際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Perkembangan
Intelektual

Nikmah Nurvicalesti (06121408007)
Dia Cahyawati
(06121408016)
Gumarding
(06121408026)
Pengertian
Intelektual

Tingkat
Intelegensi

Perbedaan
Individu dalam
Perkembangan

Tahapan
Perkembangan
Intelektual

Perkembangaan
Intelektual

Jenis-Jenis
Intelegensi

Intelektual

Karakteristik
Perkembangan
Intelektual

Faktor yang
Mempengaruhi
Perkembangan
Intelektual
Hubungan Intelektual
dan Tingkah Laku
Pengertian
Intelektual

Menurut
Bahasa

Menurut
Mahfudin
Shalahudin

Menurut
William
Stern

Menurut
Jean Pigeat
Pengertian Intelektual
Istilah intelek berasal dari bahasa Inggris intellect yang
menurut Chaplin (1981) diartikan sebagai:
1. Proses kognitif, proses berpikir, daya menghubungkan,
kemampuan menilai, dan kemampuan mempertimbangkan;
2. Kemampuan mental atau intelegensi.
Menurut Mahfudin Shalahudin (1989) dinyatakan bahwa
intelek adalah akal budi atau inteligensi yang berarti
kemampuan untuk meletakkan hubungan dari proses berfikir.
Pengertian Intelektual

Menurut William Stern, salah seorang pelopor dalam
penelitian inteligensi, menyatakan inteligensi adalah kemampuan
untuk menggunakan secara tepat alat-alat bantu dan pikiran guna
menyesuaikan diri terhadap tuntutan-tuntutan baru.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
pengertian intelek tidak berbeda dengan pengertian inteligensi
yang memiliki arti kemampuan untuk melakukan abstraksi,serta
berpikir logis dan cepat sehingga dapat bergerak dan
menyesuaikan diri terhadap situasi baru
Pengertian Intelektual

Teori intelegensi yang meninjau dari perkembangan
dikemukakakan oleh Jean Pigeat (1896-1980). Pigeat
berpendapat bahwa setiap orang mempunyai sistem pengaturan
dari dalam pada sistem kognisinya. Sistem pengaturan ini
terdapat sepanjang hidup seseorang dan berkembang sesuai
dengan perkembangan aspek aspek kognitif, yaitu :
1. Kematangan, yang merupakan perkembangan susunan syaraf,
sehingga fungsi-fungsi indra menjadi lebih sempurna.
2. Pengalaman, yaitu hubungan timbal-balik dengan
lingkungannya.
Pengertian intelektual

3. Transmisi sosial, yaitu hubungan
timbal balik dengan lingkungan
sosial antara lain melalui
pengasuhan dan pendidikan dari
orang lain.
4. Ekuilibrasi, yaitu sistem
pengaturan dalam diri anak itu
sendiri yang mampu
mempertahankan keseimbangan
dan penyesuaian diri terhadap
lingkungannya (Gunarsa,1982).
Tahap
Perkembangan
Intelektual

Tahap Sensoris
 Motoris (02.0 tahun)

Tahap
Praoperasional
(2.0-7.0 tahun)

Tahap
Operarasional
Kongkret (7.011.0 tahun)

Tahap
Operasional
Formal (11
tahun ke atas)
Tahap Perkembangan
Intelektual
Jean Piaget (Bybee dan Sund, 1982)
membagi perkembangan intelek/ kognitif
menjadi empat tahapan sebagai berikut.
1. Tahap Sensoris  Motoris (0-2.0 tahun)
Pada saat ini anak berada dalam suatu
masa pertumbuhan yang ditandai oleh
kecenderungan-kecenderungan sensorimotoris yang sangat jelas. Segala
perbuatan merupakan perwujudan dari
proses pematangan aspek sensori-motoris
tersebut.
Tahap Perkembangan Intelektual

