Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas pengaruh lingkungan kerja terhadap peningkatan produktivitas karyawan di PT X.
2. Lingkungan kerja fisik dan nonfisik serta dukungan faktor-faktor lainnya berperan penting dalam meningkatkan produktivitas karyawan.
3. Keamanan kerja diidentifikasi sebagai faktor lingkungan kerja fisik utama yang mendukung peningkatan produktiv
1 of 13
More Related Content
Kolegial: Jurnal Manajemen, Bisnis dan Akuntansi: Volume 1 No 1: jan-jun 13
1. PERANAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN
PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT X (PERSERO)
FUEL RETAIL MARKETING REGION II PALEMBANG
Oleh
Muhammad Deni
Abstract
The purpose of this research is to analyze how the working environment at PT. X
(Persero) Fuel Retail Marketing Region II does to increase employee productivity.
This Analysis was conducted with 7 environmental determinants of physical
working that is lighting, colour, air, noise, hygiene and safety security procedures
of non-physical environmental factors combined performance of employees based
on achievement employees achievement PT. X. This research based on the
primary data collection which used questionnaires by 10 respondents employees
PT. X. The result of this research, concluded that the physical and nonphysical
work environment and the supporting factor has an important role to the
increased employee productivity by a factor of job security is assured as the main
physical work environment factors that support increased employee productivity
Key Words : Work Environment, Work Productivity
1. PENDAHULUAN
Banyak cara yang dilakukan oleh pihak perusahaan untuk dapat
mempertahankan karyawannya yang merupakan posisi paling sentral dalam
kehidupan perusahaannya. Hal tersebut juga untuk mempertahankan produktivitas
karyawan tetap terjaga dengan baik. Sehubungan dengan usaha perusahaan untuk
mempertahankan karyawan-karyawan terbaik, yang dianggap penting untuk
kemajuan perusahaan, yang harus diperhatikan perusahaan untuk menjaga
produktivitas karyawan tetap baik yaitu berupa upaya menciptakan lingkungan
kerja yang nyaman sehingga karyawan bekerja secara efektif dan efisien, yang
nantinya tidak berdampak buruk pada perusahaan.
Karyawan sebagai sumber jalannya bagi perusahaan sangat penting dalam
usaha pencapaian tujuan produksi suatu perusahaan. Untuk mencapai hasil
produksi yang maksimal diperlukan sumber daya yang berkualitas sehat dan
terorganisir. Hal ini dapat dilihat dari segala aktivitas yang dilakukan oleh para
karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya, oleh karena itu perlu mendapatkan
dorongan untuk dapat bekerja dengan lebih baik sehingga efektivitas dan efisiensi
dapat tercapai dengan baik pula. Dorongan tersebut adalah berupa pemenuhan
kebutuhan karyawan, yaitu dengan pemberian gaji yang baik, jaminan
kesejahteraan yang meliputi jaminan kesehatan dan jaminan keselamatan kerja,
juga pemberian bonus (insentif) bagi karyawan yang berperstasi. Di samping itu,
2. lingkungan bekerja juga dapat mempengaruhi semangat kerja dalam pelaksanaan
tugas karyawan.
Dengan penciptaan lingkungan kerja yang baik diharapkan agar karyawan
betah dan lebih produktif secara terus menerus dalam nenjalankan pekerjaanya
karena merasa nyaman dan menyenangi tempat kerja yang ada sehingga pekerjaan
pun terselesaikan secara efektif dan efisien serta mampu meningkatkan hasil
produksi sesuai dengan keinginan perusahaan.
PT X (Persero) Fuel Retail Divisi II merupakan suatu perusahaan yang
bergerak dibidang perminyakan. PT. X Fuel Retail Marketing Region II merupakan
salah satu dari delapan unit pemasaran yang dimiliki oleh PT. Pertamina
(PERSERO). Salah satu usahanya adalah pelayanan dalam hal penyaluran hasil
bumi, perusahaan tentu membutuhkan usaha yang keras untuk dapat bersaing
dengan pihak lain, dimana perusahaan harus mampu menjaga citra baik dimata
konsumen dengan menjaga kualitas sumber daya manusianya yang berkompeten
dan meningkatkan produktivitas kerjanya agar terhindar dari para pesaing yang
berusaha merebut konsumennya. Perusahaan menyadari bahwa untuk
meningkatkan produktivitas kerja karyawan perlu diusahakan melalui pemberian
kompensasi yang tepat dan penyediaan lingkungan kerja yang memadai. Untuk itu
perlu dilaksanakan suatu tindakan evaluasi guna melihat dan menilai hasil kerja
serta produktivitas masingmasing karyawan. (Apriani, dkk : 2010)
Berdasarkan uraian diatas, tujuan dari penulisan ini adalah untuk
mengetahui Peranan Lingkungan Kerja terhadap Peningkatan Produktivitas
Karyawan PT X (Persero) Fuel Retail Marketing Region II Palembang.
