際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
ANALISIS PROKSIMAT
PENENTUAN KADAR LENGAS TERTAMBAT DAN ZAT
TERBANG
I.

TUJUAN PERCOBAAN
I.1.

Dapat menjelaskan pengertian dan peranan lengas tertambat (inherent
moisture) dan zat terbang (volatile matter) yang terkandung dalam
batubara.

I.2.

Dapat menentukan kadar lengas tertambat dan kadar zat terbang
dalam batubara berukuran 60 mesh / +170 mesh.

I.3.
II.

Dapat melakukan analisis menggunakan alat dengan baik dan benar.

DASAR TEORI
Batubara merupakan mineral bahan bakar yang terbentuk sebagai
suatu cebakan sedimenter yang berasal dari penimbunan dan pengendapan
hancuran bahan berselulosa yang berasal dari tumbuh  tumbuhan. Bahan
ini terpadatkan dan terubah karena adanya proses tekanan dan panas. Bentuk
awal dari hasil penimbunan dan pemadatan ini adalah berupa gambut yang
setelah mengalami tekanan dan pemanasan akan berturut  turut berubah
menjadi lignit, sub  bituminus, bituminus atau antrasit tergantung dari
besarnya tekanan dan pemanasanyang dialaminya.
Pada dasarnya batubara terdiri atas tiga komponen yaitu batubara
murni, zat mineral, dan lengas total (total moisture). Pada perlakuan panas
yang diberikan kepada batubara maka akan terjadi penguraian terhadap
komponen dasar dari batubara tersebut. Kualitas batubara dapat dinyatakan
dengan parameter yang ditunjukkan pada saat memberi perlakuan panas
terhadap batubara, cara ini biasa disebut Analisis Proksimat. Parameter 
parameter yang terukur adalah kandungan abu, lengas tertambat (inherent
moisture), zat terbang (volatile matter) dan karbon tetap (fixed carbon),
sedangkan Analisis Ultimat dilakukan untuk mengetahui komposisi unsur
unsur kimia yang menyusun batubara, yakni kadar karbon, hidrogen, sulfur,
nitrogen, dan oksigen. Pengujian terhadap sifat fisik batubara yang juga
sering dilakukan, salah satunya adalah pengujian nilai kalor (calorific
value). Dalam pengungkapan kualitas batubara, analisis atau pengujian
terhadap kualitas batubara di dasarkan pada keadaan As Received (ar), Air
Dried Base (adb), Dry Base (db), Dry Ash Free (daf) atau Dry Mineral
Matter Free (daaf) (Ambyo, 1995).
Lengas (Moisture)
Bentuk air dalam batubara dapat dibedakan menjadi Lengas
Permukaan (Free / Surface Moisture), Lengas Tertambat (Inherent
Moisture), dan Lengas Total (Total Moisture).
1.

Lengas Permukaan (Free Moisture)
Lengas ini berada pada permukaan partikel batubara akibat
pengaruh dari luar seperti cuaca / iklim (hujan), penyemprotan di
stockpile pada saat penimbangan atau transportasi tergantung dari
kondisi penambangan serta keadaan udara pada saat penyimpanan dan
dapat hilang dengan penguapan, misalnya air drying. Lengas ini tidak
tergantung pada tipe batubara namun dipengaruhi ukuran partikel
karena kadar lengas meningkat dengan makin besarnya luas permukaan
luar. Air yang ditambahkan melalui penyemprotan untuk menekan debu
dan mengurangi abu juga termasuk sebagai lengas permukaan.

2.

Lengas Tertambat (Inherent Moisture)
Lengas ini adalah lengas yang terikat secara kimiawi dan fisika
didalam batubara dapat terjadi pada saat pembentukan batubara. Lengas
ini banyak pengaruhnya pada pengangkutan, penanganan, penggerusan,
maupun pada pembakaran batubara.

3.