2. Tahap Praoperasional (2.0-7.0 tahun)
Tahap ini disebut juga tahap intuisi sebab
perkembangan kognitifnya
memperlihatkan kecenderungan yang
ditandai oleh suasana intuitif. Artinya,
semua perbuatan rasionalnya tidak di
dukung oleh perasaan, kecenderungan
alamiah, sikap-sikap yang diperoleh dari
orang-orang bemakna dan lingkungan
sekitarnya
Tahap Perkembangan Intelektual

3. Tahap Operarasional Kongkret (7.0-11.0
tahun)
Pada tahap ini, anak mulai menyesuaikan diri
dengan realitas konkret dan sudah mulai
berkembang rasa ingin tahunya. Interaksinya
dengan lingkungan, termasuk dengan orang
tuanya, sudah makin berkembang dengan
baik karena egosentrisnya sudah semakin
berkurang. Anak sudah dapat mengamati,
menimbang, mengevaluasi dan menjelaskan
pikiran-pkiran orang lain dalam cara-cara
yang kurang egosentris dan lebih objektif.
Tahap Perkembangan Intelektual

4. Tahap Operasional Formal (11
tahun ke atas)
Pada masa ini, anak telah mampu
mewujudkan suatu keseluruhan
pada pekerjaannya yang
merupakan hasil dari berfikir
logis. Aspek perasaan dan
moralnya juga telah berkembang
sehingga dapat mendukung
penyelesaian tugas-tugasnya.
Bodilykinesthetic
Interpersonal

Naturalistic

Musical

Jenis-Jenis
Intelegensi

Verballinguistic

Logicalmathematical

Visual-spatical

Intrapersonal
Jenis-Jenis Intelegensi
Teori intelegensi sejenis yang dikemukakan oleh Thurstone, yang
sedang populer akhir-akhir ini adalah teori tentang Multiple
Intellegence (Kecerdasan Ganda). Dalam teori yang diajukan oleh
Howard Gardner (1993,1999) ini dinyatakan bahwa intelegensi itu
bukan satu melainkan 7 atau 8 macam. Jenis-jenis intelegensi yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Bodily-kinesthetic : kecerdasan yang terkait dengan gerakan
anggota tubuh.
2. Interpersonal
: kecerdasan yang terkait dengan hubungan
dengan orang lain.
3. Verbal-linguistic
: kemampuan yang terkait dengan kata-kata
lisan maupun tertulis.
Jenis-Jenis Intelegensi

4. Logical-mathematical : kemampuan yang terkait menyangkut
logika, penggunaan akal, kemampuan abstraksi dan angka.
5. Intrapersonal : kemampuan utama adalah intropeksi dan
refleksi diri.
6. Visual-spatical : terkait dengan kemampuan yang tinggi
dalam mengambil keputusan dalam bidang penglihatan dan
ruang (space).
7. Musical : kecerdasan musikal terkait dengan irama, musik,
nada, dan pendengaran.
8. Naturalistic : Kaitan intelegensi ini adalah dengan alam,
baik pengenalan maupun pemeliharaan alam.
Karakteristik Perkembangan
Intelektual

Operasional Formal

Sifat deduktif 
hipotesis

Berpikir operasional kombinatoris.
Karakteristik
Perkembangan Intelektual
Intelegensi pada masa remaja tidak mudah diukur, karena
tidak mudah terlihat perubahan kecepatan perkembangan
kemampuan tersebut. Pada umumnya umur tiga sampai empat
tahun pertama menunjukkan perkembangan kemampuan yang
hebat, selanjutnya akan terjadi perkembangan yang teratur. Pada
masa remaja kemampuan untuk mengatasi masalah yang
majemuk bertambah. Pada awal masa remaja, kira-kira pada
umur 12 tahun, anak berada pada masa yang disebut masa operasi
formal (berpikir abstrak). Pada masa ini remaja telah berpikir
dengan mempertimbangkan hal yang mungkin di samping hal
yang nyata (Gleitman, 1986).
Karakteristik Perkembangan Intelektual

