Dokumen tersebut merangkum hasil percobaan analisis fluida reservoir yang meliputi penentuan kandungan air, kandungan endapan dan air (BS&W), specific gravity, titik kabut, titik beku dan titik tuang menggunakan beberapa metode seperti Dean & Stark, centrifuge, dan pencatatan suhu. Dokumen tersebut juga menjelaskan aplikasi hasil percobaan untuk menentukan jenis minyak dan masalah yang mungkin terjadi pada produksi miny
2. PENENTUAN
KANDUNGAN AIR
DENGAN METODE
DEAN & STARK
PENENTUAN
KANDUNGAN AIR
DAN ENDAPAN (BS
& W)
MENGGUNAKAN
CENTRIFUGE
PENENTUAN
SPECIFIC GRAVITY
PENENTUAN TITIK
KABUT, TITIK BEKU
DAN TITIK TUANG
3. Penentuan Kandungan Air dengan
Metode Dean and Stark Method
Tujuan Percobaan : Menentukan kandungan air
dari minyak mentah atau crude oil dengan
menggunakan Metode Dean & Stark
Prinsip Kerja : - Destilasi
- Kondensasi
4. Hasil Percobaan dan
Perhitungan
Hasil Percobaan
Sampel A
Volume Sampel : 50 ml
Volume Solvent : 10 ml
Volume Water Trap : 8,5 ml
Volume Air yang Tertampung : 4,25 ml
5. Sampel B
Volume Sampel : 50 ml
Volume Solvent : 10 ml
Volume Water Trap : 7,3 ml
Volume Air yang Tertampung : 3,75 ml
8. Pembahasan
Dari hasil percobaan, didapatkan hasil bahwa sampel B
mengandung lebih sedikit kadar air daripada sampel A
Aplikasi lapangan:
1. Penanggulangan masalah produksi: - Scale
- Korosi
- Abrasi
2. Menentukan kualitas minyak berdasarkan kadar air
yang terkandung dalam minyak tersebut
9. Kesimpulan
1. % Kadar Air sampel A : 8,5 %
% Kadar Air sampel B : 7,5 %
2. Minyak sampel B lebih baik daripada sampel A
3. Aplikasi lapangan:
1. Penanggulangan masalah produksi
- Scale
- Korosi
- Abrasi
2. Menentukan kualitas minyak berdasarkan kadar air yang
terkandung dalam minyak tersebut
10. Penentuan Kandungan Air dengan
Metode Centrifuge Besar dan Kecil
Tujuan percobaan : Menentukan kandungan kadar air dan
endapan dari crude oil dengan menggunakan centrifuge besar
dan kecil.
Prinsip kerja : - Gaya Gravitasi
- Gaya Centrifugal
11. Hasil Percobaan dan
Perhitungan
Hasil percobaan :
Centrifuge Tabung Besar
Volume Sampel : 50 ml
Volume Toluena : 50 ml
Lama Pemutaran : 20 menit
RPM yang digunakan : 1650 RPM
12. Hasil Percobaan :
Centrifuge Tabung Kecil
Volume Sampel : 5 ml
Volume Toluena : 5 ml
Lama Pemutaran : 10 menit
RPM yang digunakan : 2002,26 RPM
17. Pembahasan
Demulsifier yaitu untuk memperjelas fasa zat yang mana
adalah wujud zat cair, minyak dan endapan. Penambahan
demulsifier bertujuan untuk memperjelas batas minyak
dan air serta mencegah emulsi yang mana demulsifier itu
adalah toluena. Fungsi daripada demulsifier adalah
untuk memperbesar tegangan antar muka sehingga
dapat mudah memisahkan dua zat cair yang memiliki
densitas yang berbeda.
