat mengidentifikasikan beberapa fakta yang selama ini belum diketahui. Lanjutan .......
  • 16. Contoh teori khusus : bila seorang dokter setelah memeriksa tubuh seorang pasien dan menetapkan bahwa pasiennya menderita sakit ini, maka obatnya harus dengan cara begini, maka dokter tersebut membuat teori khusus karena ruang lingkupnya hanya untuk masalah yang spesifik. Lanjutan .......
  • 17. Menurut Sugiyono dalam Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (2011:54) menjelaskan bahwa fungsi teori secara umum dibagi menjadi tiga yaitu untuk menjelaskan (explanation), meramalkan (prediction) dan pengendalian (control) suatu gejala atau fenomen. 3. Fungsi-fungsi Teori
  • 18. Mengapa kalau besi terkena panas memuai?, pertanyaan ini dapat dijawab dengan teori yang berfungsi menjelaskan. Jika besi dipanaskan sampai 75属C berapa pemuaiannya?, pertanyaan ini dapat dijawab dengan teori yang berfungsi meramalkan. Selanjutnya berapa jarak sambungan rel kereta api yang paling sesuai dengan kondisi iklim Indonesia sehingga kereta api jalannya tidak terganggu karena sambungan rel?, maka pertanyaan ini dapat dijawab dengan teori yang berfungsi mengendalikan. Lanjutan .......
  • 19. Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu gejala. 4. Pengujian Hipotesis
  • 20. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori. Contoh: Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat saja menyimpulkan (menduga-duga) berdasarkan pengalamannya bahwa (karena langit mendung, maka...) sebentar lagi hujan akan turun. Apabila ternyata beberapa saat kemudia hujan benar turun, maka dugaan terbukti benar. Secara ilmiah, dugaan ini disebut hipotesis. Namun apabila ternyata tidak turun hujan, maka hipotesisnya dinyatakan keliru. Lanjutan .......
  • 21. Oleh karena dimungkinkan adanya beberapa hipotesis terhadap suatu peristiwa yang sama, maka sudah barang tentu akan ada hipotesis yang lebih baik. Mundiri dalam Logika (2008;201-202) menjelaskan ukuran-ukuran yang dapat digunakan untuk menilai suatu hipotesis. Beberapa ukuran tersebut adalah sebagai berikut. Lanjutan .......
  • 22. 1. Relevansi. Hipotesis, diajukan untuk menerangkan fakta yang dihadapi. Oleh karena itu, hipotesis harus relevan dengan fakta yang akan dijelaskan. Hipotesis yang diajukan harus dapat membuat kesimpulan deduktif dari fakta-fakta yang menjadi permasalahan. Hipotesis yang tidak relevan dengan faktanya akan gagal berfungsi sebagai interpretator fakta-fakta. Lanjutan .......
  • 23. 2. Mampu untuk diuji. Ciri utama yang membedakan hipotesis ilmiah dengan hipotesis non ilmiah adalah kemampuannya untuk diuji dengan fakta-fakta inderawi atau perhitungan logis. Suatu hipotesis harus mampu untuk diuji dengan observasi atau penelitian untuk membuktikan benar atau tidaknya. Akan tetapi tidak semua hipotesis harus dengan observasi seperti halnya kita melihat kursi dan meja. Lanjutan .......
  • 24. Contohnya, untuk membuktikan bahwa bumi itu bulat dapat dilakukan observasi tidak langsung dengan melihatnya melalu mata kepala bahwa bumi itu bulat, akan tetapi dapat dibuktikan dengan melihat kapal yang datang ke pantai akan terlebih dahulu kelihatan tiang atau cerobong asapnya, hal ini dapat dijadikan bukti bahwa bumi itu bulat. Kemampuan diuji disini adalah bahwa hipotesis itu harus da hubungannya dengan data empirik dari fakta yang akan diterangkannya. Lanjutan .......
