際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Model Pembelajaran
Matematika
Realistik Indonesia
(PMRI)
Penulis
1. Moh. Yustian Yusuf Al Khan
2. Muhammad Usman Hakim Fajar
Alam
Ruang Lingkup Pembelajaran
PMRI merupakan suatu model pembelajaran
matematika yang mengungkapkan pengalaman dan
kejadian yang dekat dengan siswa sebagai sarana
untuk memahamkan persoalan matematika.
Landasan Pemikiran
Pembelajaran Matematika
Realistik Indonesia
Kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam
mengaplikasikan matematika ke dalam situasi kehidupan
real. Menurut sejarahnya RME merupakan suatu pendekatan
pembelajaran matematika yang dikembangkan di Belanda
sekitar 30 tahun lalu oleh Freudenthal Institute. Di
Indonesia, RME disebut Pembelajaran Matematika Realistik
(PMR). PMRI adalah adaptasi dari RME dalam Konteks
Indonesia: Budaya, Alam, Sistem Sosial, dll. PMRI
mengembangkan suatu teori pembelajaran matematika
yang santun, terbuka dan komunikatif.
Tujuaan Pembelajaran
Matematika Realistik
Mengaitkan pembelajaran matematika yang
abstrak dengan dikehidupan nyata agar matematika
mudah dipahami, dalam menerangkan pengerjaan
hitung sedapat mungkin supaya dimulai dengan
menggunakan benda-benda real, gambarnya atau
diagramnya yang ada kaitannya dengan kehidupan
nyata sehari-hari. Kemudian dilanjutkan ke tahap
kedua yaitu berupa modelnya dan akhirnya ke
tahap simbol. Agar pembelajaran mudah diterima
siswa.
Langkah-langkah Pembelajaran
Matematika Realistik
1. Memahami masalah kontekstual
2. Menjelaskan masalah kontekstual
3. Menyelesaikan masalah kontekstual
4. Membandingkan dan mendiskusikan
jawaban
5. Menyimpulkan
Kelebihan pembelajaran matematika
realistik1. Pembelajaran matematika realistik memberikan pengertian yang jelas kepada siswa
tentang keterkaitan matematika dengan kehidupan sehari-hari dan kegunaan pada
umumnya bagi manusia.
2. Pembelajaran matematika realistik memberikan pengertian yang jelas kepada siswa
bahwa matematika adalah suatu bidang kajian yang dikonstruksi dan dikembangkan
sendiri oleh siswa tidak hanya oleh mereka yang disebut pakar dalam bidang
tersebut.
3. Pembelajaran matematika realistik memberikan pengertian yang jelas kepada siswa
bahwa cara penyelesaian suatu soal atau masalah tidak harus tunggal dan tidak harus
sama antara yang satu dengan orang yang lain. Setiap orang bisa menemukan atau
menggunakan cara sendiri, asalkan orang itu sungguh-sungguh dalam mengerjakan
soal atau masalah tersebut. Selanjutnya dengan membandingkan cara penyelesaian
yang satu dengan cara penyelesaian yang lain, akan bisa diperoleh cara penyelesaian
yang paling tepat, sesuai dengan tujuan dari proses penyelesaian masalah tersebut.
4. Pembelajaran matematika realistik memberikan pengertian yang jelas kepada siswa
bahwa dalam mempelajari matematika, proses pembelajaran merupakan sesuatu
yang utama dan orang harus menjalani proses itu dan berusaha untuk menemukan
sendiri konsep-konsep matematika dengan bantuan pihak lain yang sudah lebih
tahu (misalnya guru). Tanpa kemauan untuk menjalani sendiri proses tersebut,
pembelajaran yang bermakna tidak akan tercapai.
Kesulitan dalam implementasi
pembelajaran matematika realistik
 Adanya persyaratan-persyaratan tertentu agar kelebihan PMR dapat muncul
justru menimbulkan kesulitan tersendiri dalam menerapkannya. Kesulitan-
kesulitan tersebut, yaitu:
1. Tidak mudah untuk merubah pandangan yang mendasar tentang berbagai
hal, misalnya mengenai siswa, guru dan peranan soal atau masalah
kontekstual, sedang perubahan itu merupakan syarat untuk dapat
diterapkannya PMR.
2. Pencarian soal-soal kontekstual yang memenuhi syarat-syarat yang
dituntut dalam pembelajaran matematika realistik tidak selalu mudah
untuk setiap pokok bahasan matematika yang dipelajari siswa, terlebih-
lebih karena soal-soal tersebut harus bisa diselesaikan dengan bermacam-
macam cara.
