2. Organogenesis
Organogenesis adalah suatu proses pembentukan organ
yang berasal dari tiga lapisan germinal embrio yang telah
terbentuk terlebih dahulu pada tahap gastrulasi.
Masing- masing lapisan yaitu ektoderm, mesoderm dan
endoderm akan membentuk suatu bumbung yang akan
berkembang menjadi sistem organ tertentu yang berbeda
namun berkaitan satu dengan yang lain.
Pada organogenesis juga terjadi tahap pertumbuhan akhir
embrio yaitu penyelesaian secara halus bentuk definitif
menjadi ciri suatu individu.
Organogensis dimulai akhir minggu ke 3 dan berakhir
pada akhir minggu ke 8.
3. Organogenesis adalah proses pembentukan organ atau alat
tubuh.
Pertumbuhan ini diawali dari pembentukan embrio (bentuk
primitif) menjadi fetus (bentuk definitif) kemudian
berdiferensiasi menjadi memiliki bentuk dan rupa yang
spesifik bagi keluarga hewan dalam satu spesies.
Organogenesis mencakup proses transformasi atau perubahan
bentuk serta proses diferensiasi proses yang terjadi secara terus
menerus pada sel, jaringan untuk membentuk struktur yang
spesifik.
Diferensiasi sel terjadi melalui interaksi sel yang diperantarai oleh
molekul signalling yang bervariasi.
Dengan berakhirnya organogenesis maka ciri-ciri eksternal dan
sistem organ utama sudah terbentuk yang selanjutnya embrio
disebut fetus.
4. Tahap-tahap Organogenesis
A. Periode pertumbuhan antara
Pada periode ini terjadi transformasi dan diferensiasi bagian
bagian tubuh embrio sehingga menjadi bentuk yang definitif,
yang khas bagi suatu spesies. Seperi pada katak adanya tingkat
berudu.
B. Periode pertumbuhan akhir
Periode pertumbuhan akhir adalah periode penyelesaian
bentuk definitif menjadi suatu bentuk individu (pertumbuhan
jenis kelamin, roman / wajah yang khas bagi suatu individu).
Namun pada aves, reptil dan mamalia batas antara periode
antara dan akhir tidak jelas.
8. KULIT DAN TURUNANNYA
Selama perkembangan embrionik, kulit berperan sebagai
permukaan embrio yang langsung berhubungan dengan
lingkungan eksternal, pada mamalia tingkat tinggi, embrio
dilindungi oleh sekret putih yang disebut vernik casiosa,
sebagai pelindung kulit dari cairan amnion.
Saat kulit sudah berkembang menjadi struktur postnatal
yang normal, fungsi pelindung kulit dilakukan oleh kelenjar-
kelenjar yang ada di dalamnya.
9. Epidermis
Satu lapisan ektoderm berkembang menjadi struktur
epidermal berlapis dua yang berupa lapisan sel periderm
pipih di permukaan tubuh.
Fungsi : pertukaran air, Na+ , dan glukosa antara kulit cairan
amnion.
Tahap epidermis berlapis tiga bakal lapisan basal yang aktif
berproliferasi, membentuk lapisan intermedier. Kemudian
terjadi diperensiasi sel-sel epidermal dengan terjadinya
proses keratinisasi (proses pembentukan = keratinosit)
10. Terdapat tiga jenis sel yang masuk ke dalam epidermis
embrio dan tetap ada selama hidup individu dewasa
Melanoblas pial neural
Melanoblas berdiferensiasi menjadi melanosit untuk pigmentasi kulit
ex: albino melanosit normal namun kekurangan enzim terosinase
(as.amino melanin)
Sel Lngerhans prekursor sumsum tulang
Sel ini memproses anti gen yang mempenetrasi epidermis bergabung
dengan limfosit T untuk memulai respons yang diperantarai sel
melawan anti gen
Sel merkel pial neural
sel merkel berhubungan dengan ujung saraf bebas berperan sebagai
mekanoreseptor adaptasi lambat pada kulit.
11. Epidermal dewasa berupa sel berlapis , ketebalannya berbeda
pada tempat yang berlainan di permukaan tubuh. Lapisan basal
melekat pada lamina basalis memisahkan epidermal dan dermis.
Hasil pembelahan lapisan basal yang bermitosis menggeser
lapisan ke arah permukaan.
Keratin : suatu kelompok besar protein. Dibagi menjadi tipe A dan
B. Keratinosit menggeser ke stratum spinosum, sel ini
mengembangkan jaringan filamen keratin di desmosom (struktur
yang mengikat dengan sel tetangga).