2. TINJAUAN TEORITIS
2.1. Lingkungan Kerja
Menurut Sedarmayanti (2001:1) Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat
perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya di mana seseorang
bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan
maupun sebagai kelompok
Menurut Sedarmayanti (2001:21) Secara garis besar, jenis lingkungan
kerja terbagi menjadi 2 yakni: 1) lingkungan kerja fisik, dan 2) lingkungan kerja
non fisik.
1. Lingkungan Kerja Fisik
Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di
sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung
maupun secara tidak langsung.
Lingkungan kerja yang terdiri dari kondisi fisik yang dapat mencakup seperti
temperatur, kelembapan, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran
mekanis, bau-bauan, pelayanan kebutuhan karyawan, pemeliharaan lingkungan,
penyediaan berbagai fasilitas yang dibutuhkan karyawan dan lain-lain dan atau
yang berhubungan dengan waktu, seperti jam kerja, waktu istirahat, serta kerja
bergilir adalah sebagian hal lain yang turut berpengaruh terhadap produktivitas
kerja pegawai.
2. Lingkungan Kerja Non Fisik
3. Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan
dengan hubungan kerja, baik dengan atasan maupun dengan sesama rekan kerja
ataupun hubungan dengan bawahan.
Nitisemito (2001:197) juga menetapkan faktor-faktor yang termasuk dalam
lingkungan kerja yang harus diperhatikan antara lain : penerangan, warna,
kebersihan, pertukaran udara, musik, keamanan dan kebersihan. Dari beberapa
teori yang ada maka dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi
lingkungan kerja yaitu :
a. Penerangan atau Cahaya
Penerangan atau cahaya yang cukup merupakan pertimbangan yang penting
dalam fasilitas kantor, apalagi bila pekerjaan yang dilakukan tesebut menuntut
ketelitian. Keseimbangan cahaya sangat penting. Pencahayaan di lingkungan
kerja baru disebut efektif apabila pegawai merasa nyaman secara visual akibat
pencahayaan yang seimbang.
b. Warna
Menurut McShane dalam Badri Soekoco (2007:214), warna adalah satu elemen
dalam lingkungan perkantoran yang mempunyai dampak penting bagi pegawai.
Meskipun sebagian besar pegawai sadar akan dampak fisik warna, namun
banyak yang tidak sadar akan dampak psikologinya, baik positif maupun
negatif pada produktivitas, kelelahan, moral, tingkah laku, dan ketegangan.
c. Suara
Kebisingan dapat mengganggu konsentrasi dan menimbulkan kekacauan dalam
bekerja. Suara yang gaduh menyebabkan kesulitan dalam memusatkan pikiran,
menggunakan telepon dan dalam melaksanakan pekerjaan dengan baik. Oleh
karena itu, setiap perusahaan hendaknya dapat menghilangkan kebisingan
tesebut, setidaknya mengurangi. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan
alat peredam suara atau bila mana mungkin mengusahakan sedemikian rupa
sehingga kebisingan menjadi berkurang.
d. Udara
Pertukaran udara yang cukup terutama dalam ruang kerja sangat diperlukan
apalagi bila dalam ruangan tersebut penuh karyawan. Pertukaran udara yang
cukup ini akan menyebabkan kesegaran fisik karyawan, sebaliknya pertukaran
udara yang kurang akan menimbulkan rasa pengap sehingga mudah
menimbulkan kelelahan karyawan.
e. Tata Ruang Kantor
Tata ruang kantor adalah penyusunan alat-alat kantor pada letak yang tepat
serta pengaturan tempat keja yang menimbulkan kepuasan bekerja bagi para
pegawai. Adapun yang menjadi unsur-unsur kantor terdiri dari tiga unsur yakni
gedung (bangunan), alat perlengkapan dan personil.
