Dokumen tersebut memberikan informasi tentang penggolongan obat tuberkulosis (TBC) menjadi obat primer dan sekunder beserta indikasi, mekanisme kerja, efek samping, dan interaksinya. Pengobatan TBC dahulu dilakukan secara tunggal dan berlangsung lama, namun kini dilakukan dalam bentuk kombinasi obat dan masa pengobatannya lebih singkat.
1 of 24
Downloaded 248 times
More Related Content
tuberkulosis dan penggolongan obatnya
2. NAMA-NAMA KELOMPOK IV
12. Susi
Sulastri
1. Agustinus
A. Seran
2. Ance
Banaweng
11. Sindi C.
Manafe
3. Doliana
Salwatu
10. Nur
Fitriani
4.Ferdinaldi
A. Bidasi
9. Moh.
Ichwan C.
Rauf
5. Luisa N.
Pah
8.
Muhammad
H. Sudarbi
7. Mery
Astuti
Praden
6. Matildis
T. Labok
9. INH
Indikasi:
Untuk terapi semua bentuk tuberkulosis
aktif, disebabkan kuman yang peka dan untuk
mencegah orang berisiko tinggi mendapatkan infeksi.
Kerja Obat:
Menghambat sintesa Mycolic acid, yang diperlukan
untuk membangun dinding bakteri.
Efek samping:
Gatal-gatal, polineuritis, Kadang terjadi kerusakan
hati dengan hepatitis dan ikterus yang fatal.
Interaksi:
Pemakaian INH bersamaan dengan obat-obat
tertentu, dapat menimbulkan risiko toksis
10. RIFAMPISIN
Indikasi:
Kerja Obat:
Mengobati TBC
yang
dikombinasikan
dengan
antituberkulosis
lain untuk terapi
awal maupun ulang
Berdasarkan
perintangan spesifik
dari suatu enzim
bakteri Ribose
Nukleotida Acid
(RNA)-polimerase
sehingga sintesis
RNA terganggu.
Efek Samping:
Interaksi:
Penyakit
kuning, gangguan
saluran cerna, gejala
gangguan SSP dan
reaksi
hipersensitasi, warn
a merah pada air
seni, keringat, air
mata, air liur.
Mempercepat
perombakan obat
lain bila diberikan
bersamaan waktu
dengan jalan
induksi enzim
dalam hati.
12. ETAMBUTOL
Indikasi:
Sebagai terapi kombinasi
tuberkulosis, dengan obat lain.
Kerja Obat:
Berdasarkan penghambatan sintesa RNA pada
kuman yang sedang membelah, juga menghindarkan
terbentuknya Mycolic acid pada dinding sel.
Efek Samping:
Gangguan penglihatan, sakit
kepala, disorientasi, mual, muntah dan sakit
perut. Tidak dianjurkan untuk anak-anak usia
kurang 6 tahun
Interaksi:
Menurunkan khasiat obat urikosurik terutama
pada pemberian bersama isoniazid dan
piridoksin.
14. STREPTOMISIN
Indikasi:
Untuk kombinasi pengobatan TB bersama
INH, Rifampisin, dan pirazinamid.
Kerja Obat:
Berdasarkan penghambatan sintesa protein kuman
dengan jalan pengikatan pada RNA ribosomal.
Efek Samping:
Kerusakan syaraf kedelapan yang berkaitan
dengan keseimbangan dan pendengaran
Interaksi:
Penggunaan bersama dengan amfoterisin dan
diuretic loop dapat meningkatkan nefrotoksisitas.
15. ASAM PARA AMINOSALISILAT (PAS)
Interaksi:
Berinteraksi dgn
isoniazid,digoxin
dan menurunkan
efek vitamin B12.
Indikasi:
Digunakan dalam
kombinasi dgn obat
anti TB lain, seperti
isoniazid dan
streptomycin
Efek Samping:
Kerja Obat:
Keluhan saluran
cerna, reaksi, hipoti
roid, trombositopeni
a, dan malabsorpsi.
Menghambat secara
kompetitif
pembentukan asam
folat dari asam
paraamino benzoat
17. Pengobatan pada tahuntahun sebelumnya obat
TBC digunakan dalam
bentuk tunggal dan masa
pengobatannya lama
(bertahun-tahun). Seiring
berjalannya waktu
pemakaian obat TBC
dibuat dalam bentuk
paket dan masa
pengobatannya semakin
cepat (6 bulan).