際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
1. Siti Kusmainawati (2013070116)
2. Siti Rahmah (2013070070)
Tugas kajian cerita anak..
1. Tentang Kajian sosiologi Sastra
Secara etimologi (asal-usul kata), sosiologi berasal dari
kata sosio dari bahasa yunani sosius yang berarti
bersama-sama, bersatu, kawan, dan teman, yang dalam
perkembangannya berarti masyarakat;dan logos yang
berarti ilmu. Jadi, sosiologi adalah ilmu mengenai
masyarakat yaitu hubungan antara manusia dengan manusia
lainnya yang kemudian membentuk masyarakat.
Tiga aspek yang tidak lepas dari dunia sastra adalah
pengarang, karya sastra, dan pembaca. Dengan melihat aspek
inilah, maka sastra dan sosiologi mempunyai hubungan yang
erat. Keeratan hubungan ini disebabkan oleh:
1. Pengarang sebagai individu yang menciptakan sastra adalah
manusia yang hidup di tengah masyarakat, oleh karena itu
lingkungan masyarakat sebagai tempat pengarang berkarya
tentu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap karya
yang diciptakannya.
2. Apa yang difiksikan (diceritakan) dalam karya sastra itu
adalah kehidupan, yang di dalamnya melibatkan antar tokoh
dalam setting tempat dan waktu tertentu.
3. Pembaca sebagai individu adalah manusia yang hidupnya
bermasyarakat, sehingga penafsiran dan pemaknaanya atas
karya sastra yang dibaca dipengaruhi oleh sistim nilai-nilai
yang berkembang di masyarakat. Tiga hubungan antara
sosiolog dengan sastra ini dapat digambarkan seperti berikut:
Pengarang:
Individu
sebagai
anggota
masyarakat
Karya sastra:
Yang di dalamnya
ada relasi sosial
antar tokoh dengan
lingkungan
masyarakat sebagai
setting
Pembaca:
Individu
sebagai
anggota
masyarakat
Sosiologi: studi tentang
hubungan antar individu
dalam masyarakat
Penjelasan dari gambar di atas memperlihatkan hubungan
yang erat antara sosiologi dengan sastra, yaitu bahwa sosiologi
adalah ilmu yang objek studinya adalah manusia, sedangkan
sastra juga demikian, merupakan hasil ekspresi kehidupan
manusia yang tidak akan lepas dari akar masyarakatnya
(Endraswara, 2013: 78).
Analisis sosiologi ini dilakukan dalam rangka untuk
memahami dan memaknai hubungan yang terjalin dan saling
mempengaruhi anatara karya sastra dengan masyarakat.
Tujuannya agar pemaknaan terhadap karya sastra tidak lepas
dari konteks sosialnya karena karya sastra tercipta dalam
konteks sosial. Dengan demikian, analisis sosiologi terhadap
sastra anak akan memperluas pemahaman anak tentang peran
dan hubungan karya sastra dengan konteks sosialnya.
Dalam hal ini, sebagaimana telah dijelaskan oleh wellek dan
warren (1956) di atas, analisis sosiologi sastra anak mengarah pada
tiga pendekatan;
1. Sosiologi pengarang, inti dari analisis sosioligi
pengarang, sebagai bagian dari masyarakat yang telah menciptakan
karya sastra, sehingga pemahaman terhadap pengarangnya menjadi
kunci utama dalam memahami relasi sosial karya sastra dengan
masyarakat, tempat pengarang bermasyarakat.
Oleh karena analisis sosiologi pengarang menghadirkan
pengarangnya, maka hal yang perlu diperhatikan adalah
keberadaan pengarang tersebut. Penulis yakin untuk karya sastra
anak, misalnya cerpen, pastilah setiap daerah mempunyai
pengarang-pengarang yang karya dan pengrangnnya bisa
dihadirkan atau didatangi untuk analisis dengan model ini,
sehingga tidak ada masalah dalam kaitannya dengan keberadaan
pengarang. Dengan menjadikan karya sastra dan pengarang lokal
sebagai objek kajian dalam analisis sosiologi terhadap karya sastra
anak ini, berarti guru telah menanamkan apresiasi karya sastra yang
2. Sosiologi karya sastra; analisis sosiologi yang kedua ini
berangkat dari karya sastra. Artinya, analisis terhadap aspek
sosial dalam karya sastra dilakukan dalam rangka untuk
memahami dan memaknai hubungannya dengan kedaan sosial
masyarakat di luarnnya.
Dengan kajian sosiologi sastra ini, maka karya sastra,
yang lahir dan tercipta dalam konteks fonomena masyarakat,
benar-benar mendapat pemaknaan yang seharusnya karena
tidak tercerabut dengan konteks sosial yang melahirkannya.
3. Sosiologi pembaca; kajian pada sosiologi pembaca ini
mengarah pada dua hal, yaitu kajian pada sosiologi terhadap
pembaca yang memaknai karya sastra dan kajian pada
pengaruh sosial yang di ciptakan karya sastra.
Kajian sosiologi pembaca ini lebih tepat dilakukan para
guru sebagai usaha untuk melihat horison pembaca dan efek-efek
yang diciptakan karya sastra terhadap siswa-siswanya.
Ketiga kajian sosiologi di atas: pengarang, karya sastra, dan
pembaca menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan kajian
sosiologi sastra, sekalipun ketiganya mempunyai pradigma yang
be
rbeda-beda. Artinya, dalam hubungannya untuk meningkatkan
apresiasi siswa terhadap karya sastra sebagai hal yang
menyenangkan, maka kajian sosiologi di atas bisa dikorelasikan,
sehingga siswa mempunyai kepuasan tersendiri saat memaknai
karya sastra.

