Dokumen ini membahas tentang sosialisasi penyakit tuberkulosis paru. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan menular melalui udara. Di Indonesia, kasusnya terus meningkat dan negara ini menempati peringkat ketiga di dunia untuk kasus TB. Gejala umum meliputi demam, batuk berdarah, dan penurunan berat badan, sementara gejala khusus bergantung pada organ yang terinfeksi. Diagnosa dilakukan melalui pemer
Dokumen tersebut membahas tentang HIV/AIDS, termasuk penjelasan singkat tentang HIV dan AIDS, cara penularan, gejala, pencegahan, pentingnya mendukung orang dengan HIV/AIDS, serta dampak stigma dan diskriminasi terhadap mereka. Dokumen ini bertujuan untuk mensosialisasikan pengetahuan tentang HIV/AIDS kepada masyarakat.
Budaya keselamatan merupakan filosofi yang mendasari sikap, perilaku, dan proses untuk mencegah kesalahan. Beberapa komponen penting budaya keselamatan adalah pelaporan insiden, pembelajaran dari kesalahan, dan fleksibilitas untuk menyesuaikan diri dengan masalah baru.
68. perbup 68 th 2021 gerakan budaya literasiFajar Baskoro
油
Peraturan Bupati Sidoarjo ini mengatur tentang Gerakan Budaya Literasi di Kabupaten Sidoarjo dengan tujuan meningkatkan literasi masyarakat melalui peningkatan literasi di sekolah, keluarga, dan masyarakat. Peraturan ini menjelaskan definisi literasi dan jenis-jenis literasi serta peran berbagai pihak dalam meningkatkan literasi di Kabupaten Sidoarjo.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis modus dan efek kegagalan (Failure Mode and Effect Analysis/FMEA) sebagai salah satu alat manajemen risiko yang digunakan untuk mengidentifikasi potensi kegagalan pada suatu proses sebelum terjadinya insiden atau kecelakaan, dengan melakukan langkah-langkah seperti mengidentifikasi modus kegagalan, menentukan prioritas, menganalisis penyebab, dan meredesain proses."
Dokumen tersebut menampilkan 6 indikator sasaran keselamatan pasien di sebuah rumah sakit beserta capaian dan targetnya setiap bulan. Indikator tersebut meliputi ketepatan identifikasi pasien, komunikasi medis yang efektif, keamanan obat berbahaya, kepastian prosedur bedah, pencegahan infeksi, dan pencegahan jatuhnya pasien. Secara umum capaian masih di bawah target pada bulan Juli dan Agustus, namun semakin men
Dokumen ini menjelaskan kerangka acuan kegiatan perencanaan program peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien di Puskesmas Tegalsari. Program ini bertujuan untuk memastikan pelayanan sesuai standar mutu dan meningkatkan kualitas layanan dengan memantau indikator klinis setiap bulan. Kegiatannya meliputi pencatatan indikator di setiap unit, analisis data, evaluasi, dan pelaporan setiap enam bulan.
Serah terima pasien baru dilakukan untuk menerima pasien dari ruangan lain dengan mencatat nama pasien, diagnosis medis, asal ruangan, daftar obat dan alat yang diterima, data pemeriksaan penunjang, serta catatan khusus.
Icd 10 cm untuk fisioterapi, ICD 10 Fisioterapi bahasa Indonesia, JKN, BPJS, ...Ishak Majid
油
ICD 10, adalah kode penyakit internasional oleh WHO versi 10. Terdiri atas 21 BAB, dimana pada BAB XIII adalah kode Penyakit sitem muskuloskeletal dan konektive tissu (M00-M99) yang banyak berhubungan dengan pekerjaan Fisioterapi.
Link-Link MATERI Training/BimTek "SISTEM CASEMIX"Kanaidi ken
油
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang pelaksanaan training yang akan diselenggarakan oleh Kanaidi, SE., M.Si. tentang sistem casemix. Training ini akan membahas tentang koding ICD, fraud JKN, morbiditas, dan rekam medis. Training ini diselenggarakan untuk karyawan PT George Fischer Indonesia pada tanggal 9-10 Juni 2022 di Hotel Ibis Tanah Abang Jakarta.