Berpikir operasional-formal memiliki dua sifat yang penting,
yaitu:
1. Sifat deduktif  hipotesis
Dalam menyelesaikan suatu masalah, seorang remaja akan
mengawalinya dengan berpikir teoritik. Ia menganalisis masalah
dan mengajukan cara penyelesaian hipotesis. Pada dasarnya
pengajuan hipotesis itu menggunakan cara berpikir induktif di
samping deduktif. Oleh sebab itu, sifat berpikir ini sebenarnya
mencakup deduktif  induktif  hipotesis.
Karakteristik Perkembangan Intelektual

2. Berpikir operasional juga berpikir kombinatoris.
Sifat ini merupakan kelengkapan sifat yang pertama dan
berhubungan dengan cara bagaimana melakukan analisis. Anak
berpikir operasional formal terlebih dahulu secara teoritik
membuat matrik mengenai macam-macam kombinasi yang
mungkin, kemudian secara sistematik mencoba mengisi sel
matriks tersebut secara empirik.
Hubungan Intelektual dan
Tingkah Laku
Inteligensi menurut Piaget merupakan pernyataan dari
tingkah laku adaptif yang terarah kepada kontak dengan
lingkungan dan kepada penyusunan pemikiran (Bybee and
Sund, 1982). Piaget memposisikan subjek sebagai pihak yang
aktif dalam interaksi adaptif antara organisme atau terjadi
hubungan dialektis antara organisme dengan lingkungannya.
Piaget memiliki pandangan dasar bahwa setiap organisme
memiliki kecenderungan inheren untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan. Inteligensi sebagai bentuk khusus dari
penyesuaian organisme baru dapat diketahui berkat dua proses
yang saling mengisi, yaitu yang disebut dengan istilah
asimilasi dan akomodasi.
Hubungan Intelektual dan Tingkah Laku

Organisme sebagai suatu sistem dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungannya karena kemampuan mengakomodasi
struktur kognitifnya sedemikian rupa sehingga objek yang
baru itu dapat ditangkap dan dipahami secara memadai.
Asimilasi adalah suatu proses individu memasukkan dan
menggabungkan pengalaman-pengalaman dengan struktur
psikologis yang telah ada pada individu. Strukutr psikologis
dalam diri individu disebut dengan istilah skema yang berarti
kerangka mental individu yang digunakan untuk menafsirakan
segala sesuatu yang dilihat atau didengarnya.
Hubungan Intelektual dan Tingkah Laku
Proses penyesuaian skema dengan fakta-fakta yang
diperoleh melalui pengalaman-pengalaman baru ini dikenal
dengan istilah akomodasi. Dengan demikian, proses asimilasi
dan akomodasi merupakan dua proses yang berlawanan,
artinya dalam proses asimilasi yang terjadi adalah
menyesuaikan pengalaman baru yang diperolehnya dengan
struktur skema yang ada dalam diri individu, sedangkan
akomodasi merupakan proses penyesuaian skema dalam diri
individu dengan fakta-fakta baru yang diperoleh melalui
pengalaman dari lingkungannya.
Faktor yang Mempengaruhi
Perkembangan Intelektual

Hereditas

Lingkungan

Keluarga

Sekolah
Faktor yang Mempengaruhi
Perkembangan Intelektual
Perkembangan intelektual diperngaruhi oleh dua faktor utama,
yaitu hereditas dan lingkungan. Pengaruh kedua faktor itu pada
kenyataannya tidak terpisah secara sendiri-sendiri melainkan
seringkali merupakan resultan dari interaksi keduanya.
1. Faktor Hereditas
Semenjak dalam kandungan, anak telah memiliki sifat-sifat
yang menentukan daya kerja intelektualnya. Secara potensial anak
telah membawa kemungkinan apakah akan menjadi kemampuan
berfikir setara normal, di atas normal atau di bawah normal.
Namun, potensi ini tidak akan berkembang atau terwujud secara
optimal apabila lingkungan tidak memberi kesempatan untuk
berkembang. Oleh karena itu, peranan lingkungan sangat
menentukan perkembangan intelektual anak.
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Intelektual

