際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI HEWAN
^ Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Buas - Buas Pada Sel Darah
Putih Dan Darah Merah Mencit ( Mus Musculus )^
Oleh
Kelompok
Angel Tri Hartati ( F10721310 )
Eka Jumarti ( F10721310 )
Nopiani Pransiska ( F10721310 )
Ruspandi ( F1072131012 )
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengawasan Lebih dari 70 persen tanaman obat yang ada di Asia
tumbuh di Indonesia, tetapi masih belum banyak dimanfaatkan secara
maksimal. Oleh karena itu perlu upaya sungguh-sungguh dengan
melibatkan berbagai pihak untuk mengangkat citra tanaman obat Indonesia
yang telah lama dikenal agar bisa disejajarkan dengan obat modern, dan
dapat memberi nilai ekonomis dan nilai sosial bagi masyarakat Indonesia.
Pada umumnya Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah
secara tradisional, turun-temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-
istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifat magic
maupun pengetahuan tradisional.
Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang
bermanfaat bagi kesehatan , dan kini digencarkan penggunaannya karena
lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya.
Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa
penelitian tidak terlalu menyebabkan efek samping, karena masih bisa
dicerna oleh tubuh.
Dalam pengamatan darah Mencit kali ini, digunakanlah ekstrak
tanaman, yaitu ekstrak daun buas-buas (Premna serratifolia Linn.).
ekstrak inilah yang digunakan dalam perlakuan Mencit untuk mengamati
jumlah butir darah merah dan butir darah putih yang ada. Selain itu, pada
darah Mencit juga dihitung kadar hemoglobinnya dengan menggunakan
metode yang telah ditentukan, yaitu metode Sahli.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah :
1) Menentukan kadar hemoglobin di dalam darah menurut metode
Sahli,
2) Menghitung jumlah butir darah merah (BDM , Eritrosit) per mm3
3) Menghitung jumlah butir darah putih (BDP ,Eriktrosit) per mm3.
C. Permasalahan
Adapun masalah yang akan di bahas dalam praktikum kali ini adalah
diantaranya :
1. Apa pengaruh pemberian ekstraks daun buas buas / bebuas
terhadap hemoglobin darah Mencit ?
2. Bagaimana pengaruh pemberian ekstraks daun buas C buas /
bebuas terhadap butir darah merah Mencit ?
3. Bagaimana pengaruh pemberian ekstraks daun buas C buas /
bebuas terhadap butir darah putih Mencit ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Tanaman Ekstrak (Daun Buas-Buas) Dan Klasifikasinya
Indonesia merupakan salah satu negara mega biodiversity dengan
jumlah tanaman obat sekitar 40.000 jenis, namun baru sekitar 2,5% yang
telah dieksplorasi dan dimanfaatkan sebagai obat tradisional (Sumarsi dan
Slamet, 1992). Adanya kesadaran terhadap mutu dan nilai kesehatan
membuat masyarakat semakin memilih penggunaan obat tradisional yang
berasal dari tanaman. Hal itu dibuktikan dengan semakin banyaknya
penelitian mengenai obat-obat tradisional, produk obat-obatan tradisional
dan sistem pengobatan dengan tradisional.
Radikal bebas merupakan suatu molekul atau atom yang
mempunyai 1 atau lebih elektron tidak berpasangan. Radikal ini dapat
berasal dari atom hidrogen, molekul oksigen, atau ion logam transisi.
Senyawa radikal bebas sangat reaktif dan selalu berusaha mencari
pasangan elektron agar kondisinya stabil ( Widyastuti, 2010 ).
Klasifikasi tanaman buas C buas
Gambar
Divisi Spermatophyta
Sub divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledoneae
Ordo Myrtales
Familli Melastomatacea
Genus Premna
Spesies P. foetida
Salah satu tanaman yang menarik untuk diteliti adalah daun buas buas
(Premna cordifolia Linn.), tanaman ini termasuk dalam family
Verbenaceae dan berasal dari Malaysia. Tanaman buas-buas memiliki
banyak manfaat yaitu sebagai obat asma, hepatoprotektif dan antitumor
(Vadivu et al., 2008).
