Analisa Gas Darah (Mata Kuliah Kimia Klinik II)dimar aji
油
Analisa gas darah bertujuan untuk mengukur kadar oksigen, karbon dioksida, dan pH darah untuk menentukan keseimbangan asam basa. Parameter utama yang diukur meliputi pH, PO2, PCO2, bikarbonat, total karbon dioksida, saturasi oksigen, dan base ekses. Hasil pemeriksaan berguna untuk mendiagnosis gangguan pernapasan dan sistem asam basa.
Pemeriksaan gas darah arteri digunakan untuk mendeteksi gangguan metabolik dan pernafasan melalui analisis ketidakseimbangan asam-basa. Prosedurnya melibatkan pengambilan darah arteri dengan jarum untuk diuji pH, pCO2, HCO3, dan BE guna menginterpretasikan jenis asidosis atau alkalosis. Hasilnya digunakan untuk menentukan intervensi seperti latihan nafas, cairan infus, atau suplemen bikar
Batuk darah atau hemoptisis adalah gejala keluarnya darah atau lendir berdarah melalui saluran pernafasan akibat perdarahan di saluran pernafasan bawah. Penyebabnya meliputi infeksi, tumor, tromboemboli, dan trauma. Diagnosa didasarkan pada riwayat medis dan pemeriksaan fisik, sementara pencarian penyebabnya melibatkan berbagai tes seperti rontgen dada, CT scan, angiografi, dan bronkoskopi. Penangan
Sprirogram dan body plethysmography merupakan uji fungsi paru yang berguna untuk menilai ventilasi dan volume paru. Spirogram digunakan untuk mengukur volume dan aliran udara, sedangkan body plethysmography digunakan untuk mengukur volume gas toraks dan tahanan jalan napas. Kedua tes ini perlu dilakukan dengan benar agar hasilnya akurat dalam mendeteksi gangguan ventilasi paru.
Dokumen tersebut membahas evaluasi fungsi paru sebelum operasi untuk memprediksi risiko selama dan sesudah operasi. Fungsi paru akan menurun akibat perubahan volume statik, pola ventilasi, dan pertukaran gas dalam paru pascaoperasi. Faktor risiko tinggi termasuk fungsi paru yang buruk, hiperkapnia, dan tekanan arteri pulmoner tinggi. Pemeriksaan fungsi paru sebelum operasi berguna untuk menentukan risiko dan merencanakan t
Warthin's tumor is a benign tumor that occurs exclusively in the parotid gland. It consists of epithelial and lymphoid tissues. Cigarette smoking is a strong risk factor, and it primarily affects older individuals. The tumor is usually slow-growing and asymptomatic. Histologically, it contains papillary fronds of two layers of epithelial cells surrounded by lymphoid tissue. The pathogenesis is unclear but may involve immunological interactions between tumor cells and lymphocytic infiltrates. Sialadenosis is non-inflammatory swelling of the salivary glands, often associated with medications, malnutrition, diabetes, or alcohol abuse. Histologically, the acinar cells are enlarged due to increased zymogen storage
This document outlines a learning plan with 7 topics: grammar, sentence construction, reading techniques, reading for fun, and additional subtopics. It allocates 65 total hours with varying times like 15 and 20 hours spent on each of the 4 main topics, with the remaining hours allocated to subtopics.
The document outlines a course curriculum with 7 topics: grammar, sentence construction, reading techniques, reading for fun, and additional subtopics. It also includes the time allocated to each topic, with the most time spent on reading for fun. The total time allocated is 100 minutes.
This document proposes building the RGSC at BHU as a green building. It begins by defining green building as environmentally friendly construction that emphasizes sustainable site design, water and energy efficiency, material selection, and indoor air quality. It then discusses the history of the green building movement since the first Earth Day in 1970. Finally, it proposes specific green building strategies for the RGSC, such as rainwater harvesting, using solar panels, encouraging bicycle use, selecting local materials, and considering climate, orientation, and other site-specific factors in the design.
