1. centertopAn Organizational Echelon Analysis of the Determinants of Red Tape in Public OrganizationsSebuah analisis eselonering atas faktor-faktor penentu terjadinya pita merah pada organisasi publik Richard M. Walker & Gene A. Brewer Tugas Presentasi Mata Kuliah Konsep dan Teori Ilmu AdministrasiProf. Dr. Azhar Kasim, MPAEngkas SukaesihNPM: 0906589551Fathir Fajar SidiqNPM: 0906589135Program Pascasarjana Universitas IndonesiaProgram Studi Ilmu Administrasi Kekhususan Administrasi dan Kebijakan Publik An Organizational Echelon Analysis of the Determinants of Red Tape in Public Organizations(Sebuah analisis eselonering atas faktor-faktor penentu terjadinya pita merah pada organisasi publik)Richard M. Walker & Gene A. BrewerPendahuluanPeraturan - kaidah, norma, prosedur dan harapan- merupakan topik utama dalam pembahasan sebuah organisasi formal. Melalui aturan, perilaku individu dan interaksi antara individu yang satu dengan yang lain diatur sebagai prasyarat bagi terbentuknya akuntabilitas, kesamaan, dan etika dalam pergaulan. Untuk itulah, aturan merupakan fondasi penting dalam ranah ilmu administrasi publik.Dalam perkembangannya, para ilmuwan sosial memfokuskan perhatiannya pada bad rules ataupun proses di saat pembuatan aturan itu sendiri yang mengalami distorsi, sehingga aturan yang sedianya merupakan alat untuk meningkatkan performansi kinerja, malah kemudian berubah menjadi sebuah alat yang menghambat kemajuan. Salah satu hal yang menyebabkan hal ini terjadi adalah birokrasi yang memiliki kecendrungan untuk menjadikan aturan sebagai tameng dan pembenaran atas tindakan yang dilakukan. Disinilah pita merah menjadi fenomena yang tumbuh subur, khususnya pada organisasi publik.Bozeman dkk secara gamblang memberikan definisi pita merah yakni:burdensome rules and procedures that negatively affect performances. aturan-aturan dan prosedur yang berbelit dan membebani sehingga menimbulkan dampak negatif bagi performa pelayanan Bahkan OECD pada tahun 2001 telah mengasosiasikan pita merah sebagai korupsi dan menurunnya kepercayaan warga negara terhadap pemerintah. Di Amerika Sertikat, gejala pita merah dianggap sebagai sebuah penyakit yang telah merongrong internal organisasi dengan struktur yang kompleks, aturan yang berlebihan, dan penundaan tugas yang tidak semestinya. Untuk itu pada tahun 1990, Bill Clinton telah memulai reformasi dengan mengambil fokus From Red Tape to Results: Creating a Government That Works Better and Cost Less. Tidak hanya di Amerika Serikat, fenomena pita merah pun melanda Inggris di mana penelitian ini dilakukan. Mereka menganggap pita merah merupakan praktik yang harus dihapuskan bagi terciptanya pelayanan publik yang lebih baik. Sehubungan dengan hal tersebut, organisasi publik pun terus didorong untuk melakukan inovasi dan mencari alternatif baru dalam menangani pita merah, khususnya dalam memenuhi tuntutan warga negara selaku masyarakat sebagai customer.Artikel ini membahas variasi persepsi atas praktik pita merah yang terjadi pada tingkatan eselon yang berbeda (hirarki organisasi) dari para pejabat di organisasi publik. Melalui penelitian ini diharapkan akan terlihat secara jelas penyalahgunaan aturan dari yang seharusnya bermanfaat menjadi mudharat, dari upaya peningkatan kinerja menjadi penurunan kinerja. Hal ini pun terjadi dengan cara-cara yang berbeda dan dengan porsi yang berlainan pada setiap tingkatan eselon di organisasi publik. Pita Merah dan Eselonering pada Organisasi PublikPada sebuah organisasi publik, perbedaan persepsi terhadap pita merah masih ditemukan. Sebagian ada yang menganggap sebagai bad tape, sedangkan ada sebagian yang menganggapnya bersifat fungsional, mengingat dalam proses pembuatan aturan banyak pihak yang terlibat, sehingga dalam praktiknya pun akan muncul persepsi dan interpretasi yang berbeda-beda.Eselonering dalam organisasi pada penelitian ini mengandung makna: social positions, hierarchical positions, tiers of bureaucracy, dan echelons. Penelitian ini pun memfokuskan pada tugas-tugas yang dimiliki dari setiap tingkatan eselon, tanggung jawab, dan kewenangan. Secara lebih spesifik, fokus penelitian ini terletak pada top, middle, dan lower tiers of managers.Dalam penelitian ini, ada dua proposisi utama:Pada setiap tingkatan eselon dalam sebuah organisasi, terjadinya kasus pita merah akan menunjukkan hasil yang beragam;
