Dokumen tersebut membahas tentang hadis Nabi Muhammad SAW tentang generasi Ghuraba. Hadis ini menjelaskan bahwa Islam akan mengalami dua periode keterasingan, yaitu pada awal kemunculannya di Mekkah dan pada akhir zaman ketika bidah semakin berkembang. Keterasingan pertama telah berakhir setelah Islam berkembang pesat, sedangkan keterasingan kedua akan dialami oleh umat Islam yang taat pada sunnah di tengah masy
1 of 2
Download to read offline
More Related Content
Generasi ghuraba
1. Generasi Ghuraba
Oleh Wiyanto Suud
Rasulullah bersabda, "Islam bermula dalam keadaan asing, dan akan kembali
terasing seperti semula, maka beruntunglah orang-orang yang terasing (al-Ghuraba)."
(HR. Muslim dari Abu Hurairah, hadits mutawatir).
Keterasingan yang dimaksud dalam hadits ini, bisa dibagi menjadi dua. Pertama,
ketika Allah menurunkan agama Islam kepada Nabi Muhammad SAW. Agama Islam
menjadi terasing, karena mengajarkan tauhid yang murni. Bagi kaum jahiliyah saat itu,
Islam dianggap sesuatu yang aneh dan asing.
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa keterasingan Islam yang pertama ini terjadi
hanya pada permulaannya. Dengan perjuangan yang gigih dan tak kenal lelah, hingga
membuahkan hasil yang menggembirakan. Bahkan, manusia pun akhirnya berbondong-
bondong masuk agama Allah, dan bertasbih dengan memuji serta memohon ampun
kepada-Nya (QS. An-Nashr: 1-3).
Sejak saat itulah, Islam berkembang pesat ke seluruh penjuru dunia dan hilanglah
periode keterasingan pertama ini. Maka Allah pun menyatakan bahwa agama Islam
telah sempurna, dan paripurna pula tugas Rasulullah SAW (QS. Al-Maidah: 3).
Keterasingan kedua, yaitu setelah Islam berkembang pesat ke seluruh dunia. Islam
menjadi asing bukan karena jumlah umatnya yang sedikit. Seperti saat ini, jumlah umat
Islam di seluruh dunia mencapai 1,57 miliar jiwa, atau sekitar 23 persen dari total
penduduk dunia (6,8 miliar jiwa).
Ibnu Taymiyah menjelaskan bahwa keterasingan yang kedua ini terjadi ketika
berkembangnya bidah, dan umumnya manusia tidak mengenal sunah. Ketika ditanya
siapakah orang-orang yang terasing itu, Rasulullah SAW menjawab, "Orang-orang yang
Dimuat di Hikmah Republika, 26 Juni 2010.
2. mengadakan perbaikan ketika manusia sudah rusak, orang yang maksiat lebih banyak
daripada orang yang taat." (HR. Ahmad)
Hasan al-Bashri mendeskripsikan keterasingan periode ini dengan ungkapan,
"Orang mukmin di dunia kala itu seperti orang asing yang tidak risau terhadap
kehinaannya dan tidak mau bersaing untuk mendapatkan kemuliaannya, karena ia
memiliki suatu urusan sedangkan orang lain memiliki urusan yang lain."
Meskipun kaum itu terasing, tetapi merekalah yang mendapatkan keberuntungan.
Para Ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan kata thuba. Ada yang mengatakan
bahwa thuba berasal dari kata thayyib (baik), sehingga hadis tersebut diartikan dengan
balasan kebaikan yang akan diberikan kepada orang-orang yang terasing. Yang
mencakup segala kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat. Wallahu a'lam.