2. Faktor Lingkungan
Ada dua unsur lingkungan yang sangat penting peranannya
dalam mempengaruhi perkembangan intelek anak, yaitu
keluarga dan sekolah.
a) Keluarga
Intervensi yang paling penting dilakukan oleh keluarga
atau orang tua adalah memberikan pengalaman kepada anak
dalam berbagai bidang kehidupan sehingga anak memiliki
informasi yang banyak yang merupakan alat bagi anak untuk
berpikir.
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Intelektual

b) Sekolah
Sekolah adalah lembaga formal yang diberi tanggungjawab untuk
meningkatkan perkembangan anak dan cara berpikir anak. Beberapa
cara untuk meningkatkan perkembangan anak antara lain :
1) Menciptakan interaksi atau hubungan akrab dengan peserta didik.
2) Memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk berdialog
dengan orang-orang yang ahli dan pengalaman dalam berbagai
bidang ilmu pengetahuan.
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Intelektual

3) Menjaga dan meningkatkan pertumbuhan fisik anak, baik
melalui kegiatan olahraga maupun menyediakan gizi yang
cukup.
4) Meningkatkan kemampuan berbahasa peserta didik, baik
melalui media cetak maupun dengan menyediakan situasi
yang memungkinkan para peserta didik berpendapat atau
mengemukakan ide-idenya.
Perbedaan Individu dalam
Perkembangan Intelektual

Manusia memiliki perbedaan satu sama lain dalam berbagai
aspek, antara lain dalam bakat, minat, kepribadian, keadaan jasmani,
keadaan sosial, dan juga intelegensi. Perbedaaan itu kan tampak jika
diamati dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Ada peserta
didik yang cepat, ada yang lambat, dan ada pula yang sedang dalam
penguasaan materi pelajaran. Ada siswa yang tingkah lakunya baik
dan adapula siswa yang tingkah lakunya kurang baik.
.
Perbedaan Individu dalam Perkembangan
Intelektual

Perbedaan individu dalam perkembangan intelek
menunjuk pada perbedaan dalam kemampuan dan kecepatan
belajar. Perbedaan individual peserta didik akan tercermin
pada sifat-sifat atau ciri-ciri mereka dalam kemampuan,
keterampilan, sikap dan kebiasaan belajar, serta kualitas proses
dan hasil belajar baik dari segi ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor.
Tingkat Intelegensi

Jenius

Normal

Keterbelakangan

Rendah

Idiot IQ

Imbecile IQ
Tingkat Intelegensi
Tingkatan Intelegensi dengan
berbagai variasi, antara lain :
1. Jenius
Merupakan suatu kemampuan yang
sangat luar biasa, dalam ukuran atau
tingkatan di atas 140. kemampuan ini
bisa dimiliki oleh siapa saja yang mau
berusaha untuk meningkatkan
kecerdasan dan memanfaatkan potensi
dasarnya dengan baik.
Tingkat Intelegensi

2. Normal
Merupakan sutau kemampuan yang biasa saja, tetapi
kecerdasan ini mampu untuk melakukan semua aktivitas yang
dibutuhkan dan diinginkan dirinya. Mempunyai tingkat ukuran
yang rata-rata 100 sampai dengan 110. Kecerdasan disebut
kecerdasan yang rata-rata.
3. Rendah
Kemampuan ini dibawah rata-rata, pada kemampuan ini
anak mengalami keterhambatan dalam melaksanakan tugastugas untuk dirinya maupun orang lain, tingkat ukuran diantara
70 sampai 90. Pada umumnya ia mampu melaksanakan
berbagai tugas hanya lambat dan cepat lelah serta jenuh.
Tingkat Intelegensi

4.

Keterbelakangan
Anak yang mempunyai kemampuan
yang sangat rendah dan sangat sulit untuk
melakukan tugas atas dirinya, setiap tugas
memerlukan bantuan orang lain, dengan
bantuan akan memberikan kemampuan
meningkat. Dianatara keterbelakanagan ada
yang disebut Idiot IQ dan Imbecile IQ.
Tingkat Intelegensi

a) Idiot IQ (tingkat
kecerdasannya 0-29)
Merupakan keterbelakangan
yang sangat rendah sekali. Tidak
dapat berbicara hanya dapat
mengucapkan beberapa kata saja,
tidak dapat mengurus dirinya
seperti ; mandi, makan dan ratarata kemampuan ini berada di
tempat tidur, kemapuannya seperti
anak bayi. Kemapuan ini tidak
tahan terhadap penyakit.
Tingkat Intelegensi

