際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Komunikasi




             1
Filsafat Ilmu Komunikasi
Ontologi Komunikasi dan Ilmu
  Komunikasi
 Berdasarkan sejarahnya, semenjak
  ada kehidupan di muka bumi
  komunikasi antar organisme yang
  hidup dilakukan untuk
  mengungkapkan kebutuhan organis
  melalui sinyal-sinyal kimiawi.
                                     2
 Seiring dengan kehidupan
  berevolusi, maka Sinyal-sinyal
  kimiawi primitif membuka perluang
  terjadinya perilaku yang lebih rumit,
  contohnya seperti tarian kawin pada
  ikan. Selain untuk seks, binatang
  berkomunikasi demi menunjukkan
  keunggulan. Sekitar 250 juta tahun
  yang lalu terjadi tahap penting
  dalam evolusi, yaitu adanya otak
  reptil.
                                      3
 Otak ini bereaksi terhadap dunia luar hanya
  dengan memicu reaksi-reaksi fisiologis yang kita
  kenal sebagai emosi. Pada mamalia awal dan
  kemudian manusia otak lalu berkembang secara
  cemerlang, dimana otak reptil pemicu emosi ini
  dilapisi dengan segundukan sel otak tingkat
  tinggi. Otak reptil ini kemudian dinamakan
  system limbik, yang menentukan reaksi
  emosional dasar kita. Sistem ini dapat dipicu oleh
  panca indera seperti: penglihatan, bunyi, bau,
  kata , atau ingatan. Pada manusia, emosi ini
  kemudian diungkapkan dalam bentuk bahasa
  untuk berkomunikasi.
                                                 4
 S. Langer berpendapat bahwa
  bahasa bermula sebagai tindakan
  emosional  ungkapan yang
  meluap-luap, yang menggugah hati
  para pendengarnya. Sehingga
  komunikasi dapat dikatakan
  sebagai jalinan yang
  menghubungkan manusia.

                                     5
 Ilmu komunikasi adalah usaha penyampaian pesan
  antar manusia.
   1) sesuai dengan obyek materianya yang berada dalam
    rumpun ilmu sosial maka ilmu komunikasi harus terjadi
    antar manusia
   2) Ilmu komunikasi menggunakan paradigm dimana
    pesan disampaikan dengan sengaja, dilatarbelakangi
    oleh motif komunikasi dan usaha untuk mewujudkannya.
 Obyek material ilmu komunikasi adalah manusia
  dan tindakannya dalam konteks sosial, sementara
  obyek formanya adalah komunikasi itu sendiri
  sebagai usaha penyampaian pesan antar manusia.  6
Komunikasi dalam
        Kesehatan Masyarakat
Komunikasi kesehatan adalah usaha yang sistematis untuk
mempengaruhi secara positif perilaku kesehatan masyarakat

Unsur komunikasi

                    pesan
      Komunikator           Saluran            Komunikan

                                  media

                     Umpan balik (feed back)

                                                           7
Komunikasi dalam
        Kesehatan Masyarakat
 Salah satu bentuk operasional komunikasi kesehatan yang
 dewasa ini mulai digunakan dalam program kesehatan
 adalah pemasaran sosial (social marketing)
 Produk yang dijual secara sosial bermanfaat berupa
 perilaku baru
 Pemasaran sosial berorientasi pada konsumen
 Perlu dilakukan segmentasi sasaran   untuk menentukan
 cara/metode dan media yang tepat
                                                      8
Advokasi

 Advokasi diartikan sebagai upaya pendekatan terhadap
  orang lain yang dianggap berpengaruh terhadap
  keberhasilan suatu program atau kegiatan yang
  dilaksanakan.

 Strategi yang dilakukan
1. Lobying
   Agar pengambil keputusan commited dan mendukung
   program (political comitment)  sasaran tersier
   Contoh : PIN, Pencanangan Indonesia Sehat 2010
                                                      9
Advokasi

2. Social Support (dukungan sosial)
   Melakukan pendekatan dan pelatihan pada toma dan toga
   agar berperilaku positif dan punya kemampuan seperti yang
   diharapkan program serta dapat dicontoh masyarakat 
   sasaran sekunder


3. Empowerment (pemberdayaan masy)
   Petugas kesehatan dan toma/toga melakukan penyuluhan
   dan konseling untuk meningkatkan PSK mayarakat dalam
                                                       10
   hidup sehat  sasaran primer
Advokasi
Advokasi   adalah   suatu    kegiatan yang diharapkan
menghasilkan suatu produk yaitu komitmen politik dan
dukungan dari pembuat kebijakan.