Salah satu tanaman yang banyak ditemukan di pulau Kalimantan adalah
tanaman buas-buas (Premna serratifolia). Daun tanaman ini dapat
dikonsumsi dan berkhasiat sebagai obat. Daun buas-buas memiliki bau dan
rasa yang khas sehingga diduga memiliki kandungan metabolit sekunder
yang cukup tinggi. Penelitian Shukri et al. (2011) membuktikan adanya
kandungan flavonoid dalam daun buas-buas.
B. Deskripsi hewan uji Mencit (Mus Musculus) dan klasifikasinya
Mencit hidup di berbagai daerah mulai dari iklim dingin, sedang
maupun panas dan dapat hidup dalam kandang atau hidup bebas sebagai
hewan liar. Bulu Mencit liar berwarna abu-abu dan warna perut sedikit
lebih pucat, mata berwarna hitam dan kulit berpigmen ( Malole dan
Promono, 1989).
Mencit merupakan hewan yang paling banyak digunakan sebagai
hewan model laboratorium dengan kisaran penggunaan antara 40-80%.
Mencit banyak digunakan sebagai hewan laboratorium (khususnya
digunakan dalam penelitian biologi), karena memiliki keunggulan-
keunggulan seperti siklus hidup relatif pendek, jumlah anak per kelahiran
banyak, variasi sifat-sifatnya tinggi, mudah ditangani, serta sifat produksi
dan karakteristik reproduksinya mirip hewan lain, seperti sapi, kambing,
domba, dan babi. Menurut Mencit dapat hidup mencapai umur 1-3 tahun
tetapi terdapat perbedaan usia dari berbagai galur terutama berdasarkan
kepekaan terhadap lingkungan dan penyakit ( Malole dan Pramono, 1989).
Klasifikasi hewan Mencit (Mus Musculus )
Gambar
Kerajaan Animalia
Fillum Chordata
Kelas Mammalia
Ordo Rodentia
Familli Muridae
Upfamilli Murinae
Genus Mus
Spesies M .musculus
BAB III
METODELOGI
A. Waktu Dan Tempat
Praktikum Anatomi Fisiologi Hewan tentang, Pengaruh Pemberian
Ekstrak Daun Buas - Buas Pada Sel Darah Putih Dan Darah Merah
Mencit ( Mus Musculus ) dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu:
1. Penentuan dosis ekstrak
Hari/Tanggal : Sabtu, 19 November 2014
Waktu : 10.00 - selesai
Tempat : Labolatorium Pend Biologi FKIP Untan
2. Pemberian larutan uji
Hari/Tanggal : 21 November - 26 November 2014
Waktu : 09.30 WIB - selesai
Tempat : Laboratorium pend. Biologi FKIP Untan
3. Perhitungan BDM dan BDP
Hari/Tanggal : Kamis, 2014
Waktu : 17.00 - selesai
Tempat : Labolatorium Pend Biologi FKIP Untan
B. Alat Dan Bahan
a. Pemberian ekstrak tanaman
1. Alat
No Nama alat Jumlah
1 Timbangan 1
2 Kandang Mencit 3
3 Seperangkat alat bedah Secukupnya
4 Bak bedah 1
5 Alat tulis 1
2. Bahan
No Nama Bahan Jumlah
1 Mencit 15 ekor
2 Ekstrak buas buas Secukupnya
3 Kapas Secukupnya
4 Tisu Secukupnya
5 Aquades Secukupnya
6 Cotton Bud Secukupnya
7 NaCl Fisiologis Secukupnya
b. Kadar hemoglobin dalam darah
1. Alat
No Nama alat Jumlah
1
tabung sahli berskala (% atau
gr %)
1
2
Pipet Sahli 0,02 ml( 20 mm)
dan aspirator
2
3 Alat pengaduk 3
4 Pengukur waktu 1
5 Alat tulis 1
2. Bahan
No Nama Bahan Jumlah
1 HCL 0,1 N Secukupnya
2 Aquadestilata Secukupnya
3 Alkohol 70% dan kapas Secukupnya
c. BDM dan BDP
1. Alat
No Nama alat Jumlah
1
Hemositometer Neubauer atau merek lainnya,yang
terdiri atas:
I. Kamar hitung dan kaca penutupnya
II. Pipet (pengencer) eritrosit,dengan ciri di
dalamnya terdapat butiran berwarna merah ,
dan skala pada pipet tersebut : 0,5 -1,0 -1,1.