Lengas Total (Total Moisture)
Lengas ini adalah banyaknya air yang terkandung dalam batubara
sesuai dengan kondisi diterima, baik yang terikat secara kimiawi
maupun akibat pengaruh kondisi luar seperti iklim. Ukuran butiran
maupun proses penambangan (Unsworth dkk, 1991).
Zat Terbang (Volatile Mattter)
Zat terbang adalah bagian dari batubara, akan berubah menjadi produk
bila batubara dipanaskan tanpa udara pada suhu sekitar 950 属C. Zat terbang
terdiri dari gas  gas mudah terbakar seperti H 2, CO, metan dan uap  uap
yang mengembun seperti tar, juga gas CO2 dan H2O. Zat terbang sangat erat
hubungannya dengan peringkat batubara.
Pada pembakaran batubara, kandungan zat terbang yang tinggi dan
akan lebih mempercepat pembakaran karbon dan sebaliknya, zat terbang
yang lebih rendah mempersulit prosespembakaran.
III. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
III.1. Alat yang Digunakan
III.1.1.Lengas Tertambat (Inherent Moisture)
Oven pengering (200 属C)
Cawan porselen
Neraca analitik
Penjepit cawan
Spatula
Kaca arloji
III.1.2.Zat Terbang (Volatile Matter)
Muffle furnace (2000 属C)
Cawan platina
Neraca analitik
Penjepit cawan
Pan
Desikator
Kaca arloji
Spatula
III.2. Bahan yang Digunakan
Batubara berukuran -60 mesh / +170 mesh
IV.

GAMBAR ALAT (TERLAMPIR)

V.

LANGKAH KERJA
Prosedur percobaan dilaksanakan sebagai berikut :
V.1. Penentuan Kadar Lengas Sisa, Sampel Ukuran -60 mesh / +170
mesh
1.

Menimbang sampel batubara ukuran -60 mesh / +170 mesh
sebanyak 1 gram, mencatat beratnya.

2.

Menimbang cawan porselen kemudian mencatat beratnya.

3.

Memasukkan batubara kedalam cawan porselen.

4.

Mengeringkan sampel pada oven pengering pada suhu 110 属C
selama 1 jam.

5.

Setelah 1 jam, selama dikeluarkan dari oven dan kemudian
menimbangnya.

5.2. Penentuan Kadar Zat Terbang, Sampel Ukuran -60 mesh / +170
mesh
1.

Menimbang cawan platina beserta tutupnya.

2.

Memasukkan 1 gram sampel batubara ukuran -60 mesh / +170
mesh kedalam cawan, menimbang beserta tutupnya.

3.

Memasukkan

cawan

kedalam

muffle

furnace,

kemudian

memanaskannya hingga suhu 900 属C.
4.

Setelah suhunya 900 属C, pemanasannya dilanjutkan selam 7
menit.

5.

Mengeluarkan cawan dari furnace, kemudian membiarkannya
dingin.

6.

Menimbangnya setelah dingin.
VI.

DATA PENGAMATAN
VI.1. Penentuan Lengas Tertambat (Inherent Moisture)

Sampel

1
2

Sebelum Dipanaskan Di
Oven Pengering
Berat
Berat Cawan
Sampel
(gr)
(gr)
1
13,2984
1
13,007

Setelah Dipanaskan Di
Oven Pengering
Berat
Berat
Sampel +
Sampel (gr)
Cawan (gr)
13,8085
0,5101
13,5836
0,5766

VI.2. Penentuan Zat Terbang (Volatile Matter)

Sampel

1
2

Sebelum Dipanaskan Di
Muffle Furnace
Berat
Berat Cawan
Sampel
(gr)
(gr)
1
28,111
1
29,325

Setelah Dipanaskan Di
Muffle Furnace
Berat
Berat
Sampel +
Sampel (gr)
Cawan (gr)
28,527
0,416
29,745
0,42
VII. PERHITUNGAN
VII.1.

Penentuan Lengas Tertambat (Inherent Moisture)

Dimana :
W = berat sampel asal
H = berat sampel setelah dipanaskan
Sampel 1

R1 =

=
=
= 48,99 %
Sampel 2

R2 =

=

=
= 42,34 %
VII.2.

