2. term of referenc e
LATIHAN KHUSUS KOHATI
Tingkat Nasional
Korps HMI-Wati (KOHATI)
Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Kota Bogor
Periode 2010-2011
3. DASAR PEMIKIRAN
Dewasa ini isu gender terus menjadi topik yang hangat
diperbincangkan seiring dengan pembahasan hak-hak asasi manusia yang
berimplikasi pada munculnya gugatan terhadap budaya patriarki yang
masih mewarnai berbagai aspek kehidupan. Budaya patriarkhis yang
cenderung memosisikan perempuan pada posisi marginal sesungguhnya
bertentangan dengan hakikat perempuan sebagai mahluk yang memiliki
kedudukan setara dengan laki-laki di hadapan Tuhan.
Selain itu apabila dikaitkan dengan Hak Asasi Manusia, budaya
patriarkhis yang memarginalisasi perempuan seringkali bertentangan
dengan Hak Asasi Manusia sebagai hak hak yang melekat pada setiap
manusia sebagaimana rumusan rumusan Dalam pasal 1 Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa Hak Asasi Manusia
adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-
Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara,
hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia
Banyak berita di media televisi yang menginformasikan bagaimana
perempuan masih saja menjadi jenis kelamin kedua (The Second Sex).
Berita tentang pelecehan seksual, pemerkosaan, perdagangan perempuan,
pelacuran, kekerasan dalam rumah tangga, diskriminasi dalam bidang
politik, diskriminasi dalam pekerjaan dan lain-lain seolah olah
mengonfirmasi pernyataan St.Thomas bahwa perempuan adalah
manusia/laki-laki yang tidak sempurna atau Aristoteles yang mengatakan
bahwa, kodrat perempuan sebagai kodrat yang secara alami memang sudah
cacat. Peran perempuan tidak lebih dan tidak kurang hanya untuk
menerima benih laki-laki, memelihara janin dan merawat bayinya. Makna
eksistensi perempuan hanya ditentukan berdasarkan fungsi biologisnya
Gambaran situasi tersebut merupakan fenomena yang masih saja
terjadi di tengah tengah realitas menguatnya peran dan kedudukan
perempuan dalam tatanan masyarakat. Peran dan kedudukan perempuam
tidak lagi hanya meliputi wilayah domestik melainkan meluas ke berbagai
aspek kehidupan tidak terkecuali politik. Perempuan semakin mampu
menjadi leader di berbagai bidang kehidupan seperti menjadi pemimpin
bangsa, pemimpin partai politik, pemimpin perusahaan, tokoh masyarakat
bahkan hal ini dialami pula bagi kaum perempuan yang terpaksa dengan
berbagai sebab berbeda menjadi single parent (orang tua tunggal). Bagi
perempuan yang menikah, peran mereka pun sudah semakin luas tidak
hanya memiliki peran sebagai istri dan ibu tetapi perempuan masa kini juga
memiliki peran yang tidak kalah penting di luar rumah.
Ketimpangan atau bias gender sesungguhnya sejak lama bahkan
hingga saat ini masih terepresentasi melalui sosok sosok dalam kehidupan
nyata yang menggambarkan baik diskriminasi, subordinasi, pembagian
kerja, stereotip, maupun kekerasan terhadap perempuan yang kental
di dalamnya. Perempuan dalam masyarakat patriarki diletakkan pada
posisi inferior. Mereka biasanya tidak mempunyai peran penting dalam
masyarakat dan menjadi kaum marginal.
4. Padahal jika menyinggung konsepsi Ibu dalam realitas sejarah
Indonesia sangatlah jauh dari image yang selama ini dilekatkan pada
perempuan sebagai sosok lemah yang hanya berkutat pada persoalan
persoalan di atas. Setiap tanggal 22 Desember diperingati sebagai hari Ibu.
Dalam peringatan ini, kota Bandung memiliki sejarah yang lekat dengan
momentum peringatan Hari Ibu. Pada 72 tahun lalu, tepatnya 22 Desember
1938, dalam Konggres Wanita Indonesia (Kowani) ke-3 di Bandung
menyepakati tanggal tersebut sebagai Hari Ibu. Tujuannya tentu saja
mulia, yakni menjaga semangat kebangkitan kaum ibu Indonesia secara
terorganisir hingga bisa bergerak di ruang publik sejajar dengan kaum laki-
laki.
