際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
PEMBELAJARAN MENULIS PARGRAF DESKRIPTIF DENGAN
MENGGUNAKAN TEKNIK TERATAI SISWA KELAS X SMA PGRI 3
RANDUDONGKAL TAHUN AJARAN 2012/2013

Slamet Abdul Aziz
10410198
e-mail: mamaetraden@yahoo.com

ABSTRAK
Pembelajaran menulis seringkali menjadi momok yang menakutkan bagi
siswa. Semuanya terjadi karena kemampuan siswa dalam menggali
imajinasi sangatlah terbatas. Karena mengalami kesulitan dalam mengikuti
pembelajaran menulis paragraf deskriptif maka siswa menjadi susah untuk
konsentrasi dan serius mengikuti kegiatan pembelajaran. Dengan demikian
maka diperlukan strategi baru dalam membelajarkan menulis paragraf
deskriptif. Salah satu teknik yang ditawarkan adalah menggunakan teknik
Teratai. Teknik Teratai merupakan pengembangan dari metode belajar
secara kontekstual, artinya siswa didorong melakukan pembelajaran
dengan menghubungkannya dengan pengalamannya sendiri. Dalam teknik
Teratai terdapat tiga hal pokok yang merupakan perincian dari tahapantahapan pembelajarannya. Pertama, pembelajaran dilakukan di luar kelas
(terjun ke alam terbuka), kedua, pembelajaran dilakukan dengan
mengamati obyek di alam terbuka, yaitu sebagai kegiatan pengumpulan
bahan yang akan dijadikan gambaran, terakhir, siswa merangkai atau
menyusun bahan-bahan yang berupa keadaan sekitar objek kedalam
kerangka karangan, dari keranngka dikembagkan menjadi sebuah paragraf
deskriptif Dalam makalah akan dipaparkan pengertian dan simpulan
pengertian pargraf deskriptif dan langkah-langkah teknik teratai dalam
pembelajaran menulis pargraf deskriptif. Dengan menggunakan teknik
teratai siswa akan aktif serta memililki imajinasi untuk mengambarkan
suatu objek karena teknik teratai pengalaman langsung terhadap suatu
objek.
Kata kunci: paragraf deskriptif, pembelajaran paragraf deskriptif, dan
teknik teratai
ABSTRACT
Learning to write is often a frightening specter for students . Everything
happens because of the ability of students to dig very limited imagination .
Because of difficulties in learning to write descriptive paragraphs follow the
student becomes difficult for serious follow concentration and learning
activities . Thus, new strategies are needed in teaching writing descriptive
paragraphs . One technique is to use techniques to offer the Lotus . Lotus
Engineering is the development of methods to study contextual , meaning
that students are encouraged to undertake learning by relating his own
experience . In Lotus techniques , there are three main things that is a
breakdown of the stages of learning . First , learning occurs outside the
classroom ( plunge into the open ) , second , the learning is done by
observing objects in nature , ie as a collection of activities that will be used
as illustration material , finally, students compose or arrange the
ingredients in the form of the object into the circumstances surrounding the
outline , of keranngka dikembagkan into a descriptive paragraph in a paper
will be presented and conclusions understanding pargraf descriptive sense
and lotus engineering steps in learning to write descriptive pargraf . By
using lotus engineering students will be active and have adequate
imagination to portray an object because of technical lotus direct
experience of an object .
Keywords : descriptive paragraph , descriptive paragraph learning , and
techniques lotus

