際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
UNIVERSITAS NASIONAL PASIM 
2014 
BASIS DATA 
Dipresentasikan Oleh : 
Achmad Khaerudin 
Ahsan Asy ari 
Faisal Fahruroji 
Dikdik Kurniawan 
Fernanda Firdaus
POKOK BAHASAN 
 Relasi entitas dan derajat kardinalitas 
 Contoh-contoh bentuk entitas 
 Varian-varian ERD 
 Denormalisasi tabel 
 Denormalisasi ERD 
 Teknik-teknik searching dalam Basis Data
Pengertian Entitas 
Entitas adalah suatu objek yang dapat diidentifikasi dalam 
lingkungan pemakai, sesuatu yang penting bagi pemakai dalam 
konteks sistem yang akan dibuat. Sebagai contoh pelanggan, 
pekerja, mahasiswa, dll. 
 Contoh : Seandainya A adalah seorang pekerja maka A 
adalah isi dari pekerja, sedangkan jika B adalah seorang 
pelanggan maka B adalah isi dari pelanggan. 
 Karena itu harus dibedakan antara entitas sebagai 
bentuk umum dari deskripsi tertentu dan isi entitas seperti 
A dan B dalam contoh diatas.
 Himpunan entitas : merupakan sekelompok entitas sejenis 
dan berada dalam lingkup yang sama. Misalnya Mobil 
merupakan himpunan entitas; sedangkan suzuki, toyota, 
honda merupakan entitas. 
 Entitas digambarkan dalam bentuk persegi panjang. 
Pekerja
Pengertian Atribut 
Atribut : Entitas mempunyai elemen yang disebut atribut, dan 
berfungsi mendeskripsikan karakter entitas. Misalnya atribut nama 
pekerja dari entitas pekerja. 
 Setiap ERD bisa terdapat lebih dari satu atribut 
 Atribut Entitas digambarkan dalam bentuk elips 
Pekerja 
Nama 
Pekerja 
Alamat 
Telepon
Relasi Entitas 
Relasi Entitas menunjukkan adanya hubungan / relasi diantara 
sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda 
 sebagaimana halnya entitas maka hubunganpun harus 
dibedakan antara hubungan atau bentuk hubungan antar 
entitas dengan isi dari hubungan itu sendiri. 
 Misalnya dalam kasus hubungan antara entitas siswa dan 
entitas mata_kuliah adalah mengikuti, sedangkan isi 
hubungannya dapat berupa nilai_ujian. 
 Hubungan digambarkan dalam bentuk diamond atau jajaran 
genjang
Derajat Kardinalitas 
Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum entitas 
yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan 
entitas yang lain 
 Contoh : entitas-entitas pada himpunan entitas Mahasiswa 
dapat berelasi dengan satu entitas, banyak entitas, atau 
bahkan tidak satupun entitas dari himpunan entitas Kuliah
Contoh Bentuk Entitas 
a. Satu ke satu (One to one) 
setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan 
dengan paling banyak satu entitas pada himpunan 
entitas B, dan begitu sebaliknya setiap entitas pada 
himpunan entitas B berhubungan dengan paling 
banyak satu entitas pada himpunan entitas A
Contoh Bentuk Entitas 
b. Satu ke banyak (One to many) 
setiap entitas pada himpunan entitas A dapat 
berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan 
entitas B, dan tidak sebaliknya dimana setiap entitas 
pada himpunan entitas B berhubungan dengan paling 
banyak satu entitas pada himpunan entitas A
Contoh Bentuk Entitas 
c. Banyak ke satu (Many to one) 
setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan 
dengan paling banyak satu entitas pada himpunan 
entitas B, dan tidak sebaliknya dimana setiap entitas 
pada himpunan entitas B dapat berhubungan dengan 
banyak entitas pada himpunan entitas A
Contoh Bentuk Entitas 
d. Banyak ke banyak (Many to many) 
Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat 
berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan 
entitas B, dan sebaliknya dimana setiap entitas pada 
himpunan entitas B dapat berhubungan dengan 
banyak entitas pada himpunan entitas A
1. Himpunan Entitas Kuat (Strong Entity Sets) 
Varian Entitas 
 Merupakan himpunan entitas kuat/bebas 
 Kemunculan entitas-entitas didalamnya tidak 
tergantung pada keberadaan entitas pada 
himpunan entitas lain. 