Indikator advokasi
1. Input ; orang (advocator) dan material (data dan informasi)
2. Process ; berapa kali lobying, seminar, lokakarya dan peran
   media
3. Output ; perangkat lunak (UU, PP, Keppres, Perda dsb) dan
   perangkat keras (meningkatnya anggaran, dibangunnya
   sarana/prasarana kesehatan, dsb)                         11
Kemitraan
Masalah kesehatan merupakan tanggung jawab bersama
individu, masyarakat, pemerintah dan swasta.

Pemerintah dalam hal ini Depkes sebagai leading sector
hendaknya menjalin kemitraan (partnership) dengan sektor
terkait
Institusi pokok
1. Pemerintah ; kesehatan, pertanian, agama, lingkungan
   hidup dsb
2. Dunia usaha swasta (private sector) ; pengusaha
3. NGO ; LSM dan organisasi profesi                  12
Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya atau proses untuk
menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan
Kemampuan masyarakat
1. Mampu mengenal masalah di masyarakatnya. Contohnya
  tentang penyakit, gizi dan makanan, hygiene dan sanitasi
  dsb
2. Mampu mengatasi masalahnya. Contoh penanganan banjir,
  penyakit DHF

                                                      13
Pemberdayaan Masyarakat

3. Mampu memelihara dan melindungi dari ancaman          kes.
   Contoh kasus narkoba, kantin sekolah sehat
4. Mampu meningkatkan kesehatan  (health promoting
   community). Contoh ; dengan        dibentuknya kelompok
   senam sehat, dibangunnya tempat-tempat kebugaran
   (fitness) dll


Suatu kegiatan dikatagorikan pemberdayaan masyarakat
apabila kegiatan tersebut tumbuh dari bawah dan non instruktif
yang dapat memperkuat meningkatkan dan mengembangkan
                                                          14
potensi masyarakat setempat untuk mencapai tujuan.
Partisipasi Masyarakat

 Partisipasi masyarakat adalah
  keikutsertaan seluruh anggota
  masyarakat dalam memecahkan
  masalah     kesehatan  mareka
  sendiri.

 Filosofi partisipasi masyarakat
  adalah     terciptanya    suatu
  pelayanan untuk masyarakat, dari
  masyarakat dan oleh masyarakat.


                                     15
Partisipasi Masyarakat

Elemen partisipasi masyarakat
1. Motivasi ; timbul dari masyarakat sendiri, pihak luar hanya
   merangsang saja.
2. Komunikasi ; Media dapat berperan menyampaikan pesan
   ide gagasan dan informasi kepada masy.
3. Kooperasi ; Kerja sama dengan intansi di luar kesehatan
   mutlak diperlukan
4. Mobilisasi ; Dilakukan pada seluruh lini dari perencanaan
   sampai monev multi disiplin
                                                          16
Bagian Ketiga
        Sistem Informasi Pelayanan Publik
Pasal 23
 (1) Dalam rangka memberikan dukungan informasi terhadap
  penyelenggaraan pelayanan publik perlu diselenggarakan Sistem
  Informasi yang bersifat nasional.
 (2) Menteri mengelola Sistem Informasi yang bersifat nasional.
 (3) Sistem Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berisi semua
  informasi pelayanan publik yang berasal dari penyelenggara pada setiap
  tingkatan.
 (4) Penyelenggara berkewajiban mengelola Sistem Informasi yang terdiri
  atas sistem informasi elektronik atau nonelektronik, sekurang-kurangnya
  meliputi:
 profil Penyelenggara; profil Pelaksana; standar pelayanan; maklumat
  pelayanan; pengelolaan pengaduan; dan penilaian kinerja.
 (5) Penyelenggara berkewajiban menyediakan informasi sebagaimana
  dimaksud pada ayat (4) kepada masyarakat secara terbuka dan mudah
                                                                       17
  diakses.
 Pasal 24
 Dokumen, akta, dan sejenisnya yang
  berupa produk elektronik atau
  nonelektronik dalam penyelenggaraan
  pelayanan publik dinyatakan sah sesuai
  dengan peraturan perundang-undangan.



                                           18
Promosi Kesehatan
 Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat
  menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang
  optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi,
  sosial, spiritual, dan intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya
  hidup saja, namun berkairan dengan pengubahan lingkungan yang
  diharapkan dapat lebih mendukung dalam membuat keputusan yang
  sehat.

 Pengubahan gaya hidup dapat difasilitasi melalui penggabungan:
       menciptakan lingkungan yang mendukung,
       mengubah perilaku, dan
       meningkatkan kesadaran.