Dokumen tersebut membahas pelatihan PONEK (Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergency Komprehensif) yang diselenggarakan di Semarang pada Maret 2015 untuk meningkatkan penanganan kegawatdaruratan ibu hamil dan bayi baru lahir. Pelatihan ini memberikan pengetahuan dan keterampilan untuk menjalankan sistem rujukan darurat obstetri dan neonatal secara terpadu."
Dokumen tersebut membahas tentang indikator mutu rumah sakit sesuai standar akreditasi Kementerian Kesehatan tahun 2022. Terdapat penjelasan mengenai definisi indikator mutu, jenis-jenis indikator yang harus diukur seperti Indikator Nasional Mutu, Indikator Mutu Prioritas Rumah Sakit, dan Indikator Mutu Prioritas Unit. Juga dijelaskan cara memilih dan menentukan indikator mutu yang tepat di rumah sakit dan unit-unitny
Dokumen tersebut merupakan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis. Keputusan ini menetapkan pedoman untuk penanganan kasus tuberkulosis di Indonesia sesuai standar medis terkini.
Dokumen tersebut membahas peran kepemimpinan rumah sakit dalam pengelolaan insiden keselamatan pasien, meliputi pengembangan sistem pelaporan insiden, pengukuran kinerja, dan pembentukan budaya keselamatan di rumah sakit."
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit ISPA memberikan strategi untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat ISPA melalui 5 pilar: penemuan kasus pneumonia balita, kesiapsiagaan pandemi influenza, pengendalian faktor risiko, penguatan informasi dan riset, serta penguatan manajemen program. Kegiatan utama meliputi penemuan kasus secara aktif dan pasif, sosialisasi pencegahan, penanganan kelompok rentan, dan penyusun
Dokumen ini membahas sosialisasi program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat serta kampanye imunisasi Measles & Rubella kepada kader kesehatan di Kecamatan Magelang Utara pada 28-29 Agustus 2017, yang mencakup agenda kegiatan, tujuan program, persiapan pendataan keluarga sehat, dan kategori keluarga sehat.
Dokumen tersebut membahas pentingnya imunisasi campak dan rubella untuk mencegah penyakit berbahaya dan kecacatan pada anak, khususnya sindroma rubella kongenital yang dapat menyebabkan ketulian dan kelainan organ vital lainnya."
Manajemen risiko dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas bertujuan untuk mengidentifikasi, menilai, dan menangani berbagai risiko yang dapat mempengaruhi pasien, karyawan, dan organisasi untuk mencapai tujuan keselamatan pasien dan kualitas layanan yang optimal. Rencana manajemen risiko mencakup proses identifikasi risiko, prioritisasi, pelaporan insiden, investigasi, dan mitigasi risiko secara berkelanjutan.
Laporan ICRA Komite PPIRS RSUD Kota Padang Panjang tahun 2016 mengidentifikasi berbagai risiko infeksi silang di rumah sakit terkait proses pelayanan pasien rawat jalan dan rawat inap, termasuk risiko terkait kebersihan tangan, isolasi pasien, penanganan peralatan tajam, dan prosedur invasif. Laporan ini memberikan daftar risiko rinci beserta dampaknya bagi pasien, petugas, dan pengunjung untuk meningkatkan penceg
Peraturan pemerintah ini mengatur tentang indikator mutu untuk tempat praktik mandiri dokter dan dokter gigi. Regulasi ini mendefinisikan tempat praktik mandiri, menetapkan indikator mutu wajib dan tambahan, serta mekanisme penunjukan penanggung jawab dan pelaporan indikator mutu secara berkala. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa profil indikator mutu seperti kepuasan pasien, kepatuhan kebersihan tangan, ke
Dokumen tersebut menampilkan 6 indikator sasaran keselamatan pasien di sebuah rumah sakit beserta capaian dan targetnya setiap bulan. Indikator tersebut meliputi ketepatan identifikasi pasien, komunikasi medis yang efektif, keamanan obat berbahaya, kepastian prosedur bedah, pencegahan infeksi, dan pencegahan jatuhnya pasien. Secara umum capaian masih di bawah target pada bulan Juli dan Agustus, namun semakin men
Dokumen ini menjelaskan kerangka acuan kegiatan perencanaan program peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien di Puskesmas Tegalsari. Program ini bertujuan untuk memastikan pelayanan sesuai standar mutu dan meningkatkan kualitas layanan dengan memantau indikator klinis setiap bulan. Kegiatannya meliputi pencatatan indikator di setiap unit, analisis data, evaluasi, dan pelaporan setiap enam bulan.
