RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
1 of 11
Downloaded 277 times
More Related Content
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
1. TUGAS
KONSTRUKSI BAJA
NAMA : ANTONIUS NAHAK
NIM : 2015520079
KELAS : TEKNIK SIPIL B
Batang Tekan pada Konstruksi Baja
Pada struktur baja terdapat 2 macam batang tekan, yaitu:
1.) Batang yang merupakan bagian dari suatu rangka batang. Batang ini dibebani gaya tekan
aksial searah panjang batangnya. Umumnya pada suatu rangka batang maka batang-batang tepi
atas merupakan batang tekan.
2.) Kolom merupakan batang tekan tegak yang bekerja untuk menahan balok-balok loteng, balok
lantai dan rangka atap, dan selanjutnya menyalurkan beban tersebut ke pondasi.
Batang-batang lurus yang mengalami tekanan akibat bekerjanya gaya-gaya aksial dikenal dengan
sebutan kolom. Untuk kolom-kolom yang pendek ukurannya, kekuatannya ditentukan
berdasarkan kekuatan leleh dari bahannya. Untuk kolom-kolom yang panjang kekuatannya
ditentukan faktor tekuk elastis yang terjadi, sedangkan untuk kolom-kolom yang ukurannya
sedang, kekuatannya ditentukan oleh faktor tekuk plastis yang terjadi. Sebuah kolom yang
sempurna yaitu kolom yang dibuat dari bahan yang bersifat isotropis, bebas dari tegangan-
tegangan sampingan, dibebani pada pusatnya serta mempunyai bentuk yang lurus, akan
mengalami perpendekan yang seragarn akibat terjadinya regangan tekan yang seragam pada
penampangnya. Kalau beban yang bekerja pada kolom ditambah besarnya secara berangsur-
angsur, maka akan mengakibatkan kolom mengalami lenturan lateral dan kemudian mengalami
keruntuhan akibat terjadinya lenturan tersebut. Beban yang mengakibatkan terjadinya lenturan
lateral pada kolom disebut beban kritis dan merupakan beban maksimum yang masih dapat
2. ditahan oleh kolom dengan aman.
Keruntuhan batang tekan dapat terjadi dalam 2 kategori, yaitu
1.) Keruntuhan yang diakibatkan terlampauinya tegangan leleh. Hal ini umumnya terjadi pada
batang tekan yang pendek.
2.) Keruntuhan yang diakibatkan terjadinya tekuk. Hal ini terjadi pada batang tekan yang
langsing.
Kelangsingan batang tekan, tergantung dari jari-jari kelembaman dan panjang tekuk. Jari-jari
kelembaman umumnya terdapat 2 harga 了, dan yang menentukan adalah yang harga 了 terbesar.
Panjang tekuk juga tergantung pada keadaan ujungnya, apakah sendi, jepit, bebas dan
sebagainya. Menurut SNI 0317292002, untuk batang-batang yang direncanakan terhadap
tekan, angka perbandingan kelangsingan 谷 =Lk/r dibatasi sebesar 200 mm. Untuk batang-batang
yang direncanakan terhadap tarik, angka perbandingan kelangsingan L/r dibatasi sebesar 300 mm
untuk batang sekunder dan 240 mm untuk batang primer. Ketentuan di atas tidak berlaku untuk
batang bulat dalam tarik. Batang-batang yang ditentukan oleh gaya tarik, namun dapat berubah
menjadi tekan yang tidak dominan pada kombinasi pembebanan yang lain, tidak perlu memenuhi
batas kelangsingan batang tekan.
3. Panjang Tekuk
Nilai faktor panjang tekuk (kc) bergantung pada kekangan rotasi dan translasi pada ujung-ujung
komponen struktur. Untuk komponen struktur tak-bergoyang, kekangan translasi ujungnya
dianggap tak-hingga, sedangkan untuk komponen struktur bergoyang, kekangan translasi
ujungnya dianggap nol. Nilai faktor panjang tekuk (kc) yang digunakan untuk komponen
struktur dengan ujung-ujung ideal ditunjukkan pada Gambar 6.30.