b) Imbecile IQ (tingkat kecerdasannya
30-40)
Imbecile IQ lebih meningkat dari
idiot, jika dilatih dalam berbahasa ia
mampu, tetapi sangat sukar sekali,
dalam berbahasa kadang dapat
dimengerti dan kadang idak dapat.
Dapat mengurus dirinya dengan latihan
dan pengawasan yang benar. Biasanya
anak yang umur 7 tahun kemampuan
kecerdasannya sama dengan anak yang
berumur 3 tahun.
TERIMAKASIH

More Related Content

Perkembangan intelektual

  • 1. Perkembangan Intelektual Nikmah Nurvicalesti (06121408007) Dia Cahyawati (06121408016) Gumarding (06121408026)
  • 4. Pengertian Intelektual Istilah intelek berasal dari bahasa Inggris intellect yang menurut Chaplin (1981) diartikan sebagai: 1. Proses kognitif, proses berpikir, daya menghubungkan, kemampuan menilai, dan kemampuan mempertimbangkan; 2. Kemampuan mental atau intelegensi. Menurut Mahfudin Shalahudin (1989) dinyatakan bahwa intelek adalah akal budi atau inteligensi yang berarti kemampuan untuk meletakkan hubungan dari proses berfikir.
  • 5. Pengertian Intelektual Menurut William Stern, salah seorang pelopor dalam penelitian inteligensi, menyatakan inteligensi adalah kemampuan untuk menggunakan secara tepat alat-alat bantu dan pikiran guna menyesuaikan diri terhadap tuntutan-tuntutan baru. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian intelek tidak berbeda dengan pengertian inteligensi yang memiliki arti kemampuan untuk melakukan abstraksi,serta berpikir logis dan cepat sehingga dapat bergerak dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru
  • 6. Pengertian Intelektual Teori intelegensi yang meninjau dari perkembangan dikemukakakan oleh Jean Pigeat (1896-1980). Pigeat berpendapat bahwa setiap orang mempunyai sistem pengaturan dari dalam pada sistem kognisinya. Sistem pengaturan ini terdapat sepanjang hidup seseorang dan berkembang sesuai dengan perkembangan aspek aspek kognitif, yaitu : 1. Kematangan, yang merupakan perkembangan susunan syaraf, sehingga fungsi-fungsi indra menjadi lebih sempurna. 2. Pengalaman, yaitu hubungan timbal-balik dengan lingkungannya.
  • 7. Pengertian intelektual 3. Transmisi sosial, yaitu hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial antara lain melalui pengasuhan dan pendidikan dari orang lain. 4. Ekuilibrasi, yaitu sistem pengaturan dalam diri anak itu sendiri yang mampu mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya (Gunarsa,1982).
  • 8. Tahap Perkembangan Intelektual Tahap Sensoris Motoris (02.0 tahun) Tahap Praoperasional (2.0-7.0 tahun) Tahap Operarasional Kongkret (7.011.0 tahun) Tahap Operasional Formal (11 tahun ke atas)
  • 9. Tahap Perkembangan Intelektual Jean Piaget (Bybee dan Sund, 1982) membagi perkembangan intelek/ kognitif menjadi empat tahapan sebagai berikut. 1. Tahap Sensoris Motoris (0-2.0 tahun) Pada saat ini anak berada dalam suatu masa pertumbuhan yang ditandai oleh kecenderungan-kecenderungan sensorimotoris yang sangat jelas. Segala perbuatan merupakan perwujudan dari proses pematangan aspek sensori-motoris tersebut.
  • 10. Tahap Perkembangan Intelektual 2. Tahap Praoperasional (2.0-7.0 tahun) Tahap ini disebut juga tahap intuisi sebab perkembangan kognitifnya memperlihatkan kecenderungan yang ditandai oleh suasana intuitif. Artinya, semua perbuatan rasionalnya tidak di dukung oleh perasaan, kecenderungan alamiah, sikap-sikap yang diperoleh dari orang-orang bemakna dan lingkungan sekitarnya
