Dokumen tersebut berisi masukan untuk buku tentang manajemen kinerja ASN. Beberapa poin penting yang disarankan adalah (1) perlu memperjelas konsep manajemen kinerja agar lebih dari sekadar memindahkan aturan, (2) cascading kinerja perlu dijelaskan dengan bahasa populer, dan (3) penilaian kinerja harus lebih obyektif untuk mendukung meritokrasi.
3. Catatan umum
Buku ini sudah lengkapmembahas tentang manaj kinerja berdasarkan
PP30/2019 maupun permenpan 8/21
Buku ini akan memberikan gambaran umum kepada pembaca tentang apa itu
manaj kinerja, bahkan ada beberapa manual didalamnya yg bisa dijadikan
pedoman K/L/D dalam Menyusun manaj kinerja di instansinya masing2
4. Catatan untuk tampilan buku
a. Buku dan hasil kajian mempunyai standar yg berbeda
b. Tampilan buku ini masih kental dg tampilan2 hasil kajian LAN, belum eye catching yang
membuat orang pengen memegang atau bahkan membaca dan mempelajari
c. Layout dan font, kurang menarik karena masih belum keluar dari kebiasaan membuat
laporan. Masih seperti laporan kajian
d. Penggabungan antara manual dengan tulisan menjadi kurang menarik, nampak seperti
hanya memindahkan peraturan kedalam buku, contoh bab II hal 33 dst. Lebih menarik
di bab III yang membuat font berbeda unt manual.
e. Yng menarik di bab VII dan VIII, ada box informasi kunci, ini sangat membantu
pembaca untuk focus pada informasi yang diberikan
f. Harus ada rewriter, saya melihat masih ada beberapa kesalahan ketik disana sini, bisa
menjadi bias, browsing dsb
5. 2. Catatan untuk Substansi buku
Harus memperjelas konsep MK, tidak sekedar memindahkan apa yang ada dalam
peraturan ke bentuk buku. Dari pengawasan SM yang dilakukan KASN terhadap IP,
maka aspek manajemen kinerja menjadi salah satu aspek terlemah. Kalau hanya
mengikuti SKP yang ada maka tetap tidak akan ketemu mana peg yang kinerjanya
tinggi, sedang dan buruk. Jika IP masih belum bisa menilai peg sesuai capaian
kinerja maka akan sulit mendesign manajemen talenta
MK masih dipahami kulit2nya, pengalaman KASN membantu IP mendesign MT (baru
ada 5 instansi yg MT nya lumayan baik), kita harus secara detail menunjukkan apa
yang harus dimasukkan dalam cluster kinerja
Aspek penting dalam MK adalah cascading, harus jelas betul diuraikan dalam buku
ini, dg bahasa popular agar gampang dimengerti, Ini sdh dibahas di bab III hanya
perlu ditekankan pentingnya komunikasi dalam MK. MK akan berhasil apabila
komunikasi antara penilai dan yg dinilai berjalan secara kontinyu, tidak menunggu
di akhir tahun.
Inilah yg kemudian menghadirkan konseling, coaching dan mentoring (bab IV)
6. Lanjutan masukan unt substansi
Beberapa bab miskin analisis, tapi ada bab yang bagus menggabungkan antar
konsep, analisis dan praktek, misalnya di bab V dan VII.
Bab IV juga ok, lengkapsekali pembahasan, menggabungkan antara teori
dengan implementasi.
FWA menjadi bonus pembahasan yang mestinya bisa menjadi penarik
perhatian untuk pembaca, terutama ASN. Sudah di uji coba, sudah diterapkan
secara massal, tapi sampai sekarang belum ada kebijakan nasional
kelanjutannya. Seolah2 kalau pandemic sdh berakhirmaka FWA juga akan
hilang.
7. MK kedepan
Dalam upaya menerapkan meritocracy secara konsisten maka kinerja menjadi
aspek penting. Sepanjang kita masih belum mampu melakukan penilaian
kinerja riel seorang ASN maka meritocracy hanya akan menjadi angan2.
Perlu ketegasan para pimpinan untuk menghilangkan hallo effect, dengan
alasan kasihan, dsb. Ini akan merugikanASN sendiri dan tentunya birokrasi
secara umum, karena tidak akan terlihat mana ASN yg berkinerja tinggi,
sedang dan buruk, sehingga force distribution/ bell curve menjadi percuma
Kinerja menjadi aspek penting disamping kompetensi dalam mendesign
manajemen talenta. Dari pengawasan yang KASN lakukan penilaian kinerja
masih diperlakukan sama dg waktu DP3..untuk itu perlu keseriusan para
pimpinan organisasi untuk menerapkan manajemen kinerja dengan benar.
Sehingga akan mengurangikeraguan juga terhadap nilai2 yang dicapai oleh
pegawai.