PENDAHULUAN
Dalam pembelajaran yang berbasis kompetensi perlu ditentukan setandar minimum
kompetensi, komponen materi pokok pembelajaran berbasis kompetensi meliputi: 1)
kompetensi yang akan dicapai, 2)setrategi penyampaian untuk mencapai kompetensi, 3)
sistim evaluasi atau penelitian yang digunakan untuk menentukan keberhasilan siswa dalam
mencapai kompetensi. Kompetensi yang harus dikuasai siswa perlu dirumuskan dengan jelas
dan spesifik ( Depdiknas 2004).
Sekurangnya ada enam hal yang perlu diketahui guna mewujudkan suatu inovasi
dalam proses belajar-mengajar. Di antaranya, (1) hakikat pembelajaran; (2) teknik dan
metode pembelajaran; (3) prinsip pembelajaran; (4) cara-cara atau metode penerapan
manajemen kelas secara efektif; (5) teori-teori belajar; dan (6) profesionalisme dalam
pembelajaran. Dengan mengetahui kesemuanya, diharapkan proses belajar-mengajar yang
selama ini membuat siswa-siswa cenderung menjadi tidak kreatif dan bosan, kelak bisa
teratasi
Menurut Marahimin (1994:19), tujuan menulis karangan deskripsi adalah sebagai
berikut:
1. memberikan arahan, yakni memberikan petunjuk kepada orang lain dalam
mengerjakan sesuatu, misalnya pertunjukkan mengenai cara menjalankan mesin,
petunjuk tentang cara menggunakan atau meminum suatu obat atau arahan tentang
cara merangkai bunga
2. menjelaskan sesuatu, yakni memberikan uraian atau penjelassan tentang suatu hal
yang harus diketahui oleh orang lain, misalnya penjelasan tentang manfaat lari pagi,
pentingnya memelihara kelestarian lingkungan hidup.
3. menceritakan kejadian, yaitu memberikan informasi tentang suatu cara yang
berlangsung disuatu tempat pada suatu waktu
4. meringkas, yaitu membuat rangkuman atau tulisan sehingga menjadi lebih singkat,
misalnya dari seratus halaman menjadi lima halaman. Namun ide pokoknya tidak
hilang. meyakinkan, yaitu tulisan yang berusaha meyakinkan orang lain.
Satu teknik mengajar menulis paragraf deskriptif yang saya sarankan adalah dengan
menggunakan teknik Terataidengan teknik ini kegiatan menulis paragraf deskriptif akan
menjadi suatu tantangan yang menarik. Siswa didorong untuk secermat mungkin
memunculkan ide-idenya sebelum menuliskannya menjadi sebuah pargraf. Dengan media
alam sekitar, maka suasana baru akan muncul, siswa lebih leluasa lebih terbuka. Di alam
siswa dapat berjumpa dengan beragam tumbuhan, binatang, langit, matahari, dan lain-lain.
Dengan banyaknya obyek ini siswa akan dengan modal mengungkapkan hasil
pengamatannya kedalam sebuah tulisan. Demikian pula dalam penciptaannya, guru harus
pandai-pandai menerapkan teknik mengajar agar tujuan pembelajaran yang dilakukan dikalas
 berguna dan menyenangkan itu dapat terwujud.
Teknik teratai mengacu pada pembelajaran model kontekstual. Guru berperan sebagai
motivator dan juga inovator, sedangkan siswa berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Pengalaman siswa dalam proses pembelajaran merupakan tujuan yang utama.
LANDASAN TEORI
A. Pengertian menulis
Menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai (Tarigan, 1986:15). Menurut Djago
Tarigan menulis berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau
pikiran dan perasaan (Sumarno, 2009:5).
Sumarno (2009:5) juga mengungkapkan pendapatnya mengenai menulis yaitu:
meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain.
Menulis dapat dianggap sebagai suatu proses maupun suatu hasil. Menulis
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan.
Menurut Heaton dalam St. Y. Slamet (2008:141) menulis merupakan keterampilan yang
sukar dan kompleks.
Menurut Solehan, dkk (2008: 9.4) kemampuan menulis bukanlah kemampuan
yang diperoleh secara otomatis. Solehan menjelaskan bahwa kemampuan menulis
seseorang bukan dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh melalui tindak pembelajaran.
Berhubungan dengan cara pemerolehan kemampuan menulis, seseorang yang telah
mendapatkan pembelajaran menulis belum tentu memiliki kompetensi menulis dengan
andal tanpa banyak latihan menulis.
B. Pengertian pargarf deskriptif
Kelompok studi Bahasa dan Sastra Indonesia (1991 :100)memberikan pendapat
bahwa deskripsi merupakan karangan yang ditujukan untuk menimbulkan imajinasi.
Karangan deskripsi ini bukan pada pikiran (intelektual) melainkan perasaan (emosi).
Dengan membaca deskripsi,pembaca akan membuat imajinasi barang atau benda yang
dideskripsikan.
Parera (1993:5) berpendapat bahwa deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang
hidup dan berpengaruh.Deskripsi memberikan satu gambaran tentang satu peristiwa atau
kejadian dan masalah.Untuk menulis satu deskripsi yang baik seseorang pengarang
harus dekat kepada objek dan masalahnya dengan semua panca inderanya.
Keraf (1995:16) berpendapat bahwa deskripsi adalah semacambentuk wacana
yang berusaha menyajikan suatu hal sedemikian rupa,sehingga objek itu seolah-olah
berada di depan mata kepala pembaca, seakan-akan para pembaca melihat sendiri objek
itu.
Menurut Wiyanto (2004:64) deskripsi yaitu menguraikan,memberikan, atau
melukiskan. Paragraf deskripsi adalah paragraf yangbertujuan untuk memberikan kesan
kepada pembaca terhadap objek, gagasan,tempat, peristiwa, dan semacamnya yang ingin
disampaikan penulis.
C. Ciri-ciri Paragraf Deskripsi
Beberapa ahli memberikan batasan paragraf deskripsi sesuai dengan ciri-ciri
karangan deskripsi.Tarigan (1986:5) menyebutkan bahwa pengarang deskripsi mengajak
para pembaca bersama-sama menikmati, merasakan, memahami dengan sebaik-baiknya
objek, adegan, pribadi, dan suasana hati yang telah dialami oleh pengarang. Keraf
(1982:94) pun memakai kata  memberikan rincian-rincian dan objek-objek, berarti cara
penyampaiannya harus dengan rincian-rincian objek yang akan dibicarakan.
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menyimpulkan ciri-ciri karangan
deskripsi secara umum, yaitu:
1. Melukiskan atau menggambarkan objek.
2. Berisi rincian-rincian objek,
3. Memberikan suatu objek sesuai dengan ciri-ciri, sifat, hakikat yang sebenarnya,
4. Hasil penyerapan panca indra.
D. Teknik Teratai
Teratai merupakan teknik mengajar yang bersumber pada metode kontekstual.
Dalam teknik ini terdapat tiga kegiatan dasar, sesuai dengan nama teknik tersebut. Ter;
terjun, at; amati, ai; rangkai. (Sidjabat, B.S.). Terjun di sini mengandung pengertian
melakukan pembelajaran dengan memanfaatkan alam lingkungan. Amati di sini
mengandung pengertian, siswa melakukan pengamatan terhadap berbagai obyek di alam
sekitar. Seperti disebutkan di atas, obyek itu dapat berupa benda hidup maupun benda
mati. Setelah siswa selesai mengamati dan menentukan apa-apa saja yang nanti akan
dijadikannya sebagai bahan kerangka karangan, selanjutnya siswa mulai menyusun dan
merangkainya menjadi sebuah paragraf deskriptif.
METODE PENELITIAN
Metode digunakan untuk mengupas pembelajaran menulis paragraf deskriptif
dengan teknik Teratai yaitu metode observasi dan kepustakaan,