Standarisasi ruang kantor juga sangat berperan. Standar-standar ruang dapat
menjadi pedoman atau pegangan bagi pimpinan. Standar ruang itu adalah sifat
pekerjaan yang dilakukan, bentuk ruang dan ketentuan perabot itu sendiri
(meja, kursi, file). Disamping itu juga standarisasi penyelenggaraan pekerjaan
memperkokoh unsur yang penting pula.
f. Kebersihan.
4. Kebersihan merupakan syarat utama untuk pekerja yang sehat. Untuk menjaga
kesehatan semua ruangan harus dijaga agar tetap dalam keadaan bersih.
Penumpukan abu dan kotoran tidak boleh terjadi dan karenanya semua ruang
kerja, gang, tanggatangga dan kamar mandi harus dibersihkan setiap hari.
Demikian pula setiap karyawan hendaknya tidak meludah dan membuang
sampah disembarang tempat. Untuk hal ini tergantung kepada kemampuan
perusahaan dalam menegakkan kedisiplinan.
g. Keamanan
Rasa aman akan menimbulkan ketenangan dan akan mendorong semangat serta
kegairahan kerja karyawan. Dalam hal ini adalah keamanan terhadap milik
pribadi dari karyawan (sepeda motor, mobil), dimana pada saat bekerja
karyawan yang bersangkutan tidak mungkin dapat mengawasi kendaraannya
secara langsung.
Sedangkan Ahyari (1987), menyatakan pendapat lain bahwa lingkungan
kerja adalah lingkungan tempat para karyawan bekerja yang didukung oleh
pengadaan fasilitasfasilitas yang disediakan oleh perusahaan untuk meningkatkan
produktivitas karyawan.
2.2. Produktivitas Karyawan
Produktivitas kerja adalah sebuah konsep yang menggambarkan kaitan
antara hasil atau keluaran yang dicapai dengan sumber atau masukan yang dipakai
untuk menghasilkan keluaran itu (Ravianto, 1987). Produktivitas kerja seorang
karyawan biasanya terwujud sebagai prestasi karyawan tersebut di lingkungan
kerjanya (Stonner, 1989). Seorang karyawan ingin bisa mencapai imbalan
sebanyakbanyaknya sesuai dengan prestasinya, karena dengan imbalan
yang besar ini diharapkan akan dapat meningkatkan kesejahteraannya.
Menurut Sinungan (2000:33), Ada beberapa faktor yang menentukan besar
kecilnya produktivitas kerja karyawan yaitu :
1. Kepuasan Kerja
Karyawan yang merasa puas tentu secara alamiah akan berupaya mencapai
tingkat kepuasan yang tinggi dengan cara mengoptimalkan hasil kerja
(output). Jika output yang dihasilkan tidak sebanding dengan semangat
yang diberikan maka kepuasan kerja justru akan ikut menurun sehingga
produktivitas pun juga akan menurun.
2. Input.
Besar kecilnya input yang dimasukan dalam sebuah proses produksi akan
menentukan hasil akhir (output) dari sebuah pekerjaan. Input yang dimiliki
karyawan dalam bekerja antara lain : motivasi, tenaga, sikap, pengetahuan
dan keterampilan, saran yang mendukung, dan lingkungan kerja.
3. Waktu Kerja.
Jam kerja yang lama mendorong pegawai untuk terus memperbanyak dan
meningkatkan hasil kerja mereka. Namun faktor ini sifatnya sangat relatif,
karena harus didukung oleh faktor lainnya, seperti input.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja seorang
karyawan antara lain :
5. a. Perbaikan terus-menerus.
Seluruh komponen organisasi harus melakukan perbaikan secara terus-
menerus. Pandangan ini bukan hanya merupakan salah satu kiat dalam
mengelola organisasi dengan baik, akan tetapi merupakan salah satu etos kerja
yang penting sebagai bagian filsafat manajemen mutakhir.