Serah terima pasien baru dilakukan untuk menerima pasien dari ruangan lain dengan mencatat nama pasien, diagnosis medis, asal ruangan, daftar obat dan alat yang diterima, data pemeriksaan penunjang, serta catatan khusus.
Icd 10 cm untuk fisioterapi, ICD 10 Fisioterapi bahasa Indonesia, JKN, BPJS, ...Ishak Majid
油
ICD 10, adalah kode penyakit internasional oleh WHO versi 10. Terdiri atas 21 BAB, dimana pada BAB XIII adalah kode Penyakit sitem muskuloskeletal dan konektive tissu (M00-M99) yang banyak berhubungan dengan pekerjaan Fisioterapi.
Link-Link MATERI Training/BimTek "SISTEM CASEMIX"Kanaidi ken
油
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang pelaksanaan training yang akan diselenggarakan oleh Kanaidi, SE., M.Si. tentang sistem casemix. Training ini akan membahas tentang koding ICD, fraud JKN, morbiditas, dan rekam medis. Training ini diselenggarakan untuk karyawan PT George Fischer Indonesia pada tanggal 9-10 Juni 2022 di Hotel Ibis Tanah Abang Jakarta.
Dokumen tersebut membahas pelatihan PONEK (Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergency Komprehensif) yang diselenggarakan di Semarang pada Maret 2015 untuk meningkatkan penanganan kegawatdaruratan ibu hamil dan bayi baru lahir. Pelatihan ini memberikan pengetahuan dan keterampilan untuk menjalankan sistem rujukan darurat obstetri dan neonatal secara terpadu."
Dokumen tersebut membahas tentang indikator mutu rumah sakit sesuai standar akreditasi Kementerian Kesehatan tahun 2022. Terdapat penjelasan mengenai definisi indikator mutu, jenis-jenis indikator yang harus diukur seperti Indikator Nasional Mutu, Indikator Mutu Prioritas Rumah Sakit, dan Indikator Mutu Prioritas Unit. Juga dijelaskan cara memilih dan menentukan indikator mutu yang tepat di rumah sakit dan unit-unitny
Dokumen tersebut merupakan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis. Keputusan ini menetapkan pedoman untuk penanganan kasus tuberkulosis di Indonesia sesuai standar medis terkini.
Dokumen tersebut membahas peran kepemimpinan rumah sakit dalam pengelolaan insiden keselamatan pasien, meliputi pengembangan sistem pelaporan insiden, pengukuran kinerja, dan pembentukan budaya keselamatan di rumah sakit."
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit ISPA memberikan strategi untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat ISPA melalui 5 pilar: penemuan kasus pneumonia balita, kesiapsiagaan pandemi influenza, pengendalian faktor risiko, penguatan informasi dan riset, serta penguatan manajemen program. Kegiatan utama meliputi penemuan kasus secara aktif dan pasif, sosialisasi pencegahan, penanganan kelompok rentan, dan penyusun
Dokumen ini membahas sosialisasi program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat serta kampanye imunisasi Measles & Rubella kepada kader kesehatan di Kecamatan Magelang Utara pada 28-29 Agustus 2017, yang mencakup agenda kegiatan, tujuan program, persiapan pendataan keluarga sehat, dan kategori keluarga sehat.
Dokumen tersebut membahas pentingnya imunisasi campak dan rubella untuk mencegah penyakit berbahaya dan kecacatan pada anak, khususnya sindroma rubella kongenital yang dapat menyebabkan ketulian dan kelainan organ vital lainnya."
Manajemen risiko dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas bertujuan untuk mengidentifikasi, menilai, dan menangani berbagai risiko yang dapat mempengaruhi pasien, karyawan, dan organisasi untuk mencapai tujuan keselamatan pasien dan kualitas layanan yang optimal. Rencana manajemen risiko mencakup proses identifikasi risiko, prioritisasi, pelaporan insiden, investigasi, dan mitigasi risiko secara berkelanjutan.