 Bukan merupakan bagian (sub) dari himpunan 
entitas lain. 
Contoh : Himp. entitas Mahasiswa, 
Mata_Kuliah, Dosen, Jurusan, Pegawai, dsb.
2. Himpunan Entitas Lemah (Weak Entity Sets) 
Varian Entitas 
 Nilai entitasnya tergantung pada eksistensinya 
dalam sebuah relasi terhadap entitas lain. 
 Biasanya tidak memiliki atribut yang berfungsi 
sebagai Kunci (Key). 
Contoh : Himpunan entitas Hobi (yang 
keberadaannya bisa ada atau tidak, tergantung 
hubungan (relasi) mahasiswa yang memiliki 
hobi.)
Varian Entitas 
3. Sub Entitas (Subtype Entities) 
Himpunan entitas yang merupakan bagian dari himpunan 
entitas yang lebih superior/utama. 
Contoh : Himp. Entitas dosen dapat dipecah 
menjadi sub entitas; Dosen Tetap dan Dosen 
Tidak Tetap. (entitas dosen merupakan entitas 
superior/utama)
Varian Relasi 
1. Relasi Tunggal (Unary Relation) 
Merupakan relasi yang terjadi dari sebuah himpunan 
entitas ke himpunan entitas yang sama. 
Entitas1 R1
Varian Relasi 
2. Relasi Biner (Binary Relation) 
Merupakan relasi yang terjadi dari sebuah himpunan 
entitas ke himpunan entitas lain yang berbeda. 
Entitas1 R1 Entitas 2
3. Relasi Multi Entitas (N-Ary Relation) 
Varian Relasi 
 Merupakan relasi dari 3 himpunan relasi atau lebih. 
 Relasi seperti ini sebaiknya dihindari, karena dapat 
mengaburkan derajat relasi yang ada dalam relasi 
tersebut. 
Entitas1 R1 Entitas 2 
Entitas 3
Varian Relasi 
4. Relasi Ganda (Redundant Relation) 
Relasi ganda yaitu relasi yang terjadi antara dua himp. 
Entitas yang memiliki lebih dari satu relasi. 
Entitas1 R1 Entitas2 
R2
Denormalisasi Tabel 
Denormalisasi database adalah pelanggaran aturan normalisasi atau 
menjabarkan suatu tataan database yang telah normal untuk 
meningkatkan performa pengaksesan data pada database. Database 
yang telah normal disini dimaksudkan database yang redundansi 
datanya minim sehingga data yang disimpan tidak mengalami 
kerancuan dalam proses pengaksesan. 
Denormalisasi dapat menggunakan dua cara yaitu : 
 Dengan pembuatan kolom baru pada tabel / mengabungkan 
kolom pada tabel satu dengan yang lain. Apabila data yang 
didenormalisasi hanya kecil dan digunakan untuk 
mempermudah pengaksesan data apabila diakses dalam satu 
tabel. 
 Dengan pembuatan tabel baru. Dilakukan apabila data yang 
terdapat dalam tabel tersebut merupakan rangkuman / 
rekapitulasi dari satu atau beberapa tabel yang 
pengaksesannya terpisah dari tabel yang ada.
Denormalisasi Tabel 
Kegunaan Denormalisasi 
Apabila kita menilik lebih lanjut tentang proses pengaksesan 
yang dilakukan database sewaktu data yang berada dalam 
suatu tabel ada 1000 baris dengan 100 juta baris. Hal itu akan 
terasa sangat beda proses kita menunggu untuk dapat melihat 
data. Itupun apabila kita mengaksesnya dari beberapa tabel 
yang setiap tabel berisikan jutaan data dan kita hanya 
menginginkan sebagian saja. Dari situ denormalisasi diperlukan, 
untuk menjaga kestabilan performa suatu sistem.