3. Tidak mudah bagi guru untuk mendorong siswa agar bisa menemukan
berbagai cara dalam menyelesaikan soal atau memecahkan masalah.
4. Tidak mudah bagi guru untuk memberi bantuan kepada siswa agar dapat
melakukan penemuan kembali konsep-konsep atau prinsip-prinsip
matematika yang dipelajari.
Penerapan Pembelajaran Pada
Materi SPLDV
Kajian Kurikulum
RPP
Media Pembelajaran
Sekenario Pembelakaran
1. Kajian Kurikulum
Dari materi-materi dalam GBPP matematika, guru harus
mengatifkan siswa dalam pembelajaran matematematika.
Selain itu standar kompetensi dan kompetensi dasar
matematika disusun sebagai landasan pembelajaran untuk
mengembangkan kemampuan. Selain itu dimaksudkan pula
untuk mengembangkan kemampuan menggunakan
matematika dalam pemecahan masalah dan
mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan
simbol, tabel, diagram, dan media lain. Dalam setiap
kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai
dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi
(contextual/realistic problem). Dengan mengajukan masalah
kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk
menguasai konsep matematika
2. RPP
 Standar Kompetensi : Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan data
 Kompetensi Dasar :
7.4 Menafsirkan hasil pengolahan data
 Indikator :
1. Menemukan nilai terendah data
2. Menemukan nilai tertinggi data
3. Mengurutkan data
4. Menemukan nilai rat-rata
5. Menemukan modus data
6. Menuliskan dan membaca diagram
I. Tujuan Pembelajaran (Karakter yang diharapkan)
Setelah mempelajari Bab ini peserta didik diharapkan dapat :
1. Siswa dapat menemukan nilai terendah data
2. Siswa dapat menemukan nilai tertinggi data
3. Siswa dapat menemukan mengurutkan data
4. Siswa dapat menemukan menemukan nilai rat-rata
5. Siswa dapat menemukan menemukan modus data
6. Siswa dapat menemukan menuliskan dan membaca diagram
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin, rasa hormat dan perhatian, tekun dan tanggung jawab
III. Materi Pokok
Penafsiran hasil pengolahan data.
III. Metode Pembelajaran
Diskusi kelompok, demonstrasi, penemuan, dan penugasan.
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
Guru menyiapkan kelas untuk pembelajaran (presensi, memeriksa
atau mengumpulkan tugas, kebersihan kelas, dan lain-lain).
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Guru memberikan apersepsi dan motivasi.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Siswa dibagi dalam beberapa kelompok.
Dengan berdiskusi kelompok, siswa diharapkan dapat menentukan
nilai tertinggi, nilai terendah dan mengurutkan data.
Dengan demonstrasi, guru menunjukkan cara menemukan nilai
tertinggi, nilai terendah maupun mengurutkan data.
Dengan berdiskusi kelompok, siswa diharapkan dapat menemukan
nilai rata-rata dan modus data.
Dengan berdiskusi kelompok, siswa diharapkan dapat menulis dan
membaca diagram.
Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusinya dan
kelompok lain menanggapi.
Dengan demonstrasi, guru menunjukkan cara menulis dan membaca
diagram.
Elaborasi
Guru memberikan masalah kontekstual tentang membaca
diagram serta menentukan nilai terendah, nilai tertinggi, dan
mengurutkan data serta menemukan nilai rata-rata dan
modus data yang dapat diselasaikan dengan metode
gabungan dalam kehidupan sehari-hari dan meminta siswa
untuk memahami masalah tersebut.
Data nilai ulangan akhir semester mata pelajaran
matematika siswa kelas 6 SD Tamansiswa adalah
sebagai berikut: 2 siswa mendapat nilai 10, 4 siswa
mendapat nilai 9, 3 siswa mendapat nilai 8, 12 siswa
mendapat nilai 7, 7 siswa mendapat nilai 6, 2 siswa
mendapat nilai 5.
Sajikan data nilai ulangan akhir semester di atas dalam
bentuk tabel frekuensi, kemudian hitunglah median,
modus, dan rata-ratanya!
Modus : 7
Median : 7
Mean : 6,97
Hasil
Ulangan
Frekuensi
5
6
7
8
9
10
2
7
12
3
4
2
Jumlah 30
0
2
4
6
8
10
12
14
5 6 7 8 9 10
JumlahSiswa
Hasil Ulangan
Konfirmasi
Memberikan umpan balik yang positif dan penguatan dalam bentuk
lisan, tulisan, maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa.
Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi siswa melalui
berbagai sumber .
Memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan.
Memfasilitasi siswa untuk memperoleh pengalaman yang bermakna
dalam mencapai kompetensi dasar
3. Kegiatan Akhir Penutup
 Siswa membuat rangkuman dengan bimbingan guru.
 Siswa dan guru melakukan refleksi.
 Guru memberi tugas rumah.
V. Alat dan Sumber Bahan
Buku Matematika SD Kelas VI, dan LKS.
VI. Penilaian
 Teknik Penilaian : Tes tertulis dan tes perbuatan
 Bentuk Instrumen : Pilihan ganda dan uraian
3.Media Pembelajaran
Media Media yang digunakan pada
pembelajaran ini adalah benda yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Agar permasalahan yang akan dibuat menjadi
kontekstual/realistik pada siswa.
4. Sekenario Pembelajaran.
a. Penanaman Konsep
 Pembelajaran konsep dasar merupakan jembatan yang harus dapat
menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkrit dengan
konsep baru matematika yang abstrak. Dalam skenario pembelajaran
ini terdapat pada tahap pemberian apersepsi sebagai penguat siswa
sebelum menerima materi yang akan diajarkan.
b. Pemahaman Konsep
 Pemahaman konsep yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman
konsep yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep
matematika. Pada scenario pembelajaran ini terdapat pada kegiatan
inti. Guru memberikan masalah kontekstual dan siswa menemukan
jawaban masisng-masing sesauai dengan pemikirannya
c. Pembinaan Keterampilan
 Pembinaan keterampilan yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman
konsep dan pemahaman konsep. Pembelajarann pembinaan
keterampilan bertujuan agar siswa lebih terampil menggunakan
berbagai konsep matematika. Pada scenario pembelajaran pembinaan
keterampilan terdapat pada pemberian, LKS dan pemberian PR.
Kesimpulan
 Pembelajaran model PMRI akan merubah dari guru yang aktif
menjelaskan konsep atau prosedur penyelesaian masalah
menjadi guru yang memberikan kesempatan pada siswa untuk
menemukan sendiri caranya menyelesaikan suatu masalah.
 Pembelajaran bukan lagi berorientasi pada guru, tetapi pada
siswa.
 Guru sudah berusaha memulai pembelajaran dengan
memberikan pada siswa masalah yang kontekstual.
 Guru sudah meminta dan mendorong siswa berani
menjelaskan idenya.
 Guru tidak lagi menganjurkan siswa menggunakan strategi
tertentu tetapi memotivasi mereka mencari dan menggunakan
strategi sendiri
意鞄温稼一s

More Related Content

Modelpembelajaranmatematikarealistikindonesiapmrijadi 131021213803-phpapp01

  • 1. Model Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia (PMRI) Penulis 1. Moh. Yustian Yusuf Al Khan 2. Muhammad Usman Hakim Fajar Alam
  • 2. Ruang Lingkup Pembelajaran PMRI merupakan suatu model pembelajaran matematika yang mengungkapkan pengalaman dan kejadian yang dekat dengan siswa sebagai sarana untuk memahamkan persoalan matematika.
  • 3. Landasan Pemikiran Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia Kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan matematika ke dalam situasi kehidupan real. Menurut sejarahnya RME merupakan suatu pendekatan pembelajaran matematika yang dikembangkan di Belanda sekitar 30 tahun lalu oleh Freudenthal Institute. Di Indonesia, RME disebut Pembelajaran Matematika Realistik (PMR). PMRI adalah adaptasi dari RME dalam Konteks Indonesia: Budaya, Alam, Sistem Sosial, dll. PMRI mengembangkan suatu teori pembelajaran matematika yang santun, terbuka dan komunikatif.
  • 4. Tujuaan Pembelajaran Matematika Realistik Mengaitkan pembelajaran matematika yang abstrak dengan dikehidupan nyata agar matematika mudah dipahami, dalam menerangkan pengerjaan hitung sedapat mungkin supaya dimulai dengan menggunakan benda-benda real, gambarnya atau diagramnya yang ada kaitannya dengan kehidupan nyata sehari-hari. Kemudian dilanjutkan ke tahap kedua yaitu berupa modelnya dan akhirnya ke tahap simbol. Agar pembelajaran mudah diterima siswa.