 Dalam Konferensi Internasional Promosi Kesehatan I yang diadakan di
  Ottawa, Kanada, menghasilkan sebuah kesepakatan yang dikenal
  sebagai Piagam Ottawa. Dalam piagam ini tertera strategi dalam
  meningkatkan kontrol masyarakat terhadap kesehatan diri mereka
  sendiri
                                                                      19
PERSUASI
  Persuasi adalah suatu bentuk pengaruh sosial.
   Persuasi adalah proses membimbing diri sendiri
   atau yang lain terhadap adopsi ide, sikap, atau
   tindakan dengan cara rasional dan simbolik
   (meskipun tidak selalu logis).
 Paragraf Persuasi, adalah jenis paragraf yang mengungkapkan ide,
  gagasan, ataupendapat penulis dengan disertai dengan bukti dan fakta
  (benar-benar terjadi).
 Tujuannya, adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau
  pendapattersebut adalah benar dan terbukti dan juga melaksanakan
  apa yang menjadiajakan dari ide tersebut.Paragraf persuasi memang
  memiliki banyak kesamaan dengan paragraf argumentasi, bedanya
  paragraf persuasi lebih cenderung menjadi sebuahajakan.          20
BARGAINING




             21
ADAPTING




           22
NEGOCIATED




             23
COMFROMTING




              24
Komunikasi Terapeutik
 Perawat harus memiliki tanggung jawab moral
  yang tinggi yang didasari atas sikap peduli dan
  penuh kasih sayang, serta perasaan ingin
  membantu orang lain untuk tumbuh dan
  berkembang. Addalati (1983), Bucaille (1979) dan
  Amsyari (1995) menambahkan bahwa sebagai
  seorang beragama, perawat tidak dapat bersikap
  tidak perduli terhadap ornag lain adalah seseorang
  pendosa yang memntingkan dirinya sendiri.
  .

                                                  25
 Selanjutnya Pasquali & Arnold (1989) dan Watson
  (1979) menyatakan bahwa human care terdiri dari
  upaya untuk melindungi, meningkatkan, dan
  menjaga/mengabdikan rasa kemanusiaan dengan
  membantu orang lain mencari arti dalam sakit,
  penderitaan, dan keberadaanya: membantu orang
  lain untuk meningkatkan pengetahuan dan
  pengendalian diri.
 Perilaku menolong sesama ini perlu dilatih dan
  dibiasakan, sehingga akhirnya menjadi bagian dari
  kepribadian
                                                  26
TEHNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK
    Tiap klien tidak sama oleh karena itu diperlukan penerapan tehnik berkomunikasi yang berbeda
     pula. Tehnik komunikasi berikut ini, treutama penggunaan referensi dari Shives (1994), Stuart &
     Sundeen (1950) dan Wilson & Kneisl (1920), yaitu:
1.   Mendengarkan dengan penuh perhatian
     Berusaha mendengarkan klien menyampaikan pesan non-verbal bahwa perawat perhatian
     terhadap kebutuhan dan masalah klien. Mendengarkan dengan penuh perhatian merupakan
     upaya untuk mengerti seluruh pesan verbal dan non-verbal yang sedang dikomunikasikan.
     Ketrampilan mendengarkan sepenuh perhatian adalah dengan:
    a. Pandang klien ketika sedang bicara
    b. Pertahankan kontak mata yang memancarkan keinginan untuk mendengarkan.
     c. Sikap tubuh yang menunjukkan perhatian dengan tidak menyilangkan kaki atau tangan.
     d. Hindarkan gerakan yang tidak perlu.
    e. Anggukan kepala jika klien membicarakan hal penting atau memerlukan umpan balik.
     f. Condongkan tubuh ke arah lawan bicara.





                                                                                                       27
2. Menunjukkan penerimaan
   Menerima tidak berarti menyetujui. Menerima berarti bersedia
   untuk mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan keraguan
   atau tidak setuju. Perawat sebaiknya menghindarkan ekspresi
   wajah dan gerakan tubuh yang menunjukkan tidak setuju,
   Berikut ini menunjukkan sikap perawat yang
    a. Mendengarkan tanpa memutuskan pembicaraan.
     b. Memberikan umpan balik verbal yang menampakkan pengertian.
     c. Memastikan bahwa isyarat non-verbal cocok dengan komunikasi
     verbal.
     d. Menghindarkan untuk berdebat, mengekspresikan keraguan, atau
     mencoba untuk mengubah pikiran klien. Perawat dapat menganggukan
     kepalanya atau berkata ya, saya mengikuti apa yang anda ucapkan.
     (cocok 1987)
                                                                    28
 3. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan.

 Tujuan perawat bertanya adalah untuk
 mendapatkan informasi yang spesifik
 mengenai klien. Paling baik jika pertanyaan
 dikaitkan dengan topik yang dibicarakan dan
 gunakan kata-kata dalam konteks sosial
 budaya klien. Selama pengkajian ajukan
 pertanyaan secara berurutan.
                                             29
 4. Mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata-kata
  sendiri.