Pentingnya etos kerja ini terlihat dengan lebih jelas apabila diingat bahwa suatu
organisasi selalu dihadapkan kepada tuntutan yang terus-menerus berubah, baik
secara internal maupun secara eksternal.
b. Peningkatan Mutu Hasil Kerja
Mutu tidak hanya berkaitan dengan produk yang dihasilkan dan dipasarkan,
baik berupa barang maupun jasa, akan tetapi menyangkut segala jenis kegiatan
dimana organisasi terlibat. Berarti mutu menyangkut semua jenis kegiatan yang
diselenggarakan oleh semua satuan kerja, baik pelaksana tugas pokok maupun
pelaksanaan tugas penunjang dalam organisasi.
Suatu organisasi yang mendapat penghargaan, penghargaan itu diberikan bukan
hanya karena keberhasilan organisasi meningkatkan mutu produknya, akan
tetapi karena dinilai berhasil meningkatkan mutu semua jenis pekerjaan dan
proses manajerial dalam organisasi yang bersangkutan.
c. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan unsur yang paling strategis dalam organisasi.
Karena itu memberdayakan sumber daya manusia merupakan etos kerja yang
sangat mendasar yang harus dipegang teguh oleh semua eselon manajemen
dalam hirarki organisasi.
d. Filsafat Organisasi
Sesungguhnya titik tolak perumusan etos kerja bersifat fisafat yang pada
mulanya bersangkutan. Salah satu bentuknya yang dewasa ini dikenal makin
meluas dikalangan bisnis ialah TQM (Total Quality Management), suatu kredo
manajemen yang menekankan pentingnya pendekatan menyeluruh atau
holistik dalam mengelola suatu organisasi. Ada beberapa hal yang menonjol
dalam filsafat manajemen tersebut, yakni : 1) Fokus perhatian pada kepuasan
pelanggan; 2) Pemupukan loyalitas; 3) Perhatian pada budaya organisasi;
4)Pentingnya ketentuan formal dan prosedur.
2.3. Kaitan Antara Lingkungan Kerja dan Produktivitas Kerja
Menurut Ravianto (1987:12) bahwa produktif tidaknya seorang pegawai
dapat dipahami dengan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas itu
sendiri, yang berpendapat Produktivitas seseorang dipengaruhi oleh berbagai
faktor, baik yang berhubungan dengan orang itu sendiri, maupun faktor-faktor yang
diluar dirinya, seperti keterampilan, disiplin, lingkungan kerja, iklim, sikap dan
etika kerja, motivasi, kesehatan, tingkat penghasilan, pendidikan, hubungan antar
anggota keluarga, teknologi, manejemen dan kesempatan berprestasi.
Dijelaskan bahwa dengan lingkungan kerja yang baik akan dapat
mendukung adanya produktivitas kerja yang baik pula, karena sebagaimana
dijelaskan beberapa pendapat-pendapat teori para ahli bahwa produktivitas kerja
hanya mungkin terjadi apabila kebutuhan dan keinginan kerja terpenuhi yang mana
dalam hal ini mengkut kondisi lingkungan fisik tempat bekerja seperti udara segar,
suara yang tidak mengganggu, pencahayaan yang cukup dan sebagainya yang dapat
6. laki laki
, 9
wanita
, 1
laki laki
wanita
mempengaruhi pelaksanaan kerja dalam mencapai produktivitas (Jendelmann,
1997:69).
Imelda (2006) dengan hasil penelitian lingkungan kerja secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap produktivitas karyawan dimana variabel
lingkungan kerja langsung sebesar 63,8 % dan variabel lingkungan kerja perantara
sebesar 32,1%. Sedangkan Simamora (1997) dengan hasil penelitian lingkungan
kerja mempunyai pengaruh terhadap produktivitas kerja dengan menggunakan
dimana dengan F hitung 0,05 tingkat pengaruh Lingkungan Kerja mencapai 0,676
atau 67,6% terhadap produktivitas. perbedaan dengan skripsi saya terletak pada
metode analisis yang bersifat kualitatif, subjek penelitian dan variabel data yang
berdasarkan faktor yang memengaruhi Lingkungan Kerja tersebut.
3. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dimana teknik
pengumpulan data dengan wawancara serta menggunakan kuesioner. Analisis data
yang digunakan adalah analis kualitatif
4. HASIL PENELITIAN
4.1. Analisis Deskriftif Kualitatif
4.1.1. Karasteristik Responden
Karasteristik responden dapat dilihat dari jenis kelamin, pendidikan dan
usia. Total Pekerja yang bekerja di Fuel Retail Marketing Region II berdasarkan
data dari bagian Human Resource Fuel Retail Marketing Region II terdapat 20
Karyawan dengan 4 karyawan yang merupakan Sales Refresentatif berada diluar
Kantor Unit Fuel Retail Marketing Region II. Untuk itu, guna memenuhi konsep 遜
n + 1 maka penulis mendapatkan 10 responden dengan tiga kategori yakni top
management, middle management, dan pekerja biasa. Adapun karakteristik
responden tersebut dijabarkan sebagai berikut.