  • 5. Langkah-langkah Pembelajaran Matematika Realistik 1. Memahami masalah kontekstual 2. Menjelaskan masalah kontekstual 3. Menyelesaikan masalah kontekstual 4. Membandingkan dan mendiskusikan jawaban 5. Menyimpulkan
  • 6. Kelebihan pembelajaran matematika realistik1. Pembelajaran matematika realistik memberikan pengertian yang jelas kepada siswa tentang keterkaitan matematika dengan kehidupan sehari-hari dan kegunaan pada umumnya bagi manusia. 2. Pembelajaran matematika realistik memberikan pengertian yang jelas kepada siswa bahwa matematika adalah suatu bidang kajian yang dikonstruksi dan dikembangkan sendiri oleh siswa tidak hanya oleh mereka yang disebut pakar dalam bidang tersebut. 3. Pembelajaran matematika realistik memberikan pengertian yang jelas kepada siswa bahwa cara penyelesaian suatu soal atau masalah tidak harus tunggal dan tidak harus sama antara yang satu dengan orang yang lain. Setiap orang bisa menemukan atau menggunakan cara sendiri, asalkan orang itu sungguh-sungguh dalam mengerjakan soal atau masalah tersebut. Selanjutnya dengan membandingkan cara penyelesaian yang satu dengan cara penyelesaian yang lain, akan bisa diperoleh cara penyelesaian yang paling tepat, sesuai dengan tujuan dari proses penyelesaian masalah tersebut. 4. Pembelajaran matematika realistik memberikan pengertian yang jelas kepada siswa bahwa dalam mempelajari matematika, proses pembelajaran merupakan sesuatu yang utama dan orang harus menjalani proses itu dan berusaha untuk menemukan sendiri konsep-konsep matematika dengan bantuan pihak lain yang sudah lebih tahu (misalnya guru). Tanpa kemauan untuk menjalani sendiri proses tersebut, pembelajaran yang bermakna tidak akan tercapai.
  • 7. Kesulitan dalam implementasi pembelajaran matematika realistik Adanya persyaratan-persyaratan tertentu agar kelebihan PMR dapat muncul justru menimbulkan kesulitan tersendiri dalam menerapkannya. Kesulitan- kesulitan tersebut, yaitu: 1. Tidak mudah untuk merubah pandangan yang mendasar tentang berbagai hal, misalnya mengenai siswa, guru dan peranan soal atau masalah kontekstual, sedang perubahan itu merupakan syarat untuk dapat diterapkannya PMR. 2. Pencarian soal-soal kontekstual yang memenuhi syarat-syarat yang dituntut dalam pembelajaran matematika realistik tidak selalu mudah untuk setiap pokok bahasan matematika yang dipelajari siswa, terlebih- lebih karena soal-soal tersebut harus bisa diselesaikan dengan bermacam- macam cara. 3. Tidak mudah bagi guru untuk mendorong siswa agar bisa menemukan berbagai cara dalam menyelesaikan soal atau memecahkan masalah. 4. Tidak mudah bagi guru untuk memberi bantuan kepada siswa agar dapat melakukan penemuan kembali konsep-konsep atau prinsip-prinsip matematika yang dipelajari.
  • 8. Penerapan Pembelajaran Pada Materi SPLDV Kajian Kurikulum RPP Media Pembelajaran Sekenario Pembelakaran
  • 9. 1. Kajian Kurikulum Dari materi-materi dalam GBPP matematika, guru harus mengatifkan siswa dalam pembelajaran matematematika. Selain itu standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika disusun sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain. Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual/realistic problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika
  • 10. 2. RPP Standar Kompetensi : Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan data Kompetensi Dasar : 7.4 Menafsirkan hasil pengolahan data Indikator : 1. Menemukan nilai terendah data 2. Menemukan nilai tertinggi data 3. Mengurutkan data 4. Menemukan nilai rat-rata 5. Menemukan modus data 6. Menuliskan dan membaca diagram I. Tujuan Pembelajaran (Karakter yang diharapkan) Setelah mempelajari Bab ini peserta didik diharapkan dapat : 1. Siswa dapat menemukan nilai terendah data 2. Siswa dapat menemukan nilai tertinggi data 3. Siswa dapat menemukan mengurutkan data 4. Siswa dapat menemukan menemukan nilai rat-rata 5. Siswa dapat menemukan menemukan modus data 6. Siswa dapat menemukan menuliskan dan membaca diagram Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin, rasa hormat dan perhatian, tekun dan tanggung jawab III. Materi Pokok Penafsiran hasil pengolahan data. III. Metode Pembelajaran Diskusi kelompok, demonstrasi, penemuan, dan penugasan.