Kasus wanita hamil G3P2A0 dengan keluhan mules-mules mau melahirkan disertai lendir dan darah. Pemeriksaan menunjukkan tanda-tanda inpartu seperti pembukaan serviks 4 cm dan bagian kepala bayi di dalam vagina. Persalinan berjalan normal melalui vagina dengan bantuan manual plasenta setelah 30 menit bayi lahir."
A Cry for Help: A Case Report of Suicidal Ideation in a Physician-mediated ForumGTIET .
油
A Case Report of Suicidal Ideation in a Physician-mediated Forum.
Objective: To present a clinical case of a suicidal-valediction patient.To review service provider and clinicians ethical expectations in similar situations.
Dokumen tersebut membahas tentang perdarahan saluran cerna bagian atas dan bawah. Perdarahan saluran cerna bagian atas umumnya disebabkan oleh pecahnya varises esofagus, ulkus peptikum, dan gastritis erosiva. Tatalaksananya meliputi resusitasi, endoskopi untuk diagnosis dan terapi, serta profilaksis infeksi. Sedangkan perdarahan saluran cerna bagian bawah umumnya disebabkan oleh hemoroid, fisura ani, dan kanker kolon. Tatal
Ringkasan dokumen tersebut adalah: Teknik anestesia yang digunakan untuk operasi laparoscopy meliputi anestesia umum, lokal, dan regional. Anestesia umum direkomendasikan untuk prosedur laparoscopy yang lebih lama karena dapat mengendalikan ventilasi dan tekanan intraabdominal. Anestesia lokal dan regional memberikan keuntungan pemulihan yang lebih cepat namun perlu dipertimbangkan faktor teknis dan kemampuan pasien.
Dokumen tersebut membahas analisis gas darah dan pendekatan Stewart dalam menilai gangguan keseimbangan asam basa. Pendekatan Stewart melibatkan selisih ion kuat, asam lemah total, dan tekanan parsial karbondioksida yang dapat melihat proses gangguan asam basa secara lebih luas. Dokter anestesi dapat menggunakan pendekatan ini untuk mendiagnosis masalah asam basa dengan lebih tepat dan menentukan terapi yang sesu
New Revisi Rasionalisasi Antikoagulan pada Revaskularisasi.pptxAlmiraSZP
油
Dokumen ini membahas penggunaan antikoagulan pada berbagai kasus anastomosis revaskularisasi seperti AV fistula, AV graft, CABG, BT shunt, BCPS dan prosedur Fontan. Beberapa penelitian menunjukkan manfaat penggunaan antikoagulan dalam mencegah trombosis, namun penelitian lain menemukan peningkatan risiko perdarahan. Dokumen ini menganalisis berbagai penelitian terkait penggunaan berbagai jenis antikoag
Warthin's tumor is a benign tumor that occurs exclusively in the parotid gland. It consists of epithelial and lymphoid tissues. Cigarette smoking is a strong risk factor, and it primarily affects older individuals. The tumor is usually slow-growing and asymptomatic. Histologically, it contains papillary fronds of two layers of epithelial cells surrounded by lymphoid tissue. The pathogenesis is unclear but may involve immunological interactions between tumor cells and lymphocytic infiltrates. Sialadenosis is non-inflammatory swelling of the salivary glands, often associated with medications, malnutrition, diabetes, or alcohol abuse. Histologically, the acinar cells are enlarged due to increased zymogen storage
This document outlines a learning plan with 7 topics: grammar, sentence construction, reading techniques, reading for fun, and additional subtopics. It allocates 65 total hours with varying times like 15 and 20 hours spent on each of the 4 main topics, with the remaining hours allocated to subtopics.
The document outlines a course curriculum with 7 topics: grammar, sentence construction, reading techniques, reading for fun, and additional subtopics. It also includes the time allocated to each topic, with the most time spent on reading for fun. The total time allocated is 100 minutes.