Aplikasi lapangan dari praktikum ini adalah untuk
menentukan kualitas minyak, menentukan kadar air, dan
endapan dalam minyak. Dan dapat mengidentifikasi
masalah yang akan terjadi saat produksi seperti scale,
korosi, dan abrasi
18. Kesimpulan
1. Dari hasil percobaan, maka didapat kadar BS & W
sebagai berikut :
* BS & W pada centrifuge besar :
-Sampel A = 0,9%
-Sampel B = 0,8%
* BS & W pada centrifuge kecil :
-Sampel A = 2,01%
-Sampel B = 1,16%
19. 2. Semakin besar volume sampel yang digunakan maka
akan semakin jelas batas antara fluida yang tidak saling
bercampur
3. Pemakaian centrifuge lebih baik daripada
menggunakan Dean & Stark Method, karena waktu yang
digunakan lebih cepat dan dapat mengetahui endapan
yang terkandung
4. Aplikasi lapangan dari praktikum ini adalah untuk
menentukan kualitas minyak, menentukan kadar air, dan
endapan dalam minyak. Dan dapat mengindentifikasi
masalah yang akan terjadi saat produksi seperti scale,
korosi, dan abrasi
21. Pendahuluan
Tujuan praktikum ini adalah untuk menentukan Specific
Gravity dari sampel minyak mentah. Dengan data SG tersebut
dapat diketahui nilai API minyak, sehingga dapat ditentukan
jenis dari sampel minyak tersebut
Specific Gravity adalah perbandingan antara densitas suatu
fluida dengan densitas air pada kondisi standar (60oF, 14.7 psi)
22. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini menggunakan alat hydrometer untuk
mendapatkan harga SG terukur dan menggunakan
thermometer untuk mengukur suhu dari sampel minyak
Harga SG berbanding terbalik dengan harga oAPI, Minyak yang
berkualitas baik memiliki harga SG kecil dan oAPI tinggi
23. 10-20oAPI Minyak berat
20-30oAPI Minyak sedang
30-50oAPI Minyak ringan
50-70oAPI Gas kondensat
>70oAPI Gas
Aplikasi lapangannya adalah untuk menentukan jenis minyak yang
diproduksi berdasarkan harga oAPI
24. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan diperoleh data sebagai berikut :
Sampel A : SG terukur = 0.843
Temperatur = 82.4 oF
oAPI terukur = 36.35oAPI
oAPI 60/60oF = 34.75oAPI
SG 60/60oF = 0.851
SG true = 0.8594
oAPI true = 33.15oAPI
26. Sampel A memiliki nilai oAPI true sebesar 33.15 oAPI dan SG true
sebesar 0.8594 dan termasuk kedalam Minyak ringan
Sampel B memiliki nilai oAPI true sebesar 16.79oAPI dan SG true
sebesar 0.9542 dan termasuk kedalam Minyak berat
Aplikasi lapangannya adalah untuk menentukan jenis minyak yang
diproduksikan suatu sumur berdasarkan SG dan oAPI
28. Pendahuluan
Tujuan praktikum ini adalah menentukan titik kabut, titik
beku, dan titik tuang dari suatu sampel minyak
Titik kabut adalah temperatur terendah dimana parafin atau
padatan mulai mengkristal
Titik beku adalah temperatur terendah dimana minyak tidak
dapat dialirkan lagi
Titik tuang adalah temperatur terendah dimana minyak dapat
dituangkan setelah didinginkan
29. Pembahasan
Prinsip kerja dari percobaan ini adalah pengondisian sampel
minyak pada suhu rendah dengan cara didinginkan
Minyak ringan memiliki titik kabut, titik beku, dan titik tuang
yang lebih rendah daripada Minyak berat
Minyak ringan mempunyai ciri-ciri yaitu memiliki kandungan
parafin sedikit, viskositas rendah, dan mempuyai fasa ringan
lebih banyak dari fasa berat
30. Aplikasi dari percobaan ini adalah untuk menentukan
jenis sampel minyak dari data titik kabut, titik beku,
dan titik tuang. Selain itu dapat juga menentukan
pada temperatur berapa minyak tersebut akan
membeku.