Denormalisasi Tabel 
Bentuk-bentuk Denormalisasi 
a. Atribut yang terderivasi (atribut turunan) 
Atribut turunan adalah atribut yang nilai-nilainya diperoleh dari 
pegolahan atau dapat diturunkan dari atribut atau tabel lain yang 
berhubungan. Atribut yang demikian sebenarnya dapat ditiadakan dari 
sebuah tabel, karena nilai-nilainya bergantung pada nilai yang ada 
pada atribut lainnya. hal inilah yang disebut sebagai denormalisasi. 
Yang keberadaan atributnya bersifat redundan. Atribut semacam ini 
digunakan untuk menghindari proses perhitungan yang berulang dan 
memakan banyak waktu.
Denormalisasi Tabel 
Contoh : 
Tampilkan berapa banyak matakuliah yang sudah diambil oleh 
mahasiswa tertentu! 
Select count (*) from mengambil where NIM = 09.51.0062;
Denormalisasi Tabel 
Untuk menampilkan banyak mata kuliah; di lakukan denormalisasi yaitu 
dengan menambahkan beberapa atribut baru agar tidak memakan 
banyak waktu dalam pemrosesannya.
Denormalisasi Tabel 
b. Atribut yang berlebihan 
Atribut yang berlebihan atribut yang menyatakan lebih dari satu fakta. 
Atribut berlebihan terbagi atas beberapa bagian yaitu : 
 Atribut Terkodekan. Atribut terkodekan adalah atribut yang 
memiliki kode tambahan yang menunjukkan beberapa kondisi 
lainnya. 
Contoh : 
id_mk di tabelkuliah yang didalamnya sudah terkandung data 
program studi. Data program studi ini sebenarnya tidak diperlukan 
lagi karena sudah ada atribut prog_studi di tabel kuliah.
Denormalisasi Tabel 
Tapi akan menjadi aneh jika kode matakuliah tidak mengikuti 
format aturan penulisan yang ada. Untuk itu kita bisa lakukan 
denormalisasi dengan tetap menuliskan kode matakuliah seperti di 
bawah.
Denormalisasi Tabel 
 Atribut Gabungan. Atribut gabungan adalah atribut yang terdiri 
dari atribut yang lain. 
Contoh : 
Atribut nim di tabel mahasiswa merupakan gabungan dari tahun 
masuk/angkatan dengan program studi dan no urut mahasiswa. 
Dengan demikian atribut ini sebenarnya tidak atomik (bagian 
terkecil) karena masih bisa dibagi lagi. 
Misalnya : NIM : 09.51.0062 (Ket: angkatan.jurusan.no urut). 
Sama halnya dengan atribut terkodekan,akan menjadi aneh jika 
nomor mahasiswa tersebut hanyalah nomor urut.Tentu hal ini akan 
membutuhkan informasi lebih tentang angkatan dan terdaftar 
dijurusan mana mahasiswa tersebut.
Denormalisasi Tabel 
 Atribut Tumpang Tindih. Atribut tumpang tindih adalah atribut 
dengan nilai yang tidak sepenuhnya ekslusif (bersifat khusus). 
Contoh : 
Atribut semester di tabel kuliah berisikan: 
 1 : matakuliah ganjil 
 2 : matakuliah genap 
 3 : matakuliah ganjil & genap 
Nilai 3 mencakup semester genap dan ganjil sekaligus(jadi tidak 
ekslusif). 
Jadi sebaiknya matakuliah dimasukkan dua kali, jika itu di 
laksanakan di semester ganjil dan genap. 
Tentu saja hal ini melanggar aturan normalisasi (redundansi), tapi 
untuk performansi hal ini dapat dilanggar.
Denormalisasi Tabel 
 Atribut Bermakna Ganda. Atribut bermakna ganda adalah atribut 
yang memiliki arti berbeda tergantung kelompok entitasnya. 
Contoh : 
Di tabel dosen terdapat atribut gaji. Bagi dosen tetap atribut ini 
berisi gaji tetap perbulan, sedangkan bagi dosen tidak tetap gaji 
ini berisi insentif (gaji tambahan) mengajar tiap sks. 