Batang Tarik pada Konstruksi Baja
Batang tarik didefinisikan sebagai batang-batang dari struktur yang dapat menahan pembebanan
tarik yang bekerja searah dengan sumbunya. Batang tarik umumnya terdapat pada struktur baja
sebagai batang pada elemen struktur penggantung, rangka batang (jembatan, atap dan menara).
Selain itu, batang tarik sering berupa batang sekunder seperti batang untuk pengaku sistem lantai
rangka batang atau untuk penumpu antara sistem dinding berusuk (bracing).
Batang tarik dapat berbentuk profil tunggal ataupun variasi bentuk dari susunan profil tunggal.
Bentuk penampang yang digunakan antara lain bulat, plat strip, plat persegi, baja siku dan siku
4. ganda, kanal dan kanal ganda, profil WF, H, I, ataupun boks dari susunan profil tunggal. Secara
umum pemakaian profil tunggal akan lebih ekonomis, namun penampang tersusun diperlukan
bila:
--> Kapasitas tarik profil tunggal tidak memenuhi
--> Kekakuan profil tunggal tidak memadai karena kelangsingannya
--> Pengaruh gabungan dari lenturan dan tarikan membutuhkan kekakuan lateral yang lebih
besar
--> Detail sambungan memerlukan penampang tertentu
--> Faktor estetika.
A. Kekakuan Batang Tarik
Kekakuan batang tarik diperlukan untuk menjaga agar batang tidak terlalu fleksibel. Batang tarik
yang terlalu panjang akan memiliki lendutan yang sangat besar akibat oleh berat batang itu
sendiri. Batang akan bergetar jika menahan gaya-gaya angin pada rangka terbuka atau saat
batang harus menahan alat-alat yang bergetar. Kriteria kekakuan didasarkan pada angka
kelangsingan (slenderness ratio), dengan melihat perbandingan L/r dari batang, di mana
L=panjang batang dan r=jari-jari kelembaman.
Biasanya bentuk penampang batang tidak berpengaruh pada kapasitas daya tahannya terhadap
gaya tarik. Kalau digunakan alat-alat penyambung (baut atau paku keling), maka perlu
diperhitungkan konsentrasi tegangan yang terjadi disekitar alat penyambung yang dikenal
dengan istilah Shear lag. Tegangan lain yang akan timbul adalah tegangan lentur apabila titik
berat dari batang-batang yang disambung tidak berimpit dengan garis sumbu batang. Pengaruh
ini biasanya diabaikan, terutama pada batang-batang yang dibebani secara statis. Menurut
spesifikasi ini tegangan yang diizinkan harus ditentukan baik untuk luas batang bruto maupun
untuk luas efektif netto. Biasanya tegangan pada luas penampang bruto harus direncanakan lebih
rendah dari besarnya tegangan leleh untuk mencegah terjadinya deformasi yang besar, sedang
luas efektif netto direncanakan untuk mencegah terjadinya keruntuhan lokal pada bagian-bagian
struktur.
5. Pada perhitungan-perhitungan dengan luas efektif netto perlu diberikan koefisien reduksi untuk
batang tarik. Hal ini bertujuan untuk mengatasi bahaya yang timbul akibat terjadinya Shear lag.
Tegangan geser yang terjadi pada baut penyarnbung akan terkonsentrasi pada titik
sambungannya. Efek dari Shear lag ini akan berkurang apabila alat penyambung yang digunakan
banyak jumlahnya.
B. Luas Penampang Bruto, Netto dan Efektif Netto
Luas penampang bruto dari sebuah batang Ag didefinisikan sebagai hasil perkalian antara tebal
dan lebar bruto batang. Luas penampang netto didefinisikan sebagai perkalian antara tebal
batang dan lebar nettonya. Lebar netto didapat dengan mengurangi lebar bruto dengan lebar dari
lubang tempat sambungan yang terdapat pada suatu penampang.
