Peradilan Rakyat
Cerpen Putu Wijaya
Seorang pengacara muda
yang cemerlang
mengunjungi ayahnya,
seorang pengacara senior
yang sangat dihormati
oleh para penegak
hukum.
"Tapi aku datang tidak
sebagai putramu," kata
pengacara muda itu, "aku
datang ke mari sebagai
seorang pengacara muda
yang ingin menegakkan
keadilan di negeri yang
sedang kacau ini."
Pengacara tua yang
bercambang dan jenggot
memutih itu, tidak
terkejut. Ia menatap
putranya dari kursi
rodanya, lalu menjawab
dengan suara yang
tenang dan agung.
"Apa yang ingin kamu
tentang, anak muda?"
Pengacara muda tertegun.
"Ayahanda bertanya
kepadaku?"
"Ya, kepada kamu, bukan
sebagai putraku, tetapi
kamu sebagai
We’ve updated our privacy policy so that we are compliant with changing global privacy regulations and to provide you with insight into the limited ways in which we use your data.
You can read the details below. By accepting, you agree to the updated privacy policy.