  • 25. 3. Bersesuaian dengan hipotesis yang telah diterima sebagai pengetahuan yang benar. Suatu hipotesis dapat diterima, apabila ia koheren dengan hipotesis yang lebih dahullu dinyatakan dan disusun secara logis diterima oleh manusia, serta dihargai sebagai suatu yang bernilai tinggi. Sebuah hipotesis tidak akan bertahan jika ia tidak cocok dengan pengetahuan manusia yang meyakinkan. Lanjutan .......
  • 26. 4. Mempunyai daya ramal. Hipotesis yang baik tidak hanya mendeskripsikan fakta-fakta, tetapi interprestasi yang dibuatnya mampu untuk menjelaskan fakta-fakta sejenis yang tidak diketahui atau belum diselidiki. Lanjutan .......
  • 27. 5. Sederhana. Dalam fakta yang sama dimungkinkan adanya dua hipotesis yang sama memenuhi empat syarat yang pertama, jadi sama-sama baiknya. Akan tetapi jika dalam pengujiannya, hipotesis yang pertama lebih rumit dari yang kedua, maka hipotesis yang kedua lebih baik karena lebih sederhana. Lanjutan .......
  • 28. Contoh, hipotesis Ptolomeus dan hipotesis Copernicus tentang pusat jagad raya. Menurut Ptolomeus, bumi adalah pusat jagad raya, matahari dan benda-benda langit lainnya beredar mengelilinginya, menurut orbitnya masing-masing, hipotesis ini membutuhkan penjelasan geometri yang sangat rumit. Sedangkan menurut Copernicus, matahari adalah pusat jagad raya, bumi dan benda-benda langit lainnya beredar mengelilingi menurut orbitnya masing-masing. Hipotesis ini, tidak membutuhkan pejelasan geometri yang terlalu sulit, sebagaimana diketahu hipotesis ini diterima oleh para astronom-astronom modern. Lanjutan .......
  • 29. Metode ilmiah adalah cara atau metode untuk mendapatkan pengetahuan dengan cara ilmiah. Pengetahuan yang diperoleh dengan cara ilmiah adalah pengetahuan ilmia atau secara pendek disebut ilmu. Dalam proses untuk menemukan pengetahuan baru, ada beberapa langkah yang harus dilkukan yang kesemuanya merupakan satu kesatuan sistem atau saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Mundiri dalam Logika (2011:204) menjelaskan langkah-langkah untuk menemukan pengetahuan baru yang diantaranya sebagai berikut. 5. Metode Ilmiah
  • 30. 1. Penemuan atau Penentuan masalah. Pada tahap ini, kita secara sadar mengetahui masalah yang akan ditelaah dengan ruang lingkup dan batas-batasnya. Apabila kita dihadapkan pada penyakit yang mengganas, maka permasalahannya kita adapi adalah masalah penyakit dan pengobatannya. Penyakit apa yang sedang dihadapi juga supaya dibatasi apakah tentang penyakit kulit, penyakit dalam atau demam berdarah. Jadi masalah yang sedang dihadapi jelas, bukan masalah ekonomi atau politik serta seni, tetapi masalah pengobatan tentang penyakit kulit. Lanjutan .......
  • 31. 2. Perumusan masalah. Tahap ini menjelaskan tentang bagaimana mendeskripsikan masalah yang dihadapi dengan lebih lebih jelas. Yang harus dilakukan adalah identifikasi semua faktor-faktor yang terlibat dalam masalah yang dihadapi. Faktor yang telah diidentifikasi akan membentuk kerangka masalah berupa gejala yang sedang dihadapi. Dalam masalah yang sedang dihadapi beraneka ragam faktor akan saling berkaitan. Jika penyakit kulit adalah masalah yang sedang kita hadapi, maka kitannya dengan kebersihan badan penderitanya, jenis makanan yang dimakan dan lingkungan sekitarnya. Hubungan antara fakor- faktor inilah yang akan membentuk kerangka masalah. Lanjutan .......
