ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
1 
SILABUS 
Mata Kuliah Ekonomi Makro I 
Dosen Nano Prawoto, SE. M.Si. 
Hunting 0274-387656 Ext. 184 
E-Mail nanopra@yahoo.com 
Materi : 
1. Review Ek. Makro Pengantar 
 Pendahuluan : Tinjauan singkat mengenai teori, masalah dan kebijakanan 
ekonomi makro 
 Perhitungan pendapatan nasional 
 Teori makro ekonomi 
 Keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian dua sektor 
 Keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian tiga sektor (dengan 
kebijakan fiskal) 
 Keseimbangan pendapatan nasional dalam ekonomi terbuka 
2. Keseimbangan Sektor Riil (pasar barang) 
 Pengertian keseimbangan sektor riil 
 Penurunan Kurva IS 
 Kebijakan fiskal mempengaruhi keseimbangan di sektor riil 
3. Keseimbangan di Pasar Uang 
 Pengertian keseimbangan sektor uang 
 Penurunan Kurva LM 
 Kebijakan moneter mempengaruhi keseimbangan di pasar uang 
4. Keseimbangan UMUM 
 Kebijakan fiskal partial mempengaruhi kondisi pasar secara umum 
 Kebijakan Moneter partial mempengaruhi kondisi pasar secara umum 
 Kebijakan simultan yang mempengaruhi keseimbangan umum
2 
5. Analisis Keseimbangan Pendapatan Nas. dgn Model AD – AS 
 Pengertian Model AD dan AS 
 Penurunan Kurva AD dan AS 
 Kebijakan fiskal dan moneter mempengaruhi perubahan AD 
 Faktor yang mempengaruhi perubahan AS 
 Keseimbangan AD - AS 
6. Pengungguran dan inflasi 
 Pengangguran dan penyebabnya 
 Pengangguran berdasarkan cirinta 
 Tujuan kebijakan ekonomi yang berhubungan dengan pengangguran 
 Penyebab inflasi menurut pengalaman 
 Penyebab inflasi menurut teori 
 Mengatasi pengangguran 
Referensi : 
1. Sadono Sukirno, (2004), Makro Ekonomi, PT Raja Grafindo Persada, Edisi Ke 
Tiga, Jakarta. 
2. Mankiw, (1999), Teori Makro Ekonomi, PT Erlangga, Edisi Ke Empat, Penerbit 
Erlangga, Jakarta. 
3. Boediono, (1993), Ekonomi Makro, Seri Sinopsis No. 2, BPFE, Yogyakarta. 
4. Dornbusch, Fischer, (1997), Makro Ekonomi, Penerbit Erlangga, Edisi Empat, 
Jakarta.
3 
BAB I 
KESEIMBANGAN SEKTOR RIIL (PASAR BARANG) 
Analisis sektor riil 
 hubungan antara tingkat bunga dengan keseimbangan pendapatan nasional 
disektor riil. Pasar barang (sektor riil) dikatakan seimbang jika : Penawaran 
pada pasar barang sama dengan permitaan pada pasar barang 
Analisis keseimbangan sektor riil digunakan kurva IS : 
 IS = suatu kurva yang meggambarkan keseimbangan pendapatan nasional 
(dan tingkat pendapatan nasional yang dicapai) pada berbagai tingkat bunga 
di pasar barang 
 Bicara pada pasar barang, berarti bicara investasi (I) 
Fungsi Investasi : 
I = Io – k . r 
Dimana : 
I = Investasi 
r = Tingkat bunga umum 
K = Koefisien tingkat bunga 
Penurunan Kurva IS dapat dilakukan dengan berbagai cara : 
 Pada banyak literatur penurunan kurva IS dapat dilakukan dengan berbagai 
cara baik dengan grafis maupun matematis, cara grafispun banyak variasinya. 
Berikut ini beberapa contoh dalam menurunkan kurva IS. 
Cara I :
4 
Y=E 
Pen. agregat E1 = C+I+G 
E0 
E2 
Keseimbagan Pendapata nasional 
450 
Y2 Y0 Y1 
Bunga 
R2 
R0 
R1 
IS Kurva IS 
Y2 Y0 Y1 
Atau dengan cara lain : 
Cara II : 
Penurunan Kurva IS: 
 Ambil R0 maka I0 
 Dalam keadaan imbang besarnya tabungan S0 
 Tabungan S0 terjadi jika pendapatan Y0 
 Maka muncul titik A pada kurva IS 
 Ambil R1 (naik) maka I1 
 Dalam keadaan imbang besarnya tabungan S1 
 Tabungan S1 terjadi jika pendapatan Y1 
 Muncul titik B pada kurva IS 
 Titik A dan B dihubungkan dan membentuk kurva IS
5 
S S=f(Y) S=I 
S0 
S1 
Y I 
R1 
Hub R dan I 
R0 
IS I=f(R) 
Y1 Y0 Y I1 I0 I 
Kurva IS : 
Menggambarkan keseimbangan sektor riil yang berlerang negatif, artinya : 
 jika R naik akan menurunkan I dan berakibat Y turun 
 jika R turun akan menaikkan I dan berakibat Y naik 
Cara Matematik : 
Misal : C = 100 + 0,75 Y 
I = 60 – 200 R 
Perekonomian 2 sektor dikatakan seimbang jika : 
Y = C + I 
Y = 100 + 0,75 Y + 60 – 200 R 
0,25Y = 160 – 200 R 
Y = 640 – 800 R
6 
Atau R = 0,80 – 0,00125 Y 
Jadi : Y = 640 – 800 R adalah merupakan kurva IS 
R 
0,8 
Y = 640 – 800 R 
IS 
640 Y 
Kebijakan Fiskal : 
 Kurva IS berubah jika sektor riil berubah 
 Sektor riil berubah jika terdapat kebijakan pemerintah 
 Kebijakan yang ditujukan pada sektor riil disebut kebijakan Fiskal 
 Variabel kebijakan fiskal : G, Tx dan Tr 
Contoh : Kebijakan Fiskal menaikan G (goverment expenditure) 
(kebijakan ekspansif) 
S S=f(Y) S=I 
S0 
S1 
Y1 Y2 Y0 Y3 I 
R1 
Hub R dan I 
R0 
IS1 
IS I I + G 
Y1 Y2 Y0 Y3 I1 I0 I
Kebijakan fiskal dikatakan murni jika kebijakan tersebut tidak disertai dengan 
7 
berubahnya jumlah uang beredar (JUB). 
Dari contoh di atas : 
misal : C = 100 + 0,75 Y 
I = 60 – 200 R 
G = 10 
Maka : 
Y = C + I + G 
= 100 + 0,75 Y + 60 – 200 R + 10 
0,25 Y = 170 – 200 R 
Y = 680 – 800 R 
Atau R = 0,85 – 0,00125 Y 
R 
0,85 
0,80 
IS IS1 
640 680 
Kebijakan Fiskal lainnya : 
 Kenaikan pengeluaran tranfer (Tr) akan menyebabkan kurva tabungan 
bergeser kekanan bawah dan sebaliknya kenaikan pajak (Tx) akan 
menyebabkan kurva tabungan bergeser kekiri atas. Sehingga akibatnya kurva 
IS akan bergeser ke kanan jika Tranfer positif dan bergeser ke kiri jika Pajak 
dinaikan. 
