3. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Suspensi merupakan salah satu sediaan cair yang dapat
diartikan sebagai sediaan cair yang mengandung partikel
padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair
(Farmakope Indonesia IV Th.1995).
Bentuk suspensi ada 2 macam, meliputi suspensi jadi dan
suspensi yang harus di suspensikan dengan zat pembawanya
sebelum digunakan.
4. TUJUAN
Dapat mengetahui cara pembuatan sediaan suspensi yang
baik.
Dapat melakukan uji mutu sediaan suspensi terhadap
pembuatan sediaan suspensi Paracetamol.
Dapat mengetahui apakah sediaan suspensi Paracetamol
yang dibuat sesuai dengan uji-uji yang ada pada sediaan
suspensi yang telah ditentukan
5. METODOLOGI PENELITIAN
CARA KERJA:
Formula suspensi Paracetamol I:
R/Parasetamol 120 mg
CMC Na q.s
Simeticon 50 mg/cth
Aq. Dest ad 60 ml
Formula Suspensi Paracetamol II:
R/Parasetamol
120 mg
P..G.S
q.s
Syr.simplex
q.s
Aq. Dest
ad
60 ml
6. PERHITUNGAN BAHAN FORMULA I:
Parasetamol
= 60 ml 120 mg = 1440 mg
5 ml
CMC-Na
= 1 60 ml = 0,6 g 600 mg 20 = 12 ml
Simeticon
= 60 x 50 mg = 600 mg
5 mg
Aq. Dest ad 60 ml
7. PERHITUNGAN BAHAN FORMULA II:
Parasetamol
= 60 ml 120 mg = 1440 mg
5 ml
PGS
= 2 60 mg = 1,2 g
Syr.simplex
= 10 60 = 6,5 ml
Aq.dest ad 60ml
8. CARA KERJA SUSPENSI FORMULA I:
1. Mempersiapkan alat dan bahan.
2. Mengkalibrasi botol sesuai volume yang diinginkan. Dengan cara aqua destilata
dimasukkan pada gelas ukur sampai volume yang diinginkan, kemudian
dimasukkan botol. Botol diberi tanda batas.
3. Menimbang serbuk parasetamol 1440 mg masukan dalam mortir, gerus sampai
halus sisihkan.
4. Mengukur air hangat 12 ml dalam beaker glass, masukkan ke dalam mortir.
5. Menimbang CMC Na, kemudian taburkan di atas air hangat dalam mortir sampai
larut. Digerus cepat sampai homogen hingga terbentuk muchilago.
6. Menambahkan serbuk parasetamol yang sudah digerus ke dalam muchilago, gerus
ad homogen.
7. Manambahkan simeticon secukupnya sampai larut dan homogen.
8. Memasukkan ke dalam botol, ditambah aqua destillata sampai tanda batas.
9. Dikocok sampai homogen.
10. Diberi etiket warna putih dan label kocok dahulu.
9. CARA KERJA SUSPENSI FORMULA II:
1. Mempersiapkan alat dan bahan.
2. Mengkalibrasi botol sesuai volume yang diinginkan. Dengan cara aqua destilata
dimasukkan pada gelas ukur sampai volume yang diinginkan, kemudian
dimasukkan botol. Botol diberi tanda batas.
3. Menimbang serbuk parasetamol 1440 mg masukan dalam mortir, gerus sampai
halus sisihkan.
4. Menggerus PGS ad halus,ditambah aqua destilata 7 kali bobot PGS. Dicampur
sampai membentuk mucilago.
5. Serbuk parasetamol yang sudah digerus halus dimasukkan pada mucilago.
Dicampur sampai homogen.
6. Menambahkan syrup simplex, dicampur sampai homogen.
7. Memasukkan ke dalam botol, ditambah aqua destillata sampai tanda batas.
8. Dikocok sampai homogen.
9. Diberi etiket warna putih dan label kocok dahulu.
11. PEMBAHASAN
Uji Sedimentasi
Adapun prosedur Uji Volume Sedimentasi adalah sebagai berikut:
1. Masukkan sediaan yang sudah jadi kedalam beker glass.
2. Biarkan dan amati pemisahannya atau pengendapannya dalam waktu
yang telah ditentukan (15 menit, 30 menit, 1 hari, 3 hari, 5 hari, 7
hari).
3. Kemudian amati sediaan memisah atau tidak, jika tampak memisah
maka bagian yang bening diukur.
13. Menurut hasil analisa kami, sediaan suspensi Paracetamol yang
menggunakan suspending agent CMC-Na lebih lama mengalami
sedimentasi / pengendapan daripada suspending agent PGS. Karena
dalam kurun waktu 7 hari, volume sediaan tetap 60 ml.
Rumus Volume Sedimentasi:
PGS = Vu = 18 ml = 0,3
CMC-Na = Vu = 60 ml = 0
Vo 60 ml
Vo 60
ml
Semakin besar fraksi ini, maka semakin baik kemampuan suspensinya.
14. Uji Waktu Redispersi
Adapun prosedur Uji Waktu Redispersi, antara lain:
1. Masing-masing Suspensi dimasukkan ke dalam botol kaca,
kemudian didiamkan sampai mengendap sempurna.