Ruang publik sebagaimana dirumuskan oleh Jurgen Habermas terdiri
dari organ-organ informasi dan perdebatan politik, seperti suratkabar dan
jurnal. Serta institusi diskusi politik, seperti parlemen, klub politik, salon
salon sastra, majelis publik, tempat minum dan kedai kopi, balai pertemuan,
dan ruang-ruang publik lain, di mana diskusi sosio-politik berlangsung.
Konsep ranah publik yang diangkat Habermas ini adalah ruang bagi
diskusi kritis, terbuka bagi semua orang. Pada ranah publik ini, warga privat
(private people) berkumpul untuk membentuk sebuah publik, di mana nalar
publik tersebut akan bekerja sebagai pengawas terhadap kekuasaan negara.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, individu dan kelompok dapat
membentuk opini publik, memberikan ekspresi langsung terhadap
kebutuhan dan kepentingan mereka, seraya mempengaruhi praktik politik.
Prinsip-prinsip ranah publik melibatkan suatu diskusi terbuka tentang
semua isu yang menjadi keprihatinan umum, di mana argumentasi-
argumentasi diskursif (bersifat informal, dan tidak ketat diarahkan ke topik
tertentu) digunakan untuk menentukan kepentingan umum bersama. Ranah
publik dengan demikian mengandaikan adanya kebebasan berbicara dan
berkumpul, pers bebas, dan hak untuk secara bebas berpartisipasi dalam
perdebatan politik dan pengambilan keputusan.
Inilah langkah simbolik kaum ibu meretas jalan panjang kesejarahan
dalam peringatan yang diformalkan. Sejarah Hari Ibu, dapat ditelusuri dari
bertemunya para pejuang wanita yang mengadakan konggres pada tahun
yang sama dengan Sumpah Pemuda yakni 1928 di Yogyakarta. Organisasi
perempuan sebenarnya sudah ada sejak 1912, diilhami oleh perjuangan para
pahlawan wanita abad ke-19 seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien,
Cut Mutiah, RA Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad
Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain. Namun, baru pada 22-25
Desember 1928 itulah, para aktivis kaum ibu berkonggres di Yogyakarta
yang di kemudian hari kita mengenalnya sebagai Konggres Wanita
Indonesia (Kowani) pertama. Hadir kurang lebih 30 organisasi wanita dari
12 kota di Jawa dan Sumatra yang telah menjadi partisipan. Mereka
berkumpul dan mempersatukan organisasiorganisasi wanita tersebut ke
dalam sebuah wadah perjuangan guna menunjukkan identitas dan spirit
berjuang untuk sejajar dengan kaum laki-laki.
Dalam realitas sosial saat ini, ada sejumlah fakta yang menunjukkan
masih perlunya gerakan kaum ibu untuk memberdayakan perannya di
masyarakat. Ambil saja beberapa contoh fakta sebagai bahan refleksi.
Memang Hari Ibu tak cukup hanya menjadi rutinitas peringatan simbolik,
5. melainkan harus mengartikulasikan secara lebih substantif dan strategis
dari gerakan kaum ibu di Indonesia. Tak dimungkiri, hingga saat ini terjadi
kontestasi citra kaum ibu di mata khalayak luas. Sebuah pertarungan
identitas yang akan menunjukkan wajah positif atau negatif kaum ibu kita.
Kontestasi itu paling tidak masih tergambar jelas di tiga bidang.
Pertama, gerakan emansipasi kerap mendapat kendala besar dari
pola budaya patriarki. Posisi perempuan yang selalu dianggap wajar dan
seharusnya berada dalam subordinasi dan superioritas kaum laki-laki.
Tradisi budaya feodal dan pelembagaan keakuan kaum laki-laki dalam
cara pandang yang salah tentang budaya ketimuran, telah memosisikan
kaum ibu dalam wilayah veriperal.
Kedua, kesadaran kaum ibu untuk berdaya juga harus berkontestasi
dengan cara pandang dan interpretasi masyarakat terhadap ajaran agama
yang mereka yakini. Banyak kasus dalam menafsirkan kitab suci Alquran,
tidak diimbangi sensitivitas gender. Sehingga, kebenaran mutlak dari
prilaku skripturalisme yang eksklusif dan tidak membuka ruang dialog
menempatkan kaum ibu kian terpojok.