  Dengan mengulang kembali ucapan klien, perawat
  memberikan umpan balik sehingga klien mengetahui bahwa
  pesannya dimengerti dan mengharapkan komunikasi
  berlanjut. Namun perawat harus berhati-hati ketika
  menggunakan metode ono, karena pengertian bisa rancu jika
  pengucapan ulang mempunyai arti yang berbeda.
  Contoh:
  - K : saya tidak dapat tidur, sepanjang malam saya terjaga
  - P :  Saudara mengalami kesulitan untuk tidur.
                                                          30
 5. Klarifikasi

  Apabila terjadi kesalah pahaman, perawat perlu
  menghentikan pembicaraan untuk mengklarifikasi
  dengan menyamakan pengertian, karena informasi
  sangat penting dalam memberikan pelayanan
  keperawatan. Agar pesan dapat sampai dengan benar,
  perawat perlu memberikan contoh yang konkrit dan
  mudah dimengerti klien.
  Contoh:
  - Saya tidak yakin saya mengikuti apa yang anda
  katakan
  -  Apa yang katakan tadi adalah.             31
 6. Memfokuskan

 Metode ini dilakukan dengan tujuan membatasi
 bahan pembicaraan sehingga lebih spesifik dan
 dimengerti. Perawat tidak seharusnya memutus
 pembicaraan klien ketika menyampaikan
 masalah yang penting, kecuali jika pembicaraan
 berlanjut tanpa informasi yang baru.
 Contoh:  Hal ini nampaknya penting, nanti kita
 bicarakan lebih dalam lagi .
                                               32
 7. Menyampaikan hasil observasi

  Perawat perlu memberikan umpan balik kepada klien
  dengan menyatakan hasil pengamatannya, sehingga dapat
  diketahui apakah pesan diterima dengan benar. Perawat
  menguraikan kesan yang ditimbulkan oleh syarat non-verbal
  klien. Menyampaikan hasil pengamatan perawat sering
  membuat klien berkomunikasi lebih jelas tanpa harus
  bertambah memfokuskan atau mengklarifikasi pesan.
  Contoh:
  -  Anda tampak cemas.
  -  Apakah anda merasa tidak tenang apabila anda
                                                        33
  8. Menawarkan informasi
34
35
REKAM MEDIS
 Permenkes no. 269/MENKES/PER/III/2008 pada
  pasal 13 ayat (1) bahwa rekam medis dapat
  dimanfaatkan/digunakan sebagai alat bukti dalam
  proses penegakan hukum, disiplin kedokteran oleh
  MKDKI, penegakan etika kedokteran dan
  kedokteran gigi bagi profesi kedokteran.
 pasal 2 ayat (1) Permenkes tersebut ditegaskan
  bahwa rekam medis harus dibuat secara tertulis,
  lengkap, dan jelas atau secara elektronik dalam
  penjelasan pasal 46 ayat (3) bahwa penggunaan
  teknologi informasi elektronik dimungkinkan dalam
  pencatatan rekam medis.                         36
 Kedudukan rekam medis secara dokumen tertulis
  sebagai alat bukti dalam hukum, baik hukum acara
  pidana maupun hukum acara perdata sama-sama
  menempatkan pada alat bukti utama. Hal ini
  sejalan dengan undang-undang praktik kedokteran
  bahwa rekam medis dibuat secara tertulis dalam
  bentuk dokumen-dokumen, adapun cara-cara
  elektronik yang dimungkinkan berdasarkan
  penjelasan undang-undang praktik kedokteran
  hanya membantu memudahkan secara
  administrasi, tetapi tidak merubah kedudukan
  sebagai alat bukti utama.                       37
 Gonnick, Larry. Kartun (Non) Komunikasi,
  Kepustakaan Populer Gramedia 2007,
  Jakarta. Hal 12-29.
 Langer, S. Mind, An Essay on Human
  Feelings. John Hopkins Press, 1973,
  Baltimore.
 Littlejohn, Stephen W. Theories of Human
  Communication, 2004. Albuquerque, New
  Mexico.
                                         38
 Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu
  Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks,
  Jakarta 2008. Halaman 20.
 Tebba, Sudirman. Filsafat dan Etika
  Komunikasi, Pustaka IrVan, Banten 2008.
  Hal 57.
 Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu
  Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks,
  Jakarta 2008. Halaman 20.
                                        39
KETERANGAN SAKIT