III. Pipet (pengencer) leukosit,dengan ciri di
dalamnya terdapat butiran berwarna
putih,dan skala pada pipet ini: 0,5 C 1,0 -1,1
IV. Kedua pipet tersebut dilengkapi dengan
aspirator
2
Mikroskop biasa,dengan objektif 10 x dan 45 x;
okuler : 10 x
2
3 Alat pengambil darah : lanset / jarum franke Secukupnya
4 hand counter 1
5 Alat tulis 1
2. Bahan
No Nama Bahan Jumlah
1
Larutan pengencer dapat dipilih:
? Untuk eritrosit misalnya larutan hayem
? Untuk leukosit aves : modifikasi Rees dan
Ecker
Secukupnya
2 Alkohol 70% kertas atau kain penyerap yang halus Secukupnya
C. Cara Kerja
1. Aklimatisasi
a. Mencit sebanyak 15 ekor dimasukkan ke dalam kandang, dengan 3
bagian, dimana disetiap bagian terdapat 5 ruang
b. Dimasukkan Mencit satu-persatu di setiap ruang, hingga ruang
kelima dimasukkan 2 ekor Mencit jantan
c. Diaklimatisasi Mencit tersebut selama \ 7 hari dengan diberi
makan pakan Mencit 3x sehari
2. Penenuan Dosis
a. 15 ekor Mencit ditimbang berat badannya masing-masing.
b. Berdasarkan berat badan tiap-tiap Mencit ditentukan jumlah
aquadest, larutan stock ekstrak daun tebu, dan immunostimulant
sesuai dosis berikut:
1. Dosis aquadest: 0,5 ml / 200 gr BB
2. Dosis ekstrak daun tebu: 125 mg / kg BB (dalam larutan stock
2 gr ekstrak / 50 ml aquadest).
3. Dosis immunostimulant: 0,5 ml / kg BB
c. Penentuan dosis dilakukan pada hari H-1, hari kedua, dan hari
keempat dengan perubahan berat badan Mencit.
3. Pembuatan Larutan Stock
a. Disiapkan larutan stock yang sudah dibuat
b. Di timbang sebanyak 4 gram larutan stock dengan neraca analitis
ke dalam gelas arloji
c. Disiapkan akuades yang diisi kedalam gelas ukur 500 ml sebanyak
100 ml
d. Dipanaskan di waterbath ( penangas air) sampai 80 <C dan
didinginkan
e. Dicampurkan larutan stock dengan akuades , dibiarkan homogeny
f. Dimasukkan larutan stock yang telah homogen ke dalam 2 buah
botol bening
g. Larutan stock siap digunakan
4. Pemberian Ekstrak tanaman
a. Mencit berjumlah 15 ekor dikelompokkan menjadi 3 yaitu 5
ekorkelompok kontrol, 5 ekor kelompok perlakuan dan 5 ekor
kelompok kontrol positif
b. Mencit diaklimatisasi selama 7 hari.
c. Mencit diberi perlakuan selama 10 hari, setiap 3 hari berat Mencit
di timbang, Mencit diberi pakan standar.
d. Pada hari ke11 darah Mencit diambil dan dilakukan pembedahan
dan penimbangan organ hati.
e. Parameter yang diukur meliputi kadar Hb, jumlah BDM, BDP dan
bobot hati.