Ketiga, kontestasi juga terjadi di realitas simbolik media. Kampanye
untuk menjadikan kaum ibu memiliki citra mandiri, sejajar dengan kaum
pria dan mampu, kerap direduksi oleh media massa baik cetak maupun
elektronika. Kita bisa mengamati banyak acara televisi, radio atau tulisan di
media cetak yang menempatkan perempuan sebagai objek atau korban dari
prilaku diskriminatif. Misalnya saja di berbagai sinetron, kebanyakan
sinetron yang kejar tayang di televisi kita mempertontonkan perempuan
sebagi biang gosip, lemah, cengeng, bergantung pada laki-laki, nerimo,
hedonistik, dan konsumtif atau gaya glamour khas metropolitan.
Tak hanya sinetron tapi juga dalam reality show, news, atau talkshow
yang memosisikan perempuan dalam lakon-lakon marginal. Tentu, jika kita
menginginkan perempuan yang kian berdaya dalam peran-peran sosial
mereka, maka ketiga ranah kontestasi tadi harus lebih memberi tempat pada
peran substantif gerakan emansipasi sehingga pencitraan kaum ibu kian
positif. Hari Ibu hanya akan menjadi sebuah seremonial yang tak bermakna
jika kontestasi selalu memosisikan kaum ibu dalam ketidakberdayaan.
Korps HMI-Wati sebagai bagian dari kaum perempuan yang telah
terserahkan secara akademis, social dan cultural memiliki peran penting
dalam upaya studi kritis dan kontribusi perbuatan untuk menyelesaikan
permasalahan-permasalahan keumatan dan kebangsaan khususnya kaum
perempuan. Untuk menyadari peran dan fungsinya tersebut, maka upaya-
upaya yang mendukung ke arah penyadaran peran dan fungsi KOHATI bagi
kaum perempuan menjadi urgen. Adapun salah satu upaya tersebut adalah
mengadakan Latihan Kader KOHATI yang secara umum bertujuan
membentuk karakter HMI-Wati yang ideal dan penyadaran peran dan
fungsinya hingga berikutnya diharapkan mampu berkontribusi pada
lingkungan sekitarnya.
6. NAMA KEGIATAN
Adapun nama kegiatan ini adalah LATIHAN KHUSUS KOHATI
(LKK) TINGKAT NASIONAL KORPS HMI-WATI (KOHATI) HIMPUNAN
MAHASISWA ISLAM (HMI) CABANG KOTA BOGOR.
TEMA
Adapun tema yang diangkat dalam pelatihan ini adalah : KOHATI
BERGERAK; Arah Baru Menuju Kesetaraan Partisipasi Perempuan Di
Ruang Publik.
MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan dari kegiatan ini adalah :
1. Sebagai upaya pembentukan karakter HMI-Wati yang sesuai
dengan tuntunan Al-Quran dan Hadits.
2. Sebagai salah satu proses kaderisasi bagi HMI-Wati untuk
terbinanya kader akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan
Islam, serta kreatif dan inovatif sebagai upaya melakukan
perubahan terhadap perannnya sebagai kader ummat dan kader
bangsa dengan selalu mengharap ridho Allah SWT.
3. Memberi pemahaman bagi HMI-Wati mengenai perempuan dan
isu-isu keperempuanan.
4. Menumbuhkan kesadaran HMI-Wati untuk berbuat dan berjuang
dalam menjawab permasalahan ummat dan bangsa, khususnya
permasalahan kaum perempuan.
WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 20-27 November 2011 di
wisma Padjajaran Kota Bogor.
PELAKSANA KEGIATAN
Pengarah kegiatan ini adalah Steering Committee (SC) dan Pelaksana
kegiatan adalah Organizing Committee (OC) sebagaimana terlampir.
AGENDA ACARA
Agenda acara terlampir.
PESERTA
Adapun peserta dari kegiatan ini adalah HMI-Wati se-Indonesia
sebagaimana terlampir.