metode observasi

dilakukan pada kelas X SMA PGRI 3 Randudongkal, pada pembelajaran meulis paragraf
deskriptif siswa mengalami kesulitan sehingga dengan teknik teratai siswa terlihat aktif,
hal ini juga didukung oleh lingkungan sekitar sekolah yang dikelilingi oleh persawahan.
Kemudian dikuatkan metode kepustakaan penulis mencari data yang berkaitan dengan
pembelajaran menulis paragraf deskriptif dan teknik teratai. Yang nantinya bisa
digunakan dalam proses pembelajaran khususnya pembelajran menulis paragraf
deskriptif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DENGAN TEKNIK TERATAI
Semua bentuk pembelajaran baik itu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis
harus bersifat terpadu dan komunikatif, demikian pula pembelajaran dengan teknik Teratai.
Dari frasa pengajaran bahasa terpadu ditemukan ada empat ciri-ciri pengajaran bahasa
terpadu. Dari frasa pengajaran komunikatif ditemukan tujuh ciri-ciri pengajaran bahasa
komunikatif. Kesimpulannya, ciri-ciri pengajaran bahasa terpadu dan komunikatif ada sebelas
butir seperti tertulis berikut.
Ciri-ciri Pengajaran Bahasa Terpadu dan Komunikatif
1. Terpadu dalam tujuan.
2. Terpadu dalam bahan dengan mata pelajaran lain.
3. Terpadu dalam kegiatan belajar.
4. Terpadu dalam wadah pembelajaran (Tematis).
5. Belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.
6. Pembelajaran bahasa berlangsung secara kontekstual dan fungsional.
7. Makna lebih dipentingkan daripada struktur bahasa.
8. Membaca dan menulis dapat dimulai sejak dini.
9. Cara belajar aktif.
10. Kesalahan berbahasa adalah bagian dari proses belajar.
11. Keanekaan sumber belajar ( diunduh dari http://pustaka.ut.ac.id/learning/2008)
Teratai merupakan teknik mengajar yang bersumber pada metode kontekstual. Dalam
teknik ini terdapat tiga kegiatan dasar, sesuai dengan nama teknik tersebut. Ter; terjun, at;
amati, ai; rangkai.
1.

Terjun
Terjun di sini mengandung pengertian melakukan pembelajaran dengan
memanfaatkan alam lingkungan. Alam lingkungan memuat berbagai objek; tumbuhan,
hewan, langit, matahari, sungai dan lain-lain, yang memungkinkan siswa dapat memetik
pelajaran darinya. Guru berperan sebagai pemandu dan memberikan rambu-rambu apa
yang harus dilakukan siswa dengan banyaknya obyek di alam untuk berimajinasi,
menggambarkan, membuat paragraf yang dalam hal ini ditujukan dalam pembelajaran
menulis paragaraf deskriptif.
Dengan langsung terjun kealam terbuka, siswa merasa senang karena tidak
terkungkung dalam ruang yang minim dengan berbagai benda untuk dijadikan obyek
bahan tulisannya. Menurut Ahmadi ( 1990:60) kita (siswa) mempunyai kemampuan untuk
mengumpulkan informasi dari keadaan sekeliling lingkungan kita. Kita berinteraksi
dengan lingkungan di sekitar kita secara konstan dan menyadari sumber-sumber informasi
yang terpercaya. Kita merupakan sebagaian dari hukum kausal, kita merupakan faktor
dalam ekuasi dunia, dank arena itu lingkungan terdekat kita selalu memberikan wawasan
yang berguna sebagai sumber informasi yang tidak habis-habisnya.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan guru sebelum siswa terjun ke alam terbuka.
Pertama, guru menyampaikan tujuan
Tujuan siswa terjun kealam terbuka adalah untuk menemukan suatu pengalaman,
pengalaman dari gambaran mengamati suatu objek. misalkan, siswa ingin membuat
paragraf dengan tema ke indahan alam. Sebelumnya ia harus merumuskan terlebih dahulu
apa-apa saja yang akan dia amati untuk mendukung penggambaran suatu objek. Dengan
demikian apa yang telah diamati tetap terkait dengan tema yang sudah direncanakan.
Kedua, guru menyampaikan beberapa materi tentang paragraf
Dalam kegiatan awal materi yang diberikan hendaknya jangan terlalu berlebih,
secukupnya saja karena akan membingungkan siswa. Cukuplah dengan menjelaskan dan
memberikan contoh tentang macam-macam pengimajian dan menggambarkan suatu
objek.
Dengan mengetahui macam-macam keadaan objek dan bagaimana membentuk
pengimajian, maka siswa akan mengamati dengan tranfer penggambaran tentang suatu
objek, misalkan meihat air, awan, gelombang, dan merasakan suasana objek dari
penggambaran tersebut pemabaca akan merasakan terbawa dalam suatu objek.
2.