Penentuan Zat Terbang (Volatile Matter)

Dimana :
A = berat sampel (gr)
B = berat sampel setelah dipanaskan (gr)
Sampel 1

Zat Terbang (%) =

=

=
= 58,4 % - 48,99 %
= 9,41 %
Sampel 2

Zat Terbang (%) =
=

=
= 58 % - 42,34 %
= 15,66 %

VIII. ANALISIS DATA
Pada percobaan ini dilakukan dua penentuan yaitu penentuan kadar
lengas tertambat (inherent moisture) dan kadar zat terbang (volatile matter).
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan sampel berukuran -60 mesh /
+170 mesh. Dimana kita ketahui bahwa kadar lengas tertambat (inherent
moisture) adalah lengas yang terikat secara kimiawi dan fisika didalam
batubara, lengas ini terjadi pada saat pembentukan batubara. Sedangkan zat
terbang adalah bagian dari batubara, dan akan berubah menjadi produk bila
batubara dipanaskan tanpa udara pada suhu sekitar 950 属C.
Percobaan ini dilakukan dengan sampel 1 dan 2 yang memiliki ukuran
yang sama. Pada penentuan kadar lengas tertambat, sampel 1 memiliki
kadar lengas 48,99 % dan sampel 2 memiliki kadar lengas 42,34 %.
Dari hasil penentuan kadar lengas tertambat (inherent moisture), dapat
dilakukan perhitungan untuk penentuan kadar zat terbang, dimana pada
sampel 1 kadar zat terbang yang diperoleh adalah 9,41 % dan pada sampel 2
kadar zat terbangnya adalah 15,66 %.
Dimana dengan melakukan percobaan ini, kita dapat mengetahui
kualitas dari batubara. Karena apabila semakin tinggi kandungan zat terbang
di dalam batubara, maka akan lebih mempercepat pembakaran karbon
padatnya atau dengan kata lain, makin kecil kadar zat terbangnya, maka
makin tinggi peringkat batubara tersebut.

IX.

KESIMPULAN
Dari percobaan penentuan kadar lengas tertambat (inherent moisture)
dan penentuan kadar zat terbang (volatile matter) , maka dapat disimpulkan:
Pada penentuan kadar lengas diperoleh :
 Sampel 1 = 48,99 %
 Sampel 2 = 42,34 %
Pada penentuan kadar zat terbang diperoleh :
 Sampel 1 = 9,41 %
 Sampel 2 = 15,66 %
X.

DAFTAR PUSTAKA
Ridwan, KA. 2013. Penuntun Praktikum Analisis Batubara. Palembang:
Politeknik Negeri Sriwijaya.
LAMPIRAN :
GAMBAR ALAT