AGENDA KEGIATAN
Adapun agenda kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi :
1. Monolog
2. Diskusi
3. Problem Solving
4. Dialog
5. Presentasi Makalah
7. MATERI DAN TEMA MAKALAH
1. Materi I : Hakikat Perempuan Dalam Perspektif Islam
2. Materi II : Partisipasi Perempuan di Ruang Publik
3. Materi III : Peran Perempuan Dalam Menjawab Devisi Sosial
4. Materi IV : Problematika dan Solusi Kesehatan Reproduksi
Perempuan
5. Materi V :Perempuan dan Pembangunan Karakter Bangsa;
Upaya Mempertahankan Budaya Lokal
6. Materi VI : Perempuan di Media Massa; Distorsi dan Upaya
Perbaikan Citra
7. Materi VII : Analisis Gender Dalam Transformasi Sosial
8. Materi VIII : Kuota 30 persen dan Kesetaraan Gender Dalam
Partisipasi Politik
9. Materi IX : Problematika Perempuan; Kekerasan, Eksploitasi dan
Trafficking
10. Materi X :Feminisme; Sejarah dan Dinamika Gerakan
Keperempuan
11. Materi XI : Kecerdasan Emosional dan Pengaruhnya Terhadap
Kapasitas Kepemimpinan Perempuan
12. Materi XII : Format Gerakan baru KOHATI dalam menyikapi isu
keperempuanan
13. Materi XIII : Kontekstualisasi Fiqhunnisa dan Pelaksanaan Ajaran
Islam
PENUTUP
Demikian proposal ini disusun untuk menjadi acuan kerja serta
menjadi bahan pertimbangan bagi pihak pihak terkain untuk terlibat
dalam menyukseskan kegiatan ini.
Billahitaufiq Wal Hidayah
Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
8. Bogor, 01 Dzulhijjah1432 H
29 Oktober 2011 M
PANITIA PELAKSANA
LKK NASIONAL
KORPS HMI WATI
CABANGKOTA BOGOR
SEKAR HAPSARI R.SUSAN KHAIRUNNISA
KETUA SEKRETARIS
Mengetahui,
PENGURUS
KORPS HMI WATI
HMI CABANG KOTA BOGOR
ANI SAFITRI
KETUA UMUM
Menyetujui,
PENGURUS
HMI CABANG KOTA BOGOR
RIDWAN ARIFIN
KETUA UMUM
9. Lampiran 1
PENANGGUNG JAWAB : Ridwan Arifin
(Ketua Umum HMI Cabang Kota Bogor)
Ani Safitri
(Ketua Umum KOHATI Cabang Kota Bogor)
MASTER OF TRAINING : Musrifah
(MoT) Endah Cahya Immawati
Hafidah Farwa
Danial Iskandar Yusuf
Ahlan Elfaz
STEERING COMMITTEE : Siti Sopiah Taufik
Risa Fenti
Uswatun Hasanah
Halimatussadiah
Yusrin Edyanti
Ratih Eka
Rafiansyah
Mafuluddin
ORGANIZING
COMMIITTEE (OC)
Ketua : Sekar Hapsari
Sekretaris : R. Susan Khoirunnisa
Bendahara : Dini Andzani Gunawan
Seksi Acara Seksi Kesekretariatan
Rika Abrianti Sri Husnati
Reni anggraeini Sholehah
Restika Putri Untari Clara Putri
Seksi Publikasi dan Dokumentasi Seksi Konsumsi
Badriyah Novi
Meliana Agustina Kunti Andika Sari
Nurul qomariyah
Seksi Perlengkapan Seksi Humas
Nu Atika Sari Reni Anggreini
Robi Faisal Halimatussadiah
Lampiran II
10. AGENDA ACARA
Waktu Agenda Fasilitator
Ahad, 20 November 2011
08.00-21.00 Screening Cabang Lokal
Senin, 21 November 2011
08.00-16.00 Registrasi dan Screening Panitia
16.00-17.30 Pengumuman Hasil Screening MOT
20.30 s/d Opening Ceremony
Selesai Acara pembukaan Latihan Khusus
Kohati (LKK)
1. Pembukaan MC