  • 11. Tahap Perkembangan Intelektual 3. Tahap Operarasional Kongkret (7.0-11.0 tahun) Pada tahap ini, anak mulai menyesuaikan diri dengan realitas konkret dan sudah mulai berkembang rasa ingin tahunya. Interaksinya dengan lingkungan, termasuk dengan orang tuanya, sudah makin berkembang dengan baik karena egosentrisnya sudah semakin berkurang. Anak sudah dapat mengamati, menimbang, mengevaluasi dan menjelaskan pikiran-pkiran orang lain dalam cara-cara yang kurang egosentris dan lebih objektif.
  • 12. Tahap Perkembangan Intelektual 4. Tahap Operasional Formal (11 tahun ke atas) Pada masa ini, anak telah mampu mewujudkan suatu keseluruhan pada pekerjaannya yang merupakan hasil dari berfikir logis. Aspek perasaan dan moralnya juga telah berkembang sehingga dapat mendukung penyelesaian tugas-tugasnya.
  • 14. Jenis-Jenis Intelegensi Teori intelegensi sejenis yang dikemukakan oleh Thurstone, yang sedang populer akhir-akhir ini adalah teori tentang Multiple Intellegence (Kecerdasan Ganda). Dalam teori yang diajukan oleh Howard Gardner (1993,1999) ini dinyatakan bahwa intelegensi itu bukan satu melainkan 7 atau 8 macam. Jenis-jenis intelegensi yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Bodily-kinesthetic : kecerdasan yang terkait dengan gerakan anggota tubuh. 2. Interpersonal : kecerdasan yang terkait dengan hubungan dengan orang lain. 3. Verbal-linguistic : kemampuan yang terkait dengan kata-kata lisan maupun tertulis.
  • 15. Jenis-Jenis Intelegensi 4. Logical-mathematical : kemampuan yang terkait menyangkut logika, penggunaan akal, kemampuan abstraksi dan angka. 5. Intrapersonal : kemampuan utama adalah intropeksi dan refleksi diri. 6. Visual-spatical : terkait dengan kemampuan yang tinggi dalam mengambil keputusan dalam bidang penglihatan dan ruang (space). 7. Musical : kecerdasan musikal terkait dengan irama, musik, nada, dan pendengaran. 8. Naturalistic : Kaitan intelegensi ini adalah dengan alam, baik pengenalan maupun pemeliharaan alam.
  • 16. Karakteristik Perkembangan Intelektual Operasional Formal Sifat deduktif hipotesis Berpikir operasional kombinatoris.
  • 17. Karakteristik Perkembangan Intelektual Intelegensi pada masa remaja tidak mudah diukur, karena tidak mudah terlihat perubahan kecepatan perkembangan kemampuan tersebut. Pada umumnya umur tiga sampai empat tahun pertama menunjukkan perkembangan kemampuan yang hebat, selanjutnya akan terjadi perkembangan yang teratur. Pada masa remaja kemampuan untuk mengatasi masalah yang majemuk bertambah. Pada awal masa remaja, kira-kira pada umur 12 tahun, anak berada pada masa yang disebut masa operasi formal (berpikir abstrak). Pada masa ini remaja telah berpikir dengan mempertimbangkan hal yang mungkin di samping hal yang nyata (Gleitman, 1986).
  • 18. Karakteristik Perkembangan Intelektual Berpikir operasional-formal memiliki dua sifat yang penting, yaitu: 1. Sifat deduktif hipotesis Dalam menyelesaikan suatu masalah, seorang remaja akan mengawalinya dengan berpikir teoritik. Ia menganalisis masalah dan mengajukan cara penyelesaian hipotesis. Pada dasarnya pengajuan hipotesis itu menggunakan cara berpikir induktif di samping deduktif. Oleh sebab itu, sifat berpikir ini sebenarnya mencakup deduktif induktif hipotesis.
  • 19. Karakteristik Perkembangan Intelektual 2. Berpikir operasional juga berpikir kombinatoris. Sifat ini merupakan kelengkapan sifat yang pertama dan berhubungan dengan cara bagaimana melakukan analisis. Anak berpikir operasional formal terlebih dahulu secara teoritik membuat matrik mengenai macam-macam kombinasi yang mungkin, kemudian secara sistematik mencoba mengisi sel matriks tersebut secara empirik.