1. Karasteristik Responden Dilihat Dari Jenis Kelamin
Gambar 1. Jenis Kelamin Responden
Sumber: Hasil Quetioner
Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa dari responden sebanyak
10 orang penulis mendapatkan 9 orang responden laki-laki dan 1 orang responden
perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas karyawan PT. X (Persero) Fuel
Retail Marketing Region II adalah laki-laki.
7. 0
2
4
6
D3 S1 S2
Series1
20-30
40%
31-40
10%
41-50
30%
> 50
20%
2. Karasteristik Responden Dilihat Dari Pendidikan
Gambar 2. Tingkat Pendidikan
Sumber: Hasil Quetioner
Berdasarkan gambar diatas menunjukan bahwa dari responden sebanyak 56 orang,
penulis mendapatkan 3 responden memiliki pendidikan Diploma, 5 orang
responden memiliki pendidikan Sarjana, dan 2 responden memiliki pendidikan
Master. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas karyawan PT. X (Persero) adalah
memiliki pendidikan S1
3. Usia Karakteristik Responden Dilihat Dari Usia
Gambar 3. Usia Respond
Sumber: Hasil Quetioner
Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa dari responden sebanyak
10 orang, penulis mendapatkan 4 orang (40%) responden berusia 20-30 tahun, 1
orang (10%) responden berusia31-40 tahun, 3 orang (30%) responden berusia 41-
50 tahun dan 2 orang (20%) responden berusia lebih dari 50 tahun. Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas karyawan PT. X (Persero) Fuel Retail Marketing
Region II adalah berusia sampai 20 hingga 30 tahun.
4.2. Lingkungan Kerja PT X (Persero) Fuel Retail Marketing Region II
Sebagai sebuah Perusahaan, PT X mengupayakan agar lingkungan kerja
memberikan nilai tambah bagi kinerja, kenyamanan dan kesehatan pekerja.
Lingkungan kerja yang ada di PT X mencakup Lingkungan kerja berbentuk fisik
seperti layaknya perkantoran sebagai pusat administrasi maupun lingkungan kerja
non fisik yang berkaitan dengan hubungan antar karyawan, secara horizontal
maupun vertikal.
8. 0
5
Baik Biasa Kurang
5
3
2
Baik Biasa Kurang
0
10
Baik Biasa Kurang
6
2 2
Baik Biasa Kurang
4.2.1. Lingkungan Fisik
Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja fisik adalah;
penerangan/cahaya, warna, suara atau kebisingan, udara, tata ruang, kebersihan dan
keamanan, maka akan dibahas bagaimana tanggapan karyawan terhadap kondisi
faktor-faktor tersebut.
1. Cahaya /Penerangan
Di PT X sendiri hal ini sangat diperhatikan dengan menempatkan posisi
penerangan ditempat yang tepat serta menggunakan lampu yang berkualitas
terbaik. Selain itu, PT X telah menyiapkan alternatif pembangkit cadangan jika
suatu saat kondisi listrik padam sehingga tidak mengganggu pencahayaan di
ruangan. Pencahayaan yang ada di ruangan PT X ini cukup mempengaruhi
produktivitas kerja karyawan yang dapat terlihat dari hasil kuisioner yang
disebarkan penulis kepada 10 responden seperti terlihat dalam gambar di bawah
ini:
Gambar 4. Penilaian karyawan terhadap kondisi pencahayaan ruangan
dalam meningkatkan produktivitas kerja
Sumber: Hasil Quetioner
2. Warna
Penggunaan warna dalam ruangan maksudnya adalah bagaimana pengaruh
warna terhadap gairah dan semangat kerja karyawan. PT X warna ruangan
bernuansa cerah dengan paduan cat dinding krem dan plafon berwarna putih serta
lantai putih. Untuk sekat pembatas antar ruang kerja karayawan di buat juga
dengan warna biru cerah dengan list putih polos.