Amati
Amati di sini mengandung pengertian, siswa melakukan pengamatan terhadap
berbagai obyek di alam sekitar. Seperti disebutkan di atas, obyek itu dapat berupa benda
hidup maupun benda mati. Benda hidup contohnya, pohon, burung, semut, manusia, dan
sebagainya. Sedangkan benda mati dapat berupa, rumah, bangunan, jalan, air dan
sebagainya. Dalam melakukan pengamatan tentunya siswa terlebih dahulu menentukan
tema yang ingin diangkat menjadi karangan sebuah paragraf. Peran guru sangat penting
disini, guru harus memberikan penjelasan yang tentang materi paragraf deskriptif, namun
perlu diingat pemberian materi itu jangan terlalu berlebih tapi juga jangan terlalu sedikit,
secukupnya saja. Yang ditututut dalam pembelajaran model kontekstual adalah proses
bukan hanya hasil. Jadi dalam membelajarkan materi guru harus jeli dan seleksi. Semisal,
sebelum siswa terjun ke pembelajaran di alam terbuka, siswa terlebih dahulu diberikan
contoh paragraf deskriptif yang di dalamnya mengandung gambaran suatu objek. Hal itu
dilakukan agar nantinya setelah siswa terjun ke pembelajaran alam siswa tidak akan
mengalami kesulitan, maksudnya siswa tidak mengalami kesulitan yang akan
mengganggu konsentrasinya.
3.

Rangkai
Setelah siswa selesai mengamati dan menentukan apa-apa saja yang nanti akan
dijadikannya sebagai kerangka paragraf, selanjutnya siswa mulai menyusun dan
merangkainya menjadi sebuah paragraf. Paragraf yang dibuat siswa hanya bergantung
pada obkjek yang dilihat, dirasakan sehingga saat kerangka paragraf tersusun menjadi
sebuah paragraf deskriptif pembaca bisa merasakan apa yang dirasakan oleh siswa yang
mendeskripsikan suatu objek, seakan terbawa dala objek tersebut.
Kita ambil contoh hasil amatan:
Tema: keindahan alam
Topik: Pantai Widuri
Objek-objek yang diamati:
Air
Batu
Gelombang
Laut
Angin yang semilir
Awan yang biru
Kata-kata hasil amatan:
Pantai yang terdapat di Kabupaten Pemalang Jawa Tengah, disana terdapat batubatu besar yang tesusun rapi, pada sore hari gelombang air laut semakin besar, dan angin
yang terasa semilir, suasana yang terang terlihat dari awan-awan biru diatas laut.
Dengan menggunaan teknik teratai ini siswa tidaksusah untuk membuat paragraf
deskriptif karena,teknik teratai ini mendorong siswa untuk mengamati langsung suatu
objek untuk digambarkan dalam sebuah pargraf deskriptif.
Peran aktif siswa dalam proses belajar-mengajar mutlak terjadi. Dr Oemar Hamalik
mengemukakan delapan kelompok perbuatan belajar aktif.
1. Kegiatan-kegiatan visual: membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen,
demonstrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja, atau bermain.
2. Kegiatan-kegiatan
menghubungkan

lisan
suatu

(oral):

mengemukakan

kejadian,

mengajukan

suatu

fakta

pertanyaan,

atau

prinsip,

memberi

saran,

mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi.
3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan: mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan
percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan instrumen musik,
mendengarkan siaran radio.
4. Kegiatan-kegiatan menulis: menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan,
bahan-bahan kopi, membuat sketsa, atau rangkuman, mengerjakan tes, mengisi
angket.
5. Kegiatan-kegiatan menggambar: menggambar, membuat grafik, diagram, peta, pola.
6. Kegiatan-kegiatan metrik: melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan
pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan (simulasi), menari,
berkebun.
7. Kegiatan-kegiatan

mental:

merenungkan,

mengingat,

memecahkan

masalah,

menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan-hubungan, membuat keputusan.
8. Kegiatan-kegiatan emosional: minat, membedakan, berani, tenang dan sebagainya (
diunduh dari http://www.tiranus.net/2007).
Manfaat Pembelajaran Menulis Paragraf Deskriptif Bagi Siswa
Pembelajaran menulis merupakan tindak lanjut dari kegiatan membaca. Dengan
membaca siswa dapat menemukan berbagai pengalaman. Siswa dapat memperoleh
pengalaman batin dari ide-ide yang di tuangkan oleh pengarang atau penyair. Melalui
tulisannya itu siswa dapat berkarya dari hasil pengamatan melalui panca indra yang bisa
digambarkan dalam bentuk tulisan.
PENUTUP
SIMPULAN
Dalam pembelajaran menulis paragraf deskriptif terkadang siswa masih malas untuk
mengikutinya karena terasa bosan, oleh karena itu penulis menawarkan dengan menggunakan
teknik Teratai proses pembelajaran bisa lebih aktif dan menyenagkan karena proses
pembelajaran tidak hanya teori yang didapatkan tetapi pengalaman yang dialami langsung
oleh siswa. Teratai yaitu ter; terjun, at; amati, ai; rangkai dari ketiga kata tersebut dapat
dijadikan teknik yang baik dalam menulis paragraf deskriptif.
SARAN
Pembelajaran tidak hanya dilakukan didalam ruang kelas akan tetapi lingkungan
disekitar kelas atau sekolahan juga dapat dijadikan media pembeljaran, sehingga proses
pembelajaran tidak membosankan. Dalam artikel ini penulis menyadari banyak kekurangan
dalam penyusunannya oleh karena itu, penulis mengharap saran sebagai bahan pertimbangan
penulis kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA
Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno. 2009. Pembelajaran Menulis. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional
Djago Tarigan, H.G. Tarigan. 1986. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Penerbit Angkasa
Parera, George Daniel. 1993. Menulis Paragraf Deskripsi. Jakarta: Bumi Aksara
Sidjabat, B.S. 2007. Teori Belajar Aktif dalam Pembelajaran PAK. http://www
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Surabaya: Pustaka
Pelajar.
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Keterampilan Menulis. Jakarta: Erlangga

Writingsdy.2007. Sinergi IQ-EQ dalam Proses Belajar-Mengajar.http://Writingsdy
.word Press.com (8 Mar. 2008).