  • 20. Hubungan Intelektual dan Tingkah Laku Inteligensi menurut Piaget merupakan pernyataan dari tingkah laku adaptif yang terarah kepada kontak dengan lingkungan dan kepada penyusunan pemikiran (Bybee and Sund, 1982). Piaget memposisikan subjek sebagai pihak yang aktif dalam interaksi adaptif antara organisme atau terjadi hubungan dialektis antara organisme dengan lingkungannya. Piaget memiliki pandangan dasar bahwa setiap organisme memiliki kecenderungan inheren untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Inteligensi sebagai bentuk khusus dari penyesuaian organisme baru dapat diketahui berkat dua proses yang saling mengisi, yaitu yang disebut dengan istilah asimilasi dan akomodasi.
  • 21. Hubungan Intelektual dan Tingkah Laku Organisme sebagai suatu sistem dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya karena kemampuan mengakomodasi struktur kognitifnya sedemikian rupa sehingga objek yang baru itu dapat ditangkap dan dipahami secara memadai. Asimilasi adalah suatu proses individu memasukkan dan menggabungkan pengalaman-pengalaman dengan struktur psikologis yang telah ada pada individu. Strukutr psikologis dalam diri individu disebut dengan istilah skema yang berarti kerangka mental individu yang digunakan untuk menafsirakan segala sesuatu yang dilihat atau didengarnya.
  • 22. Hubungan Intelektual dan Tingkah Laku Proses penyesuaian skema dengan fakta-fakta yang diperoleh melalui pengalaman-pengalaman baru ini dikenal dengan istilah akomodasi. Dengan demikian, proses asimilasi dan akomodasi merupakan dua proses yang berlawanan, artinya dalam proses asimilasi yang terjadi adalah menyesuaikan pengalaman baru yang diperolehnya dengan struktur skema yang ada dalam diri individu, sedangkan akomodasi merupakan proses penyesuaian skema dalam diri individu dengan fakta-fakta baru yang diperoleh melalui pengalaman dari lingkungannya.
  • 23. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Intelektual Hereditas Lingkungan Keluarga Sekolah
  • 24. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Intelektual Perkembangan intelektual diperngaruhi oleh dua faktor utama, yaitu hereditas dan lingkungan. Pengaruh kedua faktor itu pada kenyataannya tidak terpisah secara sendiri-sendiri melainkan seringkali merupakan resultan dari interaksi keduanya. 1. Faktor Hereditas Semenjak dalam kandungan, anak telah memiliki sifat-sifat yang menentukan daya kerja intelektualnya. Secara potensial anak telah membawa kemungkinan apakah akan menjadi kemampuan berfikir setara normal, di atas normal atau di bawah normal. Namun, potensi ini tidak akan berkembang atau terwujud secara optimal apabila lingkungan tidak memberi kesempatan untuk berkembang. Oleh karena itu, peranan lingkungan sangat menentukan perkembangan intelektual anak.
  • 25. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Intelektual 2. Faktor Lingkungan Ada dua unsur lingkungan yang sangat penting peranannya dalam mempengaruhi perkembangan intelek anak, yaitu keluarga dan sekolah. a) Keluarga Intervensi yang paling penting dilakukan oleh keluarga atau orang tua adalah memberikan pengalaman kepada anak dalam berbagai bidang kehidupan sehingga anak memiliki informasi yang banyak yang merupakan alat bagi anak untuk berpikir.
  • 26. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Intelektual b) Sekolah Sekolah adalah lembaga formal yang diberi tanggungjawab untuk meningkatkan perkembangan anak dan cara berpikir anak. Beberapa cara untuk meningkatkan perkembangan anak antara lain : 1) Menciptakan interaksi atau hubungan akrab dengan peserta didik. 2) Memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk berdialog dengan orang-orang yang ahli dan pengalaman dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.