Mengantisipasi dengan cara memasang heater,
mengisolasi pipa dengan aluminium foil, dan
mengecat pipa dengan warna hitam
31. Kesimpulan
Dari percobaan ini, maka didapat hasil sebagai berikut :
Sampel A
Titik Kabut = 82.4 oF
Titik Tuang = 46.4 oF
Titik Beku = 51.8 oF
Sampel B
Titik Kabut = 69.8 oF
Titik Tuang = 50 oF
Titik Beku = 78.8 oF
33. Aplikasi lapangan dari percobaan ini adalah untuk
menentukan jenis minyak berdasarkan titik kabut,
titik beku, dan titik beku. Dan untuk mengantisipasi
minyak yang membeku saat perjalanan dari
reservoir ke permukaan akibat penurunan
temperatur
35. Diagram Fasa Minyak Berat
Bila tekanan reservoir terletak antara titik 1 sd 2 maka minyak dikatakan tidak-jenuh
(undersaturated).
Titik 2 adalah tekanan gelembung (bubble point) atau tekanan saturasi.
Bila tekanan reservoir terletak pada titik 2 sd 3 maka minyak dikatakan jenuh (saturated).
36. Tres < Tc
10 - 20 oAPI
GOR awal 500
2000 scf/STB
Boi = 2
bbl/STBB
Hitam atau
Gelap
Minyak Berat
37. Diagram Fasa Minyak Ringan
Minyak ringan mengandung senyawa-senyawa menengah (Etana sd. Heksana)
lebih banyak, tetapi senyawa-senyawa berat lebih sedikit daripada minyak
berat.
38. 30 - 50 oAPI
GOR 2000
3300 scf/STB
Titik 1 dan 2
undersaturated
Coklat, oranye,
hijau
Boi > 2 bbl/STB
1.Pada akhir tahap produksi (titik 3), cairan di dalam reservoir 賊
60 % mol (25 % vol) dan gas 賊 40 % mol (75 % vol).
2.Fluida yang keluar dari separator berupa 賊 65 % mol (12 % vol)
cairan dan 賊 35 % mol (88 % vol) gas.
39. Diagram Fasa Gas Kondensat
Pada kondisi mula-mula (titik 1) fluida berupa gas seluruhnya. Bila tekanan reservoir turun sehingga
mencapai garis dew point atas maka mulai terbentuk cairan (embun) akibat kondensasi gas.
40. GAS
KONDENSAT
SG 50 - 70 oAPI
GOR awal 3300
scf/STB
Dari separator berupa 8%
vol cairan dan 92% vol gas
Berwarna coklat, orange,
kehijauan, atau jernih
seperti air.
Tkrikonden-
term>Tres > Tc
41. Diagram Fasa Gas Basah
Pada kondisi mula-mula (titik 1) maupun pada akhir masa produksi (titik 2) fluida berupa gas
seluruhnya.
Kondisi separator terletak di dalam daerah dua-fasa sehingga di permukaan masih diperoleh cairan yang
disebut kondensat dan gas yang disebut gas alam (natural gas).
42. Tres > Tkrikonterm
Cairan dari Separator
mempunyai
SG 40-60 oAPI dan konstan
selama waktu produksi
GOR produksi awal > 50.000
scf/STB dan dapat mencapai
100.000 scf/STB
Fluida yang keluar dari
separator berupa 1% vol
cairan dan 99% vol gas
GAS BASAH
43. Gas Basah
Tres > Tkrikonterm
Masih terdapat sisa
liquid di separator
GOR > 50.000
scf/STB
Separator
SG 40-60 oAPI
44. Diagram Fasa Gas Kering
Pada kondisi mula-mula (titik 1) maupun pada akhir produksi (titik 2) dan di separator fluida hidrokarbon dalam
kondisi fasa gas seluruhnya.
Kondisi separator terletak di luar daerah dua-fasa sehingga di permukaan tidak diperoleh cairan hidrokarbon, tetapi
bisa diperoleh cairan dari uap air yang terkondensasi.
45. Gas Kering
Tres > Tkrikon
GOR awal >
100.000
scf/STB
Tidak ada
hidrokarbon
dari separator
>70 oAPI