2. Pembacaan Ayat Suci Alquran
3. Menyanyikan lagu Indonesia OC
Raya, Hymne HMI dan Mars
KOHATI
4. Laporan Ketua Pelaksana
5. Sambutan-sambutan:
Ketua Umum KOHATI HMI
Cabang Kota Bogor
Ketua Umum HMI Cabang Kota
Bogor
Walikota Kota Bogor sekaligus
membuka acara
6. Pembacaan doa
Waktu Agenda Fasilitator
23.00-24.00 Kontrak belajar MOT
24.00-05.00 Istirahat All
Selasa, 22 November 2011
05.30-09.00 Aktivitas pribadi All
09.00-09.45 Presentasi Makalah MOT
09.45-12.45 Studium Genaral Ayunda Ida Ismail
Pendidikan karakter perempuan di
zaman globalisasi
12.45-14.00 Aktivitas Pribadi
14.00-16.00 Materi I
Hakikat Perempuan Dalam Perspektif Ayunda Fitri Ismail
Islam
16.00-16.30 Aktvitas Pribadi
16.30-18.00 Presentasi Makalah MOT
18.00-20.30 Aktivitas Pribadi
20.30-23.30 Materi II Ibu Hj. Nuryanti
Partisipasi Perempuan di Ruang (Sekda Kabupaten
Publik Bogor)
23.30-24.30 Presentasi Makalah MOT
24.30-09.00 Aktivitas Pribadi
11. Rabu, 23 November 2011
09.00-09.45 Presentasi Makalah MOT
09.45-12.45 Materi III Hj. Fauziah Diani
Peran Perempuan Dalam Menjawab Budiarto
Devisi Sosial
12.45-14.00 Aktivitas Pribadi All
14.00-16.00 Materi IV LKMI
Problematika dan Solusi Kesehatan
Reproduksi Perempuan
16.00-16.30 Aktivitas Pribadi
16.30-18.00 Presentasi Makalah MOT
18.00-20.30 Aktivitas Pribadi All
20.30-23.30 Materi V
Perempuan dan Pembangunan Reni Marlinawati
Karakter Bangsa; Upaya (DPR RI)
Mempertahankan Budaya Lokal
23.30-24.30 Presentasi Makalah MOT
24.30-09.00 Aktivitas Pribadi All
Kamis, 24 November 2011
09.00-09.45 Presentasi Makalah MOT
09.45-12.45 Materi VI
Perempuan di Media Massa; Distorsi Oki Asokawati
dan Upaya Perbaikan Citra
12.45-14.00 Aktivitas Pribadi ALL
14.00-16.00 Materi VII Ayunda Anggun Z A
Analisis Gender Dalam Transformasi
Sosial
16.00-16.30 Aktivitas Pribadi All
16.30-18.00 Presentasi Makalah MOT
18.00-20.30 Aktivitas Pribadi All
20.30-24.30 Materi VIII Dr. Valina Sinka
Kuota 30 persen dan Kesetaraan (Dekan FISIP UI,
Gender Dalam Partisipasi Politik Presidium FORHATI)
24.30-09.00 Aktivitas Pribadi All
Jumat, 25 November 2011
09.00-11.45 Materi IX
Problematika Perempuan; Kekerasan, Khoirunnisa
Eksploitasi dan Trafficking (KOMNAS
Perempuan)
11.45-12.45 Bedah Buku/ Film All
12.45-14.00 Aktivitas Pribadi All
14.00-16.00 Materi X Ayunda Aida Hubis
12. Feminisme; Sejarah dan Dinamika
Gerakan Keperempuan
16.00-16.30 Aktivitas Pribadi All
16.30-18.00 Presentasi Makalah MOT
18.00-20.30 Aktivitas Pribadi All
20.30-24.00 Materi XI
Kecerdasan Emosional dan Ir. Sri Astuti M.Si
Pengaruhnya Terhadap Kapasitas
Kepemimpinan Perempuan
24.00-09.00 Aktivitas All
Sabtu, 26 November 2011
09.00-09.45 Presentasi Makalah MOT
09.45-12.45 Materi XII
Ade Kusuma
Format Gerakan baru KOHATI dalam ningtias
menyikapi isu keperempuanan Nurhayati Jammas
12.45-14.00 Laporan Analisis Sosial All
14.00-16.00 Materi XIII Yunda