  • 32. 3. Pengujian hipotesis. Pada tahap ini kita berusaha memberikan penjelasan sementara mengenai hubungan sebab akibat dari faktor-faktor yang membentuk kerangka masalah yang sedang dihadapi. Hipotesis ini disusun berdasarkan penalaran induktif. Dalam hal oenyakit kulit, maka hipotesisnya berisi penjelasan tentang argumentasi yang menyatakan hubungan antara faktor kebersihan, jenis makanan yang dipilih dan lingkungan sekitarnya dengan penyakit kulit. Bagaimana hubungan kebersihan dengan penyakit kulit, bagaimana hubungan jenis makanan yang dipilih dengan penyakit kulit serta bagaimana hubungannya penyakit kulit dengan lingkungan sekitar. Lanjutan .......
  • 33. 4. Deduksi dan hipotesis. Tahap ini merupakan langkah perantara untuk pengujian hipotesis yang kita ajukan. Deduksi hipotesis merupakan identifikasi fakta- fakta apa saja yang dapat kita lihat dalam hubungannya dengan hipotesis yang diajukan. Jika terbukti bahwa penyakit kulit ada hubungannya dengan daya tahan tubuh dan daya tahan tubuh ada kaitannya dengan jenis makakan yang dipilih, maka secara dedkusi dapat disimpulkan bahwa penyakit kulit ada hubungannya dengan jenis makanan yang dipilih. Lanjutan .......
  • 34. 5. Pembuktian hipotesis. Pada tahap ini kita mengumpulkan fakta-fakta untuk membuktikan hipotesis yang telah diajukan. Jika fakta-fakta itu memang ada, maka hipotesis yang diajukan benar dan sebaliknya jika fakta-fakta tidak ada, maka hipotesis yang diajukan akan gagal. Jika dalam kenyataan empiris terbukti bahwa orang yang memilih makanan tertentu tidak terkena penyakit kulit sedangkan yang tidak makan makanan tertentu terkena penyakit kulit sedangkan faktor-faktor lain sama, maka hipotesis kita tentang penyakit kulit jenis ini disebabkan oleh karena orang tidak memilih makanan jenis yang dapat menangkal tadi, adalah terbukti (benar). Lanjutan .......
  • 35. 6. Penerimaan hipotesis menjadi teori ilmiah Hipotesis yang telah terbukti kebenarannya diterima sebagai pengetahuan baru dan dianggap sebagai bagian dari ilmu. Hipotesis sekarang dianggap sebagai teori ilmiah, yaitu sebagai suatu pejelasan teoritis yang dapat diertanggungjawabkan mengenai suatu gejala tertentu. Hipotesis bahwa pemilihan makanan mempengaruhi terserangnya penyakit kulit menjadi penjelasan yang dapat dipertanggungjawabkan dalam hubungannya dengan penyakit kulit. Lanjutan .......
  • 36. Teori yang telah kita terima dapat kita gunakan untuk penelaahan selanjutnya, yaitu sebagai dasar berpikir (premis) dalalm usaha kita menjelaskan berbagai gejala lainnya. Demikian selanjutnya, maka proses kegiatan ilmiah mulai lagi melalaui tahapan yang telah disebut dan setelah ditemukan teori baru lagi maka, maka teori bau ini menjadi dasar bagi pengembangan ilmu selanjutnya, demikian seterusnya, perkembangan ilmu pengetahuan itu berproses dari teori ke teori. Jadi teori itu merupakan sumber bagi kerangka penalaran dalam penyusunan hipotesis. Lanjutan .......
  • 37. Untuk dapat dinyatakan sebagai ilmu, suatu pengetahuan harus dapat ditelaah dengan menggunakan landasan ilmu pengetahuan yang terdiri dari aspek ontologis, epistemologis dan aksiologis. Ontologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang hakikat sesuatu yang berwujud (yang ada) dengan berdasarkan logika. Lanjutan .......
  • 38. Dengan menggunakan landasan ontologi, dapat membicarakan tentang objek atau hakikat yang ditelaah oleh suatu ilmu. Landasan epistemologi pada dasarnya merupakan suatu upaya rasional untuk menimbang dan menentukan nilai kognitif pengalaman manusia dalam interaksinya dengan diri sendiri, lingkungan sosial dan alam sekitarnya. maka epistemologi adalah suatu disiplin ilmu yang bersifat evaluatif, normatif dan kritis. Sedangkan aksiologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang nilai secara umum. Sebagai landasan ilmu, aksiologi mempertanyakan untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan serta kaitannya dengan kaidah-kaidah moral. Lanjutan .......