Warna adalah satu elemen dalam lingkungan perkantoran yang mempunyai
dampak penting bagi pegawai. Untuk ruangan kerja hendaknya dipilihkan warna-
warna dingin dan lembut, misalnya cokelat. Keberadaan Warna yang baik ini juga
terlihat dalam respon responden terhadap kuisoner pengaruh warna terhadap
produktivitas kerja yang dapat di lihat dalam gambar berikut ini ;
Gambar 5. Penilaian karyawan terhadap kondisi warna ruangan
dalam meningkatkan produktivitas
9. 0
5
10
Baik Biasa Kurang
6
2 2
Baik Biasa Kurang
3. Suara
Pada PT X tingkat kebisingan sudah diatasi dengan penggunaan telepon
meja sehingga tidak perlu lagi menggunakan nada keras dalam berkomunikasi
antar karyawan. Selain itu setiap pekerja memiliki mailist sendiri sehingga
komunikasi lebih banyak menggunakan tulisan dibandingkan lisan. Tata ruang
yang menggunakan sekat antar pekerja juga membantu dalam meminimalisir
komunikasi lisan. Untuk pengeras suara PT X hanya menggunakan satu sumber
yakni Customer Care yang di sambungkan dengan pengeras suara rendah yang
berada di tiap ruangan yang biasanya digunakan hanya untuk pengumuman penting
dan pemberitahuan jam kerja.
Apa yang diterapkan ini cukup berpengaruh kinerja karyawan sehingga
dapat lebih fokus dengan pekerjaan masing-masing. setiap perusahaan hendaknya
dapat menghilangkan kebisingan tersebut setidaknya mengurangi. Hal ini dapat
dilakukan dengan menggunakan alat peredam suara atau bila mana mungkin
mengusahakan sedemikian rupa sehingga kebisingan menjadi berkurang.
Pengaruh tingkat kebisingan ini juga terlihat dalam respon karyawan
terhadap tingkat kebisingan yang dapat di lihat dari gambar berikut ini:
Gambar 6. Penilaian karyawan terhadap kondisi suara atau
kebisingan ruangan dalam meningkatkan produktivitas
kerja
Sumber: Hasil Quetioner
4. Udara
Pada PT X kualitas udara dalam ruangan sudah cukup baik dimana ruangan
sudah di lengkapi AC dengan teknologi plasmacluster yang mampu membunuh
bakteri atau virus yang menyebabkan penyakit. Meski demikian dari hasil kuisioner
yang di isi oleh karyawan respon pengaruh kondisi udara terhadap produktivitas
dan semangat kerja masih kurang. Hal ini disebabkan kurangnya ventilasi udara
yang ada di ruangan tersebut. gambar sebagai berikut:
10. 0
5
Baik Biasa Kurang
3
2
5
Baik Biasa Kurang
0
10
Baik Biasa Kurang
7
2 1
Baik Biasa Kurang
Gambar 7. Penilaian karyawan terhadap kondisi udara dan ventilasi
ruangan dalam meningkatkan produktivitas kerja
Sumber: Hasil Quetioner
5. Tata Ruang kantor
Di PT X Tata Ruang Kantor sudah cukup baik dalam meningkatkan
produktivitas karyawan. Hal ini disebabkan adanya pembedaan antara ruang ruang
baik itu ruang tamu, ruang pimpinan dan ruang pekerja. Berdasarkan hasil
kuisioner, sebagian besar karyawan PT X menyatakan tata ruang kantor sudah
mendukung mereka dalam meningkatkan produktivitasnya seperti tergambar dalam
gambar berikut ini :
Gambar 8. Penilaian karyawan terhadap tata ruang dalam meningkatkan
produktivitas kerja
Sumber: Hasil Quetioner
6. Kebersihan
Kebersihan merupakan syarat utama untuk pekerja yang sehat. Untuk
menjaga kesehatan semua ruangan harus dijaga agar tetap dalam keadaan bersih. Di
PT X, kebersihan ruangan sudah terjaga dengan baik dengan adanya petugas
khusus satu orang untuk mengurusi kebersihan ruangan selain dari masing masing
karyawan sendiri. Selain itu keberadaan kotak sampah di setiap unit kerja juga
membantu karyawan dalam menjaga kebersihan.