  • 11. IV. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal Guru menyiapkan kelas untuk pembelajaran (presensi, memeriksa atau mengumpulkan tugas, kebersihan kelas, dan lain-lain). Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru memberikan apersepsi dan motivasi. 2. Kegiatan Inti Eksplorasi Siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Dengan berdiskusi kelompok, siswa diharapkan dapat menentukan nilai tertinggi, nilai terendah dan mengurutkan data. Dengan demonstrasi, guru menunjukkan cara menemukan nilai tertinggi, nilai terendah maupun mengurutkan data. Dengan berdiskusi kelompok, siswa diharapkan dapat menemukan nilai rata-rata dan modus data. Dengan berdiskusi kelompok, siswa diharapkan dapat menulis dan membaca diagram. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusinya dan kelompok lain menanggapi. Dengan demonstrasi, guru menunjukkan cara menulis dan membaca diagram.
  • 12. Elaborasi Guru memberikan masalah kontekstual tentang membaca diagram serta menentukan nilai terendah, nilai tertinggi, dan mengurutkan data serta menemukan nilai rata-rata dan modus data yang dapat diselasaikan dengan metode gabungan dalam kehidupan sehari-hari dan meminta siswa untuk memahami masalah tersebut. Data nilai ulangan akhir semester mata pelajaran matematika siswa kelas 6 SD Tamansiswa adalah sebagai berikut: 2 siswa mendapat nilai 10, 4 siswa mendapat nilai 9, 3 siswa mendapat nilai 8, 12 siswa mendapat nilai 7, 7 siswa mendapat nilai 6, 2 siswa mendapat nilai 5. Sajikan data nilai ulangan akhir semester di atas dalam bentuk tabel frekuensi, kemudian hitunglah median, modus, dan rata-ratanya!
  • 13. Modus : 7 Median : 7 Mean : 6,97 Hasil Ulangan Frekuensi 5 6 7 8 9 10 2 7 12 3 4 2 Jumlah 30 0 2 4 6 8 10 12 14 5 6 7 8 9 10 JumlahSiswa Hasil Ulangan
  • 14. Konfirmasi Memberikan umpan balik yang positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi siswa melalui berbagai sumber . Memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan. Memfasilitasi siswa untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar 3. Kegiatan Akhir Penutup Siswa membuat rangkuman dengan bimbingan guru. Siswa dan guru melakukan refleksi. Guru memberi tugas rumah. V. Alat dan Sumber Bahan Buku Matematika SD Kelas VI, dan LKS. VI. Penilaian Teknik Penilaian : Tes tertulis dan tes perbuatan Bentuk Instrumen : Pilihan ganda dan uraian
  • 15. 3.Media Pembelajaran Media Media yang digunakan pada pembelajaran ini adalah benda yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Agar permasalahan yang akan dibuat menjadi kontekstual/realistik pada siswa.
  • 16. 4. Sekenario Pembelajaran. a. Penanaman Konsep Pembelajaran konsep dasar merupakan jembatan yang harus dapat menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkrit dengan konsep baru matematika yang abstrak. Dalam skenario pembelajaran ini terdapat pada tahap pemberian apersepsi sebagai penguat siswa sebelum menerima materi yang akan diajarkan. b. Pemahaman Konsep Pemahaman konsep yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika. Pada scenario pembelajaran ini terdapat pada kegiatan inti. Guru memberikan masalah kontekstual dan siswa menemukan jawaban masisng-masing sesauai dengan pemikirannya c. Pembinaan Keterampilan Pembinaan keterampilan yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pembelajarann pembinaan keterampilan bertujuan agar siswa lebih terampil menggunakan berbagai konsep matematika. Pada scenario pembelajaran pembinaan keterampilan terdapat pada pemberian, LKS dan pemberian PR.
  • 17. Kesimpulan Pembelajaran model PMRI akan merubah dari guru yang aktif menjelaskan konsep atau prosedur penyelesaian masalah menjadi guru yang memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan sendiri caranya menyelesaikan suatu masalah. Pembelajaran bukan lagi berorientasi pada guru, tetapi pada siswa. Guru sudah berusaha memulai pembelajaran dengan memberikan pada siswa masalah yang kontekstual. Guru sudah meminta dan mendorong siswa berani menjelaskan idenya. Guru tidak lagi menganjurkan siswa menggunakan strategi tertentu tetapi memotivasi mereka mencari dan menggunakan strategi sendiri