5. Perhitungan Kadar Hemoglobin dalam Darah
a. Tabung sahli diisi dengan larutan HCl 0,1 N sampai angka 10(garis
paling bawah pada tabung).
b. Tempat pengambilan darah dibersihkan dengan kapas beralkohol
dan dikeringkan.
c. Pembuluh darah ditusuk dengan pipet Sahli dan aspiratorinya,
darah dihisap sampai batas 0,02 nl secara perlahan.
d. Ujung pipet dibersihkan dan segera dimasukan darah kedalam
tabung Sahli. Tabung Sahli diletakan antara bagian standar warna
dalam alat hemoglobinometer.
e. Dibiarkan selama 3 menit sampai terbentuk asam hematin yang
berwarna coklat.
f. Dengan menggunakan pipet tetes, ditambahkan kedalam tabung
setetes demi tetes aquades sambil di aduk, sampai warna sama
dengan warna standar.
g. Dibaca tinggi permukaan cairan pada tabung Sahli dengan melihat
skala jalur gr %, yang berarti banyaknya gemoglobin dalam per
100 ml darah. Jalur skala lainnya pada tabung Sahli , kalau ada
yang menunjukan % hemoglobin terhadap nilai hemoglobin
normal 15,6 % atau nilai normalnya sudah tertera pada alat
hemoglobinometer.
6. Perhitungan Jumlah BDM
a. Aspiartor dipasang pada ujung pipet eritrosit.
b. Darah pertama yang keluar dihapus dulu, dengan menggunakan
pipat pada aspirator, dihisap darah yang keluar berikutnya
sampai batas angka 0,5 atau 1,0 pada pipet eritrosit.
c. Ujung pipet dibersihkan dengan kapas.
d. Dengan cepat dan hati-hati dihisap larutan pengencer hayem
sampai tanda 101 yang tertera pada pipet.
e. Aspirator dilepaskan dengan hati-hati dari pipetnya dan dijaga agar
tidak ada cairan yangkeluar.
f. Dengan menutup ujung pipet dengan ibu jari dan telunjuk tangan
kanan, dikocok isi pipet dengan cara membuat gerakan angka 8
agar tercampur hanya dibagian pipet yang besar.
g. Cairan pada ujung pipet dibuang.
h. Dimasukan hati-hati setetes cairan kedalam kamar hitung dengn
caraditempelkan ujung pipet pada tempat pertemuan antara dasar
kamar hitung dan kaca penutupnya.
i. Butir-butir darah didalam kamar hitung dibiarkan mengendap.
j. Dihitung jumlah butir darah merah dengan teknik tadi.
7. Perhitungan Jumlah BDP
Teknik sama dengan sel darah merah, perbedaanya terdapat
pada macam pipet, larutan pengencer dan ruang hitungnya,
a. Dengan pipet leukosit, darah dihisap sampai tanda 0,5 atau 1,0,
b. Larutan pengisap truk dihisap sampai tanda 11 pada ujung lain
pipet, selanjutnya caranya sama dengan BDM.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan
1.1 Table pengamatan kadar Hb , BDM , BDP
Perlakuan Hb BDM BDP
Akuades
1 10,5 472 144
2 10,1 400 1780
3 10,5 580 1688
4 - - -
5 - - -
Rata C rata 10,37 484 1204
Buas - Buas
1 - - -
2 - - -
3 10,4 402 1304
4 10,5 478 1268
5 10,4 422 1582
Rata C rata 10,43 434 1384,6
Kunyit
1 10,4 248 1262
2 - - -
3 - - -
4 10,3 346 1484
5 - - -
Rata C rata 10,35 297 1373
B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini digunakan ekstrak tanaman yang mana
tanaman yang digunakan adalah tanaman buas-buas. Tanaman buas-buas
(Medinella speciosa L.) merupakan tumbuhan liar di lereng-lereng
gunung atau di hutan-hutan dan kadang dibudidayakan sebagai tanaman
hias. Tumbuh baik pada tanah yang berhumus tinggi dan lembab, pada
ketinggian 800 m sampai 2.300 m di atas permukaan laut.
DAFTAR PUSTAKA
Malole, M.B.M. and Pramono, C.S.U. 1989.Pengantar Hewan-Hewan Percobaan
di Laboratorium. Bogor. Pusat Antara Universitas Bioteknologi IPB.
Kurniati, Ruth Indah . 2013. Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi Etanol Daun Buas
Buas (Premna Cordifolia Linn.) Dengan Metode DPPH (2,2-Difenil-1
Pikrilhidrazil). Skripsi. Universitas Tanjungpura.