More Related Content

Artikel Bahasa_Slamet Abdul Aziz

  • 1. PEMBELAJARAN MENULIS PARGRAF DESKRIPTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TERATAI SISWA KELAS X SMA PGRI 3 RANDUDONGKAL TAHUN AJARAN 2012/2013 Slamet Abdul Aziz 10410198 e-mail: mamaetraden@yahoo.com ABSTRAK Pembelajaran menulis seringkali menjadi momok yang menakutkan bagi siswa. Semuanya terjadi karena kemampuan siswa dalam menggali imajinasi sangatlah terbatas. Karena mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf deskriptif maka siswa menjadi susah untuk konsentrasi dan serius mengikuti kegiatan pembelajaran. Dengan demikian maka diperlukan strategi baru dalam membelajarkan menulis paragraf deskriptif. Salah satu teknik yang ditawarkan adalah menggunakan teknik Teratai. Teknik Teratai merupakan pengembangan dari metode belajar secara kontekstual, artinya siswa didorong melakukan pembelajaran dengan menghubungkannya dengan pengalamannya sendiri. Dalam teknik Teratai terdapat tiga hal pokok yang merupakan perincian dari tahapantahapan pembelajarannya. Pertama, pembelajaran dilakukan di luar kelas (terjun ke alam terbuka), kedua, pembelajaran dilakukan dengan mengamati obyek di alam terbuka, yaitu sebagai kegiatan pengumpulan bahan yang akan dijadikan gambaran, terakhir, siswa merangkai atau menyusun bahan-bahan yang berupa keadaan sekitar objek kedalam kerangka karangan, dari keranngka dikembagkan menjadi sebuah paragraf deskriptif Dalam makalah akan dipaparkan pengertian dan simpulan pengertian pargraf deskriptif dan langkah-langkah teknik teratai dalam pembelajaran menulis pargraf deskriptif. Dengan menggunakan teknik teratai siswa akan aktif serta memililki imajinasi untuk mengambarkan suatu objek karena teknik teratai pengalaman langsung terhadap suatu objek. Kata kunci: paragraf deskriptif, pembelajaran paragraf deskriptif, dan teknik teratai ABSTRACT Learning to write is often a frightening specter for students . Everything happens because of the ability of students to dig very limited imagination . Because of difficulties in learning to write descriptive paragraphs follow the student becomes difficult for serious follow concentration and learning activities . Thus, new strategies are needed in teaching writing descriptive paragraphs . One technique is to use techniques to offer the Lotus . Lotus
  • 2. Engineering is the development of methods to study contextual , meaning that students are encouraged to undertake learning by relating his own experience . In Lotus techniques , there are three main things that is a breakdown of the stages of learning . First , learning occurs outside the classroom ( plunge into the open ) , second , the learning is done by observing objects in nature , ie as a collection of activities that will be used as illustration material , finally, students compose or arrange the ingredients in the form of the object into the circumstances surrounding the outline , of keranngka dikembagkan into a descriptive paragraph in a paper will be presented and conclusions understanding pargraf descriptive sense and lotus engineering steps in learning to write descriptive pargraf . By using lotus engineering students will be active and have adequate imagination to portray an object because of technical lotus direct experience of an object . Keywords : descriptive paragraph , descriptive paragraph learning , and techniques lotus PENDAHULUAN Dalam pembelajaran yang berbasis kompetensi perlu ditentukan setandar minimum kompetensi, komponen materi pokok pembelajaran berbasis kompetensi meliputi: 1) kompetensi yang akan dicapai, 2)setrategi penyampaian untuk mencapai kompetensi, 3) sistim evaluasi atau penelitian yang digunakan untuk menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai kompetensi. Kompetensi yang harus dikuasai siswa perlu dirumuskan dengan jelas dan spesifik ( Depdiknas 2004). Sekurangnya ada enam hal yang perlu diketahui guna mewujudkan suatu inovasi dalam proses belajar-mengajar. Di antaranya, (1) hakikat pembelajaran; (2) teknik dan metode pembelajaran; (3) prinsip pembelajaran; (4) cara-cara atau metode penerapan manajemen kelas secara efektif; (5) teori-teori belajar; dan (6) profesionalisme dalam pembelajaran. Dengan mengetahui kesemuanya, diharapkan proses belajar-mengajar yang selama ini membuat siswa-siswa cenderung menjadi tidak kreatif dan bosan, kelak bisa teratasi Menurut Marahimin (1994:19), tujuan menulis karangan deskripsi adalah sebagai berikut: 1. memberikan arahan, yakni memberikan petunjuk kepada orang lain dalam mengerjakan sesuatu, misalnya pertunjukkan mengenai cara menjalankan mesin, petunjuk tentang cara menggunakan atau meminum suatu obat atau arahan tentang cara merangkai bunga