Jika gaji dosen harus dibedakan, maka harus disediakan 2 buah 
atribut yakni gaji_tetap dan gaji_tidak_tetap.Walaupun sama-sama 
berisi tentang jumlah gaji yang diterima dosen, hal ini tentu 
sajamelanggar aturan normalisasi karena ada blok data yang 
kosong. Tetapi sekali lagi, denormalisasi dalam hal ini boleh 
dilakukan.
Presentasi basis data
Denormalisasi Tabel 
c. Tabel Rekapitulasi (Summary Table) 
Laporan hasil rekapitulasi akan selalu merupakan hasil 
pengolahan dari semua tabel yang ada.Pengolahan 
tersebut melibatkan banyak tabel sehingga akan 
membutuhkan waktu yang lama. 
Jika hal tersebut sering diakses dan diperlukan, maka perlu 
dibuat tabel khusus untuk menyimpan data hasil rekapitulasi 
tersebut. 
Hal ini tentu saja akan menimbulkan redundansi, tapi 
dengan mempertimbangkan performansi, Denormalisasi 
pada kasus ini perlu dilakukan.
Denormalisasi ERD 
Mengubah relasi-relasi ternormalisasi ke menjadi tak 
ternormalisasi untuk mengurangi jumlah tabel yang harus 
dilibatkan dalam operasi join. 
Keuntungan: 
Dapat meningkatkan kinerja (kecepatan) proses dengan 
mengurangi jumlah tabel yang dilibatkan dalam operasi 
join. 
Kerugian (karena duplikasi data): 
Pemborosan ruang penyimpanan. 
Resiko pelanggaran integritas/konsistensi data.
Denormalisasi ERD 
Denormalisasi 
1 ke 1
Denormalisasi ERD 
Denormalisasi 
Banyak ke 
Banyak
Denormalisasi ERD 
Denormalisasi 
Data 
Referensi
1. Boolean Searching 
Teknik Searching dalam Basis Data 
Salah satu metode pencarian yang paling umum adalah 
Pencarian Boolean, juga disebut pencarian kata kunci. 
Jenis pencarian ini memberitahu database untuk mengambil 
semua catatan dalam database yang berisi kata atau 
mengatur kata-kata. Anda dapat mengubah hasil dengan 
menggunakan Boolean Operator yang merupakan kata-kata 
AND, OR dan NOT. 
contoh : MataKuliah=Agama AND Dosen=Agus 
akan mencari data yang berisi Mata Kuliah agama 
Dan dosen bernama Agus dari BasisData
contoh : MataKuliah=Agama OR Dosen=Agus 
akan mencari data yang berisi Mata Kuliah agama atau dosen 
bernama Agus dari Basis Data, Operator ini digunakan untuk 
memperluas jumlah record diambil. 
MataKuliah=Agama NOT Dosen=Agus 
akan mencari data yang hanya berisi Mata Kuliah agama dan 
tidak dosen bernama Agus dari Basis Data, Operator ini 
digunakan untuk membatasi jumlah record diambil.
2. Teknik Truncation (Wildcards) 
Digunakan untuk menemukan berbagai variasi bentuk kata 
yang berbeda dari pencarian Boolean atau pencarian kata 
kunci. Beberapa database menggunakan asterisk dan ada 
pula yang menggunakan tanda tanya. Teknik ini bisa 
dikombinasikan dengan Boolean Searching. 
contoh : Dosen=Ag* 
akan mencari data yang berisi nama dosen bernama Agus, 
Agatha, Agung dll dari BasisData
3. Teknik Kurung 
Digunakan untuk menjaga proses logika dari Boolean 
Searching, caranya dengan menambahkan kurung kedalam 
set pencarian yang yang dibuat. Nesting sering digunakan 
ketika data yang dicari memiliki arti yang sama atau apabila 
menggunakan Operator Boolean lebih dari satu. 
contoh : Dosen=Agus AND (MataKuliah=Agama OR 
Matematika) 
akan mencari data yang berisi nama dosen bernama Agus, 
dan mata kuliah agama atau matematika.
Daftar Pustaka 
1. Sistem Manajemen Basis Data Ebook, Adi Dewanto, Ratna 
Wardani, PTI FT UNY. 