Widyastuti, N. 2010. Pengukuran Aktivitas Antioksidan dengan Metode
CUPRAC, DPPH, dan FRAP serta Korelasinya dengan Fenol dan
Flavonoid pada Enam Tanaman. Skripsi. Departemen Kimia FMIPA
Institut Pertanian Bogor.
LAMPIRAN

More Related Content

laporan singkat anfiswan mencit

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI HEWAN ^ Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Buas - Buas Pada Sel Darah Putih Dan Darah Merah Mencit ( Mus Musculus )^ Oleh Kelompok Angel Tri Hartati ( F10721310 ) Eka Jumarti ( F10721310 ) Nopiani Pransiska ( F10721310 ) Ruspandi ( F1072131012 ) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2014
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengawasan Lebih dari 70 persen tanaman obat yang ada di Asia tumbuh di Indonesia, tetapi masih belum banyak dimanfaatkan secara maksimal. Oleh karena itu perlu upaya sungguh-sungguh dengan melibatkan berbagai pihak untuk mengangkat citra tanaman obat Indonesia yang telah lama dikenal agar bisa disejajarkan dengan obat modern, dan dapat memberi nilai ekonomis dan nilai sosial bagi masyarakat Indonesia. Pada umumnya Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat- istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional. Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan , dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkan efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh. Dalam pengamatan darah Mencit kali ini, digunakanlah ekstrak tanaman, yaitu ekstrak daun buas-buas (Premna serratifolia Linn.). ekstrak inilah yang digunakan dalam perlakuan Mencit untuk mengamati jumlah butir darah merah dan butir darah putih yang ada. Selain itu, pada darah Mencit juga dihitung kadar hemoglobinnya dengan menggunakan metode yang telah ditentukan, yaitu metode Sahli.
  • 3. B. Tujuan Tujuan dari praktikum kali ini adalah : 1) Menentukan kadar hemoglobin di dalam darah menurut metode Sahli, 2) Menghitung jumlah butir darah merah (BDM , Eritrosit) per mm3 3) Menghitung jumlah butir darah putih (BDP ,Eriktrosit) per mm3. C. Permasalahan Adapun masalah yang akan di bahas dalam praktikum kali ini adalah diantaranya : 1. Apa pengaruh pemberian ekstraks daun buas buas / bebuas terhadap hemoglobin darah Mencit ? 2. Bagaimana pengaruh pemberian ekstraks daun buas C buas / bebuas terhadap butir darah merah Mencit ? 3. Bagaimana pengaruh pemberian ekstraks daun buas C buas / bebuas terhadap butir darah putih Mencit ?
  • 4. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Tanaman Ekstrak (Daun Buas-Buas) Dan Klasifikasinya Indonesia merupakan salah satu negara mega biodiversity dengan jumlah tanaman obat sekitar 40.000 jenis, namun baru sekitar 2,5% yang telah dieksplorasi dan dimanfaatkan sebagai obat tradisional (Sumarsi dan Slamet, 1992). Adanya kesadaran terhadap mutu dan nilai kesehatan membuat masyarakat semakin memilih penggunaan obat tradisional yang berasal dari tanaman. Hal itu dibuktikan dengan semakin banyaknya penelitian mengenai obat-obat tradisional, produk obat-obatan tradisional dan sistem pengobatan dengan tradisional. Radikal bebas merupakan suatu molekul atau atom yang mempunyai 1 atau lebih elektron tidak berpasangan. Radikal ini dapat berasal dari atom hidrogen, molekul oksigen, atau ion logam transisi. Senyawa radikal bebas sangat reaktif dan selalu berusaha mencari pasangan elektron agar kondisinya stabil ( Widyastuti, 2010 ). Klasifikasi tanaman buas C buas Gambar Divisi Spermatophyta Sub divisi Angiospermae Kelas Dicotyledoneae Ordo Myrtales Familli Melastomatacea Genus Premna Spesies P. foetida