  • 3. 2. menjelaskan sesuatu, yakni memberikan uraian atau penjelassan tentang suatu hal yang harus diketahui oleh orang lain, misalnya penjelasan tentang manfaat lari pagi, pentingnya memelihara kelestarian lingkungan hidup. 3. menceritakan kejadian, yaitu memberikan informasi tentang suatu cara yang berlangsung disuatu tempat pada suatu waktu 4. meringkas, yaitu membuat rangkuman atau tulisan sehingga menjadi lebih singkat, misalnya dari seratus halaman menjadi lima halaman. Namun ide pokoknya tidak hilang. meyakinkan, yaitu tulisan yang berusaha meyakinkan orang lain. Satu teknik mengajar menulis paragraf deskriptif yang saya sarankan adalah dengan menggunakan teknik Terataidengan teknik ini kegiatan menulis paragraf deskriptif akan menjadi suatu tantangan yang menarik. Siswa didorong untuk secermat mungkin memunculkan ide-idenya sebelum menuliskannya menjadi sebuah pargraf. Dengan media alam sekitar, maka suasana baru akan muncul, siswa lebih leluasa lebih terbuka. Di alam siswa dapat berjumpa dengan beragam tumbuhan, binatang, langit, matahari, dan lain-lain. Dengan banyaknya obyek ini siswa akan dengan modal mengungkapkan hasil pengamatannya kedalam sebuah tulisan. Demikian pula dalam penciptaannya, guru harus pandai-pandai menerapkan teknik mengajar agar tujuan pembelajaran yang dilakukan dikalas berguna dan menyenangkan itu dapat terwujud. Teknik teratai mengacu pada pembelajaran model kontekstual. Guru berperan sebagai motivator dan juga inovator, sedangkan siswa berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pengalaman siswa dalam proses pembelajaran merupakan tujuan yang utama. LANDASAN TEORI A. Pengertian menulis Menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai (Tarigan, 1986:15). Menurut Djago Tarigan menulis berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan (Sumarno, 2009:5). Sumarno (2009:5) juga mengungkapkan pendapatnya mengenai menulis yaitu: meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain. Menulis dapat dianggap sebagai suatu proses maupun suatu hasil. Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan.
  • 4. Menurut Heaton dalam St. Y. Slamet (2008:141) menulis merupakan keterampilan yang sukar dan kompleks. Menurut Solehan, dkk (2008: 9.4) kemampuan menulis bukanlah kemampuan yang diperoleh secara otomatis. Solehan menjelaskan bahwa kemampuan menulis seseorang bukan dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh melalui tindak pembelajaran. Berhubungan dengan cara pemerolehan kemampuan menulis, seseorang yang telah mendapatkan pembelajaran menulis belum tentu memiliki kompetensi menulis dengan andal tanpa banyak latihan menulis. B. Pengertian pargarf deskriptif Kelompok studi Bahasa dan Sastra Indonesia (1991 :100)memberikan pendapat bahwa deskripsi merupakan karangan yang ditujukan untuk menimbulkan imajinasi. Karangan deskripsi ini bukan pada pikiran (intelektual) melainkan perasaan (emosi). Dengan membaca deskripsi,pembaca akan membuat imajinasi barang atau benda yang dideskripsikan. Parera (1993:5) berpendapat bahwa deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang hidup dan berpengaruh.Deskripsi memberikan satu gambaran tentang satu peristiwa atau kejadian dan masalah.Untuk menulis satu deskripsi yang baik seseorang pengarang harus dekat kepada objek dan masalahnya dengan semua panca inderanya. Keraf (1995:16) berpendapat bahwa deskripsi adalah semacambentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu hal sedemikian rupa,sehingga objek itu seolah-olah berada di depan mata kepala pembaca, seakan-akan para pembaca melihat sendiri objek itu. Menurut Wiyanto (2004:64) deskripsi yaitu menguraikan,memberikan, atau melukiskan. Paragraf deskripsi adalah paragraf yangbertujuan untuk memberikan kesan kepada pembaca terhadap objek, gagasan,tempat, peristiwa, dan semacamnya yang ingin disampaikan penulis. C. Ciri-ciri Paragraf Deskripsi Beberapa ahli memberikan batasan paragraf deskripsi sesuai dengan ciri-ciri karangan deskripsi.Tarigan (1986:5) menyebutkan bahwa pengarang deskripsi mengajak para pembaca bersama-sama menikmati, merasakan, memahami dengan sebaik-baiknya objek, adegan, pribadi, dan suasana hati yang telah dialami oleh pengarang. Keraf (1982:94) pun memakai kata memberikan rincian-rincian dan objek-objek, berarti cara penyampaiannya harus dengan rincian-rincian objek yang akan dibicarakan.
  • 5. Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menyimpulkan ciri-ciri karangan deskripsi secara umum, yaitu: 1. Melukiskan atau menggambarkan objek. 