                   40
VISUM ET REFERTUM




                    41
Sampai Jumpa 




                 42
   JENNY MARLINDAWANI PURBA, SKp.
    PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
    FAKULTAS KEDOKTERAN
    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    DAFTAR RUJUKAN PUSTAKA
    Hamid, A.Y.S (1996). Komunikasi Terapeutik. Jakarta: tidak dipublikasikan
    Kanus, W.A. Et.al. (1986). An evaluation of outcome from intensive care in major medical
    centers. Ann Intern Med 104, (3):410
    Lindbert, J., hunter, M & Kruszweski, A. (1983). Introduction to person-centered nursing.
    Philadelphia: J.B. Lippincott Company.
    Potter, P.A & Perry, A.G. (1993) Fundamental of Nursing Concepts, Process and Practice.
    Thrd edition. St.Louis: Mosby Year Book
    Stuart, G.W & Sundeen S.J (1995). Pocket gide to Psychiatric Nursing. Third edition.
    St.Louis: Mosby Year Book
    Stuart, G.W & Sundeen S.J (1995).Principles and Practise of Psychiatric Nursing. St.
    Louis: Mosby Year Book
    Sullivan, J.L & Deane, D.M. (1988). Humor and Health. Journal of qerontology nursing 14
    (1):20, 198
                                                                                          43