  • 5. Salah satu tanaman yang menarik untuk diteliti adalah daun buas buas (Premna cordifolia Linn.), tanaman ini termasuk dalam family Verbenaceae dan berasal dari Malaysia. Tanaman buas-buas memiliki banyak manfaat yaitu sebagai obat asma, hepatoprotektif dan antitumor (Vadivu et al., 2008). Salah satu tanaman yang banyak ditemukan di pulau Kalimantan adalah tanaman buas-buas (Premna serratifolia). Daun tanaman ini dapat dikonsumsi dan berkhasiat sebagai obat. Daun buas-buas memiliki bau dan rasa yang khas sehingga diduga memiliki kandungan metabolit sekunder yang cukup tinggi. Penelitian Shukri et al. (2011) membuktikan adanya kandungan flavonoid dalam daun buas-buas. B. Deskripsi hewan uji Mencit (Mus Musculus) dan klasifikasinya Mencit hidup di berbagai daerah mulai dari iklim dingin, sedang maupun panas dan dapat hidup dalam kandang atau hidup bebas sebagai hewan liar. Bulu Mencit liar berwarna abu-abu dan warna perut sedikit lebih pucat, mata berwarna hitam dan kulit berpigmen ( Malole dan Promono, 1989). Mencit merupakan hewan yang paling banyak digunakan sebagai hewan model laboratorium dengan kisaran penggunaan antara 40-80%. Mencit banyak digunakan sebagai hewan laboratorium (khususnya digunakan dalam penelitian biologi), karena memiliki keunggulan- keunggulan seperti siklus hidup relatif pendek, jumlah anak per kelahiran banyak, variasi sifat-sifatnya tinggi, mudah ditangani, serta sifat produksi dan karakteristik reproduksinya mirip hewan lain, seperti sapi, kambing, domba, dan babi. Menurut Mencit dapat hidup mencapai umur 1-3 tahun tetapi terdapat perbedaan usia dari berbagai galur terutama berdasarkan kepekaan terhadap lingkungan dan penyakit ( Malole dan Pramono, 1989).
  • 6. Klasifikasi hewan Mencit (Mus Musculus ) Gambar Kerajaan Animalia Fillum Chordata Kelas Mammalia Ordo Rodentia Familli Muridae Upfamilli Murinae Genus Mus Spesies M .musculus BAB III METODELOGI A. Waktu Dan Tempat Praktikum Anatomi Fisiologi Hewan tentang, Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Buas - Buas Pada Sel Darah Putih Dan Darah Merah Mencit ( Mus Musculus ) dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu: 1. Penentuan dosis ekstrak Hari/Tanggal : Sabtu, 19 November 2014 Waktu : 10.00 - selesai Tempat : Labolatorium Pend Biologi FKIP Untan 2. Pemberian larutan uji Hari/Tanggal : 21 November - 26 November 2014 Waktu : 09.30 WIB - selesai Tempat : Laboratorium pend. Biologi FKIP Untan 3. Perhitungan BDM dan BDP Hari/Tanggal : Kamis, 2014 Waktu : 17.00 - selesai Tempat : Labolatorium Pend Biologi FKIP Untan
  • 7. B. Alat Dan Bahan a. Pemberian ekstrak tanaman 1. Alat No Nama alat Jumlah 1 Timbangan 1 2 Kandang Mencit 3 3 Seperangkat alat bedah Secukupnya 4 Bak bedah 1 5 Alat tulis 1 2. Bahan No Nama Bahan Jumlah 1 Mencit 15 ekor 2 Ekstrak buas buas Secukupnya 3 Kapas Secukupnya 4 Tisu Secukupnya 5 Aquades Secukupnya 6 Cotton Bud Secukupnya 7 NaCl Fisiologis Secukupnya b. Kadar hemoglobin dalam darah 1. Alat No Nama alat Jumlah 1 tabung sahli berskala (% atau gr %) 1 2 Pipet Sahli 0,02 ml( 20 mm) dan aspirator 2 3 Alat pengaduk 3 4 Pengukur waktu 1 5 Alat tulis 1
