1. Kelompok 2 : Bima, Winnalia, Iola,
Selia, Halima, Ardhanariswari.
2. TONGKONAN
 Rumah tradisional atau rumah adat
yang disebut Tongkonan harus
menghadap ke utara, letak pintu di
bagian depan rumah. dengan
keyakinan bumi dan langit
merupakan satu kesatuan dan bumi
dibagi dalam 4 penjuru, yaitu:
 Bagian utara disebut Ulunna langi,
yang paling mulia.
 Bagian timur disebut Matallo,
tempat metahari terbit, tempat
asalnya kebahagiaan atau
kehidupan.
 Bagian barat disebut Matampu,
tempat metahari terbenam, lawan
dari kebahagiaan atau kehidupan,
yaitu kesusahan atau kematian.
 Bagian selatan disebut Pollo’na
langi, sebagai lawan bagian yang
mulia, tempat melepas segala
sesuatu yang tidak baik.
3. ï‚ž Kolong Rumah (suluk
banua)
ï‚ž Badan rumah (Kale
banua)
ï‚ž Atap rumah (ulu
banua)
4. ï‚— Pondasi: pondasi yang digunakan dari batuan gunung. Di
letakkan bebas di bawah tongkonan tanpa pengikat antara
tanah dan pondasi itu sendiri.
 Kolom/tiang (a’riri): Terbuat dari kayu uru,bentuk kolom
persegi empat . Selain itu, digunakan juga kayu nibung
agar tikus tidak dapat naik ke atas, karena serat dari kayu
ini sangat keras dan sapat sehingga terlihat licin. Kolom
disisi barat dan timur jaraknya rapat dan berjumlah
banyak, agar kuat menampung orang-orang yang datang
saat upacara kematian.
ï‚— Balok: sebagai pengikat antara kolom-kolom sehingga
tidak terjadi pergeseran tiang dengan pondasi. Hubungan
balok dengan kolom disambung dengan pasak yang
terbuat dari kayu uru.
5. ï‚— Lantai : terbuat dari bahan papan kayu uru yang
disusun di atas pembalokan lantai. Disusun pada arah
memanjang sejajar balok utama.
ï‚— Dinding : disusun satu sama lain dengan sambungan
pada sisi-sisi papan dengan pengikat utama yang
dinamakan Sambo Rinding. Fungsinya sebagai rangka
dinding yang memikul beban. Pada dinding dalam ,
tidak terdapat ornamen-ornamen, hanya dibuat pada
bagian luar bangunan.
6. ï‚— Atap: Terbuat dari bambu pilihan yang disusun
tumpang tindih dengan dikait oleh beberapa reng
bambu dan diikat oleh rotan/tali bambu. Fungsinya
untuk mencegah masuknya air hujan melalui celah-
celahnya.Fungsi lain adalah sebagai lubang ventilasi.
7. Dulunya sebagai tempat tinggal, namun
sekarang tidak banyak lagi ditempati sebagai
wadah hunian oleh pemiliknya. Lebih sering
dipakai untuk keperluan yang lebih bersifat
publik, seperti kegiatan sosial, dan tempat
upacara religi. Hal ini disebabkan karena salah
satu fungsi Tongkonan adalah pusat
penyelenggaraan upacara-upacara adat.
8.  Tongkonan dahulunya juga sbg balairung atau
tempat penguasa adat menjalankan tugasnya
terutama yg menyangkut adat istiadat. Dengan
kata lain tongkonan dijadikan sbg sumber
perintah dan kekuasaan yang kemudian
bertumbuh menjadi pusat pembinaan
kebudayaan toraja.
9. Macam-Macam Tongkonan
tongkonan dalam perkembangannya dikenal beberapa tingkat .
ï‚— Tongkonan Layuk : sebagai rumah tempat
menciptakan peraturan-peraturan. Juga disebut
Tongkonan Pesio Aluk dimana pesio:pencipta ,
aluk:aturan masyarakat.
ï‚— Tongkonan Pekaindoran / pekamberan : berkedudukan
sebagai bapak/ibu. Adalah rumah yang merupakan
tempat melaksanakan pemerintahan/aturan.
ï‚— Tongkonan Batu A riri : tidak mempunyai fungsi adat,
hanya sebagai rumah pertalian keluarga. Tongkonan
ini juga memimpin tugas sebagai tempat pembina
warisan keluarga.
10. DAN BEDANYA ?
ï‚¢ Ketiga jenis tongkonan tersebut, bentuk
bangunannya sama, dan menghadap ke utara.
ï‚¢ Tapi, dalam tongkonan layuk dan tongkonan
pekamberan terdapat tiang tengah sedangkan
dalam tongkonan Batu A riri , tidak dibenarkan
memakai tiang tengah.
ï‚¢ Pemasangan kabongo ( kepala kerbau) dan Katik(
bentuk kepala ayam) hanya boleh dipasang pada
Tongkonan Layuk dan Pekamberan sedangkan
Tongkonan Batu A Riri tidak.
ï‚¢ Selain itu, Tongkonan Layuk dan Pekamberan lebih
dihormati oleh masyarakat Toraja.
11. Grup 2 :
Bima Sakti Wiratama
Selia MK
Winna lia
Iola Astrid
Ardhanariswari
Halimah Nur Sa’adah