More Related Content

Komunikasi kesehatan

  • 2. Filsafat Ilmu Komunikasi Ontologi Komunikasi dan Ilmu Komunikasi Berdasarkan sejarahnya, semenjak ada kehidupan di muka bumi komunikasi antar organisme yang hidup dilakukan untuk mengungkapkan kebutuhan organis melalui sinyal-sinyal kimiawi. 2
  • 3. Seiring dengan kehidupan berevolusi, maka Sinyal-sinyal kimiawi primitif membuka perluang terjadinya perilaku yang lebih rumit, contohnya seperti tarian kawin pada ikan. Selain untuk seks, binatang berkomunikasi demi menunjukkan keunggulan. Sekitar 250 juta tahun yang lalu terjadi tahap penting dalam evolusi, yaitu adanya otak reptil. 3
  • 4. Otak ini bereaksi terhadap dunia luar hanya dengan memicu reaksi-reaksi fisiologis yang kita kenal sebagai emosi. Pada mamalia awal dan kemudian manusia otak lalu berkembang secara cemerlang, dimana otak reptil pemicu emosi ini dilapisi dengan segundukan sel otak tingkat tinggi. Otak reptil ini kemudian dinamakan system limbik, yang menentukan reaksi emosional dasar kita. Sistem ini dapat dipicu oleh panca indera seperti: penglihatan, bunyi, bau, kata , atau ingatan. Pada manusia, emosi ini kemudian diungkapkan dalam bentuk bahasa untuk berkomunikasi. 4
  • 5. S. Langer berpendapat bahwa bahasa bermula sebagai tindakan emosional ungkapan yang meluap-luap, yang menggugah hati para pendengarnya. Sehingga komunikasi dapat dikatakan sebagai jalinan yang menghubungkan manusia. 5
  • 6. Ilmu komunikasi adalah usaha penyampaian pesan antar manusia. 1) sesuai dengan obyek materianya yang berada dalam rumpun ilmu sosial maka ilmu komunikasi harus terjadi antar manusia 2) Ilmu komunikasi menggunakan paradigm dimana pesan disampaikan dengan sengaja, dilatarbelakangi oleh motif komunikasi dan usaha untuk mewujudkannya. Obyek material ilmu komunikasi adalah manusia dan tindakannya dalam konteks sosial, sementara obyek formanya adalah komunikasi itu sendiri sebagai usaha penyampaian pesan antar manusia. 6
  • 7. Komunikasi dalam Kesehatan Masyarakat Komunikasi kesehatan adalah usaha yang sistematis untuk mempengaruhi secara positif perilaku kesehatan masyarakat Unsur komunikasi pesan Komunikator Saluran Komunikan media Umpan balik (feed back) 7
  • 8. Komunikasi dalam Kesehatan Masyarakat Salah satu bentuk operasional komunikasi kesehatan yang dewasa ini mulai digunakan dalam program kesehatan adalah pemasaran sosial (social marketing) Produk yang dijual secara sosial bermanfaat berupa perilaku baru Pemasaran sosial berorientasi pada konsumen Perlu dilakukan segmentasi sasaran untuk menentukan cara/metode dan media yang tepat 8
  • 9. Advokasi Advokasi diartikan sebagai upaya pendekatan terhadap orang lain yang dianggap berpengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan. Strategi yang dilakukan 1. Lobying Agar pengambil keputusan commited dan mendukung program (political comitment) sasaran tersier Contoh : PIN, Pencanangan Indonesia Sehat 2010 9
  • 10. Advokasi 2. Social Support (dukungan sosial) Melakukan pendekatan dan pelatihan pada toma dan toga agar berperilaku positif dan punya kemampuan seperti yang diharapkan program serta dapat dicontoh masyarakat sasaran sekunder 3. Empowerment (pemberdayaan masy) Petugas kesehatan dan toma/toga melakukan penyuluhan dan konseling untuk meningkatkan PSK mayarakat dalam 10 hidup sehat sasaran primer
  • 11. Advokasi Advokasi adalah suatu kegiatan yang diharapkan menghasilkan suatu produk yaitu komitmen politik dan dukungan dari pembuat kebijakan. Indikator advokasi 1. Input ; orang (advocator) dan material (data dan informasi) 2. Process ; berapa kali lobying, seminar, lokakarya dan peran media 3. Output ; perangkat lunak (UU, PP, Keppres, Perda dsb) dan perangkat keras (meningkatnya anggaran, dibangunnya sarana/prasarana kesehatan, dsb) 11
  • 12. Kemitraan Masalah kesehatan merupakan tanggung jawab bersama individu, masyarakat, pemerintah dan swasta. Pemerintah dalam hal ini Depkes sebagai leading sector hendaknya menjalin kemitraan (partnership) dengan sektor terkait Institusi pokok 1. Pemerintah ; kesehatan, pertanian, agama, lingkungan hidup dsb 2. Dunia usaha swasta (private sector) ; pengusaha 3. NGO ; LSM dan organisasi profesi 12
  • 13. Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan masyarakat adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan Kemampuan masyarakat 1. Mampu mengenal masalah di masyarakatnya. Contohnya tentang penyakit, gizi dan makanan, hygiene dan sanitasi dsb 2. Mampu mengatasi masalahnya. Contoh penanganan banjir, penyakit DHF 13
  • 14. Pemberdayaan Masyarakat 3. Mampu memelihara dan melindungi dari ancaman kes. Contoh kasus narkoba, kantin sekolah sehat 4. Mampu meningkatkan kesehatan (health promoting community). Contoh ; dengan dibentuknya kelompok senam sehat, dibangunnya tempat-tempat kebugaran (fitness) dll Suatu kegiatan dikatagorikan pemberdayaan masyarakat apabila kegiatan tersebut tumbuh dari bawah dan non instruktif yang dapat memperkuat meningkatkan dan mengembangkan 14 potensi masyarakat setempat untuk mencapai tujuan.