This document proposes building the RGSC at BHU as a green building. It begins by defining green building as environmentally friendly construction that emphasizes sustainable site design, water and energy efficiency, material selection, and indoor air quality. It then discusses the history of the green building movement since the first Earth Day in 1970. Finally, it proposes specific green building strategies for the RGSC, such as rainwater harvesting, using solar panels, encouraging bicycle use, selecting local materials, and considering climate, orientation, and other site-specific factors in the design.
Kasus wanita hamil G3P2A0 dengan keluhan mules-mules mau melahirkan disertai lendir dan darah. Pemeriksaan menunjukkan tanda-tanda inpartu seperti pembukaan serviks 4 cm dan bagian kepala bayi di dalam vagina. Persalinan berjalan normal melalui vagina dengan bantuan manual plasenta setelah 30 menit bayi lahir."
A Cry for Help: A Case Report of Suicidal Ideation in a Physician-mediated ForumGTIET .
油
A Case Report of Suicidal Ideation in a Physician-mediated Forum.
Objective: To present a clinical case of a suicidal-valediction patient.To review service provider and clinicians ethical expectations in similar situations.
Dokumen tersebut membahas tentang perdarahan saluran cerna bagian atas dan bawah. Perdarahan saluran cerna bagian atas umumnya disebabkan oleh pecahnya varises esofagus, ulkus peptikum, dan gastritis erosiva. Tatalaksananya meliputi resusitasi, endoskopi untuk diagnosis dan terapi, serta profilaksis infeksi. Sedangkan perdarahan saluran cerna bagian bawah umumnya disebabkan oleh hemoroid, fisura ani, dan kanker kolon. Tatal
Ringkasan dokumen tersebut adalah: Teknik anestesia yang digunakan untuk operasi laparoscopy meliputi anestesia umum, lokal, dan regional. Anestesia umum direkomendasikan untuk prosedur laparoscopy yang lebih lama karena dapat mengendalikan ventilasi dan tekanan intraabdominal. Anestesia lokal dan regional memberikan keuntungan pemulihan yang lebih cepat namun perlu dipertimbangkan faktor teknis dan kemampuan pasien.
Dokumen tersebut membahas analisis gas darah dan pendekatan Stewart dalam menilai gangguan keseimbangan asam basa. Pendekatan Stewart melibatkan selisih ion kuat, asam lemah total, dan tekanan parsial karbondioksida yang dapat melihat proses gangguan asam basa secara lebih luas. Dokter anestesi dapat menggunakan pendekatan ini untuk mendiagnosis masalah asam basa dengan lebih tepat dan menentukan terapi yang sesu
New Revisi Rasionalisasi Antikoagulan pada Revaskularisasi.pptxAlmiraSZP
油
Dokumen ini membahas penggunaan antikoagulan pada berbagai kasus anastomosis revaskularisasi seperti AV fistula, AV graft, CABG, BT shunt, BCPS dan prosedur Fontan. Beberapa penelitian menunjukkan manfaat penggunaan antikoagulan dalam mencegah trombosis, namun penelitian lain menemukan peningkatan risiko perdarahan. Dokumen ini menganalisis berbagai penelitian terkait penggunaan berbagai jenis antikoag
Tiga kalimat ringkasan dokumen:
1. Dokumen membahas tentang anatomi, fisiologi, dan gangguan sistem pernapasan mulai dari ventilasi, difusi, hingga perfusi paru.
2. Sistem pernapasan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kadar oksigen dan karbon dioksida darah serta dipengaruhi oleh pusat pernapasan di medula oblongata.
3. Dokumen juga menjelaskan berbagai penyakit sistem pernapasan se
Dokumen tersebut membahas tentang kurva disosiasi oksigen dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti pH, suhu, pCO2, dan 2,3-DPG. Kurva disosiasi oksigen menggambarkan hubungan antara saturasi hemoglobin dengan tekanan parsial oksigen dan dapat bergeser ke kanan atau kiri tergantung kondisi seperti ketinggian, keracunan karbon monoksida, atau keadaan metabolisme yang meningkat.