Kesimpulan :
Kebijakan fiskal ekspansif ( G naik, Tx turun) akan menggeser kurva IS ke 
8 
kanan atas 
 Kebijakan fiskal kontraktif (G turun, Tx naik) akan menggeser kurva IS ke kiri 
bawah 
Pengaruh Kebijakan Tersebut dapat di lihat pada grafik berikut ini : 
1. Kebijakan kenaikan Tr 
S S=f(Y) S=I 
S1 
S0 
S1 
Y1 Y2 Y0 Y3 I 
R1 
Hub R dan I 
R0 
IS1 
IS I 
Y1 Y2 Y0 Y3 I1 I0 I
9 
5. Kebijakan Kenaikan Tx 
S S1 S=I 
S = f(Y) 
S0 
S1 
Y3 Y1 Y2 Y0 I 
R1 
Hub R dan I 
R0 
IS0 
IS1 I 
Y3 Y1 Y2 Y0 I1 I0 I
10 
BAB II 
KESEIMBANGAN PASAR UANG 
 Keseimbangan Pasar Uang adalah hubungan antara tingkat bunga dengan 
keseimbangan pendapatan nasional disektor keuangan. Pasar uang berada 
dalam keseimbangan jika penawaran uang (Ms) sama dengan permintaan 
uang (Md) 
 Dalam menganalisis pasar uang digunakan kurva LM, yaitu suatu kurva yang 
menggambarkan hubungan antara tingkat bunga (R) dengan pendapatan 
nasional (Y) dimana pasar uang dalam keseimbangan 
Pembentukan Kurva LM 
Cara I 
Bunga Ms 
R2 E2 
R1 E1 Dm2(Y2) 
R0 E0 Dm1(Y1) 
Dm0(Y0) 
Dm1 Ms=Dm Dm2 demand  supply uang 
Bunga 
LM 
R2 C 
R1 B 
R0 A 
Y0 Y1 Y2 Pendapatan nasional
11 
Keynes : 
 Tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang 
 Salah satu faktor yang menentukan permintaan uang adalah pendapatan 
nasional 
Atau dengan cara lain : 
Cara II 
Md1 = Permintaan uang tujuan transaksi + jaga-jaga 
Md2 = Permintaan uang tujuan spekulasi 
 Kurva LM berlerang positif, artinya pada sektor moneter (pasar uang) apabila 
terjadi kenaikan tingkat bunga (R), maka pendapat nasional (Y) akan 
meningkat dan sebaliknya 
 Hal ini bertolak belakang dengan pasar barang 
Hub. M1 dan Y 
M1=f(Y) 
(3) (2) 
(M1)1 
(M1)0 
M1=M2 
Y0 Y1 (M2)1 (M2)0 
(4) (1) 
LM 
R1 
Hub R  Spekulasi 
R0 
M2=F(R) 
Y0 Y1 (M2)1 (M2)0
12 
Cara matematis : 
 Misalkan : pada perekonomian diketahui Ms (JUB) dimasyarakat = 500, 
permintaan uang tujuan transaksi dan berjaga-jaga M1 = 0,2 Y, permintaan 
uang tujuan spekulasi M2 = 572 – 400 R 
Dalam pasar uang keadaan keseimbangan terjadi jika Ms = Md 
Jadi Ms = 500 
Md = M1 + M2 
= 0,2 Y + 572 – 400 R 
Sehingga : Ms = Md 
500 = 0,2 Y + 572 – 400 R 
500 – 572 +400 R = 0,2 Y 
0,2Y = -72 + 400 R 
Y = -360 + 2000 R ----- Kurva LM menunjukkan keseimb. Pasar uang 
R = 0,0005 Y + 0,18 
R 
LM 
Y = -360 + 2000R 
Y 
R K. kontraktif LM2 
LM0 
LM1 
K. Ekspansif 
Y
13 
Kebijakan Moneter : 
 Posisi LM dapat berubah jika adanya kebijakan pemerintah, yaitu kebijakan 
moneter 
 Variabel ekonomi dalam kebijakan moneter : JUB dan tingkat bunga R 
 Kebijakan moneter yang murni adalah kebijakan yang tidak disertai dengan 
berubahnya G, Tx, dan Tr 
Instrumen Kebijakan Moneter 
 Open market operation (operasi pasar terbuka) 
 Reserve requerement (cadangan minimum) 
 Rediscount policy (politik diskonto) 
 Selective control (kontrol kredit selektif) 
Open Market Operation 
 Bila pemerintah ingin mempengaruhi JUB, maka dengan cara jual beli surat 
berharga pemerintah (SBI, SBPU) 
 Jika ingin JUB naik maka BI beli surat berharga yang telah dikeluarkan 
 Jika ingin JUB turun maka BI jual surat berharga yang telah dikeluarkan 
Reserve Requerement 
 Adalah kebijakan pemerintah yang bekaitan dengan cadangan minimal bagi 
bank umum oleh pemerintah (BI) 
 Cadangan minimum bank umum adalah bagian (%) tertentu yang harus 
disimpan di BI dari simpanan yang diperoleh dan bagian yang ditahan ini 
tidak boleh dipinjamkan 
 Jika ingin JUB naik, maka cadangan minimum diturunkan 
 Jika ingin JUB turun, maka cadangan minimum di naikkan 
 Selain instrumen cadangan min, besar kecilnya JUB juga tergantung dari 
kesukaan masyarakat pegang uang tunai dan kelebihan cadangan bank
14 
Politik Diskonto 
 Adalah kebijakan pemerintah mengubah tingkat suku bunga pinjaman dari BI 
kepada bank umum 
 Jika ingin JUB turun, maka BI menaikkan bunga pinjaman 
 Jika ingin JUB naik, maka BI menurunkan bunga pinjaman 
 BI manaikkan bunga pinjaman sehingga bank umum juga naikkan bunga 
pinjaman kemasyarakat dan JUB akan turun atau bank umum mencoba 
memperkecil pinjaman kepada BI, dengan cara menagih pinjaman masyarakat 
yang jatuh tempo jadi JUB turun 
Kontrol Kredit Selektif 
 Adalah kebijakan pemerintah dangan memberi himbauan kepada bank umum 
dalam hal memberikan kredit (moral suasion) 
 Jika ingin JUB naik, maka himbauan untuk menaikkan jumlah kredit BU 
 Jika ingin JUB turun, maka himbauan untuk memperlambat kredit BU
15 
BAB III 
KESEIMBANGAN UMUM 
PASAR BARANG DAN PASAR UANG 
 Keseimbangan umum terjadi jika pasar barang dan pasar uang berada dalam 
keseimbangan secara bersama-sama 
 Jadi besarnya pendapatan nasional (Y) dan tingkat bunga (R) menjamin 
keseimbangan baik di pasar barang dan pasar uang 
R 
LM0 
B LM1 
R1 
R0 A 
R2 
B’ 
IS1 
IS0 
Y0 Y1,2 
 Jika pemerintah melakukan kebijakan fiskal ekspansif (G naik), maka kurva IS0 
bergeser ke kanan ke IS1 dan keseimbangan perekonomian akan berubah pada 
R1 dan Y1 
 Jika kebijakan yang dilakukan adalah kebijakan moneter ekspansif (JUB naik), 
maka kurva LM0 bergeser ke LM1, sehingga keseimbangan yang baru pada R2 
dan Y2 
Contoh matematis : 
Dalam perekonomian terdapat situasi sbb : 
Misal : C = 100 + 0,75 Y 
I = 60 – 200 R 
Maka kurva IS : Y = C + I 
= 100 + 0,75 Y + 60 – 200 R
16 
0,25 Y = 160 – 200 R 
Y = 640 – 800 R 
Atau R = 0,80 – 0,00125 Y 
Dari persamaan tersebut diperoleh kurva IS : Y = 640 – 800 R 
Misal : Ms = 500 
M1 = 0,2 Y 
M2 = 572 – 400 R 
Maka : Md = M1 + M2 
= 0,2 Y + 572 – 400 R 
Ms = Md 
500 = 0,2 Y + 572 – 400 R 
0,2 Y = - 72 + 400 R 
Y = - 360 + 2000 R 
Dari persamaan di atas kurva LM : Y = - 360 + 2000 R 
Titik keseimbangan dua pasar adalah sebagai berikut : 
IS : Y = 640 – 800 R 
LM: Y = - 360 + 2000R 
¾¾¾¾¾¾¾¾¾¾ - 
0 = 1000 – 2800 R 
2800 R = 1000 
R = 0,38 atau 38 % 
Y = 640 – 800 (0,38) 
Y = 640 – 304 
Yeq = 336 
 Jadi pendapatan nasional (Yeq) sebesar 336 dan tingkat bunga keseimbangan 
(Req) sebesar 38 % merupakan pendapatan nasional dan tingkat bunga yang 
menjamin keseimbangan baik di pasar barang dan di pasar uang
17 
R 
LM0 
38% A 
IS0 
336 T 
Kebijakan fiskal secara partial : 
Jika ada kebijakan fiskal menaikan G sebesar Rp. 20 T, maka kurva IS akan 
bergeser ke kanan : 
Y = C + I + G 
= 100 + 0,75 Y + 60 – 200 R + 20 
0,25 Y = 180 – 200 R 
Y = 720 – 800 R 
Atau R = 0,9 – 0,00125 Y ................. IS 
Jadi keseimbangan umum yang baru sebagai berikut : 
Dengan mensubtitusikan : 
Y = - 360 + 2000 R ……………LM 
= - 360 + 2000 (0,9 – 0,00125 Y) 
= -360 + 1800 – 2,5 Y 
3,5 Y = 1440 
Y = 411,4 dan 
R = 0,9 – 0,00125 (411,4) 
= 0,9 – 0,51 
R = 0,39 
Grafik setelah kebijakan fiskal :
18 
R 
LM0 
39% 
38% 
IS1 
IS0 
336 411,4 Y 
Kesimpulan : dengan G naik maka Y naik dan R naik 
Kebijakan moneter secara partial : 
Misal : 
Pemerintah melakukan kebijakan moneter dengan menaikan JUB sebesar 50 T, 
maka kurva LM dapat bergeser ke kanan 
Ms = 550 
Md = M1 + M2 
= 0,2 Y + 572 – 400 R 
Ms = Md 
550 = 0,2 Y + 572 – 400 R 
0,2 Y = - 22 + 400 R 
Y = -110 + 2000 R 
2000 R = 110 + Y 
Atau R = 0,055 + 0,0005 Y …………….. LM 
Jadi keseimbangan yang baru : 
Y = 640 – 800 R …………………. IS 
Y = 640 – 800 (0,055 + 0,0005 Y) 
= 640 – 44 – 0,4 Y 
1,4 Y = 596 
Y = 425,7 
R = 0,8 – 0,00125 Y
19 
= 0,8 – 0,00125 (425,7) 
= 0,8 – 0,53 
= 0,27 atau 27 % 
R 
LM0 
LM1 
38% 
27% 
IS0 
336 425,7 Y 
Kesimpulan : JUB naik akan menurunkan R dan menaikan Y 
Bagaimana jika kebijakan dilakukan secara bersama-sama ? 