More Related Content

Tugas kajian cerita anak..

  • 1. 1. Siti Kusmainawati (2013070116) 2. Siti Rahmah (2013070070)
  • 3. 1. Tentang Kajian sosiologi Sastra Secara etimologi (asal-usul kata), sosiologi berasal dari kata sosio dari bahasa yunani sosius yang berarti bersama-sama, bersatu, kawan, dan teman, yang dalam perkembangannya berarti masyarakat;dan logos yang berarti ilmu. Jadi, sosiologi adalah ilmu mengenai masyarakat yaitu hubungan antara manusia dengan manusia lainnya yang kemudian membentuk masyarakat.
  • 4. Tiga aspek yang tidak lepas dari dunia sastra adalah pengarang, karya sastra, dan pembaca. Dengan melihat aspek inilah, maka sastra dan sosiologi mempunyai hubungan yang erat. Keeratan hubungan ini disebabkan oleh: 1. Pengarang sebagai individu yang menciptakan sastra adalah manusia yang hidup di tengah masyarakat, oleh karena itu lingkungan masyarakat sebagai tempat pengarang berkarya tentu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap karya yang diciptakannya. 2. Apa yang difiksikan (diceritakan) dalam karya sastra itu adalah kehidupan, yang di dalamnya melibatkan antar tokoh dalam setting tempat dan waktu tertentu.
  • 5. 3. Pembaca sebagai individu adalah manusia yang hidupnya bermasyarakat, sehingga penafsiran dan pemaknaanya atas karya sastra yang dibaca dipengaruhi oleh sistim nilai-nilai yang berkembang di masyarakat. Tiga hubungan antara sosiolog dengan sastra ini dapat digambarkan seperti berikut: Pengarang: Individu sebagai anggota masyarakat Karya sastra: Yang di dalamnya ada relasi sosial antar tokoh dengan lingkungan masyarakat sebagai setting Pembaca: Individu sebagai anggota masyarakat Sosiologi: studi tentang hubungan antar individu dalam masyarakat
  • 6. Penjelasan dari gambar di atas memperlihatkan hubungan yang erat antara sosiologi dengan sastra, yaitu bahwa sosiologi adalah ilmu yang objek studinya adalah manusia, sedangkan sastra juga demikian, merupakan hasil ekspresi kehidupan manusia yang tidak akan lepas dari akar masyarakatnya (Endraswara, 2013: 78). Analisis sosiologi ini dilakukan dalam rangka untuk memahami dan memaknai hubungan yang terjalin dan saling mempengaruhi anatara karya sastra dengan masyarakat. Tujuannya agar pemaknaan terhadap karya sastra tidak lepas dari konteks sosialnya karena karya sastra tercipta dalam konteks sosial. Dengan demikian, analisis sosiologi terhadap sastra anak akan memperluas pemahaman anak tentang peran dan hubungan karya sastra dengan konteks sosialnya.
  • 7. Dalam hal ini, sebagaimana telah dijelaskan oleh wellek dan warren (1956) di atas, analisis sosiologi sastra anak mengarah pada tiga pendekatan; 1. Sosiologi pengarang, inti dari analisis sosioligi pengarang, sebagai bagian dari masyarakat yang telah menciptakan karya sastra, sehingga pemahaman terhadap pengarangnya menjadi kunci utama dalam memahami relasi sosial karya sastra dengan masyarakat, tempat pengarang bermasyarakat. Oleh karena analisis sosiologi pengarang menghadirkan pengarangnya, maka hal yang perlu diperhatikan adalah keberadaan pengarang tersebut. Penulis yakin untuk karya sastra anak, misalnya cerpen, pastilah setiap daerah mempunyai pengarang-pengarang yang karya dan pengrangnnya bisa dihadirkan atau didatangi untuk analisis dengan model ini, sehingga tidak ada masalah dalam kaitannya dengan keberadaan pengarang. Dengan menjadikan karya sastra dan pengarang lokal sebagai objek kajian dalam analisis sosiologi terhadap karya sastra anak ini, berarti guru telah menanamkan apresiasi karya sastra yang
  • 8. 2. Sosiologi karya sastra; analisis sosiologi yang kedua ini berangkat dari karya sastra. Artinya, analisis terhadap aspek sosial dalam karya sastra dilakukan dalam rangka untuk memahami dan memaknai hubungannya dengan kedaan sosial masyarakat di luarnnya. Dengan kajian sosiologi sastra ini, maka karya sastra, yang lahir dan tercipta dalam konteks fonomena masyarakat, benar-benar mendapat pemaknaan yang seharusnya karena tidak tercerabut dengan konteks sosial yang melahirkannya. 3. Sosiologi pembaca; kajian pada sosiologi pembaca ini mengarah pada dua hal, yaitu kajian pada sosiologi terhadap pembaca yang memaknai karya sastra dan kajian pada pengaruh sosial yang di ciptakan karya sastra.
  • 9. Kajian sosiologi pembaca ini lebih tepat dilakukan para guru sebagai usaha untuk melihat horison pembaca dan efek-efek yang diciptakan karya sastra terhadap siswa-siswanya. Ketiga kajian sosiologi di atas: pengarang, karya sastra, dan pembaca menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan kajian sosiologi sastra, sekalipun ketiganya mempunyai pradigma yang be rbeda-beda. Artinya, dalam hubungannya untuk meningkatkan apresiasi siswa terhadap karya sastra sebagai hal yang menyenangkan, maka kajian sosiologi di atas bisa dikorelasikan, sehingga siswa mempunyai kepuasan tersendiri saat memaknai karya sastra.