2. Faktor-faktor penentu terjadinya pita merah akan berbeda-beda sesuai dengan tingkatan eselon dalam sebuah organisasi.Sampel PenelitianPenelitian ini mencoba untuk mengetahui sejauh mana terjadinya pita merah pada organisasi publik, yaitu pada pemerintah lokal Inggris. Tiga kelompok utama yang diteliti adalah: corporate officers, chief officers, dan service managers. Sumber Data. Data dikumpulkan melalui survey elektronik (menggunakan Microsoft Excel yang dilampirkan pada email) yang mengeksplorasi responden akan persepsinya terhadap manajemen dan organisasi itu sendiri. Penelitian dilakukan pada tahun 2003 dan 2004, sebanyak 84 corporate echelons, 80 chief officer echelons, dan 74 service manager echelons. Mengukur Pita Merah burdensome rules and procedures that negatively affect performances. aturan-aturan dan prosedur yang berbelit dan membebani sehingga menimbulkan dampak negatif bagi performa pelayanan Setelah membaca definisi di atas, responden diminta untuk menjawab setuju atau tidak setuju atas 5 indikator pita merah yang telah disusun.Tingginya frekuensi terjadinya pita merah dalam pelayanan yang diberikan;
3. Walaupun manajer yang ada memiliki kinerja yang buruk, aturan formal membuatnya sulit bagi dirinya untuk dikeluarkan dari organisasi;
4. Aturan penggajian formal yang ada menyulitkan untuk memberikan gaji yang lebih tinggi bagi manajer dengan kinerja yang baik;
5. Merombak sebuah unit dalam satu organisasi ataupun departemen dapat dilakukan dalam waktu satu atau dua minggu;
6. Aturan-aturan dan prosedur bersifat terbuka dan responsif bagi para stakeholders untuk berinteraksi dengan pelayanan ataupun kewenangan yang diberikan.Faktor-faktor internal penentu terjadinya pita merah Target settingKompleksitas dari target yang telah ditetapkan memerlukan sistem informasi manajemen dan pemantauan data yang lengkap, sehingga memungkinkan bagi meningkatnya pita merah. FormalizationAturan, kebijakan, dan prosedur dalam sebuah organisasi yang tertulis secara resmi.Rational Planning Melibatkan rincian dan detail evaluasi dari perubahan terhadap teknologi dan prosedur (Boyne et al, 2004). Termasuk di dalamnya juga proses konsultasi dengan stakeholders yang merupakan persyaratan secara politis dalam pemerintahan local di Inggris.Logical IncrementalismProses informal yang melibatkan tawar menawar, negosiasi dan perubahan secara bertahap atas sasaran dan tujuan yang diharapkan (Quinn, 1980).Internal political contextFaktor politis yang terus berubah dan penuh ketidakpastian.Faktor-faktor Eksternal penentu terjadinya pita merah Reducing cost dan resource constraintsPemotongan biaya akan memerlukan aturan-aturan baru dikarenakan berkurangnya fleksibilitas dalam tubuh organisasi. Begitu pula dalam pengurangan sumber daya, akan memicu lahirnya aturan-aturan baru yang berakibat pada padatnya jumlah aturan secara kuantitatif.Regulation and direct interventionTingkat terbentuknya regulasi telah berkembang secara substanstial pada tahun-tahun belakangan ini (Ashworth, Boyne, dan Walker 2002), sebagai salah satu aspek yang digunakan dalam pemeriksaan. Pemeriksa merupakan salah satu stakeholder yang berpengaruh terhadap arah dan perkembangan organisasi di masa yang akan datang. Konsekuensi negatifnya adalah keterlibatannya secara langsung di tingkat pemerintah lokal sebagai bagian dari perpanjangan tangan pemerintah pusat.Service need and diversity of service needTingginya tingkat kebutuhan akan pelayanan yang harus diberikan kepada masyarakat dan beragamnya pelayanan tersebut, menjadi salah satu penyebab terjadinya pita merah. Dua faktor dalam mengurangi terjadinya pita merahDevolutionSebuah proses pendelegasian wewenang dalam pembuatan kebijakan, dengan memberdayakan lower level managers, telah menjadi salah satu alternatif dalam upaya mengurangi pita merah dalam pemberian pelayanan publik di Inggris.Developmental cultureCiri khas yang menonjol pada faktor ini adalah budaya wirausaha, inovasi, dan mempertemukan tantangan-tantangan baru dalam organisasi, sehingga diharapkan akan mampu mentransformasi perilaku individu-individu dalam tubuh organisasi untuk terus tertantang terhadap proses kreasi dan inovasi, sekaligus juga keberanian mengambil risiko bagi meningkatnya pelayanan publikSimpulanThe further down the organizational hierarchy one looks, the denser red tape becomes.Semakin rendah hirarki dalam organisasi, pita merah akan semakin berkembang.Variation is seen in the determinants of red tape at each organizational echelon.Faktor-faktor penentu pita merah terlihat beragam sesuai dengan tingkatan eselon dalam organisasi.Dari temuan ini, dalam implikasi praktisnya, khususnya bagi para pembuat kebijakan yang mengemban tugas mengurangi pita merah hendaknya memiliki pemahaman yang cukup terhadap target mana yang akan dilakukan proses reformasi, mengingat dengan tingkat eselon yang berbeda, diperlukan intervensi yang berbeda pula dalam penanganannya.Kutipan:Red tape is the other side of the coin of corruption. Duken Welds Law: Anything worth winning is worth cheating for.(sumber: The Oxford Handbook of Public Policy, Goodin 2006)