1. Peta dalam Sistem Informasi Geografis
Ammazizzaky Tarigan
S1 Ilmu Komputer, FASILKOM-TI, Universitas Sumatera Utara
Jalan Universitas No. 9 Kampus USU Medan 20155
arafat_avatar@yahoo.co.id
Abstrak — Sistem informasi geografis adalah suatu sistem
berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan dan
memanipulasi informasi-informasi geografis. Produk SIG sering
disajikan dalam bentuk peta, namun kemampuan SIG yang
sebenarnya terletak pada kemampuann melakukan analisis data
peta. Peta merupakan penyajian grafis dari permukaan bumi
dalam skala tertentu dan digambarkan pada bidang datar
melalui proyeksi peta dengan menggunakan simbol-simbol
tertentu sebagai perwakilan dari objek-objek spasial di
permukaan bumi.
peta, kekuatan SIG yang sebenarnya terletak
kemampuannya melakukan analisis data peta.
Kata Kunci — Sistem Informasi Geografis, Peta.
A. Pengertian Peta
Peta dapat didefenisikan sebagai penyajian grafis dari
bentuk ruang dan hubungan keruangan antara berbagai
perwujudan yang diwakili. Peta mengandung arti komunikasi,
artinya peta merupakan suatu alat penyampaian sinyal atau
saluran informasi antara si pengirim pesan (pembuat peta) dan
si penerima pesan (pemakai peta).
I. Pendahuluan
Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan salah satu
produk ilmu komputer yang paling mutakhir saat ini. SIG
pertama kali dikembangkan oleh Tomlinson tahun 1967.
Penggunaan sistem informasi geografis (SIG) meningkat
tajam sejak tahun 1980-an. Peningkatan pemakaian sistem ini
terjadi di kalangan pemerintah, militer, akademis, atau bisnis
terutama di negara-negara maju. SIG merupakan sistem yang
berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan
memanipulasi informasi-informasi geografis.
Sistem informasi geografis dapat digunakan untuk
menangani berbagai ragam data termasuk peta, foto udara,
citra satelit, data survey lapangan dan sebagainya. Sistem
informasi geografis dapat juga digunakan untuk melakukan
analisis serta simulasi berbagai proses yang ada di permukaan
bumi. Sistem informasi geografis secara luas dapat diterapkan
dalam berbagai bidang kehidupan seperti binis, komputer,
lingkungan dan geologi, pertanian dan kehutanan.
pada
II. Peta
Peta merupakan penyajian grafis dari permukaan bumi
dalam skala tertentu dan digambarkan pada bidang datar
melalui proyeksi peta dengan menggunakan simbol-simbol
tertentu sebagai perwakilan dari objek-objek spasial di
permukaan bumi.
B. Fungsi dan Tujuan Pembuatan Peta
Pada masa sekarang, peta tidak hanya berfungsi sebagai
penunjuk lokasi, peta juga dapat digunakan untuk dasar
perencanaan pembangunan, pengambilan keputusan dan lainlain. Secara umum fungsi peta dapat dilihat dari poin-poin
berikut ini:
1) Menunjukkan posisi atau lokasi relatif (letak suatu
tempat dalam hubungannya dengan tempat lain di permukaan
bumi).
2) Memperlihatkan ukuran (dari peta dapat diukur luas
daerah dan jarak-jarak di atas permukaan bumi).
3) Memperlihatkan bentuk (misalnya bentuk dari benua,
negara dan lain-lain).
GIS
user
Software
Tools
+
Database
Results
real
word
Gambar 1 Pola Keterkaitan GIS
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa sistem
komputer untuk SIG terdiri dari perangkat keras, perangkat
lunak, dan prosedur untuk penyusunan memasukkan data,
pengolahan, analisis, pemodelan dan penayangan data
geospatial. SIG tidak hanya berfungsi sebagai tools semata.
Walaupun produk SIG paling sering disajikan dalam bentuk
4) Mengumpulkan data dan menyeleksi data-data dari suatu
daerah dan menyajikan di atas peta.
Peta tidak hanya bertujuan sebagai alat komunikasi
informasi ruang, Adapun tujuan lain dari pembuatan sebuah
peta antara lain:
1) Membantu dalam suatu desain, misalnya desain jalan
dan sebagainya.
2) Untuk analisis data spasial, misalnya perhitungan
volume dan sebagainya.
C. Jenis Peta
Peta merupakan gambaran sederhana akan keberadaan di
muka bumi. Peta dapat dibagi dalam dua kelompok besar,
yaitu peta topografi dan peta tematik.
2. 1) Peta Topografi (topographical map) merupakan peta
yang menunjukkan penampakan alamiah dan buatan manusia
di bumi. Topografi menggambarkan bentuk permukaan bumi
yang diwujudkan oleh kontur, lahan, jalan, sungai, bangunan,
jalan kereta api dan berbagai hal penting lainnya.