 Jika kebijakan fiskal dan moneter dilakukan bersama-sama (simultan), maka 
dampaknya adalah Y meningkat lebih besar lagi, tetapi dampak terhadap suku 
bunga (R) tidak jelas (naik atau turun). Naik turunnya suku bunga tergantung 
pada dua faktor : 
o Kekuatan relatif kedua kebijakan tersebut 
o Kepekaan kurva IS dan kurva LM terhadap R 
 Misalkan kedua kebijakan diatas dilakukan secara bersama-sama, yaitu 
dengan kebijakan fiskal menaikkan G sebesar 20 T dan kebijakan moneter 
menaikkan JUB sebesar 50 T : 
Maka dampaknya dapat dilihat berikut ini :
20 
Y = 720 – 800 R 
Y = -110 + 2000 R 
¾¾¾¾¾¾¾¾¾¾ - 
0 = 830 – 2800 R 
2800R = 830 
R = 0,296 atau 29,6% 
Dengan subtitusi : 
Y = 720 – 800 R 
Y = 720 – 800 (0,296) 
Y = 720 – 236,8 
Y = 483,2 
R 
LM0 
A LM1 
38% 
29,6% B 
IS1 
IS0 
336 483,2 Y 
 Dari hasil perhitungan dan gambar tersebut, terlihat bahwa kebijakan 
simultan itu berdampak menurunkan suku bunga (R) dan manaikkan 
pendapatan nasional (Y) lebih besar lagi, dengan demikian kekuatan 
kebijakan tersebut lebih besar kebijakan moneter 
QUIZ 
1. Diketahui dalam perekonomian terdapat data sbb : 
Misal : C = 100 + 0,75 Y 
I = 60 – 200 R 
Ms = 500 
M1 = 0,2 Y 
M2 = 572 – 400 R
21 
Dari data tersebut : 
 Carilah persamaan IS 
 Carilah persamaan LM 
 Carilah keseimbangan umum (berapa R dan berapa Y) dan gambar grafisnya 
 Misalkan perekonomian tersebut terdapat kebujakan simultan (kebijakan 
fiskal menaikkan G sebesar 30 T dan kebijakan moneter menaikkan Jub sebesar 
10 T, carilah keseimbangan umum yang baru setelah kebijakan dan gambarkan 
grafisnya 
2. Diketahui dalam suatu perekonomian terdapat data sebagai berikut : 
C = 100 + 0,8 Yd 
I = 150 – 600 R 
G = 10 
M1 = 0,2 Y 
M2 = 50 – 400 R 
Ms = 200 
Dimana : 
C = konsumsi 
I = Investasi 
G = pengeluaran pemerintah 
M1 = Perminataan uang tujuan transaksi 
M2 = Perminataan uang tujuan spekulasi 
Ms = Jumlah uang beredar 
Dari data diatas : 
 Carilah fungsi IS 
 Carilah fungsi LM 
 Tentukan tingakat R dan Y yang menjamin perekonomian dalam 
keseimbangan umum 
 Tentukan R dan Y yang menjamin perekonmian dalam keadaan keseimbangan 
umum apabila JUB meningkat menjadi 1,5 kali, ceteris paribus
22 
Jawab : 
 Fungsi IS : Y = C + I + G 
= 100 + 0,8 Yd + 150 – 600 R + 10 
Karena tidak ada Tx maka Yd = Y 
Y = 260 + 0,8 Y – 600 R 
0,2 Y = 260 – 600 R 
Y = 1300 – 3000 R .......... IS 
 Ms = M1 + M2 
200 = 0,2 Y + 50 – 400 R 
0,2 Y = 150 + 400 R 
Y = 750 + 2000 R .................... LM 
 IS : Y = 1300 – 3000 R 
LM: Y = 750 + 2000 R 
------------------------------ 
0 = 550 – 5000 R 
R = 550/5000 
= 0,11 
Y = 1300 – 3000 (0,11) 
= 970 
 Ms baru = 1,5 (200) = 300 
300 = 0,2 Y + 50 – 400R 
0,2 Y = 250 + 400 R 
Y = 1250 + 2000 R ................ LM baru 
 IS : Y = 1300 – 3000 R 
LM: Y = 1250 + 2000 R 
------------------------------ 
1 = 50 – 5000 R 
R = 50/5000 
= 0,01 
Y = 1250 + 2000 (0,01) 
= 1250 + 20 
Y = 1270
23 
R 
LM0 
LM1 
11% 
1% 
IS0 
970 1270 Y 
6. Jika diketuahui : 
Fungsi Investasi : I = 1000 – 2500 R 
Atau R = 0,4 – 0,0004 I 
Tabungan S = -400 + 0,5 Y 
Demand untuk spekulasi : R = 0,04 – 0,0004 M2 
Demand untuk transaksi M1 = 0,05 Y 
Jumlah uang beredar Ms = 200 
Pertanyaan : 
 Berapa pendapatan nasional keseimbangan 
 Berapa besar tingkat bunga 
 Berapa besar konsumsi 
 Berapa besar investasi
24 
BAB IV 
PERMINTAAN AGREGATIF (AD) 
 Seluruh permintaan terhadap barang dan jasa yang terjadi dalam suatu 
perekonomian, baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari 
luar negari 
 Faktor yang mempengaruhi AD : 
o Tingkat harga secara umum 
o Jumlah uang beredar nominal 
o Jumlah obligasi pemerintah 
o Defisit tertimbang pada pemanfaatan tenaga kerja penuh 
 Jadi AD menunjukkan hubungan antara tingkat harga dengan besarnya 
pendapatan nasional, artinya jika terjadi perubahan harga dalam suatu 
perekonomian, maka keadaan perekonomian secara agregatif akan berubah 
 Ada dua pendapat : 
1. KEYNES (efek keynes mempengaruhi sektor moneter, LM bergeser) 
o Jika terjadi perubahan harga, maka jumlah uang beredar riil (Ms/P) 
akan berubah, akibat selanjutnya adalah terjadi perubahan pada 
tingkat bunga (r), dan jika tingkat bunga berubah maka investasi (I) 
berubah dan akan mengakibatkan perubahan pendapatan nasional 
(efek keynes/ efek bunga investasi) 
o P ­ ® JUB (Ms/P) ¯ ® r ­ ® I ¯ ® Y¯ dan sebaliknya 
Kenaikan harga :
25 
R 
LM1 
LM0 
R1 
R0 
IS0 
Y1 Y0 Y 
P 
P1 B 
P0 A 
AD 
Y1 Y0 Y 
o P ­ ® JUB (Ms/P) ¯ (kurva LM bergeser kekiri) ® r ­ ® I ¯ ® 
Y¯ 
Gambar : Permintaan Agregatif Efek Keynes 
AD = kurva yang menghub. Antara titik-titik tingkat harga pada berbagai 
tingkat pendapatan nasional (Y) dimana pasar barang dan pasar uang 
dalam keseimbangan 
Menurunkan Harga : 
o P ¯ ® JUB (Ms/P) ­ (kurva LM bergeser kekanan) ® r ¯ ® I ­ 
® Y­
26 
R 
LM0 
LM1 
R0 
R1 
IS0 
Y0 Y1 Y 
P 
P0 A 
P1 B 
AD 
Y0 Y1 Y 
2. PIGOU 
 Efek Pigou mempengaruhi sektor riil (kurva IS bergeser) 
 Jika terjadi perubahan harga dalam perekonomian, maka masyarakat merasa 
besarnya saldo kas riil (real cash balance) mereka berubah, untuk 
mengembalikan pada keadaan semula, mereka berusaha mempengaruhi 
besarnya pengeluaran konsumsi (C) mereka, dan perubahan C akan 
mengakibatkan perubahan tingkat pendapatan nasional (Y) 
Kenaikan harga : 
o P ­ ® Saldo kas riil ¯ ® C¯ ® Mengeser kurva IS kekiri ® r ¯ 
bersama dengan Y¯
27 
R 
LM0 
R0 
R1 IS0 
IS1 
Y1 Y0 Y 
P 
P0 B 
P1 A 
AD 
Y1 Y0 Y 
R 
LM0 
R0 Menurunkan Harga : 
R1 IS1 
IS0 
Y0 Y1 Y 
P 
P0 A 
P1 B 
AD 
Y0 Y1 Y
o P¯ ® Saldo kas riil ­ ® C ­ ® Mengeser kurva IS kekanan ® r 
28 
­ bersama dengan Y­ 
Efek Keynes dan Pigou Bekerja Bersama-sama 
R LM1 
Efek Keynes (sektor Moneter) 
R1 LM0 
R2 
R0 
IS0 
IS1 Efek Pigou (sektor riil) 
P1 
P0 
AD Pigou 
AD Keynes 
Y2 Y1 Y0 
Pengaruh Kebijakan Moneter dan Fiskal pada Kurva AD 
Mekanisme : 
 Mula-mula keseimbangan perekonomian pada tingkat bunga R0 dengan 
pendapatan nasional Y0 dan harga P0
Asumsi P tetap, maka kebijakan moneter yang ekspansif JUB­ maka akan 
menggeser LM0 ke LM1 akibatnya R ¯ ke R1 dan pendapatan naik ke Y1, 
sehigga kurva AD0 bergeser ke AD1 
 Dalam jangka waktu kemudian kenaikan JUB akan menyebabkan kenaikan 
29 
tingkat harga pada setiap tingkat pendapatan nasional 
 Kebijakan Moneter Ekspansif (JUB ­) 
LM0 
R0 A LM1 
R1 B 
0 Y0 Y1 Y 
P0 P Tetap 
AD1 
AD0 
0 Y0 Y1 Y 
Mekanisme : 
 Mula-mula keseimbangan perekonomian pada tingkat bunga R0 dengan 
pendapatan nasional Y0 dan harga P0 
 Keseimbangan fiskal ekspansif (G­), menggeser kurva IS0 ke IS1 akibatnya R0 
naik ke R1 dan pendapatan nasional naik ke Y1, asumsi P tetap maka kurva 
agregat demand (AD) begeser ke AD1 
 Kenaikan pendapatan nasional agak tertahan karena suku bunga mengalami 
kenaikan
Kebijakan ini juga akan meningkatkan harga pada setiap pendapatan nasional 
30 
 Kebijakan Fiskal Ekspansif (I­) 
LM0 
R1 B 
R0 A IS1 
IS0 
0 Y0 Y1 Y 
P0 P Tetap 