  • 8. 2. Bahan No Nama Bahan Jumlah 1 HCL 0,1 N Secukupnya 2 Aquadestilata Secukupnya 3 Alkohol 70% dan kapas Secukupnya c. BDM dan BDP 1. Alat No Nama alat Jumlah 1 Hemositometer Neubauer atau merek lainnya,yang terdiri atas: I. Kamar hitung dan kaca penutupnya II. Pipet (pengencer) eritrosit,dengan ciri di dalamnya terdapat butiran berwarna merah , dan skala pada pipet tersebut : 0,5 -1,0 -1,1. III. Pipet (pengencer) leukosit,dengan ciri di dalamnya terdapat butiran berwarna putih,dan skala pada pipet ini: 0,5 C 1,0 -1,1 IV. Kedua pipet tersebut dilengkapi dengan aspirator 2 Mikroskop biasa,dengan objektif 10 x dan 45 x; okuler : 10 x 2 3 Alat pengambil darah : lanset / jarum franke Secukupnya 4 hand counter 1 5 Alat tulis 1 2. Bahan No Nama Bahan Jumlah 1 Larutan pengencer dapat dipilih: ? Untuk eritrosit misalnya larutan hayem ? Untuk leukosit aves : modifikasi Rees dan Ecker Secukupnya 2 Alkohol 70% kertas atau kain penyerap yang halus Secukupnya
  • 9. C. Cara Kerja 1. Aklimatisasi a. Mencit sebanyak 15 ekor dimasukkan ke dalam kandang, dengan 3 bagian, dimana disetiap bagian terdapat 5 ruang b. Dimasukkan Mencit satu-persatu di setiap ruang, hingga ruang kelima dimasukkan 2 ekor Mencit jantan c. Diaklimatisasi Mencit tersebut selama \ 7 hari dengan diberi makan pakan Mencit 3x sehari 2. Penenuan Dosis a. 15 ekor Mencit ditimbang berat badannya masing-masing. b. Berdasarkan berat badan tiap-tiap Mencit ditentukan jumlah aquadest, larutan stock ekstrak daun tebu, dan immunostimulant sesuai dosis berikut: 1. Dosis aquadest: 0,5 ml / 200 gr BB 2. Dosis ekstrak daun tebu: 125 mg / kg BB (dalam larutan stock 2 gr ekstrak / 50 ml aquadest). 3. Dosis immunostimulant: 0,5 ml / kg BB c. Penentuan dosis dilakukan pada hari H-1, hari kedua, dan hari keempat dengan perubahan berat badan Mencit. 3. Pembuatan Larutan Stock a. Disiapkan larutan stock yang sudah dibuat b. Di timbang sebanyak 4 gram larutan stock dengan neraca analitis ke dalam gelas arloji c. Disiapkan akuades yang diisi kedalam gelas ukur 500 ml sebanyak 100 ml d. Dipanaskan di waterbath ( penangas air) sampai 80 <C dan didinginkan e. Dicampurkan larutan stock dengan akuades , dibiarkan homogeny f. Dimasukkan larutan stock yang telah homogen ke dalam 2 buah botol bening g. Larutan stock siap digunakan
  • 10. 4. Pemberian Ekstrak tanaman a. Mencit berjumlah 15 ekor dikelompokkan menjadi 3 yaitu 5 ekorkelompok kontrol, 5 ekor kelompok perlakuan dan 5 ekor kelompok kontrol positif b. Mencit diaklimatisasi selama 7 hari. c. Mencit diberi perlakuan selama 10 hari, setiap 3 hari berat Mencit di timbang, Mencit diberi pakan standar. d. Pada hari ke11 darah Mencit diambil dan dilakukan pembedahan dan penimbangan organ hati. e. Parameter yang diukur meliputi kadar Hb, jumlah BDM, BDP dan bobot hati. 5. Perhitungan Kadar Hemoglobin dalam Darah a. Tabung sahli diisi dengan larutan HCl 0,1 N sampai angka 10(garis paling bawah pada tabung). b. Tempat pengambilan darah dibersihkan dengan kapas beralkohol dan dikeringkan. c. Pembuluh darah ditusuk dengan pipet Sahli dan aspiratorinya, darah dihisap sampai batas 0,02 nl secara perlahan. d. Ujung pipet dibersihkan dan segera dimasukan darah kedalam tabung Sahli. Tabung Sahli diletakan antara bagian standar warna dalam alat hemoglobinometer. e. Dibiarkan selama 3 menit sampai terbentuk asam hematin yang berwarna coklat. f. Dengan menggunakan pipet tetes, ditambahkan kedalam tabung setetes demi tetes aquades sambil di aduk, sampai warna sama dengan warna standar. g. Dibaca tinggi permukaan cairan pada tabung Sahli dengan melihat skala jalur gr %, yang berarti banyaknya gemoglobin dalam per 100 ml darah. Jalur skala lainnya pada tabung Sahli , kalau ada yang menunjukan % hemoglobin terhadap nilai hemoglobin normal 15,6 % atau nilai normalnya sudah tertera pada alat hemoglobinometer.