3) Area (polygon) menggambarkan bentuk suatu area,
seperti dananu, desa, kecamatan dan kabupaten. Area
mempunyai dimensi luas.
4) Teks (Text) merupakan atribut atau keterangan tentang
sesuatu penampakan, misalnya nama kota, nama bangunan,
nama sungai dan nama daerah.
Dari penampakan-penampakan tersebut sebuah peta
mampu memberikan informasi tentang:
1) Geometri yakni tentang bentuk dan dimana letak suatu
objek di permukaan bumi.
2) Atribut yang menjelaskan tentang suatu objek yang dapat
disajikan dalam bentuk simbol dan notasi.
E. Karakteristik Peta
Karakteristik peta merupakan batasan dan penggunaan peta
termasuk skala, akursi, jangkauan dan pengembangan
database.
Gambar 2 Peta Topografi
2) Peta tematik (thematic map) merupakan sumber yang
penting dari informasi SIG. Peta tematik merupakan sarana
untuk menyampaikan konsep geografis dengan tema tertentu,
seperti kepadatan penduduk, iklim, jenis tanah, geologi,
kesesuaian lahan, pergerakan bahan, dan manusia serta
penggunaan lahan.
1) Skala Peta, ditunjukkan dalam bentuk rasio, dengan
angka sebelah kiri menunjukkan jarak di peta sedangkan
angka sebelah kanan menunjukkan jarak di lapangan.
Misalnya peta berskala 1:25.000 berarti 1 cm di perta sama
dengan 25.000 cm di lapangan. Suatu peta yang kurang detail
berskala lebih kecil dibandingkan peta yang lebih detail.
Sehingga skala kecil mampu menampilkan area yang besar
yang kurang detail, namun skala besar mampu meningkatkan
ketelitian namun tidak berarea besar. Pada peta digital skala
tidak begitu diperhatikan, karena peta digital dapat diperbesar
atau diperkecil. Pada peta digital hanya menunjukkan dari
perta berskala berapa peta itu dibuat.
2) Resolusi Peta, berkenaan dengan seberapa besar
ketelitian lokasi dan bentuk objek suatu peta digambarkan
pada skala tertentu. Pada peta berskala lebih besar, resolusi
objek lebih teliti bila dibandingkan dengan keadaan
sebenarnya. Semakin menurun skala peta, resolusi peta juga
berkurang karena objek digambarkan semakin halus dan
sederhana atau bahkan tidak kelihatan di peta, misalnya line
yang harus dan area yang terlalu kecil akan hilang pada skala
yang sangat kecil.
Gambar 3 Peta Tematik
D. Penampakan Peta
Jika diperhatikan suatu peta, terdapat empat jenis
penampakan yang berbeda satu dengan lainnya. Empat
penampakan tersebut adalah:
1) Titik (point) yang menggambarkan bagian kecil fisik
bumi, seperti bangunan dan tugu. Titik tidak mempunyai
ukuran panjang dan luas, hanya memiliki posisi koordinat
bumi.
2) Garis (line) yang menggambarkan bentuk fisik yang
dimensi lebarnya tidak dapat terukur pada skala peta, seperti
jalan dan sunga. Garis mempunyai dimensi panjang.
3) Akurasi Peta, menunjukkan kebenaran nilai suatu lokasi
(berhubungan dengan ketepatan penarikan kesimpulan).
Akurasi peta selain ditentukan oleh resolusi dan skala peta
juga ditentukan oleh kualitas data sumber, keterampilan
menggambar dan ketepatan antara lebar garis yang tergambar
dengan kondisi lapangan. Yang perlu diingat adalah suatu peta
yang akurat dalam pembuatannya membutuhkan waktu dan
biaya yang lebih besar. Tidak ada peta yang secara
keseluruhannya akurat, yang penting adalah peta tersebut
masih dapat digunakan untuk membuat keputusan dan
analisis. Begitupun sangat penting untuk memperhatikan
keakuratan peta untuk meyakinkan bahwa data yang
digunakan dalam pembuatan cukup layak.
4) Presisi Peta, menunjukkan ketepatan suatu lokasi berada
(berhubungan dengan ketepatan metode yang digunakan).
Presisi lebih kecil dibanding dengan akurasi. Pada SIG,
3. tingkat presisi dan akurasi sangat tergantung pada kualitas
data.
F. Proyeksi Peta
Survey pengukuran dan pemetaan bumi dilakukan dalam
ruang 3D, dimana bumi mempunyai bentuk lengkung
(geometrisnya menyerupai ellipsoid), sedangkan peta adalah
bidang lengkung bumi ke bidang datar (2D), menggunakan
rumusan matematis, disebut Proyeksi Peta.
