Dokumen tersebut membahas tentang konsep Khusnudzan yang merujuk pada berprasangka baik kepada Allah, diri sendiri, dan sesama manusia. Khusnudzan kepada Allah ditandai dengan mencintai dan taat kepada-Nya, sedangkan Khusnudzan kepada diri sendiri berarti yakin pada potensi diri. Khusnudzan terhadap sesama manusia berarti senantiasa berprasangka baik terhadap perilaku orang lain.
6. Kata Khusnudzan berasal dari bahasa Arab 
Khusnun (baik)
Dzannun (persangkaan atau dugaan)
Menurut istilah, Khusnudzan  berprasangka
baik pada Allah, kepada diri sendiri dan kepada
orang lain.
Khusnudzan >< Suudzan (berprasangka buruk).
Istilah lain dari Khusnudzan  Positive Thinking
(berfikir positif terhadap suatu hal)
8. Khusnudzan Kepada Allah
• Khusnudzan kepada Allah SWT 
berprasangka baik kepada Allah
SWT dengan menerima apa yang
telah diberikan Allah baik itu yang
menyenangkan atau yang tidak
menyenangkan, sekecil apapun
kesulitan yang dihadapi.
9. • Sikap Khusnudzan kepada Allah SWT harus
selalu dikedepankan. Kita harus menerima
dengan ikhlas apapun takdir yang telah
ditetapkan, baik itu merupakan takdir baik
maupun takdir buruk.
• Sifat Khusnudzan kepada Allah harus tetap
ada karena dibalik semua yang Allah
takdirkan kepada kita adalah sebuah ‘Ibrah
(pelajaran) dari apa yang kita alami, sehingga
menjadi bekal yang penting dalam
kehidupan.
10. Bentuk Tindakan Nyata
Khusnudzan kepada Allah
1. Mencintai Allah SWT, dibuktikan dengan sikap
senang mendengar panggilan-Nya, senang
menjalankan perintah-Nya dan senang pula kepada
orang-orang yang menjalankan perintah-Nya.
2. Taat kepada Allah, dibuktikan dengan selalu
menjalankan perintah dan selalu menjauhi
laranganya.
3. Selalu mohon ampunan-Nya, tindakan ini dilakukan
agar kita menyadari bahwa diri kita penuh dosa,
baik yang disengaja maupun tidak disengaja.
11. Sikap yang menunjukkan Khusnudzan
kepada Allah
• Sifat optimis bahwa usaha positif yang dilakukan
dengan bertawakal akan memperoleh pertolongan dari
Allah SWT hingga berhasil.
• Senantiasa tulus, tidak berkeluh kesah apabila
mendapatkan ujian atau gagal berusaha.
• Senang melihat orang lain yang mendapat kebahagiaan
atau kesuksesan dengan cara menghindari sikap
menggunjung (gibah) atau mencari-cari kesalahan
orang lain serta berburuk sangka.
• Ikut merasa iba atau prihatin terhadap orang lain yang
mendapat musibah
12. Khusnudzan Kepada diri Sendiri
• Khusnudzan terhadap diri sendiri berarti
berprasangka baik terhadap dirinya sendiri
seperti menerima apa adanya dengan tetap
berbaik sangka terhadap Allah SWT. Tidak
menyesali keadaan dan keberadaanya.
• Khusnudzan kepada diri sendiri earat kaitanya
dengan sifat percaya diri. Kita yakin bahwa kita
sanggup melakukan banyak hal. Kita merasa
bahwa apa yang kita miliki bagi manusia adalah
yang terbaik bagi diri kita. dengan demikian akan
tercipta ketenangan dalam belajar dan bekerja.
13. Sikap yang menunjukkan
Khusnudzan kepada Diri Sendiri
• Senantiasa bersikap optimis
• Percaya diri alam melakukan sesuatu
• Gigih dan tekun untuk mencapai sesuatu yang
diinginkanya
• Rajin belajar dengan memanfaatkan potensi
yang dimilikinya
• Kreatif, inofatif dan dinamis
• Rela berkorban
14. Khusnudzan Kepada Sesama Manusia
• Khusnudzan terhadap sesama
manusia adalah sikap dan perilaku
orang beriman dan bertaqwa yang
senantiasa berprasangka baik
terhadap sesama manusia. Kita
harus memahami bahwa berburuk
sangka pada orang lain merupakan
dosa.
16. Hikmah Khusnudzan
• Menumbuhkan rasa lega, tentram
dan damai secara lahir batin
• Optimis dalam menghadapi hidup
karena meyakini dibalik kesulitas
pasti ada kemudahan
• Menumbuhkan sikap optimis,
dinamis dan lain sebagainya
Home
18. Kesimpulan
• Khusnudzan kepada Allah berarti berprasangka baik
kepada-Nya dengan mensyukuri segala hal yang
diterima tanpa membanding-bandingkan dengan
yang lain.
• Khusnudzan kepada Allah ditunjukkan dengan
mencintai-Nya, taat kepada-Nyadan selalu memohon
ampun kepada-Nya.
• Khusnudzan kepada diri sendiri berarti yakin bahwa
apa yang dimiliki sebagai manusia adalah yang
terbaik bagi dirinya.
• Khusnudzan kepada sesama manusia berarti berbaik
sangka terhadap apapun yang dilakukan orang lain
atas dasar ketidak tahuan atau ketidak pastian.