  • 39. KESIMPULAN Secara umum, teori mengandung tiga hal. Pertama, teori adalah serangkaian proposisi antar konsep-konsep yang saling berhubungan. Kedua, teori menerangkan secara sistematis suatu fenomena alamiah atau fenomena sosial dengan cara menentukan hubungan-hubungan antar konsep. Dan ketiga, teori menerangkan fenomena tertentu dengan cara menentukan konsep mana yang berhubungan dengan konsep lainnya dan bagaimana bentuk hubungannya.
  • 40. Teori pada umumnya dirumuskan dalam bentuk kalimat proposisi, yaitu kalimat yang diformulasikan dalam bentuk pernyataan logis yang menjelaskan hubungn antar konsep, dengan kata lain konsep tersebut harus memiliki dasar teori dan didukung fakta empiris. Selanjutnya untuk mengetahui pengertian teori, penting untuk mengetahui sifat hakekat teori itu pada umumnya. Dalam pandangan teori ilmiah, ilmu pengetahuan terdiri dari teori yang berarti fakta dari ilmu pengetahuan itu sendiri. Dalam pendangan realistis, teori adalah suatu uraian yang terstruktur dan menunjukkan gejala yang tampak Lanjutan .......
  • 41. Secara umum teori dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu teori umum dan teori khusus. Teori umum adalah suatu pernyataan apabila ia benar maka ia benar secara universal. Teori ini berlaku bagi semua waktu, semua tempat dan semua keadaan serta semua permasalan dalam kelas yang dinyatakannya. Sedangkan teori khusus adalah teori yang berkaitan dengan fakta-fakta partikular tertentu. Teori ini berusaha untuk menjelaskan fakta-fakta dalam hubungan yang satu dengan yang lain. Teori ini harus sesuai dengan fakta yang diketahuinya, dan harus dapat mengidentifikasikan beberapa fakta yang selama ini belum diketahui. Lanjutan .......
  • 42. Fungsi teori secara umum dibagi menjadi tiga yaitu untuk menjelaskan (explanation), meramalkan (prediction) dan pengendalian (control) suatu gejala atau fenomen. Lanjutan .......
  • 43. Hipotesis dapat diuji dengan dua cara, yaitu mencocokkan dengan fakta, atau dengan mempelajari konsistensi logis. Dalam menguji hipotesis dengan mencocokkan fakta, maka diperlukan percobaan-percobaan untuk memperoleh data, yang kemudian dinilai untuk mengetahui apakah hipotesis tersebut cocok dengan fakta atau tidak. Jika hipotesis diuji dengan konsistensi logis, maka peneliti harus memilih suatu desain dimana argumentasi logika dapat diunakan, untuk menerima atau menolak hipotesis. Lanjutan .......
  • 44. Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Peneliti melakukan observasi serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah. Lanjutan .......
  • 45. Pengetahuan dapat dikatakan ilmiah bila memenuhi 4 (empat) syarat berikut. 1. Metodik 2. Objektif 3. Sistematik 4. Berlaku Umum Dan dalam metode ilmiah terdapat 4 (empat) langkah-langkah operasional yaitu, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis, penaraikan kesimpulan. Lanjutan .......
  • 46. Lanjutan ....... Alur lahirnya sebuah teori Sumber : Handout Mata Kuliah Pengantar Ilmu Politik, Riyadi, Drs
  • 47. Demikian yang dapat kami sampaikan, mohon maaf apabila banyak kesalahan dalam penyusunan kalimat ataupun dari segi tata bahasa. Sebagai bahan pengembangan dan penyempurnaan, masukan, saran serta kritik yang bermanfaat akan sangat berguna bagi kami. DEMIKIAN DARI KELOMPOK 6 SEKIAN DAN TERIMA KASIH