AD1 
AD0 
0 Y0 Y1 Y 
QUIZ : 
 Jelaskan jika kebijakan tersebut adalah kebijakan moneter yang kontraktif dan 
kebijakan fiskal yang kontraktif
31 
BAB V 
PENAWARAN AGREGAT (AS) 
 Kurva yang menggambarkan pendapatan nasional yang akan 
memproduksikan barang dan jasa oleh sektor perusahaan pada berbagai 
tingkat harga 
 Keynes, penawaran agregat tidak diperhatikan, karena dia berpendapat bahwa 
kegiatan perekonomian ditentukan oleh pembelanjaan agregat (AD), baru sejak 
tahun 1970an ketika banyak negara menglami inflasi yang tinggi, 
pengangguran tinggi (stagflasi), penawaran agregat cukup mendapat porsi 
AS 
P 
Yf 
 Keynes berpendapat, selama masih terdapat pengangguran, TK tidak akan 
menuntut kenaikan upah, sehingga ongkos produksi stabil sebelum full 
employment 
 Kestabilan ongkos produksi tersebut memungkinkan harga P stabil dan full 
employment pendapatan nasional maksimal (Yf) 
 Klasik, berpendapat perekonomian akan selalu dalam full employment 
sehingga kurva AS berbentuk tegak lurus
32 
AS 
P 
Yf 
 Dari dua pendapat antara keynes dan klasik tersebut kurang realistik : 
o Klasik : perekonomian selalu full employment 
o Keynes : P stabil sebelum full empoyment (upah tidak naik) 
 Keadaan yang realistik : 
o Ketika pengangguran tinggi, produksi rendah sehingga kenaikan 
produksi masih dapat dilakukan tanpa P naik (produksi hingga Y0) 
o Ketika pendapatan nasional Y0 sampai Yf, maka P naik mula-mula 
lambat kemudian mendekati Yf menjadi cepat, artinya semakin 
tinggi tingkat pendapatan semakin tinggi harga P 
P4 
P3 
P2 
P0 
Y0 Y1 Y2 Yf Yf’ 
Pengangguran 4%, lembur P naik pesat 
 Hubungan P dan Y disebabkan 3 faktor : 
o Semakin tinggi Y semakin tinggi kapasitas produksi sehingga 
menaikan biaya produksi dan P naik
o Semakin tinggi Y semakin tinggi penggunaan TK sehingga upah 
33 
naik biaya produksi naik dan P naik 
o Y semakin dekat dengan Yf kadang terjadi over demand karena 
pendapatan masyarakat naik, sehingga banyak perusahaan 
menaikan margin labanya akibatnya biaya produksi naik dan P naik 
 Perubahan kurva AS : 
o Kurva AS bergeser ke kiri : 
 Kenaikan harga input-input, kenaikan upah, kebaikan energi 
BBM, listrik dsb : jika harga input mengalami kenaikan maka 
kurva AS bergeser ke kiri 
o Kurva AS bergeser ke kanan : 
 Kenaikan produktifitas kegiatan produksi : kenaikan 
produktifitas barang modal (teknologi) dan kenaikan 
produktifitas TK akan menggeser kurva AS ke kanan 
 Perkembangan infrastruktur, yang meningkatkan efisiensi 
produksi 
 Pajak, izin usaha, dan administrasi pemerintah yang semakin 
mudah dan murah 
P 
AS1 
AS0 
AS2 
0 Y
34 
Keseimbangan AD – AS 
 Keseimbangan terjadi pada harga yang berlaku untuk setiap pendapatan 
nasional 
+barang 
P1 
P0 E 
P2 
- barang 
0 Y1 Y0 Y2 Y 
Perubahan Keseimbangan : 
 Perubahan dalam AD saja : 
o Disebabkan kenaikan C, I, G dan X menyebabkan Y naik dan P naik 
o Disebabkan pengurangan C, I, G dan X menyebabkan Y turun dan P 
turun 
 Perubahan dalam AS saja : 
o Disebabkan kenaikan harga barang impor dan harga BB 
menyebabkan Y turun P naik (stagflasi) 
o Disebabkan kemajuan teknologi, infastruktur menyebabkan Y naik P 
turun 
 Perubahan dalam AD dan AS secara bersama : 
o Kenaikan harga BBM, harga bahan baku naik (AS ke kiri), Y turun P 
naik, muncul pengangguran dan pendapatan riil masyarakat turun 
sehingga AD tunun ke kiri, akhirnya Y turun lagi
o Perbaikan infrastrutur dan penurunan pajak, (AS ke kanan), Y naik P 
turun, kesempatan kerja naik dan pendapatan riil masyarakat naik 
maka AD naik ke kanan, akhirnya Y naik lagi 
35 
P2 E2 P2 E2 
P0 E0 P0 E0 
P1 E1 P1 E1 
0 Y1 Y0 Y2 0 Y2 Y0 Y1 
Gmb : Perubahan AD Gmb : Perubahan AS 
P1 E0 
P0 P1 
P0 
0 Y1 Y0 0 Y0 Y1 
Gmb : Perubahan AD dan AS ke kiri Gmb : Perubahan AS dan AD ke kanan
36 
BAB VI 
PENGANGGURAN, INFLASI 
DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH 
 Pengangguran dan Inflasi merupakan penyakit perekonomian yang 
berdampak sangat serius jika tidak segera di atasi. Kebijakan pemerintah 
diharapkan dapat mengembalikan keadaan perekjonomian menjadi semakin 
baik. 
Penganguran berdasarkan penyebabnya : 
 Pengangguran konjungtur /siklikal 
adalah penganguran yang disebabkan adanya perubahan pada tingkat 
kegiatan ekonomi, jika tingkat kegiatan ekonomi meningkat maka tingkat 
pengangguran rendah dan sebaliknya jika tingkat kegiatan ekonomi menurun 
maka pengangguran tinggi 
 Pengangguran Struktur /teknologi 
adalah pengangguran yang disebabkan oleh perubahan stuktur ekonomi 
sebagai akibat dari berkembangnya suatu perekonmian dari tradisional ke 
modern (semakin canggihnya teknologi produksi) 
 Penganguran Friksional/ normal/ alamiah 
Dalam perekonomian full employment masih terdapat  4% pengangguran 
dimana mereka menganggur karena ingin mendapatkan pekerjaan yang lebih 
layak 
Pengangguran berdasarkan cirinya : 
 Pengangguran Terbuka 
Pengangguran terjadi dikarenakan pertumbuhan angkatan kerja lebih tinggi 
dari pertumbuhan kesempatan kerja, sehingga dalam jangka panjang mereka 
tidak dapat melakukan pekerjaan 
 Penganguran Tersembunyi
Perekonomian dimana terjadi kelebihan supply TK, sehingga terdapat 
pengangguran tidak kentara karena kelebihan TK tsb jika dialihkan dari sektor 
yang satu kesektor yang lainnya tidak mengurangi produksi, jadi standar upah 
jauh dibawah stadar normal 
37 
 Pengangguran Musiman 
Penganguran yang terjadi pada waktu-waktu tertentu misalnya ketika musim 
hujan bekerja dan ketika musin kemarau tidak bekerja 
 Pengangguran Setengah Menganggur 
Pengangguran karena mereka bekerja kurang dari 15 jam per minggu dan 
tidak pasti dalam kesehariannya 
Tujuan Keijakan Ekonomi yang Berhubungan dengan Penganguran 
 Menyediakan lapangan kerja yang lebih luas 
 Meningkatkan taraf hidup masyarakat 
 Memperbaiki pemerataan pendapatan masyarakat 
 Memperbaiki kemakmuran keluarga dan stabilan keluarga 
 Menghindari masalah kriminalitas 
 Mewujudkan kestabilan sosial politik 
Penyebab Inflasi menurut pengalaman : 
Jumlah uang beredar yang berlebihan dalam perekonomian 
Peningkatan tingkat upah yang mendorong permintan barang meningkat 
Krisis energi menyebabkan ongkos produksi meningkat 
Paceklik, gagal panen menyebabkan kelangkaan bahan makanan 
Defisit anggaran didanai dengan cetak uang berlebihan 
Krisis moneter dengan depresiasi rupiah mendorong barang impor mahal 
Kenaikan BBM yang menyebabkan meningkatnya ongkos prduksi 
Dsb
Sebab inflasi menurut teori ada 2 : 
Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation), inflasi yang disebabkan oleh 
meningkatnya permintaan akan barang-barang dan jasa-jasa oleh masyarakat. 
38 
P3 AS 
P2 
P1 AD3 
AD2 
AD1 
Y1 Yf Y2 Pendapatan Nas riil 
Jadi dengan adanya peningkatan permintaan akan barang dan jasa (AD1 ke 
AD3) disebuah perekonomian maka menggeser kurva demand kekanan 
sehingga meningkatkan harga-harga secara umum di perekonomian (P1 ke P3). 