  • 11. 6. Perhitungan Jumlah BDM a. Aspiartor dipasang pada ujung pipet eritrosit. b. Darah pertama yang keluar dihapus dulu, dengan menggunakan pipat pada aspirator, dihisap darah yang keluar berikutnya sampai batas angka 0,5 atau 1,0 pada pipet eritrosit. c. Ujung pipet dibersihkan dengan kapas. d. Dengan cepat dan hati-hati dihisap larutan pengencer hayem sampai tanda 101 yang tertera pada pipet. e. Aspirator dilepaskan dengan hati-hati dari pipetnya dan dijaga agar tidak ada cairan yangkeluar. f. Dengan menutup ujung pipet dengan ibu jari dan telunjuk tangan kanan, dikocok isi pipet dengan cara membuat gerakan angka 8 agar tercampur hanya dibagian pipet yang besar. g. Cairan pada ujung pipet dibuang. h. Dimasukan hati-hati setetes cairan kedalam kamar hitung dengn caraditempelkan ujung pipet pada tempat pertemuan antara dasar kamar hitung dan kaca penutupnya. i. Butir-butir darah didalam kamar hitung dibiarkan mengendap. j. Dihitung jumlah butir darah merah dengan teknik tadi. 7. Perhitungan Jumlah BDP Teknik sama dengan sel darah merah, perbedaanya terdapat pada macam pipet, larutan pengencer dan ruang hitungnya, a. Dengan pipet leukosit, darah dihisap sampai tanda 0,5 atau 1,0, b. Larutan pengisap truk dihisap sampai tanda 11 pada ujung lain pipet, selanjutnya caranya sama dengan BDM.
  • 12. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil pengamatan 1.1 Table pengamatan kadar Hb , BDM , BDP Perlakuan Hb BDM BDP Akuades 1 10,5 472 144 2 10,1 400 1780 3 10,5 580 1688 4 - - - 5 - - - Rata C rata 10,37 484 1204 Buas - Buas 1 - - - 2 - - - 3 10,4 402 1304 4 10,5 478 1268 5 10,4 422 1582 Rata C rata 10,43 434 1384,6 Kunyit 1 10,4 248 1262 2 - - - 3 - - - 4 10,3 346 1484 5 - - - Rata C rata 10,35 297 1373 B. Pembahasan Pada praktikum kali ini digunakan ekstrak tanaman yang mana tanaman yang digunakan adalah tanaman buas-buas. Tanaman buas-buas (Medinella speciosa L.) merupakan tumbuhan liar di lereng-lereng gunung atau di hutan-hutan dan kadang dibudidayakan sebagai tanaman hias. Tumbuh baik pada tanah yang berhumus tinggi dan lembab, pada ketinggian 800 m sampai 2.300 m di atas permukaan laut.
  • 13. DAFTAR PUSTAKA Malole, M.B.M. and Pramono, C.S.U. 1989.Pengantar Hewan-Hewan Percobaan di Laboratorium. Bogor. Pusat Antara Universitas Bioteknologi IPB. Kurniati, Ruth Indah . 2013. Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi Etanol Daun Buas Buas (Premna Cordifolia Linn.) Dengan Metode DPPH (2,2-Difenil-1 Pikrilhidrazil). Skripsi. Universitas Tanjungpura. Widyastuti, N. 2010. Pengukuran Aktivitas Antioksidan dengan Metode CUPRAC, DPPH, dan FRAP serta Korelasinya dengan Fenol dan Flavonoid pada Enam Tanaman. Skripsi. Departemen Kimia FMIPA Institut Pertanian Bogor.