2. Berisi rincian-rincian objek, 3. Memberikan suatu objek sesuai dengan ciri-ciri, sifat, hakikat yang sebenarnya, 4. Hasil penyerapan panca indra. D. Teknik Teratai Teratai merupakan teknik mengajar yang bersumber pada metode kontekstual. Dalam teknik ini terdapat tiga kegiatan dasar, sesuai dengan nama teknik tersebut. Ter; terjun, at; amati, ai; rangkai. (Sidjabat, B.S.). Terjun di sini mengandung pengertian melakukan pembelajaran dengan memanfaatkan alam lingkungan. Amati di sini mengandung pengertian, siswa melakukan pengamatan terhadap berbagai obyek di alam sekitar. Seperti disebutkan di atas, obyek itu dapat berupa benda hidup maupun benda mati. Setelah siswa selesai mengamati dan menentukan apa-apa saja yang nanti akan dijadikannya sebagai bahan kerangka karangan, selanjutnya siswa mulai menyusun dan merangkainya menjadi sebuah paragraf deskriptif. METODE PENELITIAN Metode digunakan untuk mengupas pembelajaran menulis paragraf deskriptif dengan teknik Teratai yaitu metode observasi dan kepustakaan, metode observasi dilakukan pada kelas X SMA PGRI 3 Randudongkal, pada pembelajaran meulis paragraf deskriptif siswa mengalami kesulitan sehingga dengan teknik teratai siswa terlihat aktif, hal ini juga didukung oleh lingkungan sekitar sekolah yang dikelilingi oleh persawahan. Kemudian dikuatkan metode kepustakaan penulis mencari data yang berkaitan dengan pembelajaran menulis paragraf deskriptif dan teknik teratai. Yang nantinya bisa digunakan dalam proses pembelajaran khususnya pembelajran menulis paragraf deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DENGAN TEKNIK TERATAI Semua bentuk pembelajaran baik itu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis harus bersifat terpadu dan komunikatif, demikian pula pembelajaran dengan teknik Teratai.
  • 6. Dari frasa pengajaran bahasa terpadu ditemukan ada empat ciri-ciri pengajaran bahasa terpadu. Dari frasa pengajaran komunikatif ditemukan tujuh ciri-ciri pengajaran bahasa komunikatif. Kesimpulannya, ciri-ciri pengajaran bahasa terpadu dan komunikatif ada sebelas butir seperti tertulis berikut. Ciri-ciri Pengajaran Bahasa Terpadu dan Komunikatif 1. Terpadu dalam tujuan. 2. Terpadu dalam bahan dengan mata pelajaran lain. 3. Terpadu dalam kegiatan belajar. 4. Terpadu dalam wadah pembelajaran (Tematis). 5. Belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. 6. Pembelajaran bahasa berlangsung secara kontekstual dan fungsional. 7. Makna lebih dipentingkan daripada struktur bahasa. 8. Membaca dan menulis dapat dimulai sejak dini. 9. Cara belajar aktif. 10. Kesalahan berbahasa adalah bagian dari proses belajar. 11. Keanekaan sumber belajar ( diunduh dari http://pustaka.ut.ac.id/learning/2008) Teratai merupakan teknik mengajar yang bersumber pada metode kontekstual. Dalam teknik ini terdapat tiga kegiatan dasar, sesuai dengan nama teknik tersebut. Ter; terjun, at; amati, ai; rangkai. 1. Terjun Terjun di sini mengandung pengertian melakukan pembelajaran dengan memanfaatkan alam lingkungan. Alam lingkungan memuat berbagai objek; tumbuhan, hewan, langit, matahari, sungai dan lain-lain, yang memungkinkan siswa dapat memetik pelajaran darinya. Guru berperan sebagai pemandu dan memberikan rambu-rambu apa yang harus dilakukan siswa dengan banyaknya obyek di alam untuk berimajinasi, menggambarkan, membuat paragraf yang dalam hal ini ditujukan dalam pembelajaran menulis paragaraf deskriptif. Dengan langsung terjun kealam terbuka, siswa merasa senang karena tidak terkungkung dalam ruang yang minim dengan berbagai benda untuk dijadikan obyek
  • 7. bahan tulisannya. Menurut Ahmadi ( 1990:60) kita (siswa) mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan informasi dari keadaan sekeliling lingkungan kita. Kita berinteraksi dengan lingkungan di sekitar kita secara konstan dan menyadari sumber-sumber informasi yang terpercaya. Kita merupakan sebagaian dari hukum kausal, kita merupakan faktor dalam ekuasi dunia, dank arena itu lingkungan terdekat kita selalu memberikan wawasan yang berguna sebagai sumber informasi yang tidak habis-habisnya. Ada beberapa hal yang harus dilakukan guru sebelum siswa terjun ke alam terbuka. Pertama, guru menyampaikan tujuan Tujuan siswa terjun kealam terbuka adalah untuk menemukan suatu pengalaman, pengalaman dari gambaran mengamati suatu objek. misalkan, siswa ingin membuat paragraf dengan tema ke indahan alam. Sebelumnya ia harus merumuskan terlebih dahulu apa-apa saja yang akan dia amati untuk mendukung penggambaran suatu objek. Dengan demikian apa yang telah diamati tetap terkait dengan tema yang sudah direncanakan. Kedua, guru menyampaikan beberapa materi tentang paragraf Dalam kegiatan awal materi yang diberikan hendaknya jangan terlalu berlebih, secukupnya saja karena akan membingungkan siswa. Cukuplah dengan menjelaskan dan memberikan contoh tentang macam-macam pengimajian dan menggambarkan suatu objek. Dengan mengetahui macam-macam keadaan objek dan bagaimana membentuk pengimajian, maka siswa akan mengamati dengan tranfer penggambaran tentang suatu objek, misalkan meihat air, awan, gelombang, dan merasakan suasana objek dari penggambaran tersebut pemabaca akan merasakan terbawa dalam suatu objek. 2. Amati Amati di sini mengandung pengertian, siswa melakukan pengamatan terhadap berbagai obyek di alam sekitar. Seperti disebutkan di atas, obyek itu dapat berupa benda hidup maupun benda mati. Benda hidup contohnya, pohon, burung, semut, manusia, dan sebagainya. Sedangkan benda mati dapat berupa, rumah, bangunan, jalan, air dan sebagainya. Dalam melakukan pengamatan tentunya siswa terlebih dahulu menentukan
