Dokumen tersebut membahas tentang kelainan metabolik pada tulang, termasuk osteoporosis, rakitis, dan osteomalasia. Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan penurunan massa dan mineral tulang sehingga menyebabkan tulang menjadi rapuh. Rakitis adalah kelainan pertumbuhan tulang akibat gagalnya deposisi kalsium pada tulang. Osteomalasia terjadi pada orang dewasa dan disebabkan oleh defisi
1 of 5
More Related Content
Kelainan metabolik pada spinal cord
1. KELAINAN METABOLIK PADA SPINAL CORD
Banyak gangguan gizi dan endokrin yang mengalami system tulang. Defisiensi nutrisi
yang menyebabkan penyakit tulang, antara lain defisiensi vit.C (scurvy) dan vit.D (rakitis dan
osteomalasia). Keduanya menyebabkan kelainan tulang yang signifikan, seperti osteoporosis
yang merupakan bentuk utama penyakit tulang metabolic didunia barat.
Metbolisme tulang yang normal melibatkan keseimbangan yang terus menerus dianatra
produksi dari tulang yang baru, berkapurnya tulang, dan kehilangan tulang. Vitamin D
memainkan peran kunci dalam mengatur pengendapan dari kalsium dalam tulang. Setiap dari
kondisi-kondisi ini dapat lebih jauh mengganggu kemampuan untuk menyerap makanan vitamin
D dari usus-usus.
Kekurangan vitamin D yang berakibat darinya adalah penyebab dari pengendapan
kalsium yang berkurang dalam tulang-tulang pada osteomalacia. Dari semua ini yang dikatakan,
dibanding pada osteoporosis, osteomalacia adalah jarang, terutama diantara pasien-pasien yang
dipaparkan pada sinar matahari sepanjang tahun. Itu karena sinar matahari menstimulasi
produksi dari vitamin D di kulit, yang dapat mengkompensasi penyerapan yang buruk dari
vitamin D dari makanan.
OSTEOPOROSIS
Definisi
Osteoporosis adalah suatu kelainan/penyakit metabolik tulang yang disebabkan karena banyak
faktor yang ditandai adanya penurunan massa dan mineral tulang sedemikian rupa sehingga
menyebabkan kondisi tulang menjadi rapuh, keropos dan mudah patah. Kemerosotan arsitektus
tampak sebagai spikulum tulang yang semakin sedikit dan tipis, serta adanya topangan yang
horizontal abnormal yang tidak menyatu untuk membentuk trabekula. Perubahan inilah yang
enyebabkan tulang menjadi rapuh. Osteoporosis generalisata umumnya timbl sebagai penyakit
primer atau sekunder. Jika digunakan kata osteoporosis tanpa kualifikasi hal ini biasanya berarti
osteoporosis senilis primer atau pascamenopouse. Pada perempuan pasca menopause,
pengurangan ini diperparah oleh peningkatan resorpsi tulang serta oleh penurunan lebih lanjut
sistesis tulang akibat berkurangnya kadar esterogen. Osteoporosis senilis terjadi pada orang
dewasa, dari keduan jenis kelamin dan meningkatnya keparahan seiring dengan usia. Penyakit
2. osteoporosis sering disebut sebagai silent disease karena proses kepadatan tulang berkurang
secara perlahan (terutama pada penderita osteoporosis senilis) dan berlangsung secara progresif
selama bertahun-tahun tanpa kita sadari dan tanpa disertai adanya gejala. Gejala-gejala baru
timbul pada tahap osteoporosis lanjut, seperti patah tulang, punggung yang semakin
membungkuk, hilangnya tinggi badan, dan nyeri punggung.
Jenis-jenis osteoporosis
Dikenal bebeapa jenis osteoporosis yaitu :
1. Osteoporosis primer
Osteoporosis primer terbagi atas 3 tipe, yaitu :
Tipe 1, adalah tipe yang timbul pada wanita pasca menopouse.
Tipe 2 , Terjadi pada orang lanjut usia baik pada pria maupun wanita.
2. Osteoporosis sekunder
Osteoporosis sekunder terutama disebabkan oleh penyakit-penykit tulang erosif
(misalnya mieloma multipel, hipertiroidisme, hiperparatiroidisme) dan akibat obat-obatan
yang toksik untuk tulang (misalnya glukokortikoid).
3. Osteoporosis idiopatik
Osteoporosis idiopatik adalah osteoporosis yang tidak diketahui penyebabnya dan
ditemukan pada :
Usia kanak-kanak (juvenil)
Usia remaja (adolesen)
Wanita pra- menopause
Pria usia pertengahan
Osteopororsis jenis ini jauh lebih jarang terjadi dibandingjenis lainnya.
Gejala
Gejala awal osteoporosis adalah sakit punggung pada bagian tulang belakang lumbar atau thorak.
Banyak pasien yang tidak mengenali ini sebagai awal penyakit. Rasa sakit ditimbulkan oleh
ktivitas biasa yang dulunya tidak menjadi tekanan. Pergerakan tulang belakang jadi terbatas.