Oven Pengering

Muffle Furnace
Kaca Arloji
Neraca Analitik

Spatula

Desikator

Penjepit Cawan

Cawan Porselen
dan Cawan Platina

More Related Content

Analisis proksimat

  • 1. ANALISIS PROKSIMAT PENENTUAN KADAR LENGAS TERTAMBAT DAN ZAT TERBANG I. TUJUAN PERCOBAAN I.1. Dapat menjelaskan pengertian dan peranan lengas tertambat (inherent moisture) dan zat terbang (volatile matter) yang terkandung dalam batubara. I.2. Dapat menentukan kadar lengas tertambat dan kadar zat terbang dalam batubara berukuran 60 mesh / +170 mesh. I.3. II. Dapat melakukan analisis menggunakan alat dengan baik dan benar. DASAR TEORI Batubara merupakan mineral bahan bakar yang terbentuk sebagai suatu cebakan sedimenter yang berasal dari penimbunan dan pengendapan hancuran bahan berselulosa yang berasal dari tumbuh tumbuhan. Bahan ini terpadatkan dan terubah karena adanya proses tekanan dan panas. Bentuk awal dari hasil penimbunan dan pemadatan ini adalah berupa gambut yang setelah mengalami tekanan dan pemanasan akan berturut turut berubah menjadi lignit, sub bituminus, bituminus atau antrasit tergantung dari besarnya tekanan dan pemanasanyang dialaminya. Pada dasarnya batubara terdiri atas tiga komponen yaitu batubara murni, zat mineral, dan lengas total (total moisture). Pada perlakuan panas yang diberikan kepada batubara maka akan terjadi penguraian terhadap komponen dasar dari batubara tersebut. Kualitas batubara dapat dinyatakan dengan parameter yang ditunjukkan pada saat memberi perlakuan panas terhadap batubara, cara ini biasa disebut Analisis Proksimat. Parameter parameter yang terukur adalah kandungan abu, lengas tertambat (inherent moisture), zat terbang (volatile matter) dan karbon tetap (fixed carbon), sedangkan Analisis Ultimat dilakukan untuk mengetahui komposisi unsur
  • 2. unsur kimia yang menyusun batubara, yakni kadar karbon, hidrogen, sulfur, nitrogen, dan oksigen. Pengujian terhadap sifat fisik batubara yang juga sering dilakukan, salah satunya adalah pengujian nilai kalor (calorific value). Dalam pengungkapan kualitas batubara, analisis atau pengujian terhadap kualitas batubara di dasarkan pada keadaan As Received (ar), Air Dried Base (adb), Dry Base (db), Dry Ash Free (daf) atau Dry Mineral Matter Free (daaf) (Ambyo, 1995). Lengas (Moisture) Bentuk air dalam batubara dapat dibedakan menjadi Lengas Permukaan (Free / Surface Moisture), Lengas Tertambat (Inherent Moisture), dan Lengas Total (Total Moisture). 1. Lengas Permukaan (Free Moisture) Lengas ini berada pada permukaan partikel batubara akibat pengaruh dari luar seperti cuaca / iklim (hujan), penyemprotan di stockpile pada saat penimbangan atau transportasi tergantung dari kondisi penambangan serta keadaan udara pada saat penyimpanan dan dapat hilang dengan penguapan, misalnya air drying. Lengas ini tidak tergantung pada tipe batubara namun dipengaruhi ukuran partikel karena kadar lengas meningkat dengan makin besarnya luas permukaan luar. Air yang ditambahkan melalui penyemprotan untuk menekan debu dan mengurangi abu juga termasuk sebagai lengas permukaan. 2. Lengas Tertambat (Inherent Moisture) Lengas ini adalah lengas yang terikat secara kimiawi dan fisika didalam batubara dapat terjadi pada saat pembentukan batubara. Lengas ini banyak pengaruhnya pada pengangkutan, penanganan, penggerusan, maupun pada pembakaran batubara. 3. Lengas Total (Total Moisture) Lengas ini adalah banyaknya air yang terkandung dalam batubara sesuai dengan kondisi diterima, baik yang terikat secara kimiawi
  • 3. maupun akibat pengaruh kondisi luar seperti iklim. Ukuran butiran maupun proses penambangan (Unsworth dkk, 1991). Zat Terbang (Volatile Mattter) Zat terbang adalah bagian dari batubara, akan berubah menjadi produk bila batubara dipanaskan tanpa udara pada suhu sekitar 950 属C. Zat terbang terdiri dari gas gas mudah terbakar seperti H 2, CO, metan dan uap uap yang mengembun seperti tar, juga gas CO2 dan H2O. Zat terbang sangat erat hubungannya dengan peringkat batubara. Pada pembakaran batubara, kandungan zat terbang yang tinggi dan akan lebih mempercepat pembakaran karbon dan sebaliknya, zat terbang yang lebih rendah mempersulit prosespembakaran. III. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN III.1. Alat yang Digunakan III.1.1.Lengas Tertambat (Inherent Moisture) Oven pengering (200 属C) Cawan porselen Neraca analitik Penjepit cawan Spatula Kaca arloji III.1.2.Zat Terbang (Volatile Matter) Muffle furnace (2000 属C) Cawan platina Neraca analitik Penjepit cawan Pan Desikator Kaca arloji Spatula
