yang besar dengan patriotisme sebelah dan alur intregasi yng terbelah.bagaikan sunyi yang menyeruak ke permukaan.
dunia kerdil yang tlah membesarkan jiwanya yang dulu adalah seuntai mawar yang mekar di lamun airmata.
alunan syahdu hiruk-pikuk zaman menelan aura emas yang kelak menebarkan wangi semerbak.
bagai mutiara di antara lumpur-lumpur hitam pekat yang menelan sinar cahanyanya.
aku, menuai waktu dengan iring-iringan bentuk.
yang menekankan bahwa dirinya adalah mahluk yang tk pernah berhenti bertingkah.
meski terkadang untaian kata tajam nyaris menghentikan lajuku.
airmata ini terasa bisu untuk mewakili kesedihanku,
sebenarnya aku tak pernah bersedih, hanya diriku yang sela
We鈥檝e updated our privacy policy so that we are compliant with changing global privacy regulations and to provide you with insight into the limited ways in which we use your data.
You can read the details below. By accepting, you agree to the updated privacy policy.