Pasien dapat memperhatikan kehilangan tinggi beberapa inchi atau dapat diidentifikasi selama
pemeriksaan fisik tahunan. Kyphosis yang semakin memburuk atau pembungkukan tulang
3. belakang dapat berkembang sebagai tekanan patah tulang yang semakin memburuk. Ini terjadi
pada bungkuk dowager’s klasik. Tulang rusuk akhirnya ada pada puncak sambungan antara
tulang kelangkang dan usus dari pinggul yang menyebabkan perut menonjol ke luar dari daerah
truncal yang seharusnya.
Terapi
Terapi osteoporosis telah menjadi subjek penelitian yang mendalam. Suplementasi esterogen
telah dibuktikan dapat menurunkan secarabermakna kecepatan penurunan tulang dan kalsium
pada perempuan pasca menopause, tetapi terapi ini tidak dapat memulihkan perubahan
strukrtural yang sudah terjadi di tulang. Asupan kalsium dengan makanan yang adekuat sebelum
usia 30 tahun rtampaknya akan menurunkan rsiko osteoporosis pada usia selanjutnya, mungkin
dengan meningkatkan densitas tulang maksimum. Suplementasi kalsium pada tahap kehidupan
selanjutnya dapat sedikit memperlambat laju kehilangan tulang.
Terapi lain yang menjanjikan adalah pemberian suatu golongan obat yang dikenal sebagai
biofosfonat yang secara selaktif mengurangi resorpsi tulang yang diperentarai oleh osteoclast.
Golongan obat yang lebih baru, modulator reseptor estrogen selektif (selective esterogan receptor
modulator, SERM), tampaknya memberikan efek bermanfaan pada mas tulang seperti ang
dihasilkan oleh esterogen, tetapi tanpa disertai efek samping terapi esterogen konvensional yang
potensi barbahaya. Pemberian kasitonin, akhirnya dapat mengurangi frekuensi fraktur vertebra
yang mungkin bermanfaat bagi pasien yang tidak dapat menoleransi terapi esterogen
RAKITIS
adalah kelainan dengan gangguan pertumbuhan tulang akibat kegagalan deposisi garam kalsium
pada matriks tulang (osteoid) dan pada tulang rawan pra-osseus dan epifisis. Deposisi pada
normal kalsium pada osteoid dan tulang rawan pra oseous dipengaruhioleh kadar kalsium dan
fosfor plasma yang merupakan hasil interaksi dari absorbsi pada usus, ekskresi pada ginjal dan
mobilisasi kalsium dari atau kedalam tulang. Keseimbangan ini diatur oleh vitamin D, hormon
paratirod serta tyrokalsitonin.
Gangguan deposisi kalsium dalam tulang dapat dijumpai pada keadan-keadaan:
1. Defesiensi vitamin D
2. Insufiensi ginjal kronik
3. Insufiensi tubulus renalis.
4. Pemeriksaan Laboratorium.
dapat ditemukan:
1. Peningkatan kadar alkali foefatase darah
2. Peningkatan kadar ureum dan fosfat inorganik darah menunjukkan adanya lesi pada
glomerolus renalis.
3. Hipofosfatemia dengan kadar ureum yang normaldan tanpa diserti defisiensi vitamin D
yang menunjukkan adanya gangguan pada tubulus renalis.
Pengobatan
1. Pemberian Obat-obatan yang mengontrol penyakit, sehingga tidak terjadi deformitas
tambahan akibat rekurensi penyakit
2. Pemasangan bidai pada deformitas torsional,genu varum dan genu valgum
3. Osteotomi pada deformitas yang menetap, yang tidak efektif dengan pengobatan lokal
dan obat-obatan.
OSTEOMALASIA
Adalah penyakit rakitis pada orang dewasa dan sebagaimana penyakit rakitis, kelainan ini
berkaitan dengan gangguan deposisi kalsium pada matriks tulang ( gangguan mineralisasi)
Osteomalasia terutama disebabkan oleh:
1. Defisiensi vitamin D
2. Asidosis tubulus renalis
Diagnosis
1. Gambaran Klinis
Pada penderiata dapat ditemukan anoreksia, penurunan berat badan, kelemahan otot,
nyeri tulang dan deformitas yang progresif pada tulang belakang dan anggota gerak
bawah.
2. Pemeriksaan Radiologis
Pada foto rontgen terlihat deformitas yang luas pada rangka tulang (penekanan vertebra,
distorsi pelvis, pembengkokan tulang panjang) dan penipisan seluruh tulang.
5. Pemeriksaan Laboratorium
1. Peningkatan alkasi fosfatase darah
2. Penurunan fosfat darah
Pengobatan
1. Pemberian vitamin D dan kalsium dosis tinggi untuk meningkatkan kalsifikasi pada
matriks
2. Osteotomi bila terjadi deformitas yang menetap.