  • 27. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Intelektual 3) Menjaga dan meningkatkan pertumbuhan fisik anak, baik melalui kegiatan olahraga maupun menyediakan gizi yang cukup. 4) Meningkatkan kemampuan berbahasa peserta didik, baik melalui media cetak maupun dengan menyediakan situasi yang memungkinkan para peserta didik berpendapat atau mengemukakan ide-idenya.
  • 28. Perbedaan Individu dalam Perkembangan Intelektual Manusia memiliki perbedaan satu sama lain dalam berbagai aspek, antara lain dalam bakat, minat, kepribadian, keadaan jasmani, keadaan sosial, dan juga intelegensi. Perbedaaan itu kan tampak jika diamati dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Ada peserta didik yang cepat, ada yang lambat, dan ada pula yang sedang dalam penguasaan materi pelajaran. Ada siswa yang tingkah lakunya baik dan adapula siswa yang tingkah lakunya kurang baik. .
  • 29. Perbedaan Individu dalam Perkembangan Intelektual Perbedaan individu dalam perkembangan intelek menunjuk pada perbedaan dalam kemampuan dan kecepatan belajar. Perbedaan individual peserta didik akan tercermin pada sifat-sifat atau ciri-ciri mereka dalam kemampuan, keterampilan, sikap dan kebiasaan belajar, serta kualitas proses dan hasil belajar baik dari segi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
  • 31. Tingkat Intelegensi Tingkatan Intelegensi dengan berbagai variasi, antara lain : 1. Jenius Merupakan suatu kemampuan yang sangat luar biasa, dalam ukuran atau tingkatan di atas 140. kemampuan ini bisa dimiliki oleh siapa saja yang mau berusaha untuk meningkatkan kecerdasan dan memanfaatkan potensi dasarnya dengan baik.
  • 32. Tingkat Intelegensi 2. Normal Merupakan sutau kemampuan yang biasa saja, tetapi kecerdasan ini mampu untuk melakukan semua aktivitas yang dibutuhkan dan diinginkan dirinya. Mempunyai tingkat ukuran yang rata-rata 100 sampai dengan 110. Kecerdasan disebut kecerdasan yang rata-rata. 3. Rendah Kemampuan ini dibawah rata-rata, pada kemampuan ini anak mengalami keterhambatan dalam melaksanakan tugastugas untuk dirinya maupun orang lain, tingkat ukuran diantara 70 sampai 90. Pada umumnya ia mampu melaksanakan berbagai tugas hanya lambat dan cepat lelah serta jenuh.
  • 33. Tingkat Intelegensi 4. Keterbelakangan Anak yang mempunyai kemampuan yang sangat rendah dan sangat sulit untuk melakukan tugas atas dirinya, setiap tugas memerlukan bantuan orang lain, dengan bantuan akan memberikan kemampuan meningkat. Dianatara keterbelakanagan ada yang disebut Idiot IQ dan Imbecile IQ.
  • 34. Tingkat Intelegensi a) Idiot IQ (tingkat kecerdasannya 0-29) Merupakan keterbelakangan yang sangat rendah sekali. Tidak dapat berbicara hanya dapat mengucapkan beberapa kata saja, tidak dapat mengurus dirinya seperti ; mandi, makan dan ratarata kemampuan ini berada di tempat tidur, kemapuannya seperti anak bayi. Kemapuan ini tidak tahan terhadap penyakit.
  • 35. Tingkat Intelegensi b) Imbecile IQ (tingkat kecerdasannya 30-40) Imbecile IQ lebih meningkat dari idiot, jika dilatih dalam berbahasa ia mampu, tetapi sangat sukar sekali, dalam berbahasa kadang dapat dimengerti dan kadang idak dapat. Dapat mengurus dirinya dengan latihan dan pengawasan yang benar. Biasanya anak yang umur 7 tahun kemampuan kecerdasannya sama dengan anak yang berumur 3 tahun.