Meski demikian faktor kebersihan tidak memberikan pengaruh yang besar
terhadap produktivitas karyawan meski faktor kebersihan juga tidak mengurangi
produktivitas karyawan (cenderung netral). Hal ini kemungkinan besar disebabkan
faktor kebersihan sudah dianggap sebagai faktor yang mutlak harus dijaga sehingga
tidak membuat karyawan menjadikannya sebagai faktor yang mencerminkan
produktivitas mereka. Hal ini dapat dilihat dari gambar berikut:
11. 0
5
Baik Biasa Kurang
4 4
2
Baik Biasa Kurang
0
10
Baik Biasa Kurang
8
2 0
Baik Biasa Kurang
Gambar 9. Penilaian karyawan terhadap kebersihan dalam meningkatkan
produktivitas
Sumber: Hasil Quetioner
7. Keamanan
Rasa aman akan menimbulkan ketenangan dan akan mendorong semangat
serta kegairahan kerja karyawan. Di PT X, Faktor keamanan menjadi komponen
penting. Adanya pengaturan tamu, keberadaan aparat kepolisian serta camera
CCTV di areal kantor dan areal parkir membuat rasa aman bekerja para karyawan.
Hal ini juga didukung data hasil kuisioner yang menempatkan faktor keamanan
mendukung produktivitas karyawan seperti terlihat dalam gambar berikut ini :
Gambar 10. Penilaian karyawan terhadap keamanan dalam meningkatkan
produktivitas
Sumber: Hasil Quetioner
4.2.2. Lingkungan Kerja Non Fisik
Pada PT X kondisi Lingkungan kerja non fisik cukup baik. Hal ini
ditunjang faktor pendidikan karyawan yang rata-rata sudah di atas diploma, dan
kondisi kesejahteraan karyawan yang cukup baik dengan adanya tunjangan
perumahan, faktor kesejahteraan yang cukup membuat produktivitas juga tinggi.
4.3. Produktivitas Kerja pada PT X Fuel Retail Marketing Region II
Produktivitas Kerja karyawan Fuel Retail Marketing Region II dapat dilihat
sejauh mana indikator produktivitas kerja dapat terpenuhi. Adapun produktivitas
kerja karyawan pada PT X Fuel Retail Marketing Region II jika dihubungkan
dengan indikator kualitas kerja. dapat dibagi menjadi tiga yakni :
1. KPI (Key Performance Indikator). PT X menerapkan KPI yang bisa juga
disebut sebagai buku rapor masing masing pekerja yang dinilai dalam
12. bentuk triwulan, semester dan tahunan. KPI merupakan penilaian skala
angka (3 sampai 8) masing masing pekerja berdasarkan rencana kerja dan
target serta realisasi yang dicapai. Berdasarkan data dari Fungsi Human
Resource dalam 5 tahun terakhir rata-rata nilai KPI Pekerja PT X lima basis
poin dan masuk kategori baik. Nilai masing-masing pekerja akan sangat
menentukan dalam menentukan kemajuan karier pekerja seperti usulan
kenaikan golongan (UKG) maupun mutasi dan promosi jabatan. Hal ini
dapat mengukur indikator produktivitas kerja dari segi kualitas dan
kuantitas hasil kerja.
2. Absensi, dilakukan dengan menggunakan sistem finger scanner sehingga
tidak memungkinkan terjadi pelanggaran absensi atau bentuk kecurangan
lainnya. Berdasarkan data dari HR Area Manager Sumbagsel, Pekerja PT X
tingkat kehadiran rata rata mencapai 95 persen. Hal ini dapat mengukur
indikator produktivitas kerja dari segi disiplin kerja. Dalam hal kedisiplinan
dalam bekerja, karyawan memiliki peraturan yang telah ditetapkan oleh
pusat dari pukul 07.00 sd 15.30 wib. Peraturan dalam sistem jam kerja,
setiap pagi menggunakan finger scanner waktu, dan setiap bulan rekap
absensi di emailkan ke fungsi-fungsi. Setiap pimpinan memberi informasi
melalui email ke bawahan-bawahannnya mengenai jumlah absensi izin,
sakit, ataupun mangkir. Jika keterangan mangkir khusus karyawan
diberikan sanksi pengurangan gaji. Jika karyawan yang memberikan tingkat
loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan, karyawan akan mendapatkan
upah lembur yang ditetapkan perusahaan. Karyawan yang lembur biasanya
memang mengerjakan tugas yang urgent dan benar-benar harus diselesaikan
tepat waktu dan kegiatan satgas.