Ketika pendapatan nasional melebihi Yf (full employment) maka peningkatan 
harga lebih cepat kenaikannya pada P3 
Inflasi tekanan ongkos (cost push inflation), inflasi yang desebabkan oleh 
meningkatnya ongkos produksi dari naiknya bahan baku, tenaga kerja, 
sehingga supply barang dan jasa berkurang 
AS3 
P AS2 
P3 AS1 
P2 
P1 
AD 
Y3 Y2 Y1=Yf Pendapatan Nas riil
Dengan adanya peningkatan biaya produksi maka supply barang dalam 
perekonomian menurun (AS1 ke AS2 dan AS3) sehingga menggeser kurva 
supply ke kiri dan akhirnya meningkatkan harga-harga secara umum di 
perekonomian (P1 ke P2 dan P3) sehiingga menurunkan pendapatan nasional. 
39 
Mengatasi Pengangguran : 
 Kebijakan Fiskal dengan meningkatkan G (analisis Y = AE) 
AE 
E2 Y=AE 
AE2 
DG AE1 
E1 
0 Y1 Y2 Y 
 Menurunkan Pajak (analisis Y = AE) 
AE 
E2 Y=AE 
AE2 
DC=MPC. DT AE1 
E1 
0 Y1 Y2 Y 
 Kebijakan Fiskal dengan meningkatkan G dan menurunkan Pajak (analisis AD 
– AS)
40 
AS 
P1 
P2 
P0 AD1 
AD2 
AD0 
0 Y0 Y2 Y1 Y 
 Kebijakan meningkatkan G kurva AD0 bergeser ke AD1 sehingga pendapatan 
nasional naik dari Y0 ke Y1 dan pengangguran turun. Kebijakan menurunkan 
pajak AD0 bergeser ke AD2 yang lebih kecil di banding dengan kebijakan 
menaikan G, tetapi kebijkan ini akan mendorong harga naik. 
QUIZ 
 Bagaimana mengatasi pengangguran dengan cara kebijakan Moneter ? 
===000===

More Related Content

Teori makro-i

  • 1. 1 SILABUS Mata Kuliah Ekonomi Makro I Dosen Nano Prawoto, SE. M.Si. Hunting 0274-387656 Ext. 184 E-Mail nanopra@yahoo.com Materi : 1. Review Ek. Makro Pengantar Pendahuluan : Tinjauan singkat mengenai teori, masalah dan kebijakanan ekonomi makro Perhitungan pendapatan nasional Teori makro ekonomi Keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian dua sektor Keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian tiga sektor (dengan kebijakan fiskal) Keseimbangan pendapatan nasional dalam ekonomi terbuka 2. Keseimbangan Sektor Riil (pasar barang) Pengertian keseimbangan sektor riil Penurunan Kurva IS Kebijakan fiskal mempengaruhi keseimbangan di sektor riil 3. Keseimbangan di Pasar Uang Pengertian keseimbangan sektor uang Penurunan Kurva LM Kebijakan moneter mempengaruhi keseimbangan di pasar uang 4. Keseimbangan UMUM Kebijakan fiskal partial mempengaruhi kondisi pasar secara umum Kebijakan Moneter partial mempengaruhi kondisi pasar secara umum Kebijakan simultan yang mempengaruhi keseimbangan umum
  • 2. 2 5. Analisis Keseimbangan Pendapatan Nas. dgn Model AD – AS Pengertian Model AD dan AS Penurunan Kurva AD dan AS Kebijakan fiskal dan moneter mempengaruhi perubahan AD Faktor yang mempengaruhi perubahan AS Keseimbangan AD - AS 6. Pengungguran dan inflasi Pengangguran dan penyebabnya Pengangguran berdasarkan cirinta Tujuan kebijakan ekonomi yang berhubungan dengan pengangguran Penyebab inflasi menurut pengalaman Penyebab inflasi menurut teori Mengatasi pengangguran Referensi : 1. Sadono Sukirno, (2004), Makro Ekonomi, PT Raja Grafindo Persada, Edisi Ke Tiga, Jakarta. 2. Mankiw, (1999), Teori Makro Ekonomi, PT Erlangga, Edisi Ke Empat, Penerbit Erlangga, Jakarta. 3. Boediono, (1993), Ekonomi Makro, Seri Sinopsis No. 2, BPFE, Yogyakarta. 4. Dornbusch, Fischer, (1997), Makro Ekonomi, Penerbit Erlangga, Edisi Empat, Jakarta.
  • 3. 3 BAB I KESEIMBANGAN SEKTOR RIIL (PASAR BARANG) Analisis sektor riil hubungan antara tingkat bunga dengan keseimbangan pendapatan nasional disektor riil. Pasar barang (sektor riil) dikatakan seimbang jika : Penawaran pada pasar barang sama dengan permitaan pada pasar barang Analisis keseimbangan sektor riil digunakan kurva IS : IS = suatu kurva yang meggambarkan keseimbangan pendapatan nasional (dan tingkat pendapatan nasional yang dicapai) pada berbagai tingkat bunga di pasar barang Bicara pada pasar barang, berarti bicara investasi (I) Fungsi Investasi : I = Io – k . r Dimana : I = Investasi r = Tingkat bunga umum K = Koefisien tingkat bunga Penurunan Kurva IS dapat dilakukan dengan berbagai cara : Pada banyak literatur penurunan kurva IS dapat dilakukan dengan berbagai cara baik dengan grafis maupun matematis, cara grafispun banyak variasinya. Berikut ini beberapa contoh dalam menurunkan kurva IS. Cara I :
  • 4. 4 Y=E Pen. agregat E1 = C+I+G E0 E2 Keseimbagan Pendapata nasional 450 Y2 Y0 Y1 Bunga R2 R0 R1 IS Kurva IS Y2 Y0 Y1 Atau dengan cara lain : Cara II : Penurunan Kurva IS: Ambil R0 maka I0 Dalam keadaan imbang besarnya tabungan S0 Tabungan S0 terjadi jika pendapatan Y0 Maka muncul titik A pada kurva IS Ambil R1 (naik) maka I1 Dalam keadaan imbang besarnya tabungan S1 Tabungan S1 terjadi jika pendapatan Y1 Muncul titik B pada kurva IS Titik A dan B dihubungkan dan membentuk kurva IS
  • 5. 5 S S=f(Y) S=I S0 S1 Y I R1 Hub R dan I R0 IS I=f(R) Y1 Y0 Y I1 I0 I Kurva IS : Menggambarkan keseimbangan sektor riil yang berlerang negatif, artinya : jika R naik akan menurunkan I dan berakibat Y turun jika R turun akan menaikkan I dan berakibat Y naik Cara Matematik : Misal : C = 100 + 0,75 Y I = 60 – 200 R Perekonomian 2 sektor dikatakan seimbang jika : Y = C + I Y = 100 + 0,75 Y + 60 – 200 R 0,25Y = 160 – 200 R Y = 640 – 800 R
  • 6. 6 Atau R = 0,80 – 0,00125 Y Jadi : Y = 640 – 800 R adalah merupakan kurva IS R 0,8 Y = 640 – 800 R IS 640 Y Kebijakan Fiskal : Kurva IS berubah jika sektor riil berubah Sektor riil berubah jika terdapat kebijakan pemerintah Kebijakan yang ditujukan pada sektor riil disebut kebijakan Fiskal Variabel kebijakan fiskal : G, Tx dan Tr Contoh : Kebijakan Fiskal menaikan G (goverment expenditure) (kebijakan ekspansif) S S=f(Y) S=I S0 S1 Y1 Y2 Y0 Y3 I R1 Hub R dan I R0 IS1 IS I I + G Y1 Y2 Y0 Y3 I1 I0 I
  • 7. Kebijakan fiskal dikatakan murni jika kebijakan tersebut tidak disertai dengan 7 berubahnya jumlah uang beredar (JUB). Dari contoh di atas : misal : C = 100 + 0,75 Y I = 60 – 200 R G = 10 Maka : Y = C + I + G = 100 + 0,75 Y + 60 – 200 R + 10 0,25 Y = 170 – 200 R Y = 680 – 800 R Atau R = 0,85 – 0,00125 Y R 0,85 0,80 IS IS1 640 680 Kebijakan Fiskal lainnya : Kenaikan pengeluaran tranfer (Tr) akan menyebabkan kurva tabungan bergeser kekanan bawah dan sebaliknya kenaikan pajak (Tx) akan menyebabkan kurva tabungan bergeser kekiri atas. Sehingga akibatnya kurva IS akan bergeser ke kanan jika Tranfer positif dan bergeser ke kiri jika Pajak dinaikan. Kesimpulan :
  • 8. Kebijakan fiskal ekspansif ( G naik, Tx turun) akan menggeser kurva IS ke 8 kanan atas Kebijakan fiskal kontraktif (G turun, Tx naik) akan menggeser kurva IS ke kiri bawah Pengaruh Kebijakan Tersebut dapat di lihat pada grafik berikut ini : 1. Kebijakan kenaikan Tr S S=f(Y) S=I S1 S0 S1 Y1 Y2 Y0 Y3 I R1 Hub R dan I R0 IS1 IS I Y1 Y2 Y0 Y3 I1 I0 I
  • 9. 9 5. Kebijakan Kenaikan Tx S S1 S=I S = f(Y) S0 S1 Y3 Y1 Y2 Y0 I R1 Hub R dan I R0 IS0 IS1 I Y3 Y1 Y2 Y0 I1 I0 I