Laporan ICRA Komite PPIRS RSUD Kota Padang Panjang tahun 2016 mengidentifikasi berbagai risiko infeksi silang di rumah sakit terkait proses pelayanan pasien rawat jalan dan rawat inap, termasuk risiko terkait kebersihan tangan, isolasi pasien, penanganan peralatan tajam, dan prosedur invasif. Laporan ini memberikan daftar risiko rinci beserta dampaknya bagi pasien, petugas, dan pengunjung untuk meningkatkan penceg
Peraturan pemerintah ini mengatur tentang indikator mutu untuk tempat praktik mandiri dokter dan dokter gigi. Regulasi ini mendefinisikan tempat praktik mandiri, menetapkan indikator mutu wajib dan tambahan, serta mekanisme penunjukan penanggung jawab dan pelaporan indikator mutu secara berkala. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa profil indikator mutu seperti kepuasan pasien, kepatuhan kebersihan tangan, ke
1. Program pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) di rumah sakit sangat penting untuk menjaga keselamatan pasien, petugas, dan pengunjung dengan meminimalkan risiko infeksi nosokomial.
2. Setiap rumah sakit dan fasilitas kesehatan wajib melaksanakan program PPI sesuai pedoman dari Kementerian Kesehatan dan membentuk Komite serta Tim PPI.
3. Untuk mendukung pelaksanaan program PPI yang berhasil, rum
Rumah sakit menyusun program PPI yang terpadu dan menyeluruh untuk mencegah penularan infeksi berdasarkan 11 kewaspadaan standar dan 3 kewaspadaan berdasarkan transmisi (kontak, droplet, udara). Program PPI disusun berdasarkan pengkajian risiko proaktif setiap tahun.
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit, meliputi dasar hukum, tujuan, definisi, manajemen, strategi, dan kebijakan terkait kebersihan tangan, penggunaan APD, pemilahan limbah, serta pembersihan lingkungan untuk mencegah terjadinya infeksi di rumah sakit.
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) _BimTek "AKREDITASI RS (KepMenKes 2...Kanaidi ken
油
Rumah sakit diwajibkan untuk menyusun dan menerapkan program pencegahan dan pengendalian infeksi yang terpadu berdasarkan pengkajian risiko secara berkala untuk mencegah penularan infeksi terkait pelayanan kesehatan. Program tersebut meliputi kewaspadaan standar dan transmisi, serta pengelolaan peralatan medis, lingkungan, dan limbah untuk mengurangi risiko infeksi.
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) rumah sakit memberikan manfaat untuk mengurangi risiko penularan infeksi bagi pasien, staf, dan pengunjung dengan (1) menetapkan tim PPI dan perawat PPI/IPCN, (2) menyediakan sumber daya seperti anggaran dan informasi terkini, serta (3) menerapkan program PPI yang komprehensif di seluruh area rumah sakit.
Presentasi bagi staf/karyawan baru rumah sakit dalam memahami Pengendalian dan Pencegahan Infeksi (PPI). Banyak karyawan baru yang belum pernah bekerja di rumah sakit merasa asing terhadap istilah PPI atau HAIs, salinda berikut dapat membantu memudahkan penjelasan hal-hal tersebut kepada mereka.
Studi Islam Internasional Kajian dan Pendekatan Multidisipliner Dr. Sumartoroqmitailp061
油
Studi Islam Internasional Kajian dan Pendekatan Multidisipliner Dr. Sumarto
Studi Islam Internasional Kajian dan Pendekatan Multidisipliner Dr. Sumarto
Studi Islam Internasional Kajian dan Pendekatan Multidisipliner Dr. Sumarto
tabel transformasi Fourier lengkap yang mencakup berbagai pasangan fungsi waktu dan hasil transformasinya dalam domain frekuensi. Tabel ini berguna untuk analisis sinyal dan sistem dalam bidang teknik elektro, fisika, dan ilmu komputer
Pemikiran tentang kebangsaan Indonesia adalah ibarat Mutiara dari rangkaian solid dari ajaran politik Sukarno yang apabila dipadatkan terangkum dalam gagasannya tentang Pancasila. Dalam konsepsi teoritik ajaran Sukarno perihal Marhaenisme maka konsepsi kebangsaan Sukarno yang terhubung dengan internasionalisme menjiwai landasan filosofis dari Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab beserta Sila Persatuan Indonesia dalam dasar negara Pancasila
Bagi Soekarno, perjuangan perempuan bukanlah sekedar perjuangan persamaan hak semata melainkan juga harus mengarah pada perubahan susunan pergaulan masyarakat. Dengan kata lain, perjuangan perempuan harus mengarah pada perubahan tatanan sosial yang adil, menentang tatanan sosial yang tak adil sebagai sumber penindasan terhadap perempuan.
