satu hal yang gue sadarin, gue jadi
sedikit ngerti kenapa kisah 'cinta' waktu
zaman SD itu disebut cinta monyet.
seperti gue dulu, yang gak peduli bisa
bahasa inggris apa engga, gak peduli
reaksi dia bakalan kayak gimana, gak peduli rambut gatel, atau bau badan jadi
kayak bunga kuburan. hanya satu yang
peduli; gue dapet perhatian orang yang
gue suka. mungkin, orang dewasa
melihat ini bodoh, seerti monyet. tapi
gue rasa ini adalah problem yang ada di orang dewasa. problemnya, orang
dewasa gak lagi kayak anak kecil. untuk
cinta sama orang aja, yang namanya
orang dewasa harus melalui banyak
pertimbangan; agama harus yang sama,
harus punya pekerjaan tetap, harus bisa ngebikin nyam
We’ve updated our privacy policy so that we are compliant with changing global privacy regulations and to provide you with insight into the limited ways in which we use your data.
You can read the details below. By accepting, you agree to the updated privacy policy.