Hati itu punya pikirannya sendiri; terdengar egois tapi sebenarnya dia galau. Dia punya kendali untuk bisa menaklukkan otak, mata, kaki, dan tangan tapi sesungguhnya dia pembimbang. Dan dia selalu menyimpan impian diam-diam yang tak dapat dipahami orang-orang, dan hanya dapat disandarkan pada Tuhan: kita.
Karena hati tak dapat disuap oleh harta benda, tak dapat disemaikan oleh bibit yang salah, dan tak dapat dipaksakan untuk bersemi sebelum waktunya. Tapi dia bisa membaca – apa yang terjadi di antara aku dan kamu – kita. Tapi dia bisa belajar – menerimaku dan menerimamu – kita. Walau dia tak bisa mengintip apa yang tertulis dengan tinta permanen di langit: mungkin bukan kita.
T
We’ve updated our privacy policy so that we are compliant with changing global privacy regulations and to provide you with insight into the limited ways in which we use your data.
You can read the details below. By accepting, you agree to the updated privacy policy.