Granula-granula keratohialin di stratum granulosum akan pecah,
keratin tampak jelas. Keratinosit ke lapisan transisional dan inti
mulai hilang, sel menjadi pipih menjadi stratum korneum.
Secara normal waktu hidup sel epidermal manusia dari mulai
dibentuk terkelupas dari permukaan kulit (賊4 minggu).
13. Organogenesis Kulit pada Embrio Manusia
Sampai umur 1 bulan, embrio manusia hanya memiliki penutup
tubuh berupas elapis sel ektoderm berbentuk kubus
Sel-sel ektoderm membelah secara mitosis membentuk 2 lapisan,
yaitu periderm (sebelah atas) dan ektoderm (sebelah bawah).
Periderm hilang sebelum bayi lahir.
Pada akhir bulan ke-2 sel-sel ektoderm berproliferasi membentuk
2-3 lapis sel yang disebut stratum germinativum (stratum basale).
Stratum berikutnya terbentuk di atasnya, yaitu stratum spinosum.
14. Dermis kulit dibentuk oleh sel-sel mesenkim
yang berasal dari mesoderm somatik
hipomer atau dari dermatom epimer.
Sel-sel mesenkim membentuk jaringan ikat,
pembuluh darah, serta otot polos penegak
rambut (pada kulit berambut).
Saraf dan ujung-ujung saraf yang terdapat
di dermis merupakan cabang dari saraf-
saraf yang memasuki kulit.
15. Berikutnya terbentuk stratum granulosum yang
terdiri dari 3-5 lapis sel; sel-selnya memiliki granula
keratohialin.
Berikutnya terbentuk stratum lusidum (pada kulit tak
berambut/ kulit tebal) berupa selapis tipis sel.
Selanjutnya terbentuk stratum korneum yang
merupakan lapisan epidermis teratas. Sel-sel mati dari
startum korneum secara kontinyu dilepaskan dari
permukaan kulit, digantikan oleh sel-sel lusidum. Sel-
sel lusidum digantikan oleh sel-sel dari lapisan
granulosum, dan seterusnya. Hal ini dapat terjadi
karena sel-sel pada stratum germinativum selalu aktif
berproliferasi.
17. Mesoderm adalah seluruh otot, jaringan- jaringan
ikat padat (tulang, kartilago dan serat), darah
dari pembuluh-pembuluhnya, serta mesenterium
tipis yang menghubungkan hampir semua organ
dalam ke dinding tubuh, (Nurhayati, 2004).
33. Organogenesis Saluran Pencernaan
Usus depan
terbentuk oleh adanya pelipatan endodern atap arkenteron
bagian anterior, yang akan diikuti oleh mesoderm splanknik.
usus depan akan menjadi rongga mulut, faring, esofagus,
lambung dan duodenum.
Usus tengah
daerah arkenteron antara usus depan dan usus belakang.
usus tengah akan menjadi yeyunum, ileum dan kolon.
Usus belakang
terbentuk oleh adanya pelipatan endodern atap arkenteron
bagian posterior, yang akan diikuti oleh mesoderm splanknik.
Usus belakang akan menjadi rektum dan kloaka atau anus.
34. Epitel saluran pencernaan terbentuk dari endoderm, kecuali epitel
mulut dan anus dari ektoderm.
Jaringan-jaringan/ struktur-struktur lain penyusun saluran
pencernaan dibentuk oleh mesoderm splanknik
Turunan-turunan
endoderm.
Diagram tabung usus
(metenteron, gut)
beserta tonjolan-
tonjolannya.
35. Pembentukan
Mulut
Mulut terbentuk pada bagian anterior usus
depan
Invaginasi ektoderm (lekuk
stomodeum) yang diikuti dengan
evaginasi endoderm usus depan
menyebabkan terbentuknya keping oral.
Keping oral makin lama makin menipis,
akhirnya pecah, menjadi lubang mulut.
36. Tahap 1
Anus terbentuk pada bagian posterior usus belakang
Tahap 2
Invaginasi ektoderm (lekuk proktodeum) yang diikuti
dengan evaginasi endoderm usus belakang
menyebabkan terbentuknya keping anal
Tahap 3
Invaginasi ektoderm (lekuk proktodeum) yang diikuti
dengan evaginasi endoderm usus belakang
menyebabkan terbentuknya keping anal
Pembentukan
Anus