Kontekstualisasi Fiqhunnisa dan Zahrotunnimah
Pelaksanaan Ajaran Islam
16.00-16.30 Aktivitas Pribadi
20.00-23.00 Penutupan
Minggu, 27 November 2011
08.00-16.00 Salam perpisahan All
Lampiran III
13. DAFTAR PESERTA LATIHAN KHUSUS KOHATI (LKK)
NO NAMA CABANG TEMA UTUSAN
MAKALAH
1 Cabang Banda Aceh I 1
2 Cabang Bireun II 1
3 Cabang Lhokseumawe III 1
4 Cabang Sigli IV 1
5 Cabang Takengon V 1
6 Cabang Tapaktuan VI 1
7 Cabang Medan VII 1
8 Cabang Binjai VIII 1
9 Cabang Langkat IX 1
10 Cabang Kisaran-Asahan X 1
11 Cabang Pematang Siantar-Simalungun XI 1
12 Cabang Padang Sidempuan XII 1
13 Cabang Labuhan Batu I 1
14 Cabang Padang II 1
15 Cabang Solok III 1
16 Cabang Payakumbuh IV 1
17 Cabang Padang Panjang V 1
18 Cabang Bukit Tinggi VI 1
19 Cabang Batu Sangkar VII 1
20 Cabang sawahlunto VIII 1
21 Cabang Pariaman IX 1
22 Cabang Pekanbaru X 1
24 Cabang Batam XI 1
25 Cabang Palembang XII 1
26 Cabang Metro I 1
27 Cabang Curup II 1
28 Cabang Kotabumi III 1
29 Cabang Lubuk Linggau IV 1
30 Cabang Bangko V 1
31 Cabang Muara Bungo VI 1
32 Cabang Kerinci VII 1
33 Cabang Bandar Lampung VIII 1
34 Cabang Baturaja IX 1
35 Cabang Sarolangun X 1
36 Cabang Bengkulu XI 1
37 Cabang Jambi XII 1
38 Cabang Bangka Belitung I 1
39 Cabang Indralaya II 1
40 Cabang Tebo III 1
41 Cabang Muara Belian IV 1
42 Cabang Jakarta Pusat-Utara V 1
14. 43 Cabang Jakarta Timur VI 1
44 Cabang Jakarta Selatan-Barat VII 1
45 Cabang Jakarta Raya VIII 1
46 Cabang Ciputat IX 1
47 Cabang Bogor X 1
48 Cabang Bekasi XI 1
49 Cabang Pandeglang XII 1
50 Cabang Serang I 1
51 Cabang Cilegon II 1
52 Cabang Cianjur III 1
53 Cabang Kab. Bandung IV 1
54 Cabang Karawang V 1
55 Cabang Indramayu VI 1
56 Cabang Tasikmalaya VII 1
57 Cabang Cirebon VIII 1
58 Cabang Ciamis IX 1
59 Cabang Sukabumi X 1
60 Cabang Semarang XI 1
61 Cabang Purwokerto XII 1
62 Cabang Yogyakarta I 1
63 Cabang Salatiga II 1
64 Cabang Surabaya III 1
65 Cabang Malang IV 1
66 Cabang Ponorogo V 1
67 Cabang Denpasar VI 1
68 Cabang Sumbawa VII 1
69 Cabang Mataram VIII 1
70 Cabang Kupang IX 1
71 Cabang Bima X 1
72 Cabang Kota Bogor I-XII 20
73 Cabang Banjarmasin XII 1
74 Cabang Banjarbaru I 1
75 Cabang Palangkaraya II 1
76 Cabang Makassar III 1
77 Cabang Makassar Timur IV 1
78 Cabang Jeneponto V 1
79 Cabang Gowa Raya VI 1
80 Cabang Unaha VII 1
81 Cabang Kendari VIII 1
82 Cabang Manado IX 1
83 Cabang Gorontalo X 1
84 Cabang Bolaang Mongondow XI 1
85 Cabang Palu XII 1
86 Cabang Toli-toli I 1
87 Cabang Ambon II 1
15. 88 Cabang Ternate III 1
89 Cabang Jayapura IV 1
90 Cabang Sorong V 1
91 Cabang Fak-fak VI 1
92 Cabang Merauke VII 1
93 Cabang Manokwari VIII 1
94 Cabang Biak IX 1
95 Cabang Polewali Mandar X 1
96 Cabang Banjarmasin XI 1
97 Cabang persiapan OKU Timur XII 1
98 Cabang Lubuk Linggau I 1
99 Cabang Pandeglang II 1
100 Cabang Pare Pare III 1
Jumlah Peserta 119