1. tinggi tekanan intra-abdomen selama reseksi hati eksperimental laparoskopi mengurangi pendarahan
tetapi meningkatkan risiko emboli gas
(br j surg)
intraoperative haemorrhage and, accordingly, massive blood transfusion is a principal cause of
hepatic insufficiency, postoperative death and recurrence of cancer after hepatectomy. during
left lateral lobectomy, laparoscopic hepatectomy decreases intraoperative haemorrhage
compared with laparotomy. in addition to the magnification of anatomical structures, the
decrease in intraoperative haemorrhage during laparoscopy is related to the compressive and
haemostatic effect of carbon dioxide pneumoperitonium on the cut surface of the liver and
vessels emerging from it. based on this advantage, a raised intraabdominal carbon dioxide
pressure during laparoscopic liver surgery might represent a therapeutic strategy, notably at the
time of venus injury, but it could also be responsible for important carbon dioxide gas embolism.
this study by eiriksson and colleagues has specifically ruled out this problem.
Perdarahan saat operasi biasanya dilakukan transfusi darah secara masif dan ini merupakan
penyebab utama timbulnya insufisiensi hati, kematian pasca operasi dan kambuhnya kanker hati
setelah hepatektomi. selama lobektomi lateral kiri, hepatectomy laparoskopi menurunkan
perdarahan saat operasi dibandingkan dengan laparotomi. Disamping penurunan perdarahan
saat operasi selama laparoskopi terjadi Perbesaran struktur anatomi, ini berkaitan dengan efek
tekanan dan hemostatik dari pneumoperitonium karbon dioksida yang muncul pada permukaan
potongan hati dan pembuluh. berdasarkan keuntungan ini, karbon dioksida peningkatan
tekanan intraabdominal selama operasi laparoskopi hati mungkin merupakan strategi terapi,
terutama pada saat cedera venus, tetapi juga bisa bertanggung jawab atas karbon dioksida gas
emboli penting. ini studi oleh Eiriksson dan rekan secara khusus mengesampingkan masalah ini.
this study assessed haemodynamic changes, gas exchange and clinical consequences of a
hepatic large venous injury during laparoscopic surgery with a raised intraabdominal pressure of
carbon dioxide in pigs. it compared two groups of pigs with a standard injury to the left liver vein
during laparoscopic hepatectomy, and either 8- or 16- mmhg pneumoperitonium. pigs operated
on with 16-mmhg pneumoperitonium had significantly less intraoperative haemorrhage but a
higher incidence of gas embolism (), a more pronounced decrease in artial partial pressure of
oxygen, a greater increase in arterial partial pressure of carbon dioxide, and a more pronounced
rise in mean pulmonary arterial pressure. even though central venous pressure was significantly
higher in the group with 16-mmhg pneumoperitonium. indeed, these results confirm the
haemostatic effect of high-pressure pneumoperitonium but,on the other hand, underline the
potential negative impact of this approach without real clinical consequences.