  • 10. 10 BAB II KESEIMBANGAN PASAR UANG Keseimbangan Pasar Uang adalah hubungan antara tingkat bunga dengan keseimbangan pendapatan nasional disektor keuangan. Pasar uang berada dalam keseimbangan jika penawaran uang (Ms) sama dengan permintaan uang (Md) Dalam menganalisis pasar uang digunakan kurva LM, yaitu suatu kurva yang menggambarkan hubungan antara tingkat bunga (R) dengan pendapatan nasional (Y) dimana pasar uang dalam keseimbangan Pembentukan Kurva LM Cara I Bunga Ms R2 E2 R1 E1 Dm2(Y2) R0 E0 Dm1(Y1) Dm0(Y0) Dm1 Ms=Dm Dm2 demand supply uang Bunga LM R2 C R1 B R0 A Y0 Y1 Y2 Pendapatan nasional
  • 11. 11 Keynes : Tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang Salah satu faktor yang menentukan permintaan uang adalah pendapatan nasional Atau dengan cara lain : Cara II Md1 = Permintaan uang tujuan transaksi + jaga-jaga Md2 = Permintaan uang tujuan spekulasi Kurva LM berlerang positif, artinya pada sektor moneter (pasar uang) apabila terjadi kenaikan tingkat bunga (R), maka pendapat nasional (Y) akan meningkat dan sebaliknya Hal ini bertolak belakang dengan pasar barang Hub. M1 dan Y M1=f(Y) (3) (2) (M1)1 (M1)0 M1=M2 Y0 Y1 (M2)1 (M2)0 (4) (1) LM R1 Hub R Spekulasi R0 M2=F(R) Y0 Y1 (M2)1 (M2)0
  • 12. 12 Cara matematis : Misalkan : pada perekonomian diketahui Ms (JUB) dimasyarakat = 500, permintaan uang tujuan transaksi dan berjaga-jaga M1 = 0,2 Y, permintaan uang tujuan spekulasi M2 = 572 – 400 R Dalam pasar uang keadaan keseimbangan terjadi jika Ms = Md Jadi Ms = 500 Md = M1 + M2 = 0,2 Y + 572 – 400 R Sehingga : Ms = Md 500 = 0,2 Y + 572 – 400 R 500 – 572 +400 R = 0,2 Y 0,2Y = -72 + 400 R Y = -360 + 2000 R ----- Kurva LM menunjukkan keseimb. Pasar uang R = 0,0005 Y + 0,18 R LM Y = -360 + 2000R Y R K. kontraktif LM2 LM0 LM1 K. Ekspansif Y
  • 13. 13 Kebijakan Moneter : Posisi LM dapat berubah jika adanya kebijakan pemerintah, yaitu kebijakan moneter Variabel ekonomi dalam kebijakan moneter : JUB dan tingkat bunga R Kebijakan moneter yang murni adalah kebijakan yang tidak disertai dengan berubahnya G, Tx, dan Tr Instrumen Kebijakan Moneter Open market operation (operasi pasar terbuka) Reserve requerement (cadangan minimum) Rediscount policy (politik diskonto) Selective control (kontrol kredit selektif) Open Market Operation Bila pemerintah ingin mempengaruhi JUB, maka dengan cara jual beli surat berharga pemerintah (SBI, SBPU) Jika ingin JUB naik maka BI beli surat berharga yang telah dikeluarkan Jika ingin JUB turun maka BI jual surat berharga yang telah dikeluarkan Reserve Requerement Adalah kebijakan pemerintah yang bekaitan dengan cadangan minimal bagi bank umum oleh pemerintah (BI) Cadangan minimum bank umum adalah bagian (%) tertentu yang harus disimpan di BI dari simpanan yang diperoleh dan bagian yang ditahan ini tidak boleh dipinjamkan Jika ingin JUB naik, maka cadangan minimum diturunkan Jika ingin JUB turun, maka cadangan minimum di naikkan Selain instrumen cadangan min, besar kecilnya JUB juga tergantung dari kesukaan masyarakat pegang uang tunai dan kelebihan cadangan bank
  • 14. 14 Politik Diskonto Adalah kebijakan pemerintah mengubah tingkat suku bunga pinjaman dari BI kepada bank umum Jika ingin JUB turun, maka BI menaikkan bunga pinjaman Jika ingin JUB naik, maka BI menurunkan bunga pinjaman BI manaikkan bunga pinjaman sehingga bank umum juga naikkan bunga pinjaman kemasyarakat dan JUB akan turun atau bank umum mencoba memperkecil pinjaman kepada BI, dengan cara menagih pinjaman masyarakat yang jatuh tempo jadi JUB turun Kontrol Kredit Selektif Adalah kebijakan pemerintah dangan memberi himbauan kepada bank umum dalam hal memberikan kredit (moral suasion) Jika ingin JUB naik, maka himbauan untuk menaikkan jumlah kredit BU Jika ingin JUB turun, maka himbauan untuk memperlambat kredit BU
  • 15. 15 BAB III KESEIMBANGAN UMUM PASAR BARANG DAN PASAR UANG Keseimbangan umum terjadi jika pasar barang dan pasar uang berada dalam keseimbangan secara bersama-sama Jadi besarnya pendapatan nasional (Y) dan tingkat bunga (R) menjamin keseimbangan baik di pasar barang dan pasar uang R LM0 B LM1 R1 R0 A R2 B’ IS1 IS0 Y0 Y1,2 Jika pemerintah melakukan kebijakan fiskal ekspansif (G naik), maka kurva IS0 bergeser ke kanan ke IS1 dan keseimbangan perekonomian akan berubah pada R1 dan Y1 Jika kebijakan yang dilakukan adalah kebijakan moneter ekspansif (JUB naik), maka kurva LM0 bergeser ke LM1, sehingga keseimbangan yang baru pada R2 dan Y2 Contoh matematis : Dalam perekonomian terdapat situasi sbb : Misal : C = 100 + 0,75 Y I = 60 – 200 R Maka kurva IS : Y = C + I = 100 + 0,75 Y + 60 – 200 R
  • 16. 16 0,25 Y = 160 – 200 R Y = 640 – 800 R Atau R = 0,80 – 0,00125 Y Dari persamaan tersebut diperoleh kurva IS : Y = 640 – 800 R Misal : Ms = 500 M1 = 0,2 Y M2 = 572 – 400 R Maka : Md = M1 + M2 = 0,2 Y + 572 – 400 R Ms = Md 500 = 0,2 Y + 572 – 400 R 0,2 Y = - 72 + 400 R Y = - 360 + 2000 R Dari persamaan di atas kurva LM : Y = - 360 + 2000 R Titik keseimbangan dua pasar adalah sebagai berikut : IS : Y = 640 – 800 R LM: Y = - 360 + 2000R ¾¾¾¾¾¾¾¾¾¾ - 0 = 1000 – 2800 R 2800 R = 1000 R = 0,38 atau 38 % Y = 640 – 800 (0,38) Y = 640 – 304 Yeq = 336 Jadi pendapatan nasional (Yeq) sebesar 336 dan tingkat bunga keseimbangan (Req) sebesar 38 % merupakan pendapatan nasional dan tingkat bunga yang menjamin keseimbangan baik di pasar barang dan di pasar uang
  • 17. 17 R LM0 38% A IS0 336 T Kebijakan fiskal secara partial : Jika ada kebijakan fiskal menaikan G sebesar Rp. 20 T, maka kurva IS akan bergeser ke kanan : Y = C + I + G = 100 + 0,75 Y + 60 – 200 R + 20 0,25 Y = 180 – 200 R Y = 720 – 800 R Atau R = 0,9 – 0,00125 Y ................. IS Jadi keseimbangan umum yang baru sebagai berikut : Dengan mensubtitusikan : Y = - 360 + 2000 R ……………LM = - 360 + 2000 (0,9 – 0,00125 Y) = -360 + 1800 – 2,5 Y 3,5 Y = 1440 Y = 411,4 dan R = 0,9 – 0,00125 (411,4) = 0,9 – 0,51 R = 0,39 Grafik setelah kebijakan fiskal :
  • 18. 18 R LM0 39% 38% IS1 IS0 336 411,4 Y Kesimpulan : dengan G naik maka Y naik dan R naik Kebijakan moneter secara partial : Misal : Pemerintah melakukan kebijakan moneter dengan menaikan JUB sebesar 50 T, maka kurva LM dapat bergeser ke kanan Ms = 550 Md = M1 + M2 = 0,2 Y + 572 – 400 R Ms = Md 550 = 0,2 Y + 572 – 400 R 0,2 Y = - 22 + 400 R Y = -110 + 2000 R 2000 R = 110 + Y Atau R = 0,055 + 0,0005 Y …………….. LM Jadi keseimbangan yang baru : Y = 640 – 800 R …………………. IS Y = 640 – 800 (0,055 + 0,0005 Y) = 640 – 44 – 0,4 Y 1,4 Y = 596 Y = 425,7 R = 0,8 – 0,00125 Y
  • 19. 19 = 0,8 – 0,00125 (425,7) = 0,8 – 0,53 = 0,27 atau 27 % R LM0 LM1 38% 27% IS0 336 425,7 Y Kesimpulan : JUB naik akan menurunkan R dan menaikan Y Bagaimana jika kebijakan dilakukan secara bersama-sama ? Jika kebijakan fiskal dan moneter dilakukan bersama-sama (simultan), maka dampaknya adalah Y meningkat lebih besar lagi, tetapi dampak terhadap suku bunga (R) tidak jelas (naik atau turun). Naik turunnya suku bunga tergantung pada dua faktor : o Kekuatan relatif kedua kebijakan tersebut o Kepekaan kurva IS dan kurva LM terhadap R Misalkan kedua kebijakan diatas dilakukan secara bersama-sama, yaitu dengan kebijakan fiskal menaikkan G sebesar 20 T dan kebijakan moneter menaikkan JUB sebesar 50 T : Maka dampaknya dapat dilihat berikut ini :