Jika diperhatikan, proyeksi peta adalah suatu cara untuk
menggambarkan permukaan lengkung ke permukaan datar
atau metode penggambaran secara sistematis garis-garis yang
mewakili lingkaran meridian dan paralel (graticule) pada
suatu permukaan datar. Metode tersebut dapat dilakukan
secara langsung atau transformasi yang diturunkan secara
matematis.
Karakteristik suatu metode proyeksi dapat dilihat dari pola
garis gratikul yang diplot di atas peta. Di bidang geodesi
(pemetaan) sendiri, secara khusus proyeksi peta bertujuan
memindahkan unsur-unsur titik, garis, dan sudut dari
permukaan bumi (ellipsoid) ke bidang datar dengan
menggunakan rumus-rumus proyeksi peta sehingga dicapai
kondisi yang diinginkan. Kondisi yang dimaksud meliputi
ciri-ciri unsur asli yang ingin tetap dipertahankan.
Secara sederhana proyeksi peta dapat didefenisikan sebagai
usaha mengubah bentuk bola (bidang lengkung) ke bentuk
bidang datar, dengan persyaratan sebagai berikut:
ï‚· Bentuk (sudut dan arah) yang diubah harus tetap sama.
ï‚· Luas permukaan yang diubah harus tetap dengan
memperhitungkan faktor skala (proyeksi ekuivalen).
ï‚· Jarak antara satu titik dengan titik yang lain di atas
permukaan yang diubah harus tetap juga dengan
memperhitungkan faktor skala (proyeksi ekudistan).
Ada beberapa cara dalam memproyeksikan sebuah peta,
antara lain:
1) Proyeksi Kerucut, yang paling sederhana dalamproyeksi
ini adalah kerucut yang menyinggung pada bola bumi
sepanjang sebuah garis lintang. Garis-garis meridian
diproyeksikan di atas permukaan kerucut berupa garis lurus,
bertemu di puncak kerucutnya, atau di sebuah titik. Garisgaris paralel pada garis lintang diproyeksikan pada kerucut
sebagai lingkaran-lingkaran. Proyeksi ini disebut memotong
jika proyeksi ini didefenisikan dengan dua garis paralel
standar.
2) Proyeksi Silinder, proyeksi ini bisa saja mempunyai satu
garis persinggungan atau dua garis perpotongan kepada bola
bumi. Meridian diproyeksikan secara geometrik pada
permukaan silinder, dan paralel lintang diproyeksikan secara
. Jarak antara
meridian-meridian adalah sama, sedangkan jarak antara garis
paralel dan garis singgung makin bertambah besar ke arah
kurub.
Gambar 5 Proyeksi Silinder
3) Proyeksi Planar, proyeksi bidang datar akan
memproyeksikan data pada permukaan datar menyentuh bola
bumi. Proyeksi bidang datar juga disebut sebagai proyeksi
azimutal atau zenital. Tipe proyeksi ini biasanya menyinggung
bola bumi pada satu titik, tetapi bisa juga memotong. Titik
singgungnya bisa kutub utara, kutub selatan, sebuah titik pada
equator, atau titik manapun yang berada di antaranya.
Gambar 6 Proyeksi Planar
III. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh antara lain
sebagai berikut:
1) Peta merupakan bentuk penyajian grafis permukaan
bumi dalam bidang datar.
2) Peta terbagi menjadi dua, peta topografi adalah peta yang
menampilkan bentuk alamiah dan buatan dari bentuk bumi
sedangkan peta tematik adalah peta yang menampilkan bentuk
bumi berdasarkan sebuah tema yang ditentukan.
3) Ada empat hal yang dapat ditampakkan dari sebuah peta,
yaitu titik, garis, area dan teks.
Gambar 4 Proyeksi Silinder
4) Permukaan bumi dapat diproyeksikan dengan 3 cara,
antara lain proyeksi kerucut, proyeksi silinder dan proyeksi
planar.
4. DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
Elly, Muhamad Jafar. 2009. Sistem Informasi Geografi Menggunakan
Aplikasi ArcView 3.2 dan ERMapper 6.4. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Riyanto, Prilnali, Indelarko, H.. 2009. Pengembangan Aplikasi Sistem
Informasi Geografis Berbasis Desktop da Web. Yogyakarta: Gava
Media.
Supriadi, Nasution, Z.. 2007. Sistem Informasi Geografis. Medan: USU
Press.
Anam, Saiful. 2005. Menggunakan ArcInfo untuk Proyeksi Peta.
Bandung: Informatika Bandung.
Budiyanto, Eko. 2002. Sistem Informasi Geografis Menggunakan
ArcView GIS. Yogyakarta: Andi.
Febriani, R., 2009, Pemetaan Daerah Rawan Konflik Gajah
Menggunakan Sistem Informasi Geografis di Taman Nasional Gunung
Leuser, Skripsi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara,
Medan.