Penelitian ini menilai perubahan hemodinamik, pertukaran gas dan konsekuensi klinis dari
cedera vena hepatik besar selama operasi laparoskopi dengan tekanan intraabdominal
mengangkat karbon dioksida pada babi. itu membandingkan dua kelompok babi dengan cedera
standar untuk vena hati kiri selama hepatectomy laparoskopi, dan baik 8 - atau 16 -
2. pneumoperitonium mmHg. dioperasikan pada babi dengan 16 mmHg-pneumoperitonium
memiliki perdarahan kurang signifikan intraoperatif namun insiden yang lebih tinggi dari gas
emboli (), penurunan lebih jelas dalam tekanan parsial artial oksigen, peningkatan yang lebih
besar dalam tekanan parsial arteri karbon dioksida, dan kenaikan lebih jelas tekanan arteri paru
rata-rata. meskipun tekanan vena sentral secara signifikan lebih tinggi dalam kelompok dengan
16 mmHg-pneumoperitonium. memang, hasil ini mengkonfirmasi efek hemostatik tekanan
tinggi pneumoperitonium tetapi, di sisi lain, menggarisbawahi potensi dampak negatif dari
pendekatan ini tanpa konsekuensi klinis yang nyata
Since the introduction of laparoscopy in liver surgery,the risk of gas embolism has been
addressed repeatedly.however, the only reported case of gas embolism during laparoscopic liver
surgery with clinical consequences (but no death) was associated with the use of an argon
beam. For this reason, argon beam use is not recommended in laparoscopic liver surgery. As
reported previously, gas embolism was absorved more frequently during laparoscopy but had
no clinical consequence because of the higher solubility of carbon dioxide in human plasma than
air. The major interest of this study is no confirm this crucial point even in the presence of a
large venouse injury. Furthermore, all major differences reported in the measurements of gas
exchange and PH between the two groups were not observed after the onset of venous injury,
but at the start of the prosedure. The same was true for the mean pulmonary arterial pressure.
Therefore,the cause of these changes was certainly not related solely to venous injury.it could
be speculated that these modifications were principally due to the compressive effect of
peritonium on the diaphragm through decreased respiratory gas exchange. This emphasizes
importance of an experienced anesthesiologist who could solve, at least partially, these
problems by modifying the parameters of mechanical ventilation.
Sejak diperkenalkannya laparoskopi dalam operasi hati, risiko emboli gas telah dibahas berulang
kali. Namun, satu-satunya kasus yang dilaporkan emboli gas selama operasi laparoskopi hati
dengan konsekuensi klinis (tapi ada kematian) dikaitkan dengan penggunaan sebuah balok
argon. Untuk alasan ini, argon beam penggunaan tidak dianjurkan dalam operasi laparoskopi
hati. Seperti diberitakan sebelumnya, emboli gas absorved lebih sering selama laparoskopi
tetapi tidak memiliki konsekuensi klinis karena kelarutan yang lebih tinggi dari karbon dioksida
dalam plasma manusia daripada udara. Kepentingan utama dari penelitian ini adalah tidak
mengkonfirmasi ini titik penting bahkan dalam kehadiran cedera venouse besar. Selain itu,
semua perbedaan besar dilaporkan dalam pengukuran pertukaran gas dan PH antara kedua
kelompok tidak diamati setelah onset cedera vena, namun pada awal PAD tersebut. Hal yang
sama juga berlaku untuk tekanan arteri paru rata-rata. Oleh karena itu, penyebab dari
perubahan ini tentu saja tidak berhubungan semata-mata untuk vena injury.it dapat
berspekulasi bahwa modifikasi ini adalah terutama karena efek tekan peritonium pada
diafragma melalui pertukaran gas pernapasan menurun. Hal ini menekankan pentingnya
seorang ahli anestesi yang berpengalaman yang bisa memecahkan, setidaknya sebagian,
masalah ini dengan memodifikasi parameter ventilasi mekanis.
This interesting study demonstrated that a higher-pressure pneumoperitonium decreased
haemorrhage after large venous injury compared with use of a lower pressure, but was
3. accompanied by a higher incidence of gas embolism, albeit without major consequences. It
remains to be determined whether the respiratory effects of high-pressure pneumoperitoneum
were just a consequence of gas embolism or occurred secondary to diaphragmatic compression.
Penelitian menarik ini menunjukkan bahwa pneumoperitonium tinggi-tekanan penurunan
perdarahan setelah cedera vena besar dibandingkan dengan menggunakan tekanan yang lebih
rendah, tetapi disertai dengan insiden yang lebih tinggi dari gas emboli, meskipun tanpa
konsekuensi besar. Hal ini masih harus ditentukan apakah efek pernapasan tekanan tinggi
pneumoperitoneum itu hanya konsekuensi dari emboli gas atau terjadi sekunder untuk
kompresi diafragma