Di dalam AISCS ditentukan bahwa dalam menghitung luas netto lebar dari paku keling atau baut
harus diambil 1/16 in lebih besar dari dimensi nominal lubangnya dalam arah normal pada
tegangan yang bekerja. AISC memberikan daftar hubungan antara diameter lubang dengan
ukuran alat penyambungnya. Untuk lubang-lubang standar, diameter lubang di ambil 1/16 in
lebih besar dari ukuran nominal alat penyambung. Dengan demikian di dalam menghitung luas
netto, diameter alat penyambung harus ditambah 1/8 in atau (d + 1/16 + 1/16).
Untuk keperluan pemasangan baut atau batu keeling batang baja harus dilubangi dahulu. Lubang-
lubang trsebut bagi batang tarik merupakan suatu perlemahan yang harus di perhitungkan dalam
perencanaan. Adapun besarnya luas tampang netto suatuprofil yang berlubang , secara umum
dapat dihitung dengan rumus- rumus berikut:
Pada potongan A-B : An= (b-d).t
Pada potongan C-D-E-F = (b-2d).t
Pada potongan C-D-G-H =Wn.t
Wn
Dengan : d = diameter perlemahan
b= lebar plat
6. t= tebal plat
Wn= lebar netto
Wg= lebar brutto
s= jarak antara pusat lubang ( searah gaya tarik)
gn = Jarak antar pusat lubang (tegak lurus gaya tarik)
Menurut spesifikasi AISC diameter pelemahan d adalah diameter baut ditambah (1/16 +
1/16) seperenambelas yang pertama dimaksudkan agar baut mudah diamsukan kedalam lubang
, seperenambelas kedua untuk memperhitungkan kerusakan pada waktu pembuatan lubang .
Sedangkan menurut PPBBG:
Pelemahan = d baut + 1mm(untuk baut hitam )
Pelemahan= d baut + 2 mm ( untuk baut mutu tinggi )
Untuk memperhitungkan pelemahan akibat lubang ,AISCS mengambil istilah luas nettoefektif
Ae, yakni luas netto satuan tampang yang dianggap masih efektif memikul beban tarik. Adapun
besaranya dapat dihitung dengan rumus berikut:
Ae= Ct . An 85 % . A brutto
Keterangan : Ae = luas netto efektif
An = luas netto
Ct =faktor reduksi yang besaranya tergantung pada tipe profil, susunan paku keling atau pola
pemasangan baut.
Mengenai jarak antara lubang untuk profil siku dapat dihitung dengan rumus berikut
g=ga + gb-t
Rumus An pada PPBBG sebenarnya sama dengan rumus An pada AISCS ditulis dengan cara
lain
Pada potongan 1-2-4-5 : An =A n . dl .t
Pada potongan 1-2-3-4-5 : An = A n. Dl.t+
Dengan : A= luas penampang bbatang utuh
t= tebal penampang
dl = diameter lubang
n = banyaknya lubang dalm garis potongan
s2= jarak antar sumbu lubang pada rah sejajar sumbu batang
7. u = jarak anata sumbu lubang pada arah tegak lurus sumbu batang
Dari beberapa An,digunakan An yagn terkecil . dalam suatu potongan pelemahan yang
diperhitungakan tidak boleh kurang daripada 15% luas penampang utuh.
C. PENGGUNAAN BATANG TARIK
Batang tarik biasa digunakan pada struktur rangka atap, struktur jembatan rangka ,struktur
jembatan gantung .Pengikat gordinga tau gantunga balkon>pemanfaatan batang tarik telah
dikembangkan untuk system dinding , struktur atap gantung dan batang prategang an struktur
rangka batang bentang panjang.
Bagi ahli struktur pemanfaatan battang tarik secara optimal ini sebenarnya masih merupakan
tantangan untukdikembangkan lanjut. Keberhasilan seorang ajhli struktur dalam
membuatperencanaan juga dinilai dari bagai mana ia memilih konfigurasi batang rangka
sedemikian rupa sehingga dapat dihasilakn perencanaan yang benar benar hemat bahan.