  • 8. tema yang ingin diangkat menjadi karangan sebuah paragraf. Peran guru sangat penting disini, guru harus memberikan penjelasan yang tentang materi paragraf deskriptif, namun perlu diingat pemberian materi itu jangan terlalu berlebih tapi juga jangan terlalu sedikit, secukupnya saja. Yang ditututut dalam pembelajaran model kontekstual adalah proses bukan hanya hasil. Jadi dalam membelajarkan materi guru harus jeli dan seleksi. Semisal, sebelum siswa terjun ke pembelajaran di alam terbuka, siswa terlebih dahulu diberikan contoh paragraf deskriptif yang di dalamnya mengandung gambaran suatu objek. Hal itu dilakukan agar nantinya setelah siswa terjun ke pembelajaran alam siswa tidak akan mengalami kesulitan, maksudnya siswa tidak mengalami kesulitan yang akan mengganggu konsentrasinya. 3. Rangkai Setelah siswa selesai mengamati dan menentukan apa-apa saja yang nanti akan dijadikannya sebagai kerangka paragraf, selanjutnya siswa mulai menyusun dan merangkainya menjadi sebuah paragraf. Paragraf yang dibuat siswa hanya bergantung pada obkjek yang dilihat, dirasakan sehingga saat kerangka paragraf tersusun menjadi sebuah paragraf deskriptif pembaca bisa merasakan apa yang dirasakan oleh siswa yang mendeskripsikan suatu objek, seakan terbawa dala objek tersebut. Kita ambil contoh hasil amatan: Tema: keindahan alam Topik: Pantai Widuri Objek-objek yang diamati: Air Batu Gelombang Laut Angin yang semilir Awan yang biru Kata-kata hasil amatan:
  • 9. Pantai yang terdapat di Kabupaten Pemalang Jawa Tengah, disana terdapat batubatu besar yang tesusun rapi, pada sore hari gelombang air laut semakin besar, dan angin yang terasa semilir, suasana yang terang terlihat dari awan-awan biru diatas laut. Dengan menggunaan teknik teratai ini siswa tidaksusah untuk membuat paragraf deskriptif karena,teknik teratai ini mendorong siswa untuk mengamati langsung suatu objek untuk digambarkan dalam sebuah pargraf deskriptif. Peran aktif siswa dalam proses belajar-mengajar mutlak terjadi. Dr Oemar Hamalik mengemukakan delapan kelompok perbuatan belajar aktif. 1. Kegiatan-kegiatan visual: membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja, atau bermain. 2. Kegiatan-kegiatan menghubungkan lisan suatu (oral): mengemukakan kejadian, mengajukan suatu fakta pertanyaan, atau prinsip, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi. 3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan: mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan instrumen musik, mendengarkan siaran radio. 4. Kegiatan-kegiatan menulis: menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat sketsa, atau rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket. 5. Kegiatan-kegiatan menggambar: menggambar, membuat grafik, diagram, peta, pola. 6. Kegiatan-kegiatan metrik: melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan (simulasi), menari, berkebun. 7. Kegiatan-kegiatan mental: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan-hubungan, membuat keputusan. 8. Kegiatan-kegiatan emosional: minat, membedakan, berani, tenang dan sebagainya ( diunduh dari http://www.tiranus.net/2007). Manfaat Pembelajaran Menulis Paragraf Deskriptif Bagi Siswa Pembelajaran menulis merupakan tindak lanjut dari kegiatan membaca. Dengan membaca siswa dapat menemukan berbagai pengalaman. Siswa dapat memperoleh
  • 10. pengalaman batin dari ide-ide yang di tuangkan oleh pengarang atau penyair. Melalui tulisannya itu siswa dapat berkarya dari hasil pengamatan melalui panca indra yang bisa digambarkan dalam bentuk tulisan. PENUTUP SIMPULAN Dalam pembelajaran menulis paragraf deskriptif terkadang siswa masih malas untuk mengikutinya karena terasa bosan, oleh karena itu penulis menawarkan dengan menggunakan teknik Teratai proses pembelajaran bisa lebih aktif dan menyenagkan karena proses pembelajaran tidak hanya teori yang didapatkan tetapi pengalaman yang dialami langsung oleh siswa. Teratai yaitu ter; terjun, at; amati, ai; rangkai dari ketiga kata tersebut dapat dijadikan teknik yang baik dalam menulis paragraf deskriptif. SARAN Pembelajaran tidak hanya dilakukan didalam ruang kelas akan tetapi lingkungan disekitar kelas atau sekolahan juga dapat dijadikan media pembeljaran, sehingga proses pembelajaran tidak membosankan. Dalam artikel ini penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunannya oleh karena itu, penulis mengharap saran sebagai bahan pertimbangan penulis kedepannya. DAFTAR PUSTAKA Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno. 2009. Pembelajaran Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Djago Tarigan, H.G. Tarigan. 1986. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa Parera, George Daniel. 1993. Menulis Paragraf Deskripsi. Jakarta: Bumi Aksara Sidjabat, B.S. 2007. Teori Belajar Aktif dalam Pembelajaran PAK. http://www
  • 11. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Surabaya: Pustaka Pelajar. Tarigan, Henry Guntur. 1986. Keterampilan Menulis. Jakarta: Erlangga Writingsdy.2007. Sinergi IQ-EQ dalam Proses Belajar-Mengajar.http://Writingsdy .word Press.com (8 Mar. 2008).