  • 15. Partisipasi Masyarakat Partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan mareka sendiri. Filosofi partisipasi masyarakat adalah terciptanya suatu pelayanan untuk masyarakat, dari masyarakat dan oleh masyarakat. 15
  • 16. Partisipasi Masyarakat Elemen partisipasi masyarakat 1. Motivasi ; timbul dari masyarakat sendiri, pihak luar hanya merangsang saja. 2. Komunikasi ; Media dapat berperan menyampaikan pesan ide gagasan dan informasi kepada masy. 3. Kooperasi ; Kerja sama dengan intansi di luar kesehatan mutlak diperlukan 4. Mobilisasi ; Dilakukan pada seluruh lini dari perencanaan sampai monev multi disiplin 16
  • 17. Bagian Ketiga Sistem Informasi Pelayanan Publik Pasal 23 (1) Dalam rangka memberikan dukungan informasi terhadap penyelenggaraan pelayanan publik perlu diselenggarakan Sistem Informasi yang bersifat nasional. (2) Menteri mengelola Sistem Informasi yang bersifat nasional. (3) Sistem Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berisi semua informasi pelayanan publik yang berasal dari penyelenggara pada setiap tingkatan. (4) Penyelenggara berkewajiban mengelola Sistem Informasi yang terdiri atas sistem informasi elektronik atau nonelektronik, sekurang-kurangnya meliputi: profil Penyelenggara; profil Pelaksana; standar pelayanan; maklumat pelayanan; pengelolaan pengaduan; dan penilaian kinerja. (5) Penyelenggara berkewajiban menyediakan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) kepada masyarakat secara terbuka dan mudah 17 diakses.
  • 18. Pasal 24 Dokumen, akta, dan sejenisnya yang berupa produk elektronik atau nonelektronik dalam penyelenggaraan pelayanan publik dinyatakan sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 18
  • 19. Promosi Kesehatan Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja, namun berkairan dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam membuat keputusan yang sehat. Pengubahan gaya hidup dapat difasilitasi melalui penggabungan: menciptakan lingkungan yang mendukung, mengubah perilaku, dan meningkatkan kesadaran. Dalam Konferensi Internasional Promosi Kesehatan I yang diadakan di Ottawa, Kanada, menghasilkan sebuah kesepakatan yang dikenal sebagai Piagam Ottawa. Dalam piagam ini tertera strategi dalam meningkatkan kontrol masyarakat terhadap kesehatan diri mereka sendiri 19
  • 20. PERSUASI Persuasi adalah suatu bentuk pengaruh sosial. Persuasi adalah proses membimbing diri sendiri atau yang lain terhadap adopsi ide, sikap, atau tindakan dengan cara rasional dan simbolik (meskipun tidak selalu logis). Paragraf Persuasi, adalah jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, ataupendapat penulis dengan disertai dengan bukti dan fakta (benar-benar terjadi). Tujuannya, adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapattersebut adalah benar dan terbukti dan juga melaksanakan apa yang menjadiajakan dari ide tersebut.Paragraf persuasi memang memiliki banyak kesamaan dengan paragraf argumentasi, bedanya paragraf persuasi lebih cenderung menjadi sebuahajakan. 20
  • 22. ADAPTING 22
  • 25. Komunikasi Terapeutik Perawat harus memiliki tanggung jawab moral yang tinggi yang didasari atas sikap peduli dan penuh kasih sayang, serta perasaan ingin membantu orang lain untuk tumbuh dan berkembang. Addalati (1983), Bucaille (1979) dan Amsyari (1995) menambahkan bahwa sebagai seorang beragama, perawat tidak dapat bersikap tidak perduli terhadap ornag lain adalah seseorang pendosa yang memntingkan dirinya sendiri. . 25
  • 26. Selanjutnya Pasquali & Arnold (1989) dan Watson (1979) menyatakan bahwa human care terdiri dari upaya untuk melindungi, meningkatkan, dan menjaga/mengabdikan rasa kemanusiaan dengan membantu orang lain mencari arti dalam sakit, penderitaan, dan keberadaanya: membantu orang lain untuk meningkatkan pengetahuan dan pengendalian diri. Perilaku menolong sesama ini perlu dilatih dan dibiasakan, sehingga akhirnya menjadi bagian dari kepribadian 26
  • 27. TEHNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK Tiap klien tidak sama oleh karena itu diperlukan penerapan tehnik berkomunikasi yang berbeda pula. Tehnik komunikasi berikut ini, treutama penggunaan referensi dari Shives (1994), Stuart & Sundeen (1950) dan Wilson & Kneisl (1920), yaitu: 1. Mendengarkan dengan penuh perhatian Berusaha mendengarkan klien menyampaikan pesan non-verbal bahwa perawat perhatian terhadap kebutuhan dan masalah klien. Mendengarkan dengan penuh perhatian merupakan upaya untuk mengerti seluruh pesan verbal dan non-verbal yang sedang dikomunikasikan. Ketrampilan mendengarkan sepenuh perhatian adalah dengan: a. Pandang klien ketika sedang bicara b. Pertahankan kontak mata yang memancarkan keinginan untuk mendengarkan. c. Sikap tubuh yang menunjukkan perhatian dengan tidak menyilangkan kaki atau tangan. d. Hindarkan gerakan yang tidak perlu. e. Anggukan kepala jika klien membicarakan hal penting atau memerlukan umpan balik. f. Condongkan tubuh ke arah lawan bicara. 27