D. TIPE BATANG TARIK
Ada beberapa tipe batang tarik yang biasa digunakan ,sebagai contohtali kawat , batang bundar
dengan ujun ujung berulir, batang mata dan plat sambungan pasak yang selanjudnya dapat dilihat
pada. Batang batang tersebut merupakan batang tarik efisien tinggi namun tidak dapat
mendukung batang tekan.
Ada juga profil profil struktuaral dan profil tersusun seperti. Batang tipe ini terutama dipakai
dalam struktur rangka batang. Batang tarik tersusun digunakan bila:
1. Kapasitas tarik profil gilas tunggal tidak memadai
2. Kekuatan profile tunggal tidak memadai
3. Detail sambugan memerlukan bentuk tampang lingkar tertentu.
E. TEGANGAN SISA
Seperti telah dijelaskan sebelumnya ,tegangan sisa pada profil gilas disebabkan oleh proses
pendinginan yang tidak bersamaan. Tegangan sisa pada suatu penampang dapat berupa tegangan
tarik atau tegangan desak. Sudah barang tentu tegangan sisa yang berupa tegang tarik akan
memperbesar tegangan tarik yang terjadi .
8. Pada baja yang mempunyai sifat keliatan baik , bila besarnya beban tarik ditingkatkan ,
redistribusi tegangan akan terjadi sedemikian rupa sehingga terjadi kelelehan penuh pada tampang
.Bila besarnya tegangan sisa dapat diketahui denga pasti maka pengaruh tegangan sisapada batang
tarik akan mudah diperhitungakan.
F.KONSENTRASI TEGANGAN
Konsentrasi tegangan pada tampang tarik dapat disebabkan oleh perubahan luas penampang
batan g misal dengan adanya lubang lubang untuk pemasangan baut dan paku keling . Bentuk
tampang yang berubah dan gaya terpusat pada suatu titik dapat juga mnegakibatkan konsentrasi
tegangan .
Dalam keadaan elastis,tegangan maksimun disekitar lubang dapat mencapai tegangan tiga kali
tegangan rata-rata.
Bila tegangan setempat mencapai l, walaupun beban tarik ditingkatkan , tegangan tersebut
untuk sementara tiadak dapat mungkin lagi .Namun demikian serat yang lebih luar mulai mencapai
tegangan leleh. Peristiwa semacam ini dianamakan redistribusi tegangan.
Bila tegangan tarik ditingkatkan lagi maka redistribusi tegangan akan berlanjut sampai seluruh
serat akan mencapai tegangan leleh.
Redistribusi tegangan seperti telah dijelaskan di atas hany a dapat terjadi bila material baja
memiliki daktillitas atau sifat keliatan yang baik.Pada perencanaan plastis , tegangan konsentrasi
tidak mempengaruhi kekuatan batnag tarik .
G. PEMBATASAN KELANGSINGAN
Yang disebut sebagai kelangsingan batang adalah rasiao antara panjang batang dan jari- jari
inersia tampang. Semakin kecil angka kelangsingan suatu batang, akan semakin tegar atau kaku
batang tesebut. Sebaliknya semakin besar angka kelangsinga batang tersebut akan mudah
melentur. Biak angin maupun beban getar yang berasal dari kendaraan berat dapat menyebabkan
batang yang terlalu langsing tersebut akan bergetar . Batang yang terlalu langsing akan
menyebabkan defleksiterlalu besar dan akan menyulitkan dalam perakitan karena batang mudah
melentur. Pada kasus tertentu beban tarik dapat berubah menjadi beban tekan. Batang yan g seperti
ini sangat memerlukan kekuatan yang cukup.
Menurut PPBBG dan AISCS :
9. untuk batang utama
untuk batang sekunder
Dengan : L= panjang batang
i= jari- jari inersia minimum
Menurut AREA , baik batan g utama maupun batang sekunder kelangsingan dibatasi dengan
200. Sedangkan menurut AASHTO batang utama 200, baang sekunder 240 dan batang yang
mengalami pembalikan tegangan 140.
