2. ï‚— Kapital social (modal sosial) secara umum dapat dimaknai
sebagai institusi, hubungan, sikap dan nilai yang memfasilitasi
interaksi antar individu antar kelompok masyarakat dalam
rangka peningkatan kesejahteraan melalui pembangunan
ekonomi dan pembangunan masyarakat itu sendiri yang sangat
mendominasi kebutuhan masyarakat (Iyer 2005).
ï‚— Modal Sosial adalah kondisi dinamis interaksi individu dalam
satu entitas masyarakat yang didasarkan atas unsur
kepercayaan (trust), norma dan jaringan (networks) yang
menjadi melekat (embeded) dalam struktur sosial masyarakat.
3. Konsep Modal Sosial
ï‚— Konsep Jaringan
Jaringan sosial menjadi sangat penting di dalam masyarakat karena di dunia ini bisa
dikatakan bahwa tidak ada manusia yang tidak menjadi bagian dari jaringan-
jaringan hubungan sosial dari manusia lainnya. Walaupun begitu manusia tidak
selalu menggunakan semua hubungan sosial yang dimilikinya dalam mencapai
tujuan-tujuannya, tetapi disesuaikan dengan ruang dan waktu atau konteks sosialnya
(Ruddy Agusyanto, 2007).
ï‚— Konsep Norma
Pengertian norma yaitu memeberikan pedoman bagi seseorang untuk bertingkah
laku dalam masyarakat. Kekuatan mengikat norma-norma tersebut sering dikenal
dengan empat pengertian antara lain cara (usage),kebiasaan (folkways), tata
kelakuan (mores), dan adat istiadat (custom) (Soerjono Soekanto, 2010).
ï‚— Konsep Kepercayaan
Eric M. Uslaner dalam Handbook of social capital membedakan kepercayaan
menjadi dua, yaitu kepercayaan moralistik dan kepercayaan strategis. Kepercayaan
moralistik adalah pernyataan tentang bagaimana orang harus bersikap. Sementara itu
kepercayaan strategis mencerminkan harapan kita tentang bagaimana orang akan
berperilaku (Dario Castiglone, 2007).
5. Keterangan
ï‚— Pola BONDING dari modal sosial akan cenderung
memperkuat ikatan struktur sosial ke dalam
ï‚— Pola BRIDGING dari modal sosial akan memperkuat
ikatan struktur sosial ke luar
ï‚— Kombinasi antara unsur jaringan dan kepercayaan
akan membentuk pola BRIDGING SOCIAL CAPITAL
ï‚— Kombinasi antara unsur kepercayaan dan norma akan
membentuk pola BONDING SOCIAL CAPITAL
6. Nilai dan Tradisi
Masyarakat Kapitalis
ï‚— Nilai-nilai dalam kapital sosial merujuk pada bagian
organisasi sosial seperti kepercayaan, norma dan jaringan
yang dapat meningkatkan efisiensi masyarakat dengan
memfasilitasi tindakan-tindakan terkoordinasi dalam
masyarakat.
ï‚— Kapital sosial merujuk pada institusi hubungan sikap dan
nilai yang membimbing interaksi konstribusi pada
perkembangan ekonomi dan sosial.
7. Involusi Pertanian
ï‚— Involusi Pertanian adalah kemandekan atau
kemacetan pola pertanian yang ditunjukan tidak ada
kemajuan yang nyata. Dalam usaha pertanian involusi
sendiri digambarkan oleh taraf produktifitas petani
yang tidak naik.
ï‚— Teori Involusi Pertanian; dikemukakan oleh Clifford
Geertz (1976)
8. Involusi Pertanian
ï‚— Terhambatnya pembangunan ekonomi di Indonesia disebabkan
oleh involusi pertanian.
ï‚— Peningkatan produksi disebabkan oleh peningkatan tenaga
kerja dan bukan oleh perkembangan teknologi dan mengakar
kepada share poverty yaitu budaya untuk berbagi kemiskinan.
ï‚— Budaya yang lebih mementingkan solidaritas bersama daripada
peningkatan penghasilan menyebabkan sektor pertanian tidak
dapat berkembang.
9. Kesimpulan
Inti Modal Sosial terletak pada bagaimana kemampuan
masyarakat dalam suatu entitas atau kelompok untuk
bekerja sama membangun suatu jaringan untuk mencapai
tujuan bersama. Kerjasama tersebut diwarnai oleh suatu
pola interelasi yang timbal balik dan saling
menguntungkan, dan dibangun di atas kepercayaan yang
ditopang oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial yang
positif dan kuat. Kekuatan tersebut akan maksimal jika
didukung oleh semangat proaktif membuat jalinan
hubungan di atas prinsip-prinsip yang disepakati