Penyusun Materi SARINAH
Nama Lengkap: Zulzaman, S.Sos., M.Sos
Alamat: Jl. Boulevard, BTN Alsyifa Blok C. 08, Kambu - Kota Kendari
No. Telp: 085394131579
Media Sosial: Gmail (Zulzamangmni@gmail.com),
IG (@bung.zulzaman) , X (@bung_zulzaman), YT (Zulzaman Official)
Model Implementasi Program Lembaga Penjaminan Mutu Syamsul Bahripiqrjgoi936
油
Model Implementasi Program Lembaga Penjaminan Mutu Syamsul Bahri
Model Implementasi Program Lembaga Penjaminan Mutu Syamsul Bahri
Model Implementasi Program Lembaga Penjaminan Mutu Syamsul Bahri
Manajemen Mutu Terpadu MMT TQM Teori dan Penerapan di Lembaga Pendidikan Suta...mesgkdl471
油
Manajemen Mutu Terpadu MMT TQM Teori dan Penerapan di Lembaga Pendidikan Sutarto Hp
Manajemen Mutu Terpadu MMT TQM Teori dan Penerapan di Lembaga Pendidikan Sutarto Hp
Manajemen Mutu Terpadu MMT TQM Teori dan Penerapan di Lembaga Pendidikan Sutarto Hp
MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING IPAS KELAS 5 CP 032 REVISI 2025 KURIKULUM ME...AndiCoc
油
Modul Pembelajaran Deep Learning (Pembelajaran Mendalam) Ilmu Pengetahuan Alam & Sosial (IPAS) Kelas 5 Kurikulum Merdeka Revisi CP 032 Tahun 2025/2026
Kelas / Semester : V (Lima) / I (Ganjil)
Tahun Pelajaran : 2025 / 2026
Bab 1 : Melihat karena Cahaya, Mendengar karena Bunyi
Capaian Pembelajaran: Peserta didik memahami sistem organ tubuh manusia yang dikaitkan dengan cara menjaga kesehatan tubuhnya; fenomena gelombang bunyi dan cahaya dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan Pembelajaran:
1.1 Menjelaskan sifat-sifat cahaya melalui percobaan sederhana.
1.2 Mendemonstrasikan sistem penglihatan manusia bekerja.
Indikator Pencapaian Tujuan Pembelajaran:
1. Peserta didik mampu mendesain percobaan sederhana untuk membuktikan sifat cahaya dengan percaya diri.
2. Peserta didik mampu mendesain percobaan sederhana untuk membuktikan sifat cahaya
MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING IPAS KELAS 5 CP 032 REVISI 2025 KURIKULUM ME...AndiCoc
油
2. pedoman manajerial ppi adw 2014
1. Pedoman Manajerial PPI
di Rumah Sakit
Agung Dwi Wahyu Widodo
Departemen Mikrobiologi Klinik
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Surabaya
3. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina
Pelayanan M edik Nomor
HK.03.01/III/ 3744/08 tentang
Pembentukan Komite dan
Tim Pencegahan dan Pengendalian
Pengendalian Infeksi
di Rumah Sakit
4. Isi Pedoman Manajerial
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II . KEBIJAKAN DAN DASAR HUKUM
BAB III . PELAYANAN PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI DI RUMAH SAKIT DAN
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN LAINNYA
BAB IV. ORGANISASI PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI
BAB V. MONITORING, EVALUASI, DAN
PELAPORAN
5. Falsafah dan Tujuan
Pengendalian infeksi harus dilaksanakan oleh
semua rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya
Untuk melindungi pasien, petugas kesehatan
dan pengunjung
Dari kejadian infeksi dengan memperhatikan
Cost Effectiveness
6. Kriteria pendukung
1. Ada pedoman tentang PPI di rumah sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang meliputi
tujuan, sasaran, program, kebijakan, struktur
organisasi, uraian tugas Komite dan Tim PPI.
2. Terdapat cakupan kegiatan tertulis mengenai
program PPI memuat pengaturan tentang pencegahan,
kewaspadaan isolasi, surveilans, pendidikan dan
latihan, kebijakan penggunaan antimikroba yang
rasional dan kesehatan karyawan.
3. Pelaksanaan program PPI dilakukan evaluasi dan
tindak lanjut secara berkala.