  • 20. 20 Y = 720 – 800 R Y = -110 + 2000 R ¾¾¾¾¾¾¾¾¾¾ - 0 = 830 – 2800 R 2800R = 830 R = 0,296 atau 29,6% Dengan subtitusi : Y = 720 – 800 R Y = 720 – 800 (0,296) Y = 720 – 236,8 Y = 483,2 R LM0 A LM1 38% 29,6% B IS1 IS0 336 483,2 Y Dari hasil perhitungan dan gambar tersebut, terlihat bahwa kebijakan simultan itu berdampak menurunkan suku bunga (R) dan manaikkan pendapatan nasional (Y) lebih besar lagi, dengan demikian kekuatan kebijakan tersebut lebih besar kebijakan moneter QUIZ 1. Diketahui dalam perekonomian terdapat data sbb : Misal : C = 100 + 0,75 Y I = 60 – 200 R Ms = 500 M1 = 0,2 Y M2 = 572 – 400 R
  • 21. 21 Dari data tersebut : Carilah persamaan IS Carilah persamaan LM Carilah keseimbangan umum (berapa R dan berapa Y) dan gambar grafisnya Misalkan perekonomian tersebut terdapat kebujakan simultan (kebijakan fiskal menaikkan G sebesar 30 T dan kebijakan moneter menaikkan Jub sebesar 10 T, carilah keseimbangan umum yang baru setelah kebijakan dan gambarkan grafisnya 2. Diketahui dalam suatu perekonomian terdapat data sebagai berikut : C = 100 + 0,8 Yd I = 150 – 600 R G = 10 M1 = 0,2 Y M2 = 50 – 400 R Ms = 200 Dimana : C = konsumsi I = Investasi G = pengeluaran pemerintah M1 = Perminataan uang tujuan transaksi M2 = Perminataan uang tujuan spekulasi Ms = Jumlah uang beredar Dari data diatas : Carilah fungsi IS Carilah fungsi LM Tentukan tingakat R dan Y yang menjamin perekonomian dalam keseimbangan umum Tentukan R dan Y yang menjamin perekonmian dalam keadaan keseimbangan umum apabila JUB meningkat menjadi 1,5 kali, ceteris paribus
  • 22. 22 Jawab : Fungsi IS : Y = C + I + G = 100 + 0,8 Yd + 150 – 600 R + 10 Karena tidak ada Tx maka Yd = Y Y = 260 + 0,8 Y – 600 R 0,2 Y = 260 – 600 R Y = 1300 – 3000 R .......... IS Ms = M1 + M2 200 = 0,2 Y + 50 – 400 R 0,2 Y = 150 + 400 R Y = 750 + 2000 R .................... LM IS : Y = 1300 – 3000 R LM: Y = 750 + 2000 R ------------------------------ 0 = 550 – 5000 R R = 550/5000 = 0,11 Y = 1300 – 3000 (0,11) = 970 Ms baru = 1,5 (200) = 300 300 = 0,2 Y + 50 – 400R 0,2 Y = 250 + 400 R Y = 1250 + 2000 R ................ LM baru IS : Y = 1300 – 3000 R LM: Y = 1250 + 2000 R ------------------------------ 1 = 50 – 5000 R R = 50/5000 = 0,01 Y = 1250 + 2000 (0,01) = 1250 + 20 Y = 1270
  • 23. 23 R LM0 LM1 11% 1% IS0 970 1270 Y 6. Jika diketuahui : Fungsi Investasi : I = 1000 – 2500 R Atau R = 0,4 – 0,0004 I Tabungan S = -400 + 0,5 Y Demand untuk spekulasi : R = 0,04 – 0,0004 M2 Demand untuk transaksi M1 = 0,05 Y Jumlah uang beredar Ms = 200 Pertanyaan : Berapa pendapatan nasional keseimbangan Berapa besar tingkat bunga Berapa besar konsumsi Berapa besar investasi
  • 24. 24 BAB IV PERMINTAAN AGREGATIF (AD) Seluruh permintaan terhadap barang dan jasa yang terjadi dalam suatu perekonomian, baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari luar negari Faktor yang mempengaruhi AD : o Tingkat harga secara umum o Jumlah uang beredar nominal o Jumlah obligasi pemerintah o Defisit tertimbang pada pemanfaatan tenaga kerja penuh Jadi AD menunjukkan hubungan antara tingkat harga dengan besarnya pendapatan nasional, artinya jika terjadi perubahan harga dalam suatu perekonomian, maka keadaan perekonomian secara agregatif akan berubah Ada dua pendapat : 1. KEYNES (efek keynes mempengaruhi sektor moneter, LM bergeser) o Jika terjadi perubahan harga, maka jumlah uang beredar riil (Ms/P) akan berubah, akibat selanjutnya adalah terjadi perubahan pada tingkat bunga (r), dan jika tingkat bunga berubah maka investasi (I) berubah dan akan mengakibatkan perubahan pendapatan nasional (efek keynes/ efek bunga investasi) o P ­ ® JUB (Ms/P) ¯ ® r ­ ® I ¯ ® Y¯ dan sebaliknya Kenaikan harga :
  • 25. 25 R LM1 LM0 R1 R0 IS0 Y1 Y0 Y P P1 B P0 A AD Y1 Y0 Y o P ­ ® JUB (Ms/P) ¯ (kurva LM bergeser kekiri) ® r ­ ® I ¯ ® Y¯ Gambar : Permintaan Agregatif Efek Keynes AD = kurva yang menghub. Antara titik-titik tingkat harga pada berbagai tingkat pendapatan nasional (Y) dimana pasar barang dan pasar uang dalam keseimbangan Menurunkan Harga : o P ¯ ® JUB (Ms/P) ­ (kurva LM bergeser kekanan) ® r ¯ ® I ­ ® Y­
  • 26. 26 R LM0 LM1 R0 R1 IS0 Y0 Y1 Y P P0 A P1 B AD Y0 Y1 Y 2. PIGOU Efek Pigou mempengaruhi sektor riil (kurva IS bergeser) Jika terjadi perubahan harga dalam perekonomian, maka masyarakat merasa besarnya saldo kas riil (real cash balance) mereka berubah, untuk mengembalikan pada keadaan semula, mereka berusaha mempengaruhi besarnya pengeluaran konsumsi (C) mereka, dan perubahan C akan mengakibatkan perubahan tingkat pendapatan nasional (Y) Kenaikan harga : o P ­ ® Saldo kas riil ¯ ® C¯ ® Mengeser kurva IS kekiri ® r ¯ bersama dengan Y¯
  • 27. 27 R LM0 R0 R1 IS0 IS1 Y1 Y0 Y P P0 B P1 A AD Y1 Y0 Y R LM0 R0 Menurunkan Harga : R1 IS1 IS0 Y0 Y1 Y P P0 A P1 B AD Y0 Y1 Y
  • 28. o P¯ ® Saldo kas riil ­ ® C ­ ® Mengeser kurva IS kekanan ® r 28 ­ bersama dengan Y­ Efek Keynes dan Pigou Bekerja Bersama-sama R LM1 Efek Keynes (sektor Moneter) R1 LM0 R2 R0 IS0 IS1 Efek Pigou (sektor riil) P1 P0 AD Pigou AD Keynes Y2 Y1 Y0 Pengaruh Kebijakan Moneter dan Fiskal pada Kurva AD Mekanisme : Mula-mula keseimbangan perekonomian pada tingkat bunga R0 dengan pendapatan nasional Y0 dan harga P0
  • 29. Asumsi P tetap, maka kebijakan moneter yang ekspansif JUB­ maka akan menggeser LM0 ke LM1 akibatnya R ¯ ke R1 dan pendapatan naik ke Y1, sehigga kurva AD0 bergeser ke AD1 Dalam jangka waktu kemudian kenaikan JUB akan menyebabkan kenaikan 29 tingkat harga pada setiap tingkat pendapatan nasional Kebijakan Moneter Ekspansif (JUB ­) LM0 R0 A LM1 R1 B 0 Y0 Y1 Y P0 P Tetap AD1 AD0 0 Y0 Y1 Y Mekanisme : Mula-mula keseimbangan perekonomian pada tingkat bunga R0 dengan pendapatan nasional Y0 dan harga P0 Keseimbangan fiskal ekspansif (G­), menggeser kurva IS0 ke IS1 akibatnya R0 naik ke R1 dan pendapatan nasional naik ke Y1, asumsi P tetap maka kurva agregat demand (AD) begeser ke AD1 Kenaikan pendapatan nasional agak tertahan karena suku bunga mengalami kenaikan
  • 30. Kebijakan ini juga akan meningkatkan harga pada setiap pendapatan nasional 30 Kebijakan Fiskal Ekspansif (I­) LM0 R1 B R0 A IS1 IS0 0 Y0 Y1 Y P0 P Tetap AD1 AD0 0 Y0 Y1 Y QUIZ : Jelaskan jika kebijakan tersebut adalah kebijakan moneter yang kontraktif dan kebijakan fiskal yang kontraktif
  • 31. 31 BAB V PENAWARAN AGREGAT (AS) Kurva yang menggambarkan pendapatan nasional yang akan memproduksikan barang dan jasa oleh sektor perusahaan pada berbagai tingkat harga Keynes, penawaran agregat tidak diperhatikan, karena dia berpendapat bahwa kegiatan perekonomian ditentukan oleh pembelanjaan agregat (AD), baru sejak tahun 1970an ketika banyak negara menglami inflasi yang tinggi, pengangguran tinggi (stagflasi), penawaran agregat cukup mendapat porsi AS P Yf Keynes berpendapat, selama masih terdapat pengangguran, TK tidak akan menuntut kenaikan upah, sehingga ongkos produksi stabil sebelum full employment Kestabilan ongkos produksi tersebut memungkinkan harga P stabil dan full employment pendapatan nasional maksimal (Yf) Klasik, berpendapat perekonomian akan selalu dalam full employment sehingga kurva AS berbentuk tegak lurus
