1. PELUMAS DAN
PERKEMBANGANNYA
Oleh
Wiranto Arismunandar
Institut Teknologi Bandung,
The 1st Indonesia Fuel & Lubes Conference and Exhibition
MASPI
Jakarta, 21 November 2006
2. PELUMAS (1)
• melumas, mengurangi gesekan dan
keausan; mendinginkan, membersihkan,
melindungi permukaan dan mencegah
korosi; menyekat, meredam kejutan,
getaran dan bunyi;
• mentransmisi daya.
3. PELUMAS (2)
• Sudah dikenal beberapa ribu tahun sebelum
Masehi, di Timur Tengah.
• 4000 SM, di Mesopotamia, sudah dikenal
bantalan sangat sederhana,dengan pelumas
zat bitumina.
• 1400 SM, kendaraan perang Mesir sudah
menggunakan pelumas campuran lemak
hewan dan kapur (gemuk primitif).
• Peradaban Yunani dan Romawi sudah
mengenal mekanisme: puli, roda gigi, dan
derek serta bantalan bola dan rol dengan
pelumas lemak hewan dan minyak nabati.
4. PELUMAS (3)
Abad 18 :
Revolusi industri dimulai di Inggris sekitar tahun
1760, berlangsung selama 80 tahun. Pelumas
yang digunakan adalah minyak nabati (minyak
sawit, kacang tanah, kastor, lobak, bijih rami,
zaitun, dan minyak kedelai); minyak hewan
(lemak-lemak sapi, babi, bebek, angsa, sperma
ikan paus), dan pelumas padat/semi-padat
(grafit, talk, gemuk dari soda dan minyak hewan
ditambah kapur).
5. PELUMAS (4)
Abad 19:
Mulai digunakan pelumas dari minyak bumi (1852) di USA,
Kanada, Rusia, dan Romania, dalam jumlah kecil. Di akhir abad
19, lebih dari 90% pelumas (termasuk gemuk) dibuat dari
minyak bumi.
1885:
awal produksi minyak bumi di Indonesia.
1876:
Motor bensin (Otto), dan pada tahun
1892:
motor diesel (Diesel), dibuat untuk pertama kalinya. Keduanya
untuk daya rendah dan pada putaran rendah.
6. PELUMAS (5)
Abad 20 :
Mutu dan produksi minyak pelumas ditingkatkan terutama
untuk memenuhi kebutuhan perkembangan motor bakar (motor
bensin, motor diesel, turbin gas dan motor jet) prestasi tinggi,
baik untuk keperluan industri dan transportasi maupun
manufakturing. Kecepatan motor masih relatif rendah.
1905:
SAE didirikan di kota New York.
1920:
Produksi pelumas mutu tinggi dengan distilasi vakum.
Komisi Standar Pelumas SAE dibentuk.
1923:
SAE mengklasifikasi pelumas motor bakar menurut viskositas.
Penggantian pelumas harus dilakukan setiap 800 – 1000 mil.
7. PELUMAS (6)
1930:
Penggunaan aditif dalam pengembangan pelumas modern
(deterjen, anti-lumpur, tekanan dan temperatur ekstrim)
1939:
Pesawat terbang turbojet yang pertama terbang di Jerman,
Heinkel 178.
1950:
Multigrade oils. Penerbangan dengan motor turboprop yang
pertama, Vickers-Viscount.
1972:
Minyak pelumas sintetik AMSOIL 10W-40 mulai dipasarkan
(dinyatakan lebih baik dari segi engine cleanliness, fuel
economy, oil economy, cold starting capability, intake system
cleanliness, shear stability, thermal/oxidative stability).
8. JENIS PELUMAS (1)
Pelumas Cair :
• Hewan : sperma ikan paus, lemak
• Tumbuhan : kastor, bijih lobak, rami, sawit,
kedelai, zaitun
• Minyak bumi : senyawa hidrokarbon
• Sintetik : ester, silikon, eter, senyawa klor dan
fluor (stabilitas termal dan daerah temperatur
operasi yang lebar; tahan api, tekanan uap
rendah, tekanan dan temperatur ekstrim,
vakum tinggi, radiasi nuklir; tidak ramah
lingkungan)
9. JENIS PELUMAS (2)
Semi-padat
• Gemuk; campuran zat pengental dan pelumas.
Zat pengental : sabun logam, lempung, silikon, karbon
hitam, politetrafluoroetilen (PTPE). Digunakan apabila
sistem minyak pelumas tidak mungkin diterapkan.
Padat
• Grafit, molibdenum disulfida. Digunakan jika pelumas
cair tidak dapat memenuhi syarat (temperatur tinggi,
temperatur sangat rendah atau kriyogenik, vakum
sangat tinggi, aplikasi nuklir, pembebanan ekstrim,
lingkungan yang reaktif).