  • 28. 2. Menunjukkan penerimaan Menerima tidak berarti menyetujui. Menerima berarti bersedia untuk mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan keraguan atau tidak setuju. Perawat sebaiknya menghindarkan ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang menunjukkan tidak setuju, Berikut ini menunjukkan sikap perawat yang a. Mendengarkan tanpa memutuskan pembicaraan. b. Memberikan umpan balik verbal yang menampakkan pengertian. c. Memastikan bahwa isyarat non-verbal cocok dengan komunikasi verbal. d. Menghindarkan untuk berdebat, mengekspresikan keraguan, atau mencoba untuk mengubah pikiran klien. Perawat dapat menganggukan kepalanya atau berkata ya, saya mengikuti apa yang anda ucapkan. (cocok 1987) 28
  • 29. 3. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan. Tujuan perawat bertanya adalah untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai klien. Paling baik jika pertanyaan dikaitkan dengan topik yang dibicarakan dan gunakan kata-kata dalam konteks sosial budaya klien. Selama pengkajian ajukan pertanyaan secara berurutan. 29
  • 30. 4. Mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri. Dengan mengulang kembali ucapan klien, perawat memberikan umpan balik sehingga klien mengetahui bahwa pesannya dimengerti dan mengharapkan komunikasi berlanjut. Namun perawat harus berhati-hati ketika menggunakan metode ono, karena pengertian bisa rancu jika pengucapan ulang mempunyai arti yang berbeda. Contoh: - K : saya tidak dapat tidur, sepanjang malam saya terjaga - P : Saudara mengalami kesulitan untuk tidur. 30
  • 31. 5. Klarifikasi Apabila terjadi kesalah pahaman, perawat perlu menghentikan pembicaraan untuk mengklarifikasi dengan menyamakan pengertian, karena informasi sangat penting dalam memberikan pelayanan keperawatan. Agar pesan dapat sampai dengan benar, perawat perlu memberikan contoh yang konkrit dan mudah dimengerti klien. Contoh: - Saya tidak yakin saya mengikuti apa yang anda katakan - Apa yang katakan tadi adalah. 31
  • 32. 6. Memfokuskan Metode ini dilakukan dengan tujuan membatasi bahan pembicaraan sehingga lebih spesifik dan dimengerti. Perawat tidak seharusnya memutus pembicaraan klien ketika menyampaikan masalah yang penting, kecuali jika pembicaraan berlanjut tanpa informasi yang baru. Contoh: Hal ini nampaknya penting, nanti kita bicarakan lebih dalam lagi . 32
  • 33. 7. Menyampaikan hasil observasi Perawat perlu memberikan umpan balik kepada klien dengan menyatakan hasil pengamatannya, sehingga dapat diketahui apakah pesan diterima dengan benar. Perawat menguraikan kesan yang ditimbulkan oleh syarat non-verbal klien. Menyampaikan hasil pengamatan perawat sering membuat klien berkomunikasi lebih jelas tanpa harus bertambah memfokuskan atau mengklarifikasi pesan. Contoh: - Anda tampak cemas. - Apakah anda merasa tidak tenang apabila anda 33 8. Menawarkan informasi
  • 34. 34
  • 35. 35
  • 36. REKAM MEDIS Permenkes no. 269/MENKES/PER/III/2008 pada pasal 13 ayat (1) bahwa rekam medis dapat dimanfaatkan/digunakan sebagai alat bukti dalam proses penegakan hukum, disiplin kedokteran oleh MKDKI, penegakan etika kedokteran dan kedokteran gigi bagi profesi kedokteran. pasal 2 ayat (1) Permenkes tersebut ditegaskan bahwa rekam medis harus dibuat secara tertulis, lengkap, dan jelas atau secara elektronik dalam penjelasan pasal 46 ayat (3) bahwa penggunaan teknologi informasi elektronik dimungkinkan dalam pencatatan rekam medis. 36
  • 37. Kedudukan rekam medis secara dokumen tertulis sebagai alat bukti dalam hukum, baik hukum acara pidana maupun hukum acara perdata sama-sama menempatkan pada alat bukti utama. Hal ini sejalan dengan undang-undang praktik kedokteran bahwa rekam medis dibuat secara tertulis dalam bentuk dokumen-dokumen, adapun cara-cara elektronik yang dimungkinkan berdasarkan penjelasan undang-undang praktik kedokteran hanya membantu memudahkan secara administrasi, tetapi tidak merubah kedudukan sebagai alat bukti utama. 37
  • 38. Gonnick, Larry. Kartun (Non) Komunikasi, Kepustakaan Populer Gramedia 2007, Jakarta. Hal 12-29. Langer, S. Mind, An Essay on Human Feelings. John Hopkins Press, 1973, Baltimore. Littlejohn, Stephen W. Theories of Human Communication, 2004. Albuquerque, New Mexico. 38
  • 39. Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks, Jakarta 2008. Halaman 20. Tebba, Sudirman. Filsafat dan Etika Komunikasi, Pustaka IrVan, Banten 2008. Hal 57. Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks, Jakarta 2008. Halaman 20. 39
  • 43. JENNY MARLINDAWANI PURBA, SKp. PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR RUJUKAN PUSTAKA Hamid, A.Y.S (1996). Komunikasi Terapeutik. Jakarta: tidak dipublikasikan Kanus, W.A. Et.al. (1986). An evaluation of outcome from intensive care in major medical centers. Ann Intern Med 104, (3):410 Lindbert, J., hunter, M & Kruszweski, A. (1983). Introduction to person-centered nursing. Philadelphia: J.B. Lippincott Company. Potter, P.A & Perry, A.G. (1993) Fundamental of Nursing Concepts, Process and Practice. Thrd edition. St.Louis: Mosby Year Book Stuart, G.W & Sundeen S.J (1995). Pocket gide to Psychiatric Nursing. Third edition. St.Louis: Mosby Year Book Stuart, G.W & Sundeen S.J (1995).Principles and Practise of Psychiatric Nursing. St. Louis: Mosby Year Book Sullivan, J.L & Deane, D.M. (1988). Humor and Health. Journal of qerontology nursing 14 (1):20, 198 43