8. Tugas Direktur pada PPI
1. Membentuk Komite dan Tim PPIRS dengan Surat Keputusan.
2. Bertanggung jawab dan memiliki komitmen yang tinggi
terhadap penyelenggaraan upaya pencegahan dan pengendalian
infeksi.
3. Bertanggung jawab terhadap tersedianya fasilitas sarana
dan prasarana termasuk anggaran yang dibutuhkan.
4. Menentukan kebijakan pencegahan dan pengendalian
infeksi.
5. Mengadakan evaluasi kebijakan pencegahan dan
pengendalian berdasarkan saran dari Komite PPIRS.
6. Mengadakan evaluasi kebijakan pemakaian antibiotika yang
rasional dan disinfektan di rumah sakit berdasarkan saran dari
Komite PPIRS.
7. Dapat menutup suatu unit perawatan atau instalasi yang
dianggap potensial menularkan penyakit untuk beberapa
waktu sesuai kebutuhan berdasarkan saran dari Komite PPIRS.
8. Mengesahkan Standar Prosedur Operasional (SPO) untuk
PPIRS.
9. Komite PPI
Minimal: Ketua, Sekretaris dan Anggota
Ketua: IPCO/ Infection prevention and control Officer
Sekretaris: IPCN/ Infection prevention and control Nurse
Anggota:
Dokter wakil tiap SMF
Dokter ahli Epidemiologi
Dokter Mikrobiologi/ PK
Laborat, Farmasi RS
IPCN, CSSD dan Laundry
IPS-RS, Sanitasi dan Gizi
House Keeping, K3, Kamar Jenazah/ Ambulance
Syarat anggota: Minat thd PPI dan mengikuti Diklat dasar
PPI
10. Tugas dan Tanggung jawab Komite
Membuat dan evaluasi kebijakan PPI
Sosialisasi Kebijakan PPI
Membuat SOP PPI
menyusun dan evaluasi program PPI dan Diklat PPI
Dg Tim PPI- investigasi KLB (ada Satgas)
Rekomendasi pengembangan cara pencegahan INOS
Konsultasi ttg PPI
Usulan Alat dan bahan sesuai prinsip PPI
Usulan Diklat dg materi PPI
Pertemuan berkala, evaluasi kebijakan
Menerima laporan Tim PP dan Rekomendasi pada direktur
11. Tugas dan Tanggung jawab Komite
(lanjutan)
Koordinasi unit terkait
Rekomendasi pada Direktur ttg AB rasional berdasarkan
temuan surveillans
Menyusun kebijakan K3
Turut menyusun kebijakan Clinical governance dan patient
safety
Evaluasi manajemen PPI sesuai dg kebijakan RS
Rekomendasi konstruksi dan renovasi bangunan, alat dan
bahan kesehatan sesuai prinsip PPI
Rekomendasi penutupan Ruangan potensial infeksi
Monitoring Prosedur perawatan
Investigasi dan mengatasi KLB
12. Tim PPI
Tim PPI terdiri atas:
Dokter PPI ( 1 Dokter tiap 5 IPCN)
IPCN (tgt jumlah TT RS)
Ket:
IPCN purna waktu (1 IPCN: 100-150 TT)
IPCN dibantu IPCLN (tiap unit, tu Ruangan
risiko Infeksi)
13. IPCO
( Infection prevention and control Officer)
Kriteria: Dokter minat PPI, mengikuti diklat dasar
PPI dan kemampuan Leadership
Tugas IPCO:
Kontribusi DX dan Tx infeksi
Menyusun pedoman AB dan surveillans
Identifikasi Kuman patogen dan pola resistensi
Dg IPCN monitor Surveilens dan KLB
Membimbing diklat prosedur PPI
Monitor tenaga kesehatan merawat Px
Membantu petugas Kesehatan memahai PPI
14. IPCN dan IPCLN
Kriteria IPCN
Perawat min D3
Sertifikasi PPI
Komitmen PPI
Pengalaman Karu atau
setara
Leadership
Purna Waktu
Kriteria IPCLN
Perawat min D3
Komitmen PPI
Leadership
15. Tugas dan Tanggung jawab IPCN
Visite Ruangan Tiap Hari
Monitoring pelaksanaan PPI
Melaksanakan Surveillans
Dg Komite- Diklat PPI
Investigasi KLB
Monitoring prosedur perawatan Px
Dg Komite- Prosedur Isolasi
Audit PPI penunjang
Monitoring Kesling
16. Tugas dan Tanggung jawab IPCN
(lanjutan)
Monitor AB rasional
Desain dan Monev Surveilans
Laporan Surveilans ke komite PPI
Motivasi dan Teguran pelaksanaan PPI
Saran desain Ruangan sesuai PPI
Meningkatkan Kesadaran Px dan pengunjung ttg
PPI
Penyuluhan petugas, Px dan keluarga ttg PPI
Koordinator dalam PPI di Ruangan
17. Tugas dan Tanggung jawab IPCLN
Mengisi Form surveillans harian di unit
perawatan
Motivasi dan teguran pelaksanaan PPI di unit
perawatan
Kontak IPCN bila curiga INOS
Koordinasi IPCN bila INOS potensial KLB
Monitoring kepatuhan standar Isolasi
18. Sarana dan Fasilitas Pelayanan
Penunjang (Supporting System)
Sarana Kesekretariatan
Ruangan Sekretariat dan tenaga sekretaris
yang full time.