2. Sistem Basis Data Varian Entitas dan Relasi e-paper, Henry 
Primandary S,Kom, STMIK  MDP Palembang 
3. http://lib.mdp.ac.id/ebook/Karya%20Umum/Diktat_Sistem_Basi 
s_Data.pdf 
4. Basis Data (Database) e-paper, Haidar Dzacko. 2007. 
5. http://mr_jock.mywapblog.com/denormalisasi.xhtml 
6. http://imamgunawan.wordpress.com/category/sistem-basis-data/ 
sistem-basis-data-ii/teori/perancangan_fisik_basis_data 
7. http://informatika.web.id/organisasi-file-basis-data.htm 
8. http://www.indiana.edu/~libhper/database_searching.pdf 
9. https://www.library.uq.edu.au/how-to-guides/database-searching
Presentasi basis data

More Related Content

Presentasi basis data

  • 1. UNIVERSITAS NASIONAL PASIM 2014 BASIS DATA Dipresentasikan Oleh : Achmad Khaerudin Ahsan Asy ari Faisal Fahruroji Dikdik Kurniawan Fernanda Firdaus
  • 2. POKOK BAHASAN Relasi entitas dan derajat kardinalitas Contoh-contoh bentuk entitas Varian-varian ERD Denormalisasi tabel Denormalisasi ERD Teknik-teknik searching dalam Basis Data
  • 3. Pengertian Entitas Entitas adalah suatu objek yang dapat diidentifikasi dalam lingkungan pemakai, sesuatu yang penting bagi pemakai dalam konteks sistem yang akan dibuat. Sebagai contoh pelanggan, pekerja, mahasiswa, dll. Contoh : Seandainya A adalah seorang pekerja maka A adalah isi dari pekerja, sedangkan jika B adalah seorang pelanggan maka B adalah isi dari pelanggan. Karena itu harus dibedakan antara entitas sebagai bentuk umum dari deskripsi tertentu dan isi entitas seperti A dan B dalam contoh diatas.
  • 4. Himpunan entitas : merupakan sekelompok entitas sejenis dan berada dalam lingkup yang sama. Misalnya Mobil merupakan himpunan entitas; sedangkan suzuki, toyota, honda merupakan entitas. Entitas digambarkan dalam bentuk persegi panjang. Pekerja
  • 5. Pengertian Atribut Atribut : Entitas mempunyai elemen yang disebut atribut, dan berfungsi mendeskripsikan karakter entitas. Misalnya atribut nama pekerja dari entitas pekerja. Setiap ERD bisa terdapat lebih dari satu atribut Atribut Entitas digambarkan dalam bentuk elips Pekerja Nama Pekerja Alamat Telepon
  • 6. Relasi Entitas Relasi Entitas menunjukkan adanya hubungan / relasi diantara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda sebagaimana halnya entitas maka hubunganpun harus dibedakan antara hubungan atau bentuk hubungan antar entitas dengan isi dari hubungan itu sendiri. Misalnya dalam kasus hubungan antara entitas siswa dan entitas mata_kuliah adalah mengikuti, sedangkan isi hubungannya dapat berupa nilai_ujian. Hubungan digambarkan dalam bentuk diamond atau jajaran genjang
  • 7. Derajat Kardinalitas Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain Contoh : entitas-entitas pada himpunan entitas Mahasiswa dapat berelasi dengan satu entitas, banyak entitas, atau bahkan tidak satupun entitas dari himpunan entitas Kuliah
  • 8. Contoh Bentuk Entitas a. Satu ke satu (One to one) setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B, dan begitu sebaliknya setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas A
  • 9. Contoh Bentuk Entitas b. Satu ke banyak (One to many) setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, dan tidak sebaliknya dimana setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas A
  • 10. Contoh Bentuk Entitas c. Banyak ke satu (Many to one) setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B, dan tidak sebaliknya dimana setiap entitas pada himpunan entitas B dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas A
  • 11. Contoh Bentuk Entitas d. Banyak ke banyak (Many to many) Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, dan sebaliknya dimana setiap entitas pada himpunan entitas B dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas A
  • 12. 1. Himpunan Entitas Kuat (Strong Entity Sets) Varian Entitas Merupakan himpunan entitas kuat/bebas Kemunculan entitas-entitas didalamnya tidak tergantung pada keberadaan entitas pada himpunan entitas lain. Bukan merupakan bagian (sub) dari himpunan entitas lain. Contoh : Himp. entitas Mahasiswa, Mata_Kuliah, Dosen, Jurusan, Pegawai, dsb.