11. KEBUTUHAN PELUMAS (2)
• Minyak pelumas untuk motor bakar ~ 85%,
atau lebih, dari jumlah total kebutuhan
pelumas.
• Kebutuhan tersebut meliputi minyak pelumas
hidrolik, minyak pelumas roda gigi dan
transmisi, minyak pelumas turbin, dan lainnya.
• Total persentase tidak akan bulat karena
adanya pembulatan.
12. KEBUTUHAN PELUMAS (3)
PERKIRAAN PERTUMBUHAN KEBUTUHAN PELUMAS MENURUT WILAYAH, 2005-2015
Laju Pertumbuhan (%)
Sumber: Klein and Company, 2006
13. PERKEMBANGAN MUTU
PELUMAS (1)
Motivasi, memenuhi kebutuhan :
• Desain baru
• Kondisi operasi dan prestasi mesin
• Laju keausan yang rendah
• Kompatibilitas dengan (bahan bakar dan)
material bantalan dan sekat
• Waktu pemakaian yang panjang
• Faktor lingkungan
• Penghematan sumberdaya
• Ketersediaan dan harga yang terjangkau.
14. PERKEMBANGAN MUTU
PELUMAS (2)
Kemajuan Sains dan Teknologi, antara lain :
• Mekanika Fluida, Perpindahan Panas, Tribologi, Material,
Desain, dll
Bahan Dasar
• Minyak bumi, sintetik, daur ulang, dan minyak nabati
Aditif
• Memperbaiki viskositas dan lubrisitas, atau berfungsi sebagai
deterjen, anti-korosi,anti-oksidasi, anti-karat, anti-busa, anti-
aus, dispersan, menurunkan titik tuang, dll.
• Perannya makin penting
• Bisnis yang menjanjikan.
15. PENGENDALIAN MUTU
PELUMAS
• Motivasi
– Pelumas yang baik, terbaik, dan lebih baik
• Standar
– API, ASTM, JASO, ACEA, SAE, dll
• Spesifikasi
• Informasi yang jelas
• Peraturan, Pengawasan, dan Sanksi
16. PENGHEMATAN SUMBERDAYA DAN
FAKTOR LINGKUNGAN
• DAUR ULANG
• MATERIAL DAN ENERGI BARU
• PROSES BARU
• WAKTU PEMAKAIAN PANJANG
• SISTEM PELUMASAN
• OPERASI DAN PERAWATAN
• FRIENDLY/ ZERO WASTE
(Refuse, Reduce, Reuse, Recycle, Cleaning,
Recovery, Reclamation)
17. KERJASAMA (1)
• Motivasi
– Berbagi know-how, kepakaran dan
pengalaman, fasilitas, pasar, dan dana
– Menghasilkan produk yang terbaik dan lebih
baik
18. KERJASAMA (2)
• Kerjasama antara Industri – Perguruan Tinggi –
Lembaga Penelitian dan Pengembangan –
Pemerintah – Bisnis – Masyarakat.
(Pemerintah : menetapkan kebijakan; regulator, fasilitator,
menyebarkan informasi, dapat membuka atau menciptakan pasar)
• Kerjasama antara industri sangat penting
– Motor bakar dan mesin pada umumnya tidak akan maju dan
berkembang tanpa dukungan pelumas yang memadai
– Mengurangi risiko, biaya dan jam kerja yang tidak efektif
– Waktu-mencapai-pasar (time-to-market) yang lebih pendek.
• Keberhasilan kerjasama sangat tergantung dari
faktor manusianya
– Keterampilan komunikasi dan kerjasama, dan komitmennya
19. KERJASAMA (3)
MASPI
• dapat menjadi forum komunikasi dan
kerjasama yang efektif untuk
memecahkan berbagai masalah yang
berkaitan dengan pelumas dan pelumasan
20. PENUTUP (1)
• Demikianlah perkembangan pelumas yang
fungsi utamanya adalah mengurangi daya
gesekan dan laju keausan permukaan dua
benda yang saling bergesekan – bergerak relatif
antara satu dengan yang lain
• Perkembangan jenis dan mutu pelumas dari
yang paling sederhana terjadi karena adanya
kebutuhan mesin-mesin modern yang makin
canggih dengan berbagai kondisi operasinya
masing-masing
21. PENUTUP (2)
• Perkembangan tersebut dimungkinkan oleh
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
ketersediaan bahan bakunya.
• Peranan aditif makin penting karena boleh
dikatakan tidak ada satupun bahan baku yang
dapat memenuhi semua persyaratan yang
diminta
• Mutu pelumas dijamin berdasarkan spesifikasi
yang ditetapkan menurut standar pengujian
yang berlaku