**di tiga tahun silam, buih ombak bersama gelombang merampas semua yang kumiliki. bahkan pada saat itu pun kau enggan menoleh untuk melihat diriku yang menangis atas peprpisahan ini. atas ingatan dan harapanku di hari itu, akankah kita masih bisa bertemu dan melanjutkan kisah kita? Melihat sikapmu di hari aku berpijak atas tanah kelahiran kita, rasanya aku tak memiliki alasan untuk memintamu menemukanku di lain waktu. Lalu jika kau tahu, aku selalu berharap pada Tuhan, bagaimana kau harus menyesalinya. sebab aku, begitu tak rela melepaskanmu. Dan jika di masa depan kau mendengar suara sepatu ataupun sandal berbunyi ''two.. two.. two..'' kau harus tahu bahwa itu adalah aku. two.. two.. two..