  • 13. 2. Himpunan Entitas Lemah (Weak Entity Sets) Varian Entitas Nilai entitasnya tergantung pada eksistensinya dalam sebuah relasi terhadap entitas lain. Biasanya tidak memiliki atribut yang berfungsi sebagai Kunci (Key). Contoh : Himpunan entitas Hobi (yang keberadaannya bisa ada atau tidak, tergantung hubungan (relasi) mahasiswa yang memiliki hobi.)
  • 14. Varian Entitas 3. Sub Entitas (Subtype Entities) Himpunan entitas yang merupakan bagian dari himpunan entitas yang lebih superior/utama. Contoh : Himp. Entitas dosen dapat dipecah menjadi sub entitas; Dosen Tetap dan Dosen Tidak Tetap. (entitas dosen merupakan entitas superior/utama)
  • 15. Varian Relasi 1. Relasi Tunggal (Unary Relation) Merupakan relasi yang terjadi dari sebuah himpunan entitas ke himpunan entitas yang sama. Entitas1 R1
  • 16. Varian Relasi 2. Relasi Biner (Binary Relation) Merupakan relasi yang terjadi dari sebuah himpunan entitas ke himpunan entitas lain yang berbeda. Entitas1 R1 Entitas 2
  • 17. 3. Relasi Multi Entitas (N-Ary Relation) Varian Relasi Merupakan relasi dari 3 himpunan relasi atau lebih. Relasi seperti ini sebaiknya dihindari, karena dapat mengaburkan derajat relasi yang ada dalam relasi tersebut. Entitas1 R1 Entitas 2 Entitas 3
  • 18. Varian Relasi 4. Relasi Ganda (Redundant Relation) Relasi ganda yaitu relasi yang terjadi antara dua himp. Entitas yang memiliki lebih dari satu relasi. Entitas1 R1 Entitas2 R2
  • 19. Denormalisasi Tabel Denormalisasi database adalah pelanggaran aturan normalisasi atau menjabarkan suatu tataan database yang telah normal untuk meningkatkan performa pengaksesan data pada database. Database yang telah normal disini dimaksudkan database yang redundansi datanya minim sehingga data yang disimpan tidak mengalami kerancuan dalam proses pengaksesan. Denormalisasi dapat menggunakan dua cara yaitu : Dengan pembuatan kolom baru pada tabel / mengabungkan kolom pada tabel satu dengan yang lain. Apabila data yang didenormalisasi hanya kecil dan digunakan untuk mempermudah pengaksesan data apabila diakses dalam satu tabel. Dengan pembuatan tabel baru. Dilakukan apabila data yang terdapat dalam tabel tersebut merupakan rangkuman / rekapitulasi dari satu atau beberapa tabel yang pengaksesannya terpisah dari tabel yang ada.
  • 20. Denormalisasi Tabel Kegunaan Denormalisasi Apabila kita menilik lebih lanjut tentang proses pengaksesan yang dilakukan database sewaktu data yang berada dalam suatu tabel ada 1000 baris dengan 100 juta baris. Hal itu akan terasa sangat beda proses kita menunggu untuk dapat melihat data. Itupun apabila kita mengaksesnya dari beberapa tabel yang setiap tabel berisikan jutaan data dan kita hanya menginginkan sebagian saja. Dari situ denormalisasi diperlukan, untuk menjaga kestabilan performa suatu sistem.