H. TEGANGAN TARIK IJIN
Menurut cara elastis, tegangan yang terjadi harus lebih kecil ataqu sama dengan tegangan tarik
yang diijinkan .Besarnya tegangan tarik yang diijinkan biasanya masih pada daerah elastis diagram
tegangan regangan uji tari baja. Hal tersebut disebabkan oleh timbulnya tegangan leleh dianggap
membahayakan struktur. Besarnya teganagan ijinn dipengaruhi oleh jenis struktur gedung ,
struktur jembatan jalan raya dan struktur jambatan kereta api. Setiap negara juga berbeda dalam
memberikan harga tegangan ijin tersebut:
1. tegangan tarik ijin t pada luas brutto atau luas netto efektif batang tarik, kecuali untuk lubafng
pasak :
Pada luas brutto : t = 0,6 t
Pada luas netto efektif : t = 0,5 u
Dengan : t = tegangan leleh minimun
u = tegangan ultimit
2. tegangan tarik ijin t untuk tampang netto pada lubang pasak dalam batang mata, plat sambuangan
pasak atau batang tersusun adalah : t = 0,45 t. .Tegangan tarik ijin batang berulir : t = 0,30 u.
Menurut PPBBG SKBI 1.3.33-1987 :
1.untuk penampang utuh: t =
2. untuk penampang berlubang : t = 0,75 dengan = tegangan dasar
Menurut AASHTO 1.7.1-1997
Pada penammpang berlubang diambil harga terkecil t = 0,55 dan t = 0,46 u.untuk
sementara tegangan ijin dapat ditingkatkan 30%
10. I. PERENCANAAN BATANG TARIK
Berdasarkan beba tarik yang bekerja, mutu baja dan jenis profil, dapat ditentukanprofil yang
kuat namun cukup hemat. Proses pemilihan ukuran profil seperti dimaksudkan diatas dinamakan
perencanaan batang tarik .
Perencanaan batang tarik yang baik harus ditinjau dari beberapa segi yakni :
1. teganagan (tress)
Ukuran profil harus dipilih sedemikian rupa sehingga tegangan yang terjjadi kurang atau
sama dengan tegangan tarik ijin .Dari perbandinga tegangan tarik ijin dapat diketahuui hemat
tidaknya sebuah perencanaan. Semakin dekat dengan tegangan yang terjadi dengan tegangan ijinya
,maka perencanaan semakin ekonomis .
2. Pelayanan (servicebility)
Struktur tidak diperkenankan menunjukan prilaku yang menghawatirkan pemakai. Misalnya
defleksi yang berlebihan , bergetarnya elemen struktur oleh kendaraan yang bergetar dan
sebagainya . Dalam hal ini kelangsinganya harus dibatasi.
3. Sifat Keliatan (Ductility)
Hal ini merupakan persyaratan yang sangat penting . Tampa daktilitas yang baik tidak akan
terjadi distribusi yang menyebabkan hitungan menjadi sederhana khususnya pada perencanaan
plastis .Sifat ini diketahui dari percobaan tarik.
4. Ketahanan (Durability)
Ketahanan dari cuaca panas dan dingin ,korosi atau suhu yang meningkat perlu diperhatiakan.
Khusus untuk batang tarik ,stabilitas ( stability) tidak perlu ditinjau karena baik local buckling
maupun torsional buckling ,tidak mungkin terjadi pada batang ini.
Secara umum proses perancanaan batang tarik diilustrasiakn dalam diagram alir sebagai
berikut:
Keterangan : tn = Tegangan ijin pada tampang netto
tg= Tegangan ijin pada tampang brutto
了 =kelangsingan
11. Secara pendekatan seperti tercantum dalam AS 1250-1975 dan BS 449-1969 pengaruh
eksentritas tersebut dapat diperhitungakan dengan menentukan besarnya Ao dengan rumus
rumus sebagai berikut :
Kasus a :
Kasus b:
Kasus c :
Keterangan : A1= luas netto tampang kaki yang disambung
A2 = luas tampang kaki bebas
An =luas netto profil
(Sumber Referensi : Buku Teknik Struktur Bangunan Jilid 3, untuk SMK. Karya
Dian Ariestadi. Tahun 2008)