  • 4. III.2. Bahan yang Digunakan Batubara berukuran -60 mesh / +170 mesh IV. GAMBAR ALAT (TERLAMPIR) V. LANGKAH KERJA Prosedur percobaan dilaksanakan sebagai berikut : V.1. Penentuan Kadar Lengas Sisa, Sampel Ukuran -60 mesh / +170 mesh 1. Menimbang sampel batubara ukuran -60 mesh / +170 mesh sebanyak 1 gram, mencatat beratnya. 2. Menimbang cawan porselen kemudian mencatat beratnya. 3. Memasukkan batubara kedalam cawan porselen. 4. Mengeringkan sampel pada oven pengering pada suhu 110 属C selama 1 jam. 5. Setelah 1 jam, selama dikeluarkan dari oven dan kemudian menimbangnya. 5.2. Penentuan Kadar Zat Terbang, Sampel Ukuran -60 mesh / +170 mesh 1. Menimbang cawan platina beserta tutupnya. 2. Memasukkan 1 gram sampel batubara ukuran -60 mesh / +170 mesh kedalam cawan, menimbang beserta tutupnya. 3. Memasukkan cawan kedalam muffle furnace, kemudian memanaskannya hingga suhu 900 属C. 4. Setelah suhunya 900 属C, pemanasannya dilanjutkan selam 7 menit. 5. Mengeluarkan cawan dari furnace, kemudian membiarkannya dingin. 6. Menimbangnya setelah dingin.
  • 5. VI. DATA PENGAMATAN VI.1. Penentuan Lengas Tertambat (Inherent Moisture) Sampel 1 2 Sebelum Dipanaskan Di Oven Pengering Berat Berat Cawan Sampel (gr) (gr) 1 13,2984 1 13,007 Setelah Dipanaskan Di Oven Pengering Berat Berat Sampel + Sampel (gr) Cawan (gr) 13,8085 0,5101 13,5836 0,5766 VI.2. Penentuan Zat Terbang (Volatile Matter) Sampel 1 2 Sebelum Dipanaskan Di Muffle Furnace Berat Berat Cawan Sampel (gr) (gr) 1 28,111 1 29,325 Setelah Dipanaskan Di Muffle Furnace Berat Berat Sampel + Sampel (gr) Cawan (gr) 28,527 0,416 29,745 0,42
  • 6. VII. PERHITUNGAN VII.1. Penentuan Lengas Tertambat (Inherent Moisture) Dimana : W = berat sampel asal H = berat sampel setelah dipanaskan Sampel 1 R1 = = = = 48,99 % Sampel 2 R2 = = = = 42,34 %
  • 7. VII.2. Penentuan Zat Terbang (Volatile Matter) Dimana : A = berat sampel (gr) B = berat sampel setelah dipanaskan (gr) Sampel 1 Zat Terbang (%) = = = = 58,4 % - 48,99 % = 9,41 % Sampel 2 Zat Terbang (%) =
  • 8. = = = 58 % - 42,34 % = 15,66 % VIII. ANALISIS DATA Pada percobaan ini dilakukan dua penentuan yaitu penentuan kadar lengas tertambat (inherent moisture) dan kadar zat terbang (volatile matter). Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan sampel berukuran -60 mesh / +170 mesh. Dimana kita ketahui bahwa kadar lengas tertambat (inherent moisture) adalah lengas yang terikat secara kimiawi dan fisika didalam batubara, lengas ini terjadi pada saat pembentukan batubara. Sedangkan zat terbang adalah bagian dari batubara, dan akan berubah menjadi produk bila batubara dipanaskan tanpa udara pada suhu sekitar 950 属C. Percobaan ini dilakukan dengan sampel 1 dan 2 yang memiliki ukuran yang sama. Pada penentuan kadar lengas tertambat, sampel 1 memiliki kadar lengas 48,99 % dan sampel 2 memiliki kadar lengas 42,34 %. Dari hasil penentuan kadar lengas tertambat (inherent moisture), dapat dilakukan perhitungan untuk penentuan kadar zat terbang, dimana pada sampel 1 kadar zat terbang yang diperoleh adalah 9,41 % dan pada sampel 2 kadar zat terbangnya adalah 15,66 %.
  • 9. Dimana dengan melakukan percobaan ini, kita dapat mengetahui kualitas dari batubara. Karena apabila semakin tinggi kandungan zat terbang di dalam batubara, maka akan lebih mempercepat pembakaran karbon padatnya atau dengan kata lain, makin kecil kadar zat terbangnya, maka makin tinggi peringkat batubara tersebut. IX. KESIMPULAN Dari percobaan penentuan kadar lengas tertambat (inherent moisture) dan penentuan kadar zat terbang (volatile matter) , maka dapat disimpulkan: Pada penentuan kadar lengas diperoleh : Sampel 1 = 48,99 % Sampel 2 = 42,34 % Pada penentuan kadar zat terbang diperoleh : Sampel 1 = 9,41 % Sampel 2 = 15,66 %
  • 10. X. DAFTAR PUSTAKA Ridwan, KA. 2013. Penuntun Praktikum Analisis Batubara. Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya.
  • 11. LAMPIRAN : GAMBAR ALAT Oven Pengering Muffle Furnace
  • 12. Kaca Arloji Neraca Analitik Spatula Desikator Penjepit Cawan Cawan Porselen dan Cawan Platina