  • 21. Denormalisasi Tabel Bentuk-bentuk Denormalisasi a. Atribut yang terderivasi (atribut turunan) Atribut turunan adalah atribut yang nilai-nilainya diperoleh dari pegolahan atau dapat diturunkan dari atribut atau tabel lain yang berhubungan. Atribut yang demikian sebenarnya dapat ditiadakan dari sebuah tabel, karena nilai-nilainya bergantung pada nilai yang ada pada atribut lainnya. hal inilah yang disebut sebagai denormalisasi. Yang keberadaan atributnya bersifat redundan. Atribut semacam ini digunakan untuk menghindari proses perhitungan yang berulang dan memakan banyak waktu.
  • 22. Denormalisasi Tabel Contoh : Tampilkan berapa banyak matakuliah yang sudah diambil oleh mahasiswa tertentu! Select count (*) from mengambil where NIM = 09.51.0062;
  • 23. Denormalisasi Tabel Untuk menampilkan banyak mata kuliah; di lakukan denormalisasi yaitu dengan menambahkan beberapa atribut baru agar tidak memakan banyak waktu dalam pemrosesannya.
  • 24. Denormalisasi Tabel b. Atribut yang berlebihan Atribut yang berlebihan atribut yang menyatakan lebih dari satu fakta. Atribut berlebihan terbagi atas beberapa bagian yaitu : Atribut Terkodekan. Atribut terkodekan adalah atribut yang memiliki kode tambahan yang menunjukkan beberapa kondisi lainnya. Contoh : id_mk di tabelkuliah yang didalamnya sudah terkandung data program studi. Data program studi ini sebenarnya tidak diperlukan lagi karena sudah ada atribut prog_studi di tabel kuliah.
  • 25. Denormalisasi Tabel Tapi akan menjadi aneh jika kode matakuliah tidak mengikuti format aturan penulisan yang ada. Untuk itu kita bisa lakukan denormalisasi dengan tetap menuliskan kode matakuliah seperti di bawah.
  • 26. Denormalisasi Tabel Atribut Gabungan. Atribut gabungan adalah atribut yang terdiri dari atribut yang lain. Contoh : Atribut nim di tabel mahasiswa merupakan gabungan dari tahun masuk/angkatan dengan program studi dan no urut mahasiswa. Dengan demikian atribut ini sebenarnya tidak atomik (bagian terkecil) karena masih bisa dibagi lagi. Misalnya : NIM : 09.51.0062 (Ket: angkatan.jurusan.no urut). Sama halnya dengan atribut terkodekan,akan menjadi aneh jika nomor mahasiswa tersebut hanyalah nomor urut.Tentu hal ini akan membutuhkan informasi lebih tentang angkatan dan terdaftar dijurusan mana mahasiswa tersebut.
  • 27. Denormalisasi Tabel Atribut Tumpang Tindih. Atribut tumpang tindih adalah atribut dengan nilai yang tidak sepenuhnya ekslusif (bersifat khusus). Contoh : Atribut semester di tabel kuliah berisikan: 1 : matakuliah ganjil 2 : matakuliah genap 3 : matakuliah ganjil & genap Nilai 3 mencakup semester genap dan ganjil sekaligus(jadi tidak ekslusif). Jadi sebaiknya matakuliah dimasukkan dua kali, jika itu di laksanakan di semester ganjil dan genap. Tentu saja hal ini melanggar aturan normalisasi (redundansi), tapi untuk performansi hal ini dapat dilanggar.
  • 28. Denormalisasi Tabel Atribut Bermakna Ganda. Atribut bermakna ganda adalah atribut yang memiliki arti berbeda tergantung kelompok entitasnya. Contoh : Di tabel dosen terdapat atribut gaji. Bagi dosen tetap atribut ini berisi gaji tetap perbulan, sedangkan bagi dosen tidak tetap gaji ini berisi insentif (gaji tambahan) mengajar tiap sks. Jika gaji dosen harus dibedakan, maka harus disediakan 2 buah atribut yakni gaji_tetap dan gaji_tidak_tetap.Walaupun sama-sama berisi tentang jumlah gaji yang diterima dosen, hal ini tentu sajamelanggar aturan normalisasi karena ada blok data yang kosong. Tetapi sekali lagi, denormalisasi dalam hal ini boleh dilakukan.