2. Setelah mengendap sempurna, masing-masing suspensi dikocok
sampai tidak terdapat sisa endapan pada dasar botol.
3. Kemudian catat waktu redispersi dari masing-masing sediaan
suspensi.
17. Menurut analisa kami, CMC-Na lebih lama mengalami
redispersi. Karena kemampuan redispersi dikatakan baik, jika
suspensi telah terdispersi sempurna dengan tangan maksimum
pengocokan 15 kali.
18. Uji Viskositas Broxfield
Prosedur Pengukuran Viskositas Menggunakan Viskometer
Broxfield:
1. Dipasang spindel pada gantungan spindel
2. Diturunkan spindel sedemikian rupa sehingga batas tercelup
kedalam cairan sample yang akan diukur viskositasnya.
3. Dipasang step kontak.
4. Dinyalakan rotor sambil menekan tombol.
5. Dibiarkan spindel berputar dan melihat jarum merah pada
skala.
6. Dibaca angka yang ditunjukan oleh jarum tersebut untuk
mengukur viskositasnya
20. Menurut hasil analisa kami, viskositas dari suspending
agent PGS lebih kental daripada CMC-Na. Karena semakin
kental suatu zat, maka semakin besar gaya yang di butuhkan
pengaduk untuk berputar sehingga tidak terbacanya nilai
viskositas pada alat.
21. Prosedur Pengukuran Bobot Jenis
Cara menentukan massa air:
1. Menimbang piknometer kosong dalam keadaan bersih dan kering (a)
2. Menimbang piknometer yang berisi air sampai penuh (b)
3. Menghitung massa air (c) = (b) (a)
Hasil Praktikum:
Bobot pikno + air
= 41,6741 g
Bobot pikno kosong
= 25,4028 g
Bobot air
= 41,6741-16,2713 = 16,2713 g
V air = bobot air = 16,2713 g = 16,2713 ml
air
0,941664
22. Cara menentukan massa zat padat x:
1. Menimbang piknometer kosong dalam keadaan bersih dan kering (d)
2. Menimbang piknometer yang berisi zat padat x dengan massa tertentu (yang telah
ditimbang sebelumnya di timbangan analitik) (e)
3. Menghitung massa zat padat x (f) = (e) (d)
Hasil praktikum:
- BJ PGS
Bobot pikno + zat
= 42,9012 g
Bobot pikno kosong
= 16,2808 g
Bobot zat
= 42,9012 16,2808 = 26,6204 g
PGS = 26,6204 x 0,944164
= 25,1340
= 0,9292 g/ml
23. - BJ CMC-Na
Bobot pikno + zat = 41,8373 g
Bobot pikno kosong = 16,2808 g
Bobot zat
= 41,8373 16,2808 = 25,5565 g
CMC-Na = 25,5565 x 0,944164
= 24,1298
= 0,8921 g/ml
24. Cara menentukan massa zat padat x + air:
1. Menimbang piknometer kosong dalam keadaan bersih dan kering (g)
2. Menimbang piknometer yang berisi zat padat x (yang telah
ditimbang sebelumnya di timbangan analitik) + air sampai penuh (h)
3. Menghitung massa zat padat x + air (i) = (h) (g)
Hasil Praktikum:
Bobot pikno kosong
Bobot pikno zat (PGS) + air
Bobot zat (PGS) + air
= 16,2808 g
= 42,9012 + 26,6204 = 69,5216
= 69,5216 16,2808 = 53,2408
25. Bobot pikno kosong
= 16,2808 g
Bobot pikno zat (CMC-Na) + air = 41,8373 + 25,5565 = 67,3938
Bobot zat (CMC-Na)
= 67,3938 16,2808 = 51,113
26. Pengukuran pH
Dengan cara mencelupkan indicator pH ke dalam suspensi, kemudian
bandingkan perubahan warna yang terjadi pada indicator dengan
tabel perubahan warna.
Hasil Praktikum:
pH suspense : 4
(pH standar suspensi yaitu antara 5-7).
27. KESIMPULAN
Uji volume sedimentasi untuk suspending agent PGS memenuhi
syarat, sedangkan untuk suspending agent CMC-Na tidak memenuhi
syarat. (PGS volumenya 0,3 ml, sedangkan CMC-Na volumenya 0
ml).
Uji redispersi untuk suspending agent PGS memenuhi syarat,
sedangkan suspending agent CMC-Na tidak memenuhi syarat. (PGS
7x pengocokan, sedangkan CMC-Na 16x pengocokan).
Uji viskositas PGS tidak memenuhi syarat, sedangkan CMC-Na
memenuhi syarat.
pH suspensi tidak memenuhi syarat. Karena pH standar suspense
adalah 5-7.
28. DAFTAR PUSTAKA
Miss Bieber.2011.Pembuatan Suspensi Parasetamol (Acetaminophen)
Dengan Membandingkan Suspending Agent Cmc-Na Dan Pgs Untuk
Mengetahui Stabilitas Fisik.
http://nyie-bibervold.blogspot.com/2011/02/pembuatan-suspensi-parase
Pharmacy Care.2012.Suspensi Oral.
http://yermei.blogspot.com/2012/10/suspensi-oral_6139.html