  • 32. 32 AS P Yf Dari dua pendapat antara keynes dan klasik tersebut kurang realistik : o Klasik : perekonomian selalu full employment o Keynes : P stabil sebelum full empoyment (upah tidak naik) Keadaan yang realistik : o Ketika pengangguran tinggi, produksi rendah sehingga kenaikan produksi masih dapat dilakukan tanpa P naik (produksi hingga Y0) o Ketika pendapatan nasional Y0 sampai Yf, maka P naik mula-mula lambat kemudian mendekati Yf menjadi cepat, artinya semakin tinggi tingkat pendapatan semakin tinggi harga P P4 P3 P2 P0 Y0 Y1 Y2 Yf Yf’ Pengangguran 4%, lembur P naik pesat Hubungan P dan Y disebabkan 3 faktor : o Semakin tinggi Y semakin tinggi kapasitas produksi sehingga menaikan biaya produksi dan P naik
  • 33. o Semakin tinggi Y semakin tinggi penggunaan TK sehingga upah 33 naik biaya produksi naik dan P naik o Y semakin dekat dengan Yf kadang terjadi over demand karena pendapatan masyarakat naik, sehingga banyak perusahaan menaikan margin labanya akibatnya biaya produksi naik dan P naik Perubahan kurva AS : o Kurva AS bergeser ke kiri : Kenaikan harga input-input, kenaikan upah, kebaikan energi BBM, listrik dsb : jika harga input mengalami kenaikan maka kurva AS bergeser ke kiri o Kurva AS bergeser ke kanan : Kenaikan produktifitas kegiatan produksi : kenaikan produktifitas barang modal (teknologi) dan kenaikan produktifitas TK akan menggeser kurva AS ke kanan Perkembangan infrastruktur, yang meningkatkan efisiensi produksi Pajak, izin usaha, dan administrasi pemerintah yang semakin mudah dan murah P AS1 AS0 AS2 0 Y
  • 34. 34 Keseimbangan AD – AS Keseimbangan terjadi pada harga yang berlaku untuk setiap pendapatan nasional +barang P1 P0 E P2 - barang 0 Y1 Y0 Y2 Y Perubahan Keseimbangan : Perubahan dalam AD saja : o Disebabkan kenaikan C, I, G dan X menyebabkan Y naik dan P naik o Disebabkan pengurangan C, I, G dan X menyebabkan Y turun dan P turun Perubahan dalam AS saja : o Disebabkan kenaikan harga barang impor dan harga BB menyebabkan Y turun P naik (stagflasi) o Disebabkan kemajuan teknologi, infastruktur menyebabkan Y naik P turun Perubahan dalam AD dan AS secara bersama : o Kenaikan harga BBM, harga bahan baku naik (AS ke kiri), Y turun P naik, muncul pengangguran dan pendapatan riil masyarakat turun sehingga AD tunun ke kiri, akhirnya Y turun lagi
  • 35. o Perbaikan infrastrutur dan penurunan pajak, (AS ke kanan), Y naik P turun, kesempatan kerja naik dan pendapatan riil masyarakat naik maka AD naik ke kanan, akhirnya Y naik lagi 35 P2 E2 P2 E2 P0 E0 P0 E0 P1 E1 P1 E1 0 Y1 Y0 Y2 0 Y2 Y0 Y1 Gmb : Perubahan AD Gmb : Perubahan AS P1 E0 P0 P1 P0 0 Y1 Y0 0 Y0 Y1 Gmb : Perubahan AD dan AS ke kiri Gmb : Perubahan AS dan AD ke kanan
  • 36. 36 BAB VI PENGANGGURAN, INFLASI DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH Pengangguran dan Inflasi merupakan penyakit perekonomian yang berdampak sangat serius jika tidak segera di atasi. Kebijakan pemerintah diharapkan dapat mengembalikan keadaan perekjonomian menjadi semakin baik. Penganguran berdasarkan penyebabnya : Pengangguran konjungtur /siklikal adalah penganguran yang disebabkan adanya perubahan pada tingkat kegiatan ekonomi, jika tingkat kegiatan ekonomi meningkat maka tingkat pengangguran rendah dan sebaliknya jika tingkat kegiatan ekonomi menurun maka pengangguran tinggi Pengangguran Struktur /teknologi adalah pengangguran yang disebabkan oleh perubahan stuktur ekonomi sebagai akibat dari berkembangnya suatu perekonmian dari tradisional ke modern (semakin canggihnya teknologi produksi) Penganguran Friksional/ normal/ alamiah Dalam perekonomian full employment masih terdapat 4% pengangguran dimana mereka menganggur karena ingin mendapatkan pekerjaan yang lebih layak Pengangguran berdasarkan cirinya : Pengangguran Terbuka Pengangguran terjadi dikarenakan pertumbuhan angkatan kerja lebih tinggi dari pertumbuhan kesempatan kerja, sehingga dalam jangka panjang mereka tidak dapat melakukan pekerjaan Penganguran Tersembunyi
  • 37. Perekonomian dimana terjadi kelebihan supply TK, sehingga terdapat pengangguran tidak kentara karena kelebihan TK tsb jika dialihkan dari sektor yang satu kesektor yang lainnya tidak mengurangi produksi, jadi standar upah jauh dibawah stadar normal 37 Pengangguran Musiman Penganguran yang terjadi pada waktu-waktu tertentu misalnya ketika musim hujan bekerja dan ketika musin kemarau tidak bekerja Pengangguran Setengah Menganggur Pengangguran karena mereka bekerja kurang dari 15 jam per minggu dan tidak pasti dalam kesehariannya Tujuan Keijakan Ekonomi yang Berhubungan dengan Penganguran Menyediakan lapangan kerja yang lebih luas Meningkatkan taraf hidup masyarakat Memperbaiki pemerataan pendapatan masyarakat Memperbaiki kemakmuran keluarga dan stabilan keluarga Menghindari masalah kriminalitas Mewujudkan kestabilan sosial politik Penyebab Inflasi menurut pengalaman : Jumlah uang beredar yang berlebihan dalam perekonomian Peningkatan tingkat upah yang mendorong permintan barang meningkat Krisis energi menyebabkan ongkos produksi meningkat Paceklik, gagal panen menyebabkan kelangkaan bahan makanan Defisit anggaran didanai dengan cetak uang berlebihan Krisis moneter dengan depresiasi rupiah mendorong barang impor mahal Kenaikan BBM yang menyebabkan meningkatnya ongkos prduksi Dsb
  • 38. Sebab inflasi menurut teori ada 2 : Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation), inflasi yang disebabkan oleh meningkatnya permintaan akan barang-barang dan jasa-jasa oleh masyarakat. 38 P3 AS P2 P1 AD3 AD2 AD1 Y1 Yf Y2 Pendapatan Nas riil Jadi dengan adanya peningkatan permintaan akan barang dan jasa (AD1 ke AD3) disebuah perekonomian maka menggeser kurva demand kekanan sehingga meningkatkan harga-harga secara umum di perekonomian (P1 ke P3). Ketika pendapatan nasional melebihi Yf (full employment) maka peningkatan harga lebih cepat kenaikannya pada P3 Inflasi tekanan ongkos (cost push inflation), inflasi yang desebabkan oleh meningkatnya ongkos produksi dari naiknya bahan baku, tenaga kerja, sehingga supply barang dan jasa berkurang AS3 P AS2 P3 AS1 P2 P1 AD Y3 Y2 Y1=Yf Pendapatan Nas riil
  • 39. Dengan adanya peningkatan biaya produksi maka supply barang dalam perekonomian menurun (AS1 ke AS2 dan AS3) sehingga menggeser kurva supply ke kiri dan akhirnya meningkatkan harga-harga secara umum di perekonomian (P1 ke P2 dan P3) sehiingga menurunkan pendapatan nasional. 39 Mengatasi Pengangguran : Kebijakan Fiskal dengan meningkatkan G (analisis Y = AE) AE E2 Y=AE AE2 DG AE1 E1 0 Y1 Y2 Y Menurunkan Pajak (analisis Y = AE) AE E2 Y=AE AE2 DC=MPC. DT AE1 E1 0 Y1 Y2 Y Kebijakan Fiskal dengan meningkatkan G dan menurunkan Pajak (analisis AD – AS)
  • 40. 40 AS P1 P2 P0 AD1 AD2 AD0 0 Y0 Y2 Y1 Y Kebijakan meningkatkan G kurva AD0 bergeser ke AD1 sehingga pendapatan nasional naik dari Y0 ke Y1 dan pengangguran turun. Kebijakan menurunkan pajak AD0 bergeser ke AD2 yang lebih kecil di banding dengan kebijakan menaikan G, tetapi kebijkan ini akan mendorong harga naik. QUIZ Bagaimana mengatasi pengangguran dengan cara kebijakan Moneter ? ===000===