Komputer, printer dan internet.
Telepon dan Faksimili.
Alat tulis kantor
19. Dukungan Manajemen
Dukungan yang diberikan oleh manajemen
berupa :
a. Penerbitan Surat Keputusan untuk Komite dan
Tim PPIRS.
b. Anggaran atau dana untuk kegiatan :
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat).
Pengadaan fasilitas pelayanan penunjang.
Untuk pelaksanaan program, monitoring, evaluasi,
laporan dan rapat rutin.
Insentif / Tunjangan / Reward untuk Komite PPIRS.
20. Kebijakan Manajemen
Standard precaution
Pengembangan SDM
Penggunaan AB
Pelaksanaan surveilans dan KLB
Pemeliharaan sarana
Kesehatan karyawan
Penempatan pasien
Upaya pencegahan ILO, ISK,IADP, VAP
21. Kebijakan Teknis
Ada SPO tentang kewaspadaan isolasi (isolation precaution ) :
Ada SPO kebersihan tangan
Ada SPO penggunaan alat pelindung diri (APD)
Ada SPO penggunaan peralatan perawatan pasien
Ada SPO pengendalian lingkungan
Ada SPO pemrosesan peralatan pasien dan penatalaksanaan linen
Ada SPO Kesehatan karyawan / Perlindungan petugas kesehatan
Ada SPO penempatan pasien
AdaSPO hygiene respirasi / Etika batuk
Ada SPO praktek menyuntik yang aman
Ada SPO praktek untuk lumbal punksi
Upaya-upaya pencegahan infeksi dan rekomendasinya.
22. Pengembangan dan Pendidikan
Tim PPI
Wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan
dasar dan lanjut
Memiliki sertifikat pelatihan PPI.
M engembangkan diri mengikuti seminar,
loka karya dan sejenisnya.
Bimbingan teknis secara berkesinambungan.
23. Pengembangan dan Pendidikan
Staf Rumah Sakit
Semua staf rumah sakit harus mengetahui
prinsip-prinsip pencegahan dan pengendalian
infeksi.
Semua staf rumah sakit yang berhubungan
dengan pelayanan pasien harus mengikuti
pelatihan PPI.
Rumah sakit secara berkala melakukan sosialisasi
/simulasi PPI.
Semua karyawan baru, mahasiswa, PPDS harus
mendapatkan orientasi PPI.
24. MONITORING KEGIATAN
Monitoring
Monitoring dilakukan oleh IPCN dan IPCLN .
Dilakukan setiap hari dalam hal pengumpulan
data untuk surveilans
Mempergunakan check list atau input data
tindakan dalam komputer.
Ada formulir bantu surveilans.
25. EVALUASI DAN PELAPORAN
Evaluasi
Dilakukan oleh Tim PPIRS dengan frekuensi
minimal setiap bulan.
Evaluasi oleh Komite PPI minimal setiap 3 bulan.
Laporan
Membuat laporan tertulis kepada Direktur setiap
bulan.
Membuat Laporan rutin : harian, mingguan,
bulanan, 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun, maupun
insidentil atau KLB.
26. Kesimpulan
Angka Infeksi RS tinggi
Program PPI menentukan mutu pelayanan RS
Perlu dibentuk Komite dan Tim PPI di RS
Komite dan Tim PPI dibentuk dan bertanggung
jawab kepada direktur