  • 30. Denormalisasi Tabel c. Tabel Rekapitulasi (Summary Table) Laporan hasil rekapitulasi akan selalu merupakan hasil pengolahan dari semua tabel yang ada.Pengolahan tersebut melibatkan banyak tabel sehingga akan membutuhkan waktu yang lama. Jika hal tersebut sering diakses dan diperlukan, maka perlu dibuat tabel khusus untuk menyimpan data hasil rekapitulasi tersebut. Hal ini tentu saja akan menimbulkan redundansi, tapi dengan mempertimbangkan performansi, Denormalisasi pada kasus ini perlu dilakukan.
  • 31. Denormalisasi ERD Mengubah relasi-relasi ternormalisasi ke menjadi tak ternormalisasi untuk mengurangi jumlah tabel yang harus dilibatkan dalam operasi join. Keuntungan: Dapat meningkatkan kinerja (kecepatan) proses dengan mengurangi jumlah tabel yang dilibatkan dalam operasi join. Kerugian (karena duplikasi data): Pemborosan ruang penyimpanan. Resiko pelanggaran integritas/konsistensi data.
  • 35. 1. Boolean Searching Teknik Searching dalam Basis Data Salah satu metode pencarian yang paling umum adalah Pencarian Boolean, juga disebut pencarian kata kunci. Jenis pencarian ini memberitahu database untuk mengambil semua catatan dalam database yang berisi kata atau mengatur kata-kata. Anda dapat mengubah hasil dengan menggunakan Boolean Operator yang merupakan kata-kata AND, OR dan NOT. contoh : MataKuliah=Agama AND Dosen=Agus akan mencari data yang berisi Mata Kuliah agama Dan dosen bernama Agus dari BasisData
  • 36. contoh : MataKuliah=Agama OR Dosen=Agus akan mencari data yang berisi Mata Kuliah agama atau dosen bernama Agus dari Basis Data, Operator ini digunakan untuk memperluas jumlah record diambil. MataKuliah=Agama NOT Dosen=Agus akan mencari data yang hanya berisi Mata Kuliah agama dan tidak dosen bernama Agus dari Basis Data, Operator ini digunakan untuk membatasi jumlah record diambil.
  • 37. 2. Teknik Truncation (Wildcards) Digunakan untuk menemukan berbagai variasi bentuk kata yang berbeda dari pencarian Boolean atau pencarian kata kunci. Beberapa database menggunakan asterisk dan ada pula yang menggunakan tanda tanya. Teknik ini bisa dikombinasikan dengan Boolean Searching. contoh : Dosen=Ag* akan mencari data yang berisi nama dosen bernama Agus, Agatha, Agung dll dari BasisData
  • 38. 3. Teknik Kurung Digunakan untuk menjaga proses logika dari Boolean Searching, caranya dengan menambahkan kurung kedalam set pencarian yang yang dibuat. Nesting sering digunakan ketika data yang dicari memiliki arti yang sama atau apabila menggunakan Operator Boolean lebih dari satu. contoh : Dosen=Agus AND (MataKuliah=Agama OR Matematika) akan mencari data yang berisi nama dosen bernama Agus, dan mata kuliah agama atau matematika.
  • 39. Daftar Pustaka 1. Sistem Manajemen Basis Data Ebook, Adi Dewanto, Ratna Wardani, PTI FT UNY. 2. Sistem Basis Data Varian Entitas dan Relasi e-paper, Henry Primandary S,Kom, STMIK MDP Palembang 3. http://lib.mdp.ac.id/ebook/Karya%20Umum/Diktat_Sistem_Basi s_Data.pdf 4. Basis Data (Database) e-paper, Haidar Dzacko. 2007. 5. http://mr_jock.mywapblog.com/denormalisasi.xhtml 6. http://imamgunawan.wordpress.com/category/sistem-basis-data/ sistem-basis-data-ii/teori/perancangan_fisik_basis_data 7. http://informatika.web.id/organisasi-file-basis-data.htm 8. http://www.indiana.edu/~libhper/database_searching.pdf 9. https://www.library.uq.edu.au/how-to-guides/database-searching