3. List Lembur dan Perjalanan Dinas. Berdasarkan hasil wawancara antara
penulis dengan karyawan semua pekerja yang diwawancara mengatakan
selalu siap jika harus mengerjakan pekerjaan diluar jam kerja dan selalu
siap melakukan perjalanan dinas jika dibutuhkan. Hal ini dapat mengukur
indikator produktivitas kerja dari segi kerja lembur.
Selain itu karyawan PT X juga sangat antusias dalam mengikuti kegiatan-
kegiatan yang diadakan seperti, kegiatan senam bersama Jumat Pagi, dan memiliki
aspirasi dan semangat yang tinggi untuk memberikan masukan guna membangun
perusahaan baik dalam kegiatan Forum Komet, Coffe Morning maupun kegiatan
lainnya. Jika didasarkan pada pengertian produktivitas kerja adalah perbandingan
antara hasil kerja dengan standar kerja yang telah ditetapkan maka karyawan di PT
X memiliki produktivitas kerja yang tinggi jika dilihat dari rata-rata nilai KPI
sebagai acuan produktivitas kerja.
5. PENUTUP
Lingkungan Kerja mempunyai peran penting dalam tercapainya
produktivitas yang tinggi dari karyawan PT X. Berdasarkan kriteria indikator
produktivitas kerja, karyawan PT X memiliki produktivitas kerja yang baik dan
terukur secara sistemik dan periodik. Dari tujuh faktor lingkungan kerja fisik yang
mempengaruhi produktivitas kerja karyawan PT X, faktor keamanan menjadi
13. faktor utama yang sangat memengaruhi produktivitas karyawan disusul faktor tata
ruang dan tingkat kebisingan (suara).
Meskipun seluruh faktor lingkungan kerja fisik dan non fisik telah
terpenuhi namun masih dibutuhkan perbaikan terutama dari faktor udara terutama
ventilasi mengingat faktor ini masih berpengaruh negative terhadap produktivitas
kerja karyawan. Dibutuhkan penelitian lanjutan terhadap faktor lain yang
memengaruhi produktivitas karyawan PT X selain faktor lingkungan kerja. Perlu
dipertahankannya sistem pengukuran indeks produktivitas kerja Karyawan PT X
yang telah terstruktur secara sistemik dan periodik tersebut. Selain itu juga
dibutuhkan indikator lainnya selain KPI guna mengukur produktivitas kerja
karyawan PT X sebagai pembanding dalam menentukan indikator produktivitas
karyawan. Mengingat faktor keamanan menjadi faktor lingkungan yang paling
berpengaruh bagi produktivitas karyawan maka di butuhkan peningkatan kualitas
keamanan lingkungan kerja di PT X seperti penambahan kamera cctv, sistem parkir
yang lebih, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Jendelman, Robert. 1997. Konflik Interpersonal di Tempat Kerja. Gunung Agung.
Jakarta
Nitisemito, AS. 2001. Manajemen Personalia. Edisi kelima. Ghalia
Indonesia.Kudus
Sumatera Utara. Medan
Imelda, Putu Cecilia. 2006. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas
Kerja karyawan di Restoran X Tunjungan Plaza 4 Surabaya. Skripsi.
Universitas Kristen Petra. Surabaya
Ravianto. 1986. Produktivitas dan Keluarga. Pusat Produktivitas Nasional. Jakarta
Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Mandar
Maju. Bandung.
Simamora, W. 1997. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan Pada PT. Coca Cola Tirtalina Botling Company. Tugas Akhir.
Universitas Kristen Petra. Surabaya.
Mukaromah, Septina. 2009. Pengaruh lingkungan kerja terhadap peningkatan
produktivitas karyawan pada CV Codo Wajak Malang. Skripsi. Fakultas :
Tarbiyah Jurusan : Ilmu Pengetahuan Sosial.
Apriani , Wulan Retno ., Rodhiyah, Dra. , SU., Hidayat, Drs. Wahyu M.Si. 2010.
Pengaruh Kompensasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas
Kerja Karyawan Pt. Bpr Restu Artha Makmur Kantor Pusat Majapahit
Semarang. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis. Universitas Dipenogoro